Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi normalisasi saluran drainase Tanjung Sadari Krembangan Surabaya dan menemukan alternatif penanggulangan banjir. Beberapa alternatif yang diteliti meliputi pelebaran saluran sebagai tampungan memanjang dan penambahan kapasitas pompa. Metode yang digunakan meliputi analisis hidrologi, perhitungan debit banjir, evaluasi kapasitas saluran, serta analisis alternatif penanganan genangan.
Dalam pekerjaan perencanaan suatu bangunan-bangunan irigasi diperlukan bidang-bidang ilmu pengetahuan yang saling mendukung demi kesempurnaan hasil perencanaan. Bidang ilmu pengetahuan itu antara lain geologi, hidrologi, hidrolika dan mekanika tanah (Soedibyo, 1993).
Setiap daerah aliran sungai mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda, hal ini memerlukan kecermatan dalam menerapkan suatu teori yang cocok pada daerah pengaliran. Oleh karena itu, sebelum memulai perencanaan konstruksi bangunan-bangunan irigasi, perlu adanya kajian pustaka untuk menentukan spesifikasi-spesifikasi yang akan menjadi acuan dalam perencanaan pekerjaan konstruksi tersebut.
Dalam melakukan analisis hidrologi sering dihadapkan pada kejadian ekstrim seperti banjir dan kekeringan. Banjir mempengaruhi bangunan-bangunan air seperti bendung, tanggul, jembatan, dsb. Bangunan-bangunan tersebut harus direncanakan untuk dapat melewatkan debit banjir maksimum yang mungkin terjadi (Triadmodjo, 2009). Untuk mengetahui hubungan antara besaran kejadian ekstrem dan frekuensi kemungkinan terjadinya kejadian tersebut, maka diperlukan suatu analisis frekuensi. Dalam makalah ini juga dipaparkan mengenai analisa frekuensi.
Analisis frekuensi merupakan prakiraan (forecasting), dalam arti probabilitas untuk terjadinya suatu peristiwa hidrologi dalam bentuk hujan rencana yang berfungsi sebagai dasar perhitungan perencanaan hidrologi untuk antisipasi setiap kemungkinan yang akan terjadi. Analisis frekuensi ini dilakukan dengan menggunakan sebaran kemungkinan teori probability distribution. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data yang tersedia untuk memperoleh probabilitas besaran debit banjir di masa yang akan datang.
Dalam pekerjaan perencanaan suatu bangunan-bangunan irigasi diperlukan bidang-bidang ilmu pengetahuan yang saling mendukung demi kesempurnaan hasil perencanaan. Bidang ilmu pengetahuan itu antara lain geologi, hidrologi, hidrolika dan mekanika tanah (Soedibyo, 1993).
Setiap daerah aliran sungai mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda, hal ini memerlukan kecermatan dalam menerapkan suatu teori yang cocok pada daerah pengaliran. Oleh karena itu, sebelum memulai perencanaan konstruksi bangunan-bangunan irigasi, perlu adanya kajian pustaka untuk menentukan spesifikasi-spesifikasi yang akan menjadi acuan dalam perencanaan pekerjaan konstruksi tersebut.
Dalam melakukan analisis hidrologi sering dihadapkan pada kejadian ekstrim seperti banjir dan kekeringan. Banjir mempengaruhi bangunan-bangunan air seperti bendung, tanggul, jembatan, dsb. Bangunan-bangunan tersebut harus direncanakan untuk dapat melewatkan debit banjir maksimum yang mungkin terjadi (Triadmodjo, 2009). Untuk mengetahui hubungan antara besaran kejadian ekstrem dan frekuensi kemungkinan terjadinya kejadian tersebut, maka diperlukan suatu analisis frekuensi. Dalam makalah ini juga dipaparkan mengenai analisa frekuensi.
Analisis frekuensi merupakan prakiraan (forecasting), dalam arti probabilitas untuk terjadinya suatu peristiwa hidrologi dalam bentuk hujan rencana yang berfungsi sebagai dasar perhitungan perencanaan hidrologi untuk antisipasi setiap kemungkinan yang akan terjadi. Analisis frekuensi ini dilakukan dengan menggunakan sebaran kemungkinan teori probability distribution. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data yang tersedia untuk memperoleh probabilitas besaran debit banjir di masa yang akan datang.
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan RembesanYahya M Aji
Semua jenis tanah tidak ada yang kedap air. Yang membedakan hanyalah waktu yang dibutuhkan air untuk melewati pori-pori tanah tersebut. Pada topic kali ini, akan dibahas penentuan koefisien permeabilitas tanah dengan pengukuran kecepatan rembesan. Teori Henry Darcy merupakan dasar dari metode ini.
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan RembesanYahya M Aji
Semua jenis tanah tidak ada yang kedap air. Yang membedakan hanyalah waktu yang dibutuhkan air untuk melewati pori-pori tanah tersebut. Pada topic kali ini, akan dibahas penentuan koefisien permeabilitas tanah dengan pengukuran kecepatan rembesan. Teori Henry Darcy merupakan dasar dari metode ini.
