SlideShare a Scribd company logo
ANALISA PENATAAN OUTLET CHANNEL SUNGAI KARANG ANYAR DI
KOTA TARAKAN
OUTLET CHANNEL ARRANGEMENT ANALYSIS FOR KARANG ANYAR RIVER
IN TARAKAN CITY
Danang Bimo Irianto, Kota Tarakan, bimo9200@yahoo.com
Abstrak
Outlet channel Sungai Karang Anyar ini langsung bermuara ke laut yang dipengaruhi oleh pasang
surut. Banjir sering terjadi pada saat hujan bersamaan dengan air laut pasang. Outlet channel ini memiliki
kemiringan eksisting yang sangat landai, data awal menyebutkan panjang outlet channel ini kurang lebih
1.625 m dengan elevasi dasar di hulu = +4,40m dan +0,10 m di hilir , dengan kemiringan rata rata =0,003.
Elevasi tanggul hulu = +6,00 m dan hilir =+1,50 m. Sedangkan menurut data sekunder Q10th yang lewat
adalah 66,4 m3/dt dan Q25th yang lewat sebesar 75,16 m3/dt. Elevasi muka air laut pasang +1,5m dari
muka air laut rata-rata.
Dari berbagai pemodelan didapat konsep penataan yang bisa menghilangkan banjir yang terjadi
adalah dengan tindakan sebagai berikut: Rekayasa dimensi dengan melebarkan saluran dan pembuatan
tanggul di kanan kiri, Pembuatan tampungan lokal untuk tiap sub catchment dihilir , Pembuatan pintu
pembuang untuk tampungan lokal, Pembuatan pintu pasang surut untuk mencegah pasang masuk ke dalam
sistem, Pembuatan retarding basin untuk menampung air banjir dari hulu saat outlet tertutup karena pasang.
Kata kunci : Outlet channel, Penataan kawasan , Muara, Karang Anyar, Tarakan
Karang Anyar outlet channel has the outlet that directly influenced by the tides. Flooding often
occurs when rain along with high tides. The outlet channel has a very gentle existing slope, preliminary data
mentioned that outlet channel length is approximately 1625 m elevation in the upstream = +4.40 m and
+0.10 m downstream, with an average slope = 0.003. Elevation embankment upstream = +6.00 m and
downstream = +1.50 m. Meanwhile, according to secondary data Q10th passing is 66.4 m3/sec and Q25th
passing of 75.16 m3/sec. Tide water levels of +1.5 m sea level on average.
Obtained from a variety of modeling, the concepts that can eliminate the flooding are these
following action: widening the channel dimension build the embankment on channel side, making the local
storage for each sub-catchment in the downstream, making the gate for the local storage, making tidal gate
to prevent the tide come into the system, making the retarding basin to accommodate flood waters from
upstream when the outlet is closed due to high tide.
Key word: Outlet channel, Regional arrangement, Outlet, Karang Anyar, Tarakan

Pendahuluan
Kota Tarakan sebagai wilayah
yang sedang berkembang pesat dalam 10
tahun terakhir ini memiliki masalah yang
sangat umum dimiliki oleh sebagian
besar kota yang ada di Indonesia, yakni
banjir dan genangan saat terjadi hujan.
Kota Tarakan mempunyai intensitas
hujan yang cukup tinggi sehingga banjir
dan genangan yang sering timbul akibat
hujan tersebut cukup mengganggu
masyarakat dan pemerintah Kota Tarakan
dalam menjalankan aktifitasnya.
Sungai Karang Anyar sebagai
sistem utama saluran drainase di DAS
Karang anyar memililiki outlet atau titik

pengeluaran yang tidak jelas dan
menyebar masuk ke kawasan rawa dan
bekas rawa yang beralih fungsi menjadi
pemukiman dan tambak
dan salah
satunya berupa outlet channel yang
dipakai sebagai salah satu outlet banjir
DAS Karang Anyar. Outlet channel
adalah sebuah saluran yang dibuat untuk
mengumpulkan dan membawa debit
limpasan suatu kawasan ke titik
pembuangan akhir. Outlet channel Sungai
Karang Anyar ini dibuat dengan tujuan
untuk mempercepat proses pengurasan
dalam rangka membantu mengatasi banjir
di
kawasan
Mulawarman
yang
merupakan kawasan perkotaan dan pusat

1
perdagangan yang berada di DAS Karang
Anyar di Kota Tarakan.
Outlet channel Sungai Karang
Anyar ini langsung bermuara ke laut yang
dipengaruhi oleh pasang surut. Banjir
sering terjadi pada saat hujan bersamaan
dengan air laut pasang. Outlet channel ini
memiliki kemiringan eksisting yang
sangat landai, data awal menyebutkan
panjang outlet channel ini kurang lebih
1.625 m dengan elevasi Dasar di hulu =
+4,40m dan +0,10 m di hilir , dengan
kemiringan rata rata =0,003. Elevasi
tanggul hulu = +6,00 m dan hilir =+1,50
m. Sedangkan menurut data sekunder
Q10th yang lewat adalah 66,4 m3/dt dan
Q25th yang lewat sebesar 75,16 m3/dt.
Elevasi muka air laut pasang +1,5 m dari
muka air laut rata-rata.
Dalam menjalankan fungsinya
mengalirkan debit banjir, outlet channel
Sungai Karang Anyar ini
memiliki
banyak
kekurangan
dalam
karakteristiknya, yakni elevasi dasar yang
tidak terlalu berbeda dengan elevasi
daerah genangan, kemiringan dasar yang
cukup landai dan bagian hilir di
pengaruhi pasang yang cukup tinggi.
Karakterisitik yang dimiliki outlet
channel
ini
berakibat
pada
ketidakmampuan outlet channel ini
membuang debit banjir dengan cepat
sehingga Pemerintah Kota Tarakan
melalui dinas terkait merasa perlu
melakukan kajian dan tindakan teknis
dalam rangka meningkatkan kemampuan
outlet channel Sungai Karang Anyar
untuk mengalirkan debit banjir yang ada
sehingga adanya genangan dan banjir di
bagian hulu dapat di hilangkan dengan
lebih cepat.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari studi ini adalah
melakukan kajian terhadap kondisi outlet
channel Sungai Karang anyar saat ini
serta melakukan analisa hidrolis pada
outlet channel sungai Karang Anyar
dengan dengan 5 variasi kondisi yakni

kombinasi antara pelebaran, penaggulan
pembuatan retarding basin dan tidal gate
dengan memperhitungkan parameter
debit banjir yang lewat dari hulu,
parameter limpasan di wilayah sekitar
dan pengaruh pasang surut yang ada di
muara.
Tujuan dari studi ini adalah
menganalisa
kondisi
eksisting,
menghitung dimensi yang di butuhkan
untuk melewatkan banjir,serta alternatif
bangunan apa yang bisa di buat serta
membuat penataan yang ideal di outlet
channel Sungai Karang Anyar agar
memiliki kapasitas pengaliran yang
maksimal, mampu mengalirkan debit
baik di kondisi banjir maupun normal, di
kondisi pasang dengan tetap tetap
memperhitungkan aspek lingkungan &
sosial kemasyarakatan dalam rangka
mendukung kegiatan penanggulangan
banjir yang terjadi di kawasan hulu
sungai Karang Anyar.
Tinjauan Pustaka
1. Hidrologi
Dalam studi ini analisa hujan
rancangan dipakai metode Log Pearson
type III dengan menggunakan data curah
hujan harian dari Stasiun Juata dengan
rentang pengamatan selama 20 tahun
yakni antara tahun 1992 sampai 2012,
dengan tetap melakukan pengujian
kesesuain distribusi frekuensi.
Persamaan yang digunakan adalah:
Nilai rerata:
log x
Log x =
n

Standard Deviasi
n

Log X i - Log X
Sd =

2

i=l

n -1

Dengan:
X

= curah hujan (mm)
= rerata Log X
Log x
K
= faktor frekuensi
Uji kesesuain distribusi
yang
dilakukan adalah : Uji chi Square
digunakan untuk menguji simpangan
2
secara vertikal apakah distribusi frekuensi
pengamatan dapat diterima oleh distribusi
teoritis, dan Uji secara horisontal dengan
Smirnov kKolmogorof.
Tabel 1. Syarat pemilihan distribusi

No Distribusi Syarat
1.
2.

