Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah materi presentasi kelompok 1 mata kuliah Psikologi Pendidikan yang di ampu oleh ibu Dra. Eni Rosda Syarbaini M.Psi FITK UIN Jakarta
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Bab I Belajar dan Pembelajaran-Nining Syafitri
This material is from Pak La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd.
for FKIP students of Dayanu Ikhsanuddin University who program Belajar dan Pembelajaran Subject, about The definition of Learning.
Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah materi presentasi kelompok 1 mata kuliah Psikologi Pendidikan yang di ampu oleh ibu Dra. Eni Rosda Syarbaini M.Psi FITK UIN Jakarta
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Bab I Belajar dan Pembelajaran-Nining Syafitri
This material is from Pak La Ode Supardi, S.Pd., M.Pd.
for FKIP students of Dayanu Ikhsanuddin University who program Belajar dan Pembelajaran Subject, about The definition of Learning.
Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.Nurulbanjar1996
Sudah lama para ahli psikologi mengamati, mempelajari, dan melakukan penelitian bagaimana sesungguhnya manusia belajar. Penelitian-penelitian yang dilakukan menghasilkan berbagai teori yang kalau dikategorikan dapat dikelompokkan ke dalam tiga aliran/paham besar, yakni : (1) behaviorisme, (2) kognitivisme, dan (3) konstruktivisme. Masing-masing aliran itu melakukan pendekatan yang berbeda sehingga menghasilkan teori dan model belajar yang berbeda pula. Namun, perlu dipahami bahwa sungguhpun aliran dan teori itu berbeda, satu sama lain saling melengkapi. Teori belajar berikut diawali dengan behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFRajaclean
Jasa Cuci Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Jakarta Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Kulit Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Panggilan Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Di Rumah Bogor Barat Bogor, Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor, Cuci Sofa Fabric Bogor Barat Bogor, Laundry Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor,
Jasa cuci sofa kini semakin diminati karena kepraktisannya. Dengan menggunakan jasa ini, Anda tidak perlu repot mencuci sofa sendiri. Profesional dalam bidang ini dilengkapi dengan peralatan modern yang mampu membersihkan sofa hingga ke serat terdalam, menghilangkan kotoran dan bakteri yang tidak terlihat.
ORDER https://wa.me/6282186148884 , Pelita Mas adalah perusahaan yang bergerak di bidang Industri Beton dan Paving Block. Paving Untuk Taman, Pelita Mas Paving Block, Pengunci Paving, Pengunci Paving Block, Pinggiran Paving.
Temukan keindahan luar biasa dalam taman paving kami yang eksklusif. Dengan desain yang elegan dan tahan lama, taman paving kami menciptakan ruang luar yang memikat. Pilihlah kualitas terbaik untuk keindahan yang abadi. Jual taman paving, wujudkan taman impian Anda hari ini!
Kami melayani pengiriman ke area Kota Malang dan Kota Batu. Kami Juga melayani Berbagai Macam Pemesanan Genteng Beton dan Paving Block dalam jumlah Besar untuk keperluan Perumahan, Perkantoran, Villa, Gedung, Pembangunan Kampus, Masjid, dan lainnya.
Produk yang kami produksi terdiri dari :
1. Genteng Beton Multiline
2. Genteng Beton Urat Batu
3. Genteng Beton Royal
4. Genteng Beton Vertical
5. Wuwung Genteng
6. Paving ukuran 20x20, 10,5x21, Diagonal
7. Kanstin dan Topi Uskup
8. Pagar Panel
9. Paving Corso 50x50
10. Paving Grass Block Lubang
Untuk informasi lebih lanjut serta pemesanan, hubungi :
Pabrik Genteng Beton dan Paving Pelita Mas
Jl Raya Tlogowaru No 41, Tajinan, Kedungkandang, Malang
Hub kami via whatsapp
https://wa.me/6282186148884
Hub kami via whatsapp
https://wa.me/6282186148884
Lokasi Pabrik kami
https://maps.app.goo.gl/bmDrQ87yF6gQvHnf8
1. di Susun Oleh :
1. Ade Febrian
2. Parle
3. Merliante syok yuchan
4. Aster
RESUME
STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
2. MODUL II
Kegiatan belajar 1
Pembelajaran di Sekolah Dasar
PENGERTIAN
artinya belajar itu suatu proses interaksi antara
individu dengan lingkungannya. Dalam interaksi
tersebut terjadi prose mental, intelektual, dan
emosional yang pada akhirnya menjadi suatu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya.
