Hormon antidiuretik (ADH) diproduksi di hipotalamus dan berperan dalam mengatur ekskresi air melalui ginjal. ADH meningkatkan reabsorpsi air di tubulus ginjal sehingga mengurangi jumlah air yang dikeluarkan dalam urin. Kelainan hormon ADH dapat berupa defisiensi maupun kelebihan yang menyebabkan gangguan kesetimbangan cairan tubuh.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kebutuhan utama makhluk hidup adalah makanan. Makanan merupakan bahan utama yang kita butuhkan untuk menghasilkan energi guna melaksanakan semua aktivitas hidup. Perubahan makanan menjadi energi, tentu terjadi dalam sel sebagai suatu satuan fungsional dan struktural terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup.
Di dalam kehidupan, karbohidrat merupakan molekul yang sangat penting bagi tubuh makhluk hidup. Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Pokok bahasan ini erat kaitannya dengan kerja tubuh kita sehari-hari. Selain untuk menambah pengetahuan dan wawasan kami, pembuatan makalah ini juga dapat membuat kami menyadari akan kebesaran Allah Yang Maha Esa dan menjadi belajar lebih bersyukur.
Dalam makhluk hidup, sel merupakan unit penyusun terkecil. Di dalam sel tersebutlah terjadi aktivitas perubahan reaksi-reaksi untuk menghasilkan energy yang dibutuhkan oleh manusia. Metabolisme adalah suatu proses perubahan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Metabolisme terdiri dari pembentukan makanan (anabolisme) dan juga penguraian makanan menjadi senyawa yang lebih sederhana (katabolisme). Pentingnya proses metabolisme dalam tubuh berpengaruh penting pada kesehatan. Karena didalamnya menyangkut organ-organ yang dijadikan tempat mesin untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa kompleks (karbohidrat, lemak, dan protein) seperti lambung, usus halus, hati, dan pancreas.
Berdasarkan uraian di atas, hal inilah yang mendorong penulis untuk membuat makalah yang berjudul “Biosintesis Karbohidrat”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metabolism atau Biosintesis?
2. Bagaimana reaksi meatabolisme karbohidrat?
1.3 Tujuan
Tujuaan penulisan makalah ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian metabolism.
2. Untuk mengetahui reaksi metabolisme karbohidrat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses komplek perubahan makanan menjadi energi dan panas melalui proses fisika dan kimia, berupa proses pembentukan dan penguraian zat didalam tubuh organisme untuk kelangsungan hidupnya. Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel. reaksi tersebut meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi penggunaan energi (katabolisme). Dalam reaksi biokimia terjadi perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, misalnya energi kimia dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) diubah menjadi energi gerak untuk melakukan suatu aktivitas seperti bekerja, berl
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kebutuhan utama makhluk hidup adalah makanan. Makanan merupakan bahan utama yang kita butuhkan untuk menghasilkan energi guna melaksanakan semua aktivitas hidup. Perubahan makanan menjadi energi, tentu terjadi dalam sel sebagai suatu satuan fungsional dan struktural terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup.
Di dalam kehidupan, karbohidrat merupakan molekul yang sangat penting bagi tubuh makhluk hidup. Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Pokok bahasan ini erat kaitannya dengan kerja tubuh kita sehari-hari. Selain untuk menambah pengetahuan dan wawasan kami, pembuatan makalah ini juga dapat membuat kami menyadari akan kebesaran Allah Yang Maha Esa dan menjadi belajar lebih bersyukur.
Dalam makhluk hidup, sel merupakan unit penyusun terkecil. Di dalam sel tersebutlah terjadi aktivitas perubahan reaksi-reaksi untuk menghasilkan energy yang dibutuhkan oleh manusia. Metabolisme adalah suatu proses perubahan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Metabolisme terdiri dari pembentukan makanan (anabolisme) dan juga penguraian makanan menjadi senyawa yang lebih sederhana (katabolisme). Pentingnya proses metabolisme dalam tubuh berpengaruh penting pada kesehatan. Karena didalamnya menyangkut organ-organ yang dijadikan tempat mesin untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa kompleks (karbohidrat, lemak, dan protein) seperti lambung, usus halus, hati, dan pancreas.
Berdasarkan uraian di atas, hal inilah yang mendorong penulis untuk membuat makalah yang berjudul “Biosintesis Karbohidrat”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metabolism atau Biosintesis?
