Dokumen tersebut membahas tentang penyakit selesma dan influenza yang merupakan infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh beberapa jenis virus. Selesma umumnya disebabkan oleh rhinovirus yang menginfeksi hidung, tenggorokan, dan sinus, sedangkan influenza disebabkan oleh virus influenza yang menyerang sel selaput lendir. Kedua penyakit tersebut menular melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan menimbulkan gejala seperti bat
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
INFEKSI ASAL UDARA
1. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
INFEKSI
ASAL - UDARA
OLEH KELOMPOK 1
RAMADHANI FAJAR PERDANA
YUSTRI FAHRIZAL
IRCHAMNIL LUTFI
NIA HARDIANTI
SRI WAHYUNI
MASUK
4. CARA PEMINDAH SEBARAN
KHUSUS
Cara Pemindah
sebaran Khusus
Pengendalian
penyakit Asal
Udara
Difteri
Pemindah sebaran penyakit asal udara bisa
berlangsung sebagai berikut :
• Ketika seseorang batuk , bersin atau
meludah makan terhembuskan percikan air
baik besar maupun kecil
• Percikan air tersebut mengandung
organisme yang menyebabkan penyakit
• Titik air tersebut kemudian menguap
menjadi inti titik air yang dapat membawa
bibit penyakit dan dapat terhisap langsung.
5. PENGENDALIAN PENYAKIT
ASAL UDARA
Cara Pemindah
sebaran Khusus
Pengendalian
penyakit Asal
Udara
Difteri
Ada beberapa cara untuk mengendalikan
penyakit asal udara ini, diantaranya sebagai
berikut :
Mengurangi hubungan antar penderita
pembawa penyakit (penular) dan orang
orang yang rentan
Mempertinggi resistensi orang terhadap
infeksi misalnya dengan melakukan
imunisasi dan vaksinasi
Memberikan ventilasi yang cukup baik
disekolah, dikampus, kantor , rumah sakit,
rumah dan fasilitas umum seperti bus.
Gambar
8. DIFTERI
DIFTERI
Cara Pemindah
sebaran Khusus
Pengendalian
penyakit Asal
Udara
PATOGENITAS
EPIDEMIOLOGI
Kemampuan menghasilkan
toksin ikut
menentukan
keganasan
organisme.
Toksigenitas
tergantung
pada
adanya
bakteriofage
tenang
dan
spesifik
yang
membawa gen tox + pada galur galur bakteri
lisogenik tertentu. Galur-galur bakteri yang
nonlisogenik selalu bersifat nontoksigenik dan
itu karena tidak mampu menyebabkan difteri
pada inang – inang alamiahnya. Namun galur –
galur avirulen
semacam itu dapat dibuat
menjadi galur penghasil toksin.
Difteri
DIAGNOSIS LABORATORIS
PENCEGAHAN
10. DIFTERI
DIFTERI
PATOGENITAS
EPIDEMIOLOGI
Cara Pemindah
sebaran Khusus
Pengendalian
penyakit Asal
Udara
Dilakukan
dengan
cara
mengisolasi
Corynebacterium diphtheriae dari tempat yang
terserang
dan
mempertunjukkan
kemampuannya
menghasilkan
toksin.
Spesimen diinokulasikan pada agar miring
serum terkoagulasi, cawan agar darah, dan
cawan agar telurit.
Toksigenitas isolat isolat tersebut dapat diuji
dengan menyuntikkan suspensi organisme
tersebut dibawah kulit.
Difteri
DIAGNOSIS LABORATORIS
PENCEGAHAN
11. DIFTERI
DIFTERI
Cara Pemindah
sebaran Khusus
Pengendalian
penyakit Asal
Udara
PATOGENITAS
EPIDEMIOLOGI
Pencegahan penyakit difteri yang penting ialah:
1. Uji Shick untuk mendeteksi kerentanan
terhadap penyakit tersebut
2. Penggunaan toksoid difteri sebagai vaksin
3. Penggunaan antitoksin untuk terapi
Difteri
DIAGNOSIS LABORATORIS
PENCEGAHAN
13. Faringitis streptokokus
Faringitis streptokokus atau sakit tenggorokan akibat Streptokokus adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebut “Streptokokus grup A”. Sakit
tenggorokan akibat Streptokokus mempengaruhi tenggorokan dan tonsil.