3.

Normal
Log
Normal
Gumbel
Type I

Cs

Keterangan

0

Cs /
Cv
3
Cs
1.1396
Ck
5.4002

Jika analisis
ekstrim tidak ada
yang Memenuhi
syarat tersebut,
maka Digunakan
Distribusi Log
Pearson Type
III dan jika ada
lebih dari satu
distribusi yang
memenuhi maka
di pilih distribusi
yang
memberikan
hasil terbesar

Periode ulang perencanaan biasanya
ditetapkan dari hasil analisis ekonomi
yaitu diambil dari skala yang paling
optimum. Untuk suatu proyek yang
bersifat mendesak atau merupakan
fasilitas pelayanan umum, penentuan
periode ulang perencanaan mengikuti
strategi nasional di bidang drainase dalam
perencanaan ini dipakai kala ulang 10
tahun mengingat luas Kota Tarakan
adalah 25,080 Ha dengan jumlah
penduduk pada tahun 2012 adalah
240.000 Jiwa
Pada studi ini,perhitungan aliran
permukaan dilakukan untuk menghitung
debit tambahan yang masuk ke outlet
chanel selain debit yang di bawa dari
hulu sungai Karang Anyar. Perhitungan
aliran permukaan dilakukan dengan
metode rasional dengan bantuan program
SWMM.
Metode Rasional
Metode Rasional pertama kali
diperkenalkan di Inggris pada tahun 1889
oleh Lloyd-Davis
dan mengalami
modifikasi untuk menyesuaikan dengan

karakter DAS. Metode ini akan
memberikan hasil yang memadai apabila
digunakan secara benar. Metode ini
biasanya dipakai untuk daerah perkotaan
dengan luas maksimum perbagian yang
dihitung 12 Km2 (1200 ha).
Debit puncak dapat di formulasi
sebagai berikut:
Q = 0,00278 Cs.C.I.A
dengan:
Q = debit puncak rencana ( m3/det)
C = koefisien pengaliran
I
= intensitas hujan (mm/Jam)
A = luas daerah aliran (ha)
Cs = koefisien Tampungan
Model Komputer SWMM
Storm Water Management Model
(SWMM) merupakan model simulasi
hujan aliran (rainfall-runoff) yang
digunakan untuk simulasi kuantitas
maupun kualitas limpasan permukaan
dari daerah perkotaan. Limpasan
permukaan dihasilkan dari daerah
tangkapan hujan yang menerima hujan.
Beban limpasan permukaan tersebut
kemudian dialirkan melalui sistem
drainase berupa pipa,saluran terbuka, dan
bisa dilengkapi dengan tampungan, dan
sistem pompa jika di perlukan.SWMM
menghitung kuantitas dan kualitas
limpasan permukaan dari setiap daerah
tangkapan hujan, dan debit aliran,
kedalaman aliran, dan kualitas air di
setiap titik outlet selama periode simulasi.
Program SWMM bersifat gratis
(public domain) dan versi terakhir yaitu
versi 5.0 yang telah beredar sejak Juli
2009. Program SWMM tersedia di
website
resmi
United
States
Environmental Protection Agency (US
EPA) dan dapat didownload di
http://www.epa.gov/nrmrl/wswrd/wq/mo
dels/swmm/swmm50022_setup.exe.
2. Pasang Surut
Pasang surut adalah gerakan naikturunnya muka air laut yang ditimbulkan
oleh gerak regular benda angkasa,
3
terutama bulan, bumi dan matahari.
Disamping itu, gerak muka air laut juga
dipengaruhi oleh adanya variasi tekanan
atmosfer dan angin.
Benda
angkasa
yang
mempengaruhi proses pembentukan
pasang surut air laut, bumi dan bulan
yang berpengaruh melalui tiga gerakan
utama, yaitu :
• Revolusi bulan terhadap bumi
• Revolusi bumi terhadap matahari
• Perputaran
bumi
terhadap
sumbunya sendiri (rotasi bumi)
Kota Tarakan terletak di pesisir
pantai barat Pulau Tarakan dan seluruh
sistem drainase Kota Tarakan mempunyai
oulet di pantai barat termasuk Sungai
Karang Anyar,dan di kondisi pasang
elevasi muka air hilir/muara sungai lebih
tinggi dari elevasi muka air banjir pada
kondisi normal. Hal ini tentu harus di
perhitungkan dalam rencana penataan
outlet channel Sungai Karang Anyar
3. Hidrolika Aliran Seragam
Untuk
aliran
seragam
dalam
menentukan
perencanaan
dimensi
saluran drainase digunakan rumus
umum dari Robert Manning dengan
persamaan sebagai berikut:
V
= (1/n) . R2/3 . S1/2
dengan:
V = kecepatan aliran (m/dt)
n = koefisien kekasaran Manning
R = jari-jari hidrolis = A/P (m)
A = luas basah (m2)
P = keliling basah (m)
S = kemiringan Dasar saluran
Untuk saluran Trapesium berlaku :
A
= B. H + Z . H2
P
= B + 2.H (1 + Z2)0.5
dengan:
B = lebar Dasar saluran (m)
H = kedalaman aliran (m)
Z = kemiringan talud
Q =A.V
dengan:

Q = debit (m3/dt)
A = luas basah (m2)
V = kecepatan aliran (m/dt)
4. Hidrolika Saluran Aliran Tidak
Seragam
Perhitungan hidrolika saluran pada studi
ini dilakukan dengan bantuan program
SWMM, yakni program terintegrasi yang
terdiri dari masukan perhitungan berbasis
grafik, analisa hidrolik yang terpisah dan
keluaran berupa grafik dan tabel.
Sistem
ini
mampu
menganalisa
komponen hidrolik dari tiga kondisi yaitu
perhitungan profil pada aliran seragam,
perhitungan aliran tidak seragam dan
perhitungan
dengan
menggunakan
batasan pasang di hilir. Untuk studi ini
kondisi yang dipakai adalah kondisi
aliran tidak seragam.
SWMM melakukan perhitungan
profil muka air untuk aliran seragam
berubah lambat laun pada saluran alam
maupun saluran buatan. Perhitungan yang
dilakukan pada kondisi aliran subkritis,
aliran super kritis dan gabungan
keduanya.
Profil muka air dihitung dari satu
potongan melintang ke potongan
melintang berikutnya menggunakan
persamaan energi dengan prosedur iterasi
yang disebut metode tahapan standart.
Persamaan energi dapat ditulis sebagai
berikut:
2
2
2V2
1V1
z 2 Y2
z1 Y1
he
2g
2g
E1 E 2 he
dengan:
E1 ,E2 = tinggi energi total di titik
kontrol ( m)
Z1,Z2 = ketinggian dasar saluran dari
garis referensi (m)
Y1,Y2 = kedalaman air dasar saluran (m)
V1,V2 = kecepatan rata-rata (m/det)
G
= percepatan gravitasi (m/det2)
he
= kehilangan energi (m)
1, 2 = koefisien kecepatan

4
5. Hidrolika Pintu Klep Otomatis
Pintu klep otomatis direncanakan
dapat bekerja dengan memanfaatkan beda
tinggi muka air di hulir dan hulu pintu.
Sebagai dasar dari perencanaan pintu
klep otomatis adalah:
- Hilir
:
fluktuasi
muka
air
akibat
pengaruh pasang surut
- Hulu :
a. Muka air terendah di saluran
b. Muka air tertinggi di saluran
Sistem gerakan pintu klep otomatis
berdasarkan gaya-gaya yang bekerja pada
pintu yang menyebabkan pintu membuka
dan menutup sesuai fluktuasi pasang
surut pada hilir pintu. Pada Gambar 1
(titik a) tinggi muka air di hilir dan di
hulu sama tinggi. Bila tinggi muka air di
hilir turun terus akan mengakibatkan
pintu klep otomatis secara lambat laun
akan terbuka dan air di saluran akan
mengalir, akibatnya tinggi muka air di
saluran turun.
Apabila tinggi muka air di hilir
naik sampai titik b maka pintu akan
segera tertutup dan air di saluran akan
tertahan sebagai genangan / tampungan
sementara pada saluran. Demikian
seterusnya sampai tinggi muka air di hulu
dan di hilir pintu akan bertemu di titik c
dan kembali pintu akan terbuka.
MAT