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
Outlet channel Sungai Karang Anyar ini langsung bermuara ke laut yang dipengaruhi oleh pasang surut. Banjir sering terjadi pada saat hujan bersamaan dengan air laut pasang. Outlet channel ini memiliki kemiringan eksisting yang sangat landai, data awal menyebutkan panjang outlet channel ini kurang lebih 1.625 m
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Studi evaluasi-normalisasi-saluran-drainase-tanjung-sadari-krembangan-surabaya-ohan-eko-prasetyo-0910640010
1. STUDI EVALUASI NORMALISASI SALURAN DRAINASE
TANJUNG SADARI KREMBANGAN SURABAYA
JURNAL
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Disusun Oleh :
OHAN EKO PRASETYO
NIM. 0910640010-64
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENGAIRAN
MALANG
2013
2. LEMBAR PERSETUJUAN
STUDI EVALUASI NORMALISASI SALURAN DRAINASE
TANJUNG SADARI KREMBANGAN SURABAYA
JURNAL
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Disusun Oleh:
OHAN EKO PRASETYO
NIM. 0910640010-64
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I
Prof. Dr. Ir. Suhardjono, Mpd,Dipl.HE.
NIP.19460323 197009 1 001
Dosen Pembimbing II
Dr. Very Dermawan, ST., MT.
NIP.19730217 199903 1 001
3. STUDI EVALUASI NORMALISASI SALURAN DRAINASE TANJUNG
SADARI KREMBANGAN SURABAYA
Ohan Eko Prasetyo1
, Suhardjono2
, Very Dermawan2
1. Mahasiswa Teknik Pengairan Universitas Brawijaya
2. Dosen Teknik Pengairan Universitas Brawijaya
email :Ohanekoprasetyo@gmail.com
Abstrak: Jalan Tanjung Sadari terdapat di wilayah Kecamatan Krembangan Surabaya yang merupakan
kecamatan yang cukup strategis sebagai kawasan penunjang aktivitas Pelabuhan Tanjung Perak. Normalisasi
pada sebagian saluran Tanjung Sadari telah dilakukan untuk menanggulangi masalah banjir, yaitu pada patok
P.10 sampai P.6. Normalisasi yang sudah dilaksanakan berupa pembesaran dimensi saluran dan pemasangan
2 pompa banjir berkapasitas 0,5 m3
/detik dan 1 pompa lumpur berkapasitas 0,25 m3
/detik. Namun masalah
banjir masih belum terselesaikan, sehingga perlu dilakukan alternatif penanggulangan masalah banjir yang
masih terjadi.Studi ini bertujuan untuk menemukan alternatif penanggulangan banjir.Dalam studi ini
dilakukan beberapa alternatif, antara lain pelebaran saluran pada patok P.18 sampai P.10 yang juga
difungsikan sebagai long storage(tampungan memanjang)untuk memperbesar volume tampungan, dan
dilakukannya penambahan kapasitas pompa dengan kapasitas total 5,75 m3
/detik pada perencanaan
berdasarkan Q5 dan 6,75 m3
/detik pada perencanaan berdasarkan Q10.
Kata Kunci: Banjir, normalisasi, kapasitas pompa, drainase, Tanjung Sadari
Abstract: Tanjung SadariStreet is located in district of Krembangan Surabaya whichhasa strategiclocationas
an supportingactivity area ofthe Port of TanjungPerak. It hasperformed normalization in order to overcome
the problem of flooding. Therewere channel enlargementandinstallation of2flood pumpswith a capacity
of0,5m3
/sand1 mudpump of 0,25m3
/s. However,after the implementation,the floodproblemis still notresolved.
This studywascarried out to findthe alternative toovercome theflooding problem.From
thisstudyisfoundseveralalternatives,which are widening the channel at point P.18 to P.10 that act as long
storage in order to increase the volume capacity on the channel, and improve the pumpscapacitywitha
totalcapacity of5,75 m3
/sbased onthe 5 years design dischargeand6,75 m3
/sbasedon10 years design
discharge.
Keyword : Flooding, normalization, pumpcapacity, drainage, TanjungSadari
I. PENDAHULUAN
Drainase adalah suatu tindakan
untuk mengurangi air yang berlebih. Baik
air permukaan, maupun air bawah per-
mukaan. Air berlebih yang umumnya be-
rupa genangan, disebut dengan banjir
(Suhardjono, 2013). Beberapa faktor ya-
ng menyebabkan banjir adalah ketidak-
mampuan saluran drainase menampung
dan mengalirkan debit yang lewat. Keti-
dakmampuan saluran untuk mengalirkan
air limpasan dari rumah tangga, air akibat
aktivitas industri maupun air limpasan
dari hujan di suatu area ini dapat dian-
tisipasi dengan pembuatan bozem yaitu
sebuah bangunan yang didisain untuk me-
nampung sementara air limpasan yg tidak
bisa dibuang secara gravitasi oleh saluran
drainase ke laut pada saat air laut menga-
lami pasang. Hal ini dapat diantisipasi
dengan pemasangan pompa pada muara
bozem, ketika daerah hulu mengalami hu-
jan dengan intensitas yang tinggi bersama-
an dengan terjadinya kenaikan muka air
laut akibat pasang, air dapat dikeluarkan
atau dialirkan ke laut dengan cara dipom-
pa.