Gejala yang sering ditemukan antara lain demam, nyeri tenggorokan (disebut juga
sakit tenggorokan), dan kelenjar (disebut kelenjar getah bening) yang membengkak
di leher.
14. Gejala dan Tanda
•
•
•
•
•
•
Dapat pula ditemukan gejala lain seperti:
Nyeri kepala (sakit kepala)
Muntah-muntah atau ingin muntah (mual)
Nyeri perut
Nyeri otot
Ruam (bintik kecil-kecil kemerahan) pada tubuh
atau dalam mulut atau tenggorokan. Ini adalah
tanda yang tidak sering ditemukan namun
spesifik.
15. Sebuah kasus sakit tenggorokan akibat
Streptokokus. Perhatikan amandel yang besar
dengan nanah berwarna putih.
A case of strep throat. Perhatikan bintik-bintik
kecil berwarna merah. Ruam ini tidak sering
ditemukan namun merupakan tanda yang
spesifik
Sebuah kasus sakit tenggorokan akibat
Streptokokus pada seorang anak berusia 8
tahun. Perhatikan amandel yang besar di
bagian belakang tenggorokan, tertutup oleh
nanah berwarna putih.
16. Penyebab
Sakit tenggorokan akibat Streptokokus
disebabkan oleh suatu tipe bakteri yang
disebut Streptokokus beta-hemolitikus grup A
(SGA).Bakteri atau virus lain juga dapat
menyebabkan nyeri tenggorokan. Seseorang
menderita sakit tenggorokan akibat
Streptokokus melalui kontak langsung dan
erat dengan seorang yang sakit.
17. Diagnosis
Suatu daftar cek yang disebut Modifikasi Skor Centor membantu dokter memutuskan
bagaimana menangani seseorang dengan nyeri tenggorokan. Skor Centor memiliki lima
penilaian atau pengamatan klinis. Ini menunjukkan seberapa mungkin seseorang
mengalami sakit tenggorokan akibat Streptokokus.
Satu poin diberikan untuk setiap kriteria ini:
1. Tidak ada batuk
2. Kelenjar getah bening membengkak atau kelenjar getah bening yang nyeri bila
disentuh
3. Suhu tubuh lebih dari 38°C (100,4°F)
4. Pus (nanah) atau pembengkakan tonsil (amandel)
5. Usia kurang dari 15 tahun (dikurangi satu poin apabila orang tersebut berusia lebih
dari 44 tahun)
18. Modifikasi Skor Centor
Nilai
Kemungkinan Strep
Pengobatan
1 atau kurang
<10%
Tidak diperlukan
antibiotik atau kultur
2
11–17%
3
28–35%
4 atau 5
52%
Antibiotik berdasarkan
kultur atau RADT
Antibiotik tanpa
melakukan kultur
19. Pemeriksaan laboratorium
• Suatu pemeriksaan yang disebut kultur
tenggorokan adalah cara terbaik untuk
mengetahui apakah seseorang mengalami
sakit tenggorokan akibat Streptokokus.
Pemeriksaan ini memiliki ketepatan 90 sampai
95 persen. Terdapat pemeriksaan lain yang
disebut uji strep cepat (rapid strep test),
disebut juga RADT.
21. Pengobatan
• Obat nyeri
Biasanya ini mencakupOAINS atau parasetamol
yang juga dikenal sebagai asetaminofen
• Obat antibiotik
Penisilin V dan Amoksisilin
Antibiotik menurunkan rata-rata lama gejala.
Rata-rata lama gejala adalah tiga hingga lima hari.
26. INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN
INFLUENZA
Selesma merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
beberapa jenis virus, antara lain: rhinovirus (paling banyak),
virus parainfluenza, coronavirus, dan adenovirus. Karena
banyaknya virus yang dapat menyebabkan penyakit ini dan
sifat virus-virus tersebut yang bisa berkembang / bermutasi,
maka tubuh tidak menimbulkan efek resisten terhadap virusvirus tersebut. Hal inilah yang menyebabkan penyakit selesma
sering terjadi berulang kali pada seseorang.
Ciri yang menonjol dari penyakit ini adalah infeksi
peradangan pada hidung, tenggorokan, sinus, trakea, dan
bronki.
27. INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN
INFLUENZA
Di dapat lewat saluran pernapasan. Menyerang Sel yang melapisi
saluran hidung dan faring, karena merupakan tempat
perkembangbiakan virus secara aktif.
