SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
STATIKA
(Mekanika Rekayasa atau Mekanika Teknik)
Oleh : Ir. BAMBANG SUDARMANTO
MT
GALIH WIDYARINI, ST, MT
1. Pengenalan Statika
2. Sistem Pembelajaran atau Kontrak Kuliah
Statika
3. Dasar-dasar Ilmu Gaya
4. Keseimbangan Gaya
Apa itu Statika?
Akibat Gempa 7,2 SR di
Kobe, Jepang tahun 1995.
Akibat Gempa Tsunami
Aceh 6,4 SR tahun 2004
Gempa 6,4 SR di Taiwan bagian Selatan pada 6 Februari 2016
Total korban meninggal 114 korban, 144 luka-luka.
Total kerugian 29,5 M
Apa penyebabnya???
Siapa yang bertanggungjawab??
2002, Jembatan di Cina
ambruk akibat kelebihan
beban truk.
Kerugian 32 Miliar.
2007, Mississippi River Bridge
in Minneapolis, US collapsed
into the river.
killing 13 and injuring 121
others.
Apa itu Statika?
STATIKA atau Mekanika Teknik atau Mekanika
Rekayasa
merupakan bidang ilmu utama yang dipelajari di
ilmu teknik sipil mengenai analisis gaya-gaya
yang bekerja pada struktur yang tetap
diam/statis/setimbang.
Statika merupakan kesetimbangan suatu struktur
bangunan.
Prinsip dasar yang harus dimiliki oleh bangunan atau struktur
Teknik Sipil adalah STABILITAS BENDA.
Konsep dasar analisis struktur bangunan teknik Sipil dikenal
dengan “3K” yaitu :
• Kokoh
Berhubungan dengan stabilitas bangunan yang tidak boleh
berpindah tempat jika menderita gaya-gaya dari luar.
• Kaku
Berhubungan dengan kondisi bangunan yang tidak boleh
mengalami perubahan bentuk atau melendut atau terdefleksi
jika menderita beban dari luar.
• Kuat
Berhubungan dengan kemampuan bangunan untuk tidak hancur
atau rusak jika mengalami pembebanan dari luar.
Tujuan/pokok utama dari Statika
adalah mempelajari perilaku struktur terhadap
beban yang bekerja pada struktur.
Perilaku struktur tersebut meliputi
keseimbangan gaya, uraian gaya, gaya reaksi
dan gaya internal yang ada pada struktur.
Hal – hal penting yang perlu diperhatikan dalam
mempelajari perilaku struktur dalam mata kuliah
STATIKA :
1. Stabilitas Struktur
Tidak bergerak, tidak berpindah tempat dan
tidak berubah bentuk.
2. Keseimbangan Gaya
Gaya luar atau beban yang bekerja pada
struktur harus diimbangi oleh reaksi struktur
terhadap beban tersebut.
3. Kompatibilitas antara gaya-gaya yang
bekerja pada struktur dengan jenis tumpuan
dan bentuk struktur.
Gaya Luar
Reaksi Tumpuan
( Gaya Reaksi)
Beban
( Gaya Aksi )
Kestabilan
( Keseimbangan
Struktur )
Beban yang membebani suatu struktur akan
diteruskan oleh kontruksi ke dalam tanah
melalui pondasi.
Gaya-gaya dari tanah yang memberikan
perlawanan terhadap gaya tersebut, yang
dinamakan Reaksi Tumpuan.
BEBAN
Beban Tetap
Adalah beban yang
bekerja selama usia
struktur.
Contoh :
Beban struktur dari
beton 2400 kg/m3
Beban Tidak Tetap
Adalah beban yang
bekerja sementara
pada struktur.
Contoh :
Beban manusia,
Beban angin,
Beban Gempa
Muatan : selalu memiliki Besaran, Arah, dan Garis Kerja.
Contoh :
• Beban Manusia
berupa beban titik atau beban merata vertikal ke bawah yang
bekerja tegak lurus bidang, contoh : 100 KN atau 100 KN/m2
• Beban Angin
berupa beban merata yang umumnya memiliki arah mendatar
yang bekerja tegak lurus bidang, contoh ; 20 KN/m2
• Beban Gempa
berupa beban titik yang bekerja pada sumbu x dan sumbu y
bidang yang memiliki arah horisontal, contoh : 25 KN
• Gaya tekan air /gaya tekan tanah
berupa gaya yang bekerja tegak lurus dinding yang terletak di
dalam air ( di dalam tanah ), besarnya gaya tekan air (tanah)
dihitung secara hidrostatis berbentuk beban segitiga, makin
dalam makin besar gayanya.
Beban Manusia (beban terpusat)
Beban Angin (beban merata)
Beban Gempa (beban titik)
Gaya Tekan Tanah
Tekanan Aktif Tanah (Beban Merata) dan
Beban Hidrostatis (Beban Merata Segitiga)
Reaksi Tumpuan (Gaya Reaksi)
Struktur akan stabil apabila diletakkan pada
pondasi yang baik. Struktur akan meneruskan gaya
ke pondasi, kemudian pondasi akan menghasilkan
gaya perlawanan dari muatan tersebut.
Gaya perlawanan disebut dengan Reaksi Tumpuan
atau Reaksi Perletakan.
Bentuk pondasi yang umum ada pada struktur
adalah :
- Roll (roda/perletakan geser),
- Sendi (engsel)
- Jepit.
Tumpuan Roll
• Menahan gaya yang
arahnya tegak lurus
bidang pada tumpuan.
Tumpuan Sendi
• Menahan gaya
yang arahnya
tegak lurus dan
sejajar bidang
dimana tumpuan
diletakkan.
Tumpuan Jepit
• Menahan gaya yang arahnya tegak lurus
dan sejajar bidang dimana tumpuan
diletakkan dan juga mampu menahan gaya
yang menyebabkan tumpuan berputar.
Contoh Balok di atas Tumpuan
ROLL
ROLL
ROLL SENDI
SENDI
SENDI
ROLL SENDI
SENDI
SENDI
Balok di atas 2 tumpuan
Balok di atas banyak tumpuan (gerber)
Gaya Internal pada Struktur (Gaya Dalam)
Gaya dalam adalah gaya yang ada di dalam
badan struktur yang berusaha menjaga
keseimbangan beban-beban atau gaya luar yang
bekerja pada struktur.
Gaya dalam muncul akibat adanya keseimbangan
gaya aksi dan reaksi.
Contoh :
● Pembangunan rumah di atas tanah yang keras akan
memberikan reaksi balik pada struktur akibat gaya luar
(aksi) yang bekerja pada struktur.
Lain halnya, apabila membangun rumah di atas tanah
yang lunak maka tanah tidak mampu memberikan
reaksi dalam menahan beban sehingga rumah akan
mengalami penurunan.
Sistem satuan yang digunakan dalam kuliah
Statika
Sistem Panjang Massa Waktu Gaya
Sistem
Internasional
(SI)
Meter (m) Kilogram (kg) Second (s) Newton (N)
atau kgm/s2
Meter (m) Kilogram (kg) Second (s) Kilogram
force (kgf)
Istilah yang digunakan dalam Statika
• Gaya vertikal (V) : Gaya yang arahnya tegak lurus
bidang
• Gaya horisontal (H) : Gaya yang arahnya sejajar bidang
• Momen gaya (M) : Besaran yang dipengaruhi gaya dan
lengan
• Reaksi perletakan : Reaksi tentang keseimbangan gaya-
gaya yang bekerja
• Resultant gaya : Besaran vektor
• Skala : Perbandingan antara jarak pada
gambar dengan jarak sebenarnya
• Struktur bangunan : Bagian dari sebuah sistem bangunan
yang bekerja untuk menyalurkan
beban.
• Vektor : Besaran yang memiliki nilai dan arah
KONVERSI TEKANAN
1 MPa = 1 N/mm2 = 10 kg/cm2 = 100 t/m2
1 MPa = 1000 KPa
1 KPa = 100 kg/m2
1 Kpa = 1 KN/m2 = 100 kg/m2
Tujuan Mempelajari STATIKA
1. Memahami konsep keseimbangan gaya.
2. Mengetahui jenis tumpuan dan pengaruh tumpuan pada
analisis keseimbangan gaya.
3. Mengetahui gaya dalam pada struktur akibat adanya
keseimbangan gaya aksi dan reaksi.
4. Mengetahui perilaku struktur yang terbebani.
