SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR 69 TAHUN 2010 
TENTANG 
TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN 
INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH 
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 171 ayat (3) Undang-Undang 
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu 
menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Pemberian dan 
Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 
1945; 
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi 
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, 
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 
MEMUTUSKAN: 
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN 
PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN 
RETRIBUSI DAERAH. 
BAB I 
KETENTUAN UMUM 
Pasal 1 
Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 
1. Insentif Pemungutan Pajak dan Retribusi yang selanjutnya disebut Insentif 
adalah tambahan penghasilan yang diberikan sebagai penghargaan atas 
kinerja tertentu dalam melaksanakan pemungutan Pajak dan Retribusi. 
2. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat 
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 
3. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib 
kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan 
secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya 
kemakmuran rakyat. 
4. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan 
Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang 
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk 
kepentingan orang pribadi atau Badan. 
5. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan 
data objek dan subjek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau 
retribusi yan.g terutang sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi 
kepada Wajib Pajak atau Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya. 
Pasal 2 
Pemberian dan pemanfaatan Insentif pemungutan Pajak dan Retribusi 
dilaksanakan berdasarkan asas kepatutan, kewajaran, dan rasionalitas 
disesuaikan dengan besarnya tanggung jawab, kebutuhan, serta karakteristik 
dan kondisi objektif daerah. 
BAB II 
INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAN RETRIBUSI 
Bagian Kesatu 
Penerima Insentif 
Pasal 3 
(1) Insentif diberikan kepada Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi. 
(2) Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara proporsional 
dibayarkan kepada: 
a. pejabat dan pegawai Instansi Pe1aksana Pemungut Pajak dan Retribusi 
sesuai dengan tanggung jawab masing-masing; 
b. kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagai penanggung jawab 
pengelolaan keuangan daerah; 
c. sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah; 
d. pemungut Pajak Bumi dan Bangunan pada tingkat desa/kelurahan dan 
kecamatan, kepala desa/lurah atau sebutan lain dan camat, dan tenaga 
lainnya yang ditugaskan oleh Instansi Pelaksana Pemungut Pajak; dan 
e. pihak lain yang membantu Instansi Pelaksana pemungut Pajak dan 
Retribusi. 
(3) Pemberian Insentif kepada kepala daerah, wakil kepala daerah, dan 
sekretaris daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c 
dapat diberikan dalam hal belum diberlakukan ketentuan mengenai 
remunerasi di daerah yang bersangkutan. 
Pasal 4 
(1) Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi dapat diberi Insentif
apabila mencapai kinerja tertentu. 
(2) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan 
untuk meningkatkan: 
a. kinerja Instansi; 
b. semangat kerja bagi pejabat atau pegawai Instansi; 
c. pendapatan daerah; dan 
d. pelayanan kepada masyarakat. 
(3) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan setiap 
triwulan pada awal triwulan berikutnya. 
(4) Dalam hal target kinerja suatu triwulan tidak tercapai, Insentif untuk 
triwulan tersebut dibayarkan pada awal triwulan berikutnya yang telah 
mencapai target kinerja triwulan yang ditentukan. 
(6) Dalam hal target kinerja pada akhir tahun anggaran penerimaan tidak 
tercapai, tidak membatalkan Insentif yang sudah dibayarkan untuk triwulan 
sebelumnya. 
Bagian Kedua 
Sumber Insentif 
Pasal 5 
Insentif bersumber dari pendapatan Pajak dan Retribusi sesuai dengan 
ketentuan peraturan perundang-undangan. 
Bagian Ketiga 
Besaran Insentif 
Pasal 6 
(1) Besarnya Insentif ditetapkan paling tinggi: 
a. 3% (tiga perseratus) untuk provinsi; dan 
b. 5% (lima perseratus) untuk kabupaten/kota, 
dari rencana penerimaan Pajak dan Retribusi dalam tahun anggaran 
berkenaan untuk tiap jenis Pajak dan Retribusi. 
(2) Besaran Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran berkenaan. 
Pasal 7 
(1) Besarnya pembayaran Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 
(2) huruf a, huruf b, dan huruf c untuk setiap bulannya dikelompokkan 
berdasarkan realisasi penerimaan Pajak dan Retribusi tahun anggaran 
sebelumnya dengan ketentuan: 
a. di bawah Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah), paling tinggi 6 
(enam) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat; 
b. Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) sampai dengan Rp 
2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus milyar rupiah), paling tinggi 7
(tujuh) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat; 
c. di atas Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus milyar rupiah), 
