SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR SE - 46/PJ.4/1995
TENTANG
PERLAKUAN BIAYA BUNGA YANG DIBAYAR ATAU TERUTANG DALAM HAL WAJIB PAJAK MENERIMA
ATAU MEMPEROLEH PENGHASILAN BERUPA BUNGA DEPOSITO ATAU TABUNGAN LAINNYA
(SERI PPh UMUM NO. 20)
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
1. Denganberlakunya Peraturan PemerintahNomor 51 Tahun1994, maka atas bunga deposito, tabungan, serta diskonto
SBI yang diterima atau diperolehbaikoleh WajibPajak badanmaupun olehWajib Pajak orangpribadi dipotong Pajak
Penghasilan yang bersifat final.
2. Berdasarkan Pasal 2 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1994, untuk menghitung besarnya Penghasilan
Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha tetap (BUT), biaya untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final yang diatur tersendiri berdasarkan Pasal 4 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubahterakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1994, tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto.
3. Dapat terjadi bahwa dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya langsung atau
tidaklangsung berasal dari pinjamanataudana yang berasaldari pihakketiga yangdibebani biaya bunga. Apabila hal
tersebut terjadi WajibPajak dapat memperkecil PenghasilanKena Pajaksecara tidak wajar, karena bunga yang terutang
atau dibayar atas pinjaman tersebut dikurangkan sebagai biaya, sedangkan bunga yang diterima atau diperoleh yang
berasal dari penempatan dana dalam bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya tidak ditambahkan dalam
penghitungan PenghasilanKena Pajak karena telahdikenakanPajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 15%.
4. Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, dengan ini diberikan penegasan seba gai berikut :
a. Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya dengan atau lebih kecil dari jumlah rata -rata dana yang
ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya, maka bunga yang dibayar atau terutang atas
pinjaman tersebut seluruhnya tida k dapat dibebankan sebagai biaya.
b. Apabila jumlahrata-rata pinjamanlebihbesar dari jumlahrata-rata dana yang ditempatkandalam bentukdeposito
atau tabungan lainnya, maka bunga atas pinjaman yang boleh dibebankan sebagai biaya adalah bunga yang
dibayar atau terutang atas rata-rata pinjaman yang melebihi jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai
deposito berjangka atau tabungan lainnya.
Contoh :
Pada tahun1995 PT. A mendapat pinjamandari pihakketiga denganbatasmaksimum sebesar Rp200.000.000,00
dan tingkat bunga pinjaman 20%. Dari jumlah tersebut telah diambil pada bulan Pebruari sebesar Rp
125.000.000,00, pada bulan Juni diambil lagi sebesar Rp 25.000.000,00 dan sisanya (Rp 50.000.000,00) diambil
pada bulan Agustus. Disampingitu WajibPajakmempunyai dana yang ditempatkandalambentuk deposito dengan
perincian sebagai berikut:
bulan Pebruari s/d Maret sebesar Rp. 25.000.000,00
bulan April s/d Agustus sebesar Rp. 46.000.000,00
bulan September s/d Desember sebesar Rp. 50.000.000,00
Dengan demikian bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya adalah sebagai berikut:
Rata-rata pinjaman Pinjaman Jangka Waktu
Bulan Januari Rp 0 1 bulan= Rp 0
bulanPebruari s/dMaret Rp 125.000.000,00 4 bulan= Rp 500.000.000,00
bulanJuni s/d Juli Rp 150.000.000,00 2 bulan= Rp 300.000.000,00
bulanAgustus s/dDesember Rp 200.000.000,00 5 bulan= Rp 1.000.000.000,00
Jumlah Rp 1.800.000.000,00
Rata-rata pinjaman perbulanRp 1.800.000.000,00 :12 = Rp 150.000.000,00
Rata-rata Dana Berupa Deposito Pinjaman Jangka Waktu
Bulan Januari Rp 0 1 bulan= Rp 0
bulanPebruari s/dMaret Rp 25.000.000,00 2 bulan= Rp 50.000.000,00
bulanJuni s/d Juli Rp 46.000.000,00 5 bulan= Rp 230.000.000,00
bulanAgustus s/dDesember Rp 50.000.000,00 4 bulan= Rp 200.000.000,00
Jumlah Rp 4.800.000.000,00
Rata-rata depositoperbulan= Rp 480.000.000,00 : 12 = Rp 40.000.000,00
 Bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya = 20% x (Rp 150.000.000,00 - Rp 40.000.000,00) = Rp
22.000.000,00
5. Menyimpang dari ketentuan tersebut pada butir 4, bunga yang dibayarkan atau terutang atas pinjaman Wajib Pajak
dari pihak ketiga dapat dibebankan sebagai biaya sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994, dalam hal :
a. dana pinjaman tersebut disimpan/ditempatkan dalam bentuk rekening giro yang atas jasanya dikenakan Pajak
Penghasilan yang bersifat final,
b. adanya keharusan bagi Wajib Pajak untuk menempatkan dana dalam jumlah tertentu pada suatu bank dalam
bentuk deposito berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, sepanjang jumlah deposito dan
tabungan tersebut semata-mata untuk memenuhi keharusan tersebut: misalnya cadangan biaya reklamasi yang
harus ditempatkan dalam bentuk deposito atau tabungan di Bank Pemerintah,
c. dapat dibuktikanbahwa penempatan deposito atau tabungantersebut dananya berasal dari tambahanmodaldan
sisa laba setelah kena pajak.
Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
ttd
FUAD BAWAZIER