5. Meminilasir kehancuran struktur yang akan terjadi pada
bagian struktur yang mengalami tegangan besar.
Materi yang dipelajari dalam kuliah STATIKA
1. Pengenalan Statika dan Sistem Pembelajaran Statika
2. Dasar-Dasar Ilmu Gaya
3. Perhitungan Resultante Gaya secara Grafis dan Analitis
4. Perhitungan Resultante Gaya secara Grafis dan Analitis (2)
5. Analisis beban dan Konsep Dasar Perhitungan Reaksi
Perletakan
6. Menghitung Reaksi Perletakan secara Grafis dan Analitis pada
beberapa tipe struktur statis tertentu, balok di atas dua
tumpuan dan di atas banyak tumpuan (balok gerber) (1)
7. Menghitung Reaksi Perletakan secara Grafis dan Analitis pada
beberapa tipe struktur statis tertentu, balok di atas dua
tumpuan dan di atas banyak tumpuan (balok gerber) (2) –
PRESENTASI TUGAS
8. UJIAN MID SEMESTER
Materi yang dipelajari dalam kuliah STATIKA
9. Pengenalan gaya dalam, keseimbangan gaya luar dan gaya
dalam, jenis gaya dalam dan freebody diagram. (1)
10. Pengenalan gaya dalam, keseimbangan gaya luar dan gaya
dalam, jenis gaya dalam dan freebody diagram. (2)
11. Persamaan gaya dalam dan perjanjian tanda gaya dalam.
12. Bidang gaya dalam pada balok diatas dua tumpuan (balok
sederhana) dan di atas banyak tumpuan (balok Gerber).
13. Perhitungan titik berat penampang dengan menerapkan metode
grafis dan analitis.
14. Analisis pendimensian element struktur (balok) statis tertentu
sederhana.
15. Analisis pendimensian element struktur balok gerber
16.UJIAN AKHIR SEMESTER
α= 30°
F
FY
FX
FY cos α
FX sin α
F
α
ILMU GAYA :
1. Uraian Gaya
2. Superposisi Gaya
3. Resultante Gaya
Cara GRAFIS dan
ANALITIS
KESEIMBANGAN GAYA
Gaya Aksi = Gaya Reaksi
Cara GRAFIS dan
ANALITIS
KESEIMBANGAN GAYA
- Gaya Aksi = Gaya Reaksi
- Bidang – bidang Gaya
Dalam
Cara GRAFIS dan
ANALITIS
Daftar Pustaka
Beer, P.F, et al. 2011. Statics and Mechanics of
Material. McGraw-Hill Companies. America.
Harry H, West. Fundamental Analysis of
Structures. Edisi ke-2nd. Wiley.
Timoshenko. Engineering Material. Edisi ke-2nd.
Wadsworth. Inc
Mekanisme Penilaian
ITEM PENILAIAN BOBOT
Ujian Akhir Semester 40 %
Ujian Tengah Semester 40%
Tugas 15 %
Kehadiran 5%
TOTAL 100%
Kelengkapan yang WAJIB dibawa
selama perkuliahan Statika
1. Kertas Milimeter Block
2. Satu Pasang Penggaris Segitiga
3. Busur Derajat
4. Kalkulator
5. Materi Kuliah
Aturan dalam Perkuliahan Statika
1. Setiap mahasiswa wajib membawa perlengkapan dasar
dan catatan perkuliahan.
Apabila mahasiswa tidak membawa maka TIDAK
diperkenankan mengikuti perkuliahan.
2. Setiap mahasiswa wajib membawa perlengkapan dasar
saat ujian. Apabila mahasiswa tidak membawa, maka
TIDAK diperkenankan mengikuti ujian statika.
3. Dilarang mengabsenkan teman atau titip absen. Apabila
terdapat mahasiswa yang melakukan, maka kehadiran 1
kelas hari tersebut tidak dianggap.
4. Keterlambatan maksimal 15 menit.
GAYA
merupakan besaran yang mampu membuat benda dalam keadaan
diam/statis menjadi bergerak.
Gaya dilambangkan sebagai besaran yang mempunyai arah dan
digambarkan dalam ilmu fisika seperti vektor.
Satuan : Newton (N), Kg , Ton.
Contoh :
Sebuah benda dikerjakan pada
sebuah gaya ditarik atau didorong
maka akan ada perlawanan
Terhadap gaya tersebut yang disebut dengan reaksi.
KESEIMBANGAN GAYA
adalah besaran Gaya Reaksi = Gaya Aksi.
Sebagai contoh sederhana :
Sebuah bus yang diam mendapat gaya dorong F = 20 kN, sedangkan berat
bus tersebut memiliki berat 50 kN. Beban bus disalurkan kepada kedua
roda masing – masing 25 kN. Saat bus bergerak, terjadi gaya gesek antara
roda dengan permukaan jalan. Diketahui gaya gesek maksimum pada
masing-masing roda tersebut sebesar 10 kN.
Bagaimana keseimbangan gaya terbentuk sehingga bus tidak bergerak ???
Perkerasan
jalan
O
Ketika bus diam atau tidak bergerak F = 0 kN, maka gaya gesek/gaya
reaksi kedua roda bus RX = 0 kN.
Akibat beban roda W1 dan W2, permukaan tanah akan memberikan
reaksi balik (reaksi tumpuan) masing-masing sebesar RY.
RY = W1 = W2 = 25 kN
Pada contoh ini dianggap permukaan tanah atau perkerasan tidak
mengalami penurunan akibat beban W1 dan W2.
Perkerasan
jalan
Ketika bus bergerak dengan gaya dorong F = 20 kN, maka gaya gesek
maksimum/gaya aksi yang diberikan oleh masing – masing roda bus RX = 10
kN. Besarnya gaya aksi yang diberikan roda sama dengan gaya dorong F,
sehingga bus dalam kondisi diam.
Apabila gaya dorong dan gaya aksi tersebut disusun sesuai dengan arah
masing – masing maka dapat digambarkan secara grafis :
F=20 kN
RX = 10 kN RX = 10 kN
Kendaraan dalam
keadaan seimbang /
tidak bergerak.
Perkerasan
jalan
Dari penjelasan sebelumnya, maka terlihat adanya keseimbangan gaya
antara gaya dorong atau gaya aksi F dengan dua gaya reaksi (RX)
sehingga menyebabkan kendaraan diam/tidak bergerak.
Keseimbangan gaya – gaya horizontal dinyatakan dengan persamaan
(secara Analitis) :
F = 2 RX
F –2 RX = 0
ΣH = 0
*Penjumlahan secara aljabar dari beberapa gaya juga dikenal dengan
istilah lain “superposisi beberapa gaya”
Secara umum persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai:
ΣH = 0 (jumlah gaya - gaya horizontal sama dengan nol)
F=20 kN
RX = 10 kN RX = 10 kN
Ketika bus bergerak dengan gaya aksi F = 40 kN, maka gaya gesek
maksimum/gaya reaksi yang diberikan oleh masing – masing roda bus tetap RX
= 10 kN. Akibat besarnya gaya aksi yang diberikan lebih besar dari gaya reaksi,
maka bus akan mulai bergerak. Hal ini dikarenakan gaya reaksi tidak dapat
menyeimbangi gaya aksi F.
Apabila gaya dorong dan gaya aksi tersebut disusun sesuai dengan arah
masing – masing maka dapat digambarkan secara grafis:
F = 40 kN
RX = 10 kN
Perkerasan
jalan
Adanya selisih antara F
dan 2RX sebesar FR =
20kN
RX = 10 kN
Pada kondisi gaya dorong atau gaya aksi F lebih besar dari dua gaya reaksi
(RX), bus mulai bergerak akibat gaya aksi F. Apabila dinyatakan secara
aljabar/Analitis, maka Superposisi gaya :
F > 2 RX
F –2 RX > 0
Dari penjabaran superposisi gaya tersebut, superposisi gaya ≠ 0. Superposisi
gaya menghasilkan gaya FR.
FR = F-2X
Secara umum persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai:
ΣH ≠ 0 (jumlah gaya - gaya horizontal tidak sama dengan nol)
Akibat adanya gaya FR menjadikan gaya- gaya tidak seimbang arah horizontal
sehingga bus bergerak ke arah gaya dorong/aksi bergerak.
F = 40 kN
RX = 10 kN RX = 10 kN
Dari contoh bus, terdapat beban vertikal dari dua roda masing – masing
