Skripsi ini membahas peningkatan kemampuan menulis narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Parepare melalui penggunaan media gambar berseri. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa.
Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Media Gambar Berseri
1. i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 7 KOTA PAREPARE
SKRIPSI
A. SRI HARDIYANTI
105104013
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
2. i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI MELALUI PENGGUNAN
MEDIA GAMBAR BERSERI
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA PAREPARE
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Sastra
Universitas Negeri Makassar sebagai Persyaratan
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
A. SRI HARDIYANTI
105104013
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
5. iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : A. Sri Hardiyanti
Nim : 105104013
Tempat, tanggal lahir : Parepare, 17 Juni 1992
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan sastra Indonesia
Fakultas : Bahasa dan sastra
Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar hasil saya sendiri, bukan hasil
karya orang lain ataupun hasil flagiat. Jika kemudian hari terbukti bahwa skripsi
ini bukan hasil karya saya, maka saya bersedia dituntut di muka pengadilan dan
menanggung hukum yang ditimbulkan serta bersedia status kesarjanaan saya
dicabut.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun dan sebagai tanggung jawab akademis untuk
dipergunakan sebagai mestinya.
Makassar, Agustus 2017
Yang Membuat Pernyataan
A . Sri Hardiyanti
Nim 105104013
6. vi
MOTO
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada,
Sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti.
Memberi pertolongan dengan pertolongan yang baik,
Niscaya akan memperoleh bagian (pahala)-nya.
Hidup bagaikan roda yang berputar,
Seperti planet yang mengelilingi bumi
Maka ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut
7. v
PERSEMBAHAN
Dengan penuh kerendahan hati dan kesadaran diri yang sepenuhnya, saya
mempersembahkan karya ini kepada :
Kupersembahkan Terkhusus Untuk Kedua Orang Tuaku AYAH: A. MIMING DAN
IBU: Dra. HJ. NURHALIA, Yang Telah Sabar Menjaga, Membesarkan, dan
Mendidikku Hingga Aku Bisa Jadi Seperti Ini dengan Penuh Kasih Sayang Yang
Sangat Berlimpah Tak Ada Kata Terindah Yang Mampu Ku Ucapkan Selain
Untaiyan Kalimat "Terima Kasih" Ayah Dan Ibu, Serta Kakak-Kakakku dan
Keluargaku Kalian Adalah Semangat HIDUPKU: A. AFRISAL, S.Pd., A. ASRUL,
S.Pd., HJ. DJUHRIA TJUMMA, HURAEDA TJUMMA, S.Sos., ASMIRAH TJUMMA,
ST. MUH. SYAHRIR TJUMMA, SH. MUH. SAID TJUMMA Yang Telah Menjadi
Pendorong Semangatku Untuk Aku Meraih Sukses Kelak. Amin ...
Tak lupa juga buat teman-temanku MUH. TASLIM TASWIN, IIN HORRYZHA
HATTA, SUEBA RASYID DAN MUH. NUR AQSAR. Yang telah mendoakan dan
membantuku untuk meraih gelar sarjana. Sekali lagi saya ucapkan banyak “Terima
Kasih”.
8. vii
ABSTRAK
A . Sri Hardiyanti, 2010. “Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui
PenggunaanMedia Gambar Berseri Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7
Parepare”. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan
Sastra, Universitas Negeri Makassar,(Dibimbing oleh Achmad dan Akmal
Hamsa)
Penelitian ini bertujuan mengupayakan peningkatan kemampuan siswa
dalam menulis karangan narasi melalui penggunaan media gambar berseri pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Parepare.
Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian tindakan kelas, dengan
kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, studi
dokumentasi, dan tes menulis karangan narasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media gambar berseri
dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 7 Parepare.
Sehubung dengan penelitian ini, saran yang diajukan peneliti sebagai
berikut : (1) Bagi siswa, hendaknya lebih giat berlatih menulis sehingga
kemampuan menulis siswa dapat meningkat, (2) Bagi guru, dalam proses
pembelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam menulis karangan narasi
sebaiknya menggunakan media gambar berseri. (3) Bagi kepala sekolah,
pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan gambar beseri perlu
dikembangkan lagi agar kualitas siswa dan sekolah dapat terus meningkat.
9. viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur, penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt.
yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya berupa nikmat iman, ilmu,
dan kesehatan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Menulis Narasi Melalui Penggunaan Media Gambar Berseri Pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 7 Parepare”. dapat dirampungkan. Skripsi ini ditulis dalam
rangka memenuhi salah satu persyaratan akademis guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNM.
Penyusunan skripsi ini mendapat banyak bantuan dalam bentuk bimbingan,
saran, maupun dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang
telah membantu penulis. Terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya yang tulus
penulis ucapkan kepada Prof. Dr. H. Ahmad Tolla, M.Pd, sebagai pembimbing I dan
kepada Dr. H. Akmal Hamsa, M.Pd, sebagai pembimbing II yang telah membimbing,
mengarahkan, dan membantu penulis merampungkan skripsi ini. Terima Kasih
kepada Dr. Ramly, M. Hum, sebagai penguji I dan kepada Dr. Mayong Maman,
M.Pd, sebagai penguji II yang telah memberikan masukan dan saran dengan
kesempurnaan skripsi ini.
Penulis juga ucapkan terima kasih kepada Dr. Muhammad Saleh, S.Pd., M.Pd,
sebagai Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Dr. Syamsudduha, M.Hum,
sebagai Sekrertaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Dr. Azis, S.Pd., M.Pd.,
10. ix
sebagai Ketua Prodi Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta seluruh
dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah ikhlas mengajar, mendidik,
dan membantu penulis selama menempuh pendidikan.
Selanjutnya, penghargaan dan terima kasih yang tulus penulis tujukan orang
tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi dan mendoakan penulis selama
melanjutkan pendidikan, seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak sempat penulis sebutkan namanya. Harapan
penulis, semoga hal yang penulis perbuat dapat menjadi sumbangan bagi kemajuan
pendidikan di Indonesia, khususnya pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan
semoga bernilai ibadah dan diridhai oleh Allah Subhanahu wattaala. Amiin.
Makassar, Agustus 2017
Penulis
11. x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................. ii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI............................................................ iii
SURAT PERNYATAAN.......................................................................... iv
PERSEMBAHAN..................................................................................... v
MOTO....................................................................................................... vi
ABSTRAK................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................... 7
A. Hakikat Menulis............................................................................ 7
B. Jenis Karangan .............................................................................. 12
C. Media Gambar............................................................................... 20
D. Kerangka pikir............................................................................... 25
12. xi
BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 27
A. Jenis Penelitian.............................................................................. 27
B. Desain Penelitian........................................................................... 28
C. Definisi Operasional Istilah........................................................... 30
D. Sumber Penelitian ......................................................................... 31
E. Data Penelitian .............................................................................. 31
F. Instrumen Penelitian...................................................................... 32
G. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 33
H. Teknik Analisis Data..................................................................... 34
I. Indikator Keberhasilan.................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 37
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 37
B. Pelaksanaan Tindakan Siklus I...................................................... 37
C. Pelaksanaan Tindakan Siklus II .................................................... 43
BAB V PENUTUP.................................................................................... 55
A. Kesimpulan ................................................................................... 55
B. Saran.............................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
13. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan salah satu ilmu yang wajib dipelajari dijenjang
pendidikan dasar. Peranan Bahasa Indonesia sangat penting yaitu sebagai sarana
komunikasi dan interaksi dalam proses belajar mengajar.Pada hakikatnya proses
belajar mengajar adalah kegiatan interaktif antara guru dengan siswa dalam sebuah
pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah aktivitas yang paling utama dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah.Suatu pendidikan dapat mempengaruhi
perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. Melalu
ipendidikan pula kita dapatmemberikan informasi pengetahuan dan pembentukan
kemampuan.
Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk memberikan kemampuan kepada
siswa untuk berkomunikasi atau memiliki kemampuan komunikatif yaitu memiliki
kemampuan berbaha saying meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai proses belajar mengajar didalam
lingkungan lembaga pendidikan formal, memiliki tiga peranan pokok yang
berhubungan dengan pembinaan bahasa. Pertama, pengajaran bahasa merupakan
proses yang memungkinkan pelajar memiliki kegairahan dan keterampilan
menggunakan
14. 2
bahasa yang diajarkan. Kedua, pengajaran bahasa merupakan jalur penyebar luasan
penggunaan bahasa dan sarana peningkatan mutu penggunaan bahasa yang diajarkan,
terutama di kalangan generasi muda. Ketiga, pengajaran bahasa merupakan salah satu
jalur yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana evaluasi pembinaan dan pengembangan
bahasa dan sumber data tambahan bagi pembinaan dan pengembangan bahasa
selanjutnya (Akhadiah, 1988:151).
Kemampuan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa
mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Karena tanpa memahami
bahasa sangat sulit untuk beradaptasi dan bergaul dalam kehidupan yang dijalani. Oleh
sebab itu manusia dituntut untuk mencari ilmu supaya mudah dalam bergaul dan
mengerti bahasa terutama, menulis. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan
gagasan dan pikiran untuk menecapai maksud dan tujuannya.
Menulis adalah suatu kegiatan yang harus dihadapi siswa dalam proses
pembelajaran, terutama untuk mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Menulis
merupakan proses bernalar. Untuk menulis suatu topik kita harus berpikir,
menghubung-hubungkan berbagai fakta, membandingkan dan sebagainya (Akhadiah,
1988:41). Kemampuan menulis memerlukan perhatian yang lebih. Perhatian yang
lebih saja kadang hasilnya masih kurang memuaskan, apalagi jika kurang mendapat
perhatian bisa mengecewakan. Pada kenyataanya kegiatan menulis belum menarik
perhatian peserta didik dan hasil yang didapat dalam kegiatan menulis itu kurang
memuaskan. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnyanilai menulis. Salah satu
kemampuan yang harus ditingkatkan yaitu menulis narasi. Menulis Narasi merupakan
15. 3
kompetensi menulis yang sudah ada dan dimulai di jenjang sekolah dasar. Siswa dapat
mengemukakan perasaan, ide, dan gagasannya kepada orang lain melalui menulis
narasi.
Narasi merupakan suatu bentuk karangan yang berusaha mengisahkan suatu
kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami
sendiri peristiwa itu. Sebab itu, unsur yang paling penting dalam sebuah narasi adalah
unsur perbuatan dan tindakan. Selain itu, narasi dapat juga mengisahkan suatu
kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Oleh karena itu dapat
dirumuskan dengan cara lain bahwa menulis narasi adalah suatu bentuk wacana
yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu
peristiwa yang terjadi. Jadi, unsur utama sebuah narasi adalah tindak-tanduk atau
perbuatan dalam suatu urutan waktu.Kemampuan menulis narasi tidak secara otomatis
dapat dikuasai oleh siswa, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak
dan teratur sehingga siswa akan lebih mudah berekspresi dalam kegiatan menulis.
Apabila kemampuan menulis tidak ditingkatkan maka kemampuan siswa akan
berkurang atau tidak berkembang.
Menulis narasi terbagi menjadi dua yakni narasi ekspositoris dan narasi sugestif.
a. Narasi ekspositoris adalah narasi yang mempunyai sasaran penyampaian informasi
secara tepat mengenai suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang
tentang kisah seseorang. b. Narasi sugestif adalah narasi yang lebih menekankan
makna, bahasa yang digunakan pun terkesan konoatif sehingga lebih menampakkan
daya khayal para pembaca.
