SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Stoikiometri
Reaksi
KIMIA A2
Kelompok 1 A2
“”
Fauziah Muthi Millatina 1207040024
Fitria Listi Novianti 1207040027
Hana Rahmawati 1207040030
Ima Nurul Imaniah 1207040035
Intan Junia Anggara 1207040036
Jajat Sudrajat 1207040040
Muhamad Farhan 1207040043
Ali Fahd 1207040089
Table of Contents
Prinsip Kerja
Tujuan
Alat & Bahan
01
Prosedur Kerja
& Hasil Pengamatan
03
02
04
Table of Contents
Kesimpulan
Hasil & Pembahasan
Daftar Pustaka
05
07
06
Tujuan Praktikum
01
01
02
03
Mengetahui koefisien reaksi titik
optimum berdasarkan reaksi
pembentukan endapan.
Dapat menghitung Hasil reaksi
berdasarkan konsep mol.
Membandingkan hasil percobaan
stoikiometri Kompleks Amina dan
tembaga berdasarkan literatur
atau dasar teori.
Prinsip Kerja
02
Dua jenis zat yang berbeda yakni CuSO4 0,1 M dan NaOH 0,1 M,
Yang direaksikan di dalam suatu tabung reaksi dengan jumlah
volume yang berbeda, sehingga menghasilkan endapan dengan tinggi
yang berbeda pula. Lalu dianalisis untuk mengetahui titik optimum,
sehingga dapat mengetahui perbandingan koefisien reaksi dari hasil
penyetaraan, dan perbandingan koefisien reaksi dari mengetahui titik
optimum.
1
2
Beberapa alat praktikum seperti gelas kimia dan tabung reaksi
ditimbang dalam neraca analitik yang kemudian diterakan dan dicatat
massa dari tabung reaksi tersebut. Kemudian ditambahkan sejumlah
zat kimia ke dalam tabung reaksi tersebut, yakni Pb asetat dan kalium
iodida secara berkala, lalu dicatat kembali perubahan masa setiap
penambahan zat kimia tersebut.
3
Sejumlah zat kimia seperti amoniak 1 M, aquades, dan kloroform
pada volume tertentu disatukan dan dicampurkan di dalam tabung
ekstraksi yang kemudian dihomogenkan, sehingga membentuk suatu
campuran yang memiliki dua fase yang saling berpisah. Fase atas
yang merupakan fase minyak, kemudian dititrasi oleh HCl 0.1 M
dengan bantuan metil merah sehingga mengalami perubahan pada
bagian warna larutan tersebut.
4
Sejumlah zat kimia seperti CuSO4 0,1 M, amoniak 1 M, dan
kloroform pada volume tertentu itu disatukan dan dicampurkan di
dalam tabung ekstraksi yang kemudian dihomogenkan, sehingga
membentuk suatu campuran yang memiliki dua fasa yang saling
terpisah. Fase atas yang merupakan fase minyak, kemudian dititrasi
oleh HCL 0,1 M dengan bantuan metil merah sehingga mengalami
perubahan pada bagian warna larutan tersebut.
Alat & Bahan
03
Venus has a beautiful name
and is the second planet from
the Sun. It’s terribly hot, even
hotter than Mercury
Mercury is the closest planet
to the Sun and the smallest
one in the Solar System—it’s
larger than the Moon
US
Them
Alat
Tabung Reaksi
& Rak Tabung
Gelas Kimia
100 mL Gelas Ukur Penggaris Neraca Analitik
Labu Ekstraksi
Labu
Erlenmeyer Pipit Tetes Buret Statif & Klem
Venus has a beautiful name
and is the second planet from
the Sun. It’s terribly hot, even
hotter than Mercury
Mercury is the closest planet
to the Sun and the smallest
one in the Solar System—it’s
larger than the Moon
US
Them
Bahan
CuSO4 0,1 M
Kloroform
H2O
NH3 1 M
NaOH 0,1 M Pb(CH3COO)2
0,1 M
KI 0,1 M
Indikator Metil
Merah
HCl 0,1 M
Prosedur Kerja
& Hasil Pengamatan
04
Reaksi Pengendapan
Larutan CuSO4 0,1 M, direaksikan
dengan larutan NaOH 0,1 M dengan
jumlah volume yang berbeda-beda.
(5 ml CuSO4 0.1 M dan 1 mL NaOH 0.1 M)
(4 ml CuSO4 0.1 M dan 2 mL NaOH 0.1 M)
(3 ml CuSO4 0.1 M dan 3 mL NaOH 0.1 M)
(2 ml CuSO4 0.1 M dan 4 mL NaOH 0.1 M)
(1 ml CuSO4 0.1 M dan 5 mL NaOH 0.1 M)
(Dihomogenkan)
Campuran dibiarkan selama beberapa saat
hingga membentuk suatu endapan.
Ukur ketinggian endapan yang dihasilkan
dari masing-masing percobaan.
Hasil
Reaksi Pengendapan
Larutan CuSO4 berwarna biru
Larutan NaOH tidak berwarna
Perlakuan Pengamatan
Tinggi
Endapan (mm)
5 mL CuSO4 + 1 mL NaOH
Membentuk Endapan biru muda, Larutan tidak
berwarna
3
4 mL CuSO4 + 2 mL NaOH
Membentuk Endapan biru muda, Larutan tidak
berwarna
5
3 mL CuSO4 + 3 mL NaOH
Membentuk Endapan biru muda, Larutan tidak
berwarna
7
2 mL CuSO4 + 4 mL NaOH
Membentuk Endapan biru muda, Larutan tidak
berwarna
9
1 mL CuSO4 + 5 mL NaOH
Membentuk Endapan hijau lumut, Larutan
tidak berwarna
10
Reaksi Timbal Asetat dan Kalium Iodida
Gelas kimia ukuran 100 dimasukkan ke
dalam neraca analitik.
(Dizerokan)
Tabung reaksi kosong dimasukkan ke
dalam neraca analitik bersama dengan
gelas kimia untuk diambil data massa.
(Keluarkan dari neraca)
Masukkan larutan Pb asetat 0.1 M
sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi
(Masukkan lagi ke dalam neraca)
(Catat perubahan massanya)
Tambahkan larutan kalium iodida 0.1 M
sebanyak 2 mL ke dalam tabung tersebut
(Catat perubahan massanya)
Hasil
Reaksi Timbal Asetat dan Kalium Iodida
Larutan Pb(CH3COO)2 tidak berwarna
Larutan KI tidak berwarna
Pb(CH3COO)2 + KI = Membentuk larutan berwarna kuning
Perlakuan Massa (Gram)
Gelas Kimia 34.7974
Tabung Reaksi 20.000
Tabung reaksi + Pb(CH3COO)2 20.2568
Tabung reaksi + Pb(CH3COO)2 + KI 22.0354
Diperoleh :
Massa Pb CH3COO 2 = 0.2568 gram
Massa KI = 1.7786 gram
𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 (𝑎𝑞 + 2𝐾𝐼 𝑎𝑞
→ 𝑃𝑏𝐼2 (𝑆 + 2𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐾 𝑎𝑞
Stoikometri kompleks Amina
Masukkan 10 mL larutan amoniak 1 M, 10
mL aquades, dan 25 mL kloroform ke
dalam labu ekstraksi.
(Diaduk selama 5 menit)
(Pastikan keran labu selalu dibuka secara berkala)
Labu didiamkan agar terjadi proses
pemisahan dan terbentuk dua fase.
Fase minyak diambil dan ditetesi dengan
indikator metil merah.
(Kedua fase tersebut diambil dan dipisahkan)
Campuran dititrasi dengan menggunakan
HCl 0,1 M hingga terjadi perubahan warna
Hasil
Perlakuan Pengamatan
Pencampuran dan pengadukan antara 10 mL
amoniak 1M, 10 mL aquades, dan 25 mL
kloroform
Membentuk larutan berwarna putih
Labu ekstraksi didiamkan selama 5 menit
Terjadi pemisahan, sehingga membentuk
fase atas dan fase bawah
Pada saat fase atas ditetesi dengan indikator
metil merah
Pembentuk campuran berwarna kuning
Pada saat campuran dititrasi dengan HCl 0,1
M
Membentuk campuran berwarna kuning
pucat
Stoikiometri Kompleks Amina
Stoikiometri Kompleks Tembaga
Masukkan 10 mL larutan amoniak 1 M, 10
mL larutan CuSO4 0.1 M, dan 25 mL
kloroform ke dalam labu ekstraksi.
(Diaduk selama 5 menit)
(Pastikan keran labu selalu dibuka secara berkala)
Labu didiamkan agar terjadi proses
pemisahan dan terbentuk dua fase.
(Kedua fase tersebut diambil dan dipisahkan)
Fase minyak dan fase air diambil dan
ditetesi dengan indikator metil merah.
Masing-masing campuran dititrasi dengan
menggunakan HCl 0,1 M hingga terjadi
perubahan warna.
Hasil
Perlakuan Pengamatan
Pencampuran dan pengadukan
antara 10 mL CuSO4 0.1M, 10
mL amoniak 1 M, dan 25 mL
kloroform
Membentuk larutan berwarna
biru
Labu ekstraksi didiamkan
selama 5 menit
Terjadi pemisahan, sehingga
membentuk fase atas dan fakta
bawah
Pada saat fase atas ditetesi
dengan indikator metil merah
Pembentuk campuran
berwarna biru tua
Pada saat fase bawah ditetesi
dengan indikator metil merah
Membentuk campuran
berwarna kuning pudar
Pada saat campuran fasa atas
dititrasi dengan HCl 0,1 M
Membentuk campuran
berwarna biru muda
Pada saat campuran fasa
bawah dititrasi dengan HCl 0,1
M
Membentuk campuran
berwarna merah muda
Stoikiometri Kompleks Tembaga
Hasil & Pembahasan
05
Pengolahan Data
● Reaksi 5 ml 𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 0.1 M dan 1 mL 𝑵𝒂𝑶𝑯 0.1 M
Mol 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = Molaritas 𝐶𝑢𝑆𝑂4 × Volume 𝐶𝑢𝑆𝑂4
= 0,1 M × 5 mL
= 0,5 mmol
Mol 𝑁𝑎𝑂𝐻 = Molaritas 𝑁𝑎𝑂𝐻 × Volume 𝑁𝑎𝑂𝐻
= 0,1 M × 1 mL
= 0,1 mmol
Stoikiometri Reaksi Pengendapan
2𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑞 + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 𝑎𝑞 → 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 𝑠 + 𝑁𝑎2𝑆𝑂4 𝑎𝑞
Mula-mula 0,1 mmol 0,5 mmol - -
Reaksi 0,1 mmol 0,05 mmol 0,05 mmol 0,05 mmol