C

A

HSL

MAR
DSL

B
MART

Pengeluaran

Penampungan

Gambar 1. Sistim operasi pintu klep
otomatis
Keterangan :
MAT : muka air tertinggi di hilir pintu
MAR : muka air rata-rata di hilir pintu
MART : muka air terendah di hilir pintu
HSL : muka air tertinggi di saluran
DSL : muka air terendah di saluran

t
Wc

h (hulu)
F2

h1-a
h1

h ( hilir)
F1

h2-a

Wg
F3

h2

F4

a

Gaya gaya yang bekerja pada pintu

Pintu akan mulai terbuka saat :
F1+F2+Wc+F4-Wg-F3 =0

Gambar 2. Gaya gaya yang bekerja pada
pintu
Metode
Langkah-langkah dalam pengerjaan studi
ini secara garis besar adalah :
1. Menentukan luasan masing-masing
cathment di kawasan hilir.
2. Menghitung nilai C dari masingmasing
cathment
dengan
menggunakan peta tata guna lahan
yang ada.
3. Menghitung
besarnya
limpasan/
genangan yang terjadi di kawasan
outlet channel yang ditambahkan pada
debit yang sudah ada dari hulu
berdasarkan data DAS dan hujan
rancangan dari data sekunder dengan
bantuan program SWMM.
4. Menghitung profil aliran dan muka air
memakai metode tahapan standart
dengan bantuan program SWMM pada
outlet channel eksisting, dengan
memakai masukan berupa data
sekunder yang berbentuk data debit
dari kawasan hulu di tambah debit
limpasan di kawasan hilir dengan
boundari hilir berupa pasang surut.
5. Melakukan rekayasa dimensi dan
menghitung ulang profil muka air dan
aliran hingga di dapat dimensi yang
mampu melewatkan debit banjir.
6. Menganalisa hasil perhitungan jika
dikombinasi
dengan
pembuatan
konstruksi tidal gate dan retarding
basin.
7. Melakukan evaluasi dan penilaian
skenario
penataan yang paling
menguntungkan dengan pertimbangan
5
utama berupa turunnya debit banjir,
dan jika memungkinkan dipilih
skenario yang meminta pembebasan
lahan yang paling minimal
Hasil dan Pembahasan
Kondisi Eksisting outlet channel saat ini
sudah
tidak
mencukupi
untuk
melewatkan debit banjir dengan kala
ulang 10 tahun pada kondisi muka air
normal di hilir. 7 ruas dari 16 ruas saluran
memiliki kapasitas terpakai diatas 80%.
dan pada kondisi muka air pasang di hilir.
10 ruas dari 16 ruas saluran memiliki
kapasitas terpakai diatas 80%.
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 2 dan Tabel 3, dan untuk
perletakannya dapat dilihat pada Gambar
3 sampai Gambar 6.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

(m3/det)
2.33
10.83
13.72
20.64
23.94
3.97
3.97
14.74
1.79
3.17
5.03
8.08
2.86
26.64
69.72
21.67

Cki1
Cki2
Cki3
Cki4
Cki5
Cki6
Cki7
Cki8
CKa1
CKa2
CKa3
CKa4
CKa5
CKa6
CKa7
Cx1

(%)
100%
86%
71%
69%
70%
88%
98%
100%
64%
69%
83%
98%
100%
91%
100%
73%

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 2. Debit dan kapasitas terpakai tiap
tuas saluran kondisi normal
Debit
lewat
No Ruas Saluran (m3/det)
2.33
1 Cki1
10.83
2 Cki2
13.72
3 Cki3
20.64
4 Cki4
23.94
5 Cki5
5.58
6 Cki6
5.57
7 Cki7
12.31
8 Cki8
1.79
9 CKa1
3.17
10 CKa2
5.03
11 CKa3
8.08
12 CKa4
7.41
13 CKa5
29.56
14 CKa6
31.24
15 CKa7
20.05
16 Cx1

kapasitas
terpakai
(%)
100%
86%
71%
69%
70%
78%
66%
52%
64%
69%
83%
98%
100%
87%
94%
70%

CKa1
1.79

CKa2
2.33
3.17
Cki1
CKa3
5.03
Link
Flow

Cki2

8.00

10.83

CKa4

16.00
8.08

24.00

Cki4
Cka5

32.00
CMS

Cki3

Cki5
20.64

Cx1

7.41

13.72

23.94
20.05

Cka6
29.56

5.58
Cki6

Cki7
Cka7
5.57
31.24
Cki8
12.31

Gambar 3. Debit pada ruas saluran
kondisi hilir tanpa pasang
07/21/2012 02:00:00

CKa1
0.64

CKa2
1.00
0.69
Cki1
CKa3
0.83

Cki2

CKa4

0.86
0.98

Cki4

Cka5

Cki3

Cki5
Cx1

0.69

1.00

0.71

0.70

Cka6

0.70
0.87

0.78
Cki6
Cki7

Link
Capacity

0.66

0.25

Cka7
0.94

0.50

Cki8

0.75
0.52

1.00

Gambar 4. Kapasitas pada ruas saluran
kondisi hilir tanpa pasang

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 3. Debit dan kapasitas terpakai tiap
tuas saluran kondisi pasang
No Ruas Saluran

Debit
lewat

kapasitas
terpakai
6
07/21/2012 02:00:00
Jka1

CKa1
Jki1

1.79
Jka2
Node
Flooding

CKa2
2.33

Jka3

5.00

3.17
Cki1

24.00

CKa3

36.00
Jki2

48.00

5.03

Cki2

CKa4

Jka4

CMS

10.82

Jki4

Jka5
Jki5

8.08

Cki4

Cka5

Cki3

Jki3

Cki5

Jki6

Jka6

20.64 13.71

Cx1

2.86

23.94
21.67

Cka6

3.97
Jka7

Cki6

26.64

Jki7

Link
Flow

Cki7
Cka7

Jki8

25.00

3.97

O1

50.00

-69.72
Cki8

75.00
100.00
-14.74

CMS

O2

Gambar 5. Debit pada ruas saluran
kondisi hilir pasang
07/21/2012 02:00:00

CKa1
0.64

CKa2
1.00
0.69
Cki1
CKa3
0.83

Cki2

CKa4

0.86
0.98

Cki4

Cka5

Cki3

Cki5
Cx1

0.69

1.00

0.71

0.72

Cka6

0.73
0.91

0.88
Cki6
Cki7

Link
Capacity

0.98

Gambar 7 Lokasi titik lokasi banjir
Untuk menata kawasan outlet
channel dilakukan berbagai pemodelan
dengan tujuan akhir memnghilangkan
banjir yang terjadi di kawasan ini Rekap
pemodelan yang dilakukan serta besarnya
banjir yang masih terjadi dapat dilihat
pada Tabel 5.

0.25

Cka7
1.00

0.50

Cki8

0.75
1.00

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Pemodelan

1.00

Gambar 6 .Kapasitas pada ruas saluran
kondisi hilir pasang
Kawasan di sekitar outlet channel
menjadi kawasan yang rawan banjir
karena debit yang berasal dari kawasan
hulu sudah cukup besar dan tidak mampu
di lewatkan seluruhnya oleh outlet
channel yang ada. Besarnya debit yang
tidak bisa terlewatkan di saluran dapat
dilihat pada Tabel 4 dan lokasi titik banjir
dapat dilihat pada Gambar 7 Lokasi
Tabel 4 Lokasi dan besarnya debit banjir
No
1
2
3
4
5
Total