16. 4
a. Struktur narasi pada umumnya
a. Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah
satunya dalam membuat suatu tulisan, b. Alur/plot/jalan cerita adalah rangkaian cerita
yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang
dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita, c. Watak adalah kepribadian yang
dipengaruhi oleh motivasi yang menggerakan kemauan sehingga orang tersebut
bertindak, d. Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana terjadinya
peristiwa-peristiwa didalam suatu karya sastra,
b. Media Gambar Berseri
Secara umum media dapat diklarifikasi atas tiga jenis, yaitu : media auditif
(mengandalkan kemampuan suara), media visual (mempunyai unsur gambar), dan
media audii-visual (mempunyai unsur suara dan gambar). Media yang dimaksud
dalam kajian ini adalah media gambar seri dalam pembelajaran yang hanya
mempunyai unsur gambar, berupa gambar seri sebagai media visual (Djamarah dan
Zain, 2011:8). Media gambar berseri merupakan serangkaian gambar yang terdiri dari
2 hingga 6 gambar yang menceritakan suatu kesatuan cerita yang dapat dijadikan alur
pemikiran siswa dalam mengarang, setiap gambar dapat dijadikan paragraf
(Sapari,dalam Hasnindah 2011:8).
Peranan guru sangatlah penting dalam mengarahkan kegiatan belajar bahasa
serta dalam menerapkan pendekatan atau metode melalui strategi pengajaran. Guru
juga dituntu tuntuk bisa memilih media pembelajaran yang sesuai. Pengunaan media
secara kreatif akan memungkinkan audiens (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat
17. 5
meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Asnawir
dan Usman, 2002:10). Tampaknya masih sedikit guru yang menggunakan media
dalam mengajarkan menulis. Untuk mengatasi hal tersebut seorang guru harus mampu
memilih media yang tepat supaya peserta didik dapat tertarik untuk menulis suatu
karangan. Melalui media gambar berseri,peserta didik diharapkan mampu menulis
narasi sesuai dengan ejaan yang baik dan benar. Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang “peningkatan kemampuan menulis narasi
melalui penggunaan media gambar berseripada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 kota
Parepare”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengajukan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses penggunaan media gambar berseri dalam
meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas VIII di SMP Negeri 7
Kota Parepare?
2. Bagaimanakah hasil peningkatan kemampuan menulis narasi berdasarkan
media gambar berseri di SMP Negeri 7 Kota Parepare?
18. 6
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini, yaitu :
1. untukmengetahuibagaimana proses media gambar dalam kemampuan
menulis narasidi kelas VIII di SMP Negeri 7 Kota Parepare.
2. untukmengetahuipeningkatan hasil pembelajarn kemampuan menulis narasi
berdasarkan media gambar berseri di kelasVIII di SMP Negeri 7 Kota
Parepare.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka diharapkan hasil
penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan perkembangan strategi dalam
memperbaiki mutu pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan
menulis karangan sederhana melalui media gambar berseri.
2. Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan
tambahan informasi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan
menulis narasi melalui media gambar berseri.
19. 7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat dibutuhkan
pada masa sekarang. Keterampilan menulis tidak mudah dimiliki dan memerlukan
waktu yang lama untuk memperolehnya. Dengan menulis seseorang dapat
mengekspresikan ide-ide atau gagasannya melalui bahasa tulis. Widyamartaya (2002: 5)
menyatakan bahwa mengarang atau menulis adalah kegiatan yang kompleks. Mengarang
dapat kita pahami sebagai suatu rangkaian kegiatan seseorang mengungkakan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang
dimasudkan pengarang.Menurut Poerwadarminta (2006:134) menulis adalah membuat
huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur dan sebagainya). Menulis
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Tulisan digunakan sebagai suatu
sistem interaksi dan komunikasi manusia, maka sejak saat itu telah dirasakan perlunya
merencanakan sesuatu sistem tanda konvensional yang dapat dilihat dan dibaca (Achmadi,
1990:3).Pendapat tersebutdapat disimpulkan bahwamenulis adalah kegiatan
menuangkan ide, gagasan, pengalaman dan pengetahuan dalam bahasa tulis.
Menulis dalam hal ini identik dengan mengarang.Pada prinsipnya fungsi utama
dari menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Maksud dan tujuan
menulis yang dimaksudkan adalah responsiatau jawabanyang diharapkan dapat
20. 8
diperoleh dari pembaca atau perubahanyang diharapkanakan terjadi padadiri
pembaca.(Wiyanto 2004:1-2) mengemukakan bahwa menulis mempunyai dua
kegiatan utama. Kegiatan yang pertama adalah mengubah bunyi yang dapat didengar
menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat, sedangkan yang kedua kegiatan
mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang yang melakukan kegiatan ini
dinamakan penulis dan hasil kegiatannya berupa tulisan.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan
mengubahbunyi menjadi tulisan sebagai upaya untuk mengungkapkan gagasan untuk
mengungkapkan gagasan menjadi bahasa tulis memerlukan sejumlah potensi
pendukung yang untuk mencapainya dibutuhkan kesungguhan, kemauan keras, bahkan
belajar dengan sungguh-sungguh. Tarigan (2004: 21) menyatakan bahwa menulis adalah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang
grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa grafik itu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang menggambarkan suatu pikiran
ataupun ide-ide melalui lambang-lambang ataupun grafik.D’angelo yang dikutip oleh
Tarigan (2004: 23) mengungkapkan menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru
berpikir bagi manusia tertentu dan bagi waktu tertentu. Dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah hasil penuangan ide dalam bentuk tulisan yang tidak sembarangan orang bisa
melakukannya, karena didalamnya terdapat unsur-unsur imajinatif dan inspiratif.
Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa.
Menurut Henry Guntur Tarigan (1997: 1) menulis adalah menurunkan atau
21. 9
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang.Otak kita terdiri
dari dua bagian, yakni belahan otak kiri dan kanan. Bobbi DePoter dan Mike Hernacki
(2003: 179) menuliskan bahwa menulis merupakan aktivitas seluruh otak yang
menggunakan belahan otak kanan(emosional) dan belahan otak kiri (logika). Keduanya
memiliki peran dalam keberhasilan menulis. Meski begitu, peran otak kanan harus
didahulukan karena pada otak kananlah gagasan baru, gairah dan emosi muncul. Ketiga hal
tersebut merupakan bahan bakar dalam menulis. Bila kekurangan bahan bakar tersebut,
seeorang akan mengalami masa kemacetan. Keadaan seperti ini menjadi hambatan dalam
menulis.
Menurut Sabarti Akhadiah (1999: 2) kemampuan menulis merupakan kemampuan
yang komplek, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Keterampilan
yang dimaksud disini tentu keterampilan yang bersifat reseptif seperti menyimak clan
membaca yang akhirnya diaktualisasikan melalui kegunaan produktif seperti menulis dan
berbicara.Menulis itu seperti berbicara. Menyampaikan sebuah pesan, bisa berupa
informasi, pemikiran, ajakan atau unek-unek (Atar, 1999). Keduanya, menulis dan
berbicara, merupakan keterampilan bahasa yang produktif, hanya berbeda dalam hal
penyampaian, yang satu dalam bentuk tulisan clan satunya dalam bentuk lisan.Berdasarkan
uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwasannya menulis adalah kecakapan seseorang
dalam kegiatan menuangkan ide, gagasan, pikiran, dan pengalaman serta perasaan dalam
bentuk tulisan yang diorganisasikan secara sistematik sehingga dapat dipahami orang lain.
22. 10
Adapun ciri-ciri tulisan yang baik menurut Mc.Mahan & Day dalam Tarigan (2004:
7) yaitu: (1) Jujur: jangan coba memalsukan gagasan/ide, (2). Jelas: jangan
membingungkan para pembaca, (3). Singkat: jangan memboroskan waktu para pembaca,
(4). Usahakan keanekaragaman: panjang kalimat yang beraneka ragam; berkarya dengan
penuh kegembiraan.
Beberapa Fungsi yang diperoleh dari menulis menurut Tarigan (2004: 22) adalah (1).
Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir, (2).
Dapat menolong penulis untuk berpikir secara kritis, (3). Dapat memudahkan penulis untuk
dapat merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau
persepsi, memecahkan masalah yang dihadapi, dan menyusun urutan bagi pengalaman, (4).
Menulis dapat membantu penulis untuk menjelaskan pikiran-pikiran.Tujuan menulis
menurut Hugo Hartig (dalam Tarigan 2004: 24-25) adalah (1) Assigment purpose (tujuan
penugasan), (2) Alturistik purpose (tujuan altruistik), (3) Persuasive purpose (tujuan
persuasif), (4) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan), (5) Self
expresive purpose (tujuan pernyataan diri), (6) Creative purpose (tujuan pernyataan diri),
(7) Problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Penarasian tujuan menulis menurut Hugo Hartig (dalam Tarigan 2004: 24-25)
adalah sebagai berikut.(1)Assigment purpose (Tujuan penugasan) Tujuan penugasan
ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena
ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas
merangkum buku), (2) Altruistik purpose (Tujuan altruistik)Menulis bertujuan untuk
menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, menolong
23. 11
pembaca, memahami, menghargai perasaan dan penalaranya, (3) Persuasive purpose
(Tujuan persuasif)Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan, (4) Informational purpose (Tujuan informasional, tujuan
penerangan)Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan atau
penerangan kepada para pembaca, (5) Self expresive purpose (Tujuan pernyataan
diri)Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang
kepada para pembaca, (6) Creative purpose (Tujuan kreatif)Tulisan yang bertujuan
mencapai nilai-nilai artistik kesenian, (7) Problem solving purpose (Tujuan
pemecahan masalah)Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi serta
meneliti secara cermat pikira-pikiran dan gagasan-gagasan sendiri agar dapat
dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa
tujuan menulis adalah untuk memaparkan atau menjelaskan suatu karya imajinasi
ataupun ide-ide, informasi, serta jati diri seorang penulis, dan dapat dipahami oleh
para pembaca pada umumnya dengan bahasa yang lugas.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting dam besar
manfaatnya dalam kehidupan seseorang. Manfaat menulis sebagai berikut:
1. Menulis dapat digunakan untuk mengembangkan daya inisiatif dan kreatif.
Berkaitan dengan unsur mekanik seperti bahasa, ejaan, dan tanda baca harus
didukung juga denagn unsur kreativitas yang tidak bisa lepas dari kemampuan
berfikir krisis yakni kemampuan untuk berinisiatif dan berkemampuan
menciptakan hal-hal yang baru.
24. 12
2. Menulis juga dapt menyumbang kecerdasan. Dengan menulis dapat melahirkan
pengetahuan, pengalaman, jenis tulisan sehingga penyajiannya sesuai dengan
konvensi tulisan. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang luas,
kemampuan mengendalikan emosi, menata serta mengembangkan ide dengan
daya nalar dalam berbagai level berfikir.
3. Menulis juga dapat menumbuhkan keberanian. Pada saat menulis akan timbul
rasa keberanian yang meliputi pemikiran, perasaan, sikap, dan gaya untuk di-
sampaikan kepada pembaca. Karena itu penulis harus berani menerima berbagai
keritikan dari pembaca.
Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis
juga berfungsi untuk memudahkan para pelajar berfikir juga dapat menolong kita berfikir
secara kritis dan juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan –
hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah
yang kita hadapi. Secara singkat belajar menulis adalah belajar berfikir dalam/dengan cara
tertentu (D’Angelo, 1980:5). Dengan demikian manfaat menulis adalah (a) peningkatan
kecerdasan, (b) pengembangan dayainisiatif dan kreativitas, (c) penumbuhan
keberanian dan (d) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi
(Suparno dan Yunus, 2008:1.4)
B. Jenis Karangan
Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang
suatu topic atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada prinsipnya uraian
yang lebih luas atau lebih tinggi dari alinea (Lamuddin Finoza, 2009:234). Menurut E.