Saluran Tanjung Sadari merupa-
kan saluran sekunder pada sistem drai-
nase bozem Morokrembangan Utara. Ben-
tuk saluran drainase Tanjung Sadari
adalah trapesium dengan lebar dasar rata-
rata saluran 2,5 m, tinggi rata-rata saluran
1,5 m memiliki panjang 762 m sebelum
dilakukanya normalisasi oleh PT.Pelindo
III Cabang Tanjung Perak pada tahun
anggaran 2012. Setelah dilakukannya nor-
malisasi sepanjang 277 m (P.18 sampai
P.23A) dengan pemasangan gutter ber-
4. dimensi 2,2 m x 2,4 m x 1,2 m dan pe-
masangan pompa banjir beserta in-
stalasinya (P.23 sampai P.23A) masih
belum menyelesaikan masalah genangan
yang terjadi di sekitar titik P.10(Anonim,
2011).
II. BAHAN dan METODE
1. BAHAN
a. Analisa Hidrologi
Curah hujan rancangan meru-
pakan curah hujan terbesar tahunan
yang mungkin terjadi di suatu daerah
dengan periode ulang tertentu. Metode
yang digunakan adalah Log Pearson
III karena metode ini dapat digunakan
untuk semua sebaran data serta sesuai
untuk berbagai macam koefisien ke-
pencengan dan koefisien kepuncakan
(Harto,1993:20).
Tahapan untuk menentukan curah
hujan rancangan dengan mengguna-
kan metode Log Pearson III adalah
sebagai berikut:
Mengubah curah hujan harian ma-
ksimum ke dalam bentuk logarit-
ma
Menghitung nilai logaritma rata-
rata:
n
x
XLog
n
i
i
1
.log
Menghitung standart deviasinya
(simpangan baku):
Si =
1
)log(log
1
2
n
xx
n
i
i
Menghitung koefisien
kepencengan:
Cs =
3
1
3
)2)(1(
)log(log
Sinn
xxn
n
i
i
Hitung logaritma curah hujan ran-
cangan dengan kala ulang tertentu:
Log Xt = xlog + G. Si
Menghitung antilog dari Xt
dengan:
xi = data hujan (mm)
x = rerata data hujan (mm)
n = jumlah data
Xt = ch rancangan (mm)
xlog =rerata logaritma curah
hujantahunan maksimum
G = konstanta
Si = simpangan baku
b. Debit Banjir Rancangan
Debit banjir rancangan adalah
jumlah debit air hujan dan debit air ko-
tor. Debit banjir rancangan ini nantinya
akan digunakan dalam penentuan kapa-
sitas saluran drainase. Bentuk perumus-
an dari debit banjir rancangan tersebut
sebagai berikut:
Qr = Qah + Qak
dengan:
Qr = debit banjir rancangan (m3
/dt)
Qah= debit air hujan (m3
/dt)
Qak= debit air kotor (m3
/dt)
c. Debit Air Hujan
Salah satu metode yang digunakan
untuk menghitung debit air hujan pa-
da saluran-saluran drainase adalah
metode Rasional. Rumus ini banyak
digunakan untuk sungai-sungai biasa
dengan daerah pengaliran yang kecil
dan juga untuk perencanaan drainase
daerah pengaliran yang sempit. Ben-
tuk umum persamaan ini adalah seba-
gai berikut (Suhardjono, 2013):
Q = 0,278.C. I.A
dengan:
Q = debit limpasan (m3
/dtk)
C = koefisien pengaliran
I = intensitas hujan selama waktu
tiba banjir (mm/jam)
A = luas daerah (km2
)
0,278= faktor konversi
d. Debit Air Kotor
Debit air kotor adalah debit yang
berasal dari buangan rumah tangga,
bangunan gedung, instansi dan seba-
gainya. Besarnya dipengaruhi oleh
banyaknya jumlah penduduk dan ke-
butuhan air rata-rata penduduk. Ada-
pun besarnya kebutuhan air penduduk
rata-rata adalah 150 liter/orang/hari.
5. Sedangkan debit air kotor yang harus
dibuang di dalam saluran adalah 70%
dari kebutuhan air bersih(Suhardjo-
no, 2013)
Qak =
A
qPn.
Qak =
A
Pn 00121,0.
dengan:
Qak = debit air kotor
Pn = jumlah penduduk (jiwa)
q = jumlah air buangan (l/dt/orang)
A = luas daerah (km2
)
e. Analisa Kapasitas Tampungan dan
Keperluan Pompa
Dari hasil analisa debit banjir,
diperoleh debit maksimum dan waktu
konsentrasi dari saluran yang ditinjau,
kemudian dilanjutkan dengan analisa
polder dan keperluan pompa hingga
ke pembuatan grafik hubungan antara
storage dan kapasitas pompa.
