SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
ANTROPOLOGI
SISTEM-SISTEM MATA
PENCARIAN HIDUP
Oleh Kelompok 1
1. Mantilina Ervina (153 111 061)
2. Muhibullah (153 111 037)
3. Rosnia (153 111 040)
4. Agus Buriadi (153 11 045)
5. Abdul Muthalib (153 111 048)
6. Anisa Anggraini (153 111 053)
7. Yudi Kadriawan (153 111 057)
8. Inwanul Hadi (153 111 064)
9. Sri Jumiati (153 111 063)
10. Anisdani Muliawan (153 111 067)
11. Fahriani (153 111 060)
SISTEM MATA
PENCARIAN
Berburu dan Meramu
Perikanan di Asia
Tenggara
Asal Mula Bercocok
Tanam
Bercocok Tanam Di
Ladang
Bercocok Tanam
Menetap
BERBURU DAN MERAMU
 Berburu dan Meramu merupakan suatu
sistem mata pencarian hidup yang sejak
akhir abad ke-19 mulai menghilang dari
muka bumi. Padahal selama lebih dari
1.990.000 tahun lamanya Berburu dan
Meramu merupakan satu-satunya sistem
mata pencarian hidup manusia.
 Sesudah kepandaian bercocok tanam
menyebar, sistem berburu dan meramu
masih ada di beberapa tempat paling
miskin di muka bumi.
1. Daerah hutan rimba tropik di Negara-
negara Togo, Kamerun dan Kongo.
Sukunya adalah was Negrito
(Pygmee)
2. Daerah gurun Kahari. Sukunya
adalah ras Bushman.
3. Kepulauan Andaman, sukunya ras
Negrito.
4. Beberapa gurun dan sabana di
Australia, Arenhem Land,
Queensland, dan New South Wales.
Sukunya Pribumi Australia.
5. Pulau Tasmania, sukunya bangsa
Ainu
Sekitaran Alam
 Berburu dilakukan dalam berbagai
macam sekitaran alam, ialah:
1. Di daerah hutan rimba tropik
2. Di daerah hutan koniferus
3. Di daerah pada rumput atau steppa
4. Daerah gurun
5. Daerah dengan iklim kutub
Aneka Warna Masyarakat
Berburu
 Menurut seorang Ahli Antropologi J. Steward,
aneka warna bentuk masyarakat suku-suku
bangsa berburu itu dapat dikembalikan kepada
dua bentuk dasar:
1. Binatang yang diburu itu hidup
terpencar(Patrilineal Band). Bangsa yang hidup
di daerah ini memiliki cacah jiwa yang sedikit,
kelompoknya berjumlah sekitar 50 orang.. Adat
perkawinan mewajibkan orang kawin di luar
kelompoknya.
2. Binatang yang diburu hidup dalam kawanan
yang besar(Composite Band), bangsa yang
hidup di daerah ini memiliki kelompok yang
lebih besar, sekitar 100 orang. Adat perkawinan
tidak bersifat Exogam.
Padat Penduduk Daerah-Daerah
dan Luas Wilayah-Wilayah
 Semua daerah pemburuan sekarang
amat rendah angka penduduknya.
Salah satu penyebabnya adalah
angka-angka kelahiran yang rendah.
 Pada umumnya, suatu kelompok
berburu selalu dalam wilayah dengan
batas-batas yang tetap, yang tidak
akan dilampaui dan yang akan
dipertahankan terhadap pelanggaran-
pelanggaran dari luar.
Senjata-Senjata dan Teknologi
Berburu, Meramu dan Mencari
Ikan Metode-metode memotong
 Senjata-senjata pukul
 Senjata-senjata lempar
 Senjata-senjata tusuk
 Tenaga manusia untuk melempar
 Metode-metode manangkap binatang
dengan perangkap
 Perangkap dengan umpan
 Racun
 Beberapa alat yang digunakan bangsa
pemburu
1. Kulit buah labu keras (kelebas) ,
buluh bambu atau kantong terbuat
dari kulit pohon atau kulit telur
burung onta sebagai wadah
membawa air
2. Penggeretan yang dibawa binatang
seperti anjing atau rusa untuk
membawa hasil buruan
3. Kuda digunakan untuk membawa
hasil buruan Menu
PERIKANAN DI ASIA
TENGGARA
Disamping berburu dan meramu,
mencari ikan juga merupakan suatu
mata pencarian hidup manusia yang
amat tua. Manusia zaman purba yang
kebetulan hidup di dekat air telah
mempergunakan sumber alam itu
untuk keperluan hidupnya. Waktu
manusia sudah mengenal bercocok
tanam, mencari ikan sering dilakukan
sebagai mata pencaharian tambahan.