25. 13
Kosasih (2003:26), karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula
dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan kedalam bentuk tulisan
yang teratur. Pendapat yang lain dinyatakan Widyamartajaya (1979:9), mengatakan
bahwa karangan itu merupakan ungkapan jiwa manusia yang hendak disampaikan
kepada orang lain dan terjadi suatu proses berfikir. Kegpiatan mengarang dapat terjadi
karena ada maksud atau tujuan dari pengarang dengan melalui tahapan dalam
pembuatannya. Poerwodarmita (1984:445), mengungkapkan bahwa karangan
merupakan uraian tentang suatu hasil.
Dengan demikian pengertian tulisan atau karangan dapat kita batasi sebagai
rangkaian kalimat yang logis, padu, sitematis, yang berisi pengalaman, pikiran atau
pelukisan tentang objek suatu peristiwa atau masalah. Berdasarkan cara penyajiannya
Kosasih (2003:26) membedakan karangan atas lima perbedaan yaitu : (1) karangan
narasi, (2) karangan narasi, (3) karangan eksposisi, (4) karangan argumentasi, (5)
karangan persuasi. Sedangkan menurut Laminuddin Finoza (2009:238) bahwa
berdasarkan cara penyajiannya dan tujuan penulisan, karangan terbagi atas : (1).
Karangan Narasi (Kisahan), (2). Karangan Narasi (Pesian), (3). Karangan Eksposisi
(Paparan), (4). Karangan Argumentasi (Bahasan), (5). Karangan Persuasi (Ajakan),
(6). Karangan Campuran/Kombinasi
Narasi adalah bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau
peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri pe-
ristiwa itu” (Keraf, 1987:135). Suatu peristiwa atau suatu proses dapat juga disajikan
26. 14
dengan mempergunakan metode narasi. Oleh karena itu narasi sulit sekali dibedakan
dari narasi. Sebab itu, mesti ada unsur lain yang diperhitungkan, yaitu unsur waktu.
Dengan demikian pengertian narasi itu mencakup du unsur dasar. Unsur yang
terpenting dalam sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan yang terjadi
dalam suatu rangkaian waktu. Apa yang telah terjadi tidak lain daripada tindak-tanduk
yang dilakukan oleh orang-orang atau tokoh-tokoh dalam suatu rangkaian waktu. Bila
narasi menggambarkan suatu objek secara statis, maka narasi mengisahkan suatu
kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkain waktu.
Menurut Parera (1993:3) karangan narasi adalah suatu bentuk pengalaman
karangan dan tulisan yang bersifat menterahkan suatu berdasarkan perkembangannya
dari waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan kronologis dari suatu peristiwa atau
kejadian serta masalah. Pengarang bertindak sebagai seorangsejarahwan atau tukang
cerita.Berdasarkan uraian di atas narasi dibatasi sebagai bentuk tulisan yang bertujuan
menyampaikan atau menceritakan rangkaian periawa atau pengalaman yang dialami
manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Atau dapat juga dirumuskan
narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusah dengan sejelas-jelasnya kepada pem-
baca suatu peristiwa yang telah terjadi. Narasi dibagi menjadi dua, yaitu narasi
ekspositoris dan narasi sugestif.
Menurut Sujanto, J. Ch (1988: 111) narasi adalah jenis paparan yang biasa
digunakan oleh para penulis untuk menceritakan tentang rangkaian kejadian atau
peristiwa yang berkembang melalui waktu. Secara singkat, narasi adalah paparan suatu
proses. Ciri utama dari karangan narasi adalah gerak atau perubahan keadaan suatu
27. 15
waktu menjadi keadaan yang lain pada waktu berikutnya melalui peristiwa-peristiwa
yang berangkai selain ciri utama tersebut, narasi juga memiliki suatu karakteristik,
yakni hampir semua isi di dalamnya menceritakan manusia.
Istilah narasi berasal dari kata narration (Bahasa Inggris) yang berarti “cerita”
dan narrative yang berarti“yang menceritakan”(Ahmadi,1990:122). Paragraf narasi
bertujuan mengisahkan atau menceritakan (Nasucha, dkk,2009:49). Narasi adalah
karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno danYunus,2008:4.54).
Salah satu cirri khas narasi adalah mengisahkan salah satu tokoh cerita bergerak dalam
suatu rangkaian perbuatan atau mengisahkan tokoh cerita terlibat dalam suatu
peristiwa dan kejadian (Suparno dan Yunus, 2008:4.41). Tujuan utama narasi adalah
untuk menguraikan suatu peristiwa atau serangkaian peristiwayang saling
berhubungan sehingga maknanya muncul atau berkembang di dalamnya. Menulis
narasi tidak dapat berbuat obyektif secara lengkap atau sempurna, dan dalam suatu
derajad tertentu maknanya akan selalu memantulkan interpretasinya terhadap dunia
atau peristiwa kehidupan yang menjadi bahan ceritanya (Ahmadi, 1990:123).
Berdasarkan bentuknya narasi dibedakan menjadi dua yaitu narasi fiktif dan
narasi nonfiktif. Bentuk-bentuk narasi yang terkenal yang biasa dibicarakan dalam hu-
bungan dengan kesusastraan adalah roman, novel, cerpen, dongeng (narasi fiktif) dan
sejarah, biografi, autobiografi (narasi nonfiktif). Disamping itu ada, sedikit ciri dari
dua bentuk yang sering disebut, yaitu biografi dan autobiografi. Pengertian
autobiografi dan biografi sudah sering diungkapkan. Perbedaannya terletak dalam
masalah naratornya (pengisahannya), yaitu siapa yang berkisah dalam bentuk wacana
28. 16
ini. Pengisahan dalam autobiografi adalah tokohnya sendiri, sedangkan pengisahan
dalam biografi adalah orang lain. Namun, keduanya mempuyai kesamaan, yaitu
menyampaikan kisah yang menarik mengenai kehidupan dan pengalaman-pengalaman
pribadi. Karena wacana ini mengisahkan pengalaman-pengalaman dan kehidupan
pribadi seseorang, maka pola umum yang dikembangkan adalah riwayat hidup pribadi
seseorang, urutan-urutan peristiwa atau tindak tanduk yang mempunyai kaitan dengan
kehidupan seorang tokoh.
Sasaran utama autobiografi dan biografi adalah menyajikan atau mengemukakan
peristiwa-peristiwa yang dramatis, dan berusaha menarik manfaat dari seluruh
pengalaman pribadi yang kaya raya itu bagi pembaca dan anggota masyarakat
lainnya.Karena autobiografi dan biografi mengisahkan suka-duka dan pengalaman se-
orang secara faktual maka dapat dijamin keautentikan dan citarasa kehidupan yang se-
sungguhnya, terutama yang menyangkut perincian lingkungan yang nyata se-
bagaimana dikemukakan pengarang. Terlepas dari mana wujud dramatik dan saat-saat
tegang yang dihadapi sang tokoh, riwayat hidup dalam kedua macam bentuk narasi
tersebut biasanya dijalin dan dirangkaikan secara manis, langsung, dan sederhana,
serta cara menceriterakannya juga menarik perhatian pembaca.
Menulis sebuah karangan narasi dalam beberapa hal lebih berat dari pada
menulis cerita. Dalam menulis karangan narasi, penulis harus memilih dan
menyusun bahan-bahan secara lebih cermat,dan penanda penting wacana narasi yang
harus selalu ada adalah konflik. Langkah-langkah praktis dalam mengembangkan
narasi (Suparno dan Yunus, 2008:4.50) yaitu: (1), menentukan tema dan amanat yang
29. 17
akan disampaikan, (2), menetapkan sasaran pembaca,apakah orang dewasa, remajaatau
anak-anak, (3) merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam
bentuk skema alur, (4) menyusun peristiwa-peristiwa yang cocok untuk bagian awal,
perkembangan dan akhir cerita, (5), merancang peristiwa-peristiwa utama kedalam
detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita, (6), menyusun tokoh dan perwatakan,
latar dan sudut pandang. Langkah-langkah menulis karangan narasi berdasarkan
gambar seri (Karsidi, 2008:45) yaitu: (1), menentukan gagasan pokok dan gagasan
penjelas setiap gambar, (2), mengurutkan gambar berdasarkan gagasan pokok secara
runtut, (3), mengembangkan gagasan pokok dan gagasan penjelas menjadi kalimat,
(4), menyusun kalimat pokok dan penjelas menjadi paragraf dan karangan.Dalam
menulis, kedudukan bahasa sebagaimedia penyampai amat penting.Agar gagasan /ide
yang dituangkan dapat dipahami pembaca,seorang penulis harus memperhatikan hal-
hal yang berkaitan dengan unsur-unsur dalam bahasa seperti ejaan, pilihan kata atau
diksi,gaya bahasa,penyusunan kalimat efekti fdan pengembangan paragraf.
Kelima unsur bahasa tersebut memiliki kedudukan yang amat penting dalam
mendukung terciptanya tulisan narasi yang baik.Kelima unsur bahasaitu adalah:
Pertama. Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambang-
lambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi antara lambang- lambing itu
(pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa (Nasucha, 2009:91). Kedua ,
Kosa kata seorang penulis yang baik dituntut memiliki pengetahuan tentangkata. Ada
dua syarat pokok dalam memilihkata, yaitu ketepatan dan kesesuaian (Akhadiah,
1988:83). Ketepataan menyangkut makna, aspek logic akata, ketepatan kata dalam
30. 18
mengungkap sesuatu.Berbeda dengan syarat ketepatan, persyaratan kesesuaian
menyangkut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan kesempatan/situasi dan
keadaan pembaca. Ketiga, Gaya bahasa merupakan langggam bahasa yang digunakan
oleh seorang penulis.Tiap penulis memiliki kekhasan sendiri. Gaya bahasa tidak dapat
dilepaskan dari masalah: (a) pemilihan dan penggunaan, (b) penempatan serta
pemasangan kata-kata, (c) Struktur yang divariasikan (diksi) (Ahmadi, 1990:168).
Keempat, Kalimat merupakan unsur pembentuk kalimat. Dalam kedudukan itu,kata
adalah unsur bebas terkecil yang bermakna. Disebut sebagai unsur bebas terkecil
karena kata dapat berdiri sendiri, yakni diucapkan atau dituliskan terpisah dari kata-
katayang lain (Suparno dan Yunus, 2008:2.3).
Kalimat yang baik adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah- kaidah
yang berlaku. Kaidah yang harus ditaati oleh seorang penulis mencakup :(1) unsur-
unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (unsure subjek dan predikat); (2)
aturan-aturan tentang Ejaan Yang Disempurnakan ; dan (3) cara memilih kata dalam
kalimat (diksi) (Akhadiah, 1988:116). Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri: (1)
kesepadanan dan kesatuan, (2) kesejajaran bentuk (paralelisme), (3) penekanan, (4)
kehematan dalam mempergunakan kata dan (5) kevariasian dalam struktur kalimat
(Akhadiah, 1988:116). Dari ciri-ciri yang dikemukakan di atas, jelaslah bahwa
kalimat efektif memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan
padadiri pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis. Paragraf adalah
satuan bagian karangan yang digunakan untuk mengungkapkan sebuah gagasan dalam
bentuk untaian kalimat disebut paragraph (SuparnodanYunus, 2008:3.16).