sebesar 25 kN yang bekerja di permukaan tanah.
Beban roda tersebut akan mendapat reaksi balik dari tanah dengan nilai yang
sama yaitu masing-masing sebesar 25 kN pada setiap posisi roda.
Namun , apabila tanah tidak mampu memberikan reaksi balik (misal tanah
lembek), maka roda bus akan mengalami penurunan.
Keseimbangan gaya-gaya arah vertikal digambarkan dan dinyatakan dengan
persamaan:
W1 = RY W2 = RY
W1 – RY = 0 W2 – RY = 0
ΣV = 0 ΣV = 0
RY
W1 W2
RY
Berdasarkan contoh bus, dapat dilihat bahwa benda akan bergerak apabila
mendapatkan gaya luar/gaya aksi yang lebih besar (>) dari gaya reaksi
benda itu sendiri. Dalam kondisi lain, benda dapat dikatakan diam atau
stabil atau STATIS jika gaya aksi sama dengan (=) gaya reaksi baik secara
arah horizontal maupun arah vertikal.
Gaya luar/aksi yang bekerja pada benda mempengaruhi besarnya
pergerakan benda dan arah pergerakan (VEKTOR).
Benda yang akan bergerak ketika mendapatkan gaya aksi yang
melampaui gaya reaksi maksimum, maka benda tersebut dalam
kondisi TIDAK STATIS
Perlu KESEIMBANGAN GAYA
agar benda menjadi STATIS
Keseimbangan Gaya Horizontal
Dinyatakan secara Analitis :
ΣH = 0 (jumlah gaya - gaya horizontal sama dengan nol)
Dinyatakan secara Grafis :
Gaya horiontal F, RX1, dan RX2 merupakan 3 gaya yang memiliki besaran
dan arah. Arah anak panah gaya F adalah total arah anak panah gaya RX1
RX2 yang saling berlawanan. Kondisi tersebut menunjukkan gaya dalam
kondisi seimbang.
F=20 kN
RX1 = 10 kN RX2 = 10 kN
Titik Pangkal
Gaya
Ujung Gaya
F = 40 kN
RX1 = 10 kN RX2 = 10 kN
Gambar disamping merupakan gambar
keseimbangan gaya horizontal yang
terdiri dari gaya F, RX1, dan RX2 . Secara
grafis, ujung panah RX1 tidak berimpitan
dengan titik pangkal gaya F. Hal ini
menunjukkan bahwa gaya dalam kondisi
TIDAK SEIMBANG.
Bagaimana supaya seimbang????
F = 40 kN
RX1 = 10 kN RX2 = 10 kN FR = 20 kN
Agar gaya dalam kondisi seimbang
maka diberi gaya sebesar FR
dengan arah panah gaya melawan
gaya F. Besaran gaya FR sebesar
20kN. Setelah ditambahkan gaya
FR, maka gaya dalam kondisi
SEIMBANG.
Keseimbangan Gaya arah Vertikal
Dinyatakan secara Analitis :
ΣV = 0 (jumlah gaya - gaya vertikal sama dengan nol)
Dinyatakan secara Grafis :
Titik Pangkal
Gaya
Ujung Gaya
RY
W1 Gambar disamping merupakan gambar
keseimbangan gaya vertikal yang terdiri
dari gaya W1 dan RY.
Secara grafis, ujung panah RY berimpitan
dengan titik pangkal gaya W1. Hal ini
menunjukkan bahwa gaya dalam kondisi
SEIMBANG.
FR
FX
FY
A
A
A
α
FY
FX
FR
Arah Besaran Gaya
dan Gaya Resultante
α
W W
W
W
W
W cos α
W sin α
α Gaya Dorong Pada
Benda Yang Berada di
Bidang Miring
Sebuah bus mendapatkan dorongan pada bidang miring α sebesar
gaya W sin α. Gaya W merupakan gaya aksi masing-masing roda yang
arahnya vertikal ke bawah. Dalam hal ini, gaya W diuraikan menjadi
gaya sejajar bidang miring W sin α dan gaya yang tegak lurus bidang
miring W cos α.
α = kemiringan bidang
tumpu benda
Contoh A.1
20°
W = 15 kN
Berat benda W = 15 kN dan terletak pada permukaan miring = 20°.
Koefisien gesek antara permukaan tanah dan benda diambil = 0.5.
Karena benda berada di atas tanah miring, maka potensi pergerakan benda
hanya diakibatkan oleh gaya yang arahnya juga miring.
Bagaimanakah keseimbangan gaya yang terjadi ???
KESEIMBANGAN GAYAARAH HORIZONTAL :
20°
W = 15 kN
α =20°
W = 15 kN
W cos α
W sin α
Wy = W cos α = 15 cos 20° = 14.095 kN
Wx = W sin α = 15 sin 20° = 5.130 kN
Gaya bergerak akibat beban benda sendiri, karena tidak ada gaya dari luar
yang menyebabkan benda bergerak.
Menurut ilmu fisika, gaya yang menyebabkan benda bergerak dapat dicari
dari komponen gaya berat yang arahnya sejajar dengan permukaan tanah.
Contoh A.2
20°
Gaya RX adalah gaya yang menahan gaya W sin α agar benda tidak bergerak.
Gaya RX ada akibat gesekan dasar benda dengan permukaan tanah.
α =20°
W = 15 kN
W sin α
W cos α
Ry = reaksi tumpuan
Rx
Gaya RX hanya menahan gaya W sin α sehingga
RX = W sin α= 5.130 kN.
Diketahui koefisien gesek maksimum sebesar 0.5, maka:
RX max = 0.5 W cos α = 7.0475 kN, RX max > W sin α
Artinya benda dalam kondisi seimbang/tidakbergerak/diam.
Akibat beban W cos α, tanah juga memberikan reaksi balik RY sebesar
W cos α.
Contoh A.3
20°
Benda mengalami gaya
dorong dari luar sebesar
F = 1 kN
α =20°
W = 15 kN
W sin α
W cos α
Ry = reaksi tumpuan
Rx
Akibat gaya luar F = 1 KN, maka besaran gaya RX :
RX = W sin α + F
= 5.130 + 1
= 6.130 kN
Diketahui koefisien gesek maksimum sebesar 0.5, maka:
RX max = 0.5 W cos α = 7.0475 kN, RX max > RX
Artinya benda dalam kondisi seimbang/tidak bergerak/diam.
Akibat beban W cos α, tanah juga memberikan reaksi balik RY sebesar
W cos α.
F = 1 KN
Pada contoh A.3 didapatkan besaran gaya F + W sin α = RX, maka
superposisi gaya dari ketiga gaya tersebut adalah :
F + W sin α = RX
F + W sin α – RX = 0 (nol)
Secara analitis, persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai :
ΣF miring = 0 (jumlah gaya-gaya miring = 0)
Jika ΣF miring = 0 maka benda ada dalam posisi seimbang arah miring
dan benda dalam keadaan diam atau tidak bergerak.
RX = 6.130 kN
W sin = 5.130 KN
F = 1 kN
Contoh A.4
20°
Benda mengalami gaya
dorong dari luar sebesar
F = 2 kN
α =20°
W = 15 kN
W sin α
W cos α
Ry = reaksi tumpuan
Rx
Akibat gaya luar F = 2 KN, maka besaran gaya RX :
RX = W sin α + F
= 5.130 + 2
= 7.130 kN
Diketahui koefisien gesek maksimum sebesar 0.5, maka:
RX max = 0.5 W cos α = 7.0475 kN, RX max < RX
Artinya benda dalam kondisi bergerak/tidak seimbang akibat FR sebesar
0.085 kN.
Akibat beban W cos α, tanah juga memberikan reaksi balik RY sebesar
W cos α.
F = 2 KN
Pada contoh A.4 didapatkan besaran gaya F + W sin α > RX, maka
superposisi gaya dari ketiga gaya tersebut adalah :
F + W sin α > RX max
F + W sin α – RX max > 0
F + W sin α – RX max = FR
Secara analitis, persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai :
ΣF miring ≠ 0 (jumlah gaya-gaya miring ≠ 0)
Jika ΣF miring ≠ 0 maka benda ada dalam posisi tidak seimbang arah
miring dan benda dalam keadaan bergerak sebesar FR ke arah kiri.
RX = 6.130 kN
W sin = 5.130 kN
F = 2 kN
Berdasarkan contoh A1 – A3, maka didapatkan bahwa :
1. Benda dikatakan dalam kondisi seimbang horisontal
apabila ΣH = 0
2. Benda dikatakan dalam kondisi seimbang vertikal apabila
ΣV = 0
3. Benda dikatakan bergerak/tidak seimbang akibat FR
Sekian dan Terimakasih

