Strategi pembelajaran inquiry sesuai dengan teori konstruktivisme dimana proses belajar merefleksikan pengalaman siswa untuk membangun pemahaman mereka sendiri secara bertahap. Penerapan strategi ini melibatkan siswa untuk melakukan penyelidikan sendiri dengan menumbuhkan rasa ingin tahu dan keterampilan berpikir kritis.
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
Bahan ajar mata kuliah pengantar pendidikan, materi model pembelajaran inkuiri. yang di dalamnya terdapat pengertian, langkah-langkahnya, metode pembelajarannya, kelemahan, serta kelebihannya
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
Bahan ajar mata kuliah pengantar pendidikan, materi model pembelajaran inkuiri. yang di dalamnya terdapat pengertian, langkah-langkahnya, metode pembelajarannya, kelemahan, serta kelebihannya
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxlalumhw88
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka adalah suatu pendekatan pendidikan yang diperkenalkan dalam kerangka Kurikulum Merdeka Belajar. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan kebebasan yang lebih besar kepada siswa dalam proses pembelajaran. Dalam Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka, siswa diarahkan untuk aktif berpartisipasi dalam mengatur dan mengelola pembelajarannya sendiri.
Deskripsi dari Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka mencakup beberapa poin penting:
Kemandirian Siswa: Model ini menekankan pada pengembangan kemandirian siswa dalam mengelola pembelajarannya sendiri. Siswa diberi kebebasan untuk menentukan jalannya pembelajaran sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kemampuan masing-masing.
Pembelajaran Berbasis Proyek: Siswa diundang untuk terlibat dalam proyek-proyek pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata. Melalui proyek-proyek ini, mereka dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran serta keterampilan praktis yang diperlukan di dunia nyata.
Kolaborasi dan Komunikasi: Pembelajaran dalam model ini juga mendorong kolaborasi antar siswa dan komunikasi yang efektif. Siswa didorong untuk bekerja sama dalam tim, berbagi pengetahuan, dan memecahkan masalah bersama.
Penilaian Formatif: Penilaian dalam Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada penilaian formatif daripada penilaian sumatif. Siswa diberikan umpan balik secara terus-menerus sehingga mereka dapat terus meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka.
Fleksibilitas: Model ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam hal waktu, tempat, dan cara pembelajaran. Siswa dapat belajar secara mandiri, dalam kelompok kecil, atau dalam kelas secara keseluruhan, sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
Penggunaan Teknologi: Penggunaan teknologi menjadi salah satu komponen penting dalam Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka. Teknologi digunakan untuk mendukung pembelajaran yang interaktif, akses sumber daya pembelajaran yang beragam, serta memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi antar siswa.
Dengan mengadopsi Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka, diharapkan siswa dapat menjadi pembelajar yang lebih aktif, kreatif, dan mandiri, serta siap menghadapi tantangan di era yang terus berkembang dengan cepat.
Artikel ini diperoleh waktu IHT implementasi Kurikulum 2013 di SMAN8 Pekanbaru. Mudah=mudahan bermanfaat bagi guru yang belum berkesempatan ikut pelatihan.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. Strategi Pembelajaran Inquiry
Penerapan strategi pembelajaran inquiry sesuai dengan teori konstruktivisme. Teori ini
meyakinkan guru bahwa proses belajar merefleksikan pengalaman siswa. Dalam proses
belajar, siswa membangun pemahaman dirinya sendiri. Tiap siswa menghasilkan sendiri
“aturan” dan “model mental,” yang digunakannya untuk membangun pengalaman dan
memperoleh pengetahuan.
Belajar, karenanya, merupakan proses penyesuaian model mental siswa dalam menyusun
dan mengakomodasi pengalaman baru. Belajar merupakan proses interaksi sosial (Wikipedia:
2010)
Pengetahuan siswa dibangun dengan informasi yang diperoleh secara alami. Proses
belajar siswa merpakan bagian dari pengembangan pengalaman melalui pertemuan mereka
dengan guru dan rekan-rekan mereka, dan mengkaji apa yang telah mereka pelajari dari sumber
belajar yang terpercaya. Karena itu pula, ilmu pengetahuan harus dibangun secara bertahap dan
sedikit demi sedikit.
Berdasarkan konsep itu, maka dalam menerapkan strategi pembelajaran inquiry guru
harus melibatkan siswa untuk melakukan penyelidikan, penelitian, atau investigasi yang dapat
membangun pemahaman mereka sendiri. Siswa melakukan langkah kegiatan belajar aktif
dan menerapkan keterampilan berpikir kritis yang dipadukan dengan metode ilmia h.
Inquiry bersinonim dengan riset atau investigasi. Pembelajaran berbasis
iquiry adalah strategi mengajar yang mengkombinasikan rasa ingin tahu siswa dan metode
ilmiah. Penggunaan strategi ini untuk meningkatkan pengembangan keterampilan berpikir kritis
melalui kegiatan belajar seperti pada bidang sains.
Penerapan strategy ini merupakan upaya untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
Dorongan itu berkembang melalui proses merumuskan pertanyaan, merumuskan masalah,
mengamati, dan menerapkan informasi baru dalam meningkatkan pemahaman mengenai sesuatu
masalah. Rasa ingin tahu itu terus ditumbuhkan untuk meningkatkan semangat bereksplorasi
sehingga siswa belajar secara aktif.
