1. rasional pengembangan dan elemen perubahan kurikulum 2013PPKHBFISIKAPATI
1. Kurikulum 2013 membawa perubahan paradigma pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kompetensi abad 21 seperti berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kemampuan menggunakan teknologi.
2. Kompetensi yang dikembangkan tidak hanya pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan yang relevan dengan tuntutan zaman.
3. Model pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan kemampuan peserta did
Teks tersebut membahas tentang proses pembuatan kebijakan publik yang meliputi 4 tahap yaitu penyusunan agenda, formulasi kebijakan, legitimasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan. Juga membahas tentang analisis kebijakan publik yang bertujuan memberikan rekomendasi kepada pembuat kebijakan.
1. rasional pengembangan dan elemen perubahan kurikulum 2013PPKHBFISIKAPATI
1. Kurikulum 2013 membawa perubahan paradigma pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kompetensi abad 21 seperti berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kemampuan menggunakan teknologi.
2. Kompetensi yang dikembangkan tidak hanya pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan yang relevan dengan tuntutan zaman.
3. Model pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan kemampuan peserta did
Teks tersebut membahas tentang proses pembuatan kebijakan publik yang meliputi 4 tahap yaitu penyusunan agenda, formulasi kebijakan, legitimasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan. Juga membahas tentang analisis kebijakan publik yang bertujuan memberikan rekomendasi kepada pembuat kebijakan.
Pro-kontra Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA)Ismail Fahmi
LATAR BELAKANG
• Berdasarkan UUD Pasal 28H ayat (1) setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan Kesehatan.
• Berkaitan dengan tempat tinggal, Negara dan Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memenuhi hal tersebut.
• PP Tapera yang ditetapkan pada 20 Mei 2024 menjadi salah satu kebijakan yang dikeluarkan terkait dengan tempat tinggal.
• Kebijakan tersebut menuai pro-kontra di masyarakat. Diskusi di media sosial terjadi sangat keras dan melibatkan berbagai pihak.
teori dan implementasi kebijakan publik.pptxAsistenakuntan
Kami bagikan salah satu slide power point yang berjudul teori dan implementasi kebijakan publik.
File presentasi ini bisa Anda jadikan sebagai bahan belajar kaitanya dengan pemahaman mengenai kebijakan publik.
Bagi Anda yang
https://jasatugasakuntansi.com/
Tiga poin utama dokumen tersebut adalah:
1. Pentingnya partisipasi publik dalam penyusunan kebijakan pemerintah untuk menampung berbagai kepentingan dan mendapat dukungan publik.
2. Model-model kebijakan berguna untuk mengurangi kompleksitas masalah dan membantu pengambilan keputusan.
3. Peningkatan kualitas pelayanan publik diperlukan melalui penerapan manajemen mutu terpad
Dr. Dadang Solihin adalah Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah di Bappenas. Dokumen ini berisi ringkasan tentang latar belakang pribadi dan pekerjaan Dr. Solihin serta penjelasan mengenai konsep kebijakan publik, monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan, serta indikator kinerja.
Dokumentasi saran kebijakan adalah penyajian saran kebijakan secara
terstruktur dalam berbagai bentuk dokumen kebijakan
Dokumentasi saran kebijakan adalah penyajian saran kebijakan secara
terstruktur dalam berbagai bentuk dokumen kebijakan
Dokumentasi saran kebijakan adalah penyajian saran kebijakan secara
terstruktur dalam berbagai bentuk dokumen kebijakan
Dokumentasi saran kebijakan adalah penyajian saran kebijakan secara
terstruktur dalam berbagai bentuk dokumen kebijakan
Dokumentasi saran kebijakan adalah penyajian saran kebijakan secara
terstruktur dalam berbagai bentuk dokumen kebijakan
Pro-kontra Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA)Ismail Fahmi
LATAR BELAKANG
• Berdasarkan UUD Pasal 28H ayat (1) setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan Kesehatan.
• Berkaitan dengan tempat tinggal, Negara dan Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memenuhi hal tersebut.
