SlideShare a Scribd company logo
1 of 106
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

INFEKSI
ASAL - UDARA
OLEH KELOMPOK 1
RAMADHANI FAJAR PERDANA
YUSTRI FAHRIZAL
IRCHAMNIL LUTFI
NIA HARDIANTI
SRI WAHYUNI

MASUK
POKOK BAHASAN

DIFTERI

INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
BAKTERI

STREPTOKOKAL

INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
VIRUS

SELESMA DAN
INFLUENZA

MIKOSIS
SITEMIK

END
DIFTERI
MASUK
CARA PEMINDAH SEBARAN
KHUSUS

Cara Pemindah
sebaran Khusus

Pengendalian
penyakit Asal
Udara

Difteri

Pemindah sebaran penyakit asal udara bisa
berlangsung sebagai berikut :
• Ketika seseorang batuk , bersin atau
meludah makan terhembuskan percikan air
baik besar maupun kecil
• Percikan air tersebut mengandung
organisme yang menyebabkan penyakit
• Titik air tersebut kemudian menguap
menjadi inti titik air yang dapat membawa
bibit penyakit dan dapat terhisap langsung.
PENGENDALIAN PENYAKIT
ASAL UDARA

Cara Pemindah
sebaran Khusus

Pengendalian
penyakit Asal
Udara

Difteri

Ada beberapa cara untuk mengendalikan
penyakit asal udara ini, diantaranya sebagai
berikut :
 Mengurangi hubungan antar penderita
pembawa penyakit (penular) dan orang
orang yang rentan
 Mempertinggi resistensi orang terhadap
infeksi misalnya dengan melakukan
imunisasi dan vaksinasi
 Memberikan ventilasi yang cukup baik
disekolah, dikampus, kantor , rumah sakit,
rumah dan fasilitas umum seperti bus.

Gambar
PENGENDALIAN PENYAKIT
ASAL UDARA

Cara Pemindah
sebaran Khusus

Pengendalian
penyakit Asal
Udara

Difteri
DIFTERI
DIFTERI
Cara Pemindah
sebaran Khusus

PATOGENITAS

EPIDEMIOLOGI

Penyakit pada saluran pernafasan atas yang
disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheriae

Pengendalian
penyakit Asal
Udara

Difteri
DIAGNOSIS LABORATORIS

PENCEGAHAN
DIFTERI
DIFTERI
Cara Pemindah
sebaran Khusus

Pengendalian
penyakit Asal
Udara

PATOGENITAS

EPIDEMIOLOGI

Kemampuan menghasilkan
toksin ikut
menentukan
keganasan
organisme.
Toksigenitas
tergantung
pada
adanya
bakteriofage
tenang
dan
spesifik
yang
membawa gen tox + pada galur galur bakteri
lisogenik tertentu. Galur-galur bakteri yang
nonlisogenik selalu bersifat nontoksigenik dan
itu karena tidak mampu menyebabkan difteri
pada inang – inang alamiahnya. Namun galur –
galur avirulen
semacam itu dapat dibuat
menjadi galur penghasil toksin.

Difteri
DIAGNOSIS LABORATORIS

PENCEGAHAN
DIFTERI
DIFTERI
Cara Pemindah
sebaran Khusus

PATOGENITAS

EPIDEMIOLOGI

Difteri terdapat diseluruh dunia dan secara
khas menyerang dalam bentuk epidemi.
Penyakit difteri di Amerika Serikat.

Pengendalian
penyakit Asal
Udara

Difteri
DIAGNOSIS LABORATORIS

PENCEGAHAN
DIFTERI
DIFTERI

PATOGENITAS

EPIDEMIOLOGI

Cara Pemindah
sebaran Khusus

Pengendalian
penyakit Asal
Udara

Dilakukan
dengan
cara
mengisolasi
Corynebacterium diphtheriae dari tempat yang
terserang
dan
mempertunjukkan
kemampuannya
menghasilkan
toksin.
Spesimen diinokulasikan pada agar miring
serum terkoagulasi, cawan agar darah, dan
cawan agar telurit.
Toksigenitas isolat isolat tersebut dapat diuji
dengan menyuntikkan suspensi organisme
tersebut dibawah kulit.

Difteri
DIAGNOSIS LABORATORIS

PENCEGAHAN
DIFTERI
DIFTERI
Cara Pemindah
sebaran Khusus

Pengendalian
penyakit Asal
Udara

PATOGENITAS

EPIDEMIOLOGI

Pencegahan penyakit difteri yang penting ialah:
1. Uji Shick untuk mendeteksi kerentanan
terhadap penyakit tersebut
2. Penggunaan toksoid difteri sebagai vaksin
3. Penggunaan antitoksin untuk terapi

Difteri
DIAGNOSIS LABORATORIS

PENCEGAHAN
STREPTOKOKAL

MASUK
Faringitis streptokokus
Faringitis streptokokus atau sakit tenggorokan akibat Streptokokus adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebut “Streptokokus grup A”. Sakit
tenggorokan akibat Streptokokus mempengaruhi tenggorokan dan tonsil.

Gejala yang sering ditemukan antara lain demam, nyeri tenggorokan (disebut juga
sakit tenggorokan), dan kelenjar (disebut kelenjar getah bening) yang membengkak
di leher.
Gejala dan Tanda
•
•
•
•
•
•

Dapat pula ditemukan gejala lain seperti:
Nyeri kepala (sakit kepala)
Muntah-muntah atau ingin muntah (mual)
Nyeri perut
Nyeri otot
Ruam (bintik kecil-kecil kemerahan) pada tubuh
atau dalam mulut atau tenggorokan. Ini adalah
tanda yang tidak sering ditemukan namun
spesifik.
Sebuah kasus sakit tenggorokan akibat
Streptokokus. Perhatikan amandel yang besar
dengan nanah berwarna putih.

A case of strep throat. Perhatikan bintik-bintik
kecil berwarna merah. Ruam ini tidak sering
ditemukan namun merupakan tanda yang
spesifik

Sebuah kasus sakit tenggorokan akibat
Streptokokus pada seorang anak berusia 8
tahun. Perhatikan amandel yang besar di
bagian belakang tenggorokan, tertutup oleh
nanah berwarna putih.
Penyebab
Sakit tenggorokan akibat Streptokokus
disebabkan oleh suatu tipe bakteri yang
disebut Streptokokus beta-hemolitikus grup A
(SGA).Bakteri atau virus lain juga dapat
menyebabkan nyeri tenggorokan. Seseorang
menderita sakit tenggorokan akibat
Streptokokus melalui kontak langsung dan
erat dengan seorang yang sakit.
Diagnosis
Suatu daftar cek yang disebut Modifikasi Skor Centor membantu dokter memutuskan
bagaimana menangani seseorang dengan nyeri tenggorokan. Skor Centor memiliki lima
penilaian atau pengamatan klinis. Ini menunjukkan seberapa mungkin seseorang
mengalami sakit tenggorokan akibat Streptokokus.
Satu poin diberikan untuk setiap kriteria ini:
1. Tidak ada batuk
2. Kelenjar getah bening membengkak atau kelenjar getah bening yang nyeri bila
disentuh
3. Suhu tubuh lebih dari 38°C (100,4°F)
4. Pus (nanah) atau pembengkakan tonsil (amandel)
5. Usia kurang dari 15 tahun (dikurangi satu poin apabila orang tersebut berusia lebih
dari 44 tahun)
Modifikasi Skor Centor
Nilai

Kemungkinan Strep

Pengobatan

1 atau kurang

<10%

Tidak diperlukan
antibiotik atau kultur

2

11–17%

3

28–35%

4 atau 5

52%

Antibiotik berdasarkan
kultur atau RADT
Antibiotik tanpa
melakukan kultur
Pemeriksaan laboratorium
• Suatu pemeriksaan yang disebut kultur
tenggorokan adalah cara terbaik untuk
mengetahui apakah seseorang mengalami
sakit tenggorokan akibat Streptokokus.
Pemeriksaan ini memiliki ketepatan 90 sampai
95 persen. Terdapat pemeriksaan lain yang
disebut uji strep cepat (rapid strep test),
disebut juga RADT.
Pencegahan
Operasi pengangkatan tonsil
Menderita sakit tenggorokan akibat Streptokokus tiga
kali atau lebih dalam setahun mungkin merupakan
alasan yang baik untuk mengangkat amandel.
Pengobatan
• Obat nyeri
 Biasanya ini mencakupOAINS atau parasetamol
yang juga dikenal sebagai asetaminofen

• Obat antibiotik
 Penisilin V dan Amoksisilin
 Antibiotik menurunkan rata-rata lama gejala.
Rata-rata lama gejala adalah tiga hingga lima hari.
SELESMA
DAN
INFLUENZA
MASUK
INFEKSI ASAL UDARA

SELESMA

INFLUENZA
INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA

INFLUENZA
INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA

INFLUENZA

PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI

Rhinovirus

PENCEGAHAN
parainvluenza
INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN

INFLUENZA

Selesma merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
beberapa jenis virus, antara lain: rhinovirus (paling banyak),
virus parainfluenza, coronavirus, dan adenovirus. Karena
banyaknya virus yang dapat menyebabkan penyakit ini dan
sifat virus-virus tersebut yang bisa berkembang / bermutasi,
maka tubuh tidak menimbulkan efek resisten terhadap virusvirus tersebut. Hal inilah yang menyebabkan penyakit selesma
sering terjadi berulang kali pada seseorang.

