2. CURRICULUM VITAE
Nama : ANDRIYANTO
Tempat, tanggal lahir : Malang, 9 Juni 1966
Alamat Rumah : Jl. Tales II / 16 Surabaya
Telp. : HP. 081999556670
Email : andry_anto2005@yahoo.com
Telp/Fax Kantor AKZI : (031) 8499597
Status : 1 istri, 2 anak
Pendidikan : 1. Lulus Akademi Gizi Malang th 1988;
2. Lulus Fak Hukum Unibraw Malang th 1990;
3. Lulus S2 Kesmas Epid Unair th 2001;
4. S3 Ilmu Kedokteran Unair th 2002; dan
5. Lulus S3 PSDM Unair 2017.
3. CURRICULUM VITAE
Pekerjaan: :
Direktur Akademi Gizi Surabaya;
Dosen Fakultas Vokasi Universitas Airlangga;
Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Jawa Timur
2005 – 2015 & Sekretaris Majelis Kode Etik DPP PERSAGI;
Ketua Divisi Registrasi Majelis Tenaga Kesehatan
Provinsi (MTKP) Jawa Timur;
Ketua Tim Pangan dan Gizi Provinsi Jawa Timur;
Wk. Ketua Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Jawa Timur;
Tenaga Ahli Komisi E DPRD Jawa Timur;
Ketua LSM “Koalisi Jawa Timur Sehat”;
Redaktur Bulletin “Global Sehat”; dan
Konsultan WHO mengenai Kebijakan Stunting.
4. SELAMAT HARI GIZI NASIONAL Ke-59
25 JANUARI 2019
MEMBANGUN GIZI MENUJU
BANGSA SEHAT BERPRESTASI
KELUARGA SADAR GIZI
INDONESIA SEHAT DAN
PRODUKTIF
5. Human Development Index / HDI
(Indeks Pembangunan Manusia / IPM)
• IPM Indonesia sebesar 70,81 (th 2017), naik 0,63 dari
tahun 2016. Peringkat Indonesia 114 dari 188 negara.
• IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar:
1. UHH (72 tahun) dan Status Kesehatan;
2. Pengetahuan / Pendidikan; dan
3. Standar Hidup Layak / Kemiskinan.
Masalah Indonesia saat ini adalah tingginya angka
STUNTING melibatkan lintas sektor
konvergen./terintegrasi..
6. Intervensi Sensitif (kontribusi 70%, jangka panjang,
dilakukan non sektor kesehatan)
• pemberian PMT; peningkatan daya beli;
• pendidikan perempuan; jaminan sosial;
• infra struktur; ketahanan pangan; KB; dan
• pengadaan air bersih.
Intervensi Spesifik (kontribusi 30%, jangka pendek,
dilakukan oleh sektor kesehatan)
• perubahan perilaku;
• pendampingan;
• pemberdayaan; dan
• tata laksana.
Intervensi cost effective
11. GIZI: Magnitute (Hal yang sangat penting)
dalam Membanguan Manusia dan
Masyarakat
• Permasalahan gizi merupakan
permasalahan sangat mendasar bagi
manusia;
• Bagi Indonesia, permasalahan ini sangat
penting untuk dibicarakan sekarang karena
besarnya magnitude permasalahan gizi
di tengah upaya untuk membangun manusia
dan masyarakat seutuhnya yang berkualitas.
GIZI ADALAH INVESTASI KELUARGA
13. SASARAN PELAYANAN GIZI
DI ERA INDUSTRI 5.0
Food Security /
Ketahanan Pangan
Food and Nutrition Security /
Ketahanan Pangan dan Gizi
Human Security /
Ketahanan Manusia karena Pangan dan Gizi
14. Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit,
menurunkan produktifitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan
Tingkat ‘Kecerdasan’
Anak Indonesia
di urutan 64 terendah
dari 65 negara*
52
50
17
2
64
Singapura
Vietnam
Thailand
Malaysia
Indonesia
*Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA
(Organisation for Economic Co-operation and Development - Programme
for International Student Assessment), suatu organisasi global bergengsi,
terhadap kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun dari 65 negara,
termasuk Indonesia, dalam bidang membaca, matematika, dan science.
Pengalaman dan bukti Internasional
menunjukkan bahwa stunting….
Sumber: diolah dari laporan World Bank Investing in
Early Years brief, 2016
Menghambat Pertumbuhan Ekonomi dan
Produktivitas Pasar kerja
Mengurangi
pendapatan
pekerja dewasa
hingga 20%
Memperburuk kesenjangan/inequality
Mengurangi 10% dari
total pendapatan seumur hidup
Kemiskinan
antar-generasi
Hilangnya 11% GDP
Sel Otak pada Anak Normal dan Stunted
15.