3. b. hakikat belajar
ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu learning to
know, learning to do, learning to live together, dan learning to be.
1. Learning to know
artinya belajar untuk mengetahui; yang menjadi target dalam
belajar adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar
tersebut dapat mengantarkan siswa untuk mengetahui dan
memahami substansi materi yang dipelajarinya.
2. Learning to do
artinya belajar untuk berbuat; yang menjadi target dalam belajar adalah proses
melakukan atau proses berbuat. Dalam hal ini siswa harus mengerjakan,
menerapkan, menyelesaikan persoalan, melakukan eksperimen, penyelidikan,
penemuan, pengamatan, simulasi dan sejenisnya.
4. 3. learning to live together
artinya belajar untuk hidup bersama; yang menjadi target dalam
belajar adalah siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama atau
mampu hidup dalam kelompok.
4. . learning to be
artinya belajar untuk menjadi; yang menjadi target belajar
adalah mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai
dengan potensi, bakat, minat dan kemampuannya.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dalam
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari
luar diri siswa (ekstern).
1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya adalah kecakapan,
minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. Setiap
individu memiliki kecakapan (ability) yang berbeda-beda. Kecakapan tersebut dapat dikelompokkan
berdasarkan kecepatann belajar; yakni sangat cepat, sedang dan lambat. Demikian pula
pengelompokan kemampuan siswa berdasarkan kemampuan penerimaan, misalnya proses
pemahamannya harus dengan cara perantara visual, verbal, dan atau harus dibantu dengan alat / media.
2. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah
lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang
gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program
sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman
sekolah. Guru merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil
belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara dalam kelas.
6. Kegiatan Belajar II
Karakteristik Proses Belajar dan tahanan
Perkembangan Siswa sekolah dasar
Karakteristik proses belajar di sekolah dasar.
1. Proses belajar berdasarkan teori dan tipe belajar
merupakan suatu kegiatan pemprosesan kognitif,
keterampilan dan sikap.
a. Teori Belajar
1. Teori Belajar Displin Mental
2. Teori Belajar Asosiasi
3. Teori Insight
4. Teori belajar Gestalt
7. b. tipe belajar
Menurut gagne ada 8 tipe belajar yang dapat di lakukan
1. Signal learning (belajar melalui isyarat)
Belajar isyarat merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku
melalui sinyal atau isyarat sehingga terbentuk sikap tertentu, tetapi respons
yang ditimbulkan dapat bersifat umum, tidak jelas bahkan emosional.
2). Stimulus-respon learning (belajar melalui rangsangan tindak balas).
Belajar stimulus-respons merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk
perilaku melalui pengkondisian stimulus untuk menghasilkan suatu tindak-balas
(respons).
3). Chaining learning (belajar melalui perangkaian)
Belajar chaining merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui
beberapa stimulus-respons (S-R) yang berangkai; dalam bahasa contohnya “Ibu-Bapak”,
“kampung-halaman”. Chaining contoh; dari pulang tugas mengajar, buka sepatu,
menyimpan tas, ganti baju, makan dan seterusnya.
4). Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal)
Belajar verbal association merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku
melalui perkaitan verbal. Perkaitan ini bisa dimulai dari yang sederhana.
8. 5) Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui proses membeda-bedakan objek yang abstrak maupun
konkret. Sesuatu yang berkaitan dengan ruang, bentuk, peristiwa, gambar dan lambang.