Ciri yang menonjol dari penyakit ini adalah infeksi
peradangan pada hidung, tenggorokan, sinus, trakea, dan
bronki.
INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN

INFLUENZA

Di dapat lewat saluran pernapasan. Menyerang Sel yang melapisi
saluran hidung dan faring, karena merupakan tempat
perkembangbiakan virus secara aktif.
Perkembangbiakan (replikasi) terjadi setelah 24 jam penularan. Ciri
yang menonjol dari penyakit ini adalah infeksi peradangan pada
hidung, tenggorokan, sinus, trakea, dan bronki. Masa inkubasinya
adalah 12 ampai 27 jam, penyakit ini dapat sembuh sendiri dan
berlangsung 2 sampai 7 hari
Selama fase akut selesma, dihasilkan sekresi hidung dalam jumlah
banyak. Ditandai dengan tersumbatnya saluran pernapasan, tidak
enak badan, kepala terasa pening dan berdenyut-denyut, bersinbersin, ingus yang cair meleleh keluar dari hidung, temperatur
tubuh naik atau demam ringan , mata merah dan terasa sakit, sakit
tenggorokan sehingga sulit menelan, suara serak dan batuk-batuk.
INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA

INFLUENZA

PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN

Penyakit selesma mudah didiagnosis dari gejala2 klinis. Rhinovirus
dapat di isolasi dari spesimen klinis dengan cara
menginokulasikannya pada kultur sel diploid janin manusia dan
mengamati adanya efek sitopatik.
INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN

INFLUENZA

Selesma merupakan penyakit lazim yang menyerang manusia .
Manusiaadalah inang alamiah rhinovirus, dan menyerang
manusia biasa pada saat pergantian musim.
Patofisiologi terjadinya penyakit selesma dapat diuraikan
sebagai berikut : virus melekat pada sel inang dan melakukan
penetrasi asam nukleat ke dalam tubuh inang, terjadi replikasi
genom virus dan sintesis asam amino atau protein pembentuk
tubuh virus penyusunan dan pengepakkan virus baru
pelepasan dari sel inang, mengakibatkan sel inang lisis dan
timbul peradangan.
INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN

INFLUENZA

Tidak ada obat untuk penyakit selesma. Penyakit ini merupakan
self-limited illness, yang akan sembuh sendiri, dapat ditangani oleh
sistem kekebalan tubuh. Penderita penyakit selesma disarankan
untuk banyak istirahat dan banyak minum untuk mencegah
dehidrasi. Hal-hal lain yang dapat meningkatkan sistem kekebalan
tubuh, seperti konsumsi vitamin dan makan makanan yang bergizi,
juga perlu dilakukan untuk mempercepat penyembuhan. Obat-obat
warung (OTC) yang dapat digunakan antara lain tablet lozenges
untuk meredakan nyeri tenggorokan, kombinasi dekongestan
(misal. Pseudoefedrin, efedrin, fenilpropanolamin) dengan
antihistamin (klorfeniramin, difenhidramin) untuk mengurangi
hidung tersumbat. Asetaminofen atau ibuprofen (analgesikantipiretik) dapat digunakan jika timbul gejala demam, sakit kepala,
atau pegal-pegal. obat-obat tersebut hanya dapat mengurangi
gejala, tidak dapat mencegah atau mengobati penyakit.
INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA

INFLUENZA

PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN
Virus influenza
INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN

INFLUENZA

yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili
Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggas dan
mamalia. Virus influenza A, B, dan C sangat serupa pada struktur
keseluruhannya. Partikel virus ini berdiameter 80-120 nanometer
dan biasanya kurang-lebih berbentuk seperti bola, Hemagglutinin
(HA) dan neuraminidase (NA) merupakan dua flikoprotein besar
yang berada di luar partikel virus. Umumnya menyerang saluran
pernapasan bagian atas. Gejala yang paling umum dari penyakit ini
adalah menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala
berat, batuk, sakit pada oto-otot secara umum.
Dikenal 3 tipe antigenik virus influenza, yaitu tipe A, tipe B dan tipe
C. Di mana A paling patogenic (membahayakan) karena
menginfeksi burung, unggas, dan manusia. Sedangkan tipe B dan C
hanya manusia saja.
INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN

INFLUENZA

virus influenza dapat bertahan di luar tubuh, virus ini juga dapat
ditularkan lewat permukaan yang terkontaminasi seperti lembaran
uang, gagang pintu, saklar lampu, dan benda-benda rumah tangga
lainnya. Lamanya waktu virus dapat bertahan pada suatu permukaan
beragam, virus dapat bertahan selama satu atau dua hari pada
permukaan yang keras dan tidak berpori seperti plastik atau metal,
selama kurang lebih lima belas menit pada kertas tissue kering, dan
hanya lima menit pada kulit. Namun, apabila virus terdapat dalam
mukus/lendir, lendir tersebut dapat melindungi virus sehingga
bertahan dalam waktu yang lama (sampai 17 hari pada uang kertas)
INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN

INFLUENZA

influenza dapat disebarkan dalam tiga cara utama: melalui penularan
langsung (saat orang yang terinfeksi bersin, terdapat lendir hidung
yang masuk secara langsung pada mata, hidung, dan mulut dari orang
lain); melalui udara (saat seseorang menghirup aerosol (butiran cairan
kecil dalam udara) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk,
bersin, atau meludah), dan melalui penularan tangan-ke-mata,
tangan-ke-hidung, atau tangan-ke-mulut.
Protein hemagglutinin virus bertanggung jawab baik dalam
menentukan spesies mana yang dapat diinfeksi oleh suatu galur virus
maupun lokasi saluran pernapasan mana yang dapat berikatan
dengan suatu galur virus influenza. Galur yang dapat ditularkan
dengan mudah dari manusia-ke-manusia memiliki protein
hemagglutinin yang berikatan dengan reseptor pada saluran
pernapasan bagian atas, seperti pada hidung, tenggorok, dan mulut.
INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN

INFLUENZA

Diagnosis hampir selalu didasarkan pada sindrom klinis.
Diagnosis dilakukan melalui isolasi virus dari pencucian
tenggorokan atau dahak dan mempertunjukkan naiknya titer
antibodi selamapenyembuhan.
Titer antibodi serum ditentukan dengan penghambatan
hemaglutinasi, netralisasi infektivitas virus, atau uji fiksasi
komplemen. Titer dapat meningkat 8 sampai 9 hari setelah
terjadinya penyakit.
INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN

INFLUENZA

Epidemi influensa terjadi dalam siklus. Galur virus tipe A biasanya
mengikuti siklus 2 tahun sampai siklus 3 tahun, tipe B mempunyai
siklus 4 sampai 6 tahun. Tipe C jarang menimbulkan epidemi.
Epidemi influensa biasanya terjadi pada musim dingin, dari akhir
musim gugur sampai awal musim semi. perubahan musiman pada
tingkat infeksi juga terjadi pada wilayah tropis, dan pada beberapa
negara puncak infeksi terlihat terutama pada musim hujan.
Influensa ada 3 tipe: tipe A, tipe B dan tipe C. Di mana A paling
patogenic (membahayakan) karena menginfeksi burung,
unggas, dan manusia. Sedangkan tipe B dan C hanya manusia
saja.
INFEKSI ASAL UDARA
SELESMA
PENYEBAB &
GEJALA
PATOGENESITAS
DIAGNOSIS
LABORATORIS
EPIDEMIOLOGI
PENCEGAHAN

INFLUENZA

Vaksinasi terhadap influenza dengan vaksin influenza sering
direkomendasikan pada kelompok risiko tinggi, seperti anak-anak
dan lansia, atau pada penderita asma, diabetes, penyakit jantung,
atau orang-orang yang mengalami gangguan imun.
Vaksin juga telah dikembangkan untuk melindungi ternak unggas
dari flu burung. Vaksin ini dapat efektif terhadap beberapa galur dan
dipergunakan baik sebagai strategi preventif, sebagai usaha untuk
melenyapkan wabah.
INFEKSI ASAL
UDARA LAIN
YANG
DISEBABKAN
OLEH BAKTERI
MASUK
INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
BAKTERI

TUBERKULOSIS
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
PENYAKIT PASUKAN

TUBERKULOSIS

Tuberkulosis adalah penyakit menular pada manusia yang bersifat kronis
dan lama penderitaannya.
• Dapat merusak jaringan tubuh manapun
• Paru paru adalah organ yang paling umum terinfeksi
• Gejalanya adalah peradangan selaput paru paru dan rasa sakit yang
samar-samar dan disertai dengan batuk , demam disiang hari, dan
merasa lelah, serta turunnya berat badan.
• Organisme penyebab tbc pada manusia adalah Mycobacterium

tuberculosis

• Tuberculosis dapat dicegah dengan memperbaiki cara hidup dan
kesehatan umum
• Vaksin untuk imunisasi terhadap tuberculosis yang disebut dengan
BCG (Basillus Calmette dan Guerin)
Berikut morfologi dan ciri ciri pembeda beberapa bakteri patogen asal
udara
INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
BAKTERI

TUBERKULOSIS
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
PENYAKIT PASUKAN

TUBERKULOSIS
INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
BAKTERI

TUBERKULOSIS
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
PENYAKIT PASUKAN

TUBERKULOSIS
INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
BAKTERI

TUBERKULOSIS
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
PENYAKIT PASUKAN

TUBERKULOSIS
INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
BAKTERI

TUBERKULOSIS
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
PENYAKIT PASUKAN

TUBERKULOSIS
INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
BAKTERI

TUBERKULOSIS
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
PENYAKIT PASUKAN

PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS

Walaupun Pneumonia lobar atau cuping ( penyumbatan pada cuping paruparu) dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, 95%
disebabkan oleo Stertococcus pneumoniae.
• Pneumokokus dapat dibagi menjadi lebih dari 80 tipe serologis
berdasarkan perbedaan antigenik pada kapsul polisakaridanya.
• Pada diagnosis laboratoris dapat dilakukan dengan langsung terhdapa
dahak atau bakteri yang dibiakkan untuk meberikan identifikasi
pneomokokus dengan pasti,
• Pengobatan paling efektif untuk pneomokokus ialah dengan penisilin,
karena pneumokokus belum membentuk resistensi terhadap
antibiotik ini.
Gambar
INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
BAKTERI

TUBERKULOSIS
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
PENYAKIT PASUKAN

PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
BAKTERI

MENINGITIS
MENINGOKOKUS

TUBERKULOSIS
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
PENYAKIT PASUKAN

Meningitis meningokokus adalah infeksi bakterial akut yang disebabkan
oleh Neisseria meningtidis
• Pada manusia menjalar keselaput otak lewat darah dan nasoparing.
• Penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian dalam waktu 6-12 jam
• Ciri –cirinya ialah, timbulnya luka luka patogenik pada kulit, tulang dan
kelenjara adrenalin yang diduga karena endotoksin.
• Penisilin juga dianggap paling efektif untuk pengobatan penyakit ini
hingga sekarang

Gambar
INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
BAKTERI

TUBERKULOSIS
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
PENYAKIT PASUKAN

MENINGITIS
MENINGOKOKUS
INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
BAKTERI

PENYAKIT PASUKAN

TUBERKULOSIS
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
PENYAKIT PASUKAN

Penyakit pasukan merupakan penyakit pernafasan parah yang terjadi
selama berlangsungnya rapat pasukan Amerika serikat di Philadephia
pada musim panas (1976)
• Penyakit pasukan memilki sindrom khas pneumonia
• Gejalanya mulai tampak 2-10 hari setelah terkena bakteri yang
bersangkutan yang meliputi rasa lesu, sakit kepala, otot, dada dan
perut., demam menggigil, batuk kering, kebingungan, dan
terganggunya fungsi ginjal.
• Bakteri penyebab penyakit pasukan ini disbut dengan Legionella

pneumophila.