16. Apa yang dimaksud
PENDEK/STUNTING ?
1
• Kondisi dimana seseorang kekurangan gizi kronis
(dalam jangka waktu yang lama);
2
• Terutama pada Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000
HPK) ibu hamil (270 hari) sampai anak usia 2
tahun (730 hari);
3
• Sehingga tinggi badannya dibanding usia nya terlihat
LEBIH PENDEK dari SEBAYA nya.
18. Dikatakan STUNTING, bila:
TB/U < -2 SD (Kurva WHO)
INDIKATOR PERTUMBUHAN ANAK
DEFINISI STUNTING
Berat Badan / Usia (BB/U)
Tinggi Badan / Usia (TB/U)
Berat Badan / Tinggi Badan (BB/TB)
Indeks Massa Tubuh (IMT) / (BMI)
Lingkar Kepala / Usia (LK)
INDIKATOR
Tinggi Badan / Usia (TB/U)
KURVA PERTUMBUHAN WHO
< -2 SD
19. Prediksi Tinggi Badan Anak
• Pada anak Laki-laki :
TB Ayah + TB Ibu + 13 Cm
= ……. ± 8, 5 Cm
2
Pada anak Perempuan :
TB Ayah + TB Ibu - 13 Cm
= ……. ± 8, 5 Cm
2
20. FAKTA
Hasil Penelitian SEANUTS (South East Asian
Nutrition Surveys) 2017 menyatakan bahwa
PENDEK :
1. BUKAN faktor genetik/keturunan;
2. Berhubungan dengan KECERDASAN;
3. Mempengaruhi AKTIVITAS;
4. Berkaitan dengan EMOSIONAL; &
5. Menjadikan GEMUK.
21. STUNTING PADAANAK
DAMPAK TUMBUH KEMBANG JANGKA PANJANG
Proses anak untuk mengalami stunting (apapun penyebabnya), secara
umum dapat berdampak pada dua kondisi berikut ini:
• Perawakan pendek
• Kerusakan struktur dan gangguan fungsi otak
Mengakibatkan gangguan tumbuh kembang jangka panjang, termasuk
gangguan kognitif yang permanen
(Kar et al. 2008)
22. STUNTING PADAANAK
PENYEBAB DAN AKIBAT MULTI SEKTOR
Prendergast and Humphrey, 2014. Paed Int Chi Health 34(4):250-265.
STUNTING
SYNDROME
23. BONUS DEMOGRAFI
• Indonesia tengah memasuki periode
demographic dividend hingga tahun 2030.
• Dalam masa ini proporsi penduduk usia
produktif mencapai puncaknya, sehingga
memberikan peluang untuk memberikan
bonus demografi berupa petumbuhan
ekonomi.
• Penduduk usia produktif kedepan menjadi
kunci bagi pembangunan bangsa.
25. 18T
6T
2T
LAHIR
KANDUNGAN
80 %
95 % - 5 %
AS - 2015
KUALITAS HIDUP
Aktifitas Fisik
Kecerdasan
Perilaku - Emosi
Performa Sekolah
Prestasi Akademis
Masa Depan
1000 HARI PERTAMA
KEHIDUPAN ANAK
PANJANG/TINGGI BADAN
ANAK HARUS TERMONITOR
DENGAN BAIK DAN REGULER
STUNTING PADAANAK
PENANGANAN HARUS SEJAK USIA DINI
26. PENANGANAN ANAK PENDEK
1. Konsumsi tinggi Zinc, yang banyak di
protein hewan (ikan, susu, telor dan
daging), terutama jenis kerang-
kerangan Keterampilan mengolah
makanan.
2. Aktivitas / olah raga yang
“melompat” ! Sarana Bermain.
27. STUNTING PADAANAK
PENANGANAN HARUS SEJAK USIA DINI
Lancet. 1991 Jul 6;338:1-5.
Cara paling efektif untuk meningkatkan skor perkembangan anak stunting
pada usia 24 bulan pertama:
KOMBINASI SUPLEMENTASI NUTRISI & STIMULASI
KOMBINASI
SUPLEMENTASI
NUTRISI &
STIMULASI
28. STUNTING PADAANAK
PENANGANAN HARUS SEJAK USIA DINI
Dampak positif pemberian stimulasi & aktifitas fisik pada anak stunting
BERDAMPAK JANGKA PANJANG HINGGAANAK BERUSIA 18 TAHUN
STIMULASI &
AKTIFITAS
FISIK
Susan P Walker 2005. Lancet 366:1804-7.