2. Proses belajar dapat berlangsung jika dalam diri siswa tumbuh rasa ingin tahu, mencari
jawaban atas pertanyaan, memperluas dan memperdalam pemahaman dengan menggunakan
metode yang berlaku umum. Jawaban atas pertanyaan itu sering diusulkan oleh peserta didik
sendiri dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu, keterampilan merumuskan pertanyaan menjadi
bagian penting dalam penerapan inquiry, seperti, merumuskan pertanyaan dalam penelitian.
Kemampuan bertanya dan keberanian mengungkap pertanyaan menjadi bagaian penting dalam
penerapan strategi ini.
Inquiry dapat dimulai dengan pertanyaan “Apa?” atau “ Bagaimana?” untuk
membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu gejala alam atau pun sosial.
Thomas Kuhn menyatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan, metode dan kerangka
penafsiran berasal dari paradigma para ilmuwan. Mereka berusaha untuk menegaskan sudut
pandangnya. Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari dalam sudut pandang mereka. Dari
situ muncul sudut pandang baru.
Para ilmuwan juga mencari penyebab. Misalnya, mereka mencari jawaban atas
pertanyaan, Apa yang menyebabkan orang sakit TBC? Para ilmuwan mencari penyebab
muculnya parasit dan menemukan bakteri tuberkulosis. Setelah diketahui penyebabnya,
Bagaimana mengobatinya? Dari prose itu orang kemudian mencari obatnya. Ketika antibiotik
ditemukan maka peluang menyembuhkan menjadi tersedia. Semua jawaban diperoleh melalui
metode ilmiah.
*
Penerapan strategi inquiry memerlukan keterampilan dasar bertanya. Pertanyaan itu
harus merefleksikan dorongan rasa ingin tahu. Kemudian, dorongan rasa ingin tahu itu
dipadukan dengan keterampilan berpikir kritis untuk mencari jawabannya dari pertanyaan yang
dibuatnya sendiri oleh siswa.
Keterampilan berpikir kritis harus memadukan proses intelektual yang terus aktif melalui
langkah menerapkan konsep, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang
diperoleh dari hasil pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, komunikasi, dan proses
3. eksplorasi maupun elaborasi. Hasil yang diperoleh digunakan sebagai landasan untuk
meneguhkan keyakinan melakukan suatu tindakan itu benar.
Dalam meneguhkan keyakinan bahwa tindakannya benar, perlu dilandasi dengan nilai-nilai
intelektual yang berlaku secara universal, yaitu: kejelasan, ketepatan, presisi, konsistensi,
relevansi, bukti suara, argumantasi, kedalaman, luas, keadilan, dan nilai-nilai etika yang berlaku.
Untuk memulai pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi inquiry Anda dapat
menetapkan sebuah topik yang layak eksplorasi. Jauhkan siswa siswa dari sikap berpikir
seperti Anda. Doronglah mereka untuk menggunakan pikirannya sendiri, dari pertanyaannya.
Biarlah pertanyaan itu dikembangkan secara independen, namun usahakan relevan dengan
kompetensi dasar yang hendak Anda kembangkan dalam kelas.
Langkah-langkah pelajaran investigasi dalam penerapan inquiry.
Menentukan tujuan, sampaikan informasi kepada siswa apa yang mereka akan mereka
pelajari, implikasi yang menarik dari proses pelajaran yang akan berlangsung, cotoh yang
menarik adalah pelacakan perkiraan berat bumi. Untuk proses belajar ini berikan petunjuk
pelaksanaanya. Untuk contoh pelacakan berat bumi, tidak perlu ada hipotesis. Jika diperlukan
sampaikan pula tujuan pedagogis dari pelajaran ini.
Menentukan Hipotesis: Para siswa harus selalu diharapkan untuk membuat hipotesis sendiri.
Hal ini sebaiknya dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil yang ditindaklanjuti dalam diskusi
seluruh kelas. Anda harus mendorong mereka untuk merumuskna hipotesis dengan benar.
Menentukan Prosedur: Setelah siswa memiliki gagasan yang jelas tentang tujuan percobaan
atau penelitian, mereka harus memiliki ide tentang bagaimana untuk menemukan jawabannya.
Menurut pengalaman dalam berbagai diskusi dalam kelas hipotesis yang berbeda akan
memberikan ide yang berbeda pula dalam menguji hipotesis mereka sendiri.
Hanya saja jika mereka telah menunjukkan bahwa hipotesis mereka mungkin benar tidak berarti
mereka telah membuktikannya!
Bahan: Setelah siswa mengetahui apa yang mereka rencanakan, mereka dapat membuat daftar
bahan mereka perlukan. Doronglah siswa menulis apa yang mereka rencanakan dan bahan yang
mereka butuhkan.
4. Data: Sebelum siswa memulai studi, mengingatkan mereka tentang semua tindakan
pengamanan. Jika mereka bekerja dengan bahan kimia, mereka harus memakai kacamata
keselamatan dan perangkat keselamatan lain secukupnya.
Arah kegiatan: Siswa harus tahu apa yang mereka mencari. Mereka mungkin membutuhkan
bantuan guru, berikan bantuan secukupnya.
Kesimpulan: Ketika siswa telah selesai studi, mereka harus membahas hasil mereka dengan satu
sama lain. Mereka harus mencari tahu siapa yang memiliki hasil yang sama, yang memiliki hasil
yang berbeda, mengapa hasil mungkin akan berbeda. Mereka harus menginterpretasikan hasil
berdasarkan pertanyaan awal. Apa hasil rata-ratanya?
Jika hasil mengarah ke pertanyaan lain, maka proses studi dimulai lagi. Perhatikan agar
kesimpulan diskusi kelas bermakna dan relevan dengan kompetensi dasar yang ingin
dikembangkan.