Beberapa jenis Ikan
Di muka bumi ada laut-laut tertentu yang
pantai-pantainya menjadi daerah hidup dari
kawanan ikan tertentu.
1. Di laut-laut Eropa Barat dan Utara,
menyusur pantai Negara-negara Inggris,
Prancis Utara, Belgia, Nederland dan
Denmark hidup ikan haring (Clupea
Harengus)
2. Adapun di pantai-pantai Alaska dan Kanada
Barat-laut hidup ikan Zalm (Salma Salar)
3. Pantai Asia Tenggara, hidup ikan Kembung
(scomber Kanagurta)
LIHAT GAMBAR IKAN
Gambar ikan
Ikan Haring (
clupea Haringus)
Ikan Zalm
(Salmo salar)
Ikan Kembung
(Scomber Kanagurta)
Hal-hal yang diperlukan bangsa
Nelayan
Karena nelayan memang amat tergantung
pada laut, maka dalam melakukan pencarian
ikannya, mereka bergantung pada hal-hal
berikut:
 Alat untuk menangkap ikan (kail, tombak
ikan, jala dan perangkap ikan)
 Perahu dengan segala peralatannya
 Pengatahuan ciri-ciri dan cara hidup berbagai
jenis ikan
 Mempunyai suatu pengatahuan yang lebih
teliti mengenani sifat-sifat laut, angin dan
arus-arusnya, mengenai binatang-binatang di
langit untuk menjadi pedoman dalam
mengemudikan perahunya.
Catatan Penting
Pada suku-suku bangsa nelayan di
Kepulauan Indonesia, tetapi juga di Asia
Tenggara pada umumnya, di di kepulauan di
Lautan Teduh seperti Mikronesia dan di lain
tempat di dunia, kita dapat melihat bahwa
para nelayan sering mempergunakan
metode-metode ilmu gaib untuk menambah
metode-metode teknologis yang nyata, malah
lebih daripada suku berburu. Hal ini
dikarenakan mencari ikan itu rupa-rupanya
merupakan suatu mata pencarian hidup yang
pada dasarnya megnandung lebih banyak
bahaya dan risiko dari pada berburu atau
mata pencaharian hidup lain seperti bercocok
tanam dan beternak.
Kesulitan yang dihadapi
Di Indonesia nelayan-nelayan kecil di
desa-desa nelayan sepanjang pantai
kepulauan kita, menghadapi beberapa
kesulitan, diantaranya.
1. Perahu-perahu mereka kecil
2. Karena perahu kecil, mereka tidak
dapat berlayar sampai jauh kelautan
3. Terdiri dari 2-6 awak
4. Menggunakan system bagi hasil.
Perbandinga antara Beburu dan
Mencari Ikan
Perbandingan mata pencaharian
berburu dan mencari ikan. Kedua-
duanya merupakan mata pencaharian
hidup umat manusia yang paling tua,
tetapi mata pencharian berburu itu
akan hilang dan diganti oleh bercocok
tanam, atau dengan mata
pencaharian hidup lain yang modern,
sedangkan mata penaharian mencari
ikan itu tidak akan pernah hilang.Menu
ASAL MULA BERCOCOK
TANAM
 Kemampuan manusia bercocok tanam oleh
salah seorang ahli sejarah kebudayaan Verre
Gordon, adalah suatu revolusi.
 Menurut suatu pendapat, usaha bercocok
tanam yang pertama mulai dengan aktivet
mempertahankan tumbuh-tumbuhan di
tempat-tempat yang tertentu, terhadap
serangan binatang-binatang atau
membersihkannya dari rumput-rumputan
yang merusak.
 Hal penting lainnya bahwa masalah
permulaan bercocok tanam tak dapat
dilepaskan dari masalah, apakah yang
ditanam.
Dimanakah Manusia Mulai
Becocok Tanam
Menurut penelitian N.I.Vavilon, ketua
Lembaga Lenin untuk ilmu-ilmu
Peranian di Leningrad, berbagai
macam tanaman yang sekarang
tersebar dan tercampur di berbagai
daerah yang luar, mula-mula
mempunyai tempat-tempat asal yang
khusus di muka bumi ini. hal ini berarti
bahwa kepandaian bercocok tanam
tidak diketemukan oleh manusia di
satu tempat, melainkan di bebeberapa
tempat.
Daerah Asal Mula
Perkembangan bercocok tanam
1. Daerah sungai-sungai di Asia
Tenggara
2. Daerah sungai-sungai di Asia Timur
3. Asia Barat Daya
4. Daerah Laut Tengah
5. Daerah Afrika Timur
Menu
BERCOCOK TANAM DI
LADANG
Suatu cara bercocok tanam yang terutama ada
