Sejarah Guru dan Pendidikan Guru di Indonesia dari Zaman ke ZamanIwan Syahril
Pendidikan guru menentukan kualitas guru. Semakin baik pendidikan guru sebuah sistem, semakin baik kualitas guru-gurunya. Fondasi pendidikan guru di awal kemerdekaan Indonesia lebih kuat untuk guru sekolah dasar dibanding sekolah menengah. Sejumlah orang Indonesia, walaupun jumlahnya sangat kecil, mendapat pendidikan guru SD yang sangat baik di zaman Belanda. Namun hampir tdk ada yg mendapat pendidikan guru utk menjadi guru di sekolah menengah. Karena itu di awal kemerdekaan, Indonesia membentuk fondasi pendidikan guru utk sekolah menengah dengan visi yg sangat progresif untuk masa itu: pendidikan guru setingkat universitas. Berdirilah Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) tahun 1954.
Sayangnya, pendidikan guru terganggu dinamika politik, baik di masa Orde Lama & Orde Baru. Di masa Orde Lama, seperti halnya organisasi guru, pendidikan guru pun terpengaruh dinamika pro & anti komunis, sehingga terpecah dua. IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) adalah hasil kesepakatan penyatuan 2 aliran lembaga pendidikan guru tsb, yg difasilitasi oleh Presiden Sukarno. Data statistik menunjukkan sekitar 50% atau lebih sekolah guru beserta siswa & gurunya hilang karena revolusi 1960an. Akibatnya, di awal Orde Baru terjadi kekurangan guru & pendidik guru yg signifikan.
Di masa Orde Baru, Presiden Suharto melakukan depolitisasi dan menuntut mono-loyalitas semua guru & pendidik di sekolah guru. Semuanya harus masuk partai pemerintah Golongan Karya. Budaya PNS mulai menggantikan budaya profesional, sehingga terjadi de-profesionalisasi guru & pendidikan guru. Selain itu, pendidikan guru dilakukan serba darurat, super cepat utk memenuhi pemesanan rekrutmen massal ratusan ribu guru di sekolah dasar & sekolah menengah. Mutu pun semakin menurun, semakin menjauh dr budaya profesional dan budaya intelektual. Ini diperparah dengan proliferasi lembaga pendidikan guru swasta yg umumnya tdk bermutu baik.
Ketika SPG dihapus th 1989, menurut saya, terjadi pemutusan keahlian & legasi tradisi pendidikan keguruan yg baik dari zaman Belanda. Guru-guru SPG tdk langsung mendapat tempat di IKIP karena kualifikasi pendidikan mereka blm bisa menjadi dosen.
Sementara itu banyak kalangan menyangsikan kualitas lulusan IKIP terutama karena mereka tdk dianggap menguasai ilmu pelajaran yang diampunya. Sekolah pendidikan guru jg banyak menerapkan “kurikulum fleksibel” sejak tahun 1980an karena hanya 50%-60% lulusannya yg terserap menjadi guru. Di akhir tahun 1990an, mulailah IKIP menjadi universitas, dg harapan terjadi penguatan penguasaan konten dari calon-calon guru di IKIP. Sayangnya hingga sekarang, masalah ini tampaknya belum terselesaikan.
Orde reformasi dg desentralisasinya menuntut penataan ulang pengelolaan guru & pendidikan guru, & hingga saat ini masih perlu penyempurnaan di sana sini. Sertifikasi guru, sebuah terobosan masif & mahal utk peningkatan kualitas guru & pendidikan guru Indonesia, belum terlihat dampaknya terhadap kualitas pendidikan Indonesia.