Perkembangbiakan (replikasi) terjadi setelah 24 jam penularan. Ciri
yang menonjol dari penyakit ini adalah infeksi peradangan pada
hidung, tenggorokan, sinus, trakea, dan bronki. Masa inkubasinya
adalah 12 ampai 27 jam, penyakit ini dapat sembuh sendiri dan
berlangsung 2 sampai 7 hari
Selama fase akut selesma, dihasilkan sekresi hidung dalam jumlah
banyak. Ditandai dengan tersumbatnya saluran pernapasan, tidak
enak badan, kepala terasa pening dan berdenyut-denyut, bersinbersin, ingus yang cair meleleh keluar dari hidung, temperatur
tubuh naik atau demam ringan , mata merah dan terasa sakit, sakit
tenggorokan sehingga sulit menelan, suara serak dan batuk-batuk.
28. INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
INFLUENZA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN
Penyakit selesma mudah didiagnosis dari gejala2 klinis. Rhinovirus
dapat di isolasi dari spesimen klinis dengan cara
menginokulasikannya pada kultur sel diploid janin manusia dan
mengamati adanya efek sitopatik.
29. INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN
INFLUENZA
Selesma merupakan penyakit lazim yang menyerang manusia .
Manusiaadalah inang alamiah rhinovirus, dan menyerang
manusia biasa pada saat pergantian musim.
Patofisiologi terjadinya penyakit selesma dapat diuraikan
sebagai berikut : virus melekat pada sel inang dan melakukan
penetrasi asam nukleat ke dalam tubuh inang, terjadi replikasi
genom virus dan sintesis asam amino atau protein pembentuk
tubuh virus penyusunan dan pengepakkan virus baru
pelepasan dari sel inang, mengakibatkan sel inang lisis dan
timbul peradangan.
30. INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN
INFLUENZA
Tidak ada obat untuk penyakit selesma. Penyakit ini merupakan
self-limited illness, yang akan sembuh sendiri, dapat ditangani oleh
sistem kekebalan tubuh. Penderita penyakit selesma disarankan
untuk banyak istirahat dan banyak minum untuk mencegah
dehidrasi. Hal-hal lain yang dapat meningkatkan sistem kekebalan
tubuh, seperti konsumsi vitamin dan makan makanan yang bergizi,
juga perlu dilakukan untuk mempercepat penyembuhan. Obat-obat
warung (OTC) yang dapat digunakan antara lain tablet lozenges
untuk meredakan nyeri tenggorokan, kombinasi dekongestan
(misal. Pseudoefedrin, efedrin, fenilpropanolamin) dengan
antihistamin (klorfeniramin, difenhidramin) untuk mengurangi
hidung tersumbat. Asetaminofen atau ibuprofen (analgesikantipiretik) dapat digunakan jika timbul gejala demam, sakit kepala,
atau pegal-pegal. obat-obat tersebut hanya dapat mengurangi
gejala, tidak dapat mencegah atau mengobati penyakit.
32. INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN
INFLUENZA
yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili
Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggas dan
mamalia. Virus influenza A, B, dan C sangat serupa pada struktur
keseluruhannya. Partikel virus ini berdiameter 80-120 nanometer
dan biasanya kurang-lebih berbentuk seperti bola, Hemagglutinin
(HA) dan neuraminidase (NA) merupakan dua flikoprotein besar
yang berada di luar partikel virus. Umumnya menyerang saluran
pernapasan bagian atas. Gejala yang paling umum dari penyakit ini
adalah menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala
berat, batuk, sakit pada oto-otot secara umum.
Dikenal 3 tipe antigenik virus influenza, yaitu tipe A, tipe B dan tipe
C. Di mana A paling patogenic (membahayakan) karena
menginfeksi burung, unggas, dan manusia. Sedangkan tipe B dan C
hanya manusia saja.
33. INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN
INFLUENZA
virus influenza dapat bertahan di luar tubuh, virus ini juga dapat
ditularkan lewat permukaan yang terkontaminasi seperti lembaran
uang, gagang pintu, saklar lampu, dan benda-benda rumah tangga
lainnya. Lamanya waktu virus dapat bertahan pada suatu permukaan
beragam, virus dapat bertahan selama satu atau dua hari pada
permukaan yang keras dan tidak berpori seperti plastik atau metal,
selama kurang lebih lima belas menit pada kertas tissue kering, dan
hanya lima menit pada kulit. Namun, apabila virus terdapat dalam
mukus/lendir, lendir tersebut dapat melindungi virus sehingga
bertahan dalam waktu yang lama (sampai 17 hari pada uang kertas)
34. INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN
INFLUENZA
influenza dapat disebarkan dalam tiga cara utama: melalui penularan
langsung (saat orang yang terinfeksi bersin, terdapat lendir hidung
yang masuk secara langsung pada mata, hidung, dan mulut dari orang
lain); melalui udara (saat seseorang menghirup aerosol (butiran cairan
kecil dalam udara) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk,
bersin, atau meludah), dan melalui penularan tangan-ke-mata,
tangan-ke-hidung, atau tangan-ke-mulut.
Protein hemagglutinin virus bertanggung jawab baik dalam
menentukan spesies mana yang dapat diinfeksi oleh suatu galur virus
maupun lokasi saluran pernapasan mana yang dapat berikatan
dengan suatu galur virus influenza. Galur yang dapat ditularkan
dengan mudah dari manusia-ke-manusia memiliki protein
hemagglutinin yang berikatan dengan reseptor pada saluran
pernapasan bagian atas, seperti pada hidung, tenggorok, dan mulut.
35. INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN
INFLUENZA
Diagnosis hampir selalu didasarkan pada sindrom klinis.
Diagnosis dilakukan melalui isolasi virus dari pencucian
tenggorokan atau dahak dan mempertunjukkan naiknya titer
antibodi selamapenyembuhan.
Titer antibodi serum ditentukan dengan penghambatan
hemaglutinasi, netralisasi infektivitas virus, atau uji fiksasi
komplemen. Titer dapat meningkat 8 sampai 9 hari setelah
terjadinya penyakit.
36. INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN
INFLUENZA
Epidemi influensa terjadi dalam siklus. Galur virus tipe A biasanya
mengikuti siklus 2 tahun sampai siklus 3 tahun, tipe B mempunyai
siklus 4 sampai 6 tahun. Tipe C jarang menimbulkan epidemi.
Epidemi influensa biasanya terjadi pada musim dingin, dari akhir
musim gugur sampai awal musim semi. perubahan musiman pada
tingkat infeksi juga terjadi pada wilayah tropis, dan pada beberapa
negara puncak infeksi terlihat terutama pada musim hujan.
Influensa ada 3 tipe: tipe A, tipe B dan tipe C. Di mana A paling
patogenic (membahayakan) karena menginfeksi burung,
unggas, dan manusia. Sedangkan tipe B dan C hanya manusia
saja.
37. INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN
INFLUENZA
Vaksinasi terhadap influenza dengan vaksin influenza sering
direkomendasikan pada kelompok risiko tinggi, seperti anak-anak
dan lansia, atau pada penderita asma, diabetes, penyakit jantung,
atau orang-orang yang mengalami gangguan imun.
Vaksin juga telah dikembangkan untuk melindungi ternak unggas
dari flu burung. Vaksin ini dapat efektif terhadap beberapa galur dan
dipergunakan baik sebagai strategi preventif, sebagai usaha untuk
melenyapkan wabah.
39. INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
BAKTERI
TUBERKULOSIS
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
PENYAKIT PASUKAN
TUBERKULOSIS
Tuberkulosis adalah penyakit menular pada manusia yang bersifat kronis
dan lama penderitaannya.
• Dapat merusak jaringan tubuh manapun
• Paru paru adalah organ yang paling umum terinfeksi
• Gejalanya adalah peradangan selaput paru paru dan rasa sakit yang
samar-samar dan disertai dengan batuk , demam disiang hari, dan
merasa lelah, serta turunnya berat badan.
• Organisme penyebab tbc pada manusia adalah Mycobacterium
tuberculosis
• Tuberculosis dapat dicegah dengan memperbaiki cara hidup dan
kesehatan umum
• Vaksin untuk imunisasi terhadap tuberculosis yang disebut dengan
BCG (Basillus Calmette dan Guerin)
Berikut morfologi dan ciri ciri pembeda beberapa bakteri patogen asal
udara
44. INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
BAKTERI
TUBERKULOSIS
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
PENYAKIT PASUKAN
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
Walaupun Pneumonia lobar atau cuping ( penyumbatan pada cuping paruparu) dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, 95%
disebabkan oleo Stertococcus pneumoniae.