di daerah hutan rimba tropik.
- Cara bercocok tanam itu dilakukan sebagai
berikut:
1. Suatu daerah di hutan atau di sabana
dibersihkan (ditebang dan dibakar)
2. Bidang tanah ladang yang dengan demikian
dibuka, ditanami satu sampai paling
banyak tiga kali (1-2 tahun)
3. Kemudian ladang tadi dibiarkan untuk
waktu yang lama (10-15 tahun)
4. Sesudah itu hutan bekas ladang tadi dibuka
lagi dengan cara seperti tersebut.
Sekitaran Alam
Sekolompok manusia yang hidup dari bercocok
tanam ladang dalam hutan rimba tropik
mempunyai suatu pengetahuan yang luas dan
tajam tentang keadaan hutan. Mereke
mempunyai sistem penggolongan yang teliti
tentang tanah hutan.
1. Hutan Rimba Primer
2. Hutan Rimba Skunder
3. Hutan Sekunder Muda
4. Hutan belukar
5. Padang alang-alang
Adapun daerah Hutan Rimba Primer adalah
daerah huran yang paling digemari sebagai
ladang, sedang padang alang-alang
sebaliknya.
PENJELASAN
 Hutan Rimba Primer, ialah hutan yang
umurnya lebih dari 15 tahun, yang terdiri dari
pohon-pohon tinggi besar, tetapi yang
mempunyai sedikit tumbuh-tumbuhan dan
belukar bawah
 Hutan Rimba Sekunder, ialah hutan diantara
12-13 tahun, yang terdiri dari pohon-pohon
tinggi besar, tetapi yang mempunyai tumbuh-
tumbuhan belukar bawah yang tebal
 Hutan Sekunder muda, yang umurnya kurang
dari12 tahun dan yang terdiri dari pohon-
pohon muda kecil, tetapi yang mempunyai
tumbuh-tumbuhan belukar bawah yang tebal.
 Hutan belukar yang umurnya lebih dari kira-
kira enam bulan, dan yang terdiri dari belukar
bawah yang tebal dengan beberapa pohon
muda
 Pada alang-alang.
LIHAT GAMBAR
Padang alang alang
Padat Penduduk dan Sistem
Milik Tanah
 Karena bercocok tanam dilakukan
dengan membuka hutan kemudian
meninggalkannya setelah 2-3 tahun saja,
sehingga sistem ini membutuhkan
banyak tanah dan hanya bisa dilakukan
pada jumlah padat penduduk yang kecil.
 Tanah yang dipakai untuk ladang itu
sengkali belum merupakan hak milik
seseorang incividu. Tanah itu milik
kelompok, atau kelompok-kelompok
yang menduduki daerah yang
bersangkutan.
Menu
BERCOCOK TANAM MENETAP
 Disini teknik manusia sudah mencapai
suatu taraf sedemikian rupa sehingga
manusia dapat mengatasi berbagai
macam rintangan alam
 Berbeda dengan bercocok tanam di
ladang yang di dalam garis besar
menunjukkan keseragaman besar
mengenai tekniknya, bercocok tanam
menetap di berbagai tempat
menunjukkan suatu aneka warna yang
amat besar.
Macam-macam bentuk bercocok
tanam
1. Bercocok tanam tanpa bajak
dalam sistem ini petani mengolah
tanah sebelum ditanam
menggunakan cangkul.
2. Bercocok tanam dengan bajak
dalam sistem ini petani mengolah
tanah sebelum ditanam dengan
bajak yang ditarik oleh binatang atau
manusia
Sistem Milik Tanah
 Sistem milik umum atau milik komunal
dengan pemakaian beralih-alih
 Sistem milik komunal dengan
pemakaian bergiliran
 Sistem milik kemudal dengan
pemakaian tetap
 Sistem milik individu
Bajak sawah dengan sapi^^
Pertanyaan-pertanyaan
1. Apakah hasil berburu hanya
digunakan untuk memenuhi
kebutuhannya saja atau diperjual
belikan?
2. Apakah setelah diburu binatang
buruan itu tidak punah?
3. Apakah nama alat-alat yang
digunakan untuk berburu?
4. Jelaskan pengertian kepemilikan
tanah pada Bercocok Taman
KESIMPULAN
Sistem mata pencarian yang pertama
kali dilakukan manusia adalah berburu
dan hidup berpindah-pindah
(nomaden).
Berburu adalah sistem peletak dasar
untuk sistem pencarian; pertenakan.
Semakin bertambahnya zaman,
semakin bertambah pula keluasan
pengetahuan cara mata pencarian
hidup manusia.