Node
Jki1
Jki2
Jki8
Jka5
Jka7

No
1

Kondisi
Eksisting

2

Pelebaran
Saluran

3

Pelebaran
dan
Tanggul

4

Pelebaran
dan
Tanggul
Pintu
Pasang
Surut

Debit Banjir
(m3/det)
7.18
56.06
27.54
6.80
103.01
200.59

Model

Sumber: Hasil Perhitungan

5

Pelebaran
dan
Tanggul
Pintu
Pasang
Surut

Banjir
Jki1 = 7.17
Jki2 = 56.06
Jki8 = 27.54
Jka5 = 6.80
Jka7 = 101.4
total =199.05
Jki8 = 24.42
Jka5 = 7.42
Jka7 =
268.02
total =299.86
Jki8 = 23.69
Jka7 =
154.43

total =178.12
Jki8 = 9.06
Jka7 = 77.55

total =86.61
tidak ada

Kebutuhan
konstruksi

butuh saluran
yang sangat
lebar

Pelebaran
saluran
Tanggul
Tampungan
lokal
Pelebaran
saluran
Tanggul
Tampungan
lokal
Pintu
regulator
Pelebaran
saluran
Tanggul
Tampungan
lokal
Pintu
7
Retarding
basin

regulator
Retarding
basin
total =0

Sumber: Hasil Perhitungan

Kesimpulan
Dari berbagai pemodelan didapat
konsep
penataan
yang
bisa
menghilangkan banjir yang terjadi adalah
dengan tindakan sebagai berikut:
Rekayasa
dimensi
dengan
melebarkan saluran dan pembuatan
tanggul di kanan kiri saluran dengan
dimensi sebagai berikut:

Tabel 7. Dimensi kebutuhan untuk
tampungan lokal banjir
Storage
Unit
Su8
Su9
Su10
Su11
Su13
Su14

Luas ( m2)
27.000
5500
14000
7500
8000
15000

Kedalaman
(m)
1
1
1
1
1
1

Sumber: Hasil Perhitungan

Pembuatan pintu pembuang untuk
tampungan lokal dengan dimensi
seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Dimensi rencana untuk saluran
Ruas
Cki1
Cki2
Cki3
Cki4
Cki5
Cki6
Cki7
Cki8
Cka1
Cka2
Cka3
Cka4
Cka5
Cka6
Cka7
Cx1

H
B
M
m
m
m
2.00 4.00 1.00
2.50 8.00 1.00
2.50 8.00 0.25
2.50 8.00 0.25
2.50 8.00 0.25
1.52 3.06 1.00
1.47 3.21 1.00
1.54 5.25 1.00
1.32 1.54 1.00
1.46 1.44 1.00
2.00 4.00 1.00
2.50 5.00 1.00
2.50 5.00 1.00
2.50 12.00 1.00
2.50 12.00 1.00
2.50 12.00 0.50

Keterangan

Tabel 8.Dimensi dan jumlah pintu
pembuang

Desain ulang
Desain ulang
Desain ulang
Desain ulang
Desain ulang

Storage
Unit
Su8
Su9
Su10
Su11
Su13
Su14

Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Desain ulang
Desain ulang
Desain ulang
Desain ulang
Desain ulang
Desain ulang

Sumber: Hasil Perhitungan

Pembuatan tampungan lokal untuk
tiap sub catchmend dihilir dengan
dimensi sebagai berikut:

Volume
(m3)
26.812
5.129
13.113
7.105
7.716
14.975

Jumlah
pintu
3.00
1.00
2.00
1.00
1.00
2.00

b
(m)
0.75
0.75
0.75
0.75
0.75
0.75

h
(m )
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0

Sumber: Hasil Perhitungan

Pembuatan tidal gate untuk menjegah
pasang masuk ke dalam sistim dengan
dimensi sebagai berikut:
Tabel 9. Dimensi tidal gate
Pintu
Otomatis
O1
O2

Lebar Pintu

Tinggi Pintu

3
3

2
2

Sumber: Hasil Perhitungan

Pembuatan retarding basin untuk
menampung air banjir dari hulu saat
outlet tertutup karena pasang dengan
dimensi sebagai berikut:

8
Tabel 10. Dimensi retarding basin
Retarding
Basin
Su16
Su 19

Luas
Genangan (
m2)
90.000
3.500

Kedalaman
(m)
3
1

Sumber: Hasil Perhitungan

DAFTAR PUSTAKA
J Kodoatie,Robert,(2001). Hidrolika
Terapan, Aliran Pada Saluran terbuka
dan Pipa, ANDI, Yogyakarta
Sosrodarsono,Suyono,(1994).Perbaikan
dan Pengaturan Sungai, PT Pradnya
Paramita,Jakarta
Standar Perencanaan Irigasi,(1986)KP-03
Sumarto, CD, (1987).Hidrologi Teknik,
Usaha Nasional, Surabaya
Suripin.(2003).
Sistem
Drainase
Perkotaan yang Berkelanjutan, ANDI,
Yogyakarta
National Risk Management Research
Laboratory (2009) Storm Water
Management
Model
Applications
Manual, US Environmental Protection
Agency
National Risk Management Research
Laboratory (2009) Storm Water
Management Model User Manual
Version 5, US Environmental Protection
Agency

9

More Related Content

What's hot

rumus hidrologi hss limantara
rumus hidrologi hss limantararumus hidrologi hss limantara
rumus hidrologi hss limantara
Annida Lisyahadah
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Joy Irman
 
Langkah perancangan intensitas hujan kriteria perancangan
Langkah perancangan intensitas hujan kriteria perancanganLangkah perancangan intensitas hujan kriteria perancangan
Langkah perancangan intensitas hujan kriteria perancangan
Martheana Kencanawati
 
Presentasi intan
Presentasi intanPresentasi intan
Presentasi intan
Nurul Aulia
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
Miftakhul Yaqin
 
Prinsip dasar_drainase_perkotaan
 Prinsip dasar_drainase_perkotaan Prinsip dasar_drainase_perkotaan
Prinsip dasar_drainase_perkotaan
nurul furqon
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
infosanitasi
 
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1
Joy Irman
 
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...afifsalim
 
Aspek praktis dan desain drainase besar
Aspek praktis dan desain drainase besarAspek praktis dan desain drainase besar
Aspek praktis dan desain drainase besar
infosanitasi
 
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainase
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainaseDasar-dasar teknik dan manajemen drainase
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainase
infosanitasi
 
Debit banjir
Debit banjirDebit banjir
Debit banjir
nurhayatiuntan
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Joy Irman
 
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
Erlana Citra Putri Kharisma
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Dian Werokila
 
Drainase
DrainaseDrainase
Perencanaan Sistem Drainase Sub Das Karang Mumus Hilir Kota Samarinda Kalima...
 Perencanaan Sistem Drainase Sub Das Karang Mumus Hilir Kota Samarinda Kalima... Perencanaan Sistem Drainase Sub Das Karang Mumus Hilir Kota Samarinda Kalima...
Perencanaan Sistem Drainase Sub Das Karang Mumus Hilir Kota Samarinda Kalima...
Alphariyan Sukmara
 
Frienly A.U.Daungu_Tugas makalah IUT II
Frienly A.U.Daungu_Tugas makalah IUT IIFrienly A.U.Daungu_Tugas makalah IUT II
Frienly A.U.Daungu_Tugas makalah IUT II
TriBagusMinarno
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Joy Irman
 
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase Perkotaan
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase PerkotaanPedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase Perkotaan
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase Perkotaan
Dewangga Setiawan
 

What's hot (20)

rumus hidrologi hss limantara
rumus hidrologi hss limantararumus hidrologi hss limantara
rumus hidrologi hss limantara
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
 
Langkah perancangan intensitas hujan kriteria perancangan
Langkah perancangan intensitas hujan kriteria perancanganLangkah perancangan intensitas hujan kriteria perancangan
Langkah perancangan intensitas hujan kriteria perancangan
 
Presentasi intan
Presentasi intanPresentasi intan
Presentasi intan
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
 
Prinsip dasar_drainase_perkotaan
 Prinsip dasar_drainase_perkotaan Prinsip dasar_drainase_perkotaan
Prinsip dasar_drainase_perkotaan
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
 
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1
 
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...
 
Aspek praktis dan desain drainase besar
Aspek praktis dan desain drainase besarAspek praktis dan desain drainase besar
Aspek praktis dan desain drainase besar
 
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainase
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainaseDasar-dasar teknik dan manajemen drainase
Dasar-dasar teknik dan manajemen drainase
 
Debit banjir
Debit banjirDebit banjir
Debit banjir
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
 
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
 
Drainase
DrainaseDrainase
Drainase
 
Perencanaan Sistem Drainase Sub Das Karang Mumus Hilir Kota Samarinda Kalima...
 Perencanaan Sistem Drainase Sub Das Karang Mumus Hilir Kota Samarinda Kalima... Perencanaan Sistem Drainase Sub Das Karang Mumus Hilir Kota Samarinda Kalima...
Perencanaan Sistem Drainase Sub Das Karang Mumus Hilir Kota Samarinda Kalima...
 
