Dokumen tersebut membahas tentang manajemen rantai pasokan (supply chain management) yang mencakup proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi rantai pasokan mulai dari pemasok, produsen, hingga konsumen akhir. Tujuannya adalah menyelaraskan permintaan dan penawaran secara efektif dan efisien.
Anggaran Bahan Mentah materi penganggaran bisnis .ppt
Supply Chain Management - Riki Ardoni
1. Logistic Network Configuration
Supply Chain Management
RIKI ARDONI
55117120069
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
2. anajemen Rantai Pasokan atau disebut Supply Chain Management merupakan
pengelolaan rantai siklus yang lengkap mulai bahan mentah dari para supplier, ke
kegiatan operasional di perusahaan, berlanjut ke distribusi sampai kepada
konsumen. Istilah supply chain management pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber
pada tahun 1982.
Supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan–perusahaan yang terlibat dalam
memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir,
supply chain management adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaannya. Definisi
Supply Chain Management juga diberikan oleh James A. dan Mona J. Fitzsimmons, yang
menyatakan bahwa supply chain management adalah sebuah sistem pendekatan total untuk
mengantarkan produk ke konsumen akhir dengan menggunakan teknologi informasi untuk
mengkoordinasikan semua elemen supply chain dari mulai pemasok ke pengecer, lalu mencapai
tingkat berikutnya yang merupakan keunggulan kompetitif yang tidak tersedia di sistem logistik
tradisional.
Sedangkan definisi Supply Chain Management menurut Chase, Aquilano, Jacobs adalah sistem
untuk menerapkan pendekatan secara total untuk mengelola seluruh aliran informasi, bahan,
dan jasa dari bahan baku melalui pabrik dan gudang ke konsumen akhir. Oleh Robert J.
Vokurka, Gail M. Zank dan Carl M. Lund III supply chain management didefinisikan sebagai, “all
the activities involved in delivering a product from raw material through the customer including
sourcing raw material and parts, manufacturing and assembly, warehousing and inventory
tracking, order entry and order management, distribution across all channels, delivery to the
customer, and the information system necessary to monitor all of the activities”.
Stevenson mendefinisikan supply chain management sebagai suatu koordinasi strategis dari
rantai pasokan dengan tujuan untuk mengintegrasikan manajemen penawaran dan
permintaan. Russell dan Taylor mendefinisikan bahwa supply chain management adalah
M
3. mengelola arus informasi, produk dan pelayanan di seluruh jaringan baik itu pelanggan,
perusahaan hingga pemasok .
Dengan demikian, berdasarkan berbagai definisi supply chain management sebagaimana telah
disampaikan, dapat ditarik hal umum bahwa supply chain management adalah semua kegiatan
yang terkait dengan aliran material, informasi dan uang di sepanjang supply chain. Lebih jauh
cakupan supply chain management akan meliputi hal-hal berikut:
Bagian Cakupan Kegiatan Antara Lain
1. Pengembangan produk ; Melakukan riset pasar, merancang produk baru,
melibatkan supplier dalam perancangan produk baru
2. Pengadaan : Memilih supplier, mengavaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian
bahan baku dan komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara
hubungan dengan supplier
3. Perencanaan & Pengendalian : Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan
kapasitas, perancanaan produksi dan persediaan
4. Operasi / Produksi : Eksekusi produksi, pengendalian kualitas
5. Pengiriman / Distribusi : Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman,
mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor
service level di tiap pusat distribusi
Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)
Hal penting yang menjadi dasar pemikiran pada konsep ini adalah focus pada pengurangan
kesia-siaan dan mengoptimalkan nilai pada rantai pasokan yang berkaitan. Dengan demikian
Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management dapat didefinisikan sebagai
pengelolaan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan kegiatan
transformasi sehingga menjadi produk dalam proses, kemudian menjadi produk jadi dan
diteruskan dengan pengiriman kepada konsumen melalui sistim distribusi. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan mencakup pembelian secara tradisional dan berbagai kegiatan penting lainnya
4. yang berhubungan dengan supplier dan distributor. Supply Chain Management meliputi
penetapan:
1. Pengangkutan.
2. pembayaran secara tunai atau kredit (proses transfer)
3. supplier
4. distributor dan pihak yang membantu transaksi seperti Bank
5. Hutang maupun piutang
6. Pergudangan
7. Pemenuhan pesanan
8. Informasi mengenai ramalan permintaan, produksi maupun pengendalian persediaan.
5. Rantai pasokan bagaikan darah dari setiap organisasi bisnis karena
menghubungkan pemasok, produsen, dan pelanggan akhir di jaringan yang sangat
penting untuk penciptaan dan pengiriman barang dan jasa. Dalam mengelola rantai
pasokan memerlukan suatu proses yaitu, proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian operasi rantai pasokan. Tujuan manajemen rantai pasokan adalah
dengan menyelaraskan permintaan dan penawaran seefektif dan seefisien mungkin.