More Related Content

What's hot

Keseimbangan ekosistem
Keseimbangan ekosistemKeseimbangan ekosistem
Keseimbangan ekosistemhardi12005211
 
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran FaunaPembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Faunayuliartiramli
 
Budidaya kerang mutiara (pinctada maxima) the golden and silver pearl pada ke...
Budidaya kerang mutiara (pinctada maxima) the golden and silver pearl pada ke...Budidaya kerang mutiara (pinctada maxima) the golden and silver pearl pada ke...
Budidaya kerang mutiara (pinctada maxima) the golden and silver pearl pada ke...Ariez Jack
 
Keseimbangan ekosistem
Keseimbangan ekosistemKeseimbangan ekosistem
Keseimbangan ekosistemhardi12005211
 
laporan prakerin pembenihan rajungan
 laporan prakerin pembenihan rajungan laporan prakerin pembenihan rajungan
laporan prakerin pembenihan rajunganAbd Taj Khalwatiyah
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran FaunaFaktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Faunayuliartiramli
 
Persebaran flora & fauna
Persebaran flora & faunaPersebaran flora & fauna
Persebaran flora & faunaAy Rontini
 
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan DuniaGeografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan DuniaSyifa Sahaliya
 
Makalah Persebaran Hewan di Indonesia
Makalah Persebaran Hewan di IndonesiaMakalah Persebaran Hewan di Indonesia
Makalah Persebaran Hewan di IndonesiaAbd Kadir
 
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora  dan fauna di dunia & indonesiaPersebaran flora  dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesiaChan Maro
 

What's hot (20)

Keseimbangan ekosistem
Keseimbangan ekosistemKeseimbangan ekosistem
Keseimbangan ekosistem
 
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran FaunaPembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Pembahasan Zoogeografi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
 
Budidaya kerang mutiara (pinctada maxima) the golden and silver pearl pada ke...
Budidaya kerang mutiara (pinctada maxima) the golden and silver pearl pada ke...Budidaya kerang mutiara (pinctada maxima) the golden and silver pearl pada ke...
Budidaya kerang mutiara (pinctada maxima) the golden and silver pearl pada ke...
 
Keseimbangan ekosistem
Keseimbangan ekosistemKeseimbangan ekosistem
Keseimbangan ekosistem
 
laporan prakerin pembenihan rajungan
 laporan prakerin pembenihan rajungan laporan prakerin pembenihan rajungan
laporan prakerin pembenihan rajungan
 
Makalah Geografi
Makalah GeografiMakalah Geografi
Makalah Geografi
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran FaunaFaktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
 
Bunga lanka
Bunga lankaBunga lanka
Bunga lanka
 
Persebaran flora & fauna
Persebaran flora & faunaPersebaran flora & fauna
Persebaran flora & fauna
 
Konsenvasi penyu
Konsenvasi penyuKonsenvasi penyu
Konsenvasi penyu
 
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan DuniaGeografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
 
Tugas Akhir PMPG
Tugas Akhir PMPGTugas Akhir PMPG
Tugas Akhir PMPG
 
Penyu
PenyuPenyu
Penyu
 
Makalah Persebaran Hewan di Indonesia
Makalah Persebaran Hewan di IndonesiaMakalah Persebaran Hewan di Indonesia
Makalah Persebaran Hewan di Indonesia
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Ikan pari manta
Ikan pari mantaIkan pari manta
Ikan pari manta
 
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora  dan fauna di dunia & indonesiaPersebaran flora  dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
 
Makalah sisver mono & chiro
Makalah sisver mono & chiroMakalah sisver mono & chiro
Makalah sisver mono & chiro
 
Budidaya ikan gurame
Budidaya ikan gurameBudidaya ikan gurame
Budidaya ikan gurame
 
Bab i udangku
Bab i udangkuBab i udangku
Bab i udangku
 

Similar to Antropologi

Faktor alasan penyebab kepunahan, cara pelestarian, hwn dan tumbuhan langka
Faktor alasan penyebab kepunahan, cara pelestarian, hwn dan tumbuhan langkaFaktor alasan penyebab kepunahan, cara pelestarian, hwn dan tumbuhan langka
Faktor alasan penyebab kepunahan, cara pelestarian, hwn dan tumbuhan langkaNaila Khofshoh
 