Sejarah Guru dan Pendidikan Guru di Indonesia dari Zaman ke ZamanIwan Syahril
Pendidikan guru menentukan kualitas guru. Semakin baik pendidikan guru sebuah sistem, semakin baik kualitas guru-gurunya. Fondasi pendidikan guru di awal kemerdekaan Indonesia lebih kuat untuk guru sekolah dasar dibanding sekolah menengah. Sejumlah orang Indonesia, walaupun jumlahnya sangat kecil, mendapat pendidikan guru SD yang sangat baik di zaman Belanda. Namun hampir tdk ada yg mendapat pendidikan guru utk menjadi guru di sekolah menengah. Karena itu di awal kemerdekaan, Indonesia membentuk fondasi pendidikan guru utk sekolah menengah dengan visi yg sangat progresif untuk masa itu: pendidikan guru setingkat universitas. Berdirilah Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) tahun 1954.
Sayangnya, pendidikan guru terganggu dinamika politik, baik di masa Orde Lama & Orde Baru. Di masa Orde Lama, seperti halnya organisasi guru, pendidikan guru pun terpengaruh dinamika pro & anti komunis, sehingga terpecah dua. IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) adalah hasil kesepakatan penyatuan 2 aliran lembaga pendidikan guru tsb, yg difasilitasi oleh Presiden Sukarno. Data statistik menunjukkan sekitar 50% atau lebih sekolah guru beserta siswa & gurunya hilang karena revolusi 1960an. Akibatnya, di awal Orde Baru terjadi kekurangan guru & pendidik guru yg signifikan.
Di masa Orde Baru, Presiden Suharto melakukan depolitisasi dan menuntut mono-loyalitas semua guru & pendidik di sekolah guru. Semuanya harus masuk partai pemerintah Golongan Karya. Budaya PNS mulai menggantikan budaya profesional, sehingga terjadi de-profesionalisasi guru & pendidikan guru. Selain itu, pendidikan guru dilakukan serba darurat, super cepat utk memenuhi pemesanan rekrutmen massal ratusan ribu guru di sekolah dasar & sekolah menengah. Mutu pun semakin menurun, semakin menjauh dr budaya profesional dan budaya intelektual. Ini diperparah dengan proliferasi lembaga pendidikan guru swasta yg umumnya tdk bermutu baik.
Ketika SPG dihapus th 1989, menurut saya, terjadi pemutusan keahlian & legasi tradisi pendidikan keguruan yg baik dari zaman Belanda. Guru-guru SPG tdk langsung mendapat tempat di IKIP karena kualifikasi pendidikan mereka blm bisa menjadi dosen.
Sementara itu banyak kalangan menyangsikan kualitas lulusan IKIP terutama karena mereka tdk dianggap menguasai ilmu pelajaran yang diampunya. Sekolah pendidikan guru jg banyak menerapkan “kurikulum fleksibel” sejak tahun 1980an karena hanya 50%-60% lulusannya yg terserap menjadi guru. Di akhir tahun 1990an, mulailah IKIP menjadi universitas, dg harapan terjadi penguatan penguasaan konten dari calon-calon guru di IKIP. Sayangnya hingga sekarang, masalah ini tampaknya belum terselesaikan.
Orde reformasi dg desentralisasinya menuntut penataan ulang pengelolaan guru & pendidikan guru, & hingga saat ini masih perlu penyempurnaan di sana sini. Sertifikasi guru, sebuah terobosan masif & mahal utk peningkatan kualitas guru & pendidikan guru Indonesia, belum terlihat dampaknya terhadap kualitas pendidikan Indonesia.
Materi Seminar yang disampaikan oleh Drs. Parjito, MP. Sebagai bahan referensi bagi Sekolah, Guru, Masyarakat, Praktisi pendidikan, Siswa agar lebih mendalami Detail tentang Kurikulm 2013. Semoga bermanfaat!