29. Sesungguhnya, Masalah Gizi (Kurus, Obesitas,
Stunting) terjadi karena ketidakseimbangan
antara kebutuhan (zat gizi) dan konsumsi
(makanan).
Ketidakseimbangan itu dikarenakan Pola
Asuh Gizi Anak (Cara memberikan
makan) yang Tidak Memadai.
Jadi, Memahami Kebutuhan Makan Anak
dan bagaimana cara memenuhinya, itulah
kunci nya.
30. 4 PILAR PRINSIP GIZI SEIMBANG
Mengonsumsi Aneka Ragam
Pangan
Membiasakan Perilaku Hidup
Bersih (PHBS)
Melakukan Aktivitas Fisik secara
teratur minimal 30 menit
Memantau Berat Badan
(Status Gizi) secara Teratur
31. DALAM PENYUSUNAN MENU
HARUS MEMPERHATIKAN :
Sasaran
Siapa yang akan mengkonsumsi makanan
tersebut (bayi, balita, anak sekolah, remaja,
dewasa, lansia)
Nilai Gizi
Pemilihan bahan makanan ini diutamakan
yang memiliki nilai gizi tinggi disesuaikan
dengan masalah gizi yang ada
32. • Variasi Masakan
Kumpulkan dari berbagai jenis makanan
(kelompok lauk, sayur dan buah).
Keserasian Warna, komposisi, konsistensi
makanan.
• Ketersediaan Bahan Makanan
Jangan menyusun menu yang menggunakan
bahan makanan yang susah didapat (langka).
• Harga
Dalam menyusun menu harus disesuaikan
dengan anggaran yang ada.
(Menu yang seimbang tidak harus mahal !)
34. Sumber :diolah dari laporan Bank Dunia, World Bank 2017 Investing in the Early Years for Shared Prosperity
Prevalensi
anak stunting
berkurang
setengahnya
antara 2007
dan 2015:
28,5% dan
14,4%)
Result-based
Budgeting (RBB)/
Penganggaran
berbasiskan Hasil
terfokus pada hasil
untuk anak
Anggaran untuk
Insentif Kinerja
Anggaran diselaraskan
dengan beban dari gizi
buruk
Harmonisasi Investasi
Pemangku/Mitra terkait
menggunakan
RBB/Penganggaran
Berbasis Hasil
Seleksi dalam Aksi
Prioritas di Anggaran
Meningkatkan
layanan gizi dari sisi
permintaan dan sisi
pelayanan (demand
dan supply-side)
Solusi berbasis
bukti/Evidence-based
Solutions
Kampanye Media Massa
Peningkatan kualitas dan
jangkauan dari layanan
ibu hamil dan gizi
Transfer Bantuan
Bersyarat bagi
Masyarakat Miskin
Strategi
Lintas
Sektor
Anggaran
berdasarkan
Hasil
Komitmen
Presiden
Peran
Kementerian
Keuangan
Target Regional
Advokasi
Masyarakat
Komitmen
yang
kuat
Pre-reform Post-reform
1990-2007 2008-2014
1,6% 10,7%
Tingkat rata-rata tahunan
pengurangan stunting
Strategi Peru Mengurangi Stunting 50%
dalam 8 tahun
35. Pengalaman Negara-Negara Lain
Negara Capaian Upaya Penguatan
India
(Maharastra)
Stunting
turun 16%
dalam
7 tahun
Behavior Change Communication/BCC di Tingkat Komunitas:
• Pekerja kesehatan di garda depan memberikan pelayanan
36. Pengalaman Negara-Negara Lain
Negara Capaian Upaya Penguatan
Bangladesh
Stunting
berkurang
1,4% setiap
tahun
sejak 1997
Behavior Change Communication/BCC di Tingkat Keluarga dan Komunitas:
Mexico
Maternity
Cash Transfer
Stunting
bawah 36
bulan turun
sebanyak
10%
Pemberian Bantuan Sosial di Tingkat Nasional:
• Transfer dana tunai dikombinasikan dengan pendidikan gizi dan
37. Pengalaman Negara-Negara Lain
Negara Capaian Upaya
Brazil
• Stunting menurun
Komitmen di Tingkat Nasional:
• Visi Presiden, komitmen, dan kepemimpinan
memprioritaskan aksi terkait gizi di seluruh sektor
untuk meningkatkan akses pelayanan ibu hamil dan
38. Pengalaman Negara-Negara Lain
Negara Upaya Penguatan
Vietnam
Menguatkan pemberian ASI eksklusif di Tingkat Nasional:
• Memperpanjang cuti melahirkan hingga 6 bulan;
• Melarang iklan bahan pengganti ASI yang diketahui mengurangi
39. Arah Kebijakan Gizi
Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 secara tegas
memuat bahwa tujuan pembinaan gizi adanya
tercapainya mutu gizi perorangan dan masyarakat;
melalui;
• perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai
dengan gizi seimbang;
• perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan
PHBS; dan
• peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang
sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
39
40. 5 PILAR PENURUNAN STUNTING
Komitmen dan Visi Pimpinan Daerah;
Kampanye dengan fokus pada pemahaman, perubahan
perilaku, komitmen politik dan akuntabilitas;
Konvergensi, koordinasi dan konsolidasi
program nasional, daerah dan masyarakat;
Mendorong kebijakan nutritional
food security;
Pemantauan dan evaluasi.