Sisa - 0,45 mmol 0,05 mmol 0,05 mmol
Massa 𝑪𝒖 𝑶𝑯 𝟐
= Mol 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 × Massa Molar 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2
= 0,00005 mol × 97,5 gram/mol
= 0,004875 gram
● Reaksi 4 ml 𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 0.1 M dan 2 mL 𝑵𝒂𝑶𝑯 0.1 M
Mol 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = Molaritas 𝐶𝑢𝑆𝑂4 × Volume 𝐶𝑢𝑆𝑂4
= 0,1 M × 4 mL
= 0,4 mmol
Mol 𝑁𝑎𝑂𝐻 = Molaritas 𝑁𝑎𝑂𝐻 × Volume 𝑁𝑎𝑂𝐻
= 0,1 M × 2 mL
= 0,2 mmol
Stoikiometri Reaksi Pengendapan
2𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑞 + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 𝑎𝑞 → 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 𝑠 + 𝑁𝑎2𝑆𝑂4 𝑎𝑞
Mula-mula 0,2 mmol 0,4 mmol - -
Reaksi 0,2 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol
Sisa - 0,3 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol
Massa 𝑪𝒖 𝑶𝑯 𝟐
= Mol 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 × Massa Molar 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2
= 0,0001 mol × 97,5 gram/mol
= 0,00975 gram
● Reaksi 3 ml 𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 0.1 M dan 3 mL 𝑵𝒂𝑶𝑯 0.1 M
Mol 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = Molaritas 𝐶𝑢𝑆𝑂4 × Volume 𝐶𝑢𝑆𝑂4
= 0,1 M × 3 mL
= 0,3 mmol
Mol 𝑁𝑎𝑂𝐻 = Molaritas 𝑁𝑎𝑂𝐻 × Volume 𝑁𝑎𝑂𝐻
= 0,1 M × 3 mL
= 0,3 mmol
Stoikiometri Reaksi Pengendapan
2𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑞 + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 𝑎𝑞 → 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 𝑠 + 𝑁𝑎2𝑆𝑂4 𝑎𝑞
Mula-mula 0,3 mmol 0,3 mmol - -
Reaksi 0,3 mmol 0,15 mmol 0,15 mmol 0,15 mmol
Sisa - 0,15 mmol 0,15 mmol 0,15 mmol
Massa 𝑪𝒖 𝑶𝑯 𝟐
= Mol 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 × Massa Molar 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2
= 0,00015 mol × 97,5 gram/mol
= 0,014625 gram
● Reaksi 2 ml 𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 0.1 M dan 4 mL 𝑵𝒂𝑶𝑯 0.1 M
Mol 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = Molaritas 𝐶𝑢𝑆𝑂4 × Volume 𝐶𝑢𝑆𝑂4
= 0,1 M × 2 mL
= 0,2 mmol
Mol 𝑁𝑎𝑂𝐻 = Molaritas 𝑁𝑎𝑂𝐻 × Volume 𝑁𝑎𝑂𝐻
= 0,1 M × 4 mL
= 0,4 mmol
Stoikiometri Reaksi Pengendapan
2𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑞 + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 𝑎𝑞 → 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 𝑠 + 𝑁𝑎2𝑆𝑂4 𝑎𝑞
Mula-mula 0,4 mmol 0,2 mmol - -
Reaksi 0,4 mmol 0,2 mmol 0,2 mmol 0,2 mmol
Sisa - - 0,2 mmol 0,2 mmol
Massa 𝑪𝒖 𝑶𝑯 𝟐
= Mol 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 × Massa Molar 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2
= 0,0002 mol × 97,5 gram/mol
= 0,0195 gram
● Reaksi 1 ml 𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 0.1 M dan 5 mL 𝑵𝒂𝑶𝑯 0.1 M
Mol 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = Molaritas 𝐶𝑢𝑆𝑂4 × Volume 𝐶𝑢𝑆𝑂4
= 0,1 M × 1 mL
= 0,1 mmol
Mol 𝑁𝑎𝑂𝐻 = Molaritas 𝑁𝑎𝑂𝐻 × Volume 𝑁𝑎𝑂𝐻
= 0,1 M × 5 mL
= 0,5 mmol
Stoikiometri Reaksi Pengendapan
2𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑞 + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 𝑎𝑞 → 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 𝑠 + 𝑁𝑎2𝑆𝑂4 𝑎𝑞
Mula-mula 0,5 mmol 0,1 mmol - -
Reaksi 0,2 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol
Sisa 0,3 mmol - 0,1 mmol 0,1 mmol
Massa 𝑪𝒖 𝑶𝑯 𝟐
= Mol 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 × Massa Molar 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2
= 0,0001 mol × 97,5 gram/mol
= 0,00975 gram
Reaksi Timbal Asetat & Kalium Iodida
● Diketahui :
Massa tabung reaksi = 20,000 gram
Massa tabung reaksi dan larutan 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 = 20,2568 gram
Massa tabung reaksi dan campuran 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 & 𝐾𝐼 = 22,0354 gram
● Ditanyakan : Berat produk percobaan?
● Jawaban :
Massa larutan 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 = 20,2568 - 20,000
= 0,2568 gram
Massa larutan campuran = 22,0354 - 20,000
= 2,0354 gram
Massa larutan 𝐾𝐼 = 2,0354 – 0,2568
= 1,7786 gram
Reaksi Timbal Asetat & Kalium Iodida
Oleh karena itu, berat produk percobaan dapat dicari dengan :
Berat produk percobaan = berat larutan campuran – (berat larutan 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 + berat larutan 𝐾𝐼
= 2,0354 - (0,2568 + 1,7786)
= 2,0354 – 2,0354
= 0 gram
Grafik
Pengamatan
Grafik
Stoikiometri
Reaksi
Pengendapan
Pembahasan
Percobaan Pertama
Stoikiometri Reaksi Pengendapan
Pada percobaan pertama, yaitu stoikiometri reaksi pengendapan telah didapatkan penggambaran atau
pengilustrasian berupa grafik serta perhitungan mol dan juga massa dari pengendapan Cu OH 2 dari
reaksi antara CuSO4 0,1 M dengan NaOH 0,1 M. Hal yang disebutkan tadi sudah dirincikan perhitungan
serta pengilustrasiannya pada bagian sebelumnya. Grafik yang diamati dari reaksi CuSO4 0,1 M dengan
NaOH 0,1 M telah didapatkan sumbu-x berupa volume larutan dengan satuan mililiter, serta sumbu-y
nya menyatakan tinggai endapan dari setiap reaksi tersebut.
Dari grafik hubungan tinggi endapan dengan volume larutan didapatkan hasil titik optimum dari percobaan
tersebut adalah 10 mm. Titik optimum percobaan didapatkan dari reaksi kelima, yakni pada saat 1 mL CuSO4
0,1 M dengan 5 mL NaOH 0,1 M. Untuk menentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum yang diperoleh
dari grafik yaitu harus menentukan terlebih dahulu molnya. Mol dari setiap percobaan telah dihitung di bagian
pengolahan data sebelumnya. Dari perhitungan diperoleh mol dari CuSO4 sebanyak 0,1 mmol atau 0,0001 mol,
sedangkan mol dari NaOH sebanyak 0,5 mmol atau 0,0005 mol.
Percobaan Pertama
Stoikiometri Reaksi Pengendapan
Karena pada dasarnya perbandingan koefisien akan sama dengan perbandingan mol,
maka koefisien yang didapatkan ialah 5:1. Maka, koefisien untuk NaOH yaitu 5 dan
koefisien untuk CuSO4 yaitu 1. Koefisien berdasarkan titik optimum dari percobaan dan
menyetarakan persamaan reaksi hasilnya berbeda. Sebab, dari persamaan reaksi
didapatkan koefisien untuk NaOH yaitu 2, sedangkan koefisien untuk CuSO4 yaitu 1.
Hal itu, disebabkan oleh tidak terlalu lamanya praktikan menunggu larutan tersebut
mengendap secara utuh. Sehingga, tidak didapatkan kesesuaian antara koefisien reaksi
yang diperoleh dari percobaan dengan menyetarakan persamaan reaksi.
Reaksi yang terjadi antara CuSO4 dan NaOH merupakan reaksi pengendapan yang ditandai dengan
terbentuknya produk yang tidak dapat larut atau biasa disebut dengan endapan. Reaksi yang terjadi
antara endapan yang dihasilkan yakni, Cu OH 2. Endapan Cu OH 2 terbentuk karena tidak larutnya
antara campuran reaksi CuSO4 dengan NaOH. Hal tersebut karena, Cu OH 2 mengandung (OH−
.
Senyawa yang mengandung (OH−
atau hidroksida tidak dapat larut, pengecualiannya adalah hidroksida
pada logam alkali, dengan diantaranya Li, Na, K, Cs, Rb, dan satu logam alkali tanah yaitu Ba OH 2.
Percobaan Pertama
Stoikiometri Reaksi Pengendapan
Pada reaksi 5 mL CuSO4 0,1 M dan 1 mL NaOH 0,1 M dihasilkan endapan Cu OH 2 sebanyak 0,004875
gram dengan tinggi endapan 3 mm dan menghasilkan endapan berwarna biru muda serta larutan tidak
berwarna. Pada reaksi 4 mL CuSO4 0,1 M dan 2 mL NaOH 0,1 M dihasilkan endapan Cu OH 2 sebanyak
0,00975 gram dengan tinggi 5 mm dan menghasilkan endapan berwarna biru muda serta larutan tidak
berwarna. Pada reaksi 3 mL CuSO4 0,1 M dan 3 mL NaOH 0,1 M dihasilkan endapan Cu OH 2 sebanyak
0,014625 gram dengan tinggi 7 mm dan menghasilkan endapan berwarna biru muda serta larutan tidak
berwarna. Pada reaksi 2 mL CuSO4 0,1 M dan 4 mL NaOH 0,1 M dihasilkan endapan Cu OH 2 sebanyak
0,0195 gram dengan tinggi endapan 9 mm dan menghasilkan endapan berwarna biru muda serta larutan tidak
berwarna. Pada reaksi 1 mL CuSO4 0,1 M dan 5 mL NaOH 0,1 M dihasilkan endapan Cu OH 2 sebanyak
0,00975 gram dengan tinggi endapan 10 mm dan menghasilkan endapan berwarna hijau lumut serta larutan