Frienly A.U.Daungu_Tugas makalah IUT II
Frienly A.U.Daungu_Tugas makalah IUT IIFrienly A.U.Daungu_Tugas makalah IUT II
Frienly A.U.Daungu_Tugas makalah IUT II
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
 
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase Perkotaan
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase PerkotaanPedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase Perkotaan
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase Perkotaan
 

Similar to Jurnal outlet channel

PPT Seminar Proposal.pptx
PPT Seminar Proposal.pptxPPT Seminar Proposal.pptx
PPT Seminar Proposal.pptx
Razgriz3
 
95010301 sutiono teorisungai
95010301 sutiono teorisungai95010301 sutiono teorisungai
95010301 sutiono teorisungai
Jack Lubis
 
Banjir rancangan.pptx
Banjir rancangan.pptxBanjir rancangan.pptx
Banjir rancangan.pptx
AchmadFikriAjwadi
 
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
SudrajatDadan
 
Jurnal hendra
Jurnal hendraJurnal hendra
Jurnal hendra
hendra123456z
 
Reklamasi dan Giant Seawall bukan Solusi Land Subsidence Tanah Jakarta
Reklamasi dan Giant Seawall bukan Solusi Land Subsidence Tanah JakartaReklamasi dan Giant Seawall bukan Solusi Land Subsidence Tanah Jakarta
Reklamasi dan Giant Seawall bukan Solusi Land Subsidence Tanah Jakarta
Ismail Fahmi
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
ironsand2009
 
PPT S1.ppt
PPT S1.pptPPT S1.ppt
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
Pengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilanPengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilan
aditya
 
MODUL-14.pdf
MODUL-14.pdfMODUL-14.pdf
MODUL-14.pdf
Aswar Amiruddin
 
HYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptxHYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptx
DestiaSuci2
 
1259 2749-1-EKA
1259 2749-1-EKA1259 2749-1-EKA
1259 2749-1-EKA
alam luas
 
Pertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptx
Pertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptxPertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptx
Pertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptx
PIPITSPP1
 
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptxPertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
PIPITSPP1
 
- PRESENTASI BIMBINGAN TEKNIS AKNOP DANAU
- PRESENTASI BIMBINGAN TEKNIS AKNOP DANAU- PRESENTASI BIMBINGAN TEKNIS AKNOP DANAU
- PRESENTASI BIMBINGAN TEKNIS AKNOP DANAU
nugrohomochamad1984
 
Air Di Kota Jakarta - Bpk Fatchy @ jongForum!
Air Di Kota Jakarta - Bpk Fatchy @ jongForum!Air Di Kota Jakarta - Bpk Fatchy @ jongForum!
Air Di Kota Jakarta - Bpk Fatchy @ jongForum!
jong arsitek
 
Ksl rentang baru
Ksl rentang baruKsl rentang baru
Ksl rentang baru
Wahyu Nurwening
 

Similar to Jurnal outlet channel (20)

PPT Seminar Proposal.pptx
PPT Seminar Proposal.pptxPPT Seminar Proposal.pptx
PPT Seminar Proposal.pptx
 
1100 2441-1-sm
1100 2441-1-sm1100 2441-1-sm
1100 2441-1-sm
 
95010301 sutiono teorisungai
95010301 sutiono teorisungai95010301 sutiono teorisungai
95010301 sutiono teorisungai
 
Banjir rancangan.pptx
Banjir rancangan.pptxBanjir rancangan.pptx
Banjir rancangan.pptx
 
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
08Rekayasa saluran irigasi__21-22 (1).pptx
 
Jurnal hendra
Jurnal hendraJurnal hendra
Jurnal hendra
 
Reklamasi dan Giant Seawall bukan Solusi Land Subsidence Tanah Jakarta
Reklamasi dan Giant Seawall bukan Solusi Land Subsidence Tanah JakartaReklamasi dan Giant Seawall bukan Solusi Land Subsidence Tanah Jakarta
Reklamasi dan Giant Seawall bukan Solusi Land Subsidence Tanah Jakarta
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
PPT S1.ppt
PPT S1.pptPPT S1.ppt
PPT S1.ppt
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Bab i coba
Bab i cobaBab i coba
Bab i coba
 
Pengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilanPengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilan
 
MODUL-14.pdf
MODUL-14.pdfMODUL-14.pdf
MODUL-14.pdf
 
HYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptxHYDROMETRY TS 20.pptx
HYDROMETRY TS 20.pptx
 
1259 2749-1-EKA
1259 2749-1-EKA1259 2749-1-EKA
1259 2749-1-EKA
 
Pertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptx
Pertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptxPertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptx
Pertemuan ke 3 - Drainase Permukaan.pptx
 
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptxPertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
 
- PRESENTASI BIMBINGAN TEKNIS AKNOP DANAU
- PRESENTASI BIMBINGAN TEKNIS AKNOP DANAU- PRESENTASI BIMBINGAN TEKNIS AKNOP DANAU
- PRESENTASI BIMBINGAN TEKNIS AKNOP DANAU
 
Air Di Kota Jakarta - Bpk Fatchy @ jongForum!
Air Di Kota Jakarta - Bpk Fatchy @ jongForum!Air Di Kota Jakarta - Bpk Fatchy @ jongForum!
Air Di Kota Jakarta - Bpk Fatchy @ jongForum!
 
Ksl rentang baru
Ksl rentang baruKsl rentang baru
Ksl rentang baru
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
MuhamadsyakirbinIsma
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
syamsulbahri09
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Herry Prasetyo
 
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdfPanduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
NurHasyim22
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptxPanduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
tab2008
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
 
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdfPanduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptxPanduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 