31. 19
Paragraf pada hakekatnya merupakan rangkaian kalimat yang mengacu pada
masalah, gagasan dan pokok pembicaraan yang sama. Paragraf merupakan inti
penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan (Akhadiah, 1988:144). Dalam
paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf. Dalam pengembangan paragraf, seorang penulis harus menyajikan dan
mengorganisasikan gagasannya menjadi satu paragraf yang baik. Paragraf yang baik
adalah paragraph yang memenuhi persyaratan kesatuan, kepaduan dan kelengkapan
(Akhadiah, 1988:149). Paragraf dikatakan memiliki kesatuan apabila paragraph
tersebut hanya mengandung satu gagasan pokok. Dengan demikian paragraf dianggap
mempunyai kesatuan jika kalimat-kalimat dalam paragraf tidak terlepas dari topiknya
atau selalu relevan dengan topik.
Kepaduan sebuah paragraf ditandai dengan hadirnya kalimat-kalimat yang
mempunyai hubungan timbal balik. Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun
dengan memperhatikan unsur kebahasaan dan pemerincian serta urutan isiparagraf.
Unsur kebahasaan yang mendukung kepaduan paragraf dapat digambarkan dengan: (1)
repetisi atau pengulangan katakunci; (2) kata ganti; (3) kata transisi atau ungkapan
penghubung; dan (4) paralelisme (Akhadiah, 1988:150). Akhirnya paragraph
dikatakan lengkap apabila berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat utama. Dengan kata lain paragraph dikatakan tidak
lengkap apabila hanya diperluas dengan pengulangan–pengulangan kalimat.
Kemampuan menulis narasi seseorang dapat diukur melalui tes. Secara umum
tes menulis dapat diselenggarakan secara terbatas dan secara bebas. Tes menulis yang
32. 20
diselenggarakan secara terbatas adalah tes menulis yang diselenggarakan dengan
batasan-batasan tertentu. Batasan itu dapat berupa masalah, judul, waktu, panjang
tulisan, bahkan mungkin gaya bahasa yang digunakan. Sebaliknya pada tes menulis
bebas, peserta dapat menentukan sendiri apa yang ingin ditulisnya dan bagaimana
menyusun tulisannya dengan rambu-rambu yang ditetapkan secara minimal
(Djiwandono, 1996:73). Tes menulis yang paling tepat adalah tes bentuk esai atau
tugas menulis secara terbatas. Tes esai adalah suatu bentuk pertanyaan yang menuntut
jawaban siswa dalam bentuk uraian dengan menggunakan bahasa sendiri
(Nurgiyantoro, 1995:71). Dengan kata lain siswa disuruh membuat sebuah karangan
narasi dengan diberi batasan-yang mencakup: (1) tema, (2) jumlah kosakata (panjang
karangan), (3) ragam bahasa yang digunakan, (4) ejaan dan (5) waktu pengerjaan.
C. Media Gambar
1. Pengertian Media
Pengertian Media adalah dalam bahasa Arab media berarti perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2008:3). Sadirman
(1993) mengatakan bahwa media adalah segala bentuk yang menunjukkan sistem
transmisi (bahan dan peralatan) yang tersedia untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Sedangkan Miarso (1984) memberikan batasan media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan, untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri
siswa. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca
(Sadiman, 1993:113). ”Media juga dapat diartikan sebagai jenis komponen dalam
33. 21
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar atau semua bentuk
perantara yang dipakai sebagai penyebar ide atau gagasan sehingga ide atau gagasan
itu sampai pada penerima” (Dinas, 2003). Media adalah alat, metode, dan teknik yang
digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru
dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Hamalik, 1989:12).
Informasi atau bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa menggunakan
sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut
kepada siswa. Jadi media pengajaran adalah sarana atau alat benatu perantara yang
digunakan guru atau siswa dalam proses belajar mengajar untuk menyalurkan
pesan/informasi pembelajaran dari sumber pesan ke penerima pesan yang dapat me-
rangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa serta mencegah vebalisme sehingga
mempertinggi efektifitas dan efisien dalam mencapai tujuan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memberikan
kejelasan dan memperlancar jalannya proses belajar mengajar, serta dapat
mengaftifkan komunikasi interaksi antara guru dengan siswa dan memberikan
informasi dari suatu sumber atau pengirim kepada penerimanya sehingga dapt
merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar yang efektif terjadi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa media
pembelajaran wahana penyalur atau wadah pesan pembelajaran. Media pembelajaran
mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Disamping
dapat menarik perhatian siswa, media pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan
yang ingin disampikan dalam setiap pembelajaran. Dalam pembelajaran di sekolah,
34. 22
guru dapat menciptakan suasana belajar yang sangat menarik dengan memanfaatkan
media pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan variatif.
Seorang ahli kornunikasi, Mc Luhan, memberi batasan media yang sangat luas
sehingga mencakup semua alat komunikasi dari seseorang ke orang lain yang sedang
tidak berhadap-hadapan (Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 2001: 11). Media adalah
pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau
benda) kepada penerima pesan (Romiszowski dalam Basuki Wibawa dan Farida
Mukti, 2001: 12). Hal senada juga diungkapkan oleh Arif S. Sadiman (1993: 1) bahwa
media adalah perantara atau pengantar pesan dari penyusun ke penerima pesan. Dalam
proses belajar mengajar, penerima pesan adalah siswa. Media interaksi dengan siswa
melalui udara mereka. Siswa dirangsang untuk menerima pesan tersebut, bahkan
adakalanya digunakan kombinasi beberapa indera untuk menerima pesan yang lebih
lengkap. Pesan yang ingin disampaikan adalah isi pelajaran yang berasal dari
kurikulum.
Media pengajaran menurut Arif S. Sadiman (1993: 4) dimaknai sebagai segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian
rupa sehingga proses belajar terjadi. Pengertian tersebut bermakna sangat luas,
berbeda dengan pengertian yang diungkapkan oleh Gene L. Wilkinson (1984: 5).
Menurutnya, media pengajaran adalah segala alat dan bahan selain buku teks yang
dapat dipakai untuk menyampaikan informasi dalam situasi belajar mengajar.
35. 23
2. Urgensi Penggunaan Media
Urgensi Penggunaan Media pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah
proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar merupakan komunikasi antara pengajar
dengan peserta didik. Supaya komunikasi tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan
dalam proses pembelajaran, digunakan mediadalam pembelajaran tersebut.
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai- nilai praktis
(Asnawir dan Usman, 2002:14-15) sebagai berikut: a. Media dapat mengatasi berbagai
keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa atau mahasiswa. Karena setiap orang
mempunyai pengalaman yang berbeda-bedadan beragam, b. Media dapat mengatasi
ruang kelas. Misalnya benda yang terlalu besar tak mungkin bisa dibawa kedalam
kelas. Dengan adanya media,kesulitan itu bisa diatasi, c. Media memungkinkan
adanya adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan, d. menghasilkan
keseragaman pengamatan. Pengamatan yang dilakukan siswa dapat secara bersama-
sama diarahkan kepada hal-hal yang dianggap penting sesuai dengan tujuanyang ingin
dicapai, e. Mediadapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkritdan realistis, f.
Media dapat meningkatkan keinginan dan minat yang baru, g. Media dapat
membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar, h. Media dapat
memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkret sampai kepadayang
abstrak.
3. Kriteria Pemilihan Media
Kriteria Pemilihaman Media merupakan sarana untuk meningkatkan kegiatan
proses belajar mengajar. Seorang guru harus dapat mempertimbangkan dan memilih
36. 24
media yang akan digunakan supaya tepat guna. Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan
yang perlu diperhatikan (Asnawir danUsman, 2002:15-16) antara lain: a. Media yang
dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Agar tujuan yang ditetapkan bisa tercapai, b. Kondisi audiens (siswa) dari subjek
belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru yang memilih media yang sesuai
dengan kondisi anak, c. Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa
yang akan disampaikan kepada audiens (siswa) secara tepat dan berhasil guna, d.
Biaya yang dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang
akan dicapai.
Media pembelajaran digunakan untuk mempermudah proses media
pembelajaran digunakan untuk mempermudah proses belajar mengajar. Oleh sebab
itu, media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan
dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar
(Asnawir dan Usman, 2002:19). Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam
pemanfaatan media pengajaran dalam proses belajar mengajar (Asnawir dan Usman,
2002:20) yaitu: a. Media pengajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan, b. Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat
atau didengar, c. Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar, d.
Media pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu siswa, c Media
pengajaran tersebut merupakan perantara (med. ium) dalam proses pembelajaran
siswa.
Media gambar mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
37. 25
mediagambar (Asnawirdan Usman, 2002:50) yaitu: a. Lebih konkret dan lebih realistis
dalam memunculkan pokok masalah,jika dibanding dengan bahasa vebal, b. Dapat
mengatasi ruang dan waktu, c. Dapat mengatasi keterbatasan mata.Media gambar juga
mempunyai beberapa kelemahan. (Asnawir danUsman, 2002:50-51) yaitu: a. Peserta
didik mempunyai penafsiran yang berbeda sesuai dengan pengetahuan masing-masing
terhadap halyang dijelaskan, b. Penghayatan tentang materi kurang sempurna,karena
media gambar hanya menampilkan persepsi indera mata yang tidak cukup kuat untuk
menggerakkan seluruh kepribadian manusia, sehingga materiy ang dibahas kurang
sempurna, c. Biasanya anak yang tempat duduknya paling depan lebih bisa mengamati
gambar lebih sempurna,sedangkan anak-anak yang duduk dibelakang semakin kabur.
Karena media mempunyai kekurangan dan kelebihan, seorangguru harus bisa memilih
media yang tepat. Media tersebut dapat menarik perhatian, merangsang daya cipta
dan dapat meningkatkan minat peserta didik serta meningkatkan pemahaman peserta
didik.
D. Kerangka Pikir
Keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa secara baik dan benar yaitu
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan
keterampilan menulis. Namun, yang akan dibahas adalah keterampilan menulis dalam
pembelajaran dengan mengamati gambar berseri.Menulis merupakan standar
kompetensi yang harus dikuasai oleeh siswa SMA/SMP khususnya kemampuan
menulis teks narasi. Oleh karena itu, dalam kurikulum dimuat salah satu standar
kompetensi menulis yaitu mengamati gambar dan kemudian merangkai menjadi teks
38. 26
narasi. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakan
teknik media gambar berseri untuk meningkatkan kualitas menulis narasi.
Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
KTSP 2006
Kemampuan Berbahasa
MembacaMenyimak Berbicara Media Gambar
Berseri
Menulis
Menulis Narasi Melalui
media gambar berseri
Tes
Analisis
Temuan
Pembelajaran berbahasa
39. 27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada dasarnya banyak penelitian yang dapat dilakukan oleh guru. Namun, dalam
hal ini peneliti mengambil penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas
(PTK) berasal dari bahasa Inggris,yaitu class roomaction research, yang berarti action
research (penelitian dengantindakan) yang dilakukan dikelas (Suyadi,2011:7).
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya
sendiri melalui refleksidengan tujuan untukmemperbaiki kinerjanya sebagai seorang
guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani, 2009:14). Jadi secara
garis besarnya penelitian tindakan kelasa dalah jenis penelitian yang dilakukan oleh
guru dikelas untuk memecahkan masalah/meningkatkan mutu pembelajaran dilakukan
secara bertahap dan terus menerus.
Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena melalui
penelitian ini seorang peneliti terjun langsung dan ikut berperan langsung dalam
proses penelitian. Dalam penelitian ini kelas dijadikan penelitian. Peneliti bisa
melakukan pengumpulkan data dengan cara mengamati guru mengajar (Wardani,
2009:14). Peneliti mengumpulkan data observasi kelas, wawancara dengan guru dan
siswa. Dalam penelitian ini kelas dijadikan obyek penelitian.