2. Bagaimana reaksi meatabolisme karbohidrat?
1.3 Tujuan
Tujuaan penulisan makalah ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian metabolism.
2. Untuk mengetahui reaksi metabolisme karbohidrat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses komplek perubahan makanan menjadi energi dan panas melalui proses fisika dan kimia, berupa proses pembentukan dan penguraian zat didalam tubuh organisme untuk kelangsungan hidupnya. Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel. reaksi tersebut meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi penggunaan energi (katabolisme). Dalam reaksi biokimia terjadi perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, misalnya energi kimia dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) diubah menjadi energi gerak untuk melakukan suatu aktivitas seperti bekerja, berl
Ginjal adalah organ utama yang melakukan proses ekskresi. Ginjal juga dapat memproduksi urine. Ginjal berjumlah sepasang letaknya di belakang perut, sebelah kanan dan kiri dari tulang belakang, dibawah hati dan limfa. Letak ginjal sebelah kanan sedikit lebih ke bawah dibandingkan dengan ginjal sebelah kiri, hal ini karena terdapat hati di sebelah kanan. Sistem ekskresi juga sangat berperan penting dalam menjaga homeostatis (kesetimbangan) tubuh dengan cara osmoregulasi. Osmoregulasi adalah mekanisme tubuh untuk mengatur konsentrasi bahan terlarut dalam cairan sel atau tubuh. Ginjal yang memiliki jumlah sepasang ini dilindungi oleh lapisan jaringan ikat, yaitu fasia renal (bungkus terluar), lemak perirenal, lemak pararenal (bantalan ginjal), serta kapsul fibrosa (membran halus transparan yang membungkus ginjal).
Ginjal adalah organ utama yang melakukan proses ekskresi. Ginjal juga dapat memproduksi urine. Ginjal berjumlah sepasang letaknya di belakang perut, sebelah kanan dan kiri dari tulang belakang, dibawah hati dan limfa. Letak ginjal sebelah kanan sedikit lebih ke bawah dibandingkan dengan ginjal sebelah kiri, hal ini karena terdapat hati di sebelah kanan. Sistem ekskresi juga sangat berperan penting dalam menjaga homeostatis (kesetimbangan) tubuh dengan cara osmoregulasi. Osmoregulasi adalah mekanisme tubuh untuk mengatur konsentrasi bahan terlarut dalam cairan sel atau tubuh. Ginjal yang memiliki jumlah sepasang ini dilindungi oleh lapisan jaringan ikat, yaitu fasia renal (bungkus terluar), lemak perirenal, lemak pararenal (bantalan ginjal), serta kapsul fibrosa (membran halus transparan yang membungkus ginjal).
Pemakaian diuretik sebagai terapi edema telah dimulai sejak abad ke-16. HgCl2 diperkenalkan oleh Paracelcus sebagai diuretik.
1930 Swartz menemukan bahwa sulfanilamide sebagai antimikrobial dapat juga digunakan untuk mengobati edema pada pasien payah jantung, yaitu dengan meningkatkan eksresi dari Na+. Diuretik modern semakin berkembang sejak ditemukannya efek samping dari obat-obat antimikroba yang mengakibatkan perubahan komposisi dan output urine.
1. Regulatori Hormon
Antidiuretik/Vasopre
ssin
Arif Khomsin Subhan
4401412067
Annisaa Nurjannah
44014130
Putri Oktaviani
44014130
Muallimatun Nisa’
4401413089
Anifatussholihah
4401413099
Anatomi Fisiologi Manusia
Pendidikan Biologi UNNES
2. • Hormon ADH termasuk jenis
protein atau peptide.
• Fungsi untuk mengatur kecepatan
ekskresi air ke dalam urin.
• ADH dihasilkan oleh hipofisis
posterior.
4. FISIOLOGI
HORMON ADHHormon antidiuretik ((ADH)
adiuretin, vasopresin) dibentuk di
nucleus supraoptikus dan
paraventrikular hipotalamus.
Ditransport ke lobus posterior
kelenjar hipofisis melalui akson
neuron penghasil hormon.
ADH melalui reseptor V2 dan
cAMP menyebabkan
penggabungan kanal air ke
dalam membran lumen sehingga
meningkatkan reabsorsi air pada
tubulus distal dan duktus
koligentes ginjal.
ADH juga merangsang absorsi
Na+ dan urea di tubulus.