More Related Content

What's hot

Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrsKlasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
sripardede
 
Laporan keuangan Kas kecil
Laporan keuangan Kas kecilLaporan keuangan Kas kecil
Laporan keuangan Kas kecil
Retna Rindayani
 
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor PublikPertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Ismail M
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham
Livi Pungus
 
Tugas analisis p3 b (autosaved)
Tugas analisis p3 b (autosaved)Tugas analisis p3 b (autosaved)
Tugas analisis p3 b (autosaved)
dianiwidya
 

What's hot (20)

Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrsKlasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
 
Konsep dasar pajak internasional by lutfi ardhani,dkk
Konsep dasar pajak internasional by lutfi ardhani,dkkKonsep dasar pajak internasional by lutfi ardhani,dkk
Konsep dasar pajak internasional by lutfi ardhani,dkk
 
PPN objek
PPN objekPPN objek
PPN objek
 
Laporan keuangan Kas kecil
Laporan keuangan Kas kecilLaporan keuangan Kas kecil
Laporan keuangan Kas kecil
 
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor PublikPertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
 
Hukum Kepailitan
Hukum Kepailitan Hukum Kepailitan
Hukum Kepailitan
 
Perencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publikPerencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publik
 
Hukum Jaminan Kebendaan
Hukum Jaminan KebendaanHukum Jaminan Kebendaan
Hukum Jaminan Kebendaan
 
Aktiva tetap 1
Aktiva tetap 1Aktiva tetap 1
Aktiva tetap 1
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita SariMATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
 
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi DaerahPajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
 
Tentang KUP
Tentang KUPTentang KUP
Tentang KUP
 
Kewajiban Lancar
Kewajiban LancarKewajiban Lancar
Kewajiban Lancar
 
Surat perikatan-audit
Surat perikatan-auditSurat perikatan-audit
Surat perikatan-audit
 
Pertemuan 3 2
Pertemuan 3 2Pertemuan 3 2
Pertemuan 3 2
 
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAAkuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
 
Tugas analisis p3 b (autosaved)
Tugas analisis p3 b (autosaved)Tugas analisis p3 b (autosaved)
Tugas analisis p3 b (autosaved)
 
Mengenal transaksi sale-leaseback dan wrap-lease
Mengenal transaksi sale-leaseback dan wrap-leaseMengenal transaksi sale-leaseback dan wrap-lease
Mengenal transaksi sale-leaseback dan wrap-lease
 

Similar to Surat edaran direktur jenderal pajak 46.pj.4.1995

4 PPh Pasal 21.pptx
4 PPh Pasal 21.pptx4 PPh Pasal 21.pptx
4 PPh Pasal 21.pptx
AnandaAyu13
 
Daftar objek dan tarif pajak penghasilan
Daftar objek dan tarif pajak penghasilanDaftar objek dan tarif pajak penghasilan
Daftar objek dan tarif pajak penghasilan
moderat
 
Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21
maryaxfate
 
PPT AKUNTANSI TABUNGAN SHAFIKA DAN RISMA.pptx
PPT AKUNTANSI TABUNGAN SHAFIKA DAN RISMA.pptxPPT AKUNTANSI TABUNGAN SHAFIKA DAN RISMA.pptx
PPT AKUNTANSI TABUNGAN SHAFIKA DAN RISMA.pptx
ShafikaPutri1
 
Bab 3 nilai_waktu_uang
Bab 3 nilai_waktu_uangBab 3 nilai_waktu_uang
Bab 3 nilai_waktu_uang
Inal Ypyn
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran 21
Rencana pelaksanaan pembelajaran 21Rencana pelaksanaan pembelajaran 21
Rencana pelaksanaan pembelajaran 21
Dede Azis Nagara
 