sampai dengan Rp7.500.000.000.000,00 (tujuh triliun lima ratus milyar 
rupiah), paling tinggi 8 (delapan) kali gaji pokok dan tunjangan yang 
melekat; 
d. di atas Rp7.500.000.000.000,00 (tujuh triliun lima ratus milyar rupiah), 
paling tinggi 10 (sepuluh) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat. 
(2) Besarnya pembayaran Insentif untuk pemungut Pajak Bumi dan Bangunan 
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d ditetapkan paling 
tinggi sebesar 5% (lima perseratus) dari besarnya Insentif yang ditetapkan 
berdasarkan ketentuan Pasal 6. 
(3) Besarnya pembayaran Insentif untuk pihak lain sebagaimana dimaksud 
dalam Pasal 3 ayat (2) huruf e ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh 
perseratus) dari besarnya Insentif yang ditetapkan berdasarkan ketentuan 
Pasal 6. 
(4) Apabila dalam realisasi pemberian Insentif berdasarkan ketentuan 
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat sisa lebih, harus disetorkan 
ke kas daerah sebagai penerimaan daerah. 
Pasal 8 
Penerima pembayaran Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) 
dan besarnya pembayaran Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 
(1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. 
BAB III 
PENGANGGARAN, PELAKSANAAN, 
DAN PERTANGGUNGJAWABAN 
Pasal 9 
(1) Kepala Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi menyusun 
penganggaran Insentif pemungutan Pajak dan/atau Retribusi berdasarkan 
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6. 
(2) Penganggaran Insentif pemungutan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 
(1) dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung yang diuraikan 
berdasarkan jenis belanja pegawai, objek belanja Insentif pemungutan Pajak 
serta rincian objek belanja Pajak. 
(3) Penganggaran Insentif pemungutan Retribusi sebagaimana dimaksud pada 
ayat (1) dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung yang diuraikan 
berdasarkan jenis belanja pegawai, obyek belanja Insentif pemungutan 
Retribusi serta rincian obyek belanja Retribusi. 
Pasal 10 
Dalam hal target penerimaan Pajak dan Retribusi pada akhir tahun anggaran 
telah tercapai atau terlampaui, pembayaran Insentif belum dapat dilakukan 
pada tahun anggaran berkenaan, pemberian Insentif diberikan pada tahun
anggaran berikutnya yang pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan 
perundangan-undangan. 
Pasal 11 
Pertanggungjawaban pemberian Insentif dilakukan sesuai dengan ketentuan 
peraturan perundang-undangan. 
BAB IV 
KETENTUAN PERALIHAN 
Pasal 12 
Pemberian Insentif untuk tahun anggaran 2010 dapat dibayarkan sesuai 
dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran 2010 dan 
dilakukan sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah ini. 
BAB V 
KETENTUAN PENUTUP 
Pasal 13 
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan 
Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik 
Indonesia. 
Ditetapkan di Jakarta 
pada tanggal 18 Oktober 2010 
PRESIDEN REPUBLIK 
INDONESIA, 
ttd. 
DR. H. SUSILO BAMBANG 
YUDHOYONO 
Diundangkan di Jakarta 
pada tanggal 18 Oktober 2010 
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA 
REPUBLIK INDONESIA, 
ttd. 
PATRIALIS AKBAR 
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 119
PENJELASAN 
ATAS 
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR 69 TAHUN 2010 
TENTANG 
TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN 
INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH 
I UMUM 
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, dituntut kemandirian pemerintahan daerah untuk 
dapat melaksanakan kebijakan desentralisasi fiskal secara lebih bertanggungjawab. Oleh 
karena itu, Pajak dan Retribusi yang telah diserahkan menjadi urusan pemerintah daerah 
sebagai bagian dari kebijakan desentralisasi fiskal baik untuk provinsi maupun 
kabupaten/kota harus dikelola dan ditingkatkan sebagai salah satu sumber pendapatan 
daerah. Hal ini mengingat Pajak dan Retribusi merupakan pendapatan asli daerah dan 
menjadi sumber pendanaan bagi keberlangsungan pembangunan daerah dalam kerangka 
otonomi daerah. 
Dalam pelaksanaan pemungutan Pajak dan Retribusi masih dihadapkan pada persoalan 
kesadaran wajib pajak yang relatif masih rendah sehingga memerlukan peran dan upaya 
aparat pemungut pajak khususnya pada proses pemeriksaan dan penagihan pajak untuk 
jenis pajak yang dibayar sendiri oleh wajib pajak maupun jenis pajak yang dipungut 
berdasarkan penetapan kepala daerah. 
Untuk menindaklanjuti terselenggaranya penyelenggaraan pemerintahan daerah yang 
sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), khususnya 
dalam menggali dan mengelola seluruh potensi Pajak dan Retribusi, Pemerintah Daerah 
dapat memberikan Insentif sebagai tambahan penghasilan bagi Instansi Pelaksana 
Pemungut Pajak dan Retribusi yang mencapai kinerja tertentu. 
Selain itu, dalam rangka mengoptimalkan pemungutan Pajak dan Retribusi, Instansi 
Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi dalam melakukan pemungutan Pajak perlu 
dibantu oleh pihak lain diluar Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi. Oleh 
karena itu maka pihak lain tersebut menjadi bagian dari pelaksanaan pemungutan Pajak 
oleh Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi, sehingga dalam Peraturan 
Pemerintah ini diatur pula mengenai pembayaran Insentif kepada pihak lain tersebut.