Anatomi Hipotalamus dan Thalamus
5. Rangsangan untuk
pelepasan ADH adalah
hiperosmolaritas
ekstrasel (atau
penyusutan sel) dan
penurunan pengisian di
kedua atrium, serta
muntah, nyeri, stress,
dan gairah (seksual).
Sekresi ADH selanjutnya
dirangsang oleh
angiotensin II, dopamine,
dan beberapa obat atau
toksin (misal nikotin,
morfin, barbiturat).
6. Urine di
Kemih
Kenaikan atau penurunan
tekanan osmotik darah
karena kelebihan atau
kekurangan air akan
segera dideteksi oleh
hipotalamus yang akan
memberi sinyal pada
kelenjar pituitari dengan
umpan balik negatif.
Kelenjar pituitari
mensekresi hormon
antidiuretik (vasopresin,
untuk menekan sekresi
air) sehingga terjadi
7. Sekresi ADH
# Apabila masukan air tinggi,
maka sekresi ADH dihambat
sehingga dinding tubulus
kontortus distal dan tubulus
koligen tidak permeabel
terhadap air akibatnya air tidak
direabsoprsi dan urin menjadi
hipotonik dalam jumlah besar
akan tetapi ion-ion untuk
keseimbangan osmotik tetap
ditahan.
# Sebaliknya apabila air minum
sedikit atau kehilangan air
yang banyak karena
perkeringatan tubulus
Regulasi ADH
8. REGULASI ADH
Minum <<,
suhu badan
>>, diare,
muntah
Dehidrasi
Pembuluh
darah
pekat
Impuls ke
hypothala
mus ADH-
RH
Hipofisis
posterior:
ADH >>
Tubulus
renalis
Reabsorbs
i air >>
Urine
sedikit
Volume
darah
normal
9. REGULASI ADH
Minum >>,
udara dingin
Darah
encer
Volume
darah >>
Impuls ke
hypothala
mus ADH-
IH
Hiofisis
posterior :
ADH <<
Tubulus
renalis
Reabsorbs
i air <<
Urin >>
Volume
darah
normal
10. ADH di Tubulus
Koligens Urin mengalir dari tubulus
kontortus distal ke tubulus
koligens yang apabila
bersatu membentuk
saluran lurus yang lebih
besar yang disebut
duktus papilaris Bellini.
Tubulus koligens dibatasi
oleh epitel kubus.
Peristiwa penting pada
tubulus koligens adalah
mekanisme pemekatan
atau pengenceran urin
yang diatur oleh hormon
13. KELAINAN
HORMON ADHDEFISIENSI HORMON ADH
Terjadi jika pelepasan ADH
berkurang, seperti pada diabetes
insipidus sentralis yang diturunkan
secara genetik, pada kerusakan
neuron, misal oleh penyakit
autoimun, atau trauma kelenjar
hipofisis lainnya
Di sisi lain, ADH mungkin gagal
mempengaruhi ginjal, bahkan jika
jumlah yang diekskresikan normal,
misal pada kerusakan kanal air,
atau jika kemampuan pemekatan
ginjal terganggu, seperti pada
defisiensi K+, kelebihan Ca2+, atau
inflamasi medilla ginjal.
14. Penurunan pelepasan ADH atau efek yang timbul
akibat pengeluaran urin yang kurangpekat dalam jumlah
besar dan dehidrasi hipertonik menyebabkan penyusutan
sel.
Pasien akan dipaksa mengkompensasi kehilangan air
melalui ginjal dengan meminum banyak air (polidipsia).
Jika osmoreseptor dihipotalamus rusak, defisiensi ADH
akan disertai dengan hipodipsia dan dehidrasi hipertonik
akan menjadi sangat nyata.
15. KELEBIHAN ADH
Terjadi akibat peningkatan pembentukan
ADH di hipotalamus misal karena stress.
Selain itu, ADH dapat dibentuk secara
ektopik pada tumor (terutama small cell
carsinoma bronchus) atau penyakit paru.
Hal ini menyebabkan penurunan ekskresi
air (oligouria)
Konsentrasi komponen urin yang sukar
larut dalam jumlah yang bermakna dapat
menyebabkan pembentukan batu urin
(urolitiasis)
Pada waktu yang bersamaan terjadi
penurunan osmolaritas ekstrasel
(hiperhidrasi hipotonik) sehingga terjadi
pembengkakan sel. Hal ini terutama