tidak berwarna.
Percobaan Pertama
Stoikiometri Reaksi Pengendapan
Dari kelima reaksi antara CuSO4 dan NaOH didapatkan volume yang
berbeda-beda, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kesalahan
pada percobaan pertama ini. Disebabkan oleh terdapat perbedaan
dengan teori bahwa semakin tinggi endapan, maka seharusnya
semakin banyak pula massa endapan yang mengendap. Karena pada
percobaan pertama ini massa terberat diperoleh dari reaksi keempat,
lalu ketiga, sedangkan pada reaksi kedua dan kelima diperoleh massa
yang sama untuk pengendapan. Sementara posisi paling ringan massa
endapannya diperoleh dari reaksi pertama.
A Picture Is Worth a Thousand Words
Percobaan Kedua – Reaksi Timbal Asetat & Kalium Iodida
Beralih pada percobaan kedua, yaitu reaksi antara 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 dengan 𝐾𝐼. Percobaan kedua ini bertujuan
untuk mengidentifikasi adanya perubahan berat antara 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 setelah ditambahkan larutan 𝐾𝐼 ke
dalamnya. Selain itu, apakah berat larutan campuran lebih besar dari jumlah total berat larutan 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2
dan 𝐾𝐼 sebelum direaksikan. Hal tersebut dapat kita peroleh bila datanya lengkap, tetapi pada percobaan yang
dilakukan oleh praktikan dapat dilihat bahwasanya praktikan tidak menimbang massa 𝐾𝐼 terlebih dahulu
sebelum akhirnya dicampurkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2. Sehingga berat produk
percobaan yang diperoleh ialah bernilai nol. Hal tersebut dapat diperoleh dari perumusannya yaitu berat larutan
campuran dikurangi dengan penjumlahan antara berat larutan 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 dengan larutan 𝐾𝐼 sebelum
direaksikan. Tetapi, apabila kita ingin mengetahui hasil berat produk percobaan dengan hasilnya sama dengan
nol seperti pada percobaan tersebut. Maka dapat kita peroleh dari penimbangan larutan oleh neraca analitik,
sehingga diperoleh massa tabung reaksi kosong adalah 20,000 gram, massa tabung reaksi dan larutan
𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 adalah 20, 2568 gram, dan massa tabung reaksi serta campuran antara larutan
𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 dengan 𝐾𝐼 sebanyak 22,0354 gram. Oleh karena itu, dapat diperoleh, massa larutan
𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 sebanyak 0,2568 gram, massa larutan campuran sebanyak 2,0354 gram, dan massa larutan
𝐾𝐼 sebanyak 1,7786 gram. Pada saat larutan 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 dan 𝐾𝐼 dicampurakan terjadi perubahan warna,
yaitu menjadi kuning. Hal ini, dapat diperoleh dari observasi secara kualitatif.
Langkah awal yang dilakukan pada prosedur ini yaitu dengan cara mengambil 10 ml
larutan NH3: 1 M, dan menambahkan 10 ml aquades kemudian di simpan ke dalam corong pisah.
Setelah itu menambahakn 25 ml larutan kloroform kedalam corong pisah tersebut. Dalam hal ini NH3
disebut zat terlarut yang akan terdistribusi, kloroform dan air disebut sebagai zat pelarut. Setelah
dikocok sampai homogen, larutan tersebut didiamkan, hal ini bertujuan agar proses distribusi larutan
NH3 dalam air dan kloroform berjalan maksimal atau sempurna sehingga terbentuk 2 lapisan yaitu NH3
dalam air dan NH3 dalam kloroform. Dari dua lapisan tersebut dapat diketahui lapisan atas yaitu NH3
dalam air sedangkan lapisan bawah yaitu NH3 dalam kloroform, hal ini dikarenakan densitas larutan
kloroform lebih besar dibandingkan air, yaitu 1,47 kg/L, sedangkan air yaitu 1 kg/L, sehingga yang
berada pada lapisan bawah yaitu NH3 dalam kloroform. Setelah itu memasukkan 10 ml larutan NH3
dalam kloroform ke dalam Erlenmeyer, untuk ditetesi dengan indikator metil merah. Indikator metil
merah digunakan sebagai penanda bahwa larutan tersebut asam atau basa, dengan trayek pH < 4.4;
sampai dengan 6.2. Akan menghasilkan warna merah apabila pH < 4.4, dan menghasilkan warna
kuning, apabila pH mencapai 6.2. Lalu, larutan dititrasi dengan larutan HCl 0.1 M. Larutan HCl
bersifat asam, sehingga digunakan untuk menurunkan pH.
Stoikiometri Kompleks Amina
Pada praktikum ini, campuran dapat dikatan mengalami distribusi, yang ditandai dengan
adanya pemisahan dua atau lebih larutan yang direaksikan. Menurut hukum Nernst, suatu zat terlarut
akan membagi dirinya antara dua cairan yang tak dapat campur sedemikian rupa sehingga angka
banding konsentrasi pada keseimbangan adalah kosntanta pada temperatur tertentu (Underwood, 1999).
Namun, campuran tersebut tidak dapat diketahui apakah signifikan atau tidak. Hal ini disebabkan
karena kurangnya data volume titran yang tidak dapat diketahui, sehingga praktikan tidak mampu
menghitung Koefisien Distribusi (KD) yang digunakan sebagai indicator kesignifikan suatu campuran.
Berdasarkan teori, campuran akan dikatakan terdistribusi secara signifikan apabila konsentrasi larutan
di air bernilai sama dengan konsentras larutan di zat organic, yakni bernilai 1.
Stoikiometri Kompleks Tembaga
Langkah awal yang dilakukan pada prosedur ini yaitu dengan cara mengambil 10 ml larutan
NH3: 1 M, dan menambahkan 10 ml CuSO4 0.1 M, dan menambahakn 25 ml larutan kloroform kedalam
corong pisah tersebut. Setelah dikocok sampai homogen, larutan tersebut didiamkan, hal ini bertujuan
agar proses distribusi larutan CuSO4 dalam air dan kloroform berjalan maksimal atau sempurna sehingga
terbentuk 2 lapisan yaitu CuSO4 dalam air dan CuSO4 dalam kloroform. Setelah itu, kedua larutan
tersebut didiamkan sehingga terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan atas berwarna biru dan lapisan bawah
berwarna bening. Kemudian memasukkan kedua fasa tersebut ke dalam erlenmeyer yang berbeda, untuk
ditetesi dengan indikator metil merah dan kemudian menitrasi dengan larutan HCl. Hasil titrasi
menunjukkan adanya perubahan pada warna larutan yang semakin cerah, baik pada fasa atas, maupun
pada fasa bawah. Pada fasa bawah, ketika ditetesi indicator metil merah terlihat mengalami perubahan
warna menjadi kuning, hal tersebut membuktikan bahwa pada fasa bawah, terdapat zat terdistribusi, yaitu
CuSO4 yang bersifat basa. Namun, ketika dititrasi dengan HCl 0.1 M, warna campuran terlihat semakin
merah. Itu artinya, pH campuran berubah menjadi asam setelah dititrasi dengan HCl
Sama seperti percobaan sebelumnya, pada praktikum ini, campuran dapat dikatan
mengalami distribusi, yang ditandai dengan adanya pemisahan dua atau lebih larutan yang direaksikan.
Namun, campuran tersebut tidak dapat diketahui apakah signifikan atau tidak. Hal ini disebabkan
karena kurangnya data volume titran yang tidak dapat diketahui, sehingga praktikan tidak mampu
menghitung Koefisien Distribusi (KD) yang digunakan sebagai indicator kesignifikan suatu campuran.
Berdasarkan teori, campuran akan dikatakan terdistribusi secara signifikan apabila konsentrasi larutan
di air bernilai sama dengan konsentras larutan di zat organic, yakni bernilai 1.
Kesimpulan
06
• Dapat diketahuinya koefisien reaksi
titik optimum berdasarkan reaksi
pembentukan endapan.
• Hasil reaksi berdasarkan mol dapat
dihitung.
• Dapat dibandingkannya hasil
percobaan stoikiometri kompleks
amina dan tembaga berdasarkan
literatur atau dasar teori.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
07
Daftar Pustaka
Kencanawati, C. I. P. K. (2012). Diktat
Mata Kuliah KIMIA DASAR (pp. 1–78).
Universitas Undayana.
Leba, M. A. U. (2017). Buku Ajar:
Ekstraksi dan Real Kromatografi. CV.
Budi Utama.
Sutresna, N., Sholehudin, D., & Herlina,
T. (2016). Buku Siswa Kimia. Grafindo
Media Pratama.
Biyantoro, D., & Purnawi, M. . (2013).
OPTIMASI PEMISAHAN Zr – Hf DENGAN
CARA EKSTRAKSI MEMAKAI SOLVEN TOPO.
Jurnal Teknik Bahan Nuklir, 9, 1–54.
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Thanks!
Do you have any questions?
Please keep this slide for attribution

