Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Modul ini membahas tentang latar belakang dan konsep dasar asesemen alternatif, bentuk asesmen kinerja, asesmen portofolio, dan pengembangan alat ukur afektif.
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd kemampuan membaca n...SEDIA PTK
Kami Menyediakan CD KUMPULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH dan PTS yang bisa digunakan sebagai referensi dalam pembuatan karya ilmiah dan juga sebagai referensi untuk kenaikan pangkat, DVD Penelitian Tindakan Kelas Ini untuk Tingkat TK, SD, SMP, SMA Sederajat dengan Format Word, sangat bagus untuk menambah Khazanah Keilmuan Kita Semuanya. Semoga Bermanfaat. Pemesanan Hubungi 085797510051
Modul ini membahas tentang latar belakang dan konsep dasar asesemen alternatif, bentuk asesmen kinerja, asesmen portofolio, dan pengembangan alat ukur afektif.
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Contoh judul ptk lengkap bahasa indonesia sdn kelas 1 sd kemampuan membaca n...SEDIA PTK
Kami Menyediakan CD KUMPULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH dan PTS yang bisa digunakan sebagai referensi dalam pembuatan karya ilmiah dan juga sebagai referensi untuk kenaikan pangkat, DVD Penelitian Tindakan Kelas Ini untuk Tingkat TK, SD, SMP, SMA Sederajat dengan Format Word, sangat bagus untuk menambah Khazanah Keilmuan Kita Semuanya. Semoga Bermanfaat. Pemesanan Hubungi 085797510051
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
6. PERBEDAAN ASESMEN 2021 (DAN SEBELUMNYA)
Aspek Ujian Nasional AKM, Survey Karakter,
Survey Lingkungan Belajar
Hal yang diukur Capaian pada kompetensi
kurikulum berdasarkan mata
pelajaran
• Capaian kompetensi pada
literasi membaca dan numerasi
• Karakter siswa
• Gambaran lingkungan belajar
Target Pengukuran Semua peserta didik kelas 9 dan
12
Semua satuan Pendidikan dengan
sampel peserta didik kelas 5, 8, dan 11
Moda asesmen Komputer dan kertas-pensil Komputer
Metode asesmen Fixed test Multistage adaptive test
Pelaporan Individu dan agregat di satuan
Pendidikan serta wilayah
Satuan Pendidikan dan agregat wilayah
Fokus laporan Pemetaan dan perbaikan
pembelajaran
Perbaikan pembelajaran serta peningkatan
lingkungan belajar yang kondusif
Kebutuhan pengakuan
kompetensi individu
Secara otomatis diperoleh dari
hasil asesmen nasional
Peserta didik kelas 12 yang memerlukan
akan mendaftarkan diri untuk AKM
individu/siswa
7. UN DAN AKM & SK
PERBEDAAN UN AKM
Jenjang Penilaian SMP/MTs, SMA/MA dan SMK SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK
Level Siswa Tingkat Akhir 5, 8, 9 (optional), 11 dan 12 (optional)
Subjek Siswa Sensus seluruh siswa Sensus sekolah, dengan sample siswa
Tingkat Jenis Tes Highstake Lowstake
Model Soal
Pilihan Ganda dan Isian singkat
(Matematika SMA/SMK)
PG, PGK, Menjodohkan, Drag&Drop,
Highlight, Isian Singkat, Essay, dan soal
interaktif
Periode tes persiswa 4 Hari 2 hari
Moda Pelaksanaan Semi Online
Full Online supervised (utama), Semi Online
dan offline (sekolah Tertentu)
Metode Penilaian Computer Based Test (CBT)
Computerized Adaptive Testing (CAT) dengan
(MultiStage Adaptive Testing (MSAT)
Spesifikasi minimal Infra
Sekolah
Server Sekolah, Komputer Client
dan BW (jelas)
Server sekolah tidak perlu
Komputer Client Memory 2 GB, Resolusi 1360
x 768, dan windows 7 keatas
BW 20 MBps untuk 50 Peserta
9. ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM)
• Kata Minimum mengacu kepada tidak semua konten di
dalam kurikulum diukur di dalamAKM.
• AKM akan mengukur keterampilan dasar: literasi dan
numerasi. Kemampuan bernalar tentang teks dan angka.
Kompetensi tersebut dibangun dari jenjang dasar sampai
menengah dalam suatu learning progression.
• AKM berbentuk survey dengan sample siswa kelas 5, kelas
8, dan kelas 11 – tidak melaporkan hasil individu siswa
namun laporan agregat yang berfokus kepada peningkatan
internal dari waktu ke waktu bukan komparasi antar
kelompok.
10. AKM-nasional
• Literasi &
numerasi
• Siswa
Survei Karakter
• Aspek terpilih
dari 6 Profil
Pelajar Pancasila
• Siswa
Survei Lingkungan
Belajar
• Aspek terpilih
dari model
sekolah efektif
• Siswa, guru,
kepala sekolah
KOMPONEN ASESMEN
NASIONAL
(KELAS 5, 8, AND 11)
11.