• Pneumokokus dapat dibagi menjadi lebih dari 80 tipe serologis
berdasarkan perbedaan antigenik pada kapsul polisakaridanya.
• Pada diagnosis laboratoris dapat dilakukan dengan langsung terhdapa
dahak atau bakteri yang dibiakkan untuk meberikan identifikasi
pneomokokus dengan pasti,
• Pengobatan paling efektif untuk pneomokokus ialah dengan penisilin,
karena pneumokokus belum membentuk resistensi terhadap
antibiotik ini.
Gambar
46. INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
BAKTERI
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
TUBERKULOSIS
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
PENYAKIT PASUKAN
Meningitis meningokokus adalah infeksi bakterial akut yang disebabkan
oleh Neisseria meningtidis
• Pada manusia menjalar keselaput otak lewat darah dan nasoparing.
• Penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian dalam waktu 6-12 jam
• Ciri –cirinya ialah, timbulnya luka luka patogenik pada kulit, tulang dan
kelenjara adrenalin yang diduga karena endotoksin.
• Penisilin juga dianggap paling efektif untuk pengobatan penyakit ini
hingga sekarang
Gambar
48. INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
BAKTERI
PENYAKIT PASUKAN
TUBERKULOSIS
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
PENYAKIT PASUKAN
Penyakit pasukan merupakan penyakit pernafasan parah yang terjadi
selama berlangsungnya rapat pasukan Amerika serikat di Philadephia
pada musim panas (1976)
• Penyakit pasukan memilki sindrom khas pneumonia
• Gejalanya mulai tampak 2-10 hari setelah terkena bakteri yang
bersangkutan yang meliputi rasa lesu, sakit kepala, otot, dada dan
perut., demam menggigil, batuk kering, kebingungan, dan
terganggunya fungsi ginjal.
• Bakteri penyebab penyakit pasukan ini disbut dengan Legionella
pneumophila.
Gambar
51. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
CACAR AIR
GONDONG
CAMPAK
( RUBELOA )
POLIOMIETIS
52. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
53. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
Penyebab
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
virus Variola major atau Variola minor.
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
54. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Situs masuknya ialah saluran pernapasan bagian
atas. Menyebar ke kelenjar getah bening dengan
demam. Viremia menyebarkan virus ke seluruh
bagian tubuh. Cacar timbul beberapa hari
kemudian. Masa inkubasi 12 – 16 hari . Toksisitas
biasanya merupakan penyebab kematian .
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
55. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Diagnosis ditetapkan berdasarkan gejala klinis.
Diagnosis positif membutuhkan prosedur
laboratoris. Inokulasi embrio ayam dengan kerikan
dari luka cacar. Pertumbuhan virus terlihat 2 – 3
hari oleh adanya kerusakan pada membran
korioalantoik. Dapat pula dilakukan pengamatan
dengan mikroskop elektron terhadap bahan dari
gelembung nanah atau kerak
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
56. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Penyebaran dengan kontak langsung de ngan luka
cacar dari penderita. Sangat menular. Dunia bebas
dari penyakit ini sejak tahun 1979 . Vaksinasi dengan
virus vaksinia memberikan kekebalan jangka
panjang.
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
57. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
58. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
59. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
Penyebab
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
virus varicella-zoster.
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
60. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Di dapat lewat saluran pernafasan. Virus ini
berkembangbiak didalam saluran pernafasan dan
kelenjar geta bening regioanal. Dilepaskan kedalam
darah dan disebarkan keseluruh tubuh. Demam, lesu
dan pusing mendahului timbulnya ruam kulit dan
akhirnya gelembung. Masa inkubasi 14 – 16 hari.
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
61. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Kriteria klinis biasanya cukup untuk menentukan
diagnosis, terutama dengan mengetahui sejarah
terkenainya. Mikroskop elektron dapat diandalkan
untuk mengamati virus penyebabnya dan
menentukan diagnosisnya dengan cepat.
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
62. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari
12 bulan. Imunisasi ini dianjurkan bagi orang di atas usia
12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan.Penyakit ini
erat kaitannya dengan kekebalan tubuh.
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
63. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
64. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
65. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
virus rubeola, suatu paramyxo-virus
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
66. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyakit sangat menular, parah , akut menyebar
melalui sekresi pernafasan. Virus membiak di saluran
pernafasan bagian atas dan konjuktiva ( selaput
lendir mata ) pada awal penyakit. Diikuti viremia.