More Related Content

What's hot

KESETIMBANGAN
KESETIMBANGANKESETIMBANGAN
KESETIMBANGAN
Dwi Ratna
 
Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1
Ibrahim Husain
 
Drainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbangDrainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbang
Agung Noorsamsi
 
Mekanika teknik2
Mekanika teknik2Mekanika teknik2
Mekanika teknik2
frans2014
 
pelengkung tiga sendi mekanika teknik
pelengkung tiga sendi mekanika teknikpelengkung tiga sendi mekanika teknik
pelengkung tiga sendi mekanika teknik
Syarif Hidayat
 

What's hot (20)

Pesawat sederhana
Pesawat sederhanaPesawat sederhana
Pesawat sederhana
 
221829084 bag-1-metode-energi
221829084 bag-1-metode-energi221829084 bag-1-metode-energi
221829084 bag-1-metode-energi
 
Materi Mektek.ppt
Materi Mektek.pptMateri Mektek.ppt
Materi Mektek.ppt
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Modul 7-bangunan portal
Modul 7-bangunan portalModul 7-bangunan portal
Modul 7-bangunan portal
 
KESETIMBANGAN
KESETIMBANGANKESETIMBANGAN
KESETIMBANGAN
 
10 langkah cek tegangan pondasi tiang menggunakan software safe 12
10 langkah cek tegangan pondasi tiang menggunakan software safe 1210 langkah cek tegangan pondasi tiang menggunakan software safe 12
10 langkah cek tegangan pondasi tiang menggunakan software safe 12
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balok
 
Beam (tumpuan)
Beam (tumpuan)Beam (tumpuan)
Beam (tumpuan)
 
Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1
 
PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1
 
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasarModul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
 
Drainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbangDrainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbang
 
mekanika-teknik-1.pptx
mekanika-teknik-1.pptxmekanika-teknik-1.pptx
mekanika-teknik-1.pptx
 
Mekanika teknik II
Mekanika teknik IIMekanika teknik II
Mekanika teknik II
 
Modul TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
Modul TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu Modul TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
Modul TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
 
Tektonisme - Geografi (kelas 10)
Tektonisme - Geografi (kelas 10)Tektonisme - Geografi (kelas 10)
Tektonisme - Geografi (kelas 10)
 