40. 28
B. Desain Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ada empat tahap desain penelitian
meliputi; (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (action), (3) pengamatan
(observation) dan (4) refleksi (reflection) (Arikunto, 2008:20). Lebih jelas sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Penyusunan RPP
Penyusunan RPP disesuaikan dengans tandar kompetensi dan kompetensi dasar
serta perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Data yang diperoleh pada tahap
pra siklus juga menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP. Adapun standar
kompetensi dan kompetensi dasar padas iklus ini adalah:
a) Standar Kompetensi: Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan
pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan narasi.
b) Kompetensi Dasar : Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan
memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.
Indikator
a) Siswa dapat menulis karangan narasi melalui media gambar berseri dengan
alur yang jelas.
b) Siswa dapat menulis karangan narasi dengan tokoh yang jelas.
c) Siswa dapat menulis karangan narasi dengan latar/setting yang jelas.
2. Pelaksanaan
Peneliti melaksanakan beberapa langkah kegiatan yaitu sebagai berikut:
41. 29
a) Guru melakukan pembukaan dengan salam dan mengabsensiswa.
b) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk sungguh-sungguh dalam
mengikutipelajaran.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan rencana
pembelajaran.
d) Guru menjelaskan materi tentang menulis narasi.
e) Guru memberikan kesempatan padas iswa untuk bertanya
f) Guru menempel gambardi papan tulis.
g) Guru memberi tugas individu kepada siswa sesuai gambar di papan tulis.
h) Guru bersama peserta didik merefleksikan pembelajaran yang telah dilakukan.
i) Guru menutup pembelajaran.
3. Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya pelajaran mencakup
perhatian siswa. Dalam observasi ini peneliti menggunakan perangkat berupa lembar
pengamatan.
4. Refleksi
Penelitian ini berhasil jika terdapat peningkatan perhatian dan hasil belajar
siswa. Hasil belajar pada siklus pertama adalah menulis narasi dengan alur yang
jelas dan antara kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Penelitian ini
berhasil jika terjadi kenaikan nilai pada kemampuan menulis ,namun jika belum
terdapat kenaikan, maka peneliti melakukan perencanaan dalam kemampuan yang
sama.
42. 30
Skema Siklus Penelitian
C. Definisi Operasional Istilah
Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan
pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahan pemahaman terhadap judul di atas, maka
dijelaskan di bawah ini:
1. Meningkatkan adalah menaikkan (derajat;taraf, dan sebagainya);
mempertinggi; memperhebat dapat diartikan sebagai gambaran siswa untuk
Perencanaann
Pelaksanaan
Refleksi SIKLUS I
Pengamatann
Tabel. 3.1. Tahap Penelitian (Arikunto, 2008:16)
Perencanaan Pelaksanaan
Refleksi
?
SIKLUS II
43. 31
meningkatkan kemampuan dirinya yang belum memahami materi yang disampaikan
agar menjadi lebih baik.
2. Menulisadalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil,
kapur dan sebagainya).
3. Narasi merupakan suatu bentuk pengembangan karangan dan tulisan yang
bersifat menyejarahkan sesuatu berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu.
Narasi mementingkan urutan kronologis suatu peristiwa, kejadian dan masalah .
4. Media Gambar Berserimerupakan serangkaian gambar yang terdiri dari 2
hingga 6 gambar yang menceritakan suatu kesatuan cerita yang dapat dijadikan alur
pemikiran siswa dalam mengarang, setiap gambar dapat dijadikan paragraf.
D. Sumber Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Parepare pada KelasVIII.
Dengan subjek penelitian adalah guru bahasa Indonesia dan siswa
yang berjumlah 22orang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan media gambar
berseri,setelah itu dilakukan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini adalah salah satu
upaya dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis narasi pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia melalui media gambar berseri pada siswa Kelas VIII di SMP Negeri
7 Parepare.
E. Data Penelitian
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji berupa
informasi tentang kemampuan siswa menulis narasi dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
44. 32
Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber, adapun sumber data yang
dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Pelaksanaan
a. Perilaku guru mengajar
Pengamatan terhadap perilaku guru mengajar melalui observasi selama
kegiatan belajar berlangsung
b. Perilaku siswa belajar
Informasi dari data guru bahasa indonesia terhadap perilaku siswa selama proses
belajar berlangsung dan melalui observasi terhadap siswa.
2. Data Hasil Pembelajaran
Data hasil pembelajaran bersumber dari arsip dan dokumen, yang antara lain
berupa kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Hasil pekerjaan mengarang
narasi siswa, dan buku penilaian.
F. Instrumen Penelitian
Instrumenyang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Lembar Observasi
a. Lembar Observasi Guru
Lembar observasi yang berkaitan dengan keterampilan guru menggunakan
media gambar berseri dalam pembelajaran.
b. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi yang berkaitan dengan tingkat perhatian siswa dalam proses
pembelajaran. Dalam tekniko bservasi ini dapat dibagi menjadi (1) tak berperan samas
45. 33
ekali, (2) observasi berperan yang terdiri dari (a) berperanpasif, (b) berperanaktif ,dan
(c) berperanpenuh.
2. Tes Formatif
Tes formatif ini disusun berdasarkan tujuan yang akan dicapai. Tes formatif
diberikan pada setiap putaran. Bentuk yang diberikan bisa tes secara lisan ataupun
tertulis. Ada dua jeni tes yang digunakan dalam penelitian ini,yaitu tes kemampuan
awal dan dan tes kemampuan akhir.Tes kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana materi pelajaran yang akan diajarkan telah diketahui oleh siswa dan tes
kemampuan akhir bertujuan untuk mengetahui apakah semua mateeri pelajaran yang
penting telah dikuasai dengan baik oleh siswa.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan peneliti dalam
merekam data (informasi) yang dibutuhkan (Suyadi, 2011:84). Pada penelitian
tindakan kelas ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a). Observasi
Teknik pengumpulan data jenis non tes yang digunakan adalah observasi. Observasi
adalah kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengetahui perilaku–perilaku siswa,
guru melalui pengamatan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi
yang peneliti lakukan adalah observasi berperan serta secara pasif.Observasi ini
dilakukan oleh guru kelas dan peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama proses pembelajaranberlangsung.
Observasi terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan
pembelajaran Bahasa Indonesia dalam pokok bahasan menulis narasi. Observasi
46. 34
terhadap kinerja juga diarahkan pada kegiatan guru dalam menjelaskan
pelajaran,memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa,
mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik, dan melakukan penilaian
terhadap hasil belajar siswa.
Sementara itu observasi terhadap siswa kelas VIII difokuskan pada tingkat
partisipas isiswa dalam mengikuti pelajaran.Jenis tes yang digunakan adalah tertulis.
Instrumen tes yang digunakan berupa perintah–perintah kepada siswa untuk menulis
karangan narasi. Teknik Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil
menulis karangan siswa yang menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi
penulisan karangan narasi yang diberikan. Tes dilakukan setiap akhir pertemuan dan
dibuat dalam bentuk tertulis.
H. Teknik Analisis Data
Setelah terkumpul data dengan lengkap ,maka selanjutnya adalah menganalisis
data untuk mengetahui hasil akhir dari penelitianyang telah dilakukan. Dalam hal
ini penulis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Adapun rumusnyaadalah
sebagai berikut (Sudjiyono, 2010:43):
P= 100%
Keterangan :
P= angkapersentase
f =frekuensiyang sedang dicari persentasenya
N =jumlah frekuensi (banyaknyaindividu)
47. 35
Table Kriteria penilaian menulis narasi
No. Aspek yang dinilai Skor maksimal
1. Isi gagasan yang dikemukakan 30
2. Organisasi isi 25
3. Struktur tata bahasa 20
4. Pilihan kata atau diksi 15
5. Ejaan dan tanda baca 10
Jumlah 100
Analisis kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang berhubungan dengan
efektivitas hasil yaitu data mengenai hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes
formatif. Data tersebut kemudian di analisis secara kuantitatif. Nilai rata-rata tes
formatif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Djamarah, 2006:64) :
Keterangan:
M =mean (rata-rata)
∑X =jumlah nilai semua siswa
N =jumlah siswa
I. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian.
Indikator keberhasilan yangingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
M=
48. 36
meningkatnya kemampuan menulis narasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri7
Parepare dengan menggunakan metode media gambar berseri. Indikator penelitian ini
bersumber dari kurikulumdan silabus KTSP Bahasa Indonesia kelas VIII serta
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan menulis narasi siswa
mencapai rata-rata kelas 75 dan siswa yang memperoleh nilai ≥75 mencapai 70%.
49. 37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai peningkatan kemapuan
menulis karangan narasi pada siswa kelas VIII SMPN 7 Parepare. Adapun data
penelitian yang diuraikan adalah hasil penelitian mengenai kemampuan awal siapa
dalam pembelajaran menulis karangan narasi, pelaksanaan tindakan pada setiap
siklus, dan peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan
narasi dengan menggunakan gambar berseri. Dalam pembahasan diuraikan hasil
analisis kemampuan awal siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi,
pelaksanaan tindakan pada setiap siklus, dan peningkatan ke mampuan siswa
dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan gambar berseri.
A. HASIL PENELITIAN
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I merupakan tindakan awal yang sangat penting, hal
ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini dijadikan sebagai refleksi
bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya, adapun tahapan pada siklus I
adalah:
a. Tahap Perencanaan Tindakan SiklusI
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah mempersiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia dengan Kompetensi
Dasar (KD) menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan
50. 38
pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf
kapital dan tanda titik.
Instrumen pembelajaran terdiri dari lembar observasi, lembar wawancara dan
lembar penilaian. Perangkat lain yang perlu dipersiapkan adalah media pembelajaran
yang dapat menunjang kelancaran pelaksanaan pembelajaran yaitu media gambar
berseri yang diberikan kepada setiap siswa. Tugas akhir siklus I dibuat untuk
mengetahui perkembangan kemampuan menulis karangan siswa. Lembar observasi
digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas yang terjadi di kelas, untuk melihat
tingkat keefektifan proses pembelajaran.
Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan
penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan
siswa. Sedangkan target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu siswa mampu
menulis karangan sederhana berdasarkan gambar menggunakan pilihan kata dan
kalimat yang jelas.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi
waktu 2x35 menit tiap pertemuannya. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I:
1) Pertemuan 1
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, berlangsung
selama 70 menit ( 2 JPL). Kegiatan ini diawali dengan membuka pembelajaran dan
apersepsi tentang karangan. Pada pertemuan pertamasiswa yang hadir 20 orang, 2
51. 39
orang berhalangan hadir karena sakit. Guru kelas hadir sebagai observer untuk
mengamati dan memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dan melakukan
penilaian pada proses pembelajaran berlangsung kemudian dicatat pada lembar
observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran
pada pertemuan selanjutnya.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya, peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran, memberikan penjelasan mengenai penggunaan media gambarberseri,
peneliti memberikan media sesuai dengan topik pembelajaran. Kemudian siswa
diminta untuk membuat kerangka karangan sesuai gambar berseri yang diberikan
kepada masing-masing siswa. Selama siswa mengerjakan tugas mengarang, peneliti
bersamaobserver berkeliling memantau aktivitas siswa untuk memberikan pengarahan
bila siswa mengalami kesulitan atau ada yang hendak ditanyakan, siswa langsung
bertanya kepada peneliti. Lebih kurang 5 menit setelah jam pelajaran selesai siswa
telah mengumpulkan tugasmengarangnya.Pada akhir proses pembelajaraan peneliti
memberikan refleksi dan penguatan kepada siswa tentang hasil pada pertemuan
pertama. Hal yang perlu disampaikan dalam refleksi diantaranya memberi up plus
kepada seluruh siswa dan diminta untuk lebih kreatif dalam kegiatan pembelajaran
serta menyampaikan informasi untuk pertemuan selanjutnya.