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil PerikananLaporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil PerikananIke Wulanduri
 
Konservasi alam
Konservasi alamKonservasi alam
Konservasi alama_novrina
 
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANAN
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANANLAPORAN HASIL - HASIL PERILANAN
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANANIke Wulanduri
 
Mollusca, echinodermata & artropoda
Mollusca, echinodermata & artropodaMollusca, echinodermata & artropoda
Mollusca, echinodermata & artropodaAlfian Isnan
 
Keseimbangan ekosistem
Keseimbangan ekosistemKeseimbangan ekosistem
Keseimbangan ekosistemsantivia
 
MANAJEMEN KELAUTAN.docx
MANAJEMEN KELAUTAN.docxMANAJEMEN KELAUTAN.docx
MANAJEMEN KELAUTAN.docxMuchsinHaris
 
Sumber daya keanekaragamanhayati
Sumber daya keanekaragamanhayatiSumber daya keanekaragamanhayati
Sumber daya keanekaragamanhayatiElsa Kartini Putri
 
geografi kehidupan
geografi kehidupangeografi kehidupan
geografi kehidupanNana115852
 
KELANGSUNGAN MAKHLUK HIDUP
KELANGSUNGAN MAKHLUK HIDUP KELANGSUNGAN MAKHLUK HIDUP
KELANGSUNGAN MAKHLUK HIDUP Anung Hastuti
 
Tm 1 arti & sejarah pertanian (PIP_1)
Tm 1 arti & sejarah pertanian (PIP_1)Tm 1 arti & sejarah pertanian (PIP_1)
Tm 1 arti & sejarah pertanian (PIP_1)Lia Kristiana
 
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdfPersebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdfMukarobinspdMukarobi
 
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptx
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptxKEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptx
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptxZiazahbia
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuDody Perdana
 
Makalah sejarah
Makalah sejarahMakalah sejarah
Makalah sejarahSantos Tos
 

Similar to Antropologi (20)

Faktor alasan penyebab kepunahan, cara pelestarian, hwn dan tumbuhan langka
Faktor alasan penyebab kepunahan, cara pelestarian, hwn dan tumbuhan langkaFaktor alasan penyebab kepunahan, cara pelestarian, hwn dan tumbuhan langka
Faktor alasan penyebab kepunahan, cara pelestarian, hwn dan tumbuhan langka
 
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil PerikananLaporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
 
Konservasi alam
Konservasi alamKonservasi alam
Konservasi alam
 
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANAN
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANANLAPORAN HASIL - HASIL PERILANAN
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANAN
 
Mollusca, echinodermata & artropoda
Mollusca, echinodermata & artropodaMollusca, echinodermata & artropoda
Mollusca, echinodermata & artropoda
 
Keseimbangan ekosistem
Keseimbangan ekosistemKeseimbangan ekosistem
Keseimbangan ekosistem
 
Rodentia&lagomorpha
Rodentia&lagomorphaRodentia&lagomorpha
Rodentia&lagomorpha
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati
 
MANAJEMEN KELAUTAN.docx
MANAJEMEN KELAUTAN.docxMANAJEMEN KELAUTAN.docx
MANAJEMEN KELAUTAN.docx
 
Sumber daya keanekaragamanhayati
Sumber daya keanekaragamanhayatiSumber daya keanekaragamanhayati
Sumber daya keanekaragamanhayati
 
geografi kehidupan
geografi kehidupangeografi kehidupan
geografi kehidupan
 
KELANGSUNGAN MAKHLUK HIDUP
KELANGSUNGAN MAKHLUK HIDUP KELANGSUNGAN MAKHLUK HIDUP
KELANGSUNGAN MAKHLUK HIDUP
 
Tm 1 arti & sejarah pertanian (PIP_1)
Tm 1 arti & sejarah pertanian (PIP_1)Tm 1 arti & sejarah pertanian (PIP_1)
Tm 1 arti & sejarah pertanian (PIP_1)
 
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdfPersebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
 
Ilmu dasar
Ilmu dasarIlmu dasar
Ilmu dasar
 
Tugas_bu_lilis.pptx
Tugas_bu_lilis.pptxTugas_bu_lilis.pptx
Tugas_bu_lilis.pptx
 
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptx
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptxKEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptx
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptx
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyu
 