Mekanika teknik2
Mekanika teknik2Mekanika teknik2
Mekanika teknik2
 
TUGAS BESAR (1).pptx
TUGAS BESAR (1).pptxTUGAS BESAR (1).pptx
TUGAS BESAR (1).pptx
 
pelengkung tiga sendi mekanika teknik
pelengkung tiga sendi mekanika teknikpelengkung tiga sendi mekanika teknik
pelengkung tiga sendi mekanika teknik
 

Similar to STATIKA-Pertemuan 1.pptx

MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTXMEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
yosevinaMsc
 

Similar to STATIKA-Pertemuan 1.pptx (20)

fdokumen.com_mekanika-teknik-1-578755dfa4e86.pptx
fdokumen.com_mekanika-teknik-1-578755dfa4e86.pptxfdokumen.com_mekanika-teknik-1-578755dfa4e86.pptx
fdokumen.com_mekanika-teknik-1-578755dfa4e86.pptx
 
MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTXMEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
MEKANIKA REKAYASa i_2020-03-08 02-31-04000.PPTX
 
praktikum
praktikumpraktikum
praktikum
 
Laporan akhir cover
Laporan akhir coverLaporan akhir cover
Laporan akhir cover
 
PPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdf
PPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdfPPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdf
PPT macam gaya pada struktur bangunan.pptx.pdf
 
Mekanika Bahan jilid 1.pdf
Mekanika Bahan jilid 1.pdfMekanika Bahan jilid 1.pdf
Mekanika Bahan jilid 1.pdf
 
mekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdfmekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdf
 
Microteaching yuk
Microteaching yukMicroteaching yuk
Microteaching yuk
 
Materi kuliah rekayasa_gempa
Materi kuliah rekayasa_gempaMateri kuliah rekayasa_gempa
Materi kuliah rekayasa_gempa
 
DIKTAT_MKM_full.pdf
DIKTAT_MKM_full.pdfDIKTAT_MKM_full.pdf
DIKTAT_MKM_full.pdf
 
Laporan pelengkungan batang
Laporan pelengkungan batangLaporan pelengkungan batang
Laporan pelengkungan batang
 
statika gaya dan momen
statika gaya dan momenstatika gaya dan momen
statika gaya dan momen
 
Modul TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
Modul TKP M2KB1 - Struktur dan PembebananModul TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
Modul TKP M2KB1 - Struktur dan Pembebanan
 
Modul Ajar Bagian DINAMIKA.docx
Modul Ajar Bagian DINAMIKA.docxModul Ajar Bagian DINAMIKA.docx
Modul Ajar Bagian DINAMIKA.docx
 
Sap skb3
Sap skb3Sap skb3
Sap skb3
 
Proposal diktat mkm 1
Proposal diktat mkm 1Proposal diktat mkm 1
Proposal diktat mkm 1
 
Proposal diktat mkm 1
Proposal diktat mkm 1Proposal diktat mkm 1
Proposal diktat mkm 1
 
Seven jantri situmorang
Seven jantri situmorangSeven jantri situmorang
Seven jantri situmorang
 
MATERI IPA KELAS VIII DISERTAI LATIHAN SOAL
MATERI IPA KELAS VIII DISERTAI LATIHAN SOALMATERI IPA KELAS VIII DISERTAI LATIHAN SOAL
MATERI IPA KELAS VIII DISERTAI LATIHAN SOAL
 
tiu tik.pdf
tiu tik.pdftiu tik.pdf
tiu tik.pdf
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 