More Related Content

What's hot

PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
 PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online  PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online Roko Subagya
 
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...Roko Subagya
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...iniPurwokerto
 
Orientasi dprd kota palembang
Orientasi dprd kota palembangOrientasi dprd kota palembang
Orientasi dprd kota palembanghoyin rizmu
 
Naskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahNaskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahYgrex Thebygdanns
 
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...inideedee
 
::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN
::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN
::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAANRoko Subagya
 
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...Roko Subagya
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...iniPurwokerto
 
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerahPp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerahmas_kus
 
Buku Saku Perpajakan Pemilik Indekos
Buku Saku Perpajakan Pemilik IndekosBuku Saku Perpajakan Pemilik Indekos
Buku Saku Perpajakan Pemilik Indekosinideedee
 
Pph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendaharaPph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendaharairmans36
 
Bendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajakBendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajakasrikartini
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...andika_combat
 
Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006 Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006 hersu12345
 
PER :44/PJ/2015 :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...
PER :44/PJ/2015  :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...PER :44/PJ/2015  :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...
PER :44/PJ/2015 :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...Roko Subagya
 

What's hot (19)

PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
 PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online  PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
 
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
PER:20/PJ/2016 ::tentang tata cara penerbitan dan pengiriman surat keterangan...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...
 
Orientasi dprd kota palembang
Orientasi dprd kota palembangOrientasi dprd kota palembang
Orientasi dprd kota palembang
 
Naskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahNaskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerah
 
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...
 