6) Concept learning (belajar melalui konsep)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui pemahaman terhadap sesuatu benda, peristiwa, kategori,
golongan dan suatu kelompok. Yang dimaksud konsep itu sendiri adalah karakteristik, atribut atau definisi
sesuatu objek. Konsep yang konkret dapat ditunjukkan bendanya sedangkan konsep yang abstrak adalah konsep
menurut definisi.
7) Rule learning (belajar melalui aturan-aturan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui aturan. Belajar melalui aturan merupakan proses belajar
yang membentuk kemampuan siswa supaya memahami aturan-aturan dan mampu menerapkannya. Belajar
melalui aturan berarti belajar melalui dalil-dalil, rumus-rumus, dan ketentuan.
8) Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui kegiatan pemecahan masalah. Tipe belajar ini merupakan belajar
yang dapat membentuk siswa berpikir ilmiah dan kritis yang termasuk pada belajar yang menggunakan pemikiran
atau intelektual tinggi.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalui
diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau
perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Bentuk perubahan
tingkah laku harus menyeluruh secara komperhensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku seperti contoh
di atas.
9. c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan
selalui diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku
atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Bentuk
perubahan tingkah laku harus menyeluruh secara komperhensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah
laku seperti contoh di atas.
Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah pada siswa Sekolah
Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan :
1) kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau diinformasikan;
2) kemampuan mengindentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub) pertanyaan berdasarkan substansi yang
dibaca, diamati dan atau didengar;
3) kemampuan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan; dan
4) kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh.
10. B. Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan berat, tinggi badan, dan perkembangan
motorik. Siswa pada tingkat Sekolah Dasar, kemampuan motoriknya mulai lebih halus dan
terarah (refined motor skills), tetapi berat badan siswa laki-laki lebih ramping daripada siswa
perempuan karena masa adolesen perempuan lebih cepat daripada laki-laki.
2. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial siswa pada tingkat Sekolah Dasar sudah terasa ada pemisahan kelompok
jenis kelamin (separation of the sexs) sehingga dalam pengelompokkan, siswa lebih senang
berkelompok berdasarkan jenis kelamin padahal kurang sesuai menurut kriteria
pengelompokan belajar.
3. Perkembangan Bahasa
Pada masa ini perkembangan bahasa siswa terus berlangsung secara dinamis. Dilihat dari cara
siswa berkomunikasi menunjukkan bahwa mereka sudah mampu menggunakan bahasa yang
halus dan kompleks.
4. Perkembangan Kognitif
Di Sekolah Dasar siswa diajarkan berbagai disiplin ilmu bahkan cara-cara belajar baik yang
berorientasi pada peningkatan berpikir logis maupun kemampuan manipulatif. Siswa dapat
melihat beberapa faktor dan mengkombinasikannya dengan berbagai cara untuk mecapai hasil
yang sama.
Perkembangan kognitif pada siswa Sekolah Dasar berlangsung secara dinamis. Untuk
menumbuhkembangkan kemampuan kognitif dalam fase konkret operasional pada siswa
Sekolah Dasar, acuannya adalah terbentuknya hubungan-hubungan logis di antara konsep-
konsep atau skema-skema.
Piaget mengemukakan bahwa pada usia Sekolah Dasar siswa akan memiliki kemampuan
berpikir operasional konkret (concrete operation) yang disebut sebagai masa performing
operation.
11. 5. Perkembangan Moral
Perkembangan moral yang harus dimiliki siswa Sekolah Dasar adalah
kemampuan bertindak menjadi orang baik. Tindakan yang dilakukan selalu
berorientasi pada orang lain yang dianggap berbuat baik. Bahkan siswa akan
melakukan tindakan yang baik apabila orang lain merasa senang.
6. Perkembangan Eksresif
Pola perkembangan ekspresif siswa Sekolah Dasar dapat dilihat dari kegiatan
ungkapan bermain dan kegiatan seni (art). Siswa Sekolah Dasar sudah
menyadari aturan dari suatu permainan, bahkan siswa pada usia itu sudah
mulai membina hobinya.
7. Aspek-aspek Intelegensi
Dalam psikologi, teori Gardner (Utami Munandar, 1999; 265) membedakan
jenis intelegensi.