STATIKA-Pertemuan 1.pptx

  • 1. STATIKA (Mekanika Rekayasa atau Mekanika Teknik) Oleh : Ir. BAMBANG SUDARMANTO MT GALIH WIDYARINI, ST, MT
  • 2. 1. Pengenalan Statika 2. Sistem Pembelajaran atau Kontrak Kuliah Statika 3. Dasar-dasar Ilmu Gaya 4. Keseimbangan Gaya
  • 4. Akibat Gempa 7,2 SR di Kobe, Jepang tahun 1995. Akibat Gempa Tsunami Aceh 6,4 SR tahun 2004
  • 5. Gempa 6,4 SR di Taiwan bagian Selatan pada 6 Februari 2016 Total korban meninggal 114 korban, 144 luka-luka. Total kerugian 29,5 M
  • 6. Apa penyebabnya??? Siapa yang bertanggungjawab??
  • 7. 2002, Jembatan di Cina ambruk akibat kelebihan beban truk. Kerugian 32 Miliar.
  • 8. 2007, Mississippi River Bridge in Minneapolis, US collapsed into the river. killing 13 and injuring 121 others.
  • 10. STATIKA atau Mekanika Teknik atau Mekanika Rekayasa merupakan bidang ilmu utama yang dipelajari di ilmu teknik sipil mengenai analisis gaya-gaya yang bekerja pada struktur yang tetap diam/statis/setimbang. Statika merupakan kesetimbangan suatu struktur bangunan.
  • 11. Prinsip dasar yang harus dimiliki oleh bangunan atau struktur Teknik Sipil adalah STABILITAS BENDA. Konsep dasar analisis struktur bangunan teknik Sipil dikenal dengan “3K” yaitu : • Kokoh Berhubungan dengan stabilitas bangunan yang tidak boleh berpindah tempat jika menderita gaya-gaya dari luar. • Kaku Berhubungan dengan kondisi bangunan yang tidak boleh mengalami perubahan bentuk atau melendut atau terdefleksi jika menderita beban dari luar. • Kuat Berhubungan dengan kemampuan bangunan untuk tidak hancur atau rusak jika mengalami pembebanan dari luar.
  • 12. Tujuan/pokok utama dari Statika adalah mempelajari perilaku struktur terhadap beban yang bekerja pada struktur. Perilaku struktur tersebut meliputi keseimbangan gaya, uraian gaya, gaya reaksi dan gaya internal yang ada pada struktur.
  • 13. Hal – hal penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajari perilaku struktur dalam mata kuliah STATIKA : 1. Stabilitas Struktur Tidak bergerak, tidak berpindah tempat dan tidak berubah bentuk. 2. Keseimbangan Gaya Gaya luar atau beban yang bekerja pada struktur harus diimbangi oleh reaksi struktur terhadap beban tersebut. 3. Kompatibilitas antara gaya-gaya yang bekerja pada struktur dengan jenis tumpuan dan bentuk struktur.
  • 14. Gaya Luar Reaksi Tumpuan ( Gaya Reaksi) Beban ( Gaya Aksi ) Kestabilan ( Keseimbangan Struktur ) Beban yang membebani suatu struktur akan diteruskan oleh kontruksi ke dalam tanah melalui pondasi. Gaya-gaya dari tanah yang memberikan perlawanan terhadap gaya tersebut, yang dinamakan Reaksi Tumpuan.
  • 15. BEBAN Beban Tetap Adalah beban yang bekerja selama usia struktur. Contoh : Beban struktur dari beton 2400 kg/m3 Beban Tidak Tetap Adalah beban yang bekerja sementara pada struktur. Contoh : Beban manusia, Beban angin, Beban Gempa
  • 16. Muatan : selalu memiliki Besaran, Arah, dan Garis Kerja. Contoh : • Beban Manusia berupa beban titik atau beban merata vertikal ke bawah yang bekerja tegak lurus bidang, contoh : 100 KN atau 100 KN/m2 • Beban Angin berupa beban merata yang umumnya memiliki arah mendatar yang bekerja tegak lurus bidang, contoh ; 20 KN/m2 • Beban Gempa berupa beban titik yang bekerja pada sumbu x dan sumbu y bidang yang memiliki arah horisontal, contoh : 25 KN • Gaya tekan air /gaya tekan tanah berupa gaya yang bekerja tegak lurus dinding yang terletak di dalam air ( di dalam tanah ), besarnya gaya tekan air (tanah) dihitung secara hidrostatis berbentuk beban segitiga, makin dalam makin besar gayanya.
  • 17. Beban Manusia (beban terpusat)
  • 20. Gaya Tekan Tanah Tekanan Aktif Tanah (Beban Merata) dan Beban Hidrostatis (Beban Merata Segitiga)
  • 21. Reaksi Tumpuan (Gaya Reaksi) Struktur akan stabil apabila diletakkan pada pondasi yang baik. Struktur akan meneruskan gaya ke pondasi, kemudian pondasi akan menghasilkan gaya perlawanan dari muatan tersebut. Gaya perlawanan disebut dengan Reaksi Tumpuan atau Reaksi Perletakan. Bentuk pondasi yang umum ada pada struktur adalah : - Roll (roda/perletakan geser), - Sendi (engsel) - Jepit.
  • 22. Tumpuan Roll • Menahan gaya yang arahnya tegak lurus bidang pada tumpuan.
  • 23. Tumpuan Sendi • Menahan gaya yang arahnya tegak lurus dan sejajar bidang dimana tumpuan diletakkan.
  • 24. Tumpuan Jepit • Menahan gaya yang arahnya tegak lurus dan sejajar bidang dimana tumpuan diletakkan dan juga mampu menahan gaya yang menyebabkan tumpuan berputar.
  • 25.
  • 26. Contoh Balok di atas Tumpuan ROLL ROLL ROLL SENDI SENDI SENDI ROLL SENDI SENDI SENDI Balok di atas 2 tumpuan Balok di atas banyak tumpuan (gerber)
  • 27. Gaya Internal pada Struktur (Gaya Dalam) Gaya dalam adalah gaya yang ada di dalam badan struktur yang berusaha menjaga keseimbangan beban-beban atau gaya luar yang bekerja pada struktur. Gaya dalam muncul akibat adanya keseimbangan gaya aksi dan reaksi. Contoh : ● Pembangunan rumah di atas tanah yang keras akan memberikan reaksi balik pada struktur akibat gaya luar (aksi) yang bekerja pada struktur. Lain halnya, apabila membangun rumah di atas tanah yang lunak maka tanah tidak mampu memberikan reaksi dalam menahan beban sehingga rumah akan mengalami penurunan.
  • 28. Sistem satuan yang digunakan dalam kuliah Statika Sistem Panjang Massa Waktu Gaya Sistem Internasional (SI) Meter (m) Kilogram (kg) Second (s) Newton (N) atau kgm/s2 Meter (m) Kilogram (kg) Second (s) Kilogram force (kgf)
  • 29. Istilah yang digunakan dalam Statika • Gaya vertikal (V) : Gaya yang arahnya tegak lurus bidang • Gaya horisontal (H) : Gaya yang arahnya sejajar bidang • Momen gaya (M) : Besaran yang dipengaruhi gaya dan lengan • Reaksi perletakan : Reaksi tentang keseimbangan gaya- gaya yang bekerja • Resultant gaya : Besaran vektor • Skala : Perbandingan antara jarak pada gambar dengan jarak sebenarnya • Struktur bangunan : Bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban. • Vektor : Besaran yang memiliki nilai dan arah
  • 30. KONVERSI TEKANAN 1 MPa = 1 N/mm2 = 10 kg/cm2 = 100 t/m2 1 MPa = 1000 KPa 1 KPa = 100 kg/m2 1 Kpa = 1 KN/m2 = 100 kg/m2
  • 31. Tujuan Mempelajari STATIKA 1. Memahami konsep keseimbangan gaya. 2. Mengetahui jenis tumpuan dan pengaruh tumpuan pada analisis keseimbangan gaya. 3. Mengetahui gaya dalam pada struktur akibat adanya keseimbangan gaya aksi dan reaksi. 4. Mengetahui perilaku struktur yang terbebani. 5. Meminilasir kehancuran struktur yang akan terjadi pada bagian struktur yang mengalami tegangan besar.