Kunjungi saya di http://aguspurnomosite.blogspot.com/
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
1. Powerpoint Templates Page 1Powerpoint Templates
PERBANDINGAN KURIKULUM
KTSP & K-2013
( STANDAR ISI )
Oleh kelompok 3:
Depi Andy Viantoro
(S831402018)
Hendra Darmaja
(S831402038)
Linda Novitayani
(S831402050)
2. Powerpoint Templates Page 2
Landasan Hukum
KTSP
Peraturan Mendiknas RI No 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Kurikulum 2013
Permendikbud No. 67 th 2013 tentang KD dan Struktur
Kurikulum SD-MI
Permendikbud No. 68 th 2013 tentang KD dan Struktur
Kurikulum SMP-MTS
Permendikbud No. 69 th 2013 tentang KD dan Struktur
Kurikulum SMA-MA
Permendikbud No. 70 th 2013 tentang KD dan Struktur
Kurikulum SMK-MK
3. Powerpoint Templates Page 3
LANJUTAN HUKUM
Permendiknas No 22 Tahun 2006 pasal 1 ayat 1
Standar Isi adalah cakupan lingkup materi minimal
dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai
kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Permendikbud No 64 Tahun 2013 pasal 1 ayat 1
Standar isi merupakan ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
4. Powerpoint Templates Page 4
STANDAR ISI
Pembelajaran menggunakan
pendekatan sainstifik, meliputi;
•Domain sikap : menerima,
mejalankan, menghargai, menghayati,
dan mengamalkan.
•Domain keterampilan : mengamati,
menanya, mencoba, mengolah,
menyaji, menalar, dan mencipta.
•Domain pengetahuan: mengetahui,
memahami, menerapkan,
menganalisis, dan mengevaluasi.
5. Powerpoint Templates Page 5
Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum
No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013
1 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari
Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari kebutuhan
2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan
Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan
Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran
Standar Isi diturunkan dari
Standar Kompetensi Lulusan
melalui Kompetensi Inti yang
bebas mata pelajaran
3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk
sikap, pembentuk keterampilan, dan
pembentuk pengetahuan
Semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap
pembentukan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan,
4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai
5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain,
seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Semua mata pelajaran diikat oleh
kompetensi inti (tiap kelas)
6. Powerpoint Templates Page 6
KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket
Mata pelajaran tertentu
mendukung kompetensi
tertentu
Tiap mata pelajaran mendukung semua
kompetensi [sikap, keterampilan,
pengetahuan]
Semua
Jenjang
Mata pelajaran dirancang
berdiri sendiri dan memiliki
kompetensi dasar sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan
yang lain dan memiliki kompetensi dasar
yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas
Semua
Jenjang
Bahasa Indonesia sejajar
dengan mapel lain
Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel
lain [sikap dan keterampilan berbahasa}
SD
Tiap mata pelajaran
diajarkan dengan
pendekatan berbeda
Semua mata pelajaran diajarkan dengan
pendekatan yang sama [saintifik] melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar,....
Semua
Jenjang
Tiap jenis konten
pembelajaran diajarkan
terpisah [separated
curriculum]
Bermacam jenis konten pembelajaran
diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain
[cross curriculum atau integrated curriculum]
SD
Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan
dijadikan penggerak konten pembelajaran
lainnya
SD
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
7. Powerpoint Templates Page 7
KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket
Tematik untuk kelas I –
III [belum integratif]
Tematik Integratif untuk Kelas I – VI SD
TIK adalah mata
pelajaran sendiri
TIK merupakan sarana pembelajaran,
dipergunakan sebagai media pembelajaran
mata pelajaran lain
SMP
Bahasa Indonesia
sebagai pengetahuan
Bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi dan carrier of knowledge
SMP/
SMA/SMK
Untuk SMA, ada
penjurusan sejak kelas
XI
Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata
pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan
pendalaman minat
SMA/SMK
SMA dan SMK tanpa
kesamaan kompetensi
SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib
yang sama terkait dasar-dasar pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
SMA/SMK
Penjurusan di SMK
sangat detil [sampai
keahlian]
Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai
bidang studi], didalamnya terdapat
pengelompokkan peminatan dan
pendalaman
SMA/SMK
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
8. Powerpoint Templates Page 8
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
STANDAR ISI (SKL MAPEL SK MAPEL KD MAPEL)
KERANGKA DASAR KURIKULUM
(Filosofis, Yuridis, Konseptual)
STRUKTUR KURIKULUM
STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN
SILABUS
RENCANA
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
STANDAR
PROSES
STANDAR
PENILAIAN
BUKU TEKS
SISWA
PEMBELAJARA
N & PENILAIAN
PEDOMAN
Kerangka Kerja Penyusunan dan Peran Guru pada KTSP 2006
Oleh Satuan Pendidikan/Guru
9. Powerpoint Templates Page 9
TUJUAN PENDIDIKAN
NASIONAL
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) SATUAN PENDIDIKAN
KERANGKA DASAR KURIKULUM
(Filosofis, Yuridis, Konseptual)
STRUKTUR KURIKULUM
KI KELAS & KD
MAPEL
(STANDAR ISI)
STANDAR
PROSES
STANDAR
PENILAIAN
SILABUS
Kerangka Kerja Penyusunan Kurikulum 2013
PEMBELAJARAN &
PENILAIAN (KTSP)
PANDUAN
GURU
BUKU TEKS
SISWA
KESIAPAN PESERTA
DIDIK
KEBUTUHAN
Oleh Satuan
Pendidikan /Guru
11. Powerpoint Templates Page 11
NILAI STRATEGIS DALAM KURIKULUM 2013
DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
1.
2.
NO. NILAI STRATEGIS IMPLIKASI
1 Kurikulum berbasis sains Pembelajaran dilakukan
secara rasional-empiris
2 Memasukkan pendidikan karater pada semua mata
pelajaran
Pembelajaran menekankan
pada contoh-contoh yang
konkrit dan operasional serta
kontekstual-religius
3 Untuk SD, meminimumkan jumlah mata pelajaran
dengan hasil dari 10 dapat dikurangi menjadi 6
melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
- IPA menjadi materi pembahasan
pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dll
- IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn,
Bahasa Indonesia, dll
- Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni
Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan
- Mata pelajaran Pengembangan Diri
diintegrasikan ke semua mata pelajaran
Pembelajaran integratif,
interdisipliner dan
multidisipliner dengan
menggunakan BEBAS
12. Powerpoint Templates Page 12
NILAI STRATEGIS DALAM KURIKULUM 2013
DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
1.
2.
NO. NILAI STRATEGIS IMPLIKASI
4 Untuk SD, menambah 4 jam pelajaran
per minggu akibat perubahan proses
pembelajaran dan penilaian
Perlu penataan jadwal yang
tepat, agar pembelajaran
fungsional
5 Untuk SMP, meminimumkan jumlah
mata pelajaran dengan hasil dari 12
dapat dikurangangi menjadi 10 melalui
pengintegrasian beberapa mata
pelajaran:
- TIK menjadi sarana pembelajaran pada
semua mata pelajaran, tidak berdiri
sendiri
- Muatan lokal menjadi materi
pembahasan Seni Budaya dan Prakarya
- Mata pelajaran Pengembangan Diri
diintegrasikan ke semua mata pelajaran
Sama dengan di SD,
pembelajaran integratif,
interdisipliner dan
multidisipliner dengan
menggunakan BEBAS
Semua siswa harus
menguasai TIK
Penggalian budaya yang khas
Indonesia atau islami
13. Powerpoint Templates Page 13
NILAI STRATEGIS DALAM KURIKULUM 2013
DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
NO. NILAI STRATEGIS IMPLIKASI
6 Bahasa Inggris Akan Dihapus
dari Kurikulum SD
Jika dianggap perlu, masuk
ekstra kurikuler
7 Untuk SMP, menambah 6 jam
pelajaran per minggu sebagai
akibat dari perubahan
pendekatan proses
pembelajaran dan proses
penilaian
Perlu penataan jadwal yang
tepat, agar pembelajaran
fungsional
8 Pelajaran Agama Bertambah
Menjadi 4 (Empat) Jam
Harus ada kesesuaian
antara hal-hal yang normatif
dan empiris-problematis
Madrasah dijabarkan
menjadi 10 jam (5 Mapel)
14. Powerpoint Templates Page 14
NILAI STRATEGIS DALAM KURIKULUM 2013
DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
NO. NILAI STRATEGIS IMPLIKASI
9 Kompetensi yang ingin
dicapai adalah kompetensi
yang berimbang antara
sikap, keterampilan, dan
pengetahuan, disamping
cara pembelajarannya yang
holistik dan menyenangkan.