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Adillah Putri
 
Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan PPh 4 ayat 2 PPh 21 PPh 22 PPh 23
Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan PPh 4 ayat 2 PPh 21 PPh 22 PPh 23Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan PPh 4 ayat 2 PPh 21 PPh 22 PPh 23
Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan PPh 4 ayat 2 PPh 21 PPh 22 PPh 23
Kartika Lukitasari
 
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdf
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang  Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdfPerbup No 88 Thn 2018, Tentang  Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdf
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdf
LennyD1
 

Similar to Surat edaran direktur jenderal pajak 46.pj.4.1995 (20)

Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban jangka Panjang
Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban jangka PanjangKewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban jangka Panjang
Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban jangka Panjang
 
PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
PPh Final Pasal 4 Ayat (2)PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
 
4 PPh Pasal 21.pptx
4 PPh Pasal 21.pptx4 PPh Pasal 21.pptx
4 PPh Pasal 21.pptx
 
Perpajakan 2
Perpajakan 2Perpajakan 2
Perpajakan 2
 
Boncu2
Boncu2Boncu2
Boncu2
 
Daftar objek dan tarif pajak penghasilan
Daftar objek dan tarif pajak penghasilanDaftar objek dan tarif pajak penghasilan
Daftar objek dan tarif pajak penghasilan
 
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah) PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
 
Akuntansi Pajak Penghasilan - RIKI ARDONI
Akuntansi Pajak Penghasilan - RIKI ARDONIAkuntansi Pajak Penghasilan - RIKI ARDONI
Akuntansi Pajak Penghasilan - RIKI ARDONI
 
Pajak Penghasilan Pasal 25 - Riki Ardoni
Pajak Penghasilan Pasal 25 - Riki ArdoniPajak Penghasilan Pasal 25 - Riki Ardoni
Pajak Penghasilan Pasal 25 - Riki Ardoni
 
Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21
 
Deductible expense dan non deductible expense - RIKI ARDONI
Deductible expense dan non deductible expense - RIKI ARDONIDeductible expense dan non deductible expense - RIKI ARDONI
Deductible expense dan non deductible expense - RIKI ARDONI
 
PPT AKUNTANSI TABUNGAN SHAFIKA DAN RISMA.pptx
PPT AKUNTANSI TABUNGAN SHAFIKA DAN RISMA.pptxPPT AKUNTANSI TABUNGAN SHAFIKA DAN RISMA.pptx
PPT AKUNTANSI TABUNGAN SHAFIKA DAN RISMA.pptx
 
Bab 3 nilai_waktu_uang
Bab 3 nilai_waktu_uangBab 3 nilai_waktu_uang
Bab 3 nilai_waktu_uang
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran 21
Rencana pelaksanaan pembelajaran 21Rencana pelaksanaan pembelajaran 21
Rencana pelaksanaan pembelajaran 21
 
Pertemuan 11.pptx
Pertemuan 11.pptxPertemuan 11.pptx
Pertemuan 11.pptx
 
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
 
PPH WAJIB PAJAK BADAN
PPH WAJIB PAJAK BADANPPH WAJIB PAJAK BADAN
PPH WAJIB PAJAK BADAN
 
Perpajakan by bu meika riba'ati
Perpajakan by bu meika riba'atiPerpajakan by bu meika riba'ati
Perpajakan by bu meika riba'ati
 
Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan PPh 4 ayat 2 PPh 21 PPh 22 PPh 23
Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan PPh 4 ayat 2 PPh 21 PPh 22 PPh 23Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan PPh 4 ayat 2 PPh 21 PPh 22 PPh 23
Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan PPh 4 ayat 2 PPh 21 PPh 22 PPh 23
 
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdf
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang  Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdfPerbup No 88 Thn 2018, Tentang  Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdf
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdf
 