Gambar
INFEKSI ASAL
UDARA OLEH
BAKTERI

TUBERKULOSIS
PNEUMONIA
PNEUMOKOKUS
MENINGITIS
MENINGOKOKUS
PENYAKIT PASUKAN

PENYAKIT PASUKAN
INFEKSI ASAL
UDARA LAIN
YANG
DISEBABKAN
OLEH VIRUS
MASUK
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

CACAR AIR

GONDONG

CAMPAK
( RUBELOA )

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

Penyebab

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

virus Variola major atau Variola minor.

Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Situs masuknya ialah saluran pernapasan bagian
atas. Menyebar ke kelenjar getah bening dengan
demam. Viremia menyebarkan virus ke seluruh
bagian tubuh. Cacar timbul beberapa hari
kemudian. Masa inkubasi 12 – 16 hari . Toksisitas
biasanya merupakan penyebab kematian .

Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Diagnosis ditetapkan berdasarkan gejala klinis.
Diagnosis positif membutuhkan prosedur
laboratoris. Inokulasi embrio ayam dengan kerikan
dari luka cacar. Pertumbuhan virus terlihat 2 – 3
hari oleh adanya kerusakan pada membran
korioalantoik. Dapat pula dilakukan pengamatan
dengan mikroskop elektron terhadap bahan dari
gelembung nanah atau kerak

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan

Penyebaran dengan kontak langsung de ngan luka
cacar dari penderita. Sangat menular. Dunia bebas
dari penyakit ini sejak tahun 1979 . Vaksinasi dengan
virus vaksinia memberikan kekebalan jangka
panjang.

Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

Penyebab

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

virus varicella-zoster.

Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan

Di dapat lewat saluran pernafasan. Virus ini
berkembangbiak didalam saluran pernafasan dan
kelenjar geta bening regioanal. Dilepaskan kedalam
darah dan disebarkan keseluruh tubuh. Demam, lesu
dan pusing mendahului timbulnya ruam kulit dan
akhirnya gelembung. Masa inkubasi 14 – 16 hari.

Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan

Kriteria klinis biasanya cukup untuk menentukan
diagnosis, terutama dengan mengetahui sejarah
terkenainya. Mikroskop elektron dapat diandalkan
untuk mengamati virus penyebabnya dan
menentukan diagnosisnya dengan cepat.

Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris

Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari
12 bulan. Imunisasi ini dianjurkan bagi orang di atas usia
12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan.Penyakit ini
erat kaitannya dengan kekebalan tubuh.

Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

virus rubeola, suatu paramyxo-virus
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyakit sangat menular, parah , akut menyebar
melalui sekresi pernafasan. Virus membiak di saluran
pernafasan bagian atas dan konjuktiva ( selaput
lendir mata ) pada awal penyakit. Diikuti viremia.
Demam tinggi ( dapat jadi sawan ) , mata sakit oleh
sinar, konjuktivitas, batuk dan ruam di seluruh
badan. Bercak koplik ( bercak putih ) pada selaput
lendir mulut dan tenggorokan.

Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan

Diagnosis hampir selalu didasarkan pada sindrom
klinis. Infeksi diperkuat oleh terisolasinya virus
dari kultur jaringan atau naiknya titer antibodi
campak. Juga adanya sel raksasa hidung
disebabkab oleh penyatuan sel sel terinfeksi oleh
virus

Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anakanak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan
gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles,
rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9
bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 1215 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal
10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh
meningkat.

Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Virus Rubella
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyakit agak ringan, menyebar melalui sekresi
perafasan. Replikasi virus mula-mula di dalam
mukosa saluran pernafasan bagian atas kelenjar
getah bening Servikal. Diikuti dengan penyebaran
lewat darah ke seluruh tubuh dengan demam
ringan dan ruam tak tetap
Inkubasi kira-kira 18 hari. Penyakit hilang dalam 3-4
hari. Bila menderita pada saat hamil muda,
mengakibatkan infeksi umum yang paraah bagi
janin, dapat menyebabkan kematian.
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan

Diagnosis klini sukar pada kasus sewaktu waktu.
Diagnosis ditentukan dengan diisolasiny virus
penyebabnya atau uji serologis terhadap antibodi
rubella.

Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Imunisasi MMR pada usia 12 bulan dan 4 tahun.
Vaksin rubella merupakan bagian dari imunisasi rutin
pada masa kanak=-kanak. Vaksin MMR diberikan
pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada
usia 4-6 tahun.
Wanita usia subur bisa menjalani pemeriksaan
serologi untuk rubella. Jika tidak memiliki antibodi,
diberikan imunisasi dan baru boleh hamil 3 bulan
setelah penyuntikan. Vaksinasi sebaiknya tidak
diberikan ketika ibu sedang hamil atau kepada orang
yang mengalami gangguan sistem kekebalan akibat
kanker, terapi kortikosteroid maupun terapi
penyinaran.
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

GEJALA :
•Pembengkakan pada kelenjar
getah bening.
•Demam diatas 38 derajat
Celsius.
•Mata terasa nyeri.
•Muncul bintik-bintik merah di
seluruh tubuh.
•Kulit kering.
•Sakit pada persendian.
•Sakit kepala.
•Hilang nafsu makan.
•Wajah pucat dan lemas

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

virus Paramyxovirus
Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Infeksi pada kelenjar parotid dengan peradangan,
pembengkakan jelas di belakang telinga, sukar
menelan. Kelenjar ludah, buah pelir, indung telur,
kelenjar ludah perut dan kelenjar lain mungkin
terkena. Replikasi virus di epitelium saluran
pernafasan bagian atas dapat menyebabkan viremia.
Kebanyakan komplikasi yang dikhawatirkan pada
laki-laki adalah orkitis ( infeksi buah pelir ), disertai
rasa sakit dan pembengkakan. Masa inkubasi 18 –
21 hari
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan

Gambaran klinis seringkali menjadi dasar
diagnosis. Dapat diperkuat dengan inokulasi
ludah atau fluida tulang punggung pada embrio
anak atau kultur jaringan. Diagnosis cepat dapat
dilakukan dengan pengamatan spesimen klinis
dengan mikroskop elekktron.

Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan

Digunakan vaksin virus gondong hidup yang sudah
dilemahkan, memberikan kekebalan seumur hidup.
Dianjurkan imunisasi MMR (Measles Mumps
Rubella)rutin untuk anak- anak.

Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

Penyebab

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Virus Poliovirus

Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Kebanyakan gejala akut yang khas diakibatkan karena
terserangnya baik selaput otak maupun saraf
penggerak an disumsum tulang belakang serta otak ,
menyebabkan kelumpuhan permanen.

Macam – Macam Polio :
1. Polio non-paralisis
2. Polio paralisis spinal
3. Polio bulbar

Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

1. Polio non-paralisis
Penyebab
Patogenisitas

Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah,
sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot
pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika
disentuh.

Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
Back
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

2. Polio paralisis spinal
Penyebab
Patogenisitas

Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang,
menghancurkan sel tanduk anterior yang
mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan
otot tungkai.

Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
Back
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

3. Polio bulbar
Penyebab

Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan
alami sehingga batang otak ikut terserang.

Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar
Back
CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan

Diagnosis laboratoris didasarkan pada
terisolasinya virus dari ulasan leher, tinja dan
fluida tulang belakang ; atau adanya
penambahan antibodi penawar terhadap salah
satu dari ketiga serotipe selama
peenyembuhan.

Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan

Mekanisme pemindah sebaran terpenting adalah
rute pernafasan. Tetapi juga tinja – mulut. Teredia
vaksin yang efekttif; virus yang dimatikan dengan
formalin dari setiap serotipe seperti dikembangkan
oleh Salk; virus hidup yang dilemahkan seperti yang
dikenbangkan oleh Sabin dan lain lain. Vaksin Sabin
sebagian besar telah menggantikan vaksin Salk.

Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
CACAR

CACAR AIR

CAMPAK
( RUBELOA )

Penyebab
Patogenisitas
Diagnosis
Laboratoris
Pencegahan
Gambar

CAMPAK JERMAN
( RUBELA )

GONDONG

POLIOMIETIS
Mikosis
sistemik
MASUK
Mikosis
sistemik

Kriptokokosis

Moniliasis
Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis

Sporotikosis

KRIPTOKOKOSIS
Ciri – ciri Organisme

Crytococus neoformans

Organisme penyebab :
Filobasidiella
(Crytococcus
neoformans)

Ciri – ciri Organisme
• Menyerupai khamir
• Menghasilkan kapsul
dan berkembang biak
dengan penguncupan
• Tidak berbentuk hifa
dan spora
• Tumbuh baik pada
biakan biasa.
Next
Mikosis
sistemik

Kriptokokosis

KRIPTOKOKOSIS
Crytococus neoformans

Moniliasis
Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis

Sporotikosis

• Dapat
menginfeksi
tubuh bagian mana
saja dan biasanya
dimulai dari paru
paru
• Menyebar
melalui
aliran darah
• Infeksi pada otak dan
selaput otak biasanya
mengakibatkan
kematian.

Penyakit Kriptokokosis
Mikosis
sistemik

MONILIASIS

Kriptokokosis

Ciri – ciri Organisme

Moniliasis

Candida albicans

Organisme penyebab :
Candida albicans

Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis

Sporotikosis

Ciri – ciri Organisme :
• Sel
sel
nya
menyerupai khamir
dengan pseudohifa
• Menghasilkan
klamidospora besar
• Berdinding
tebal,
bulat, licin
• Tumbuh pada media
biakan biasa.
Next
Mikosis
sistemik

Kriptokokosis

Moniliasis
Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis

Sporotikosis

MONILIASIS
Ciri – ciri Infeksi

Ciri – ciri Infeksi :
• Dijumpai pada
selaput lendir
saluran pencernaan
orang – orang sehat
• Dapat menyebar
melalui kontak
langsung
• Infeksi dimulut
disebut dengan
sariawan
• Dapat juga
menyebakan
endokarditis mikotik
, moniliasis paru
paru dan vaginitis.