Makalah sejarah
Makalah sejarahMakalah sejarah
Makalah sejarah
 
Keanekeragaman hayati
Keanekeragaman hayatiKeanekeragaman hayati
Keanekeragaman hayati
 

Antropologi

  • 1. ANTROPOLOGI SISTEM-SISTEM MATA PENCARIAN HIDUP Oleh Kelompok 1 1. Mantilina Ervina (153 111 061) 2. Muhibullah (153 111 037) 3. Rosnia (153 111 040) 4. Agus Buriadi (153 11 045) 5. Abdul Muthalib (153 111 048) 6. Anisa Anggraini (153 111 053) 7. Yudi Kadriawan (153 111 057) 8. Inwanul Hadi (153 111 064) 9. Sri Jumiati (153 111 063) 10. Anisdani Muliawan (153 111 067) 11. Fahriani (153 111 060)
  • 2. SISTEM MATA PENCARIAN Berburu dan Meramu Perikanan di Asia Tenggara Asal Mula Bercocok Tanam Bercocok Tanam Di Ladang Bercocok Tanam Menetap
  • 3. BERBURU DAN MERAMU  Berburu dan Meramu merupakan suatu sistem mata pencarian hidup yang sejak akhir abad ke-19 mulai menghilang dari muka bumi. Padahal selama lebih dari 1.990.000 tahun lamanya Berburu dan Meramu merupakan satu-satunya sistem mata pencarian hidup manusia.  Sesudah kepandaian bercocok tanam menyebar, sistem berburu dan meramu masih ada di beberapa tempat paling miskin di muka bumi.
  • 4. 1. Daerah hutan rimba tropik di Negara- negara Togo, Kamerun dan Kongo. Sukunya adalah was Negrito (Pygmee) 2. Daerah gurun Kahari. Sukunya adalah ras Bushman. 3. Kepulauan Andaman, sukunya ras Negrito. 4. Beberapa gurun dan sabana di Australia, Arenhem Land, Queensland, dan New South Wales. Sukunya Pribumi Australia. 5. Pulau Tasmania, sukunya bangsa Ainu
  • 5. Sekitaran Alam  Berburu dilakukan dalam berbagai macam sekitaran alam, ialah: 1. Di daerah hutan rimba tropik 2. Di daerah hutan koniferus 3. Di daerah pada rumput atau steppa 4. Daerah gurun 5. Daerah dengan iklim kutub
  • 6. Aneka Warna Masyarakat Berburu  Menurut seorang Ahli Antropologi J. Steward, aneka warna bentuk masyarakat suku-suku bangsa berburu itu dapat dikembalikan kepada dua bentuk dasar: 1. Binatang yang diburu itu hidup terpencar(Patrilineal Band). Bangsa yang hidup di daerah ini memiliki cacah jiwa yang sedikit, kelompoknya berjumlah sekitar 50 orang.. Adat perkawinan mewajibkan orang kawin di luar kelompoknya. 2. Binatang yang diburu hidup dalam kawanan yang besar(Composite Band), bangsa yang hidup di daerah ini memiliki kelompok yang lebih besar, sekitar 100 orang. Adat perkawinan tidak bersifat Exogam.
  • 7. Padat Penduduk Daerah-Daerah dan Luas Wilayah-Wilayah  Semua daerah pemburuan sekarang amat rendah angka penduduknya. Salah satu penyebabnya adalah angka-angka kelahiran yang rendah.  Pada umumnya, suatu kelompok berburu selalu dalam wilayah dengan batas-batas yang tetap, yang tidak akan dilampaui dan yang akan dipertahankan terhadap pelanggaran- pelanggaran dari luar.
  • 8. Senjata-Senjata dan Teknologi Berburu, Meramu dan Mencari Ikan Metode-metode memotong  Senjata-senjata pukul  Senjata-senjata lempar  Senjata-senjata tusuk  Tenaga manusia untuk melempar  Metode-metode manangkap binatang dengan perangkap  Perangkap dengan umpan  Racun
  • 9.  Beberapa alat yang digunakan bangsa pemburu 1. Kulit buah labu keras (kelebas) , buluh bambu atau kantong terbuat dari kulit pohon atau kulit telur burung onta sebagai wadah membawa air 2. Penggeretan yang dibawa binatang seperti anjing atau rusa untuk membawa hasil buruan 3. Kuda digunakan untuk membawa hasil buruan Menu
  • 10. PERIKANAN DI ASIA TENGGARA Disamping berburu dan meramu, mencari ikan juga merupakan suatu mata pencarian hidup manusia yang amat tua. Manusia zaman purba yang kebetulan hidup di dekat air telah mempergunakan sumber alam itu untuk keperluan hidupnya. Waktu manusia sudah mengenal bercocok tanam, mencari ikan sering dilakukan sebagai mata pencaharian tambahan.