Dengan metode hidrograf satuan
berdasar data Qmax, Tc dan Td dan di-
tabulasikan kemudian digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.1.Hidrograf Aliran Masuk
(Anonim,----)
2. METODE
a. Pengumpulan Data
Setelah mengetahui kondisi daerah
studi, kemudian dilakukan pengum-
pulan data penunjang. Data-data yang
diperlukan tersebut adalah sebagai
berikut:
Peta lokasi studi untuk mengetahui
lokasi studi perencanaan.
Peta topografi.
Peta tata guna lahan.
Skema lokasi genangan untuk
mengetahui titik letak genangan-
genangan yang terjadi di daerah
studi.
Data curah hujan guna keperluan
hidrologi. Data curah hujan diam-
bil dari stasiun penakar hujan, ya-
itu stasiun hujan BMKG Perak I.
Data hujan yang diperlukan dari
tahun 2002-2012.
Data penduduk untuk memproyek-
sikan jumlah penduduk dan meng-
hitung kebutuhan air.
Data saluran drainase eksisting un-
tuk evaluasi saluran dalam ke-
mampuannya menampung debit
rancangan yang ada.
b. Tahapan Penyelesaian Studi
Melakukan studi pustaka menge-
nai teori yang akan dipakai.
Mengumpulkan data-data yang di-
perlukan untuk kepentingan perhit-
ungan.
Analisa hidrologi
- Menghitung curah hujan ranca-
ngan dengan metode Log Pear-
son Type III dengan kala ulang 5
dan 10 tahun.
- Menguji kesesuaian distribusi hu-
jan dengan uji Smirnov-Kolmo-
gorov dan uji Chi Square untuk
mengetahui kebenaran hipotesa
frequensi Log Pearson Type III.
Perhitungan debit banjir rancangan
(Qr) untuk evaluasi saluran drai-
nase:
- Menghitung waktu konsentrasi.
- Menghitung intensias hujan ren-
cana (Ir) dengan rumus Mono-
nobe.
- Menentukan koefisien pengaliran
(C) dari peta tata guna lahan wi-
layah studi.
- Menentukan luas daerah peng-
aliran (A) dari peta topografi.
- Menghitung debit air hujan (Qah)
dengan metode rasional.
- Menghitung proyeksi pertumbuh-
an penduduk.
- Menghitung debit air kotor(Qak).
- Menghitung debit rancangan (Qr)
kala ulang 5 dan 10 tahun.
6. Evaluasi kapasitas saluran terha-
dap debit banjir rancangan:
- Menghitung kapasitas saluran
drainase eksisting (Qa) dengan
rumus manning.
- Melakukan analisa kapasitas sa-
luran drainase eksisting (Qa) ter-
hadap debit banjir rancangan
(Qr).
- Dari hasil analisa Qa terhadap Qr
dapat diketahui apakah saluran
drainase dapat menampung dan
mengalirkan debit yang lewat.
Alternatif Penanggulangan Gena-
ngan
- Penentuan alternatif penanggu-
langan genangan yang sesuai de-
ngan kondisi daerah studi.
- Perencanaan ulang dimensi sa-
luran drainase yang mampu me-
nampung dan mengalirkan debit
banjir rancangan disertai kenaik-
an elevasi muka air dari outlet.
- Jika dimensi saluran rencana ti-
dak bisa diterapkan di lapangan,
alternatifnya adalah melakukan
pembagian debit menuju jalur
drainase baru.
- Jika pembagian debit tidak bisa
dilaksanakan maka diadakan pe-
nambahan kapasitas pompa.
Analisis hidrolika pada saluran
rencana
- Memilih penampang yang tepat
untuk saluran drainase rencana.
- Perencanaan slope.
- Perencanaan dimensi saluran.
Kesimpulan dan Pembahasan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Penghitungan Curah Hujan Daerah
Besarnya curah hujan maksimum
rata-rata daerah diperoleh dengan meng-
gunakan data-data dari stasiun penakar
hujan harian, yaitu: Stasiun Perak I pe-
riode pengamatan data curah hujan yang
digunakan selama 11 (sebelas) tahun dari
tahun 2002 s/d 2012.
Dalam studi ini lokasistasiun hujan berada
dalam 1 (satu) catchment area de-
nganlokasi studi. Perhitungan debit men-
gunakan catchment area 0,6 km².
2.Analisa Hidrologi
Analisa hidrologi digunakan un-
tuk memperoleh besaran intensitas hujan
yang kemudian diolah menjadi debit
maksimum yang kemungkinan dapat ter-
jadi di lapangan. Data hujan maksimum
tahunan berdasarkan pencatatan BMKG
Perak.
Tabel 1. Perhitungan Curah Hujan Ran-
cangan Log Person Type III De-
ngan T Tahun.