Penyakit Moniliasis
Mikosis
sistemik

BLASTOMIKOSIS AMERIKA
UTARA

Kriptokokosis

Ciri – ciri Organisme

Moniliasis

Blastomyces dermatitidis

Organisme Penyebab :
Blastomyces dermatitidis

Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis

Sporotikosis

Ciri – ciri Organisme :
• Sel
sel
bundar
dengan
kuncup
tunggal
• Suhu pertumbuhan
optimum 37˚ C
• Dalam biakan tua
muncul
Klamidospora
interkalar
dan
terminal

Next
Mikosis
sistemik

Kriptokokosis

Moniliasis
Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis

Sporotikosis

BLASTOMIKOSIS AMERIKA
UTARA
Ciri – ciri infeksi

• Infeksinya
menyerupai tbc paru
paru
yang
melibatkan
paru
paru dan selaput
dada
• Dicirikan oleh luka
patogenik kronis
• Bernanah
• Hanya
terjadi
diAmerika
serikat
dan kanada pada
pria berumur 30-50
tahun

Penyakit Blastomikosis
Mikosis
sistemik

BLASTOMIKOSIS
AMERIKA SELATAN

Kriptokokosis

Ciri- ciri Organisme

Moniliasis

Blastomyces brasiliensis

Organisme penyebab :
Blastomyces brasiliensis

Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis

Sporotikosis

Ciri – ciri Infeksi :
• Sel
selnya
menyerupai khamir
• Ukurannya berkisar
dari
6-30
μm
didalam eksudat
• Sel sel hidup banyak
menghasilkan
kuncup
• Koloni licin seperti
lilin.
• Penginkubasian pada
suhu 37˚ C

Next
Mikosis
sistemik

BLASTOMIKOSIS
AMERIKA SELATAN

Kriptokokosis

Ciri – Ciri Infeksi

Moniliasis

• Secara klinis mirip
dengan blastomikosisi
amerika utara dan
juga
menyerupai
koksidioidomikosis
• Paling sering terjadi
dibrazilia
• Luka patogenuk paling
umum
dijumpai
dimulut dan saluran
gastroointestin
dan
pada kelenjar getah
bening leher.

Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis

Sporotikosis

Penyakit Blastomikosis
Mikosis
sistemik

HISTOPLASMOLISIS

Kriptokokosis

Ciri – ciri organisme

Moniliasis

Histoplasma capsulatum

Organisme penyebab :
Histoplasma capsulatum

Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis

Sporotikosis

Ciri – ciri organisme :
• Sel sel kecil, lonjong,
• Dijumpai intraselular
didalam jaringan
• Sel
berkuncup
tunggal
• Muncul hifa septat,
halus dan bercabang
pada suhu kamar
Next
Mikosis
sistemik

Kriptokokosis

Moniliasis
Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis

Sporotikosis

HISTOPLASMOLISIS
Ciri – ciri Infeksi

• Dapat terjadi sebagai
infeksi
akut
atau
kronis
• Menyebar pada sistem
retikuloen dotelial
• Secara klinis dapat
dikelirukan
dengan
karsinoma
hidung,
lidah
atau
faring,
penyakit hodgkin dan
anemia aplastik.
• Kebanyakan
infeksi
menyurut
dengan
sendirinya
tetapi
kasus
kasus
yang
parah biasanya fatal.

Penyakit Histoplasmolisis
Mikosis
sistemik

KOKSIDIOIDMIKOSIS

Kriptokokosis

Ciri – ciri Organisme

Moniliasis

Coccidiodes immitis

Organisme penyebab :
Coccidiodes immitis

Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis

Sporotikosis

Ciri – ciri organisme :
• Organisme
ini
tumbuh
sebagai
koloni
kapang
berwarna
putihkekuning kuningan
• Sporulasi
dengan
pembentukan
astrospora
• Organisme
bersel
tunggal,
berdinding
tebal, berbentuk bola.

Next
Mikosis
sistemik

Kriptokokosis

Moniliasis
Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis

Sporotikosis

KOKSIDIOIDMIKOSIS
Ciri – ciri Infeksi

• Penyakit
ini
diberi
nama
lain
seperti
demam
lembah,
demam san joaquin
dan rematik gurun
pasir
• Cendawan
sangat
menular dan tersebar
luas didalam tanah
didaerah
tertentu
diAmerika serikat
• Kebanyakan
kasus
ringan dan sementara
tetapi
beberapa
berakhir
dengan
kematian.

Penyakit koksidioidmikosis
Mikosis
sistemik

Kriptokokosis

Moniliasis
Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis

Sporotikosis

SPOROTRIKOSIS
Sporotrhix schenckii

Ciri – ciri Organisme
Organisme
penyebab
Sporotrhix schenckii

:

Ciri – ciri Organisme :
• Organisme
jarang
dijumpai dalam jaringan
• Menyerupai
fusiform
dan
terdapat
pada
leukosit morfonuklir
• Pada agar infusi otak
jantung,
koloninya
lunak dan terdiri dari sel
sel berbentuk cerutu
yang
menguncup
dengan beberapa unsur
miselium.

Next
Mikosis
sistemik

Kriptokokosis

Moniliasis
Blastomikosis
Amerika Utara
Blastomikosis
Amerika Selatan
Histoplasmolisis
Koksidioiomikosis

Sporotikosis

SPOROTRIKOSIS
Ciri - ciri Infeksi
• Merupakan infeksi kronis
biasanya dimulai dengan
bintil dibawah kulit situs
luka
• Luka
pada
awalnya
menyerupai kutil, bisul,
atau
benjolan
merah
kusam dan keras.
• Didalam tubuh organisme
disebarkan
melalui
saluran
getah
bening
keberbagai kelenjar getah
bening
• Pada kasus penyebaran
organisme
diseluruh
tubuh sipenderita dapat
meninggal

Penyakit sporotrikosis
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanYurie Arsyad Temenggung
 
Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)Ramlah Al Baseri
 
Biostatistika
BiostatistikaBiostatistika
Biostatistikamas_ega
 
Nama alat
Nama alatNama alat
Nama alatMaf ID
 
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam MedisAnalisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam MedisFahmi Hakam
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensiNirma Syari Vutry
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiHildaHerman1
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueNajMah Usman
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungSelly Noviyanty Yunus
 
Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularEpidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularLilik Sholeha
 
PPT Ovitrap.pptx
PPT Ovitrap.pptxPPT Ovitrap.pptx
PPT Ovitrap.pptxMelati63
 
Pengkajian fisik pada sistem pernapasan dan melakukan inhalasi ppt
Pengkajian fisik pada sistem pernapasan dan melakukan inhalasi pptPengkajian fisik pada sistem pernapasan dan melakukan inhalasi ppt
Pengkajian fisik pada sistem pernapasan dan melakukan inhalasi pptEllyeUtami
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsWira Kusuma
 
Power point-crustacea
Power point-crustaceaPower point-crustacea
Power point-crustaceanhecha
 
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD).ppt
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD).pptPENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD).ppt
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD).ppttawabburrahim
 

What's hot (20)

Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
 
Simpus
SimpusSimpus
Simpus
 
Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)Dengue hemoragic fever (dhf)
Dengue hemoragic fever (dhf)
 
Biostatistika
BiostatistikaBiostatistika
Biostatistika
 
Nama alat
Nama alatNama alat
Nama alat
 
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam MedisAnalisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
 
Askep campak
Askep campak Askep campak
Askep campak
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
 
Ct scan
Ct scanCt scan
Ct scan
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
 
Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularEpidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit Menular
 
PPT Ovitrap.pptx
PPT Ovitrap.pptxPPT Ovitrap.pptx
PPT Ovitrap.pptx
 
Pengkajian fisik pada sistem pernapasan dan melakukan inhalasi ppt
Pengkajian fisik pada sistem pernapasan dan melakukan inhalasi pptPengkajian fisik pada sistem pernapasan dan melakukan inhalasi ppt
Pengkajian fisik pada sistem pernapasan dan melakukan inhalasi ppt
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
 
Aves
AvesAves
Aves
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan  fisikPemeriksaan  fisik
Pemeriksaan fisik
 
Power point-crustacea
Power point-crustaceaPower point-crustacea
Power point-crustacea
 
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD).ppt
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD).pptPENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD).ppt
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD).ppt
 

Similar to INFEKSI ASAL UDARA

PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).pptPPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).pptfarmasipkcpesanggrah
 
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Betari Wanda Saskia
 
LO Difteri.pptx
LO Difteri.pptxLO Difteri.pptx
LO Difteri.pptxdwirs1
 
Artikel 2
Artikel 2Artikel 2
Artikel 2Pa Tris
 
fdokumen.com_ispa-ppt copy.pptx
fdokumen.com_ispa-ppt copy.pptxfdokumen.com_ispa-ppt copy.pptx
fdokumen.com_ispa-ppt copy.pptxAnisaPuspitasari16
 
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan AtasInfeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atassoroylardo2
 
PPT MK PATOFISIOLOGI ISPA.ppt
PPT MK PATOFISIOLOGI ISPA.pptPPT MK PATOFISIOLOGI ISPA.ppt
PPT MK PATOFISIOLOGI ISPA.pptEdwinFransiari
 
epiglitittis oleh Anrelita Rachmadhiscka Oktavianne
epiglitittis oleh Anrelita Rachmadhiscka Oktavianneepiglitittis oleh Anrelita Rachmadhiscka Oktavianne
epiglitittis oleh Anrelita Rachmadhiscka OktavianneAnrelietha Octavianne
 
Pneumonia_PPT.pptx
Pneumonia_PPT.pptxPneumonia_PPT.pptx
Pneumonia_PPT.pptxLinaWardani1
 
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptxKELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptxShintaDinyanti1
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitismaelmery
 

Similar to INFEKSI ASAL UDARA (20)

Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).pptPPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
 
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
 
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusiaKelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia
 
LO Difteri.pptx
LO Difteri.pptxLO Difteri.pptx
LO Difteri.pptx
 
Artikel 2
Artikel 2Artikel 2
Artikel 2
 
Ispa pada bayi dan aqnak
Ispa pada bayi dan aqnakIspa pada bayi dan aqnak
Ispa pada bayi dan aqnak
 
ispa.ppt
ispa.pptispa.ppt
ispa.ppt
 
fdokumen.com_ispa-ppt copy.pptx
fdokumen.com_ispa-ppt copy.pptxfdokumen.com_ispa-ppt copy.pptx
fdokumen.com_ispa-ppt copy.pptx
 
Laringitis 2 AKPER PEMKAB MUNA
Laringitis 2 AKPER PEMKAB MUNA Laringitis 2 AKPER PEMKAB MUNA
Laringitis 2 AKPER PEMKAB MUNA
 