Demam tinggi ( dapat jadi sawan ) , mata sakit oleh
sinar, konjuktivitas, batuk dan ruam di seluruh
badan. Bercak koplik ( bercak putih ) pada selaput
lendir mulut dan tenggorokan.
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
67. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Diagnosis hampir selalu didasarkan pada sindrom
klinis. Infeksi diperkuat oleh terisolasinya virus
dari kultur jaringan atau naiknya titer antibodi
campak. Juga adanya sel raksasa hidung
disebabkab oleh penyatuan sel sel terinfeksi oleh
virus
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
68. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anakanak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan
gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles,
rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9
bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 1215 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal
10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh
meningkat.
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
69. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
70. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
71. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Virus Rubella
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
72. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyakit agak ringan, menyebar melalui sekresi
perafasan. Replikasi virus mula-mula di dalam
mukosa saluran pernafasan bagian atas kelenjar
getah bening Servikal. Diikuti dengan penyebaran
lewat darah ke seluruh tubuh dengan demam
ringan dan ruam tak tetap
Inkubasi kira-kira 18 hari. Penyakit hilang dalam 3-4
hari. Bila menderita pada saat hamil muda,
mengakibatkan infeksi umum yang paraah bagi
janin, dapat menyebabkan kematian.
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
73. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Diagnosis klini sukar pada kasus sewaktu waktu.
Diagnosis ditentukan dengan diisolasiny virus
penyebabnya atau uji serologis terhadap antibodi
rubella.
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
74. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Imunisasi MMR pada usia 12 bulan dan 4 tahun.
Vaksin rubella merupakan bagian dari imunisasi rutin
pada masa kanak=-kanak. Vaksin MMR diberikan
pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada
usia 4-6 tahun.
Wanita usia subur bisa menjalani pemeriksaan
serologi untuk rubella. Jika tidak memiliki antibodi,
diberikan imunisasi dan baru boleh hamil 3 bulan
setelah penyuntikan. Vaksinasi sebaiknya tidak
diberikan ketika ibu sedang hamil atau kepada orang
yang mengalami gangguan sistem kekebalan akibat
kanker, terapi kortikosteroid maupun terapi
penyinaran.
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
75. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
GEJALA :
•Pembengkakan pada kelenjar
getah bening.
•Demam diatas 38 derajat
Celsius.
•Mata terasa nyeri.
•Muncul bintik-bintik merah di
seluruh tubuh.
•Kulit kering.
•Sakit pada persendian.
•Sakit kepala.
•Hilang nafsu makan.
•Wajah pucat dan lemas
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
76. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
77. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
virus Paramyxovirus
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
78. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Infeksi pada kelenjar parotid dengan peradangan,
pembengkakan jelas di belakang telinga, sukar
menelan. Kelenjar ludah, buah pelir, indung telur,
kelenjar ludah perut dan kelenjar lain mungkin
terkena. Replikasi virus di epitelium saluran
pernafasan bagian atas dapat menyebabkan viremia.
Kebanyakan komplikasi yang dikhawatirkan pada
laki-laki adalah orkitis ( infeksi buah pelir ), disertai
rasa sakit dan pembengkakan. Masa inkubasi 18 –
21 hari
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
79. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambaran klinis seringkali menjadi dasar
diagnosis. Dapat diperkuat dengan inokulasi
ludah atau fluida tulang punggung pada embrio
anak atau kultur jaringan. Diagnosis cepat dapat
dilakukan dengan pengamatan spesimen klinis
dengan mikroskop elekktron.
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
80. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Digunakan vaksin virus gondong hidup yang sudah
dilemahkan, memberikan kekebalan seumur hidup.
Dianjurkan imunisasi MMR (Measles Mumps
Rubella)rutin untuk anak- anak.
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
81. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
82. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
83. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
Penyebab
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Virus Poliovirus
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
84. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Kebanyakan gejala akut yang khas diakibatkan karena
terserangnya baik selaput otak maupun saraf
penggerak an disumsum tulang belakang serta otak ,
menyebabkan kelumpuhan permanen.
Macam – Macam Polio :
1. Polio non-paralisis
2. Polio paralisis spinal
3. Polio bulbar
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
85. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
1. Polio non-paralisis
Penyebab
Patogenisitas
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah,
sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot
pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika
disentuh.