Pembelajaran harus
mampu menumbuhkan
berbagai kecerdasan: SQ,
EQ, IQ, AQ, CQ
Menggunakan PAIKEMI
10 Proses pembelajaran
menekankan aspek kognitif,
afektif, psikomotorik melalui
penilaian berbasis tes dan
portofolio saling melengkapi
Menekankan proses dan
produk, bahkan
mempertimbangkan
perilaku siswa di kelas
sebagai bagian dari
penilaian akhir
15. Powerpoint Templates Page 15
NILAI STRATEGIS DALAM KURIKULUM 2013
DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
NO. NILAI STRATEGIS IMPLIKASI
11 Alokasi waktu per jam pelajaran
SD = 35 menit
SMP = 40 menit
SMA = 45 menit
Sama dengan sekarang
12 Banyak jam pelajaran per minggu
SD:
Kelas I = 30
jam,
kelas II = 32
jam,
kelas III =34 jam,
kelas IV, V,VI =36 jam
SMP = 38 jam
SMA = 39 jam
Perlu Penjadwalan Mata
Pelajaran yang lebih tepat
Madrasah menambah masing-
masing 6 JP (5 mapel)
16. Powerpoint Templates Page 16
NILAI STRATEGIS DALAM KURIKULUM 2013
DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
NO. NILAI STRATEGIS IMPLIKASI
13 Guru tidak perlu menyusun silabus dan
RPP, tetapi lebih terfokus pada
penguasaan materi
Penguasaan materi oleh guru harus
dibuktikan dengan membuat peta
konsep dalam setiap pembelajaran
14 Penilaian lebih ditekankan pada proses
dan produk (siswa aktif bertanya dihargai
sebagai bentuk kreatifitas)
Penilaian integratif dengan
menekankan pada PSKN dengan
menggunakan instrumen penilaian
rubrik
15 Pembelajaran mengedepankan
pengalaman personal melalui observasi
(menyimak, melihat, membaca,
mendengar), asosiasi, bertanya,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
Pembelajaran mengembangkan daya
nalar dan berfikir kritis serta
problematis
16 Proses pembelajaran berpusat pada
peserta didik (student centered active
learning) dengan sifat pembelajaran yang
kontekstual
Pembelajaran aktual dan kontektual
(bisa dengan CTL
17. Powerpoint Templates Page 17
PERUBAHAN STANDAR ISI KTSP 2006 MENJADI
KURIKULUM 2013
Perubahan Muatan Kurikulum
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 bahwa Standar Isi untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas:
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. Kelompok mata pelajaran estetika;
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Pada KTSP 2006 semua mata pelajaran berdiri sendiri secara terpisah
(kecuali tematik kelas I-III SD). Sedangkan pada Kurikulum 2013, Semua
mata pelajaran terikat satu sama lain dengan mendukung kompetensi inti
(pengelompokkan tidak berlaku lagi)
18. Powerpoint Templates Page 18
Perubahan Standar Isi masing-
masing jenjang pendidikan
Usulan Rancangan Standar Isi Kurikulum SD/MI
Pada Tingkatan Dasar (SD-MI) : Materi IPS dan IPA direncanakan
menjadi materi pembahasan pada semua mata pelajaran, melalui
pendekatan tematik-terintegratif
Jumlah mata pelajaran berkurang dari 10 MP 6 MP
- IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia,
Matematika, dll
- IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa
Indonesia, dll
19. Powerpoint Templates Page 19
PENGEMBANGAN STRUKTUR KURIKULUM SD-MI
Struktur Kurikulum KTSP Struktur Kurikulum K-2013
NoKomponen I II III IV V VI
A Matapelajaran
1 Pend. Agama 3 3 3
2
Pend.