• PP Tapera yang ditetapkan pada 20 Mei 2024 menjadi salah satu kebijakan yang dikeluarkan terkait dengan tempat tinggal.
• Kebijakan tersebut menuai pro-kontra di masyarakat. Diskusi di media sosial terjadi sangat keras dan melibatkan berbagai pihak.
teori dan implementasi kebijakan publik.pptxAsistenakuntan
Kami bagikan salah satu slide power point yang berjudul teori dan implementasi kebijakan publik.
File presentasi ini bisa Anda jadikan sebagai bahan belajar kaitanya dengan pemahaman mengenai kebijakan publik.
Bagi Anda yang
https://jasatugasakuntansi.com/
Tiga poin utama dokumen tersebut adalah:
1. Pentingnya partisipasi publik dalam penyusunan kebijakan pemerintah untuk menampung berbagai kepentingan dan mendapat dukungan publik.
2. Model-model kebijakan berguna untuk mengurangi kompleksitas masalah dan membantu pengambilan keputusan.
3. Peningkatan kualitas pelayanan publik diperlukan melalui penerapan manajemen mutu terpad
Dr. Dadang Solihin adalah Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah di Bappenas. Dokumen ini berisi ringkasan tentang latar belakang pribadi dan pekerjaan Dr. Solihin serta penjelasan mengenai konsep kebijakan publik, monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan, serta indikator kinerja.
Dokumentasi saran kebijakan adalah penyajian saran kebijakan secara
terstruktur dalam berbagai bentuk dokumen kebijakan
Dokumentasi saran kebijakan adalah penyajian saran kebijakan secara
terstruktur dalam berbagai bentuk dokumen kebijakan
Dokumentasi saran kebijakan adalah penyajian saran kebijakan secara
terstruktur dalam berbagai bentuk dokumen kebijakan
Dokumentasi saran kebijakan adalah penyajian saran kebijakan secara
terstruktur dalam berbagai bentuk dokumen kebijakan
Dokumentasi saran kebijakan adalah penyajian saran kebijakan secara
terstruktur dalam berbagai bentuk dokumen kebijakan
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan evaluasi kebijakan pembangunan yang meliputi menilai dampak program, mengambil keputusan berbasis bukti, merumuskan kebijakan baru, memperbaiki akuntabilitas, mendokumentasikan pengetahuan, dan mempelajari agar tidak terulang. Dokumen juga membahas pentingnya merencanakan utilisasi hasil evaluasi sejak awal agar dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keput
Perubahan mandat Kemenpan dan RB menuntut transformasi mereka menjadi lembaga penggerak reformasi birokrasi. Hal ini memerlukan perubahan struktur, kebijakan, budaya, dan kapasitas SDM. Manajemen perubahan yang efektif perlu meyakinkan dukungan, membuat roadmap jelas, serta mengalokasikan sumber daya memadai untuk melembagakan perubahan secara komprehensif.
Evidence based monitoring of local government2Agus Dwiyanto
The document discusses evidence-based monitoring of local government performance in Indonesia. It describes surveys conducted to collect baseline data on decentralization, governance practices, and service delivery. The surveys measured indicators like health coverage, education spending, and transparency. The data was used to evaluate the effects of decentralization reforms and compare governance performance across regions. It also describes a survey of newly created regions that analyzed economic growth, service quality, business climate, and governance quality to assess regional performance.
Dokumen tersebut membahas tentang inovasi di sektor publik Indonesia. Beberapa poin utama yang diangkat adalah tentang pentingnya inovasi kelembagaan, pelayanan, dan tata kelola pemerintahan guna meningkatkan kinerja pemerintah di tengah tantangan globalisasi dan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya membangun kapasitas aparatur negara dalam melakukan inovasi demi meningkatkan layanan kepada
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi SPM (Standar Pelayanan Minimal) di Indonesia, khususnya masalah dan tantangan yang dihadapi. Beberapa poin utama meliputi (1) pemahaman dan internalisasi SPM belum optimal di pemerintah dan daerah, (2) alokasi sumber daya belum sepenuhnya mendukung pencapaian target SPM, (3) standar SPM yang tinggi dan luas cakupannya menyulitkan pencapaian. Perbaikan yang disarankan adal
Dokumen tersebut memberikan tips dalam pengembangan kuesioner survei, diantaranya perlu melihat kuesioner sebelumnya untuk inspirasi, kuesioner harus sesuai tujuan survei, perlu ada trade off antara keluasan dan kedalaman informasi, pertanyaan dan jawaban harus konsisten, satu pertanyaan hanya untuk satu item, dan perlu meminta informasi fakta bukan opini.