Jurnal outlet channel

  • 1. ANALISA PENATAAN OUTLET CHANNEL SUNGAI KARANG ANYAR DI KOTA TARAKAN OUTLET CHANNEL ARRANGEMENT ANALYSIS FOR KARANG ANYAR RIVER IN TARAKAN CITY Danang Bimo Irianto, Kota Tarakan, bimo9200@yahoo.com Abstrak Outlet channel Sungai Karang Anyar ini langsung bermuara ke laut yang dipengaruhi oleh pasang surut. Banjir sering terjadi pada saat hujan bersamaan dengan air laut pasang. Outlet channel ini memiliki kemiringan eksisting yang sangat landai, data awal menyebutkan panjang outlet channel ini kurang lebih 1.625 m dengan elevasi dasar di hulu = +4,40m dan +0,10 m di hilir , dengan kemiringan rata rata =0,003. Elevasi tanggul hulu = +6,00 m dan hilir =+1,50 m. Sedangkan menurut data sekunder Q10th yang lewat adalah 66,4 m3/dt dan Q25th yang lewat sebesar 75,16 m3/dt. Elevasi muka air laut pasang +1,5m dari muka air laut rata-rata. Dari berbagai pemodelan didapat konsep penataan yang bisa menghilangkan banjir yang terjadi adalah dengan tindakan sebagai berikut: Rekayasa dimensi dengan melebarkan saluran dan pembuatan tanggul di kanan kiri, Pembuatan tampungan lokal untuk tiap sub catchment dihilir , Pembuatan pintu pembuang untuk tampungan lokal, Pembuatan pintu pasang surut untuk mencegah pasang masuk ke dalam sistem, Pembuatan retarding basin untuk menampung air banjir dari hulu saat outlet tertutup karena pasang. Kata kunci : Outlet channel, Penataan kawasan , Muara, Karang Anyar, Tarakan Karang Anyar outlet channel has the outlet that directly influenced by the tides. Flooding often occurs when rain along with high tides. The outlet channel has a very gentle existing slope, preliminary data mentioned that outlet channel length is approximately 1625 m elevation in the upstream = +4.40 m and +0.10 m downstream, with an average slope = 0.003. Elevation embankment upstream = +6.00 m and downstream = +1.50 m. Meanwhile, according to secondary data Q10th passing is 66.4 m3/sec and Q25th passing of 75.16 m3/sec. Tide water levels of +1.5 m sea level on average. Obtained from a variety of modeling, the concepts that can eliminate the flooding are these following action: widening the channel dimension build the embankment on channel side, making the local storage for each sub-catchment in the downstream, making the gate for the local storage, making tidal gate to prevent the tide come into the system, making the retarding basin to accommodate flood waters from upstream when the outlet is closed due to high tide. Key word: Outlet channel, Regional arrangement, Outlet, Karang Anyar, Tarakan Pendahuluan Kota Tarakan sebagai wilayah yang sedang berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir ini memiliki masalah yang sangat umum dimiliki oleh sebagian besar kota yang ada di Indonesia, yakni banjir dan genangan saat terjadi hujan. Kota Tarakan mempunyai intensitas hujan yang cukup tinggi sehingga banjir dan genangan yang sering timbul akibat hujan tersebut cukup mengganggu masyarakat dan pemerintah Kota Tarakan dalam menjalankan aktifitasnya. Sungai Karang Anyar sebagai sistem utama saluran drainase di DAS Karang anyar memililiki outlet atau titik pengeluaran yang tidak jelas dan menyebar masuk ke kawasan rawa dan bekas rawa yang beralih fungsi menjadi pemukiman dan tambak dan salah satunya berupa outlet channel yang dipakai sebagai salah satu outlet banjir DAS Karang Anyar. Outlet channel adalah sebuah saluran yang dibuat untuk mengumpulkan dan membawa debit limpasan suatu kawasan ke titik pembuangan akhir. Outlet channel Sungai Karang Anyar ini dibuat dengan tujuan untuk mempercepat proses pengurasan dalam rangka membantu mengatasi banjir di kawasan Mulawarman yang merupakan kawasan perkotaan dan pusat 1
  • 2. perdagangan yang berada di DAS Karang Anyar di Kota Tarakan. Outlet channel Sungai Karang Anyar ini langsung bermuara ke laut yang dipengaruhi oleh pasang surut. Banjir sering terjadi pada saat hujan bersamaan dengan air laut pasang. Outlet channel ini memiliki kemiringan eksisting yang sangat landai, data awal menyebutkan panjang outlet channel ini kurang lebih 1.625 m dengan elevasi Dasar di hulu = +4,40m dan +0,10 m di hilir , dengan kemiringan rata rata =0,003. Elevasi tanggul hulu = +6,00 m dan hilir =+1,50 m. Sedangkan menurut data sekunder Q10th yang lewat adalah 66,4 m3/dt dan Q25th yang lewat sebesar 75,16 m3/dt. Elevasi muka air laut pasang +1,5 m dari muka air laut rata-rata. Dalam menjalankan fungsinya mengalirkan debit banjir, outlet channel Sungai Karang Anyar ini memiliki banyak kekurangan dalam karakteristiknya, yakni elevasi dasar yang tidak terlalu berbeda dengan elevasi daerah genangan, kemiringan dasar yang cukup landai dan bagian hilir di pengaruhi pasang yang cukup tinggi. Karakterisitik yang dimiliki outlet channel ini berakibat pada ketidakmampuan outlet channel ini membuang debit banjir dengan cepat sehingga Pemerintah Kota Tarakan melalui dinas terkait merasa perlu melakukan kajian dan tindakan teknis dalam rangka meningkatkan kemampuan outlet channel Sungai Karang Anyar untuk mengalirkan debit banjir yang ada sehingga adanya genangan dan banjir di bagian hulu dapat di hilangkan dengan lebih cepat. Maksud dan Tujuan Maksud dari studi ini adalah melakukan kajian terhadap kondisi outlet channel Sungai Karang anyar saat ini serta melakukan analisa hidrolis pada outlet channel sungai Karang Anyar dengan dengan 5 variasi kondisi yakni kombinasi antara pelebaran, penaggulan pembuatan retarding basin dan tidal gate dengan memperhitungkan parameter debit banjir yang lewat dari hulu, parameter limpasan di wilayah sekitar dan pengaruh pasang surut yang ada di muara. Tujuan dari studi ini adalah menganalisa kondisi eksisting, menghitung dimensi yang di butuhkan untuk melewatkan banjir,serta alternatif bangunan apa yang bisa di buat serta membuat penataan yang ideal di outlet channel Sungai Karang Anyar agar memiliki kapasitas pengaliran yang maksimal, mampu mengalirkan debit baik di kondisi banjir maupun normal, di kondisi pasang dengan tetap tetap memperhitungkan aspek lingkungan & sosial kemasyarakatan dalam rangka mendukung kegiatan penanggulangan banjir yang terjadi di kawasan hulu sungai Karang Anyar. Tinjauan Pustaka 1. Hidrologi Dalam studi ini analisa hujan rancangan dipakai metode Log Pearson type III dengan menggunakan data curah hujan harian dari Stasiun Juata dengan rentang pengamatan selama 20 tahun yakni antara tahun 1992 sampai 2012, dengan tetap melakukan pengujian kesesuain distribusi frekuensi. Persamaan yang digunakan adalah: Nilai rerata: log x Log x = n Standard Deviasi n Log X i - Log X Sd = 2 i=l n -1 Dengan: X = curah hujan (mm) = rerata Log X Log x K = faktor frekuensi Uji kesesuain distribusi yang dilakukan adalah : Uji chi Square digunakan untuk menguji simpangan 2