  • 11. Beberapa jenis Ikan Di muka bumi ada laut-laut tertentu yang pantai-pantainya menjadi daerah hidup dari kawanan ikan tertentu. 1. Di laut-laut Eropa Barat dan Utara, menyusur pantai Negara-negara Inggris, Prancis Utara, Belgia, Nederland dan Denmark hidup ikan haring (Clupea Harengus) 2. Adapun di pantai-pantai Alaska dan Kanada Barat-laut hidup ikan Zalm (Salma Salar) 3. Pantai Asia Tenggara, hidup ikan Kembung (scomber Kanagurta) LIHAT GAMBAR IKAN
  • 12. Gambar ikan Ikan Haring ( clupea Haringus) Ikan Zalm (Salmo salar) Ikan Kembung (Scomber Kanagurta)
  • 13. Hal-hal yang diperlukan bangsa Nelayan Karena nelayan memang amat tergantung pada laut, maka dalam melakukan pencarian ikannya, mereka bergantung pada hal-hal berikut:  Alat untuk menangkap ikan (kail, tombak ikan, jala dan perangkap ikan)  Perahu dengan segala peralatannya  Pengatahuan ciri-ciri dan cara hidup berbagai jenis ikan  Mempunyai suatu pengatahuan yang lebih teliti mengenani sifat-sifat laut, angin dan arus-arusnya, mengenai binatang-binatang di langit untuk menjadi pedoman dalam mengemudikan perahunya.
  • 14. Catatan Penting Pada suku-suku bangsa nelayan di Kepulauan Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara pada umumnya, di di kepulauan di Lautan Teduh seperti Mikronesia dan di lain tempat di dunia, kita dapat melihat bahwa para nelayan sering mempergunakan metode-metode ilmu gaib untuk menambah metode-metode teknologis yang nyata, malah lebih daripada suku berburu. Hal ini dikarenakan mencari ikan itu rupa-rupanya merupakan suatu mata pencarian hidup yang pada dasarnya megnandung lebih banyak bahaya dan risiko dari pada berburu atau mata pencaharian hidup lain seperti bercocok tanam dan beternak.
  • 15. Kesulitan yang dihadapi Di Indonesia nelayan-nelayan kecil di desa-desa nelayan sepanjang pantai kepulauan kita, menghadapi beberapa kesulitan, diantaranya. 1. Perahu-perahu mereka kecil 2. Karena perahu kecil, mereka tidak dapat berlayar sampai jauh kelautan 3. Terdiri dari 2-6 awak 4. Menggunakan system bagi hasil.
  • 16. Perbandinga antara Beburu dan Mencari Ikan Perbandingan mata pencaharian berburu dan mencari ikan. Kedua- duanya merupakan mata pencaharian hidup umat manusia yang paling tua, tetapi mata pencharian berburu itu akan hilang dan diganti oleh bercocok tanam, atau dengan mata pencaharian hidup lain yang modern, sedangkan mata penaharian mencari ikan itu tidak akan pernah hilang.Menu
  • 17. ASAL MULA BERCOCOK TANAM  Kemampuan manusia bercocok tanam oleh salah seorang ahli sejarah kebudayaan Verre Gordon, adalah suatu revolusi.  Menurut suatu pendapat, usaha bercocok tanam yang pertama mulai dengan aktivet mempertahankan tumbuh-tumbuhan di tempat-tempat yang tertentu, terhadap serangan binatang-binatang atau membersihkannya dari rumput-rumputan yang merusak.  Hal penting lainnya bahwa masalah permulaan bercocok tanam tak dapat dilepaskan dari masalah, apakah yang ditanam.
  • 18. Dimanakah Manusia Mulai Becocok Tanam Menurut penelitian N.I.Vavilon, ketua Lembaga Lenin untuk ilmu-ilmu Peranian di Leningrad, berbagai macam tanaman yang sekarang tersebar dan tercampur di berbagai daerah yang luar, mula-mula mempunyai tempat-tempat asal yang khusus di muka bumi ini. hal ini berarti bahwa kepandaian bercocok tanam tidak diketemukan oleh manusia di satu tempat, melainkan di bebeberapa tempat.
  • 19. Daerah Asal Mula Perkembangan bercocok tanam 1. Daerah sungai-sungai di Asia Tenggara 2. Daerah sungai-sungai di Asia Timur 3. Asia Barat Daya 4. Daerah Laut Tengah 5. Daerah Afrika Timur Menu