2) Pertemuan 2
Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari sabtu yang berlangsung
selama 70 menit ( 2 JPL). Kegiatan yang dilaksanakan pada proses pembelajaran
52. 40
adalah melanjutkan kegiatan individu pada pertemuan pertama. Pertemuan kedua
siswa sudah mulai terbiasa dengan kegiatan menulis karangan, siswa terlihat serius
dalam mengerjakan tugas. Kegiatan individu yang dilakukan yaitu menulis
karangan sederhana berdasarkan gambar berseri secara runtut. Pada kegiatan
pendahuluan, seperti biasa peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan
mengucap salam, kemudian menyapa siswa dan menanyakan tentang siswa-siswa
yang tidak hadir, memberikan apersepsi dan menyampaikan informasi tentang
kegiatan pada pertemuan kedua siklus I.
Pada kegiatan inti, peneliti memulai pembelajaran dengan menyampaikan
instruksi dan langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.
Selanjutnya tahap eksplorasi, peneliti meminta kepada salah satu siswa untuk
membacakan hasil tulisan pada pertemuan pertama.Kemudian tahap
elaborasipeneliti memberikan lembar yang berisi tugas untuk membuat karangan
sesuai dengan kerangka karangan yang telah dibuat. Pada kegiatan ini terlihat
bahwa siswa mulai kreatif dalam mengungkapkan ide-ide dalam bentuk karangan.
Sementara itu, peneliti dalam kegiatan ini hanya memberikan penguatan -
penguatan kepada siswa agar apa yang disampaikan lebih dapat dipahami.
Pada tahap selanjutnya, bagi siswa yang telah selesai mengerjakan tugas ada
proses perbaikan dalam penulisan, misalnya tulisan yang tidak memakai huruf
kapital dan tanda baca maka diberikan pengarahan untuk diperbai ki pada
pertemuan selanjutnya. Di akhir proses pembelajaran seperti biasa peneliti
53. 41
melakukan refleksi dan penguatan kembali terhadap kegiatan pembelajaran pada
pertemuan kedua.
c. Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan tindakan pembelajaran.
Observasi/pengamatan dilakukan oleh guru kelas III sebagai guru kolaborator yang
tugasnya mengamati proses pembelajaran dan mencatat seluruh aktifitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan bersamaan tindakan
pembelajaran diperoleh catatan-catatan sebagai berikut: Kegiatan Guru yang
tugasnya mengamati proses pembelajaran dan mencatat seluruh aktivitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan bersamaan tindakan
pembelajaran diperoleh catatan-catatan sebagai berikut:
a) Dalam proses pembelajaran hanya beberapa siswa mengeluarkan
pendapatnya.
b) Upaya dalam kemampuan menulis siswa berdasarkan gambar sudah
terlihat cukup baik. walaupun masih ada beberapa siswa yang belum aktif
dalam mengerjakan tugas.
c) Pada tugas menulis karangan sederhana masih terdapat ejaan dan tanda
baca yang kurangtepat.
d) Ketika menjelaskan materi masih terlihat siswa yang tidak menyimak
tetapi asyik berbincang dengan temannya.
54. 42
d. Refleksi
Setelah peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran yang diikuti dengan
pengamatan oleh guru kelas (observer), selanjutnya peneliti melakukan analisis dan
refleksi terhadap hasil tindakan pembelajaran bersama-sama dengan observer.
Dari hasil refleksi, dapat diidentifikasi beberapa hal diantarannya:
a) Beberapa siswa sudah mulai berani mengajukan pendapat dan pertanyaan.
b) Kemampuan menulis siswa pada aspek kesesuaian gambar sudah cukup baik.
c) Siswa memberikan respon postif terhadap pemanfaatan media gambar.
Namun demikian masih ada beberapa masalah yang harus diperbaiki pada
tindakan pembelajaran siklus selanjutnya, diantaranya:
a) Secara umum keberanian bertanya kepada guru dan kedisiplinan dalam
mengerjakan tugas masih rendah.
b) Alokasi waktu untuk kegiatan eksplorasi kurang.
c) Nilai rata-rata hasil belajar siswa masih berada dibawah 75.
Tindakan yang dilakukan:
a) Pada tindakan pembelajaran siklus II, peneliti memberikan reword
kepada siswa yang aktif bertanya dan disiplin dalam
mengerjakantugas, misalnya dengan pujian, memberi tambahan nilai
atau dengan hadiah yang lebih kongkrit.
b) Memperhatikan penyesuaian alokasi waktu dengan kebutuhan kegiatan
55. 43
pembelajaran pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
c) Memberikan motivasi, memperbanyak latihan-latihan dan tugas, serta
pengarahan.
Dari hasil analisis tindakan pada siklus I seperti yang telah dikemukakan di atas,
terlihat masih banyak kekurangan dan kendala yang harus dicarikan solusinya pada
siklus II. Selanjutnya pada pelaksanaan siklus II akan dilakukan usaha perbaikan
semaksimal mungkin yang diawali dengan tahap perencanaan tindakan siklus II.
2. Pelaksanaan Tindakan SiklusII
Tindakan pembelajaran siklus II merupakan tindakan lanjutan setelah
dilakukan refleksi dari hasil tindakan siklus I. Analisis dari hasil tindakan
pembelajaran pada siklus II ini akan dijadikan sebagai refleksi untuk menentukan
perlu atau tidaknya tindakan pembelajaran siklus III. Pada pembelajaran siklus II.
a. Tahap Perencanaan Tindakan Siklus II
Seperti siklus I kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II adalah
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar tes, lembar
observasi siswa dan lembar wawancara. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun
bersama guru kelas agar rencana pembelajaran berjalan sesuai situasi dan kondisi kelas
penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan ketiga siklus II, tindakan pembelajaran berlangsung selama
56. 44
2x35 menit (2 jam pelajaran). Materi pelajaran yang dibahas adalah mengungkapkan
pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk karangan sederhana. Guru kelas hadir
sebagai observer untuk mengamati dan membuat catatan-catatan penting terhadap
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.
Dalam kegiatan pendahuluan, peneliti menyampaikan kepada siswa tentang
apa yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan kegiatan apa
yang harus dilakukan oleh siswa. Selanjutnya berdasarkan refleksi hasil tindakan
siklus I, pada siklus II ini peneliti berusaha meningkatkan beberapa poin aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran. Beberapa cara yang digunakan diantaranya
ialah dengan memberikan reward kepada siswa, misalnya dengan hadiah, nilai
tambahan atau dengan sekedar pujian bagi siswa yang telah menyelesaikan tugas
dengan baik dan hasil menulis karangan berdasarkan media gambar berseri sesuai
dengan indikator penilaian yang sudah ditentukan. Sebelum kegiatan inti
pembelajaran dilaksanakan, siswa diminta untuk melakukan ice breaking yang
dimaksudkan untuk memicu semangat belajar siswa. Ice breaking dilakukan di
awal pembelajaran dan ditengah pembelajaran, ice breaking berupa ungkapan dan
gerakan sebagai berikut:
Ungkapan
Peneliti: Aku siap! (tepuk tangan)
Siswa : Kami siap, siap…siap… hap (tepuk tangan)
57. 45
Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah kegiatan inti. Peneliti membacakan
contoh kerangka karangan kemudian menuliskan di papan tulis. Selanjutnya peneliti
memberikan pertanyaan tentang contoh menyusun kerangkan karangan yang telah
diberikan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan kreativitas siswa dan
agar siswa merasa lebih percaya diri.
Kegiatan selanjutnya, peneliti menempelkan beberapa gambar dipapan tulis
secara acak dan siswa diminta secara berkelompok untuk menyusun gambar
berdasarkan urutan cerita. Pada latihan selanjutnya siswa secara individu diberikan
beberapa gambar yang berbeda, siswa diminta menyusun gambar dan menuliskan
kerangka cerita berdasarkan gambar yang telah disajikan.
Tahap selanjutnya peneliti memberikan lembar soal dan jawaban. Situasi kelas
cukup tenang, berlangsung tanpa kendala. Siswa sudah mulai terbiasa dengan kegiatan
menulis, sehingga mereka terlihat nyaman dan penuh semangat dalam kegiatan
pembelajaran.Selanjutnya peneliti menyediakan waktu kepada siswa untuk
menyerahkan kerangka karangan yang telah dibuat untuk diberikan tanggapan
terhadap tulisan siswa dan memberi pengarahan kembali serta penguatan kepada
seluruh siswa tentang menulis dengan media gambar berseri.Pada kegiatan penutup,
peneliti bersama siswa melakukan refleksi berdasarkan yang sudah dilakukan dalam
pembelajaran dan membuat kesimpulan bahwa mereka telah mampu membuat
kerangka karangan berdasarkan gambar berseri. Sebelum pembelajaran diakhiri,
guru memberikan PR kepada siswa mengenai materi yang diajarkan.
58. 46
2. Pertemuan Kedua
Pada pertemuan keempat siklus II, tindakan pembelajaran berlangsung 2x35
menit (2 jam pelajaran). Materi pelajaran yang dibahas tentang menulis karangan
sederhana berdasarkan media gambar berseri. Guru kelas hadir sebagai observer untuk
mengamati dan membuat catatan-catatan penting terhadap aktifitas siswa dalam proses
pembelajaran.
Sebagai kegiatan pendahuluan, peneliti mengawali pembelajaran dengan ucapan
salam, menyapa siswa dengan menanyakan kabar dan semangat siswa, menyampaikan
kepada siswa tentang apa yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai siswa.
Kegiatan inti, peneliti memberikan contoh dalam mengembankan kerangka
karangan, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab
tentang karangan sesuai dengan urutan gambar berseri dan mengingatkan siswa untuk
menggunakan kata penghubung yang tepat.
Tahap selanjutnya, peneliti memberikan lembar soal dan jawaban serta media
gambar berseri untuk melakukan tugas secara individu. Isi dari tugas tersebut adalah
mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan dengan memperhatikan
kesesuaian gambar, penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda baca. Selanjutnya
peneliti menyediakan waktu kepada siswa untuk membacakan karangan yang telah
dibuat kurang lebih 10 menit. Setelah karangan tersebut dibacakan peneliti
memberikan tanggapan tulisan siswa, menjelaskan kembali untuk memberi penguatan
59. 47
pemahaman kepada siswa. Pada akhir kegiatan peneliti bersama siswa melakukan
refleksi dan membuat kesimpulan.
Proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar berseri berjalan
dengan baik. Hasil kemampuan menulis siswa pada siklus II sudah menunjukkan hasil
yang cukup baik. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai menulis karangan siswa yang
mengalami peningkatan.
c. Tahap Observasi Tindakan Siklus II
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas (observer) terhadap
aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II, tingkat keaktifan siswa
dalam kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan yang cukup besar. Hal ini dapat
dilihat dari adanya perbedaan beberapa aspek dalam kondisi atau kesiapan belajar
siswa, siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan lebih serius dan terlihat antusias
untuk menerima pelajaran, upaya mendeskripsikan gambar kedalam bentuk tulisan
sudah lebih baik dan adanya keberanian siswa untuk bertanya atau mengungkapkan
pendapat serta respon positif terhadap pembelajaran yang dilaksanakan dengan
menggunakan media gambar berseri.
d. Refleksi
Refleksi ini dilakukan oleh peneliti bersama-sama dengan observer pada siklus
II yang dilanjutkan dengan melakukan analisis. Berdasarkan data yang didapatkan
setelah dua siklus, dengan menggunakan media gambar berseri pada proses
pembelajaran, menunjukkan adanya perubahan yang lebih baik. Dari data-data yang
60. 48
tercatat melalui kegiatan pengamatan yang dilakukan selama tindakan pembelajaran
siklus II, pada semua aspek kegiatan pembelajaran dan aspek kemampuan menulis
karangan mengalami peningkatan yang cukupbaik.