Laringitis 2 AKPER PEMKAB MUNA
Laringitis 2 AKPER PEMKAB MUNA Laringitis 2 AKPER PEMKAB MUNA
Laringitis 2 AKPER PEMKAB MUNA
 
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan AtasInfeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
 
ispa
ispaispa
ispa
 
PPT MK PATOFISIOLOGI ISPA.ppt
PPT MK PATOFISIOLOGI ISPA.pptPPT MK PATOFISIOLOGI ISPA.ppt
PPT MK PATOFISIOLOGI ISPA.ppt
 
epiglitittis oleh Anrelita Rachmadhiscka Oktavianne
epiglitittis oleh Anrelita Rachmadhiscka Oktavianneepiglitittis oleh Anrelita Rachmadhiscka Oktavianne
epiglitittis oleh Anrelita Rachmadhiscka Oktavianne
 
Pneumonia_PPT.pptx
Pneumonia_PPT.pptxPneumonia_PPT.pptx
Pneumonia_PPT.pptx
 
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptxKELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
KELOMPOK 1 IKK DOK ERNA.pptx
 
Gangguan pada organ pernapasan manusia 2
Gangguan pada organ pernapasan manusia 2Gangguan pada organ pernapasan manusia 2
Gangguan pada organ pernapasan manusia 2
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitis
 

More from Nia Hardianti

ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN PENGANGKUT
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN PENGANGKUTANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN PENGANGKUT
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN PENGANGKUTNia Hardianti
 
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMISANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMISNia Hardianti
 
ANATOMI TUMBUHAN - DAUN
ANATOMI TUMBUHAN - DAUNANATOMI TUMBUHAN - DAUN
ANATOMI TUMBUHAN - DAUNNia Hardianti
 
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJIANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJINia Hardianti
 
ANATOMI TUMBUHAN - BATANG
ANATOMI TUMBUHAN - BATANGANATOMI TUMBUHAN - BATANG
ANATOMI TUMBUHAN - BATANGNia Hardianti
 
ANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKARANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKARNia Hardianti
 
Laporan pengaruh pertumbuhan kacang hijau
Laporan pengaruh pertumbuhan kacang hijau Laporan pengaruh pertumbuhan kacang hijau
Laporan pengaruh pertumbuhan kacang hijau Nia Hardianti
 
TALANG MAMAK INDRAGIRI HULU
TALANG MAMAK INDRAGIRI HULUTALANG MAMAK INDRAGIRI HULU
TALANG MAMAK INDRAGIRI HULUNia Hardianti
 
EKOSISTEM PEMBELAJARAN INTERAKTIF
EKOSISTEM PEMBELAJARAN INTERAKTIFEKOSISTEM PEMBELAJARAN INTERAKTIF
EKOSISTEM PEMBELAJARAN INTERAKTIFNia Hardianti
 

More from Nia Hardianti (9)

ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN PENGANGKUT
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN PENGANGKUTANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN PENGANGKUT
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN PENGANGKUT
 
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMISANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
 
ANATOMI TUMBUHAN - DAUN
ANATOMI TUMBUHAN - DAUNANATOMI TUMBUHAN - DAUN
ANATOMI TUMBUHAN - DAUN
 
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJIANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
ANATOMI TUMBUHAN - BUAH DAN BIJI
 
ANATOMI TUMBUHAN - BATANG
ANATOMI TUMBUHAN - BATANGANATOMI TUMBUHAN - BATANG
ANATOMI TUMBUHAN - BATANG
 
ANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKARANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKAR
 
Laporan pengaruh pertumbuhan kacang hijau
Laporan pengaruh pertumbuhan kacang hijau Laporan pengaruh pertumbuhan kacang hijau
Laporan pengaruh pertumbuhan kacang hijau
 
TALANG MAMAK INDRAGIRI HULU
TALANG MAMAK INDRAGIRI HULUTALANG MAMAK INDRAGIRI HULU
TALANG MAMAK INDRAGIRI HULU
 
EKOSISTEM PEMBELAJARAN INTERAKTIF
EKOSISTEM PEMBELAJARAN INTERAKTIFEKOSISTEM PEMBELAJARAN INTERAKTIF
EKOSISTEM PEMBELAJARAN INTERAKTIF
 