More Related Content

What's hot

Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporanChaLim Yoora
 
Sifat Fisik dan Kimia Vanadium
Sifat Fisik dan Kimia VanadiumSifat Fisik dan Kimia Vanadium
Sifat Fisik dan Kimia VanadiumAhmad Dzikrullah
 
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstMetode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstAuliabcd
 
6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasi6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasiNhia Item
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprakpraditya_21
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Windha Herjinda
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanawd_amaliah
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiajayamartha
 
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropiTermodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropijayamartha
 
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenLaporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenqlp
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiAndreas Cahyadi
 
Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Tillapia
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriqlp
 
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 

What's hot (20)

Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporan
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
Sifat Fisik dan Kimia Vanadium
Sifat Fisik dan Kimia VanadiumSifat Fisik dan Kimia Vanadium
Sifat Fisik dan Kimia Vanadium
 
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstMetode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
 
6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasi6. mekanisme reaksi eliminasi
6. mekanisme reaksi eliminasi
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Sintesis Etil asetat
Sintesis Etil asetatSintesis Etil asetat
Sintesis Etil asetat
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
Kelompok 8 modul 2
Kelompok 8 modul 2Kelompok 8 modul 2
Kelompok 8 modul 2
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
 
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropiTermodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
 
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenLaporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasi
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
 
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
 

Similar to Stoikiometri Reaksi (1).pptx

Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaLaporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaFirda Shabrina
 
PPT KIMIA DASAR - Stoikiometri-1.pptx
PPT KIMIA DASAR - Stoikiometri-1.pptxPPT KIMIA DASAR - Stoikiometri-1.pptx
PPT KIMIA DASAR - Stoikiometri-1.pptx36MDhiyaUlhaq
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiIwan Setiawan
 
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletLaporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletqlp
 
Perubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksiPerubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksiPutri Yusril
 
Jbptitbpp gdl-auliaqiran-26437-1-laporan-i
Jbptitbpp gdl-auliaqiran-26437-1-laporan-iJbptitbpp gdl-auliaqiran-26437-1-laporan-i
Jbptitbpp gdl-auliaqiran-26437-1-laporan-iJepri Al Mudatsir
 
Laporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi KimiaNovi Alviadini
 
laporan perubahan entalpi reaksi kimia
laporan perubahan entalpi reaksi kimialaporan perubahan entalpi reaksi kimia
laporan perubahan entalpi reaksi kimiarendrafauzi
 
Modul kd 1_kim_pkim
Modul kd 1_kim_pkimModul kd 1_kim_pkim
Modul kd 1_kim_pkimEly Sari
 
Modul kd 1_kim_pkim
Modul kd 1_kim_pkimModul kd 1_kim_pkim
Modul kd 1_kim_pkimEly Sari
 
jbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.pptjbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.pptRahmat Anggi Marvianto
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokswd_amaliah
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriErnalia Rosita
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanSepta Septy
 

Similar to Stoikiometri Reaksi (1).pptx (20)

Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaLaporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
 
PPT KIMIA DASAR - Stoikiometri-1.pptx
PPT KIMIA DASAR - Stoikiometri-1.pptxPPT KIMIA DASAR - Stoikiometri-1.pptx
PPT KIMIA DASAR - Stoikiometri-1.pptx
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan Konsentrasi
 
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletLaporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
 
Perubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksiPerubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksi
 
Jbptitbpp gdl-auliaqiran-26437-1-laporan-i
Jbptitbpp gdl-auliaqiran-26437-1-laporan-iJbptitbpp gdl-auliaqiran-26437-1-laporan-i
Jbptitbpp gdl-auliaqiran-26437-1-laporan-i
 
Laporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi Kimia
 
Kimia rakter
Kimia rakterKimia rakter
Kimia rakter
 
Reaksi kimia
Reaksi kimiaReaksi kimia
Reaksi kimia
 
laporan perubahan entalpi reaksi kimia
laporan perubahan entalpi reaksi kimialaporan perubahan entalpi reaksi kimia
laporan perubahan entalpi reaksi kimia
 
Reaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporanReaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporan
 
Modul kd 1_kim_pkim
Modul kd 1_kim_pkimModul kd 1_kim_pkim
Modul kd 1_kim_pkim
 
Modul kd 1_kim_pkim
Modul kd 1_kim_pkimModul kd 1_kim_pkim
Modul kd 1_kim_pkim
 
jbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.pptjbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.ppt
 
Kimia volumetri
Kimia volumetriKimia volumetri
Kimia volumetri
 
Stoikiometri
StoikiometriStoikiometri
Stoikiometri
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum Stoikiometri
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringan
 
Laporan kimia
Laporan kimiaLaporan kimia
Laporan kimia
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 