::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN
::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN
::Per:21/pj/2016 :: TATA CARA PENCABUTAN ATAS SURAT PERNYATAAN
 
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
 
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerahPp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
Pp 2 tahun_2012_tentang_hibah_daerah
 
7 tahun 2003
7 tahun 20037 tahun 2003
7 tahun 2003
 
PPH DAN PPN
PPH DAN PPNPPH DAN PPN
PPH DAN PPN
 
Buku Saku Perpajakan Pemilik Indekos
Buku Saku Perpajakan Pemilik IndekosBuku Saku Perpajakan Pemilik Indekos
Buku Saku Perpajakan Pemilik Indekos
 
Pph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendaharaPph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendahara
 
Bendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajakBendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajak
 
Permen no.21 thn 2011
Permen no.21 thn 2011Permen no.21 thn 2011
Permen no.21 thn 2011
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
 
Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006 Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006
 
PER :44/PJ/2015 :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...
PER :44/PJ/2015  :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...PER :44/PJ/2015  :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...
PER :44/PJ/2015 :::: TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN DIREKTUR JEND...
 

Viewers also liked

Curso de Formación de Profesores de ELE
Curso de Formación de Profesores de ELECurso de Formación de Profesores de ELE
Curso de Formación de Profesores de ELEMaría Lófish
 
13 money and banking new
13 money and banking new13 money and banking new
13 money and banking newagjohnson
 
Кэлен Амнел
Кэлен АмнелКэлен Амнел
Кэлен Амнелnb_box
 
Презентація результатів Урбаністичного воркшопу
Презентація результатів Урбаністичного воркшопуПрезентація результатів Урбаністичного воркшопу
Презентація результатів Урбаністичного воркшопуStreet4all
 
The Mobile Experience Through Email
The Mobile Experience Through EmailThe Mobile Experience Through Email
The Mobile Experience Through EmailDemac Media
 
26 a conj sanit funcionários
26 a conj sanit funcionários26 a conj sanit funcionários
26 a conj sanit funcionáriosWillian De Sá
 

Viewers also liked (14)

Makalah bahaya radiasi hanphone
Makalah bahaya radiasi hanphoneMakalah bahaya radiasi hanphone
Makalah bahaya radiasi hanphone
 
Curso de Formación de Profesores de ELE
Curso de Formación de Profesores de ELECurso de Formación de Profesores de ELE
Curso de Formación de Profesores de ELE
 
Localização
LocalizaçãoLocalização
Localização
 
13 money and banking new
13 money and banking new13 money and banking new
13 money and banking new
 
Simon bolivar
Simon bolivarSimon bolivar
Simon bolivar
 
20 b grêmio
20 b grêmio20 b grêmio
20 b grêmio
 
Кэлен Амнел
Кэлен АмнелКэлен Амнел
Кэлен Амнел
 
Maggi_Brand Erosion
Maggi_Brand ErosionMaggi_Brand Erosion
Maggi_Brand Erosion
 
Презентація результатів Урбаністичного воркшопу
Презентація результатів Урбаністичного воркшопуПрезентація результатів Урбаністичного воркшопу
Презентація результатів Урбаністичного воркшопу
 
The Mobile Experience Through Email
The Mobile Experience Through EmailThe Mobile Experience Through Email
The Mobile Experience Through Email
 
Terreno original
Terreno originalTerreno original
Terreno original
 
26 a conj sanit funcionários
26 a conj sanit funcionários26 a conj sanit funcionários
26 a conj sanit funcionários
 
27 circulações
27 circulações27 circulações
27 circulações
 
ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF SKIMMIA LAUREOLA
ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF SKIMMIA LAUREOLAANTIBACTERIAL ACTIVITY OF SKIMMIA LAUREOLA
ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF SKIMMIA LAUREOLA
 

Similar to PERATURAN INSENTIF

Peraturan Bupati Nomor 99 Tahun 2021
Peraturan Bupati Nomor 99 Tahun 2021Peraturan Bupati Nomor 99 Tahun 2021
Peraturan Bupati Nomor 99 Tahun 2021Pemdes Wonoyoso
 