Percent
Tr
G G . Si X rancangan
5 1,0526 -1,6503 -0,2162 60,2647
20 1,25 -0,7470 -0,0979 79,1429
50 2 0,0032 0,0004 99,2451
80 5 0,8428 0,1104 127,8539
90 10 1,27974 0,1677 145,8721
3. Perhitungan Debit Air Hujan deng-
an Metode Rasional
Untuk menghitung debit ranca-
ngan air hujan pada saluran drainase di-
gunakan rumus rasional karena rumus ini
dapat digunakan untuk perencanaan salu-
ran drainase dengan catchment area yang
tidak terlalu luas.Berikut ini adalah gam-
bar pembagian area tata guna lahan yang
ada.
Gambar 1. Peta Tata Guna Lahan
Langkah-langkah perhitungan untuk
titikP.0 dengan kala ulang 5 tahun adalah:
a. Waktu konsentrasi (tc)
77.0
60
0195,0
S
L
xtc
=
77.0
00128,0
400
60
0195,0
x
7. =0,43 jam
b. Menghitung intensitas hujan (I)
I =
3/2
24 24
24
ct
x
R
=
3/2
43,0
24
24
8539,127
x
= 78,34 mm/jam
c. Menghitung koefisien pengaliran rata-
rata (Cm)
Di daerah kajian terdapat berbagai
macam peruntukan tanah maka koefisien
pengaliran yang digunakan adalah koefi-
sienekivalen dari berbagai peruntukan
tanah. Adapun koefisien pengaliran diam-
bil nilai presentasenya.
Berikut ini adalah contoh perhitungan Cm
padaP.0:
Cm =
n
i
i
n
i
ii
A
CA
1
.
= 0,75
d. Menghitung curah hujan rancangan
metode rasional
Q = 0,278.C. I.A
= 0,278 . 0,75. 78,34. 0,127
= 2,080m3
/detik
Untuk perhitungan saluran lainnya
disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 2. Perhitungan Debit Air Hujan Ka-
la Ulang 5 Tahun
Ruas
Me
nuju
Panjang
Saluran
Luas
Total
Debit
Air
Hujan
Qah
Kom
ulatif
(L) (A) (Q) (Q)
(m) (km ²) (m3
/dt) (m3
/dt)
I P.0 400 0,127 2,08 2,08
II P.6 510,8 0,051 0,552 2,632
III P.10 380,2 0,009 0,18 2,812
IV P.10 260,3 0,021 0,525 3,337
V P.10 174,1 0,152 4,576 7,912
VI P.10 571,4 0,225 3,665 11,577
VII P.23 675,1 0,026 0,128 11,705
Tabel 3. Perhitungan Debit Air Hujan Ka-
la Ulang 10 Tahun
Ruas
Me
nuju
Panjang
Saluran
Luas
Total
Debit Qah
Air Hujan
(L) (A) (Q) (Q)
(m) (km ²) (m3
/dt) (m3
/dt)
I P.0 400 0,127 2,373 2,373
II P.6 510,8 0,051 0,629 3,003
III P.10 380,2 0,009 0,206 3,208
IV P.10 260,3 0,021 0,599 3,807
V P.10 174,1 0,152 5,22 9,027
VI P.10 571,4 0,225 4,181 13,208
VII P.23 675,1 0,026 0,146 13,355
4. Perhitungan Debit Air Buangan Pen-
duduk
Pada perhitungan debit air buang-
an penduduk jumlah penduduk yang
digunakan adalah jumlah penduduk yang
tercantum pada dokumen Surabaya Dalam
Angka 2012 yang berjumlah 106.664 jiwa
(BPS,2012). Dikarenakan Hasil Proyeksi
pertumbuhan penduduk kecamatan Krem-
bangan dengan Metode eksponensial,geo-
metri dan aritmatika tidak mungkin dite-
rapkan dikarenakan prosentase partum-
buhan penduduknya adalah -0,73% hal
ini menyebabkan hasil proyeksi pada se-
tiap metode menjadi berkurang setiap ta-
hun.
Dengan beberapa pertimbangan
bahwa lokasi studi merupakan daerah ya-
ng banyak menyerap tenaga kerja maupun
jasa yang cukup banyak, secara tidak
langsung kondisi ini mempengaruhi laju
perpindahan penduduk baik harian, bu-
lanan, tahunan yang tidak dilaporkan pada
dinas-dinas terkait. Dari masalah ini dapat
saya asumsikan bahwa data jumlah pen-
duduk minimal yang digunakan dalam
menentukan jumlah debit air kotor adalah
data pencatatan penduduk terakhir yang
dilakukan oleh BPS Berikut ini adalah
tabel perhitungan debit buangan pen-
duduk.