Recently uploaded

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

INFEKSI ASAL UDARA

  • 1. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU INFEKSI ASAL - UDARA OLEH KELOMPOK 1 RAMADHANI FAJAR PERDANA YUSTRI FAHRIZAL IRCHAMNIL LUTFI NIA HARDIANTI SRI WAHYUNI MASUK
  • 2. POKOK BAHASAN DIFTERI INFEKSI ASAL UDARA OLEH BAKTERI STREPTOKOKAL INFEKSI ASAL UDARA OLEH VIRUS SELESMA DAN INFLUENZA MIKOSIS SITEMIK END
  • 4. CARA PEMINDAH SEBARAN KHUSUS Cara Pemindah sebaran Khusus Pengendalian penyakit Asal Udara Difteri Pemindah sebaran penyakit asal udara bisa berlangsung sebagai berikut : • Ketika seseorang batuk , bersin atau meludah makan terhembuskan percikan air baik besar maupun kecil • Percikan air tersebut mengandung organisme yang menyebabkan penyakit • Titik air tersebut kemudian menguap menjadi inti titik air yang dapat membawa bibit penyakit dan dapat terhisap langsung.
  • 5. PENGENDALIAN PENYAKIT ASAL UDARA Cara Pemindah sebaran Khusus Pengendalian penyakit Asal Udara Difteri Ada beberapa cara untuk mengendalikan penyakit asal udara ini, diantaranya sebagai berikut :  Mengurangi hubungan antar penderita pembawa penyakit (penular) dan orang orang yang rentan  Mempertinggi resistensi orang terhadap infeksi misalnya dengan melakukan imunisasi dan vaksinasi  Memberikan ventilasi yang cukup baik disekolah, dikampus, kantor , rumah sakit, rumah dan fasilitas umum seperti bus. Gambar
  • 6. PENGENDALIAN PENYAKIT ASAL UDARA Cara Pemindah sebaran Khusus Pengendalian penyakit Asal Udara Difteri
  • 7. DIFTERI DIFTERI Cara Pemindah sebaran Khusus PATOGENITAS EPIDEMIOLOGI Penyakit pada saluran pernafasan atas yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae Pengendalian penyakit Asal Udara Difteri DIAGNOSIS LABORATORIS PENCEGAHAN
  • 8. DIFTERI DIFTERI Cara Pemindah sebaran Khusus Pengendalian penyakit Asal Udara PATOGENITAS EPIDEMIOLOGI Kemampuan menghasilkan toksin ikut menentukan keganasan organisme. Toksigenitas tergantung pada adanya bakteriofage tenang dan spesifik yang membawa gen tox + pada galur galur bakteri lisogenik tertentu. Galur-galur bakteri yang nonlisogenik selalu bersifat nontoksigenik dan itu karena tidak mampu menyebabkan difteri pada inang – inang alamiahnya. Namun galur – galur avirulen semacam itu dapat dibuat menjadi galur penghasil toksin. Difteri DIAGNOSIS LABORATORIS PENCEGAHAN
  • 9. DIFTERI DIFTERI Cara Pemindah sebaran Khusus PATOGENITAS EPIDEMIOLOGI Difteri terdapat diseluruh dunia dan secara khas menyerang dalam bentuk epidemi. Penyakit difteri di Amerika Serikat. Pengendalian penyakit Asal Udara Difteri DIAGNOSIS LABORATORIS PENCEGAHAN
  • 10. DIFTERI DIFTERI PATOGENITAS EPIDEMIOLOGI Cara Pemindah sebaran Khusus Pengendalian penyakit Asal Udara Dilakukan dengan cara mengisolasi Corynebacterium diphtheriae dari tempat yang terserang dan mempertunjukkan kemampuannya menghasilkan toksin. Spesimen diinokulasikan pada agar miring serum terkoagulasi, cawan agar darah, dan cawan agar telurit. Toksigenitas isolat isolat tersebut dapat diuji dengan menyuntikkan suspensi organisme tersebut dibawah kulit. Difteri DIAGNOSIS LABORATORIS PENCEGAHAN
  • 11. DIFTERI DIFTERI Cara Pemindah sebaran Khusus Pengendalian penyakit Asal Udara PATOGENITAS EPIDEMIOLOGI Pencegahan penyakit difteri yang penting ialah: 1. Uji Shick untuk mendeteksi kerentanan terhadap penyakit tersebut 2. Penggunaan toksoid difteri sebagai vaksin 3. Penggunaan antitoksin untuk terapi Difteri DIAGNOSIS LABORATORIS PENCEGAHAN
  • 13. Faringitis streptokokus Faringitis streptokokus atau sakit tenggorokan akibat Streptokokus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebut “Streptokokus grup A”. Sakit tenggorokan akibat Streptokokus mempengaruhi tenggorokan dan tonsil. Gejala yang sering ditemukan antara lain demam, nyeri tenggorokan (disebut juga sakit tenggorokan), dan kelenjar (disebut kelenjar getah bening) yang membengkak di leher.
  • 14. Gejala dan Tanda • • • • • • Dapat pula ditemukan gejala lain seperti: Nyeri kepala (sakit kepala) Muntah-muntah atau ingin muntah (mual) Nyeri perut Nyeri otot Ruam (bintik kecil-kecil kemerahan) pada tubuh atau dalam mulut atau tenggorokan. Ini adalah tanda yang tidak sering ditemukan namun spesifik.
  • 15. Sebuah kasus sakit tenggorokan akibat Streptokokus. Perhatikan amandel yang besar dengan nanah berwarna putih. A case of strep throat. Perhatikan bintik-bintik kecil berwarna merah. Ruam ini tidak sering ditemukan namun merupakan tanda yang spesifik Sebuah kasus sakit tenggorokan akibat Streptokokus pada seorang anak berusia 8 tahun. Perhatikan amandel yang besar di bagian belakang tenggorokan, tertutup oleh nanah berwarna putih.
  • 16. Penyebab Sakit tenggorokan akibat Streptokokus disebabkan oleh suatu tipe bakteri yang disebut Streptokokus beta-hemolitikus grup A (SGA).Bakteri atau virus lain juga dapat menyebabkan nyeri tenggorokan. Seseorang menderita sakit tenggorokan akibat Streptokokus melalui kontak langsung dan erat dengan seorang yang sakit.
  • 17. Diagnosis Suatu daftar cek yang disebut Modifikasi Skor Centor membantu dokter memutuskan bagaimana menangani seseorang dengan nyeri tenggorokan. Skor Centor memiliki lima penilaian atau pengamatan klinis. Ini menunjukkan seberapa mungkin seseorang mengalami sakit tenggorokan akibat Streptokokus. Satu poin diberikan untuk setiap kriteria ini: 1. Tidak ada batuk 2. Kelenjar getah bening membengkak atau kelenjar getah bening yang nyeri bila disentuh 3. Suhu tubuh lebih dari 38°C (100,4°F) 4. Pus (nanah) atau pembengkakan tonsil (amandel) 5. Usia kurang dari 15 tahun (dikurangi satu poin apabila orang tersebut berusia lebih dari 44 tahun)
  • 18. Modifikasi Skor Centor Nilai Kemungkinan Strep Pengobatan 1 atau kurang <10% Tidak diperlukan antibiotik atau kultur 2 11–17% 3 28–35% 4 atau 5 52% Antibiotik berdasarkan kultur atau RADT Antibiotik tanpa melakukan kultur
  • 19. Pemeriksaan laboratorium • Suatu pemeriksaan yang disebut kultur tenggorokan adalah cara terbaik untuk mengetahui apakah seseorang mengalami sakit tenggorokan akibat Streptokokus. Pemeriksaan ini memiliki ketepatan 90 sampai 95 persen. Terdapat pemeriksaan lain yang disebut uji strep cepat (rapid strep test), disebut juga RADT.
  • 20. Pencegahan Operasi pengangkatan tonsil Menderita sakit tenggorokan akibat Streptokokus tiga kali atau lebih dalam setahun mungkin merupakan alasan yang baik untuk mengangkat amandel.
  • 21. Pengobatan • Obat nyeri  Biasanya ini mencakupOAINS atau parasetamol yang juga dikenal sebagai asetaminofen • Obat antibiotik  Penisilin V dan Amoksisilin  Antibiotik menurunkan rata-rata lama gejala. Rata-rata lama gejala adalah tiga hingga lima hari.
  • 25. INFEKSI ASAL UDARA SELESMA INFLUENZA PENYEBAB & GEJALA PATOGENESITAS DIAGNOSIS LABORATORIS EPIDEMIOLOGI Rhinovirus PENCEGAHAN parainvluenza
  • 26. INFEKSI ASAL UDARA SELESMA PENYEBAB & GEJALA PATOGENESITAS DIAGNOSIS LABORATORIS EPIDEMIOLOGI PENCEGAHAN INFLUENZA Selesma merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus, antara lain: rhinovirus (paling banyak), virus parainfluenza, coronavirus, dan adenovirus. Karena banyaknya virus yang dapat menyebabkan penyakit ini dan sifat virus-virus tersebut yang bisa berkembang / bermutasi, maka tubuh tidak menimbulkan efek resisten terhadap virusvirus tersebut. Hal inilah yang menyebabkan penyakit selesma sering terjadi berulang kali pada seseorang. Ciri yang menonjol dari penyakit ini adalah infeksi peradangan pada hidung, tenggorokan, sinus, trakea, dan bronki.
  • 27. INFEKSI ASAL UDARA SELESMA PENYEBAB & GEJALA PATOGENESITAS DIAGNOSIS LABORATORIS EPIDEMIOLOGI PENCEGAHAN INFLUENZA Di dapat lewat saluran pernapasan. Menyerang Sel yang melapisi saluran hidung dan faring, karena merupakan tempat perkembangbiakan virus secara aktif. Perkembangbiakan (replikasi) terjadi setelah 24 jam penularan. Ciri yang menonjol dari penyakit ini adalah infeksi peradangan pada hidung, tenggorokan, sinus, trakea, dan bronki. Masa inkubasinya adalah 12 ampai 27 jam, penyakit ini dapat sembuh sendiri dan berlangsung 2 sampai 7 hari Selama fase akut selesma, dihasilkan sekresi hidung dalam jumlah banyak. Ditandai dengan tersumbatnya saluran pernapasan, tidak enak badan, kepala terasa pening dan berdenyut-denyut, bersinbersin, ingus yang cair meleleh keluar dari hidung, temperatur tubuh naik atau demam ringan , mata merah dan terasa sakit, sakit tenggorokan sehingga sulit menelan, suara serak dan batuk-batuk.
  • 28. INFEKSI ASAL UDARA SELESMA INFLUENZA PENYEBAB & GEJALA PATOGENESITAS DIAGNOSIS LABORATORIS EPIDEMIOLOGI PENCEGAHAN Penyakit selesma mudah didiagnosis dari gejala2 klinis. Rhinovirus dapat di isolasi dari spesimen klinis dengan cara menginokulasikannya pada kultur sel diploid janin manusia dan mengamati adanya efek sitopatik.
  • 29. INFEKSI ASAL UDARA SELESMA PENYEBAB & GEJALA PATOGENESITAS DIAGNOSIS LABORATORIS EPIDEMIOLOGI PENCEGAHAN INFLUENZA Selesma merupakan penyakit lazim yang menyerang manusia . Manusiaadalah inang alamiah rhinovirus, dan menyerang manusia biasa pada saat pergantian musim. Patofisiologi terjadinya penyakit selesma dapat diuraikan sebagai berikut : virus melekat pada sel inang dan melakukan penetrasi asam nukleat ke dalam tubuh inang, terjadi replikasi genom virus dan sintesis asam amino atau protein pembentuk tubuh virus penyusunan dan pengepakkan virus baru pelepasan dari sel inang, mengakibatkan sel inang lisis dan timbul peradangan.
  • 30. INFEKSI ASAL UDARA SELESMA PENYEBAB & GEJALA PATOGENESITAS DIAGNOSIS LABORATORIS EPIDEMIOLOGI PENCEGAHAN INFLUENZA Tidak ada obat untuk penyakit selesma. Penyakit ini merupakan self-limited illness, yang akan sembuh sendiri, dapat ditangani oleh sistem kekebalan tubuh. Penderita penyakit selesma disarankan untuk banyak istirahat dan banyak minum untuk mencegah dehidrasi. Hal-hal lain yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, seperti konsumsi vitamin dan makan makanan yang bergizi, juga perlu dilakukan untuk mempercepat penyembuhan. Obat-obat warung (OTC) yang dapat digunakan antara lain tablet lozenges untuk meredakan nyeri tenggorokan, kombinasi dekongestan (misal. Pseudoefedrin, efedrin, fenilpropanolamin) dengan antihistamin (klorfeniramin, difenhidramin) untuk mengurangi hidung tersumbat. Asetaminofen atau ibuprofen (analgesikantipiretik) dapat digunakan jika timbul gejala demam, sakit kepala, atau pegal-pegal. obat-obat tersebut hanya dapat mengurangi gejala, tidak dapat mencegah atau mengobati penyakit.
  • 31. INFEKSI ASAL UDARA SELESMA INFLUENZA PENYEBAB & GEJALA PATOGENESITAS DIAGNOSIS LABORATORIS EPIDEMIOLOGI PENCEGAHAN Virus influenza
  • 32. INFEKSI ASAL UDARA SELESMA PENYEBAB & GEJALA PATOGENESITAS DIAGNOSIS LABORATORIS EPIDEMIOLOGI PENCEGAHAN INFLUENZA yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggas dan mamalia. Virus influenza A, B, dan C sangat serupa pada struktur keseluruhannya. Partikel virus ini berdiameter 80-120 nanometer dan biasanya kurang-lebih berbentuk seperti bola, Hemagglutinin (HA) dan neuraminidase (NA) merupakan dua flikoprotein besar yang berada di luar partikel virus. Umumnya menyerang saluran pernapasan bagian atas. Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, sakit pada oto-otot secara umum. Dikenal 3 tipe antigenik virus influenza, yaitu tipe A, tipe B dan tipe C. Di mana A paling patogenic (membahayakan) karena menginfeksi burung, unggas, dan manusia. Sedangkan tipe B dan C hanya manusia saja.