Kewarganegaraan
2 2 2
3 Bahasa Indonesia 5 5 5
4 Matematika 5 5 5
5 IPA 4 4 4
6 IPS 3 3 3
7
Seni Budaya &
Ketrpln.
4 4 4
8
Pend. Jasmani, OR &
Kes.
4 4 4
B Muatan Lokal 2 2 2
C Pengembangan Diri 2 2 2
Jumlah 2627283232
3
2
No Komponen I II III IV V VI
A Kelompok A
1 Pend. Agama (5 MP)
4/
10
4/
10
4/
10
4/
10
4/
10
4/
10
2
Pend. Pancasila &
Kewarganegaraan
5 6 6 6 6 6
3 Bahasa Indonesia 8 8 10 10 10 10
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
B Kelompok B
1 Seni Budaya & Prakarya 4 4 4 6 6 6
2 Pend. Jasmani, OR & Kes. 4 4 4 4 4 4
Jumlah
30/
36
32/
38
34/
40
36/
42
36/
42
36
/4
2
Tematik
Fenomena Alam, Sosial dan Budaya
sebagai obyek pembelajaran. Oleh karena
itu, secara substantif tetap diajarkan
meskipun tidak ada Mapel IPA, IPS.
20. Powerpoint Templates Page 20
No Komponen Rancangan
1 Sama dengan SD, akan disusun berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki peserta didik
SMP dalam ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan
2 Menggunakan mata pelajaran sebagai sumber kompetensi dan substansi pelajaran
3 Menggunakan pendekatan sains dalam proses pembelajaran [mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, mencipta] semua mata pelajaran
5 Meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12 dapat dikurangai menjadi 10
melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
-TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri
-Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya, Prakarya dan Budidaya
-Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
6 IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan
integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya
sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir,
kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pembangunan sikap peduli dan bertanggung
jawab terhadap lingkungan alam dan sosial.
7 Bahasa Inggris diajarkan untuk membentuk keterampilan berbahasa
8 Menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan pendekatan proses
pembelajaran dan proses penilaian
Rancangan Struktur Kurikulum SMP-MTS
21. Powerpoint Templates Page 21
PENATAAN STRUKTUR KURIKULUM SMP-MTS
KOMPONEN
ALOKASI
WAKTU
MINIMAL PER
MINGGU [JP]
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5 Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7 Bahasa Inggris 4 4 4
8 Seni Budaya 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
Kesehatan
2 2 2
10 Keterampilan/Teknologi Informasi &
Komunikasi
2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2* 2* 2*
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 32 32 32
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU
PER MINGGU [JP]
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama ( 5 MP) 4/10 4/10 4/1
0
2. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3 3 3
3. Bahasa Indonesia 5 5 5
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
Kesehatan
(termasuk muatan lokal)
3 3 3
3. Prakarya (termasuk muatan lokal) 4 4 4
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38
/44
38/
44
38/
44
Struktur Kurikulum KTSP Struktur Kurikulum K-2013
22. Powerpoint Templates Page 22
STRUKTUR KURIKULUM SMA-MA
Berdasarkan Permendiknas No. 22 Thn. 2006 tentang Standar Isi
23. Powerpoint Templates Page 23
STRUKTUR KURIKULUM SMK
Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
Komponen
Durasi Waktu
(Jam)
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 192
