Berikut ini merupakan tugas mata kuliah teori bilangan saat masih di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Nusa Cendana..
Semoga Bermanfaat..
Pada Transformasi Laplace bag. kedua, sifat-sifat transformasi laplace yang lebih mendalam dan khusus akan dipelajari. Sifat-sifat ini akan banyak digunakan dalam penerapan metode transformasi laplade dalam menyelesaikan masalah nilai awal dengan persamaan diferensial yang yang berkaitan dengan fungsi-fungsi tangga (piecewise function)
Sisi Lain Distribusi Binomial dan NormalAgung Anggoro
Membahas sisi lain dari distribusi Binomial dan Normal (Kurva normal secara kalkulus, hubungan antara dua distribusi). Menjawab pertanyaan seperti: bagaimana bentuk fungsi normal terbentuk, bagaimana muncul 1/akar(2pi), bagaimana menentukan peluang tanpa menggunakan tabel statistik, dsb.
File Tambahan:
Simulasi perhitungan luas dibawah kurva normal baku (https://drive.google.com/file/d/1kA3GYTps1tmtHBvjQ3Q6rSy1YPb70Q_g/view?usp=sharing)
Video Penjelasan Slide:
https://www.youtube.com/watch?v=FAs6m7MRFBI
Berikut ini merupakan tugas mata kuliah teori bilangan saat masih di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Nusa Cendana..
Semoga Bermanfaat..
Pada Transformasi Laplace bag. kedua, sifat-sifat transformasi laplace yang lebih mendalam dan khusus akan dipelajari. Sifat-sifat ini akan banyak digunakan dalam penerapan metode transformasi laplade dalam menyelesaikan masalah nilai awal dengan persamaan diferensial yang yang berkaitan dengan fungsi-fungsi tangga (piecewise function)
Sisi Lain Distribusi Binomial dan NormalAgung Anggoro
Membahas sisi lain dari distribusi Binomial dan Normal (Kurva normal secara kalkulus, hubungan antara dua distribusi). Menjawab pertanyaan seperti: bagaimana bentuk fungsi normal terbentuk, bagaimana muncul 1/akar(2pi), bagaimana menentukan peluang tanpa menggunakan tabel statistik, dsb.
File Tambahan:
Simulasi perhitungan luas dibawah kurva normal baku (https://drive.google.com/file/d/1kA3GYTps1tmtHBvjQ3Q6rSy1YPb70Q_g/view?usp=sharing)
Video Penjelasan Slide:
https://www.youtube.com/watch?v=FAs6m7MRFBI
2. Teorema 1:
Diketahui (S, ∗) semigrup.
Jika 𝐴 ≤ 𝑆, 𝐵 ≤ 𝑆 dan 𝐴 ∩ 𝐵 ≠ ∅, maka 𝐴 ∩ 𝐵 ≤ 𝑆.
Bukti :
Diambil sebarang elemen 𝑝, 𝑞 ∈ 𝐴 ∩ 𝐵, maka 𝑝, 𝑞 ∈ 𝐴 dan
𝑝, 𝑞 ∈ 𝐵. Oleh karena 𝐴 ≤ 𝑆 dan 𝐵 ≤ 𝑆, maka 𝑝 ∗ 𝑞 ∈
𝐴 dan 𝑝 ∗ 𝑞 ∈ 𝐵. Sehingga 𝑝 ∗ 𝑞 ∈ 𝐴 ∩ 𝐵.
3. Teorema 2:
Diketahui (𝑆, ∗) adalah semigrup dan 𝐴𝑖 ≤ 𝑆 untuk semua 𝑖 ∈
𝐼, dengan 𝐼 adalah himpunan indeks. Jika irisan dari 𝐴𝑖 untuk
semua 𝑖 ∈ 𝐼 tidak kosong, maka
∩𝑖∈𝐼 𝐴𝑖 ≤ 𝑆
Bukti :
Jika 𝑥, 𝑦 ∈ ∩𝑖∈𝐼 𝐴𝑖, maka 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴𝑖 untuk setiap 𝑖 ∈ 𝐼. Karena 𝐴𝑖
≤ 𝑆 untuk semua 𝑖 ∈ 𝐼, maka 𝑥 ∗ 𝑦 ∈ 𝐴𝑖 untuk setiap 𝑖 ∈ 𝐼.
Sehingga 𝑥 ∗ 𝑦 ∈∩𝑖∈𝐼 𝐴𝑖 .
4. Jika irisan dari subsemigrup membentuk semigrup, apakah
demikian juga halnya dengan gabungan subsemigrup ?
Jawab : Tidak.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan counter example sbb :
Sudah ditunjukkan bahwa 2ℤ ≤ ℤ dan 3ℤ ≤ ℤ. Untuk
2 ∈ 2ℤ dan 3 ∈ 3ℤ,
diperoleh bahwa 2 + 3 = 5 ∉ 2ℤ ∪ 3ℤ.
Operasi penjumlahan di ℤ tidak bersifat tertutup di
2ℤ ∪ 3ℤ.
5. Selanjutnya diketahui (𝑆,∗) adalah semigrup dan 𝐴 ≤ 𝑆, 𝐵 ≤ 𝑆.
Apakah 𝐴 ∗ 𝐵 ≤ 𝑆 ?
Diambil sebarang 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴 ∗ 𝐵. Apakah 𝑥 ∗ 𝑦 ∈ 𝐴 ∗ 𝐵 ?
Karena 𝑥, 𝑦 ∈ 𝐴 ∗ 𝐵, maka 𝑥 = 𝑎1 ∗ 𝑏1 dan 𝑦 = 𝑎2 ∗ 𝑏2.
dengan 𝑎1, 𝑎2 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑏1, 𝑏2 ∈ 𝐵.
𝑥 ∗ 𝑦 = 𝑎1 ∗ 𝑎2 ∗ 𝑏1 ∗ 𝑏2 ∈ 𝐴 ∗ 𝐵
𝑥 ∗ 𝑦 = 𝑎1 ∗ 𝑏1 ∗ 𝑎2 ∗ 𝑏2
Jika operasi "∗" di 𝑆 bersifat komutatif
6. Diketahui semigrup (ℤ, +)
Bilangan 2, 3 ∈ 2ℤ + 3ℤ, sebab 2 = 2.1 + 3.0 dan 3 = 2.0 + 3.1.
Diperoleh 2 + 3 = 2.1 + 3.0 + 2.0 + 3.1
Karena operasi " +” pada ℤ bersifat komutatif, maka
2 + 3 = 2.1 + 2.0 + 3.0 + 3.1
= 2.1 + 3.1
∈ 2ℤ + 3ℤ.
7. (ℤ,+)
𝐴
5
2
𝐴 ⊆ ℤ
2ℤ
2ℤ ≤ ℤ
Meskipun 𝐴 bukan subsemigrup dari ℤ,
apakah masih bisa diperoleh semigrup yang memuat 𝐴
Jawab : bisa yaitu
semigrup trivial dan terbesar yang memuat 𝐴 yaitu ℤ
apakah masih bisa diperoleh
semigrup terkecil yang memuat 𝐴