Tabel 4.Perhitungan Qak
Ru
as
Men
uju
Penduduk Air buangan A QperKm Qair Kotor
Qak
Komulatif
Jiwa lt/dt/jiwa Km2 m3
/dt/
km2 m3
/dt m3
/dt
I P.0 106664 0,0012 0,073 0,269 0,019 0,0197
II P.6 106664 0,0012 0,02 0,269 0,005 0,0251
III P.10 106664 0,0012 0,008 0,269 0,002 0,0273
IV P.10 106664 0,0012 0,02 0,269 0,005 0,0327
V P.10 106664 0,0012 0,132 0,269 0,0358 0,0685
VI P.10 106664 0,0012 0,201 0,269 0,0544 0,1229
VII P.23 106664 0,0012 0 0,269 0 0,0327
5. Perhitungan Debit Banjir Rancan-
gan
Tabel 5.Perhitungan Q5
Ruas Menuju
Qah Qak Q Total Q akumulatif
m
3
/dt m
3
/dt m
3
/dt m
3
/dt
I P.0 2,0802 0,0732 2,1535 2,1535
II P.6 0,5515 0,0200 0,5715 2,7250
III P.10 0,1802 0,0082 0,1883 2,9133
IV P.10 0,5248 0,0200 0,5447 3,4581
V P.10 4,5755 0,0358 4,6113 8,0694
VI P.10 3,6646 0,0544 3,7190 11,7884
VII P.23 0,13 0 0,1284 11,9168
Tabel 6.Perhitungan Q10
Ruas Menuju
Qah Qak Q Total Q komulatif
m
3
/dt m
3
/dt m
3
/dt m
3
/dt
I P.0 2,3734 0,0732 2,4466 2,4466
II P.6 0,6292 0,0200 0,6492 3,0959
III P.10 0,2056 0,0082 0,2137 3,3096
IV P.10 0,5988 0,0200 0,6187 3,9283
V P.10 5,2203 0,0358 5,2561 9,1844
8. VI P.10 4,1810 0,0544 4,2355 13,4199
VII P.23 0,1464 0,0000 0,1464 13,5664
Tabel 7.Analisis KapasitasSaluranEksis-
ting Terhadap Debit Rancangan
Ruas Patok
Qa Q5 Q10 Qa dapat
m3
/dt
m3
/
dt
m3
/
dt
Menampung
Q5
I
P.0 - - -
P.1 0,25 2,15 2,45 Tidak
P.1A 0,59 2,15 2,45 Tidak
P.2 0,53 2,15 2,45 Tidak
P.3 0,14 2,15 2,45 Tidak
P.4 0,16 2,15 2,45 Tidak
P.5 0,19 2,15 2,45 Tidak
II
P.6 0,61 2,72 3,1 Tidak
P.7 0,81 2,72 3,1 Tidak
P.8 0,72 2,72 3,1 Tidak
P.9 1,86 2,72 3,1 Tidak
III, IV,V,VI P.10 0,53 11,79 13,42 Tidak
IV
P.10 A 0,34 11,92 13,57 Tidak
P.11 0,65 11,92 13,57 Tidak
P.11A 0,68 11,92 13,57 Tidak
P.12 0,29 11,92 13,57 Tidak
P.13 0,32 11,92 13,57 Tidak
P.13A 0,28 11,92 13,57 Tidak
P.14 0,49 11,92 13,57 Tidak
P.15 0,43 11,92 13,57 Tidak
P.16 0,52 11,92 13,57 Tidak
P.17 0,59 11,92 13,57 Tidak
P.17A 0,48 11,92 13,57 Tidak
P.18 11,1 11,92 13,57 Tidak
P.19 11,1 11,92 13,57 Tidak
P.20 11,1 11,92 13,57 Tidak
P.21 11,1 11,92 13,57 Tidak
P.22 11,1 11,92 13,57 Tidak
P.22.A 11,1 11,92 13,57 Tidak
P.23 11,1 11,92 13,57 Tidak
6. Analisis Kapasitas Eksisting deng-
an Pompa Drainase
Menurut manual prosedur dinas PU ten-
tang Studi Kasus Drainase, dijelaskan
mengenai analisa kapasitas tampungan
dan keperluan pompa dengan menguna-
kan hidrograf satuan berdasar pada data
Qmax, Tc dan Td.
Dari data perhitungan dapat dibuat sebuah
hidrograf inflow sebagai berikut:
Menaruh Qmax pada durasi tc.
Menarik garis dari Qmax menuju ke
titik 0.
Menarik garis dari Qmax menuju ke
titik 113 menit.
Hasil penggambaran hidrograf disajikan
pada Gambar 6 dan Gambar 7.
Gambar 2. Hidrograf Inflow Q5 Tahun
Gambar 3. Hidrograf Inflow Q10 Tahun
Dari hidrograf inflow yang telah disajikan
pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 dapat
disimulasikan hubungan antara debit infl-
ow, outflow dengan kapasitas tampungan.
Berikut ini adalah contoh perhitungan
terhadap Q5 tahun:
Menghitung waktu sebaran debit
= td+t0+tc+td
=37,505 + 1,29 +38,4 + 37,505
= 113 menit
Menghitung volume kapasitas pompa
diasumsikan pompa mulai bekerja
pada menit kedua. Berikut ini adalah
perhitungan volume outflow pompa
pada menit kedua.