2. Pendidikan Kewarganegaraan 192
3. Bahasa Indonesia 192
4. Bahasa Inggris 440
5. Matematika
5.1. Kelompok Seni, Pariwisata, dan Teknologi
Kerumahtanggaan
330
5.2. Kelompok Sosial, Administrasi Perkantoran, dan Akuntansi 403
5.3. Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian 516
6. Ilmu Pengetahuan Alam
6.1. IPA 192
6.2. Fisika
6.2.1. Kelompok Pertanian 192
6.2.2. Kelompok Teknologi 276
6.3. Kimia
6.3.1. Kelompo k Pertania 192
6.3.2. Kelompok Teknologi dan Kesehatan 192
6.4. Biologi
6.4.1. Kelompok Pertanian 192
6.4.2. Kelompok Kesehatan 192
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 128
8. Seni Budaya 128
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192
24. Powerpoint Templates Page 2424
SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN SMK
NO BIDANG STUDI
JUMLAH
PROGRAM
STUDI
JUMLAH
KOMPETENSI
KEAHLIAN
1 TEKNOLOGI DAN REKAYASA 18 66
2 TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
3 9
3 KESEHATAN 2 6
4 SENI, KERAJINAN, DAN PARIWISATA 7 22
5 AGROBISNIS DAN TEKNOLOGI 7 14
6 BISNIS DAN MANAJEMEN 3 4
JUMLAH 40 121
• Pendidikan menengah kejuruan berfungsi a.l. membekali peserta didik dengan
kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecakapan kejuruan para profesi
sesuai dengan kebutuhan masyarakat (PP 17/2010 pasal 76)
25. Powerpoint Templates Page 25
BIDANG STUDI KEAHLIAN (6) PROGRAM STUDI KEAHLIAN
(40)
KOMPETENSI KEAHLIAN (121)
1. TEKNOLOGI DAN
REKAYASA
1.1 Teknik Bangunan 1.1.1 Teknik Konstruksi Baja
1.1.2 Teknik Konstruksi Kayu
1.2 Teknik Mekanik Otomotif 1.2.1 Teknik Kendaraan Ringan
2. TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI
2.1 Teknik Telekomunikasi 2.1.1 Teknik Transmisi
Telekomunikasi
2.2 Teknik Komunikasi & Infor 2.2.1 Tenik Komputer & Jaringan
3. KESEHATAN 3.1 Kesehatan 3.1.1 Keperawatan
3.1.2 Keperawatan Gigi
3.2 Kefarmasian 3.2.1 Farmasi
4. SENI, KERAJINAN DAN
PARIWISATA
4.1 Seni Rupa 4.1.1 Seni Lukis
4.2. Kerajinan 4.2.1 Kriya Kayu dst
4.3 Pariwisata 4.3.1 Akomodasi Perhotelan
5. AGRIBISNIS DAN
AGROINDUSTRI
5.1 Agribisnis Produksi
Tanaman
5.1.1 Agribisnis Tanaman Pangan
dan Holtikultura
5.1.2 Pengolahan Hasil Pertanian
5.2 Agribisnis Produksi Ternak 5.2.1 Agribisnis Ternak Ruminansia
6. BISNIS DAN MANAJEMEN 6.1 Administrasi 6.1.1 Administrasi Perkantoran25
26. Powerpoint Templates Page 26
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU MINIMAL JAM/MG
KELAS X KELAS XI KELAS XII
Kelompok A SM I SM II SM III SM IV SM V SM VI
1. Pendidikan Agama 2 2 2 2 2 2
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 3 3 3 3 - -
4. Matematika 6 6 6 6 - -
5. Fisika 4 4 4 4 - -
6 Kimia 2 2 2 2 - -
7 Kemampuan Komputer dan Pengelolaan Informasi 2 2 - - - -
8 Bahasa Inggris 4 4 4 4 -
9 Keterampilan/Kejuruan 13 13 15 15 40 40
10 Life & Carrier Skills (non mata pelajaran) 2 2 2 2 2 2
Kelompok B -
1. Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 2 2 2 2 - -
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
(termasuk muatan lokal)
2 2 2 2 - -
3. Muatan Lokal Ketrampilan ( Kejuruan/ Bahasa
daerah/ bahasa Asing )
2 2 2 2 -
Jumlah Alokasi Waktu per Minggu 46 46 46 46 46 46
CONTOH USULAN STRUKTUR KURIKULUM SMK
BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA
27. Powerpoint Templates Page 27
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka
Keseluruhan untuk setiap Satuan Pendidikan
Satuan
Pendidikan
Kelas
Satu jam pemb.
tatap muka
(menit)
Jumlah jam pemb.