Data lain yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil tes yang dilakukan
pada akhir siklus II. Dari hasil tes akhir siklus II diperoleh nilai rata- rata sebesar 75.
Sedangkan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 74.04. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan sebesar 0.96.
3. Analisi Data
Tahap analisis data dimulai dengan membaca seluruh data yang didapat dari
berbagai sumber dan tercatat pada masing-masing instrumen data. Adapun data-data
yang diperoleh:
a. Hasil Wawancara
Sebagai data awal yang diperoleh peneliti adalah informasi yang didapat melalui
wawancara dengan guru kelas sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran.
Selanjutnya untuk mendapatkan tanggapan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran
dengan menggunakan media gambar berseri, peneliti melakukan wawancara lanjutan
setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran. Hasil wawancara tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan pembelajaran ini dapat meningkatkan antusias siswa dalam
menulis karangan sehingga siswa dapat menyelesaikan tugasnya denganbaik.
b. Siswa lebih aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
61. 49
c. Siswa merasa senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga
mereka lebih berani menyampaikan pendapatnya.
d. Pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar berseri
dapat membuat siswa merasa senang dan meningkatkan motivasi belajar
siswa.
e. Dengan pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan menulis
karangansiswa.
Selain kepada guru kelas, wawancara juga dilakukan kepada beberapa orang siswa.
Hasil wawancara tersebut peneliti menyimpulkan bahwa:
a. Sebagian besar siswa menyukai menulis karangan dengan menggunakan
media gambar berseri.
b. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar berseri
cukup menyenangkan
c. Siswa pada umumnya merasa termotivasi untuk memperoleh hasil yang
lebih baik.
d. Dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam aspek
menulis lebih menyenangkan dengan menggunakan media gambar berseri
b. Hasil Observasi
Pada hasil observasi penulis akan menguraikan tentang frekuensi kesalahan
penggunaan ejaan, tanda baca dan huruf kapital dalam penggunaan media gambar
berseri pada karangan masing-masing siswa pada tiap-tiap paragraf. Setelah diketahui
62. 50
frekuensi kesalahan ejaan, data-data tersebut kemudian dianalisis, hasil analisis
disajikan dalam bentuk karangan. Untuk lebih jelas mengenai analisis data hasil
pekerjaan siswa dimaksud, dapat diuraikan sebagai berikut dibawahini:
a) kesulitan menulis huruf kapital di awal kalimat, nama orang, dan nama
hari, misal: pertama-tamaditulis Pertama-tama, Seorang di tulis
seorang, WIB ditulis wib, banjirditulis Banjir, suatu ditulis Suatu,
harinya ditulis Harinya, hati kecil ditulis hati besar, Minggu ditulis
minggu,
b) Kesulitan menulis suku kata tertutup, missal menulis kata dengan
ditulis degan, menunggu ditulis menungu, pulang ditulis dengan
pulangan,bungkus ditulis bukus, tetangga ditulis tetanga,
mengganti ditulis menganti, saya ditulis aku, ingat ditulis inggat,
c) Kesulitan penggunaan tanda baca, misal: tanda baca titik di akhir
kalimat,titik dua contohnya penulisan 01.25 ditulis 01:25,
d) Kesulitan pemakaian kata yang baik. Kata yang digunakan siswa masih
bercampur dengan Bahasa Jawa, misalnya: uang saku ditulis sangu,
menggosok ditulis mengosok, kail ditulis pancingan,
e) Kesulitan dalam pemenggalan kata, misal: soal-soal ditulis soal soal,
kebanjiran ditulis ke banjiran, gembira ditulis gembira,
f) Kesulitan dalam pemilihan kata, misalnya: sewaktu ditulis pas aku,
diberi ditulis dikasih, dengan ayah ditulis sama ayah, akan ditulis
mau, setelah ketemu ditulis habis ketemu,
63. 51
g) Kesulitan dalam menulis singkatan, misalnya:yang ditulis yg,
h) siswa sering mengulang kata-kata yang sama, misal: langsung, lalu,
setelahitu,
i) Seharusnya empat gambar berseri menjadi empat paragraf dengan satu
judul,tetapi beberapa siswa menuliskan empat gambar berseri tadi
menjadi empat paragraph dengan judul yang berbeda.
c. Nilai Hasil Akhir Tes
Hasil tes Bahasa Indonesia siswa adalah salah satu variabel dari penelitian ini.
Oleh karena itu data hasil tes pada setiap akhir siklus merupakan data yang sangat
penting untuk dianalisa. Data tentang nilai tes hasil kemampuan menulis karangan
siswa dapat dilihat dalam rangkuman pada tabel berikut
Tabel.Hasil Tindakan Menulis Karangan Narasi
Tingkat Hasil
Belajar
Hasil Tes Kemampuan Menulis
Hasil TesAwal Hasil Tes Siklus I
Hasil Tes Siklus
II
Nilai Tertinggi 75 75 80
Nilai Terendah 60 65 70
Nilai Rata-rata 60.99 74.04 75
Tingkat hasil tes kemampuan menulis karangan siswa dari nilai rata-rata tes
awal ke nilai tes siklus I mengalami peningkatan 13.05, dari siklus I ke siklus II
sebesar 0.96 . Jika dilihat dari data nilai hasil tes siklus II yaitu 75, maka penelitian ini
64. 52
dianggap cukup dan dihentikan.
e. Pembahasan
Tindakan pembelajaran yang merupakan tahapan kedua dalam Penelitian
Tindakan Kelas dilaksanakan bersamaan waktunya dengan tahapan ketiga yaitu
pengamatan (observing). Peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran didampingi
oleh guru kelas sebagai observer. Pada pelaksanaan tindakan pembelajaran ini
beberapa metode yang bisa digunakan dalam penggunaan media gambar berseri
diantaranya adalah metode resitasi dan pendekatan kontekstual.
1. Interpretasi Hasil
Berdasarkan hasil wawancara siswa sebelum tindakan pembelajaran dilakukan,
diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa belum memahami media gambar berseri dan
kurang mendapat respon. Setelah dilakukan tindakan pembelajaran siklus I dan siklus II
dilakukan wawancara kembali terhadap siswa, dari hasil wawancara tersebut dapat
disimpulkan bahwa siswa sudah memahami media gambar berseri dan menyukai pembelajaran
menulis dengan menggunakan media gambar berseri dan memberi respon yang sangat baik.
Dari data pengamatan melalui lembar observasi pada siklus I diketahui bahwa siswa terlihat
cukup tertib dan serius dalam mengerjakan tugas. Kemudian upaya kemampuan menulis
berdasarkan gambar terlihat bahwa siswa mulai kreatif dalam mengungkapkan ide-ide dalam
bentuk karangan, sedangkan pada siklus II penggunaan media gambar berseri memiliki
dampak positif terhadap proses belajar siswa. Penerapan penggunaan media gambar berseri
dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap motivasi dan kemampuan menulis siswa
Instrumen data yang kedua adalah nilai hasil tes pada akhir siklus tindakan
65. 53
pembelajaran. Pada penelitian pendahuluan, nilai rata-rata hasil tes awal yang
diperoleh yaitu 60,22. Setelah dilakukan tindakan pembelajaran siklus I, nilai rata-rata
hasil tes siklus I mencapai 67,28. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
dibandingkan sebelum dilaksanakan tindakan pembelajaran siklus I. Selanjutnya,
setelah dilakukan tindakan pembelajaran siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil tes
75,97 berarti terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 8,69. Dari data
tersebut dapat diartikan bahwa penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan
hasil kemampuan menulis siswa.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil observasi sebelum penelitian, ditemukan banyak kendala yang dialami
oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Kendala tersebut
diantarnya adalah motivasi dan antusias siswa dalam belajar masih rendah, kurangnya
penggunaan media pembelajaran oleh guru dan nilai rata-rata siswa masih dibawah
KKM yang ditentukan. berdasarkan hal-hal tersebut di atas peneliti melaksanakan
tindakan kelas untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil interpretasi data diperoleh beberapa temuan dari penggunaan
media gambar berseri.
a. Penggunaan media gambar berseri dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan menulis siswa. Penggunaan media gambar
berseri dapat berpengaruh. Hal ini dapat dilihat dari hasil kerja siswa
66. 54
melalui tugas akhir siklus.
b. Penggunaan media gambar berseri dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan hasil tes kemampuan menulis karangan siswa. Hasil tes
kompetensi bahasa Indonesia sebelum tindakan pembelajaran diperoleh
nilai rata-rata keseluruhan siswa 66.90. setelah dilakukan tindakan
pemebelajaran siklus I diperoleh nilai rata-rata 74.04 dan meningkat pada
tes akhir siklus II menjadi 75. Data ini menunjukkan bahwa dengan
menggunakan media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan
menulissiswa.
f. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian tindakan ini, selain keberhasilan penelitian juga masih
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki. Hal ini karena
keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain. Gambar berseri yang digunakan
dalam penelitian ini tidak dikonsultasikan pada ahli media pendidikan
67. 55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,dapat
disimpulkan bahwa penggunaan gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan
menulis karangan deskripsi. Hal itu terbukti adanya peningkatan dari nilai rata-rata
siklus I sebesar 74.04 menjadi 75 pada siklus II. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa mampu memanfaatkan media gambar berseri dalam
menulis karangan secara tepat.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan dengan hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut.
a. Bagi siswa, hendaknya lebih giat berlatih menulis sehingga
keterampilan menulis siswa dapat meningkat.
b. Bagi guru, dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia terutama
dalam menulis karangan narasi sebaiknya menggunakan media gambar
berseri.
c. Bagi kepala sekolah, pembelajaran menulis karangan narasi dengan
menggunakan gambar berserk perlu dikembangkan lagi agar kualitas
siswa dan sekolah dapat terus meningkat.
68. 56
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Muchsin. 1990. Dasar-dasar Komposisi Bahasa Indonesia. Malang:
YayasanAsih Asah Asuh.
Agus Suriamiharja, H. Akhlah Husen, & Nunuy Nurjanah. 1996/1997. Petunjuk
Praktis Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru
SLTP Setara D-III
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia.Jakarta: Erlangga
Arif S Sadiman. 1993. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan
Pemarzfaatannya. Jakarta. Raja Grafmdo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitaian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arsyad, Azhar. 1997.Media Pengajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Djiwandono, M. Soenardi.
1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB
Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Tindakan
Kelas. Jakarta: GaliaIndonesia.
Basuki Wibawa dan Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung : Maulana.
Bobbi De Porter and Mike Hernaki. 2003. Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa.Insan Mulia
Gene L. Wilkinson. 1984. Media dalam Pembelajaran : Penelitian selama 60
Tahun.Jakarta : Rajawali.
Gorys Keraf. 1987. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
Hadi, Sutrisno. 1981. Metodelogi Research 2. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan
FakultasPsikologi
Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
69. 57
Hasan, Mansyur. 2002. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Tarigan, Henry Guntur. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa 1. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Berbicara : Sebagai sualu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Karsidi. 2008. Inilah Bahasa Idonesiaku. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Kosasih, E. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan: Yrama Widia
M. Atar Semi. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya Padang.
Nasucha, Yakup, dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis
Ilmiyah.Yogyakarta: Media Perkasa
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Poerwodarminto, W. J. S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi III. Jakarta:
BalaiPustaka
Parera, Jos. Daniel, 1993. Menulis Tertib dan Sistematik Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga
Poerwadarminata. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka
Sudjiono, Anas. 2010.Pengantar statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Sujanto, J. Ch. 1988. Keterampilan Berbahasa : Membaca, Menulis, Berbicara unluk
A1ata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.