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi SPM (Standar Pelayanan Minimal) di Indonesia, khususnya masalah dan tantangan yang dihadapi. Beberapa poin utama meliputi (1) pemahaman dan internalisasi SPM belum optimal di pemerintah dan daerah, (2) alokasi sumber daya belum sepenuhnya mendukung pencapaian target SPM, (3) standar SPM yang tinggi dan luas cakupannya menyulitkan pencapaian. Perbaikan yang disarankan adal
Dokumen memberikan tips dalam pengembangan kuesioner survei, diantaranya perlu melihat kuesioner sebelumnya untuk inspirasi, kuesioner harus sesuai tujuan survei, perlu ada trade off antara keluasan dan kedalaman informasi, pertanyaan dan jawaban harus konsisten, satu pertanyaan hanya untuk satu item, pilihan jawaban harus lengkap dan tidak tumpang tindih, lebih baik bertanya tentang pengalaman daripada opini, serta bertanya tentang
Dokumen tersebut membahas tentang tantangan dalam mendukung terbentuknya Masyarakat ASEAN pada tahun 2015. Tantangan internal meliputi perlunya reformasi tata kelola pemerintahan dan peningkatan kapasitas SDM sektor publik, sedangkan tantangan eksternal meliputi perlunya kerja sama antar negara ASEAN dalam penguatan pemahaman dan kesiapan masyarakat akan Masyarakat ASEAN. Dokumen ini menekankan pentingnya kolabor
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
Keberadaan Nganjuk sebagai kabupaten yang memiliki resiko bencana berskala sedang menjadi fokus pembahasan dalam FGD Lingkungan yang di gelar di Dinas Lingkungan Hidup Kab. Nganjuk.
Dalam kegiatan FGD yang di hadiri seluruh Komunitas, Pemangku Kebijakan (Dinas Kehutanan Jawa Timur, FPRB Nganjuk, BPBD Nganjuk) tersebut menyoroti pentingnya kolaborasi antar pihak untuk melakukan aksi mitigasi pengurangan resiko bencana.
Dalam Paparan ini, Pelestari Kawasan Wilis memaparkan konsep mitigasi yang bertumpu pada perlindungan sumber mata Air. Hal ini selaras dengan aksi & kegiatan yang telah dilakukan sejak 2020, dimana Perkawis mengambil peran konservasi di sekitar lereng Wilis
2. Variabel yang penting dalam
implementasi
¢ Konsentrasi kerugian
¢ Tersebar pada stakeholders yang luas
dan publik:
¢ protes masyarakat dan stakeholders akan meluas dan
keras; isu kebijakan bisa meluas pada hal-hal lain
yang sebelumnya tidak terlalu menarik perhatian
masyarakat luas; ancaman terhadap legitimasi rezim
besar
¢ Kalau kapasitas rezim mengatasi resistensi terbatas,
kebijakan seperti ini justru bisa memunculkan
kebijakan yg bertolak belakang
¢ Misal: kenaikan harga BBM, menghasilkan subsidi
BBM
3. Pemerintah:
Reaksi publik tidak meluas tetapi menimbulkan
resistensi dari birokrasi. Tergantung pada apakah
reaksi dari birokrasi bisa menimbulkan implikasi yang
meluas dampaknya pada publik. Kalau resistensi
birokrasi menimbulkan gangguan kepentingan publik
dan bisa memancing solidaritas masyarakat maka
kelangsungan kekuasaan bisa terganggu.