Masalah-masalah utama dalam rantai pasokan terkait dengan (Stevenson, 2009):
Menentukan tingkat outsourcing yang tepat
Mengelola pembelian / pengadaan suatu barang
Mengelola pemasok
Mengelola hubungan terhadap pelanggan
Mengidentifikasi masalah dan merespon masalah dengan cepat
Mengelola risiko
Sedangkan menurut I Nyoman Pujawan, supply chain memiliki tujuan strategis yang
perlu dicapai untuk membuat supply chain menang atau setidaknya bertahan dalam
persaingan. Untuk bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain harus bisa
menyediakan produk yang,
1. Murah
2. Berkualitas
3. Tepat waktu
4. Bervariasi
6. Indrajit dan Djokopranoto (2002) menjelaskan mengenai pelaku utama yang mempunyai
kepentingan didalam arus barang dapat dikembangkan suatu model supply chain, yaitu
suatu gambaran plastis mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang
dapat berbentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain. Supplier’s
suppliers telah dimasukkan untuk menunjukan hubungan yang lengkap dari sejumlah
perusahaan atau organisasi yang bersama-sama mengumpulkan atau mencari, mengubah,
dan mendistribusikan barang dan jasa kepada pelanggan terakhir. Salah satu faktor kunci
untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan alur informasi yang
bergerak secara mudah dan akurat antara jaringan atau mata rantai tersebut dan
pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal. Secara
ringkas dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Indrajit dan Djokopranoto (2002)
Sedangkan menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), bentuk fisik dari suatu
barang dalam supply chain dapat dilihat sebagai tahapan jaringan nilai tambah bahan
pengolahan yang masing-masing didefinisikan dengan pasokan input, transformasi
7. material dan output permintaan. Berikut diberikan bagan Supply chain untuk produk
barang
Sumber: James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006)
Supplier, manufacturing, distribution, retailing, dan recycling/remanufacturing yang
terhubung dengan tanda panah menggambarkan aliran material dengan saham persediaan
antara tiap tahap. Pengiriman informasi ke arah yang berlawanan ditampilkan sebagai
garis putus-putus dan termasuk kegiatan yang dilakukan oleh supplier, proses desain
produk, dan layanan pelanggan. Tahap pada manufacturing mewakili operasi tradisional
yang dimana bahan baku tiba dari pemasok eksternal; material berubah dalam beberapa
cara untuk menambah nilai, menciptakan persediaan barang jadi. Tahap pada bagian hilir
lainnya seperti distribusi dan ritel juga menambah suatu nilai terhadap material.
8. Menurut I Nyoman Pujawan (2005), terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam
mengelola suppy chain, yaitu:
1. Kompleksitas struktur supply chain
• Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda
• Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan
2. Ketidakpastiaan
• Ketidakpastian permintaan
• Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku, dll.
• Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna,
ketidakpastian kualitas produksi dll.
Gambaran mengenai ketidak pastian dalam supply chain adalah sebagai berikut:
Sumber: I
Nyoman
Pujawan
(2005)
Untuk menghadapi masalah ketidakpastian pemesanan dalam rantai pasokan atau
bullwhip effect, diperlukan sharing informasi di sepanjang rantai pasokan, optimalisasi
tingkat persediaan, penciptaan tim rantai pasokan, pengukuran kinerja rantai pasokan,
9. maupun membangun koordinasi dan kolaborasi di antara mitra bisnis sehingga proses
pengiriman produk dari pemasok ke perusahaan dan ke konsumen dapat berjalan lancar
dan memungkinkan perusahaan untuk mencapai biaya persediaan yang rendah. Sedangkan
menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), tantangan dalam supply chain
management adalah untuk menyeimbangkan kebutuhan pengiriman pelanggan secara
tepat dengan mendorong biaya produksi dan biaya persediaan. Pemodelan rantai supply
chain management memungkinkan manajer untuk mengevaluasi pilihan yang akan
memberikan peningkatan terbesar dalam kepuasan pelanggan dengan biaya yang
terjangkau.
10. Dikatakan oleh Schroeder bahwa mengukur performa supply chain adalah langkah
pertama menuju perbaikan. Sebuah tahapan awal yang perlu ditetapkan dan ditentukan
untuk dapat mencapai tujuan perbaikan tersebut. Schroeder mengemukakan bahwa pada
umumnya ada lima poin penting yang dapat diukur dalam performa supply chain
management, yaitu (Shcroeder, 2007):
1. Pengiriman
Mengacu pada ketepatan waktu pengiriman: persentase pesanan dikirimkan secara
lengkap dan tidak melewati pada tanggal yang diminta oleh pelanggan.
2. Kualitas
Ukuran langsung dari kualitas adalah kepuasan pelanggan dan dapat diukur melalui
beberapa cara. Salah satunya, dapat diukur terhadap apa yang pelanggan harapkan.
Pengukuran ini erat kaitannya dengan loyalitas pelanggan.
3. Waktu
Waktu pengisian total dapat dihitung langsung dari tingkat persediaan. Jika kita
mengasumsikan ada tingkat penggunaan konstan dari persediaan, maka waktu dalam
persediaan hanya tingkat persediaan dibagi dengan tingkat penggunaan.
4. Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah volume atau bauran produk
dengan persentase tertentu atau jumlah.
5. Biaya
Ada dua cara untuk mengukur biaya. Pertama, perusahaan dapat mengukur total biaya
pengiriman, termasuk manufacture, distribusi, biaya persediaan tercatat, dan biaya
rekening membawa piutang.