Stoikiometri Reaksi (1).pptx

  • 2. Kelompok 1 A2 “” Fauziah Muthi Millatina 1207040024 Fitria Listi Novianti 1207040027 Hana Rahmawati 1207040030 Ima Nurul Imaniah 1207040035 Intan Junia Anggara 1207040036 Jajat Sudrajat 1207040040 Muhamad Farhan 1207040043 Ali Fahd 1207040089
  • 3. Table of Contents Prinsip Kerja Tujuan Alat & Bahan 01 Prosedur Kerja & Hasil Pengamatan 03 02 04
  • 4. Table of Contents Kesimpulan Hasil & Pembahasan Daftar Pustaka 05 07 06
  • 6. 01 02 03 Mengetahui koefisien reaksi titik optimum berdasarkan reaksi pembentukan endapan. Dapat menghitung Hasil reaksi berdasarkan konsep mol. Membandingkan hasil percobaan stoikiometri Kompleks Amina dan tembaga berdasarkan literatur atau dasar teori.
  • 8. Dua jenis zat yang berbeda yakni CuSO4 0,1 M dan NaOH 0,1 M, Yang direaksikan di dalam suatu tabung reaksi dengan jumlah volume yang berbeda, sehingga menghasilkan endapan dengan tinggi yang berbeda pula. Lalu dianalisis untuk mengetahui titik optimum, sehingga dapat mengetahui perbandingan koefisien reaksi dari hasil penyetaraan, dan perbandingan koefisien reaksi dari mengetahui titik optimum. 1 2 Beberapa alat praktikum seperti gelas kimia dan tabung reaksi ditimbang dalam neraca analitik yang kemudian diterakan dan dicatat massa dari tabung reaksi tersebut. Kemudian ditambahkan sejumlah zat kimia ke dalam tabung reaksi tersebut, yakni Pb asetat dan kalium iodida secara berkala, lalu dicatat kembali perubahan masa setiap penambahan zat kimia tersebut.
  • 9. 3 Sejumlah zat kimia seperti amoniak 1 M, aquades, dan kloroform pada volume tertentu disatukan dan dicampurkan di dalam tabung ekstraksi yang kemudian dihomogenkan, sehingga membentuk suatu campuran yang memiliki dua fase yang saling berpisah. Fase atas yang merupakan fase minyak, kemudian dititrasi oleh HCl 0.1 M dengan bantuan metil merah sehingga mengalami perubahan pada bagian warna larutan tersebut. 4 Sejumlah zat kimia seperti CuSO4 0,1 M, amoniak 1 M, dan kloroform pada volume tertentu itu disatukan dan dicampurkan di dalam tabung ekstraksi yang kemudian dihomogenkan, sehingga membentuk suatu campuran yang memiliki dua fasa yang saling terpisah. Fase atas yang merupakan fase minyak, kemudian dititrasi oleh HCL 0,1 M dengan bantuan metil merah sehingga mengalami perubahan pada bagian warna larutan tersebut.
  • 11. Venus has a beautiful name and is the second planet from the Sun. It’s terribly hot, even hotter than Mercury Mercury is the closest planet to the Sun and the smallest one in the Solar System—it’s larger than the Moon US Them Alat Tabung Reaksi & Rak Tabung Gelas Kimia 100 mL Gelas Ukur Penggaris Neraca Analitik Labu Ekstraksi Labu Erlenmeyer Pipit Tetes Buret Statif & Klem
  • 12. Venus has a beautiful name and is the second planet from the Sun. It’s terribly hot, even hotter than Mercury Mercury is the closest planet to the Sun and the smallest one in the Solar System—it’s larger than the Moon US Them Bahan CuSO4 0,1 M Kloroform H2O NH3 1 M NaOH 0,1 M Pb(CH3COO)2 0,1 M KI 0,1 M Indikator Metil Merah HCl 0,1 M
  • 13. Prosedur Kerja & Hasil Pengamatan 04
  • 14. Reaksi Pengendapan Larutan CuSO4 0,1 M, direaksikan dengan larutan NaOH 0,1 M dengan jumlah volume yang berbeda-beda. (5 ml CuSO4 0.1 M dan 1 mL NaOH 0.1 M) (4 ml CuSO4 0.1 M dan 2 mL NaOH 0.1 M) (3 ml CuSO4 0.1 M dan 3 mL NaOH 0.1 M) (2 ml CuSO4 0.1 M dan 4 mL NaOH 0.1 M) (1 ml CuSO4 0.1 M dan 5 mL NaOH 0.1 M) (Dihomogenkan) Campuran dibiarkan selama beberapa saat hingga membentuk suatu endapan.
  • 15. Ukur ketinggian endapan yang dihasilkan dari masing-masing percobaan. Hasil
  • 16. Reaksi Pengendapan Larutan CuSO4 berwarna biru Larutan NaOH tidak berwarna Perlakuan Pengamatan Tinggi Endapan (mm) 5 mL CuSO4 + 1 mL NaOH Membentuk Endapan biru muda, Larutan tidak berwarna 3 4 mL CuSO4 + 2 mL NaOH Membentuk Endapan biru muda, Larutan tidak berwarna 5 3 mL CuSO4 + 3 mL NaOH Membentuk Endapan biru muda, Larutan tidak berwarna 7 2 mL CuSO4 + 4 mL NaOH Membentuk Endapan biru muda, Larutan tidak berwarna 9 1 mL CuSO4 + 5 mL NaOH Membentuk Endapan hijau lumut, Larutan tidak berwarna 10
  • 17. Reaksi Timbal Asetat dan Kalium Iodida Gelas kimia ukuran 100 dimasukkan ke dalam neraca analitik. (Dizerokan) Tabung reaksi kosong dimasukkan ke dalam neraca analitik bersama dengan gelas kimia untuk diambil data massa. (Keluarkan dari neraca)
  • 18. Masukkan larutan Pb asetat 0.1 M sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi (Masukkan lagi ke dalam neraca) (Catat perubahan massanya) Tambahkan larutan kalium iodida 0.1 M sebanyak 2 mL ke dalam tabung tersebut (Catat perubahan massanya) Hasil
  • 19. Reaksi Timbal Asetat dan Kalium Iodida Larutan Pb(CH3COO)2 tidak berwarna Larutan KI tidak berwarna Pb(CH3COO)2 + KI = Membentuk larutan berwarna kuning Perlakuan Massa (Gram) Gelas Kimia 34.7974 Tabung Reaksi 20.000 Tabung reaksi + Pb(CH3COO)2 20.2568 Tabung reaksi + Pb(CH3COO)2 + KI 22.0354 Diperoleh : Massa Pb CH3COO 2 = 0.2568 gram Massa KI = 1.7786 gram 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 (𝑎𝑞 + 2𝐾𝐼 𝑎𝑞 → 𝑃𝑏𝐼2 (𝑆 + 2𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐾 𝑎𝑞
  • 20. Stoikometri kompleks Amina Masukkan 10 mL larutan amoniak 1 M, 10 mL aquades, dan 25 mL kloroform ke dalam labu ekstraksi. (Diaduk selama 5 menit) (Pastikan keran labu selalu dibuka secara berkala) Labu didiamkan agar terjadi proses pemisahan dan terbentuk dua fase. Fase minyak diambil dan ditetesi dengan indikator metil merah. (Kedua fase tersebut diambil dan dipisahkan)
  • 21. Campuran dititrasi dengan menggunakan HCl 0,1 M hingga terjadi perubahan warna Hasil
  • 22. Perlakuan Pengamatan Pencampuran dan pengadukan antara 10 mL amoniak 1M, 10 mL aquades, dan 25 mL kloroform Membentuk larutan berwarna putih Labu ekstraksi didiamkan selama 5 menit Terjadi pemisahan, sehingga membentuk fase atas dan fase bawah Pada saat fase atas ditetesi dengan indikator metil merah Pembentuk campuran berwarna kuning Pada saat campuran dititrasi dengan HCl 0,1 M Membentuk campuran berwarna kuning pucat Stoikiometri Kompleks Amina
  • 23. Stoikiometri Kompleks Tembaga Masukkan 10 mL larutan amoniak 1 M, 10 mL larutan CuSO4 0.1 M, dan 25 mL kloroform ke dalam labu ekstraksi. (Diaduk selama 5 menit) (Pastikan keran labu selalu dibuka secara berkala) Labu didiamkan agar terjadi proses pemisahan dan terbentuk dua fase. (Kedua fase tersebut diambil dan dipisahkan)
  • 24. Fase minyak dan fase air diambil dan ditetesi dengan indikator metil merah. Masing-masing campuran dititrasi dengan menggunakan HCl 0,1 M hingga terjadi perubahan warna. Hasil
  • 25. Perlakuan Pengamatan Pencampuran dan pengadukan antara 10 mL CuSO4 0.1M, 10 mL amoniak 1 M, dan 25 mL kloroform Membentuk larutan berwarna biru Labu ekstraksi didiamkan selama 5 menit Terjadi pemisahan, sehingga membentuk fase atas dan fakta bawah Pada saat fase atas ditetesi dengan indikator metil merah Pembentuk campuran berwarna biru tua Pada saat fase bawah ditetesi dengan indikator metil merah Membentuk campuran berwarna kuning pudar Pada saat campuran fasa atas dititrasi dengan HCl 0,1 M Membentuk campuran berwarna biru muda Pada saat campuran fasa bawah dititrasi dengan HCl 0,1 M Membentuk campuran berwarna merah muda Stoikiometri Kompleks Tembaga
  • 28. ● Reaksi 5 ml 𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 0.1 M dan 1 mL 𝑵𝒂𝑶𝑯 0.1 M Mol 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = Molaritas 𝐶𝑢𝑆𝑂4 × Volume 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 0,1 M × 5 mL = 0,5 mmol Mol 𝑁𝑎𝑂𝐻 = Molaritas 𝑁𝑎𝑂𝐻 × Volume 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,1 M × 1 mL = 0,1 mmol Stoikiometri Reaksi Pengendapan 2𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑞 + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 𝑎𝑞 → 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 𝑠 + 𝑁𝑎2𝑆𝑂4 𝑎𝑞 Mula-mula 0,1 mmol 0,5 mmol - - Reaksi 0,1 mmol 0,05 mmol 0,05 mmol 0,05 mmol Sisa - 0,45 mmol 0,05 mmol 0,05 mmol Massa 𝑪𝒖 𝑶𝑯 𝟐 = Mol 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 × Massa Molar 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 = 0,00005 mol × 97,5 gram/mol = 0,004875 gram