PP Nomor 10 Tahun 2021 copy.pdf
PP Nomor 10 Tahun 2021 copy.pdfPP Nomor 10 Tahun 2021 copy.pdf
PP Nomor 10 Tahun 2021 copy.pdferikhighflier
 
2 kebijakan umum apbd 2018
2 kebijakan umum apbd 20182 kebijakan umum apbd 2018
2 kebijakan umum apbd 2018pandirambo900
 
peraturan_wali_kota_pontianak_nomor_61_tahun_2020.pdf
peraturan_wali_kota_pontianak_nomor_61_tahun_2020.pdfperaturan_wali_kota_pontianak_nomor_61_tahun_2020.pdf
peraturan_wali_kota_pontianak_nomor_61_tahun_2020.pdfRommy Patra
 
Perwali Surakarta 4_2023 TTG TPP ASN KOTA SURAKARTA T.A 2023.pdf
Perwali Surakarta 4_2023 TTG TPP ASN KOTA SURAKARTA T.A 2023.pdfPerwali Surakarta 4_2023 TTG TPP ASN KOTA SURAKARTA T.A 2023.pdf
Perwali Surakarta 4_2023 TTG TPP ASN KOTA SURAKARTA T.A 2023.pdfsoleh23
 
Kebijakan insentif pdrd edit13919
Kebijakan insentif pdrd edit13919Kebijakan insentif pdrd edit13919
Kebijakan insentif pdrd edit13919Joseph Sitepu
 
Pp nomor 36_tahun_2017_0
Pp nomor 36_tahun_2017_0Pp nomor 36_tahun_2017_0
Pp nomor 36_tahun_2017_0vera siagian
 
Perpres Nomor 37 Tahun 2015
Perpres Nomor 37 Tahun 2015Perpres Nomor 37 Tahun 2015
Perpres Nomor 37 Tahun 2015CIkumparan
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41 Tahun 2023
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41 Tahun 2023Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41 Tahun 2023
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41 Tahun 2023shirizkiku
 
Perpres nomor 3 tahun 2019
Perpres nomor 3 tahun 2019Perpres nomor 3 tahun 2019
Perpres nomor 3 tahun 2019HilmanAbdulAziz
 
Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...
Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...
Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...ppbkab
 
Diskusi 6 Hukum Administrasi Negara PNBP Dana Perimbangan Dana Alokasi Khusus...
Diskusi 6 Hukum Administrasi Negara PNBP Dana Perimbangan Dana Alokasi Khusus...Diskusi 6 Hukum Administrasi Negara PNBP Dana Perimbangan Dana Alokasi Khusus...
Diskusi 6 Hukum Administrasi Negara PNBP Dana Perimbangan Dana Alokasi Khusus...Indra Sofian
 
No. 8 Tentang tata cara pemungutan pajak restoran
No. 8 Tentang tata cara pemungutan pajak restoranNo. 8 Tentang tata cara pemungutan pajak restoran
No. 8 Tentang tata cara pemungutan pajak restorankabupaten_pakpakbharat
 
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSPP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSYudhi Aldriand
 
50 pmk.07-2017 per.pdf
50 pmk.07-2017 per.pdf50 pmk.07-2017 per.pdf
50 pmk.07-2017 per.pdferisugiartoeri
 
Permen no.77 th_2015
Permen no.77 th_2015Permen no.77 th_2015
Permen no.77 th_2015umi salma
 
Pemahaman Penghasilan Pemerintah Desa
Pemahaman Penghasilan Pemerintah DesaPemahaman Penghasilan Pemerintah Desa
Pemahaman Penghasilan Pemerintah Desasuryokoco suryoputro
 

Similar to PERATURAN INSENTIF (20)