41. KESIMPULAN
• SEMANGAT PENGUATAN KELEMBAGAAN, GIZI
TIDAK BISA BERDIRI SENDIRI;
• IKLIM KETERBUKAAN YANG DILINDUNGI OLEH
UNDANG-UNDANG;
• PERPADUAN ANTARA TOP DOWN DAN BOTTOM
UP PLANNING
42. • GERAKAN PERCEPATAN PENURUNAN MASALAH
GIZI MELALUI PENINGKATAN KAPASITAS
ORGANISASI DAN KOMPETENSI AHLI GIZI;
• PELAKSANAAN PROGRAM POKOK & INOVATIF
BIDANG GIZI SECARA KONSEKUEN;
• JEJARING LINTAS OP, MASYARAKAT DAN
PEMERINTAH;
• VALIDASI SASARAN PROGRAM (SEGMENTASI); dan
• PENGUASAAN MAPPING / DATA YANG AKURAT DAN
UP DATE.
Saudara-Saudara,
Berbagai penelitian mengungkapkan berbagai intervensi gizi anak yang telah terbukti cost effectives sebagai pilihan disesuaikan dengan keadaan masyarakat setempat. Ada dua kelompok intervensi yaitu;
Pertama; Intervensi Spesifik, yaitu intervensi spesifik, langsung yang diberikan kepada sasaran, yang bertujuan memberikan asupan gizi dan atau pengobatan penyakit. Termasuk dalam intervensi ini adalah perubahan pola asuh (yaitu promosi ASI Eksklusif, Makanan Pendamping ASI, dan kebersihan perorangan); suplementasi dan fortifikasi gizi mikro seperti kapsul vitamin A, tablet Fe untuk ibu hamil, Taburia untuk anak 6-23 bulan, pemberantasan kecacingan, pencegahan malaria, fortifikasi garam, tepung dan minyak; dan tata laksana gizi kurang dan gizi buruk.
Kedua; Intervensi sensitif, yaitu intervensi-intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga, meningkatkan daya beli, pendidikan perempuan, perlindungan sosial, Keluarga Berencana, air bersih, dll
Anak dikatakan mengalami stunting bila titik Tinggi Badan terhadap Usia (TB/U) terletak di bawah garis -2 (<-2 SD) pada Kurva WHO
Dampak jangka panjang stunting terhadap tumbuh kembang anak, tidak hanya sebatas pada ukuran fisik semata, tetapi juga akan mengenai kerusakan struktur dan fungsi otak anak.
Penyebab dan dampak stunting pada anak bukanlah sebuah kondisi yang terjadi sesaat di usia tertentu.
Stunting merupakan sebuah syndrome yang berjalan lintas usia. Sehingga sangatlah penting untuk mengupayakan memutus rantai stunting di setiap tahapan usia anak.
Caranya adalah dengan melakukan kegiatan pengukuran dan pemantauan antropometri anak secara rutin dan reguler sejak anak lahir dan terutama hingga 2 tahun pertama
Sedangkan upaya untuk mengoptimalkan perkembangan pada anak stunting di 2 tahun pertama terbukti bahwa cara paling efektif adalah dengan mengkombinasikan kegiatan pemberian suplementasi nutrisi dengan kegiatan stimulasi dini dan aktifitas fisik.
Upaya melalui pemberian nutrisi saja, nampaknya tidak efektif.
Dampak positif dari pemberian stimulasi dan aktifitas fisik pada anak stunting ternyata dapat bertahan jangka panjang hingga anak berusia 18 tahun
Saudara-Saudara sekalian,
Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan secara eksplisit menyebutkan bahwa tujuan pembinaan gizi adalah tercapainya mutu gizi perorangan dan masyarakat; melalui;
perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi seimbang;
perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan PHBS;
peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Di bagian lain juga disebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas pemenuhan kecukupan gizi pada keluarga miskin.
Saya mencatat ada beberapa hal yang perlu kita cermati untuk merumuskan arah kebijakan perbaikan gizi.