Misal kasus Kebijakan mutasi pegawai di Kampar dan
perlakuan Bupati pad guru yang reaksinya bisa
menurunkan Bupati. Kebijakan perampingan birokrasi
yang tidak menimbulkan reaksi publik yang luas
Konsentrasi Kerugian
4. Penyebaran Manfaat
¢ Terkonsentrasi Pada Pemerintah
¢ Banyak kebijakan publik yang manfaatnya
terkonsentrasi pada pemerintah kesulitan mencari
dukungan dari publik. Misalnya, privatisasi, kenaikan
harga BBM dan listrik, dsb.
¢ Isunya adalah bagaimana meyakinkan publik bahwa
kebijakan itu pada akhirnya memberi manfaat pada
publik? Kalau tidak, dalam Implementasi kebijakan
bisa terganggu terutama kalau terjadi resistensi dari
manajemen. Misal, kasus privatisasi Indosat
¢ Untuk memperoleh dukungan dari publik harus ada
rasionalitas yang jelas dan kaitan yang erat dengan
kepentingan publik
5. Penyebaran Manfaat
¢ Manfaat tersebar ke banyak
stakeholders:
¢ Kalau kerugian terkonsentrasi pada
pemerintah sementara manfaat tersebar pada
banyak stakeholders dan masyarakat luas,
maka dukungan terhadap kebijakan akan
mudah diperoleh. Misalnya, kebijakan
reformasi birokrasi pelayanan publik,
transparansi, dan akuntabilitas pemerintahan.
¢ Kalau dukungan publik meluas maka
dukungan publik bisa menjadi kekuatan yang
bisa menekan resistensi birokrasi.
6. Dukungan Administratif dan
Teknis
¢ Implementasi kebijakan akan relatif mudah
jika kebijakan tidak menuntut dukungan
administratif dan teknis yang besar dan
berkelanjutan. Misal, devaluasi dan
kenaikan BBM
¢ Namun, jika kebijakan itu berinteraksi
dengan masalah sosial lainnya, maka bisa
saja muncul masalah baru yang bisa
mengganggu kelangsungan kebijakan
7. Dukungan Administratif dan
Teknis
¢ Jika kebijakan itu menuntut dukungan
administratif dan teknis yang kompleks,
manfaat kebijakan belum bisa dirasakan
oleh masyarakat sementara masalah
implementasi mulai bermunculan. Misal,
kebijakan otonomi daerah
¢ Dalam situasi seperti ini peran birokrasi
sangat besar. Kapasitas mereka dalam
mereformasi dirinya dan memberi dukungan
teknis terhadap implementasi kebijakan
sangat kritis
8. Partisipasi masyarakat dan
stakeholders
¢ Kalau kebijakan publik membutuhkan
partisipasi stakeholders yang luas, masalah
implementasi akan muncul. Sebaliknya,
implementasi kebijakan menjadi sederhana
kalau tidak membutuhkan keterlibatan
stakeholders
¢ Jika manfaat kebijakan tidak jelas,
mobilisasi stakeholders untuk mendukung
implementasi akan sulit. Kalau manfaat
kebijakan bisa segera dirasakan maka
mobilisasi akan menjadi lebih mudah
9. Lamanya waktu yang
diperlukan
¢ Kebijakan publik yang membutuhkan waktu
yang lamanya untuk mewujudkan tujuan
akan cenderung memiliki masalah
implementasi yang rumit. Kebijakan publik
semacam ini cenderung menggeser konflik
ke arena publik.
¢ Analis kebijakan harus bisa merancang
kebijakan yang tujuannya jangka panjang
menjadi lebih mudah dirasakan manfaatnya
dalam jangka pendek
10. Apa yang harus diperhatikan
untuk menilai risorsis politik?
¢ Seberapa besar legitimasi pemerintah? Jarang sekali
pemerintah jatuh karena sebuah isu kebijakan.
Pemerintah biasanya jatuh karena akumulasi
kekecewaan terhadap serangkaian kebijakan
¢ Apakah kebijakan berdiri sendiri atau terkait dengan
kebijakan tidak populer lainnya? Kalau berdiri sendiri
relatif lebih mudah mengatasinya
¢ Seberapa besar otonomi dimiliki oleh pemerintah?