PERMENKEU NO. 77/PMK.05/2017
PERMENKEU NO. 77/PMK.05/2017PERMENKEU NO. 77/PMK.05/2017
PERMENKEU NO. 77/PMK.05/2017
 
Peraturan Bupati Nomor 99 Tahun 2021
Peraturan Bupati Nomor 99 Tahun 2021Peraturan Bupati Nomor 99 Tahun 2021
Peraturan Bupati Nomor 99 Tahun 2021
 
PP Nomor 10 Tahun 2021 copy.pdf
PP Nomor 10 Tahun 2021 copy.pdfPP Nomor 10 Tahun 2021 copy.pdf
PP Nomor 10 Tahun 2021 copy.pdf
 
2 kebijakan umum apbd 2018
2 kebijakan umum apbd 20182 kebijakan umum apbd 2018
2 kebijakan umum apbd 2018
 
peraturan_wali_kota_pontianak_nomor_61_tahun_2020.pdf
peraturan_wali_kota_pontianak_nomor_61_tahun_2020.pdfperaturan_wali_kota_pontianak_nomor_61_tahun_2020.pdf
peraturan_wali_kota_pontianak_nomor_61_tahun_2020.pdf
 
Perwali Surakarta 4_2023 TTG TPP ASN KOTA SURAKARTA T.A 2023.pdf
Perwali Surakarta 4_2023 TTG TPP ASN KOTA SURAKARTA T.A 2023.pdfPerwali Surakarta 4_2023 TTG TPP ASN KOTA SURAKARTA T.A 2023.pdf
Perwali Surakarta 4_2023 TTG TPP ASN KOTA SURAKARTA T.A 2023.pdf
 
Kebijakan insentif pdrd edit13919
Kebijakan insentif pdrd edit13919Kebijakan insentif pdrd edit13919
Kebijakan insentif pdrd edit13919
 
Pp nomor 36_tahun_2017_0
Pp nomor 36_tahun_2017_0Pp nomor 36_tahun_2017_0
Pp nomor 36_tahun_2017_0
 
Perpres Nomor 37 Tahun 2015
Perpres Nomor 37 Tahun 2015Perpres Nomor 37 Tahun 2015
Perpres Nomor 37 Tahun 2015
 
Pp80 2010 p-ph21
Pp80 2010 p-ph21Pp80 2010 p-ph21
Pp80 2010 p-ph21
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41 Tahun 2023
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41 Tahun 2023Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41 Tahun 2023
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41 Tahun 2023
 
Perpres nomor 3 tahun 2019
Perpres nomor 3 tahun 2019Perpres nomor 3 tahun 2019
Perpres nomor 3 tahun 2019
 
Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...
Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...
Perbup no.-8-ttg.-pemberian-tambahan-penghasilan-bagi-pejabat-dan-pns-di-ling...
 
Pp 16 2000
Pp 16 2000Pp 16 2000
Pp 16 2000
 
Diskusi 6 Hukum Administrasi Negara PNBP Dana Perimbangan Dana Alokasi Khusus...
Diskusi 6 Hukum Administrasi Negara PNBP Dana Perimbangan Dana Alokasi Khusus...Diskusi 6 Hukum Administrasi Negara PNBP Dana Perimbangan Dana Alokasi Khusus...
Diskusi 6 Hukum Administrasi Negara PNBP Dana Perimbangan Dana Alokasi Khusus...
 
No. 8 Tentang tata cara pemungutan pajak restoran
No. 8 Tentang tata cara pemungutan pajak restoranNo. 8 Tentang tata cara pemungutan pajak restoran
No. 8 Tentang tata cara pemungutan pajak restoran
 
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSPP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
 
50 pmk.07-2017 per.pdf
50 pmk.07-2017 per.pdf50 pmk.07-2017 per.pdf
50 pmk.07-2017 per.pdf
 
Permen no.77 th_2015
Permen no.77 th_2015Permen no.77 th_2015
Permen no.77 th_2015
 