12. INSTRUMENASESMEN NASIONAL DAN INFORMASI YANG
DIHASILKAN
Responden Instrumen Informasi
Murid
Guru
Survei Karakter
Survei Lingkungan
Belajar
AKM Literasi-
Numerasi
Hasil belajar
kognitif
Hasil belajar
sosial-emosional
Karakteristik input dan
proses pembelajaran
Kepala Sekolah
13. 1. AKM Nasional (kelas 5, 8, dan 11)
• Mengukur kinerja/mutu sekolah
• Administrasi terstandar
2. AKM Kelas (awal SD – akhir SMA)
• Mengukur hasil belajar siswa
• Formatif, alat untuk teach at the right level
• Administrasi tidak terstandar
3. AKM Sertifikasi (kelas 12)
• Mengukur hasil belajar siswa
• Administrasi terstandar
JENIS AKM NUMERASI - LITERASI
14. LINI MASA ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM),
SURVEY KARAKTER DAN SURVEY LINGKUNGAN BELAJAR
Feb 2021
Minggu III
Maret 2021
Minggu II
April 2021
Minggu I
Agust 2021
Okt 2021
AKM Individu
Kelas 12
Untuk
pengakuan
kompetensi
Hanya bagi
peserta didik
yang memerlukan
(optional)
Gladi Bersih
AKM, SK, dan
SLB
AKM Nasional,
survey karakter,
Serta survey
lingkungan
belajar
Kelas 11
Untuk semua
satuan
Pendidikan,
dengan sampling
di level peserta
didik
AKM Nasional,
survey karakter,
Serta survey
lingkungan
belajar
Kelas 8
Untuk semua
satuan
Pendidikan,
dengan sampling
di level peserta
didik
AKM Nasional,
survey karakter,
Serta survey
lingkungan
belajar
Kelas 5
Untuk semua
satuan
Pendidikan,
dengan sampling
di level peserta
didik
Rilis hasil AKM
nasional, SK, dan
SLB kelas 11 dan
kelas 8
Rilis hasilAKM
nasional, SK,
SLB kelas 5
Penyiapan
2020
• Pengembangan
framework
asesmen
• Pengembangan
instrument
• Ujicoba
instrument
• Pendataan
• Pengembangan
system delivery
• Simulasi system
• Pelatihan
proctor dan
teknisi
15. TIMELINE ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM)
KELAS UNTUK “TOOLS TEACHING AT THE RIGHT LEVEL”
Januari 2021 Maret 2021 Juni 2021
Agustus
2021
Nov 2021
Sosialisasi AKM
kelas
Rilis AKM kelas
untuk
familiarisasi
system ke
satuan
pendidikan
Evaluasi
pemahanan
penggunaan
AKM kelas
secara teknis
Rilis AKM kelas
sebagai tools
diagnostic guru
mengenai level
kompetensi
individu siswa
Evaluasi
pemanfaatan
AKM kelas oleh
guru
Penyiapan
2020
• Pengembangan
framework
asesmen
• Pengembangan
instrument
• Ujicoba
instrument
• Pengembangan
system delivery
• Simulasi system
• Pelatihan
proctor dan
teknisi
16. Literasi Membaca
Kemampuan untuk memahami,
menggunakan, mengevaluasi,
merefleksikan berbagai jenis teks
untuk menyelesaikan masalah
dan mengembangkan kapasitas
individu sebagai warga Indonesia
dan warga dunia agar dapat
berkontribusi secara produktif
kepada masyarakat.
Numerasi
Kemampuan berpikir
menggunakan konsep,
prosedur, fakta, dan alat
matematika untuk
menyelesaikan masalah
sehari-hari pada berbagai
jenis konteks yang relevan
untuk individu sebagai warga
negara Indonesia dan dunia.
ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM
18. BENTUK SOAL AKM
Objektif
Pilihan Ganda (hanya 1 jawaban benar)
Pilihan Ganda kompleks (jawaban benar lebih dari 1)
Menjodohkan
Isian Singkat (angka, nama/benda yang sudah fixed)
Non- Objektif (essay)
19. KOMPONEN
AKM Literasi Membaca
Konten
Teks Informasi
Teks Sastra
Proses kognitif
Menemukan infomasi (Retrieve andAccess)
Interpretasi dan integrasi
Evaluasi dan Refleksi
Konteks
Personal
Sosial budaya
Saintifik
Numerasi
Konten
Bilangan
Pengukuran dan Geometri
Data dan Uncertainty
Aljabar
Proses kognitif
Pemahaman
Aplikasi
Penalaran
Konteks
Personal
Sosial kultural
Saintifik
20.
21. WAKTU KEGIATAN KETERLIBATAN
3 Agustus 2020 Pelatihan Proktor dari unsur HD Propinsi
dan HD Kabupaten/kota
18 Agustus 2020 Simulasi Skala Kecil (SSK) tahap 1 Proteknas, HD prov, HD
kab/kota (volunteer)
25 Agustus 2020 Simulasi Skala Besar (SSB) tahap 2
14 September 2020 Simulasi Skala Kecil (SSK)-CAT Tahap 2 Proteknas, HD provinsi, HD
kab/kota
Pekan I – III Oktober Ujicoba Soal AKM Pelatihan Teknis SSB, KKG SD:,
Ujicoba Soal AKM (CAT):
HD prov, HD kab/kota, Siswa
SMP
, SMA, SMK
26 Oktober 2020 Simulasi Skala Besar (SSB)-CAT Tahap 2 SSB (CAT):
Siswa SD, SMP
. SMA, SMK
Pekan I – IV
November
Simulasi kepada siswa
37. Gunakan menu drag and drop !
Perhatikan kedua artikel di bawah dengan mengklik pada masing-masing tab
Awas, Kecanduan Makan ! Keju Bisa Membuat
Kecanduan
Keju Bisa Membuat Kecanduan
Para Ilmuwan mengklaim bahwa keju memiliki
sifat adiktif yang sama dengan narkoba,
karena bahan kimia yang disebut dengan
kasein.
Geser dan letakkan sebab dan akibat yang sama denganteori-teori
tersebut ke tempat yang sesuai dengan table yangtersedia
LITERASI MEMBACA: CONTOH SOAL (7)