  • 33. INFEKSI ASAL UDARA SELESMA PENYEBAB & GEJALA PATOGENESITAS DIAGNOSIS LABORATORIS EPIDEMIOLOGI PENCEGAHAN INFLUENZA virus influenza dapat bertahan di luar tubuh, virus ini juga dapat ditularkan lewat permukaan yang terkontaminasi seperti lembaran uang, gagang pintu, saklar lampu, dan benda-benda rumah tangga lainnya. Lamanya waktu virus dapat bertahan pada suatu permukaan beragam, virus dapat bertahan selama satu atau dua hari pada permukaan yang keras dan tidak berpori seperti plastik atau metal, selama kurang lebih lima belas menit pada kertas tissue kering, dan hanya lima menit pada kulit. Namun, apabila virus terdapat dalam mukus/lendir, lendir tersebut dapat melindungi virus sehingga bertahan dalam waktu yang lama (sampai 17 hari pada uang kertas)
  • 34. INFEKSI ASAL UDARA SELESMA PENYEBAB & GEJALA PATOGENESITAS DIAGNOSIS LABORATORIS EPIDEMIOLOGI PENCEGAHAN INFLUENZA influenza dapat disebarkan dalam tiga cara utama: melalui penularan langsung (saat orang yang terinfeksi bersin, terdapat lendir hidung yang masuk secara langsung pada mata, hidung, dan mulut dari orang lain); melalui udara (saat seseorang menghirup aerosol (butiran cairan kecil dalam udara) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau meludah), dan melalui penularan tangan-ke-mata, tangan-ke-hidung, atau tangan-ke-mulut. Protein hemagglutinin virus bertanggung jawab baik dalam menentukan spesies mana yang dapat diinfeksi oleh suatu galur virus maupun lokasi saluran pernapasan mana yang dapat berikatan dengan suatu galur virus influenza. Galur yang dapat ditularkan dengan mudah dari manusia-ke-manusia memiliki protein hemagglutinin yang berikatan dengan reseptor pada saluran pernapasan bagian atas, seperti pada hidung, tenggorok, dan mulut.
  • 35. INFEKSI ASAL UDARA SELESMA PENYEBAB & GEJALA PATOGENESITAS DIAGNOSIS LABORATORIS EPIDEMIOLOGI PENCEGAHAN INFLUENZA Diagnosis hampir selalu didasarkan pada sindrom klinis. Diagnosis dilakukan melalui isolasi virus dari pencucian tenggorokan atau dahak dan mempertunjukkan naiknya titer antibodi selamapenyembuhan. Titer antibodi serum ditentukan dengan penghambatan hemaglutinasi, netralisasi infektivitas virus, atau uji fiksasi komplemen. Titer dapat meningkat 8 sampai 9 hari setelah terjadinya penyakit.
  • 36. INFEKSI ASAL UDARA SELESMA PENYEBAB & GEJALA PATOGENESITAS DIAGNOSIS LABORATORIS EPIDEMIOLOGI PENCEGAHAN INFLUENZA Epidemi influensa terjadi dalam siklus. Galur virus tipe A biasanya mengikuti siklus 2 tahun sampai siklus 3 tahun, tipe B mempunyai siklus 4 sampai 6 tahun. Tipe C jarang menimbulkan epidemi. Epidemi influensa biasanya terjadi pada musim dingin, dari akhir musim gugur sampai awal musim semi. perubahan musiman pada tingkat infeksi juga terjadi pada wilayah tropis, dan pada beberapa negara puncak infeksi terlihat terutama pada musim hujan. Influensa ada 3 tipe: tipe A, tipe B dan tipe C. Di mana A paling patogenic (membahayakan) karena menginfeksi burung, unggas, dan manusia. Sedangkan tipe B dan C hanya manusia saja.
  • 37. INFEKSI ASAL UDARA SELESMA PENYEBAB & GEJALA PATOGENESITAS DIAGNOSIS LABORATORIS EPIDEMIOLOGI PENCEGAHAN INFLUENZA Vaksinasi terhadap influenza dengan vaksin influenza sering direkomendasikan pada kelompok risiko tinggi, seperti anak-anak dan lansia, atau pada penderita asma, diabetes, penyakit jantung, atau orang-orang yang mengalami gangguan imun. Vaksin juga telah dikembangkan untuk melindungi ternak unggas dari flu burung. Vaksin ini dapat efektif terhadap beberapa galur dan dipergunakan baik sebagai strategi preventif, sebagai usaha untuk melenyapkan wabah.
  • 39. INFEKSI ASAL UDARA OLEH BAKTERI TUBERKULOSIS PNEUMONIA PNEUMOKOKUS MENINGITIS MENINGOKOKUS PENYAKIT PASUKAN TUBERKULOSIS Tuberkulosis adalah penyakit menular pada manusia yang bersifat kronis dan lama penderitaannya. • Dapat merusak jaringan tubuh manapun • Paru paru adalah organ yang paling umum terinfeksi • Gejalanya adalah peradangan selaput paru paru dan rasa sakit yang samar-samar dan disertai dengan batuk , demam disiang hari, dan merasa lelah, serta turunnya berat badan. • Organisme penyebab tbc pada manusia adalah Mycobacterium tuberculosis • Tuberculosis dapat dicegah dengan memperbaiki cara hidup dan kesehatan umum • Vaksin untuk imunisasi terhadap tuberculosis yang disebut dengan BCG (Basillus Calmette dan Guerin) Berikut morfologi dan ciri ciri pembeda beberapa bakteri patogen asal udara
  • 44. INFEKSI ASAL UDARA OLEH BAKTERI TUBERKULOSIS PNEUMONIA PNEUMOKOKUS MENINGITIS MENINGOKOKUS PENYAKIT PASUKAN PNEUMONIA PNEUMOKOKUS Walaupun Pneumonia lobar atau cuping ( penyumbatan pada cuping paruparu) dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, 95% disebabkan oleo Stertococcus pneumoniae. • Pneumokokus dapat dibagi menjadi lebih dari 80 tipe serologis berdasarkan perbedaan antigenik pada kapsul polisakaridanya. • Pada diagnosis laboratoris dapat dilakukan dengan langsung terhdapa dahak atau bakteri yang dibiakkan untuk meberikan identifikasi pneomokokus dengan pasti, • Pengobatan paling efektif untuk pneomokokus ialah dengan penisilin, karena pneumokokus belum membentuk resistensi terhadap antibiotik ini. Gambar
  • 46. INFEKSI ASAL UDARA OLEH BAKTERI MENINGITIS MENINGOKOKUS TUBERKULOSIS PNEUMONIA PNEUMOKOKUS MENINGITIS MENINGOKOKUS PENYAKIT PASUKAN Meningitis meningokokus adalah infeksi bakterial akut yang disebabkan oleh Neisseria meningtidis • Pada manusia menjalar keselaput otak lewat darah dan nasoparing. • Penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian dalam waktu 6-12 jam • Ciri –cirinya ialah, timbulnya luka luka patogenik pada kulit, tulang dan kelenjara adrenalin yang diduga karena endotoksin. • Penisilin juga dianggap paling efektif untuk pengobatan penyakit ini hingga sekarang Gambar
  • 48. INFEKSI ASAL UDARA OLEH BAKTERI PENYAKIT PASUKAN TUBERKULOSIS PNEUMONIA PNEUMOKOKUS MENINGITIS MENINGOKOKUS PENYAKIT PASUKAN Penyakit pasukan merupakan penyakit pernafasan parah yang terjadi selama berlangsungnya rapat pasukan Amerika serikat di Philadephia pada musim panas (1976) • Penyakit pasukan memilki sindrom khas pneumonia • Gejalanya mulai tampak 2-10 hari setelah terkena bakteri yang bersangkutan yang meliputi rasa lesu, sakit kepala, otot, dada dan perut., demam menggigil, batuk kering, kebingungan, dan terganggunya fungsi ginjal. • Bakteri penyebab penyakit pasukan ini disbut dengan Legionella pneumophila. Gambar
  • 51. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) CACAR AIR GONDONG CAMPAK ( RUBELOA ) POLIOMIETIS
  • 52. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 53. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR Penyebab CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) virus Variola major atau Variola minor. Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 54. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Situs masuknya ialah saluran pernapasan bagian atas. Menyebar ke kelenjar getah bening dengan demam. Viremia menyebarkan virus ke seluruh bagian tubuh. Cacar timbul beberapa hari kemudian. Masa inkubasi 12 – 16 hari . Toksisitas biasanya merupakan penyebab kematian . Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 55. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Diagnosis ditetapkan berdasarkan gejala klinis. Diagnosis positif membutuhkan prosedur laboratoris. Inokulasi embrio ayam dengan kerikan dari luka cacar. Pertumbuhan virus terlihat 2 – 3 hari oleh adanya kerusakan pada membran korioalantoik. Dapat pula dilakukan pengamatan dengan mikroskop elektron terhadap bahan dari gelembung nanah atau kerak CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 56. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Penyebaran dengan kontak langsung de ngan luka cacar dari penderita. Sangat menular. Dunia bebas dari penyakit ini sejak tahun 1979 . Vaksinasi dengan virus vaksinia memberikan kekebalan jangka panjang. Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 57. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 58. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 59. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR Penyebab CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) virus varicella-zoster. Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 60. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Di dapat lewat saluran pernafasan. Virus ini berkembangbiak didalam saluran pernafasan dan kelenjar geta bening regioanal. Dilepaskan kedalam darah dan disebarkan keseluruh tubuh. Demam, lesu dan pusing mendahului timbulnya ruam kulit dan akhirnya gelembung. Masa inkubasi 14 – 16 hari. Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 61. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Kriteria klinis biasanya cukup untuk menentukan diagnosis, terutama dengan mengetahui sejarah terkenainya. Mikroskop elektron dapat diandalkan untuk mengamati virus penyebabnya dan menentukan diagnosisnya dengan cepat. Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 62. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi ini dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan.Penyakit ini erat kaitannya dengan kekebalan tubuh. Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 63. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 64. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 65. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) virus rubeola, suatu paramyxo-virus Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 66. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyakit sangat menular, parah , akut menyebar melalui sekresi pernafasan. Virus membiak di saluran pernafasan bagian atas dan konjuktiva ( selaput lendir mata ) pada awal penyakit. Diikuti viremia. Demam tinggi ( dapat jadi sawan ) , mata sakit oleh sinar, konjuktivitas, batuk dan ruam di seluruh badan. Bercak koplik ( bercak putih ) pada selaput lendir mulut dan tenggorokan. Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 67. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Diagnosis hampir selalu didasarkan pada sindrom klinis. Infeksi diperkuat oleh terisolasinya virus dari kultur jaringan atau naiknya titer antibodi campak. Juga adanya sel raksasa hidung disebabkab oleh penyatuan sel sel terinfeksi oleh virus Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 68. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anakanak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 1215 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat. Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 69. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 70. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 71. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Virus Rubella Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 72. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyakit agak ringan, menyebar melalui sekresi perafasan. Replikasi virus mula-mula di dalam mukosa saluran pernafasan bagian atas kelenjar getah bening Servikal. Diikuti dengan penyebaran lewat darah ke seluruh tubuh dengan demam ringan dan ruam tak tetap Inkubasi kira-kira 18 hari. Penyakit hilang dalam 3-4 hari. Bila menderita pada saat hamil muda, mengakibatkan infeksi umum yang paraah bagi janin, dapat menyebabkan kematian. CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 73. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Diagnosis klini sukar pada kasus sewaktu waktu. Diagnosis ditentukan dengan diisolasiny virus penyebabnya atau uji serologis terhadap antibodi rubella. Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 74. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Imunisasi MMR pada usia 12 bulan dan 4 tahun. Vaksin rubella merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak=-kanak. Vaksin MMR diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Wanita usia subur bisa menjalani pemeriksaan serologi untuk rubella. Jika tidak memiliki antibodi, diberikan imunisasi dan baru boleh hamil 3 bulan setelah penyuntikan. Vaksinasi sebaiknya tidak diberikan ketika ibu sedang hamil atau kepada orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan akibat kanker, terapi kortikosteroid maupun terapi penyinaran. CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 75. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) GEJALA : •Pembengkakan pada kelenjar getah bening. •Demam diatas 38 derajat Celsius. •Mata terasa nyeri. •Muncul bintik-bintik merah di seluruh tubuh. •Kulit kering. •Sakit pada persendian. •Sakit kepala. •Hilang nafsu makan. •Wajah pucat dan lemas Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 76. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 77. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) virus Paramyxovirus Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 78. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Infeksi pada kelenjar parotid dengan peradangan, pembengkakan jelas di belakang telinga, sukar menelan. Kelenjar ludah, buah pelir, indung telur, kelenjar ludah perut dan kelenjar lain mungkin terkena. Replikasi virus di epitelium saluran pernafasan bagian atas dapat menyebabkan viremia. Kebanyakan komplikasi yang dikhawatirkan pada laki-laki adalah orkitis ( infeksi buah pelir ), disertai rasa sakit dan pembengkakan. Masa inkubasi 18 – 21 hari CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 79. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambaran klinis seringkali menjadi dasar diagnosis. Dapat diperkuat dengan inokulasi ludah atau fluida tulang punggung pada embrio anak atau kultur jaringan. Diagnosis cepat dapat dilakukan dengan pengamatan spesimen klinis dengan mikroskop elekktron. Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 80. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Digunakan vaksin virus gondong hidup yang sudah dilemahkan, memberikan kekebalan seumur hidup. Dianjurkan imunisasi MMR (Measles Mumps Rubella)rutin untuk anak- anak. Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 81. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 82. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 83. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR Penyebab CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Virus Poliovirus Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 84. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Kebanyakan gejala akut yang khas diakibatkan karena terserangnya baik selaput otak maupun saraf penggerak an disumsum tulang belakang serta otak , menyebabkan kelumpuhan permanen. Macam – Macam Polio : 1. Polio non-paralisis 2. Polio paralisis spinal 3. Polio bulbar Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 85. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) 1. Polio non-paralisis Penyebab Patogenisitas Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh. Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar Back CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 86. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) 2. Polio paralisis spinal Penyebab Patogenisitas Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar Back CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 87. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) 3. Polio bulbar Penyebab Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar Back CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 88. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Diagnosis laboratoris didasarkan pada terisolasinya virus dari ulasan leher, tinja dan fluida tulang belakang ; atau adanya penambahan antibodi penawar terhadap salah satu dari ketiga serotipe selama peenyembuhan. Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 89. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Mekanisme pemindah sebaran terpenting adalah rute pernafasan. Tetapi juga tinja – mulut. Teredia vaksin yang efekttif; virus yang dimatikan dengan formalin dari setiap serotipe seperti dikembangkan oleh Salk; virus hidup yang dilemahkan seperti yang dikenbangkan oleh Sabin dan lain lain. Vaksin Sabin sebagian besar telah menggantikan vaksin Salk. Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 90. INFEKSI ASAL – UDARA LAINNYA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS CACAR CACAR AIR CAMPAK ( RUBELOA ) Penyebab Patogenisitas Diagnosis Laboratoris Pencegahan Gambar CAMPAK JERMAN ( RUBELA ) GONDONG POLIOMIETIS
  • 92. Mikosis sistemik Kriptokokosis Moniliasis Blastomikosis Amerika Utara Blastomikosis Amerika Selatan Histoplasmolisis Koksidioiomikosis Sporotikosis KRIPTOKOKOSIS Ciri – ciri Organisme Crytococus neoformans Organisme penyebab : Filobasidiella (Crytococcus neoformans) Ciri – ciri Organisme • Menyerupai khamir • Menghasilkan kapsul dan berkembang biak dengan penguncupan • Tidak berbentuk hifa dan spora • Tumbuh baik pada biakan biasa. Next
  • 93. Mikosis sistemik Kriptokokosis KRIPTOKOKOSIS Crytococus neoformans Moniliasis Blastomikosis Amerika Utara Blastomikosis Amerika Selatan Histoplasmolisis Koksidioiomikosis Sporotikosis • Dapat menginfeksi tubuh bagian mana saja dan biasanya dimulai dari paru paru • Menyebar melalui aliran darah • Infeksi pada otak dan selaput otak biasanya mengakibatkan kematian. Penyakit Kriptokokosis
  • 94. Mikosis sistemik MONILIASIS Kriptokokosis Ciri – ciri Organisme Moniliasis Candida albicans Organisme penyebab : Candida albicans Blastomikosis Amerika Utara Blastomikosis Amerika Selatan Histoplasmolisis Koksidioiomikosis Sporotikosis Ciri – ciri Organisme : • Sel sel nya menyerupai khamir dengan pseudohifa • Menghasilkan klamidospora besar • Berdinding tebal, bulat, licin • Tumbuh pada media biakan biasa. Next
  • 95. Mikosis sistemik Kriptokokosis Moniliasis Blastomikosis Amerika Utara Blastomikosis Amerika Selatan Histoplasmolisis Koksidioiomikosis Sporotikosis MONILIASIS Ciri – ciri Infeksi Ciri – ciri Infeksi : • Dijumpai pada selaput lendir saluran pencernaan orang – orang sehat • Dapat menyebar melalui kontak langsung • Infeksi dimulut disebut dengan sariawan • Dapat juga menyebakan endokarditis mikotik , moniliasis paru paru dan vaginitis. Penyakit Moniliasis
  • 96. Mikosis sistemik BLASTOMIKOSIS AMERIKA UTARA Kriptokokosis Ciri – ciri Organisme Moniliasis Blastomyces dermatitidis Organisme Penyebab : Blastomyces dermatitidis Blastomikosis Amerika Utara Blastomikosis Amerika Selatan Histoplasmolisis Koksidioiomikosis Sporotikosis Ciri – ciri Organisme : • Sel sel bundar dengan kuncup tunggal • Suhu pertumbuhan optimum 37˚ C • Dalam biakan tua muncul Klamidospora interkalar dan terminal Next
  • 97. Mikosis sistemik Kriptokokosis Moniliasis Blastomikosis Amerika Utara Blastomikosis Amerika Selatan Histoplasmolisis Koksidioiomikosis Sporotikosis BLASTOMIKOSIS AMERIKA UTARA Ciri – ciri infeksi • Infeksinya menyerupai tbc paru paru yang melibatkan paru paru dan selaput dada • Dicirikan oleh luka patogenik kronis • Bernanah • Hanya terjadi diAmerika serikat dan kanada pada pria berumur 30-50 tahun Penyakit Blastomikosis
  • 98. Mikosis sistemik BLASTOMIKOSIS AMERIKA SELATAN Kriptokokosis Ciri- ciri Organisme Moniliasis Blastomyces brasiliensis Organisme penyebab : Blastomyces brasiliensis Blastomikosis Amerika Utara Blastomikosis Amerika Selatan Histoplasmolisis Koksidioiomikosis Sporotikosis Ciri – ciri Infeksi : • Sel selnya menyerupai khamir • Ukurannya berkisar dari 6-30 μm didalam eksudat • Sel sel hidup banyak menghasilkan kuncup • Koloni licin seperti lilin. • Penginkubasian pada suhu 37˚ C Next
  • 99. Mikosis sistemik BLASTOMIKOSIS AMERIKA SELATAN Kriptokokosis Ciri – Ciri Infeksi Moniliasis • Secara klinis mirip dengan blastomikosisi amerika utara dan juga menyerupai koksidioidomikosis • Paling sering terjadi dibrazilia • Luka patogenuk paling umum dijumpai dimulut dan saluran gastroointestin dan pada kelenjar getah bening leher. Blastomikosis Amerika Utara Blastomikosis Amerika Selatan Histoplasmolisis Koksidioiomikosis Sporotikosis Penyakit Blastomikosis
  • 100. Mikosis sistemik HISTOPLASMOLISIS Kriptokokosis Ciri – ciri organisme Moniliasis Histoplasma capsulatum Organisme penyebab : Histoplasma capsulatum Blastomikosis Amerika Utara Blastomikosis Amerika Selatan Histoplasmolisis Koksidioiomikosis Sporotikosis Ciri – ciri organisme : • Sel sel kecil, lonjong, • Dijumpai intraselular didalam jaringan • Sel berkuncup tunggal • Muncul hifa septat, halus dan bercabang pada suhu kamar Next
  • 101. Mikosis sistemik Kriptokokosis Moniliasis Blastomikosis Amerika Utara Blastomikosis Amerika Selatan Histoplasmolisis Koksidioiomikosis Sporotikosis HISTOPLASMOLISIS Ciri – ciri Infeksi • Dapat terjadi sebagai infeksi akut atau kronis • Menyebar pada sistem retikuloen dotelial • Secara klinis dapat dikelirukan dengan karsinoma hidung, lidah atau faring, penyakit hodgkin dan anemia aplastik. • Kebanyakan infeksi menyurut dengan sendirinya tetapi kasus kasus yang parah biasanya fatal. Penyakit Histoplasmolisis
  • 102. Mikosis sistemik KOKSIDIOIDMIKOSIS Kriptokokosis Ciri – ciri Organisme Moniliasis Coccidiodes immitis Organisme penyebab : Coccidiodes immitis Blastomikosis Amerika Utara Blastomikosis Amerika Selatan Histoplasmolisis Koksidioiomikosis Sporotikosis Ciri – ciri organisme : • Organisme ini tumbuh sebagai koloni kapang berwarna putihkekuning kuningan • Sporulasi dengan pembentukan astrospora • Organisme bersel tunggal, berdinding tebal, berbentuk bola. Next
  • 103. Mikosis sistemik Kriptokokosis Moniliasis Blastomikosis Amerika Utara Blastomikosis Amerika Selatan Histoplasmolisis Koksidioiomikosis Sporotikosis KOKSIDIOIDMIKOSIS Ciri – ciri Infeksi • Penyakit ini diberi nama lain seperti demam lembah, demam san joaquin dan rematik gurun pasir • Cendawan sangat menular dan tersebar luas didalam tanah didaerah tertentu diAmerika serikat • Kebanyakan kasus ringan dan sementara tetapi beberapa berakhir dengan kematian. Penyakit koksidioidmikosis
  • 104. Mikosis sistemik Kriptokokosis Moniliasis Blastomikosis Amerika Utara Blastomikosis Amerika Selatan Histoplasmolisis Koksidioiomikosis Sporotikosis SPOROTRIKOSIS Sporotrhix schenckii Ciri – ciri Organisme Organisme penyebab Sporotrhix schenckii : Ciri – ciri Organisme : • Organisme jarang dijumpai dalam jaringan • Menyerupai fusiform dan terdapat pada leukosit morfonuklir • Pada agar infusi otak jantung, koloninya lunak dan terdiri dari sel sel berbentuk cerutu yang menguncup dengan beberapa unsur miselium. Next
  • 105. Mikosis sistemik Kriptokokosis Moniliasis Blastomikosis Amerika Utara Blastomikosis Amerika Selatan Histoplasmolisis Koksidioiomikosis Sporotikosis SPOROTRIKOSIS Ciri - ciri Infeksi • Merupakan infeksi kronis biasanya dimulai dengan bintil dibawah kulit situs luka • Luka pada awalnya menyerupai kutil, bisul, atau benjolan merah kusam dan keras. • Didalam tubuh organisme disebarkan melalui saluran getah bening keberbagai kelenjar getah bening • Pada kasus penyebaran organisme diseluruh tubuh sipenderita dapat meninggal Penyakit sporotrikosis