Pemahaman Penghasilan Pemerintah Desa
Pemahaman Penghasilan Pemerintah DesaPemahaman Penghasilan Pemerintah Desa
Pemahaman Penghasilan Pemerintah Desa
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

PERATURAN INSENTIF

  • 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 171 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Insentif Pemungutan Pajak dan Retribusi yang selanjutnya disebut Insentif adalah tambahan penghasilan yang diberikan sebagai penghargaan atas kinerja tertentu dalam melaksanakan pemungutan Pajak dan Retribusi. 2. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
  • 2. memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 4. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. 5. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau retribusi yan.g terutang sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepada Wajib Pajak atau Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya. Pasal 2 Pemberian dan pemanfaatan Insentif pemungutan Pajak dan Retribusi dilaksanakan berdasarkan asas kepatutan, kewajaran, dan rasionalitas disesuaikan dengan besarnya tanggung jawab, kebutuhan, serta karakteristik dan kondisi objektif daerah. BAB II INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAN RETRIBUSI Bagian Kesatu Penerima Insentif Pasal 3 (1) Insentif diberikan kepada Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi. (2) Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara proporsional dibayarkan kepada: a. pejabat dan pegawai Instansi Pe1aksana Pemungut Pajak dan Retribusi sesuai dengan tanggung jawab masing-masing; b. kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagai penanggung jawab pengelolaan keuangan daerah; c. sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah; d. pemungut Pajak Bumi dan Bangunan pada tingkat desa/kelurahan dan kecamatan, kepala desa/lurah atau sebutan lain dan camat, dan tenaga lainnya yang ditugaskan oleh Instansi Pelaksana Pemungut Pajak; dan e. pihak lain yang membantu Instansi Pelaksana pemungut Pajak dan Retribusi. (3) Pemberian Insentif kepada kepala daerah, wakil kepala daerah, dan sekretaris daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c dapat diberikan dalam hal belum diberlakukan ketentuan mengenai remunerasi di daerah yang bersangkutan. Pasal 4 (1) Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi dapat diberi Insentif
  • 3. apabila mencapai kinerja tertentu. (2) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk meningkatkan: a. kinerja Instansi; b. semangat kerja bagi pejabat atau pegawai Instansi; c. pendapatan daerah; dan d. pelayanan kepada masyarakat. (3) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan setiap triwulan pada awal triwulan berikutnya. (4) Dalam hal target kinerja suatu triwulan tidak tercapai, Insentif untuk triwulan tersebut dibayarkan pada awal triwulan berikutnya yang telah mencapai target kinerja triwulan yang ditentukan. (6) Dalam hal target kinerja pada akhir tahun anggaran penerimaan tidak tercapai, tidak membatalkan Insentif yang sudah dibayarkan untuk triwulan sebelumnya. Bagian Kedua Sumber Insentif Pasal 5 Insentif bersumber dari pendapatan Pajak dan Retribusi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Ketiga Besaran Insentif Pasal 6 (1) Besarnya Insentif ditetapkan paling tinggi: a. 3% (tiga perseratus) untuk provinsi; dan b. 5% (lima perseratus) untuk kabupaten/kota, dari rencana penerimaan Pajak dan Retribusi dalam tahun anggaran berkenaan untuk tiap jenis Pajak dan Retribusi. (2) Besaran Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran berkenaan. Pasal 7 (1) Besarnya pembayaran Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c untuk setiap bulannya dikelompokkan berdasarkan realisasi penerimaan Pajak dan Retribusi tahun anggaran sebelumnya dengan ketentuan: a. di bawah Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah), paling tinggi 6 (enam) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat; b. Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) sampai dengan Rp 2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus milyar rupiah), paling tinggi 7