  • 20. BERCOCOK TANAM DI LADANG Suatu cara bercocok tanam yang terutama ada di daerah hutan rimba tropik. - Cara bercocok tanam itu dilakukan sebagai berikut: 1. Suatu daerah di hutan atau di sabana dibersihkan (ditebang dan dibakar) 2. Bidang tanah ladang yang dengan demikian dibuka, ditanami satu sampai paling banyak tiga kali (1-2 tahun) 3. Kemudian ladang tadi dibiarkan untuk waktu yang lama (10-15 tahun) 4. Sesudah itu hutan bekas ladang tadi dibuka lagi dengan cara seperti tersebut.
  • 21. Sekitaran Alam Sekolompok manusia yang hidup dari bercocok tanam ladang dalam hutan rimba tropik mempunyai suatu pengetahuan yang luas dan tajam tentang keadaan hutan. Mereke mempunyai sistem penggolongan yang teliti tentang tanah hutan. 1. Hutan Rimba Primer 2. Hutan Rimba Skunder 3. Hutan Sekunder Muda 4. Hutan belukar 5. Padang alang-alang Adapun daerah Hutan Rimba Primer adalah daerah huran yang paling digemari sebagai ladang, sedang padang alang-alang sebaliknya. PENJELASAN
  • 22.  Hutan Rimba Primer, ialah hutan yang umurnya lebih dari 15 tahun, yang terdiri dari pohon-pohon tinggi besar, tetapi yang mempunyai sedikit tumbuh-tumbuhan dan belukar bawah  Hutan Rimba Sekunder, ialah hutan diantara 12-13 tahun, yang terdiri dari pohon-pohon tinggi besar, tetapi yang mempunyai tumbuh- tumbuhan belukar bawah yang tebal  Hutan Sekunder muda, yang umurnya kurang dari12 tahun dan yang terdiri dari pohon- pohon muda kecil, tetapi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan belukar bawah yang tebal.  Hutan belukar yang umurnya lebih dari kira- kira enam bulan, dan yang terdiri dari belukar bawah yang tebal dengan beberapa pohon muda  Pada alang-alang. LIHAT GAMBAR
  • 24. Padat Penduduk dan Sistem Milik Tanah  Karena bercocok tanam dilakukan dengan membuka hutan kemudian meninggalkannya setelah 2-3 tahun saja, sehingga sistem ini membutuhkan banyak tanah dan hanya bisa dilakukan pada jumlah padat penduduk yang kecil.  Tanah yang dipakai untuk ladang itu sengkali belum merupakan hak milik seseorang incividu. Tanah itu milik kelompok, atau kelompok-kelompok yang menduduki daerah yang bersangkutan. Menu
  • 25. BERCOCOK TANAM MENETAP  Disini teknik manusia sudah mencapai suatu taraf sedemikian rupa sehingga manusia dapat mengatasi berbagai macam rintangan alam  Berbeda dengan bercocok tanam di ladang yang di dalam garis besar menunjukkan keseragaman besar mengenai tekniknya, bercocok tanam menetap di berbagai tempat menunjukkan suatu aneka warna yang amat besar.
  • 26. Macam-macam bentuk bercocok tanam 1. Bercocok tanam tanpa bajak dalam sistem ini petani mengolah tanah sebelum ditanam menggunakan cangkul. 2. Bercocok tanam dengan bajak dalam sistem ini petani mengolah tanah sebelum ditanam dengan bajak yang ditarik oleh binatang atau manusia
  • 27. Sistem Milik Tanah  Sistem milik umum atau milik komunal dengan pemakaian beralih-alih  Sistem milik komunal dengan pemakaian bergiliran  Sistem milik kemudal dengan pemakaian tetap  Sistem milik individu
  • 29. Pertanyaan-pertanyaan 1. Apakah hasil berburu hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhannya saja atau diperjual belikan? 2. Apakah setelah diburu binatang buruan itu tidak punah? 3. Apakah nama alat-alat yang digunakan untuk berburu? 4. Jelaskan pengertian kepemilikan tanah pada Bercocok Taman
  • 30. KESIMPULAN Sistem mata pencarian yang pertama kali dilakukan manusia adalah berburu dan hidup berpindah-pindah (nomaden). Berburu adalah sistem peletak dasar untuk sistem pencarian; pertenakan. Semakin bertambahnya zaman, semakin bertambah pula keluasan pengetahuan cara mata pencarian hidup manusia.