  • 3. secara vertikal apakah distribusi frekuensi pengamatan dapat diterima oleh distribusi teoritis, dan Uji secara horisontal dengan Smirnov kKolmogorof. Tabel 1. Syarat pemilihan distribusi No Distribusi Syarat 1. 2. 3. Normal Log Normal Gumbel Type I Cs Keterangan 0 Cs / Cv 3 Cs 1.1396 Ck 5.4002 Jika analisis ekstrim tidak ada yang Memenuhi syarat tersebut, maka Digunakan Distribusi Log Pearson Type III dan jika ada lebih dari satu distribusi yang memenuhi maka di pilih distribusi yang memberikan hasil terbesar Periode ulang perencanaan biasanya ditetapkan dari hasil analisis ekonomi yaitu diambil dari skala yang paling optimum. Untuk suatu proyek yang bersifat mendesak atau merupakan fasilitas pelayanan umum, penentuan periode ulang perencanaan mengikuti strategi nasional di bidang drainase dalam perencanaan ini dipakai kala ulang 10 tahun mengingat luas Kota Tarakan adalah 25,080 Ha dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 adalah 240.000 Jiwa Pada studi ini,perhitungan aliran permukaan dilakukan untuk menghitung debit tambahan yang masuk ke outlet chanel selain debit yang di bawa dari hulu sungai Karang Anyar. Perhitungan aliran permukaan dilakukan dengan metode rasional dengan bantuan program SWMM. Metode Rasional Metode Rasional pertama kali diperkenalkan di Inggris pada tahun 1889 oleh Lloyd-Davis dan mengalami modifikasi untuk menyesuaikan dengan karakter DAS. Metode ini akan memberikan hasil yang memadai apabila digunakan secara benar. Metode ini biasanya dipakai untuk daerah perkotaan dengan luas maksimum perbagian yang dihitung 12 Km2 (1200 ha). Debit puncak dapat di formulasi sebagai berikut: Q = 0,00278 Cs.C.I.A dengan: Q = debit puncak rencana ( m3/det) C = koefisien pengaliran I = intensitas hujan (mm/Jam) A = luas daerah aliran (ha) Cs = koefisien Tampungan Model Komputer SWMM Storm Water Management Model (SWMM) merupakan model simulasi hujan aliran (rainfall-runoff) yang digunakan untuk simulasi kuantitas maupun kualitas limpasan permukaan dari daerah perkotaan. Limpasan permukaan dihasilkan dari daerah tangkapan hujan yang menerima hujan. Beban limpasan permukaan tersebut kemudian dialirkan melalui sistem drainase berupa pipa,saluran terbuka, dan bisa dilengkapi dengan tampungan, dan sistem pompa jika di perlukan.SWMM menghitung kuantitas dan kualitas limpasan permukaan dari setiap daerah tangkapan hujan, dan debit aliran, kedalaman aliran, dan kualitas air di setiap titik outlet selama periode simulasi. Program SWMM bersifat gratis (public domain) dan versi terakhir yaitu versi 5.0 yang telah beredar sejak Juli 2009. Program SWMM tersedia di website resmi United States Environmental Protection Agency (US EPA) dan dapat didownload di http://www.epa.gov/nrmrl/wswrd/wq/mo dels/swmm/swmm50022_setup.exe. 2. Pasang Surut Pasang surut adalah gerakan naikturunnya muka air laut yang ditimbulkan oleh gerak regular benda angkasa, 3
  • 4. terutama bulan, bumi dan matahari. Disamping itu, gerak muka air laut juga dipengaruhi oleh adanya variasi tekanan atmosfer dan angin. Benda angkasa yang mempengaruhi proses pembentukan pasang surut air laut, bumi dan bulan yang berpengaruh melalui tiga gerakan utama, yaitu : • Revolusi bulan terhadap bumi • Revolusi bumi terhadap matahari • Perputaran bumi terhadap sumbunya sendiri (rotasi bumi) Kota Tarakan terletak di pesisir pantai barat Pulau Tarakan dan seluruh sistem drainase Kota Tarakan mempunyai oulet di pantai barat termasuk Sungai Karang Anyar,dan di kondisi pasang elevasi muka air hilir/muara sungai lebih tinggi dari elevasi muka air banjir pada kondisi normal. Hal ini tentu harus di perhitungkan dalam rencana penataan outlet channel Sungai Karang Anyar 3. Hidrolika Aliran Seragam Untuk aliran seragam dalam menentukan perencanaan dimensi saluran drainase digunakan rumus umum dari Robert Manning dengan persamaan sebagai berikut: V = (1/n) . R2/3 . S1/2 dengan: V = kecepatan aliran (m/dt) n = koefisien kekasaran Manning R = jari-jari hidrolis = A/P (m) A = luas basah (m2) P = keliling basah (m) S = kemiringan Dasar saluran Untuk saluran Trapesium berlaku : A = B. H + Z . H2 P = B + 2.H (1 + Z2)0.5 dengan: B = lebar Dasar saluran (m) H = kedalaman aliran (m) Z = kemiringan talud Q =A.V dengan: Q = debit (m3/dt) A = luas basah (m2) V = kecepatan aliran (m/dt) 4. Hidrolika Saluran Aliran Tidak Seragam Perhitungan hidrolika saluran pada studi ini dilakukan dengan bantuan program SWMM, yakni program terintegrasi yang terdiri dari masukan perhitungan berbasis grafik, analisa hidrolik yang terpisah dan keluaran berupa grafik dan tabel. Sistem ini mampu menganalisa komponen hidrolik dari tiga kondisi yaitu perhitungan profil pada aliran seragam, perhitungan aliran tidak seragam dan perhitungan dengan menggunakan batasan pasang di hilir. Untuk studi ini kondisi yang dipakai adalah kondisi aliran tidak seragam. SWMM melakukan perhitungan profil muka air untuk aliran seragam berubah lambat laun pada saluran alam maupun saluran buatan. Perhitungan yang dilakukan pada kondisi aliran subkritis, aliran super kritis dan gabungan keduanya. Profil muka air dihitung dari satu potongan melintang ke potongan melintang berikutnya menggunakan persamaan energi dengan prosedur iterasi yang disebut metode tahapan standart. Persamaan energi dapat ditulis sebagai berikut: 2 2 2V2 1V1 z 2 Y2 z1 Y1 he 2g 2g E1 E 2 he dengan: E1 ,E2 = tinggi energi total di titik kontrol ( m) Z1,Z2 = ketinggian dasar saluran dari garis referensi (m) Y1,Y2 = kedalaman air dasar saluran (m) V1,V2 = kecepatan rata-rata (m/det) G = percepatan gravitasi (m/det2) he = kehilangan energi (m) 1, 2 = koefisien kecepatan 4
  • 5. 5. Hidrolika Pintu Klep Otomatis Pintu klep otomatis direncanakan dapat bekerja dengan memanfaatkan beda tinggi muka air di hulir dan hulu pintu. Sebagai dasar dari perencanaan pintu klep otomatis adalah: - Hilir : fluktuasi muka air akibat pengaruh pasang surut - Hulu : a. Muka air terendah di saluran b. Muka air tertinggi di saluran Sistem gerakan pintu klep otomatis berdasarkan gaya-gaya yang bekerja pada pintu yang menyebabkan pintu membuka dan menutup sesuai fluktuasi pasang surut pada hilir pintu. Pada Gambar 1 (titik a) tinggi muka air di hilir dan di hulu sama tinggi. Bila tinggi muka air di hilir turun terus akan mengakibatkan pintu klep otomatis secara lambat laun akan terbuka dan air di saluran akan mengalir, akibatnya tinggi muka air di saluran turun. Apabila tinggi muka air di hilir naik sampai titik b maka pintu akan segera tertutup dan air di saluran akan tertahan sebagai genangan / tampungan sementara pada saluran. Demikian seterusnya sampai tinggi muka air di hulu dan di hilir pintu akan bertemu di titik c dan kembali pintu akan terbuka. MAT C A HSL MAR DSL B MART Pengeluaran Penampungan Gambar 1. Sistim operasi pintu klep otomatis Keterangan : MAT : muka air tertinggi di hilir pintu MAR : muka air rata-rata di hilir pintu MART : muka air terendah di hilir pintu HSL : muka air tertinggi di saluran DSL : muka air terendah di saluran t Wc h (hulu) F2 h1-a h1 h ( hilir) F1 h2-a Wg F3 h2 F4 a Gaya gaya yang bekerja pada pintu Pintu akan mulai terbuka saat : F1+F2+Wc+F4-Wg-F3 =0 Gambar 2. Gaya gaya yang bekerja pada pintu Metode Langkah-langkah dalam pengerjaan studi ini secara garis besar adalah : 1. Menentukan luasan masing-masing cathment di kawasan hilir. 2. Menghitung nilai C dari masingmasing cathment dengan menggunakan peta tata guna lahan yang ada. 3. Menghitung besarnya limpasan/ genangan yang terjadi di kawasan outlet channel yang ditambahkan pada debit yang sudah ada dari hulu berdasarkan data DAS dan hujan rancangan dari data sekunder dengan bantuan program SWMM. 4. Menghitung profil aliran dan muka air memakai metode tahapan standart dengan bantuan program SWMM pada outlet channel eksisting, dengan memakai masukan berupa data sekunder yang berbentuk data debit dari kawasan hulu di tambah debit limpasan di kawasan hilir dengan boundari hilir berupa pasang surut. 5. Melakukan rekayasa dimensi dan menghitung ulang profil muka air dan aliran hingga di dapat dimensi yang mampu melewatkan debit banjir. 6. Menganalisa hasil perhitungan jika dikombinasi dengan pembuatan konstruksi tidal gate dan retarding basin. 7. Melakukan evaluasi dan penilaian skenario penataan yang paling menguntungkan dengan pertimbangan 5