Surat edaran direktur jenderal pajak 46.pj.4.1995

  • 1. SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 46/PJ.4/1995 TENTANG PERLAKUAN BIAYA BUNGA YANG DIBAYAR ATAU TERUTANG DALAM HAL WAJIB PAJAK MENERIMA ATAU MEMPEROLEH PENGHASILAN BERUPA BUNGA DEPOSITO ATAU TABUNGAN LAINNYA (SERI PPh UMUM NO. 20) DIREKTUR JENDERAL PAJAK, 1. Denganberlakunya Peraturan PemerintahNomor 51 Tahun1994, maka atas bunga deposito, tabungan, serta diskonto SBI yang diterima atau diperolehbaikoleh WajibPajak badanmaupun olehWajib Pajak orangpribadi dipotong Pajak Penghasilan yang bersifat final. 2. Berdasarkan Pasal 2 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1994, untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha tetap (BUT), biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final yang diatur tersendiri berdasarkan Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubahterakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994, tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto. 3. Dapat terjadi bahwa dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya langsung atau tidaklangsung berasal dari pinjamanataudana yang berasaldari pihakketiga yangdibebani biaya bunga. Apabila hal tersebut terjadi WajibPajak dapat memperkecil PenghasilanKena Pajaksecara tidak wajar, karena bunga yang terutang atau dibayar atas pinjaman tersebut dikurangkan sebagai biaya, sedangkan bunga yang diterima atau diperoleh yang berasal dari penempatan dana dalam bentuk deposito berjangka atau tabungan lainnya tidak ditambahkan dalam penghitungan PenghasilanKena Pajak karena telahdikenakanPajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 15%. 4. Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, dengan ini diberikan penegasan seba gai berikut : a. Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya dengan atau lebih kecil dari jumlah rata -rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya, maka bunga yang dibayar atau terutang atas pinjaman tersebut seluruhnya tida k dapat dibebankan sebagai biaya. b. Apabila jumlahrata-rata pinjamanlebihbesar dari jumlahrata-rata dana yang ditempatkandalam bentukdeposito atau tabungan lainnya, maka bunga atas pinjaman yang boleh dibebankan sebagai biaya adalah bunga yang dibayar atau terutang atas rata-rata pinjaman yang melebihi jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan lainnya. Contoh : Pada tahun1995 PT. A mendapat pinjamandari pihakketiga denganbatasmaksimum sebesar Rp200.000.000,00 dan tingkat bunga pinjaman 20%. Dari jumlah tersebut telah diambil pada bulan Pebruari sebesar Rp 125.000.000,00, pada bulan Juni diambil lagi sebesar Rp 25.000.000,00 dan sisanya (Rp 50.000.000,00) diambil pada bulan Agustus. Disampingitu WajibPajakmempunyai dana yang ditempatkandalambentuk deposito dengan perincian sebagai berikut: bulan Pebruari s/d Maret sebesar Rp. 25.000.000,00 bulan April s/d Agustus sebesar Rp. 46.000.000,00 bulan September s/d Desember sebesar Rp. 50.000.000,00 Dengan demikian bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya adalah sebagai berikut: Rata-rata pinjaman Pinjaman Jangka Waktu Bulan Januari Rp 0 1 bulan= Rp 0 bulanPebruari s/dMaret Rp 125.000.000,00 4 bulan= Rp 500.000.000,00 bulanJuni s/d Juli Rp 150.000.000,00 2 bulan= Rp 300.000.000,00 bulanAgustus s/dDesember Rp 200.000.000,00 5 bulan= Rp 1.000.000.000,00 Jumlah Rp 1.800.000.000,00 Rata-rata pinjaman perbulanRp 1.800.000.000,00 :12 = Rp 150.000.000,00
  • 2. Rata-rata Dana Berupa Deposito Pinjaman Jangka Waktu Bulan Januari Rp 0 1 bulan= Rp 0 bulanPebruari s/dMaret Rp 25.000.000,00 2 bulan= Rp 50.000.000,00 bulanJuni s/d Juli Rp 46.000.000,00 5 bulan= Rp 230.000.000,00 bulanAgustus s/dDesember Rp 50.000.000,00 4 bulan= Rp 200.000.000,00 Jumlah Rp 4.800.000.000,00 Rata-rata depositoperbulan= Rp 480.000.000,00 : 12 = Rp 40.000.000,00  Bunga yang dapat dibebankan sebagai biaya = 20% x (Rp 150.000.000,00 - Rp 40.000.000,00) = Rp 22.000.000,00 5. Menyimpang dari ketentuan tersebut pada butir 4, bunga yang dibayarkan atau terutang atas pinjaman Wajib Pajak dari pihak ketiga dapat dibebankan sebagai biaya sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994, dalam hal : a. dana pinjaman tersebut disimpan/ditempatkan dalam bentuk rekening giro yang atas jasanya dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final, b. adanya keharusan bagi Wajib Pajak untuk menempatkan dana dalam jumlah tertentu pada suatu bank dalam bentuk deposito berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, sepanjang jumlah deposito dan tabungan tersebut semata-mata untuk memenuhi keharusan tersebut: misalnya cadangan biaya reklamasi yang harus ditempatkan dalam bentuk deposito atau tabungan di Bank Pemerintah, c. dapat dibuktikanbahwa penempatan deposito atau tabungantersebut dananya berasal dari tambahanmodaldan sisa laba setelah kena pajak. Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. DIREKTUR JENDERAL PAJAK ttd FUAD BAWAZIER