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
Back
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
86. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
2. Polio paralisis spinal
Penyebab
Patogenisitas
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang,
menghancurkan sel tanduk anterior yang
mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan
otot tungkai.
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
Back
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
87. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
3. Polio bulbar
Penyebab
Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan
alami sehingga batang otak ikut terserang.
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
Back
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
88. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Diagnosis laboratoris didasarkan pada
terisolasinya virus dari ulasan leher, tinja dan
fluida tulang belakang ; atau adanya
penambahan antibodi penawar terhadap salah
satu dari ketiga serotipe selama
peenyembuhan.
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
89. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Mekanisme pemindah sebaran terpenting adalah
rute pernafasan. Tetapi juga tinja – mulut. Teredia
vaksin yang efekttif; virus yang dimatikan dengan
formalin dari setiap serotipe seperti dikembangkan
oleh Salk; virus hidup yang dilemahkan seperti yang
dikenbangkan oleh Sabin dan lain lain. Vaksin Sabin
sebagian besar telah menggantikan vaksin Salk.
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
90. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR
CACAR AIR
CAMPAK
( RUBELOA )
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )
GONDONG
POLIOMIETIS
94. Mikosis
sistemik
MONILIASIS
Kriptokokosis
Ciri – ciri Organisme
Moniliasis
Candida albicans
Organisme penyebab :
Candida albicans
Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis
Sporotikosis
Ciri – ciri Organisme :
• Sel
sel
nya
menyerupai khamir
dengan pseudohifa
• Menghasilkan
klamidospora besar
• Berdinding
tebal,
bulat, licin
• Tumbuh pada media
biakan biasa.
Next
96. Mikosis
sistemik
BLASTOMIKOSIS AMERIKA
UTARA
Kriptokokosis
Ciri – ciri Organisme
Moniliasis
Blastomyces dermatitidis
Organisme Penyebab :
Blastomyces dermatitidis
Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis
Sporotikosis
Ciri – ciri Organisme :
• Sel
sel
bundar
dengan
kuncup
tunggal
• Suhu pertumbuhan
optimum 37˚ C
• Dalam biakan tua
muncul
Klamidospora
interkalar
dan
terminal
Next
98. Mikosis
sistemik
BLASTOMIKOSIS
AMERIKA SELATAN
Kriptokokosis
Ciri- ciri Organisme
Moniliasis
Blastomyces brasiliensis
Organisme penyebab :
Blastomyces brasiliensis
Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis
Sporotikosis
Ciri – ciri Infeksi :
• Sel
selnya
menyerupai khamir
• Ukurannya berkisar
dari
6-30
μm
didalam eksudat
• Sel sel hidup banyak
menghasilkan
kuncup
• Koloni licin seperti
lilin.
• Penginkubasian pada
suhu 37˚ C
Next
99. Mikosis
sistemik
BLASTOMIKOSIS
AMERIKA SELATAN
Kriptokokosis
Ciri – Ciri Infeksi
Moniliasis
• Secara klinis mirip
dengan blastomikosisi
amerika utara dan
juga
menyerupai
koksidioidomikosis
• Paling sering terjadi
dibrazilia
• Luka patogenuk paling
umum
dijumpai
dimulut dan saluran
gastroointestin
dan
pada kelenjar getah
bening leher.
Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis
Sporotikosis
Penyakit Blastomikosis
100. Mikosis
sistemik
HISTOPLASMOLISIS
Kriptokokosis
Ciri – ciri organisme
Moniliasis
Histoplasma capsulatum
Organisme penyebab :
Histoplasma capsulatum
Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis
Sporotikosis
Ciri – ciri organisme :
• Sel sel kecil, lonjong,
• Dijumpai intraselular
didalam jaringan
• Sel
berkuncup
tunggal
• Muncul hifa septat,
halus dan bercabang
pada suhu kamar
Next
102. Mikosis
sistemik
KOKSIDIOIDMIKOSIS
Kriptokokosis
Ciri – ciri Organisme
Moniliasis
Coccidiodes immitis
Organisme penyebab :
Coccidiodes immitis
Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis
Sporotikosis
Ciri – ciri organisme :
• Organisme
ini
tumbuh
sebagai
koloni
kapang
berwarna
putihkekuning kuningan
• Sporulasi
dengan
pembentukan
astrospora
• Organisme
bersel
tunggal,
berdinding
tebal, berbentuk bola.
Next