Kalau otonomi pemerintah terbatas karena
kelangsungannya tergantung pada kelangengan dari
koalisi yang ada maka kemampuan memobilisasi
risorsis politik tergantung pada seberapa jauh
kebijakan itu mengganggu kepentingan mitra koalisi
11. Apa yang harus diperhatikan
untuk menilai risorsis politik?
¢ Apakah ada konsensus dari elit politik untuk
memberi dukungan terhadap kebijakan itu?
¢ Apa reaksi media, pemodal, sektor swasta,
militer, dan pemuka agama terhadap
kebijakan itu?
¢ Kalau ada dukungan elit politik dan respon
berbagai stakeholder diatas positif
dukungan politik bisa dimobilisir dengan
relatif mudah dan cepat
12. Lokasi
¢ Apakah pendukung dan penentang
kebijakan terkonsentrasi atau tersebar.
Kalau terkonsentrasi maka peran mereka
dalam memberi dukungan politik atau
sebaliknya akan mudah dan cepat
dilakukan.
¢ Mereka yang tinggal di kota mudah
mengakses informasi dan karena mudah
dimobilisir dukungannya daripada yang di
pedesaan. Kemampuan memobilisir dengan
cepat memiliki pengaruh psikologis yang
besar dalam membentuk opini publik
13. Organisasi
¢ Kelompok yang terorganisir akan mudah
digerakan dan memberi respon yang cepat
terhadap kebijakan
¢ Kelompok yang terorganisir biasanya
memiliki sistim komunikasi internal dan
struktur kepemimpinan yang efektif
¢ Sistim komunikasi dan kepemimpinan ini
akan dapat dengan cepat membentuk
persepsi dan sikap mereka terhadap
kebijakan
14. Kondisi sosial ekonomi
¢ Mereka yang terdidik dan memiliki status
ekonomi yang baik memiliki akses terhadap
informasi lebih besar dan cepat
¢ Mereka juga lebih mampu membaca
kebijakan, apakah menguntungkan atau
merugikan, karena sikap mereka terhadap
kebijakan menjadi semakin jelas
¢ Analis harus bisa memperkirakan sikap dari
berbagai kelompok terhadap kebijakan dan
mencari cara untuk bisa memobilisasi
dukungan untuk menyukseskan
implementasi kebijakan
15. Sumberdaya Birokrasi: Keuangan,
manajerial, dan teknis
¢ Sumberdaya keuangan:
¢ anggaran pemerintah selalu terbatas, namun sering
ada peluang utk memobilisir anggaran dari yg tidak
terpakai; kemampuan utk menjalin hubungan dg
penguasa anggaran sangat penting
¢ Menjalin hubungan dg donor; dukungan dari donor
sering menjadi insentif utk mendorong reformasi
kebijakan; donor sering ingin memperoleh kredit
dari reformasi
¢ Relatif mudah digerakan dan tidak perlu waktu yang
lama
16. ¢ Sumberdaya manajerial: dukungan
manajerial dlm bentuk pengerahan
personalia, pengendalian anggaran, dan
dukungan dari sistim birokrasi sangat
¢ Kemampuan menggerakan birokrasi untuk
mendukung implementasi kebijakan sangat
kritis karena birokrasi agen pelaksana yang
paling penting
¢ Birokrasi relatif bisa digerakan dengan lebih
cepat dibandingkan dengan sektor swasta
¢ Training dan sosialisasi dalam birokrasi
diperlukan supaya ada predisposisi yang
positif terhadap kebijakan baru
17. ¢ Dukungan Teknis: kemampuan teknis
sangat penting dalam mendukung
implementasi. Misal, dalam implementasi
Otda, kemampuan legal drafting, analisis
dan rancang bangun organisasi, analisis
kebijakan, kecakapan politik dan negosiasi,
dan kewirausahaan sangat penting
perannya dalam keberhasilan otda
¢ Untuk membangun kemampuan teknis
sering memperlukan waktu yang agak lama
¢ Perubahan mindset dan pelatihan perlu
dilakukan