Vol. outflow= waktu x 60 x kapasitas
= 1 x 60 x 1,25
= 75 m3
Menghitung volume inflow pada
menit pertama
Vol.inflow = Qr menit pertama x 60
= 0,306 x 60
= 18,33 m3
Menghitung volume inflow total pada
menit kedua
Vol.inflow total = Vol.inflow menit
pertama+ Vol.inflow menit kedua
= 18,33 + 36,66
= 55,00 m3
/detik
Lama operasi pompa untuk mem-
buang volume inflow Q5 adalah:
Waktud=Vol.InflowTot:Vol.Outflow
pompa per-jam
= 40764,72 : 4425
= 9,212 jam
Gambar 4. Hubungan Inflow, Outflow dan
Volume Tampungan pada Q5
9. Gambar 5. Hubungan Inflow, Outflow dan
Volume Tampungan pada Q10
Lama operasi pompa untuk mem-
buangvolume inflow Q10 adalah:
Waktu =Vol.InflowTot:Vol.Outflow
pompa per-jam
= 46397,36 : 4425
= 10,485 jam
7. Alternatif Penanganan
a. Pembagian Debit Rancangan
Pembagian debit merupakan
satu alternatif untuk mengurangi be-
ban puncak yang tidak dapat ditam-
pung oleh dimensi saluran eksisting
sehingga dapat menimbulkan banjir.
Konsep dasar pembagian debit tidak
jauh berbeda dengan jalan tol, kare-
na dalam sisitem jalan tol dibangun
dengan harapan dapat mengurangi
beban lalu lintas dalam kota yang
sudah tidak mampu ditingkatkan ka-
pasitasnya. Berikut ini adalah gam-
bar Jalur Rencana Pembagian Debit.
Gambar 6. Rencana Pembagian Debit
Karena elevasi muka air P.10
lebih rendah dari tinggi air maksi-
mum di saluran Pesapen yang men-
jadi muara dari rencana sudetan. Ja-
di dapat disimpulkan jika rencana
sudetan jadi diterapkan kemungkin-
an akan terjadi back water pada
muara saluran sudetan dan rencana
pembagian debit tidak akan berjalan
ketika kedua saluran tersebut men-
galami debit maksimum.
b. Perencanaan Ulang Dimensi
Perencanaan ulang dimensi
pada saluran drainase perkotaan ti-
dak dapat dilakukan hanya dengan
mencari dimensi yang ideal untuk
debit rancangan. Karena beberapa
masalah umum pada daerah perkota-
an yang relatif sama yaitu keterse-
diaan lahan untuk pelebaran saluran,
mengingat lokasi studi berada pada
kota yang relatif landai maka tidak
memungkinkan juga direncanakan
sebuah saluran yang memiliki ting-
gi yang besar dari pada lebar salu-
ran.
Mengingat banyaknya biaya
yang sudah dikeluarkan untuk nor-
malisasi saluran dan pembuatan ru-
mah pompa beserta kelengkapanya,
maka penulis berupaya untuk me-
ngoptimalkan hasil normalisasi ya-
ng sudah sebagian diterapkan dila-
pangan.Perencanaan ulang dimensi
ini lebih diarahkan ke perbaikan sa-
luran yang belum dilakukan norma-
lisasi guna manambah kapasitas tam
pungan air yang belum dapat di-
pompa menuju outlet. Berikut ini
adalah hasil perencanaan ulang di-
mensi saluran yang belum dinormal-
isasi:
Penampang yang direncanakan ber-
bentuk segiempatPerhitungan salu-
ran P.10 – P.18.
Direncanakan: b = 4,8 m
h+w = 2,2 m
S = 0,019
n = 0,025
Maka dapat dihitung kapasitas tam-
punganrencana adalah:
Vol.saluran P.9 - P.23A
= p x l x t
= 725 x 4,8 x 2,2
= 7656 m3
c. Penambahan Kapasitas Pompa
10. Penambahan kapasitas pompa
ini dilakukan karena alternatif pem-
bagian debit dan pelebaran saluran
guna menambah volume kapasitas
tampungan yang ideal tidak dapat
diterapkan dikarenakan tidak adanya
lahan untuk memenuhi kapasitas
tampungan yang ideal. Berikut ini
adalah perhitungan kapasitas pompa
yang ideal untuk mengalirkan inf-
low:
Perhitungan kapasitas pompa dila-
kukan dengan cara simulasi dengan
cara coba-coba kapasitas pompa.
Didapatkan kapasitas pompa yang
dibutuhkan untuk debit rencana 5
tahun dengan penambahan kapasitas
tampungan total sebesar 7656 m3
adalah 5,75 m3
/detik.
Lama operasi pompa rencana untuk
membuang volume inflow Q5 adalah
sebagai berikut:
Waktu = Vol.InflowTot: Vol. Out-
flow pompa per-jam
= 40764,72 : 20355
= 2,00 jam
Gambar 7. Hubungan RencanaInflow,
Outflow dan Volume Tam-
pungan pada Q5
Perhitungan kapasitas pompa dilaku-
kan dengan cara simulasi dengan cara
coba-coba kapasitas pompa. Didapat-
kan kapasitas pompa yang dibutuhkan
untuk debit rencana 10 tahun dengan
penambahan kapasitas tampungan total
sebesar 7656 m3
adalah 6,75 m3
/detik.