  • 32. Materi yang dipelajari dalam kuliah STATIKA 1. Pengenalan Statika dan Sistem Pembelajaran Statika 2. Dasar-Dasar Ilmu Gaya 3. Perhitungan Resultante Gaya secara Grafis dan Analitis 4. Perhitungan Resultante Gaya secara Grafis dan Analitis (2) 5. Analisis beban dan Konsep Dasar Perhitungan Reaksi Perletakan 6. Menghitung Reaksi Perletakan secara Grafis dan Analitis pada beberapa tipe struktur statis tertentu, balok di atas dua tumpuan dan di atas banyak tumpuan (balok gerber) (1) 7. Menghitung Reaksi Perletakan secara Grafis dan Analitis pada beberapa tipe struktur statis tertentu, balok di atas dua tumpuan dan di atas banyak tumpuan (balok gerber) (2) – PRESENTASI TUGAS
  • 33. 8. UJIAN MID SEMESTER
  • 34. Materi yang dipelajari dalam kuliah STATIKA 9. Pengenalan gaya dalam, keseimbangan gaya luar dan gaya dalam, jenis gaya dalam dan freebody diagram. (1) 10. Pengenalan gaya dalam, keseimbangan gaya luar dan gaya dalam, jenis gaya dalam dan freebody diagram. (2) 11. Persamaan gaya dalam dan perjanjian tanda gaya dalam. 12. Bidang gaya dalam pada balok diatas dua tumpuan (balok sederhana) dan di atas banyak tumpuan (balok Gerber). 13. Perhitungan titik berat penampang dengan menerapkan metode grafis dan analitis. 14. Analisis pendimensian element struktur (balok) statis tertentu sederhana. 15. Analisis pendimensian element struktur balok gerber
  • 36. α= 30° F FY FX FY cos α FX sin α F α ILMU GAYA : 1. Uraian Gaya 2. Superposisi Gaya 3. Resultante Gaya Cara GRAFIS dan ANALITIS
  • 37. KESEIMBANGAN GAYA Gaya Aksi = Gaya Reaksi Cara GRAFIS dan ANALITIS
  • 38. KESEIMBANGAN GAYA - Gaya Aksi = Gaya Reaksi - Bidang – bidang Gaya Dalam Cara GRAFIS dan ANALITIS
  • 39. Daftar Pustaka Beer, P.F, et al. 2011. Statics and Mechanics of Material. McGraw-Hill Companies. America. Harry H, West. Fundamental Analysis of Structures. Edisi ke-2nd. Wiley. Timoshenko. Engineering Material. Edisi ke-2nd. Wadsworth. Inc
  • 40. Mekanisme Penilaian ITEM PENILAIAN BOBOT Ujian Akhir Semester 40 % Ujian Tengah Semester 40% Tugas 15 % Kehadiran 5% TOTAL 100%
  • 41. Kelengkapan yang WAJIB dibawa selama perkuliahan Statika 1. Kertas Milimeter Block 2. Satu Pasang Penggaris Segitiga 3. Busur Derajat 4. Kalkulator 5. Materi Kuliah
  • 42. Aturan dalam Perkuliahan Statika 1. Setiap mahasiswa wajib membawa perlengkapan dasar dan catatan perkuliahan. Apabila mahasiswa tidak membawa maka TIDAK diperkenankan mengikuti perkuliahan. 2. Setiap mahasiswa wajib membawa perlengkapan dasar saat ujian. Apabila mahasiswa tidak membawa, maka TIDAK diperkenankan mengikuti ujian statika. 3. Dilarang mengabsenkan teman atau titip absen. Apabila terdapat mahasiswa yang melakukan, maka kehadiran 1 kelas hari tersebut tidak dianggap. 4. Keterlambatan maksimal 15 menit.
  • 43. GAYA merupakan besaran yang mampu membuat benda dalam keadaan diam/statis menjadi bergerak. Gaya dilambangkan sebagai besaran yang mempunyai arah dan digambarkan dalam ilmu fisika seperti vektor. Satuan : Newton (N), Kg , Ton. Contoh : Sebuah benda dikerjakan pada sebuah gaya ditarik atau didorong maka akan ada perlawanan Terhadap gaya tersebut yang disebut dengan reaksi.
  • 44. KESEIMBANGAN GAYA adalah besaran Gaya Reaksi = Gaya Aksi. Sebagai contoh sederhana : Sebuah bus yang diam mendapat gaya dorong F = 20 kN, sedangkan berat bus tersebut memiliki berat 50 kN. Beban bus disalurkan kepada kedua roda masing – masing 25 kN. Saat bus bergerak, terjadi gaya gesek antara roda dengan permukaan jalan. Diketahui gaya gesek maksimum pada masing-masing roda tersebut sebesar 10 kN. Bagaimana keseimbangan gaya terbentuk sehingga bus tidak bergerak ??? Perkerasan jalan
  • 45. O Ketika bus diam atau tidak bergerak F = 0 kN, maka gaya gesek/gaya reaksi kedua roda bus RX = 0 kN. Akibat beban roda W1 dan W2, permukaan tanah akan memberikan reaksi balik (reaksi tumpuan) masing-masing sebesar RY. RY = W1 = W2 = 25 kN Pada contoh ini dianggap permukaan tanah atau perkerasan tidak mengalami penurunan akibat beban W1 dan W2. Perkerasan jalan
  • 46. Ketika bus bergerak dengan gaya dorong F = 20 kN, maka gaya gesek maksimum/gaya aksi yang diberikan oleh masing – masing roda bus RX = 10 kN. Besarnya gaya aksi yang diberikan roda sama dengan gaya dorong F, sehingga bus dalam kondisi diam. Apabila gaya dorong dan gaya aksi tersebut disusun sesuai dengan arah masing – masing maka dapat digambarkan secara grafis : F=20 kN RX = 10 kN RX = 10 kN Kendaraan dalam keadaan seimbang / tidak bergerak. Perkerasan jalan
  • 47. Dari penjelasan sebelumnya, maka terlihat adanya keseimbangan gaya antara gaya dorong atau gaya aksi F dengan dua gaya reaksi (RX) sehingga menyebabkan kendaraan diam/tidak bergerak. Keseimbangan gaya – gaya horizontal dinyatakan dengan persamaan (secara Analitis) : F = 2 RX F –2 RX = 0 ΣH = 0 *Penjumlahan secara aljabar dari beberapa gaya juga dikenal dengan istilah lain “superposisi beberapa gaya” Secara umum persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai: ΣH = 0 (jumlah gaya - gaya horizontal sama dengan nol) F=20 kN RX = 10 kN RX = 10 kN
  • 48. Ketika bus bergerak dengan gaya aksi F = 40 kN, maka gaya gesek maksimum/gaya reaksi yang diberikan oleh masing – masing roda bus tetap RX = 10 kN. Akibat besarnya gaya aksi yang diberikan lebih besar dari gaya reaksi, maka bus akan mulai bergerak. Hal ini dikarenakan gaya reaksi tidak dapat menyeimbangi gaya aksi F. Apabila gaya dorong dan gaya aksi tersebut disusun sesuai dengan arah masing – masing maka dapat digambarkan secara grafis: F = 40 kN RX = 10 kN Perkerasan jalan Adanya selisih antara F dan 2RX sebesar FR = 20kN RX = 10 kN
  • 49. Pada kondisi gaya dorong atau gaya aksi F lebih besar dari dua gaya reaksi (RX), bus mulai bergerak akibat gaya aksi F. Apabila dinyatakan secara aljabar/Analitis, maka Superposisi gaya : F > 2 RX F –2 RX > 0 Dari penjabaran superposisi gaya tersebut, superposisi gaya ≠ 0. Superposisi gaya menghasilkan gaya FR. FR = F-2X Secara umum persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai: ΣH ≠ 0 (jumlah gaya - gaya horizontal tidak sama dengan nol) Akibat adanya gaya FR menjadikan gaya- gaya tidak seimbang arah horizontal sehingga bus bergerak ke arah gaya dorong/aksi bergerak. F = 40 kN RX = 10 kN RX = 10 kN