  • 4. (tujuh) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat; c. di atas Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus milyar rupiah), sampai dengan Rp7.500.000.000.000,00 (tujuh triliun lima ratus milyar rupiah), paling tinggi 8 (delapan) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat; d. di atas Rp7.500.000.000.000,00 (tujuh triliun lima ratus milyar rupiah), paling tinggi 10 (sepuluh) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat. (2) Besarnya pembayaran Insentif untuk pemungut Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d ditetapkan paling tinggi sebesar 5% (lima perseratus) dari besarnya Insentif yang ditetapkan berdasarkan ketentuan Pasal 6. (3) Besarnya pembayaran Insentif untuk pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf e ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari besarnya Insentif yang ditetapkan berdasarkan ketentuan Pasal 6. (4) Apabila dalam realisasi pemberian Insentif berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat sisa lebih, harus disetorkan ke kas daerah sebagai penerimaan daerah. Pasal 8 Penerima pembayaran Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dan besarnya pembayaran Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. BAB III PENGANGGARAN, PELAKSANAAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 9 (1) Kepala Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi menyusun penganggaran Insentif pemungutan Pajak dan/atau Retribusi berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6. (2) Penganggaran Insentif pemungutan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung yang diuraikan berdasarkan jenis belanja pegawai, objek belanja Insentif pemungutan Pajak serta rincian objek belanja Pajak. (3) Penganggaran Insentif pemungutan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung yang diuraikan berdasarkan jenis belanja pegawai, obyek belanja Insentif pemungutan Retribusi serta rincian obyek belanja Retribusi. Pasal 10 Dalam hal target penerimaan Pajak dan Retribusi pada akhir tahun anggaran telah tercapai atau terlampaui, pembayaran Insentif belum dapat dilakukan pada tahun anggaran berkenaan, pemberian Insentif diberikan pada tahun
  • 5. anggaran berikutnya yang pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan. Pasal 11 Pertanggungjawaban pemberian Insentif dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 12 Pemberian Insentif untuk tahun anggaran 2010 dapat dibayarkan sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran 2010 dan dilakukan sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah ini. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 Oktober 2010 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 18 Oktober 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. PATRIALIS AKBAR LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 119
  • 6. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH I UMUM Dalam pelaksanaan otonomi daerah, dituntut kemandirian pemerintahan daerah untuk dapat melaksanakan kebijakan desentralisasi fiskal secara lebih bertanggungjawab. Oleh karena itu, Pajak dan Retribusi yang telah diserahkan menjadi urusan pemerintah daerah sebagai bagian dari kebijakan desentralisasi fiskal baik untuk provinsi maupun kabupaten/kota harus dikelola dan ditingkatkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Hal ini mengingat Pajak dan Retribusi merupakan pendapatan asli daerah dan menjadi sumber pendanaan bagi keberlangsungan pembangunan daerah dalam kerangka otonomi daerah. Dalam pelaksanaan pemungutan Pajak dan Retribusi masih dihadapkan pada persoalan kesadaran wajib pajak yang relatif masih rendah sehingga memerlukan peran dan upaya aparat pemungut pajak khususnya pada proses pemeriksaan dan penagihan pajak untuk jenis pajak yang dibayar sendiri oleh wajib pajak maupun jenis pajak yang dipungut berdasarkan penetapan kepala daerah. Untuk menindaklanjuti terselenggaranya penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), khususnya dalam menggali dan mengelola seluruh potensi Pajak dan Retribusi, Pemerintah Daerah dapat memberikan Insentif sebagai tambahan penghasilan bagi Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi yang mencapai kinerja tertentu. Selain itu, dalam rangka mengoptimalkan pemungutan Pajak dan Retribusi, Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi dalam melakukan pemungutan Pajak perlu dibantu oleh pihak lain diluar Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi. Oleh karena itu maka pihak lain tersebut menjadi bagian dari pelaksanaan pemungutan Pajak oleh Instansi Pelaksana Pemungut Pajak dan Retribusi, sehingga dalam Peraturan Pemerintah ini diatur pula mengenai pembayaran Insentif kepada pihak lain tersebut.