Lama operasi pompa rencana untuk
membuang volume inflow Q10 adalah
sebagai berikut:
Waktu =Vol.InflowTot:Vol. Out-
flow pompa per-jam
= 46397,36 : 23895
= 1,94 jam
Gambar 1. Hubungan Rencana Inf-
low, Outflow dan Volume
Tampungan pada Q5
IV. KESIMPULAN
Dari hasil studi evaluasi yang meli-
puti evaluasi kapasitas eksisting yang di-
bantu dengan operasi pompa terhadap de-
bit banjir rancangan baik Q5 ataupun Q10,
dapat diambil beberapa kesimpulan seba-
gai berikut:
1. Berdasarkan hasil perhitungan dapat
disimpulkan besaran debit rancangan
dengan kala ulang 5 tahun yang diper-
oleh dari penjumlahan debit air hujan
(Qah) dengan debit air kotor (Qak)ada-
lah sebesar 11,92 m3
/detik sedangkan
debit kala ulang 10 tahun adalah sebe-
sar 13,56m3
/detik.
2. Berdasarkan hasil perhitungan semua
saluran tidak mampu menampung dan
mengalirkan debit rancangan. Jadi da-
pat disimpulkan bahwa kapasitas salu-
ran eksisting tidak mampu menampung
dan mengalirkan debit rancangan dika-
renakan Q5 lebih besar dari Qeksisting.
3. Berdasarkan hasil perhitungan inflow,
outflow dan volume pada kondisi ek-
sisting didapatkan volume tampungan
yang harus tersedia ketika kapasitas
total pompa sebesar 1,25 m3
/detik ada-
lah 31.000 m3
pada Q5 dan 32.500 m3
pada Q10 . Angka ini didapat dari beda
tinggi antara grafik outflow dan inflow.
Sedangkan kapasitas tampungan yang
ada saat ini adalah sebesar 4.912 m3
.
Jadi volume kapasitas tampungan ma-
sih belum mampu untuk menampung
11. sementara volume air total sebesar
27.452 m3
pada Q5 dan 37.997m3
pada
Q10. Dan untuk kenaikan muka air di
muara saluran tidak berpengaruh dika-
renakan adanya bangunan pintu pada
rumah pompa.
4. Alternatif penanganan masalah banjir
pada daerah Tanjung Sadari adalah se-
bagai berikut:
a. Pembagian debit menuju saluran
Pesapen tidak dapat dilakukan ka-
rena elevasi dasar saluran Pesapen
yang lebih tinggi dari saluran Tan-
jung Sadari sehingga pengaliran
secara gravitasi tidak dapat dite-
rapkan. Disamping itu elevasi ting-
gi muka air maksimum saluran pri-
mer Pesapen lebih tinggi dari ele-
vasi saluran sekunder Tanjung Sa-
dari sehingga tidak menutup ke-
mungkinan akan terjadi backwa-
ter. Sedangkan opsi pembagian de-
bit melalui trase lain tidak dapat
dilaksanakan dikarenakan keter-
batasan lahan kosong disekitar ka-
wasan studi yang merupakan dae-
rah perumahan yang padat pendu-
duk.
b. Perencanaan ulang dimensi saluran
di titik P.10 sampai titik P.18 den-
gan saluran persegi dengan lebar
4,8 meter dan tinggi tanggul 2,2
meter, Dan dilakukan pengerukan
pada titik P.0 sampai P.10 guna
menambah volume kapasitas ko-
lam tampungan storage yang men-
jadi tempat pemberhentian semen-
tara air yang belum terpompa agar
dibagian hulu saluran tidak me-
ngalami limpasan saluran yang
mengakibatkan genangan.
c. Penambahan kapasitas pompa pa-
da rumah pompa yang sudah ada.
Penambahan kapasitas pompa ini
harus dilakukan karena kapasitas
tampungan storage tidak dapat me-
nampung sementara volume air
yangbelum terpompa. Dari hasil
simulasi antara volume inflow
dengan outflow terhadap kapasitas
tampungan storage didapatkan ka-
pasitas total pompa yang ideal
untuk debit Q5 tahun adalah 5,75
m3
/detik dan untuk debit Q10 tahun
adalah 6,75 m3
/detik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Studi Kasus Perhitungan Anali-
sis Hidrologi dan Hidraulika Sistem
Penanggulangan Genangan di Kom-
pleks Perumahan PU Pejompong-
an.
Anonim.2011. Laporan Akhir Pembuatan
DED Sarana Pengendalian Banjir
Kawasan Tanjung Sadari, Kawasan
Mujahidin dan Kawasan Teluk
Kumai di Pelabuhan Tanjung Perak-
Surabaya.PT.Candi Kencana Sabda-
wisesa.
BPS, 2012. Kepadatan Penduduk. Sura-
baya Dalam Angka.
Harto,Sri.1993. Analisis Hidrologi, Ja-
karta: Erlangga.
Suhardjono, 2013. Drainase Perkotaan,
Malang: Universitas Brawijaya.