  • 6. utama berupa turunnya debit banjir, dan jika memungkinkan dipilih skenario yang meminta pembebasan lahan yang paling minimal Hasil dan Pembahasan Kondisi Eksisting outlet channel saat ini sudah tidak mencukupi untuk melewatkan debit banjir dengan kala ulang 10 tahun pada kondisi muka air normal di hilir. 7 ruas dari 16 ruas saluran memiliki kapasitas terpakai diatas 80%. dan pada kondisi muka air pasang di hilir. 10 ruas dari 16 ruas saluran memiliki kapasitas terpakai diatas 80%. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3, dan untuk perletakannya dapat dilihat pada Gambar 3 sampai Gambar 6. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 (m3/det) 2.33 10.83 13.72 20.64 23.94 3.97 3.97 14.74 1.79 3.17 5.03 8.08 2.86 26.64 69.72 21.67 Cki1 Cki2 Cki3 Cki4 Cki5 Cki6 Cki7 Cki8 CKa1 CKa2 CKa3 CKa4 CKa5 CKa6 CKa7 Cx1 (%) 100% 86% 71% 69% 70% 88% 98% 100% 64% 69% 83% 98% 100% 91% 100% 73% Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 2. Debit dan kapasitas terpakai tiap tuas saluran kondisi normal Debit lewat No Ruas Saluran (m3/det) 2.33 1 Cki1 10.83 2 Cki2 13.72 3 Cki3 20.64 4 Cki4 23.94 5 Cki5 5.58 6 Cki6 5.57 7 Cki7 12.31 8 Cki8 1.79 9 CKa1 3.17 10 CKa2 5.03 11 CKa3 8.08 12 CKa4 7.41 13 CKa5 29.56 14 CKa6 31.24 15 CKa7 20.05 16 Cx1 kapasitas terpakai (%) 100% 86% 71% 69% 70% 78% 66% 52% 64% 69% 83% 98% 100% 87% 94% 70% CKa1 1.79 CKa2 2.33 3.17 Cki1 CKa3 5.03 Link Flow Cki2 8.00 10.83 CKa4 16.00 8.08 24.00 Cki4 Cka5 32.00 CMS Cki3 Cki5 20.64 Cx1 7.41 13.72 23.94 20.05 Cka6 29.56 5.58 Cki6 Cki7 Cka7 5.57 31.24 Cki8 12.31 Gambar 3. Debit pada ruas saluran kondisi hilir tanpa pasang 07/21/2012 02:00:00 CKa1 0.64 CKa2 1.00 0.69 Cki1 CKa3 0.83 Cki2 CKa4 0.86 0.98 Cki4 Cka5 Cki3 Cki5 Cx1 0.69 1.00 0.71 0.70 Cka6 0.70 0.87 0.78 Cki6 Cki7 Link Capacity 0.66 0.25 Cka7 0.94 0.50 Cki8 0.75 0.52 1.00 Gambar 4. Kapasitas pada ruas saluran kondisi hilir tanpa pasang Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 3. Debit dan kapasitas terpakai tiap tuas saluran kondisi pasang No Ruas Saluran Debit lewat kapasitas terpakai 6
  • 7. 07/21/2012 02:00:00 Jka1 CKa1 Jki1 1.79 Jka2 Node Flooding CKa2 2.33 Jka3 5.00 3.17 Cki1 24.00 CKa3 36.00 Jki2 48.00 5.03 Cki2 CKa4 Jka4 CMS 10.82 Jki4 Jka5 Jki5 8.08 Cki4 Cka5 Cki3 Jki3 Cki5 Jki6 Jka6 20.64 13.71 Cx1 2.86 23.94 21.67 Cka6 3.97 Jka7 Cki6 26.64 Jki7 Link Flow Cki7 Cka7 Jki8 25.00 3.97 O1 50.00 -69.72 Cki8 75.00 100.00 -14.74 CMS O2 Gambar 5. Debit pada ruas saluran kondisi hilir pasang 07/21/2012 02:00:00 CKa1 0.64 CKa2 1.00 0.69 Cki1 CKa3 0.83 Cki2 CKa4 0.86 0.98 Cki4 Cka5 Cki3 Cki5 Cx1 0.69 1.00 0.71 0.72 Cka6 0.73 0.91 0.88 Cki6 Cki7 Link Capacity 0.98 Gambar 7 Lokasi titik lokasi banjir Untuk menata kawasan outlet channel dilakukan berbagai pemodelan dengan tujuan akhir memnghilangkan banjir yang terjadi di kawasan ini Rekap pemodelan yang dilakukan serta besarnya banjir yang masih terjadi dapat dilihat pada Tabel 5. 0.25 Cka7 1.00 0.50 Cki8 0.75 1.00 Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Pemodelan 1.00 Gambar 6 .Kapasitas pada ruas saluran kondisi hilir pasang Kawasan di sekitar outlet channel menjadi kawasan yang rawan banjir karena debit yang berasal dari kawasan hulu sudah cukup besar dan tidak mampu di lewatkan seluruhnya oleh outlet channel yang ada. Besarnya debit yang tidak bisa terlewatkan di saluran dapat dilihat pada Tabel 4 dan lokasi titik banjir dapat dilihat pada Gambar 7 Lokasi Tabel 4 Lokasi dan besarnya debit banjir No 1 2 3 4 5 Total Node Jki1 Jki2 Jki8 Jka5 Jka7 No 1 Kondisi Eksisting 2 Pelebaran Saluran 3 Pelebaran dan Tanggul 4 Pelebaran dan Tanggul Pintu Pasang Surut Debit Banjir (m3/det) 7.18 56.06 27.54 6.80 103.01 200.59 Model Sumber: Hasil Perhitungan 5 Pelebaran dan Tanggul Pintu Pasang Surut Banjir Jki1 = 7.17 Jki2 = 56.06 Jki8 = 27.54 Jka5 = 6.80 Jka7 = 101.4 total =199.05 Jki8 = 24.42 Jka5 = 7.42 Jka7 = 268.02 total =299.86 Jki8 = 23.69 Jka7 = 154.43 total =178.12 Jki8 = 9.06 Jka7 = 77.55 total =86.61 tidak ada Kebutuhan konstruksi butuh saluran yang sangat lebar Pelebaran saluran Tanggul Tampungan lokal Pelebaran saluran Tanggul Tampungan lokal Pintu regulator Pelebaran saluran Tanggul Tampungan lokal Pintu 7
  • 8. Retarding basin regulator Retarding basin total =0 Sumber: Hasil Perhitungan Kesimpulan Dari berbagai pemodelan didapat konsep penataan yang bisa menghilangkan banjir yang terjadi adalah dengan tindakan sebagai berikut: Rekayasa dimensi dengan melebarkan saluran dan pembuatan tanggul di kanan kiri saluran dengan dimensi sebagai berikut: Tabel 7. Dimensi kebutuhan untuk tampungan lokal banjir Storage Unit Su8 Su9 Su10 Su11 Su13 Su14 Luas ( m2) 27.000 5500 14000 7500 8000 15000 Kedalaman (m) 1 1 1 1 1 1 Sumber: Hasil Perhitungan Pembuatan pintu pembuang untuk tampungan lokal dengan dimensi seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 6. Dimensi rencana untuk saluran Ruas Cki1 Cki2 Cki3 Cki4 Cki5 Cki6 Cki7 Cki8 Cka1 Cka2 Cka3 Cka4 Cka5 Cka6 Cka7 Cx1 H B M m m m 2.00 4.00 1.00 2.50 8.00 1.00 2.50 8.00 0.25 2.50 8.00 0.25 2.50 8.00 0.25 1.52 3.06 1.00 1.47 3.21 1.00 1.54 5.25 1.00 1.32 1.54 1.00 1.46 1.44 1.00 2.00 4.00 1.00 2.50 5.00 1.00 2.50 5.00 1.00 2.50 12.00 1.00 2.50 12.00 1.00 2.50 12.00 0.50 Keterangan Tabel 8.Dimensi dan jumlah pintu pembuang Desain ulang Desain ulang Desain ulang Desain ulang Desain ulang Storage Unit Su8 Su9 Su10 Su11 Su13 Su14 Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Desain ulang Desain ulang Desain ulang Desain ulang Desain ulang Desain ulang Sumber: Hasil Perhitungan Pembuatan tampungan lokal untuk tiap sub catchmend dihilir dengan dimensi sebagai berikut: Volume (m3) 26.812 5.129 13.113 7.105 7.716 14.975 Jumlah pintu 3.00 1.00 2.00 1.00 1.00 2.00 b (m) 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 h (m ) 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 Sumber: Hasil Perhitungan Pembuatan tidal gate untuk menjegah pasang masuk ke dalam sistim dengan dimensi sebagai berikut: Tabel 9. Dimensi tidal gate Pintu Otomatis O1 O2 Lebar Pintu Tinggi Pintu 3 3 2 2 Sumber: Hasil Perhitungan Pembuatan retarding basin untuk menampung air banjir dari hulu saat outlet tertutup karena pasang dengan dimensi sebagai berikut: 8
  • 9. Tabel 10. Dimensi retarding basin Retarding Basin Su16 Su 19 Luas Genangan ( m2) 90.000 3.500 Kedalaman (m) 3 1 Sumber: Hasil Perhitungan DAFTAR PUSTAKA J Kodoatie,Robert,(2001). Hidrolika Terapan, Aliran Pada Saluran terbuka dan Pipa, ANDI, Yogyakarta Sosrodarsono,Suyono,(1994).Perbaikan dan Pengaturan Sungai, PT Pradnya Paramita,Jakarta Standar Perencanaan Irigasi,(1986)KP-03 Sumarto, CD, (1987).Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, Surabaya Suripin.(2003). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, ANDI, Yogyakarta National Risk Management Research Laboratory (2009) Storm Water Management Model Applications Manual, US Environmental Protection Agency National Risk Management Research Laboratory (2009) Storm Water Management Model User Manual Version 5, US Environmental Protection Agency 9