  • 29. ● Reaksi 4 ml 𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 0.1 M dan 2 mL 𝑵𝒂𝑶𝑯 0.1 M Mol 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = Molaritas 𝐶𝑢𝑆𝑂4 × Volume 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 0,1 M × 4 mL = 0,4 mmol Mol 𝑁𝑎𝑂𝐻 = Molaritas 𝑁𝑎𝑂𝐻 × Volume 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,1 M × 2 mL = 0,2 mmol Stoikiometri Reaksi Pengendapan 2𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑞 + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 𝑎𝑞 → 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 𝑠 + 𝑁𝑎2𝑆𝑂4 𝑎𝑞 Mula-mula 0,2 mmol 0,4 mmol - - Reaksi 0,2 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol Sisa - 0,3 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol Massa 𝑪𝒖 𝑶𝑯 𝟐 = Mol 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 × Massa Molar 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 = 0,0001 mol × 97,5 gram/mol = 0,00975 gram
  • 30. ● Reaksi 3 ml 𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 0.1 M dan 3 mL 𝑵𝒂𝑶𝑯 0.1 M Mol 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = Molaritas 𝐶𝑢𝑆𝑂4 × Volume 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 0,1 M × 3 mL = 0,3 mmol Mol 𝑁𝑎𝑂𝐻 = Molaritas 𝑁𝑎𝑂𝐻 × Volume 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,1 M × 3 mL = 0,3 mmol Stoikiometri Reaksi Pengendapan 2𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑞 + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 𝑎𝑞 → 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 𝑠 + 𝑁𝑎2𝑆𝑂4 𝑎𝑞 Mula-mula 0,3 mmol 0,3 mmol - - Reaksi 0,3 mmol 0,15 mmol 0,15 mmol 0,15 mmol Sisa - 0,15 mmol 0,15 mmol 0,15 mmol Massa 𝑪𝒖 𝑶𝑯 𝟐 = Mol 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 × Massa Molar 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 = 0,00015 mol × 97,5 gram/mol = 0,014625 gram
  • 31. ● Reaksi 2 ml 𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 0.1 M dan 4 mL 𝑵𝒂𝑶𝑯 0.1 M Mol 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = Molaritas 𝐶𝑢𝑆𝑂4 × Volume 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 0,1 M × 2 mL = 0,2 mmol Mol 𝑁𝑎𝑂𝐻 = Molaritas 𝑁𝑎𝑂𝐻 × Volume 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,1 M × 4 mL = 0,4 mmol Stoikiometri Reaksi Pengendapan 2𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑞 + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 𝑎𝑞 → 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 𝑠 + 𝑁𝑎2𝑆𝑂4 𝑎𝑞 Mula-mula 0,4 mmol 0,2 mmol - - Reaksi 0,4 mmol 0,2 mmol 0,2 mmol 0,2 mmol Sisa - - 0,2 mmol 0,2 mmol Massa 𝑪𝒖 𝑶𝑯 𝟐 = Mol 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 × Massa Molar 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 = 0,0002 mol × 97,5 gram/mol = 0,0195 gram
  • 32. ● Reaksi 1 ml 𝑪𝒖𝑺𝑶𝟒 0.1 M dan 5 mL 𝑵𝒂𝑶𝑯 0.1 M Mol 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = Molaritas 𝐶𝑢𝑆𝑂4 × Volume 𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 0,1 M × 1 mL = 0,1 mmol Mol 𝑁𝑎𝑂𝐻 = Molaritas 𝑁𝑎𝑂𝐻 × Volume 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,1 M × 5 mL = 0,5 mmol Stoikiometri Reaksi Pengendapan 2𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑞 + 𝐶𝑢𝑆𝑂4 𝑎𝑞 → 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 𝑠 + 𝑁𝑎2𝑆𝑂4 𝑎𝑞 Mula-mula 0,5 mmol 0,1 mmol - - Reaksi 0,2 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol Sisa 0,3 mmol - 0,1 mmol 0,1 mmol Massa 𝑪𝒖 𝑶𝑯 𝟐 = Mol 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 × Massa Molar 𝐶𝑢 𝑂𝐻 2 = 0,0001 mol × 97,5 gram/mol = 0,00975 gram
  • 33. Reaksi Timbal Asetat & Kalium Iodida ● Diketahui : Massa tabung reaksi = 20,000 gram Massa tabung reaksi dan larutan 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 = 20,2568 gram Massa tabung reaksi dan campuran 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 & 𝐾𝐼 = 22,0354 gram ● Ditanyakan : Berat produk percobaan? ● Jawaban : Massa larutan 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 = 20,2568 - 20,000 = 0,2568 gram Massa larutan campuran = 22,0354 - 20,000 = 2,0354 gram Massa larutan 𝐾𝐼 = 2,0354 – 0,2568 = 1,7786 gram
  • 34. Reaksi Timbal Asetat & Kalium Iodida Oleh karena itu, berat produk percobaan dapat dicari dengan : Berat produk percobaan = berat larutan campuran – (berat larutan 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 + berat larutan 𝐾𝐼 = 2,0354 - (0,2568 + 1,7786) = 2,0354 – 2,0354 = 0 gram
  • 38. Percobaan Pertama Stoikiometri Reaksi Pengendapan Pada percobaan pertama, yaitu stoikiometri reaksi pengendapan telah didapatkan penggambaran atau pengilustrasian berupa grafik serta perhitungan mol dan juga massa dari pengendapan Cu OH 2 dari reaksi antara CuSO4 0,1 M dengan NaOH 0,1 M. Hal yang disebutkan tadi sudah dirincikan perhitungan serta pengilustrasiannya pada bagian sebelumnya. Grafik yang diamati dari reaksi CuSO4 0,1 M dengan NaOH 0,1 M telah didapatkan sumbu-x berupa volume larutan dengan satuan mililiter, serta sumbu-y nya menyatakan tinggai endapan dari setiap reaksi tersebut. Dari grafik hubungan tinggi endapan dengan volume larutan didapatkan hasil titik optimum dari percobaan tersebut adalah 10 mm. Titik optimum percobaan didapatkan dari reaksi kelima, yakni pada saat 1 mL CuSO4 0,1 M dengan 5 mL NaOH 0,1 M. Untuk menentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum yang diperoleh dari grafik yaitu harus menentukan terlebih dahulu molnya. Mol dari setiap percobaan telah dihitung di bagian pengolahan data sebelumnya. Dari perhitungan diperoleh mol dari CuSO4 sebanyak 0,1 mmol atau 0,0001 mol, sedangkan mol dari NaOH sebanyak 0,5 mmol atau 0,0005 mol.
  • 39. Percobaan Pertama Stoikiometri Reaksi Pengendapan Karena pada dasarnya perbandingan koefisien akan sama dengan perbandingan mol, maka koefisien yang didapatkan ialah 5:1. Maka, koefisien untuk NaOH yaitu 5 dan koefisien untuk CuSO4 yaitu 1. Koefisien berdasarkan titik optimum dari percobaan dan menyetarakan persamaan reaksi hasilnya berbeda. Sebab, dari persamaan reaksi didapatkan koefisien untuk NaOH yaitu 2, sedangkan koefisien untuk CuSO4 yaitu 1. Hal itu, disebabkan oleh tidak terlalu lamanya praktikan menunggu larutan tersebut mengendap secara utuh. Sehingga, tidak didapatkan kesesuaian antara koefisien reaksi yang diperoleh dari percobaan dengan menyetarakan persamaan reaksi. Reaksi yang terjadi antara CuSO4 dan NaOH merupakan reaksi pengendapan yang ditandai dengan terbentuknya produk yang tidak dapat larut atau biasa disebut dengan endapan. Reaksi yang terjadi antara endapan yang dihasilkan yakni, Cu OH 2. Endapan Cu OH 2 terbentuk karena tidak larutnya antara campuran reaksi CuSO4 dengan NaOH. Hal tersebut karena, Cu OH 2 mengandung (OH− . Senyawa yang mengandung (OH− atau hidroksida tidak dapat larut, pengecualiannya adalah hidroksida pada logam alkali, dengan diantaranya Li, Na, K, Cs, Rb, dan satu logam alkali tanah yaitu Ba OH 2.
  • 40. Percobaan Pertama Stoikiometri Reaksi Pengendapan Pada reaksi 5 mL CuSO4 0,1 M dan 1 mL NaOH 0,1 M dihasilkan endapan Cu OH 2 sebanyak 0,004875 gram dengan tinggi endapan 3 mm dan menghasilkan endapan berwarna biru muda serta larutan tidak berwarna. Pada reaksi 4 mL CuSO4 0,1 M dan 2 mL NaOH 0,1 M dihasilkan endapan Cu OH 2 sebanyak 0,00975 gram dengan tinggi 5 mm dan menghasilkan endapan berwarna biru muda serta larutan tidak berwarna. Pada reaksi 3 mL CuSO4 0,1 M dan 3 mL NaOH 0,1 M dihasilkan endapan Cu OH 2 sebanyak 0,014625 gram dengan tinggi 7 mm dan menghasilkan endapan berwarna biru muda serta larutan tidak berwarna. Pada reaksi 2 mL CuSO4 0,1 M dan 4 mL NaOH 0,1 M dihasilkan endapan Cu OH 2 sebanyak 0,0195 gram dengan tinggi endapan 9 mm dan menghasilkan endapan berwarna biru muda serta larutan tidak berwarna. Pada reaksi 1 mL CuSO4 0,1 M dan 5 mL NaOH 0,1 M dihasilkan endapan Cu OH 2 sebanyak 0,00975 gram dengan tinggi endapan 10 mm dan menghasilkan endapan berwarna hijau lumut serta larutan tidak berwarna.