Per minggu
Minggu Efektif per
tahun ajaran
Waktu
pembelajaran per
tahun
Jumlah jam
per tahun
(@60 menit)
SD/MI/
SDLB*)
I s.d. 35 26-28 34-38
884-1064 jam
pembelajaran
(30940 – 37240
menit)
516-621
IV s.d. VI
35
32 34-38
1088-1216 jam
pembelajaran
(38080 - 42560
menit
635-709
SMP/MTs/
SMPLB*)
s.d. IX 40 32 34-38
1088 - 1216 jam
pembelajaran
(43520 - 48640
menit)
725-811
SMA/MA/
SMALB*)
X s.d. XII 45 38-39 34-38
1292-1482 jam
pembelajaran
(58140 - 66690
menit)
,5
SMK/MAK X s.d XII 45 36 38
1368 jam pelajaran
(61560 menit)
1026
(standar
minimum)
28. Powerpoint Templates Page 28
Kalender Pendidikan
NO KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
KETERANGAN
1 Minggu
efektif
belajar
Minimum 34
minggu dan
maksimum 38
minggu
Digunakan untuk kegiatan
pembelajaran efektif pada setiap
satuan pendidikan
2 Jeda tengah
semester
Maksimum 2
minggu
Satu minggu setiap semester
3 Jeda
antarsemes-
ter
Maksimum 2
minggu
Antara semester I dan II
4 Libur akhir
tahun
pelajaran
Maksimum 3
minggu
Digunakan untuk penyiapan
kegiatan dan administrasi akhir dan
awal tahun pelajaran
29. Powerpoint Templates Page 29
Lanjutan Kalender Pendidikan
NO KEGIATAN
ALOKASI
WAKTU KETERANGAN
5 Hari libur
keagamaan
2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan
lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif.
6 Hari libur
umum/
nasional
Maksimum 2
minggu
Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah.
7 Hari libur
khusus
Maksimum 1
minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri
kekhususan masing-masing.
8 Kegiatan
khusus
sekolah
Maksimum 3
minggu
Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan
secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif.
30. Powerpoint Templates Page 30
ElemenElemen
DeskripsiDeskripsi
SDSD-MI-MI SMPSMP-MTS-MTS SMASMA-MA-MA SMKSMK
StrukturStruktur
KurikulumKurikulum
(Mata(Mata
pelajaran danpelajaran dan
alokasialokasi
waktu)waktu)
(ISI)(ISI)
• Holistik berbasis
sains (alam,
sosial, dan
budaya)
• Jumlah
matapelajaran
dari 10 menjadi
6
• Jumlah jam
bertambah 4
JP/minggu
akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran
• TIK menjadi media
semua
matapelajaran
• Pengembangan
diri terintegrasi
pada setiap
matapelajaran dan
ekstrakurikuler
• Jumlah
matapelajaran dari
12 menjadi 10
• Jumlah jam
bertambah 6
JP/minggu akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran
• Perubahan
sistem: ada
matapelajara
n wajib dan
ada
matapelajara
n pilihan
• Terjadi
pengurangan
matapelajara
n yang harus
diikuti siswa
• Jumlah jam
bertambah 1
JP/minggu
akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran
• Penambahan
jenis keahlian
berdasarkan
spektrum
kebutuhan (6
program keahlian,
40 bidang
keahlian, 121
kompetensi
keahlian)
• Pengurangan
adaptif dan
normatif,
penambahan
produktif
• produktif
disesuaikan
dengan trend
perkembangan di
Industri
Elemen PerubahanElemen Perubahan Struktur KurikulumStruktur Kurikulum