  • 50. Dari contoh bus, terdapat beban vertikal dari dua roda masing – masing sebesar 25 kN yang bekerja di permukaan tanah. Beban roda tersebut akan mendapat reaksi balik dari tanah dengan nilai yang sama yaitu masing-masing sebesar 25 kN pada setiap posisi roda. Namun , apabila tanah tidak mampu memberikan reaksi balik (misal tanah lembek), maka roda bus akan mengalami penurunan. Keseimbangan gaya-gaya arah vertikal digambarkan dan dinyatakan dengan persamaan: W1 = RY W2 = RY W1 – RY = 0 W2 – RY = 0 ΣV = 0 ΣV = 0 RY W1 W2 RY
  • 51. Berdasarkan contoh bus, dapat dilihat bahwa benda akan bergerak apabila mendapatkan gaya luar/gaya aksi yang lebih besar (>) dari gaya reaksi benda itu sendiri. Dalam kondisi lain, benda dapat dikatakan diam atau stabil atau STATIS jika gaya aksi sama dengan (=) gaya reaksi baik secara arah horizontal maupun arah vertikal. Gaya luar/aksi yang bekerja pada benda mempengaruhi besarnya pergerakan benda dan arah pergerakan (VEKTOR). Benda yang akan bergerak ketika mendapatkan gaya aksi yang melampaui gaya reaksi maksimum, maka benda tersebut dalam kondisi TIDAK STATIS Perlu KESEIMBANGAN GAYA agar benda menjadi STATIS
  • 52. Keseimbangan Gaya Horizontal Dinyatakan secara Analitis : ΣH = 0 (jumlah gaya - gaya horizontal sama dengan nol) Dinyatakan secara Grafis : Gaya horiontal F, RX1, dan RX2 merupakan 3 gaya yang memiliki besaran dan arah. Arah anak panah gaya F adalah total arah anak panah gaya RX1 RX2 yang saling berlawanan. Kondisi tersebut menunjukkan gaya dalam kondisi seimbang. F=20 kN RX1 = 10 kN RX2 = 10 kN Titik Pangkal Gaya Ujung Gaya
  • 53. F = 40 kN RX1 = 10 kN RX2 = 10 kN Gambar disamping merupakan gambar keseimbangan gaya horizontal yang terdiri dari gaya F, RX1, dan RX2 . Secara grafis, ujung panah RX1 tidak berimpitan dengan titik pangkal gaya F. Hal ini menunjukkan bahwa gaya dalam kondisi TIDAK SEIMBANG. Bagaimana supaya seimbang???? F = 40 kN RX1 = 10 kN RX2 = 10 kN FR = 20 kN Agar gaya dalam kondisi seimbang maka diberi gaya sebesar FR dengan arah panah gaya melawan gaya F. Besaran gaya FR sebesar 20kN. Setelah ditambahkan gaya FR, maka gaya dalam kondisi SEIMBANG.
  • 54. Keseimbangan Gaya arah Vertikal Dinyatakan secara Analitis : ΣV = 0 (jumlah gaya - gaya vertikal sama dengan nol) Dinyatakan secara Grafis : Titik Pangkal Gaya Ujung Gaya RY W1 Gambar disamping merupakan gambar keseimbangan gaya vertikal yang terdiri dari gaya W1 dan RY. Secara grafis, ujung panah RY berimpitan dengan titik pangkal gaya W1. Hal ini menunjukkan bahwa gaya dalam kondisi SEIMBANG.
  • 56. α W W W W W W cos α W sin α α Gaya Dorong Pada Benda Yang Berada di Bidang Miring Sebuah bus mendapatkan dorongan pada bidang miring α sebesar gaya W sin α. Gaya W merupakan gaya aksi masing-masing roda yang arahnya vertikal ke bawah. Dalam hal ini, gaya W diuraikan menjadi gaya sejajar bidang miring W sin α dan gaya yang tegak lurus bidang miring W cos α. α = kemiringan bidang tumpu benda
  • 57. Contoh A.1 20° W = 15 kN Berat benda W = 15 kN dan terletak pada permukaan miring = 20°. Koefisien gesek antara permukaan tanah dan benda diambil = 0.5. Karena benda berada di atas tanah miring, maka potensi pergerakan benda hanya diakibatkan oleh gaya yang arahnya juga miring. Bagaimanakah keseimbangan gaya yang terjadi ??? KESEIMBANGAN GAYAARAH HORIZONTAL :
  • 58. 20° W = 15 kN α =20° W = 15 kN W cos α W sin α Wy = W cos α = 15 cos 20° = 14.095 kN Wx = W sin α = 15 sin 20° = 5.130 kN Gaya bergerak akibat beban benda sendiri, karena tidak ada gaya dari luar yang menyebabkan benda bergerak. Menurut ilmu fisika, gaya yang menyebabkan benda bergerak dapat dicari dari komponen gaya berat yang arahnya sejajar dengan permukaan tanah.
  • 59. Contoh A.2 20° Gaya RX adalah gaya yang menahan gaya W sin α agar benda tidak bergerak. Gaya RX ada akibat gesekan dasar benda dengan permukaan tanah. α =20° W = 15 kN W sin α W cos α Ry = reaksi tumpuan Rx Gaya RX hanya menahan gaya W sin α sehingga RX = W sin α= 5.130 kN. Diketahui koefisien gesek maksimum sebesar 0.5, maka: RX max = 0.5 W cos α = 7.0475 kN, RX max > W sin α Artinya benda dalam kondisi seimbang/tidakbergerak/diam. Akibat beban W cos α, tanah juga memberikan reaksi balik RY sebesar W cos α.
  • 60. Contoh A.3 20° Benda mengalami gaya dorong dari luar sebesar F = 1 kN α =20° W = 15 kN W sin α W cos α Ry = reaksi tumpuan Rx Akibat gaya luar F = 1 KN, maka besaran gaya RX : RX = W sin α + F = 5.130 + 1 = 6.130 kN Diketahui koefisien gesek maksimum sebesar 0.5, maka: RX max = 0.5 W cos α = 7.0475 kN, RX max > RX Artinya benda dalam kondisi seimbang/tidak bergerak/diam. Akibat beban W cos α, tanah juga memberikan reaksi balik RY sebesar W cos α. F = 1 KN
  • 61. Pada contoh A.3 didapatkan besaran gaya F + W sin α = RX, maka superposisi gaya dari ketiga gaya tersebut adalah : F + W sin α = RX F + W sin α – RX = 0 (nol) Secara analitis, persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai : ΣF miring = 0 (jumlah gaya-gaya miring = 0) Jika ΣF miring = 0 maka benda ada dalam posisi seimbang arah miring dan benda dalam keadaan diam atau tidak bergerak. RX = 6.130 kN W sin = 5.130 KN F = 1 kN
  • 62. Contoh A.4 20° Benda mengalami gaya dorong dari luar sebesar F = 2 kN α =20° W = 15 kN W sin α W cos α Ry = reaksi tumpuan Rx Akibat gaya luar F = 2 KN, maka besaran gaya RX : RX = W sin α + F = 5.130 + 2 = 7.130 kN Diketahui koefisien gesek maksimum sebesar 0.5, maka: RX max = 0.5 W cos α = 7.0475 kN, RX max < RX Artinya benda dalam kondisi bergerak/tidak seimbang akibat FR sebesar 0.085 kN. Akibat beban W cos α, tanah juga memberikan reaksi balik RY sebesar W cos α. F = 2 KN
  • 63. Pada contoh A.4 didapatkan besaran gaya F + W sin α > RX, maka superposisi gaya dari ketiga gaya tersebut adalah : F + W sin α > RX max F + W sin α – RX max > 0 F + W sin α – RX max = FR Secara analitis, persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai : ΣF miring ≠ 0 (jumlah gaya-gaya miring ≠ 0) Jika ΣF miring ≠ 0 maka benda ada dalam posisi tidak seimbang arah miring dan benda dalam keadaan bergerak sebesar FR ke arah kiri. RX = 6.130 kN W sin = 5.130 kN F = 2 kN
  • 64. Berdasarkan contoh A1 – A3, maka didapatkan bahwa : 1. Benda dikatakan dalam kondisi seimbang horisontal apabila ΣH = 0 2. Benda dikatakan dalam kondisi seimbang vertikal apabila ΣV = 0 3. Benda dikatakan bergerak/tidak seimbang akibat FR