Suparno dan Yunus, Mohamad. 2008. Ketrampilan Dasar Menulis. Jakarta:
UniversitasTerbuka.
Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. DIVA Press
Tarigan, Djago, dkk. 2004. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah.Jakarta: Universitas Terbuka
Usman, M. Basyirudin dan Asnawir. 2002.MediaPembelajaran. Jakarta:Ciputat Press
Wardani, IGAK. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
70. 58
Lampiran 1. Lembar Observasi Proses Pembelajaran
InstrumenPengamatanProsesPembelajaranMenulisKarangan
Narasi denganMenggunakanGambarBerseri
Siklus :.............
Pertemuan :.............
Petunjuk:
BerilahtandacentangdalamkolomnilaiSB(sangatbaik),B(Baik),C(cukup),K
(kurang)
No Aspek yang Diamati
Nilai
SB B C K
1. Kesesuaianmediagambarberseridengantujuan
pembelajaran
2. Kesesuaianmediagambarseridenganmateri
pembelajaran
3. Kesesuaianmediagambarseridengankarakteristik
pesertadidik
4. Gambar seri yang disajikan menarik bagi siswa
5. Gambar seri menggambarkan situasi yang nyata
6. Ukuran gambar seri tepat
7. Warnagambarseridapatmenumbuhkanminat
siswauntukmenuliskarangannarasi
8. Gambar seri sederhana
Gambarserisesuaidengantingkatkecerdasan
pesertadidik
9. Gambar seri sesuai dengan teknik yang
digunakan
..................,...........................
Observer
...............................................
................................................
71. 59
Lampiran 2. Lembar Catatan Lapangan Pratindakan
Lembar Catatan Lapangan
Siklus : Pratindakan
Hari/ tanggal :
Waktu :
Guru memasuki kelas pukul 09.40 WIB. Guru bersiap memulai pelajaran Bahasa
Indonesia. Guru meminta ketua kelas untuk menyiapkan temannya berdoa. Setelah
selesai berdoa, guru meminta siswa untuk menyiapkan buku pelajaran Bahasa
Indonesia.
Guru menjelaskan kepada siswa, bahwa hari ini akan belajar menulis karangan
narasi. Siswa masih tampak bingung tentang karangan narasi. Guru menjelaskan
tentang karangan narasi dan langkah-langkah membuat karangan narasi. Kemudian,
guru meminta siswa untuk membuat sebuah karangan narasi tentang pengalaman
pribadi siswa.
Siswa diminta menulis karangan narasi secara bebas. Siswa disuruh
membayangkan suatu kejadian yang menjadi pengalaman pribadinya. Banyak siswa
yang masih bingung ingin menuliskan apa. Sebagian besar siswa tampak saling
berbincang dengan temannya, saling menanyakan tentang rencana karangannya.
Dalam menulis karangan narasi siswa masih merasa kesulitan dalam menuliskan
idenya. Sesekali mereka bertanya kepada guru. Guru pun membimbingnya. Saat
mengerjakan pun masih saling bertanya dengan temannya, sehingga terkesan gaduh.
Guru mengingatkan siswa agar segera menyelesaikan karangannya karena pelajaran
Bahasa Indonesia segera berakhir.
Pukul 10.50 WIB pelajaran Bahasa Indonesia berakhir. Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan hasil karangannya di meja guru. Ada beberapa siswa yang
masih mengerjakan karena belum selesai. Guru memberikan waktu tambahan 10
menit. Guru menutup pelajaran.
72. 60
Lampiran 2. Lembar Catatan Lapangan Pratindakan
Lembar Catatan Lapangan
Siklus : Pratindakan
Hari/ tanggal :
Waktu :
Guru memasuki kelas pukul 09.40 WIB. Guru bersiap memulai pelajaran Bahasa
Indonesia. Guru meminta ketua kelas untuk menyiapkan temannya berdoa. Setelah
selesai berdoa, guru meminta siswa untuk menyiapkan buku pelajaran Bahasa
Indonesia.
Guru menjelaskan kepada siswa, bahwa hari ini akan belajar menulis karangan
narasi. Siswa masih tampak bingung tentang karangan narasi. Guru menjelaskan
tentang karangan narasi dan langkah-langkah membuat karangan narasi. Kemudian,
guru meminta siswa untuk membuat sebuah karangan narasi tentang pengalaman
pribadi siswa.
Siswa diminta menulis karangan narasi secara bebas. Siswa disuruh
membayangkan suatu kejadian yang menjadi pengalaman pribadinya. Banyak siswa
yang masih bingung ingin menuliskan apa. Sebagian besar siswa tampak saling
berbincang dengan temannya, saling menanyakan tentang rencana karangannya.
Dalam menulis karangan narasi siswa masih merasa kesulitan dalam menuliskan
idenya. Sesekali mereka bertanya kepada guru. Guru pun membimbingnya. Saat
mengerjakan pun masih saling bertanya dengan temannya, sehingga terkesan gaduh.
Guru mengingatkan siswa agar segera menyelesaikan karangannya karena pelajaran
Bahasa Indonesia segera berakhir.
Pukul 10.50 WIB pelajaran Bahasa Indonesia berakhir. Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan hasil karangannya di meja guru. Ada beberapa siswa yang
masih mengerjakan karena belum selesai. Guru memberikan waktu tambahan 10
menit. Guru menutup pelajaran.
73. 61
Lampiran 3. Lembar Catatan Lapangan Siklus 1
Lembar Catatan Lapangan
Hari/ tanggal :
Waktu :
Siklus 1
Pertemuan ke 1
Guru memulai pelajaran Bahasa Indonesia pukul 09.40 WIB. Siswa diminta
menyiapkan alat tulis dan duduk tenang. Kemudian, guru menjelaskan tentang
kegiatan yang akan dilalui siswa selama beberapa pertemuan pelajaran Bahasa
Indonesia yaitu tentang menulis karangan narasi dengan menggunakan gambar berseri.
Dalam mengawali pelajaran, guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada
siswa mengenai materi hari ini. Pada kegiatan awal inti guru menjelaskan tentang
langkah-langkah menulis karangan narasi menggunakan gambar berseri yang telah
dipasang di papan tulis sebelumnya. Guru juga menjelaskan tentang hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menulis karangan narasi yaitu tentang ejaan, isi gagasan, struktur
tata bahasa, diksi atau pilihan kata, dan alur atau urutan cerita.
Setelah selesai menyimak penjelasan guru, siswa diminta menulis sebuah
karangan narasi dengan menggunakan gambar berseri yang ada di papan tulis. Siswa
menentukan judul dari tema yang sudah ditentukan bersama sesuai gambar berseri
tadi. Guru menjelaskan petunjuk mengerjakan karangan narasi. Selanjutnya siswa
menulis karangan narasi dengan tenang.
Guru sesekali berkeliling mengamati pekerjaan siswa dan membimbing siswa
yang kesulitan dalam menulis karangan narasi. Setelah selesai mengerjakan tugasnya,
siswa diminta mengumpulkan hasil karangannya di depan kelas. Guru membimbing
siswa untuk menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari. Guru mengingatkan
siswa untuk mempelajari kembali materi tersebut. Guru menutup pelajaran.
74. 62
Lampiran 3. Lembar Catatan Lapangan
Lembar Catatan Lapangan
Hari/Tanggal :
Waktu :
Siklus 1
Pertemuan ke 2
Guru memulai pelajaran pada pukul 08.10 WIB. Guru mengulas beberapa
kesalahan karangan siswa pada pertemuan sebelumnya. Guru melakukan apersepsi.
Guru menjelaskan langkah-langkah menulis karangan narasi menggunakan gambar
berseri yang sudah ditempel oleh guru dipapan tulis. Guru juga menjelaskan tentang
EYD dalam menulis karangan narasi.
Setelah selesai menyimak penjelasan guru, siswa diminta menulis sebuah
karangan narasi dengan menggunakan gambar berseri yang ada di papan tulis. Siswa
menentukan judul dari tema yang sudah ditentukan bersama sesuai gambar berseri
tadi. Guru menjelaskan petunjuk mengerjakan karangan narasi. Selanjutnya siswa
menulis karangan narasi dengan tenang.
Guru sesekali berkeliling mengamati pekerjaan siswa dan membimbing siswa
yang kesulitan dalam menulis karangan narasi. Setelah selesai mengerjakan tugas,
siswa diminta mengumpulkan hasil karangannya di depan kelas. Guru membimbing
siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru mengingatkan siswa
untuk mempelajari kembali materi tersebut. Guru menutup pelajaran.
75. 63
Lampiran 4. Lembar Catatan Lapangan
Lembar Catatan Lapangan
Hari/Tanggal :
Waktu :
Siklus 1
Pertemuan ke 3
Guru memulai pelajaran pada pukul 08.10 WIB. Guru mengulas beberapa
kesalahan karangan siswa pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan
kembali tentang EYD, penulisan judul, ketentuan pargraf, dan tanda baca.
Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilalui siswa pada pertemuan hari ini.
Siswa diminta memperhatikan gambar berseri yang dipasang di papan tulis dan
diminta memberikan tanggapannya. Kemudian, siswa dibagikan lembar evaluasi yang
berisi gambar berseri yang sama dengan gambar berseri di papan tulis. Siswa tampak
bersemangat mengerjakan tugas karena ingin mendapat nilai yang tinggi dan selesai
tepat waktu. Beberapa siswa mengerjakan dengan tenang dan serius, tapi ada pula
yang sambil ngobrol dengan temannya. Guru menegur mereka dan mengingatkan
batas waktu mengerjakan tugas.
Setelah siswa selesai mengerjakan tugas, guru meminta beberapa siswa untuk
membacakan hasil karangan temannya secara di depan kelas. Pada evaluasi siklus 1 ini
sudah terlihat adanya peningkatan pada motivasi siswa untuk menulis karangan narasi.
Hasil karangan narasi siswa juga mengalami kemajuan.
79. 67
20 NUR AEFIH 15 15 20 10 10 70
21 SALMI 20 20 20 10 10 80
22 FANNY 20 15 15 15 10 75
Jumlah Nilai 1650
Nilai rata-rata 75
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 70
80. 68
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP)
NamaSekolah :SMP Negeri 7
Parepare
Mata Pelajaran : BahasaIndonesia
Pokok Bahasan : Menulis
Tema :Kegiatan
Kelas/Semester :
AlokasiWaktu :4X35menit
A. StandarKompetensi:
Mengungkapkan pikiran-pikiran dan informasi secara tertulis dalam
bentuk karangan.
B. KompetensiDasar:
Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan
memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma,
dan lain-lain.
C. Indikator
1. Menentukan judul karangan,
2. Membuat kerangka karangan,
3. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh,
4. Membacakan hasil karangannya didepan kelas.
D. TujuanPembelajaran
1. Setelah mendengarkan penjelasan guru tentang EYD, siswa dapat
mengembangkan kerangka karangan narasi dengan menggunakan
ejaan yang benar,
2. Setelah membuat kerangka karangan, siswa dapat mengembangkan
menjadi sebuah karangan deskriptif yang padu
3. Setelah Siswa menulis karangan deskripsi, Siswa membacakan
hasil karangannyadidepankelasdenganintonasiyangtepat.