  • 41. Percobaan Pertama Stoikiometri Reaksi Pengendapan Dari kelima reaksi antara CuSO4 dan NaOH didapatkan volume yang berbeda-beda, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kesalahan pada percobaan pertama ini. Disebabkan oleh terdapat perbedaan dengan teori bahwa semakin tinggi endapan, maka seharusnya semakin banyak pula massa endapan yang mengendap. Karena pada percobaan pertama ini massa terberat diperoleh dari reaksi keempat, lalu ketiga, sedangkan pada reaksi kedua dan kelima diperoleh massa yang sama untuk pengendapan. Sementara posisi paling ringan massa endapannya diperoleh dari reaksi pertama.
  • 42. A Picture Is Worth a Thousand Words Percobaan Kedua – Reaksi Timbal Asetat & Kalium Iodida Beralih pada percobaan kedua, yaitu reaksi antara 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 dengan 𝐾𝐼. Percobaan kedua ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya perubahan berat antara 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 setelah ditambahkan larutan 𝐾𝐼 ke dalamnya. Selain itu, apakah berat larutan campuran lebih besar dari jumlah total berat larutan 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 dan 𝐾𝐼 sebelum direaksikan. Hal tersebut dapat kita peroleh bila datanya lengkap, tetapi pada percobaan yang dilakukan oleh praktikan dapat dilihat bahwasanya praktikan tidak menimbang massa 𝐾𝐼 terlebih dahulu sebelum akhirnya dicampurkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2. Sehingga berat produk percobaan yang diperoleh ialah bernilai nol. Hal tersebut dapat diperoleh dari perumusannya yaitu berat larutan campuran dikurangi dengan penjumlahan antara berat larutan 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 dengan larutan 𝐾𝐼 sebelum direaksikan. Tetapi, apabila kita ingin mengetahui hasil berat produk percobaan dengan hasilnya sama dengan nol seperti pada percobaan tersebut. Maka dapat kita peroleh dari penimbangan larutan oleh neraca analitik, sehingga diperoleh massa tabung reaksi kosong adalah 20,000 gram, massa tabung reaksi dan larutan 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 adalah 20, 2568 gram, dan massa tabung reaksi serta campuran antara larutan 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 dengan 𝐾𝐼 sebanyak 22,0354 gram. Oleh karena itu, dapat diperoleh, massa larutan 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 sebanyak 0,2568 gram, massa larutan campuran sebanyak 2,0354 gram, dan massa larutan 𝐾𝐼 sebanyak 1,7786 gram. Pada saat larutan 𝑃𝑏 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂 2 dan 𝐾𝐼 dicampurakan terjadi perubahan warna, yaitu menjadi kuning. Hal ini, dapat diperoleh dari observasi secara kualitatif.
  • 43. Langkah awal yang dilakukan pada prosedur ini yaitu dengan cara mengambil 10 ml larutan NH3: 1 M, dan menambahkan 10 ml aquades kemudian di simpan ke dalam corong pisah. Setelah itu menambahakn 25 ml larutan kloroform kedalam corong pisah tersebut. Dalam hal ini NH3 disebut zat terlarut yang akan terdistribusi, kloroform dan air disebut sebagai zat pelarut. Setelah dikocok sampai homogen, larutan tersebut didiamkan, hal ini bertujuan agar proses distribusi larutan NH3 dalam air dan kloroform berjalan maksimal atau sempurna sehingga terbentuk 2 lapisan yaitu NH3 dalam air dan NH3 dalam kloroform. Dari dua lapisan tersebut dapat diketahui lapisan atas yaitu NH3 dalam air sedangkan lapisan bawah yaitu NH3 dalam kloroform, hal ini dikarenakan densitas larutan kloroform lebih besar dibandingkan air, yaitu 1,47 kg/L, sedangkan air yaitu 1 kg/L, sehingga yang berada pada lapisan bawah yaitu NH3 dalam kloroform. Setelah itu memasukkan 10 ml larutan NH3 dalam kloroform ke dalam Erlenmeyer, untuk ditetesi dengan indikator metil merah. Indikator metil merah digunakan sebagai penanda bahwa larutan tersebut asam atau basa, dengan trayek pH < 4.4; sampai dengan 6.2. Akan menghasilkan warna merah apabila pH < 4.4, dan menghasilkan warna kuning, apabila pH mencapai 6.2. Lalu, larutan dititrasi dengan larutan HCl 0.1 M. Larutan HCl bersifat asam, sehingga digunakan untuk menurunkan pH. Stoikiometri Kompleks Amina
  • 44. Pada praktikum ini, campuran dapat dikatan mengalami distribusi, yang ditandai dengan adanya pemisahan dua atau lebih larutan yang direaksikan. Menurut hukum Nernst, suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tak dapat campur sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasi pada keseimbangan adalah kosntanta pada temperatur tertentu (Underwood, 1999). Namun, campuran tersebut tidak dapat diketahui apakah signifikan atau tidak. Hal ini disebabkan karena kurangnya data volume titran yang tidak dapat diketahui, sehingga praktikan tidak mampu menghitung Koefisien Distribusi (KD) yang digunakan sebagai indicator kesignifikan suatu campuran. Berdasarkan teori, campuran akan dikatakan terdistribusi secara signifikan apabila konsentrasi larutan di air bernilai sama dengan konsentras larutan di zat organic, yakni bernilai 1.
  • 45. Stoikiometri Kompleks Tembaga Langkah awal yang dilakukan pada prosedur ini yaitu dengan cara mengambil 10 ml larutan NH3: 1 M, dan menambahkan 10 ml CuSO4 0.1 M, dan menambahakn 25 ml larutan kloroform kedalam corong pisah tersebut. Setelah dikocok sampai homogen, larutan tersebut didiamkan, hal ini bertujuan agar proses distribusi larutan CuSO4 dalam air dan kloroform berjalan maksimal atau sempurna sehingga terbentuk 2 lapisan yaitu CuSO4 dalam air dan CuSO4 dalam kloroform. Setelah itu, kedua larutan tersebut didiamkan sehingga terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan atas berwarna biru dan lapisan bawah berwarna bening. Kemudian memasukkan kedua fasa tersebut ke dalam erlenmeyer yang berbeda, untuk ditetesi dengan indikator metil merah dan kemudian menitrasi dengan larutan HCl. Hasil titrasi menunjukkan adanya perubahan pada warna larutan yang semakin cerah, baik pada fasa atas, maupun pada fasa bawah. Pada fasa bawah, ketika ditetesi indicator metil merah terlihat mengalami perubahan warna menjadi kuning, hal tersebut membuktikan bahwa pada fasa bawah, terdapat zat terdistribusi, yaitu CuSO4 yang bersifat basa. Namun, ketika dititrasi dengan HCl 0.1 M, warna campuran terlihat semakin merah. Itu artinya, pH campuran berubah menjadi asam setelah dititrasi dengan HCl
  • 46. Sama seperti percobaan sebelumnya, pada praktikum ini, campuran dapat dikatan mengalami distribusi, yang ditandai dengan adanya pemisahan dua atau lebih larutan yang direaksikan. Namun, campuran tersebut tidak dapat diketahui apakah signifikan atau tidak. Hal ini disebabkan karena kurangnya data volume titran yang tidak dapat diketahui, sehingga praktikan tidak mampu menghitung Koefisien Distribusi (KD) yang digunakan sebagai indicator kesignifikan suatu campuran. Berdasarkan teori, campuran akan dikatakan terdistribusi secara signifikan apabila konsentrasi larutan di air bernilai sama dengan konsentras larutan di zat organic, yakni bernilai 1.
  • 48. • Dapat diketahuinya koefisien reaksi titik optimum berdasarkan reaksi pembentukan endapan. • Hasil reaksi berdasarkan mol dapat dihitung. • Dapat dibandingkannya hasil percobaan stoikiometri kompleks amina dan tembaga berdasarkan literatur atau dasar teori. Kesimpulan
  • 50. Daftar Pustaka Kencanawati, C. I. P. K. (2012). Diktat Mata Kuliah KIMIA DASAR (pp. 1–78). Universitas Undayana. Leba, M. A. U. (2017). Buku Ajar: Ekstraksi dan Real Kromatografi. CV. Budi Utama. Sutresna, N., Sholehudin, D., & Herlina, T. (2016). Buku Siswa Kimia. Grafindo Media Pratama. Biyantoro, D., & Purnawi, M. . (2013). OPTIMASI PEMISAHAN Zr – Hf DENGAN CARA EKSTRAKSI MEMAKAI SOLVEN TOPO. Jurnal Teknik Bahan Nuklir, 9, 1–54.
  • 51. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik Thanks! Do you have any questions? Please keep this slide for attribution