2. Latar Belakang
• Pangan merupakan Kebutuahan
DasaManusia
• ketersedian pangan pada satu wilayah
sangat tergantung antara lain pada
potensi dan kesesuaian lahan, teknologi
produksi dan pengolahan, SDM, modal
dan saprodi.
3. • Sebagian besar masyarakat kita mengkonsumsi beras
sebagai pangan pokok.
• Beberapa wilayah seperti Maluku, Maluku Utara dan
Papua yang secara historis menjadikan sagu, singkong,
dan pisang sebagai pangan pokok,
• Dalam beberapa tahun terakhir memiliki
kecenderungan meningkatnya konsumsi beras secara
signifikan.
• terjadi pergeseran pola konsumsi pangan dari non
beras ke beras, meskipun kenyataannya secara
ekonomis beras memiliki tingkat harga yang jauh lebih
tinggi dan fluktuatif, terutama pada wilayah dengan
tingkat aksesibilitas yang rendah (wilayah pulau
terpencil).
4. Wilayah Kepulauan
• Karakteristik wilayah dengan sebaran demografi,
sumberdaya dan geografis merupakan tantangan bagi
percepatan pembangunan di wilayah kepulauan
(Indrawan, 2012).
• Karakteristik agroekologi wilayah kepulauan tidak
memiliki keunggulan komperatif untuk produksi pangan,
akibatnya, sebagian bahkan sebagian besar harus di
impor dari wilayah lain.
• Keragaman potensi produksi dan daya beli pangan antar
daerah menyebabkan keragaman masalah dalam
ketahanan pangan (Tanziha dkk, 2009)
5. KONSEP KETAHANAN PANGAN
• Pangan merupakan mati hidupnya suatu bangsa, karena
menyangkut hajat hidup masyarakat banyak. Ketahanan pangan
didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau (BAB I,
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996).
• Cannadian International Developement Agency CIDA, (2008)
menekankan bahwa Ketahanan pangan sebagai keadaan ketika
semua orang pada setiap saat mempunyai akses fisik, sosial, dan
ekonomi terhadap terhadap kecukupan pangan, aman dan bergizi
untuk kebutuhan gizi sesuai dengan seleranya untuk hidup produktif
dan sehat.
6. Ketidaktahanan pangan pada berbagai tingkatan dapat
disebabkan karena beberapa hal Tanziha dkk (2009)
1. jumlah pangan yang tersedia memang tidak mencukupi kebutuhan
pangan penduduk,
2. jumlah pangan yang tersedia secara statistik mencukupi
kebutuhan pangan penduduk tetapi distribusinya kurang baik,
3. jumlah pangan secara statistik mencukupi tetapi masyarakat tidak
memiliki kemampuan membeli.
lni berarti, krisis pangan tidak semata-mata disebabkan oleh
ketiadaan akses secara fisik akibat kelangkaan atau ketiadaan
panga akibat ketidakterpenuhinya faktor produksi pangan, tetapi
juga disebabkan oleh faktor-faktor non produksi pangan yang malah
kerapkali menjadi penyebab dominan terjadinya krisis pangan.
7. KETAHANAN PANGAN BERBASIS KEPULAUAN
• Konsep Pembangunan Ketahanan Pangan Berbasis
Kepulauan menjadikan kepulauan sebagai karakter
dasar pada pengembangan dan peningkatan 3 elemen
dasar yaitu ketersediaan, distribusi dan konsumsi.
Wilayah kepulauan dibagi kedalam beberapa gugus
pulau berdasarkan pertimbangan agroklimat, budaya,
dan aksesibiltas.
• Gugus pulau ini kemudian ditentukan titik yang nantinya
menjadi pintu masuk keluar atau sub distribusi yang
melayani kebutuhan untuk pulau-pulau dalam gugusnya.
8. • wilayah dengan karakteristik kepulauan,
pembangunan terkait pangan harus
dilakukan berdasarkan 3 pendekatan,
yaitu Pendekatan Kawasan Berbasis
Kepulauan, Pendekatan Komoditas, dan
Pendekatan Multy Gate System (Pintu-
Pintu Keluar)
9. PRODUKSI dan KETERSEDIAAN PANGAN
Sumber : Hariyadi (2013) di modifikasi
• Sumber : Hariyadi (2013) di modifikasi
KETERSEDIAAN
PANGAN PENGADAAN PANGAN
DARI LUAR
CADANGAN PANGAN
PRODUKSI
BANTUAN PANGAN
Luas panen
Produktifitas
Diversifikasi produk
Sarana dan
prasarana
pemasaran
Irigasi, teknologi,
modal,
Sarana produksi
Iklim, hama
penyakit, bencana,dll.
Jumlah Penduduk
10. Kebijakan pembangunan pertanian dlm bid.
produksi :
1. Kebijakan pengembangan SDM, baik dr segi
fisik (dy beli & kualitas pgn & gizi) maupun
kualitas (iptek, keterampilan, dll)
2. Kebijakan pemanfaatan SDA & wawasan
lingkungan
3. Kebijakan pembangunan pertanian wilayah
(pemilihan komoditi mengacu keunggulan
komperatif & pengembangan usaha tani sesuai
dgn potensi SDA)
SD pertanian -- fragile & semi renewable
11. Strategi di bidang produksi melalui program:
1. Program swasembada : intensifikasi,
ekstensifikasi, rehabilitasi
2. Diversifikasi pangan :
horizontal pengembangan budidaya
vertikal pengembangan teknologi
pengolahan
12. • Sumber Daya Alam (SDA)
Lahan :
- Kuantitas : luas lahan
- Kualitas : jenis lahan, kemiringan, ketinggian, dll
Air & perairan
Kelautan
Hayati : flora & fauna
• Sumber Daya Manusia (SDM)
kuantitas : Juml. penddk >>, Trend pekrja bid. pertanian
kualitas : pendidikan, keterampilan, status gizi & kesh.
13. • Sumber Daya Teknologi (SDT)
Alsitan
Paket teknologi
- Tanaman :- Tekn. perbaikan lahan
- Tekn. bibit unggul (genetik)
- Tekn. pengendalian hama
- Ternak : - Tekn. pemuliaan (breeding)
- Tekn. pakan (feeding)
- Tekn. pengendalian penykt
- Perikanan : - Tekn. Budidaya
- Tekn. Penangkapan
14. • Sumber Daya Kelembagaan (SDK)
Penyalur saprodi
Penyalur kredit/ modal
Fasilitas pasar/ koperasi/ asosiasi
Fasilitas informasi
Fasilitas litbang
15. • Faktor lain: sosekbud, politik hankam
Sosbud masyarakat
- ternak kelinci >< image masy
- jagung lokal >< jagung impor
Kebijakan-kebijakan :
- Subsidi
- Pengaturan harga : harga atap/ harga dasar
- Proteksi produksi dalam negeri; dll
Keamanan
16. Perekonomian Kabupaten Halmahera Selatan
banyak bergantung darisektor agraris (pertanian
dan perkebunan)
Sumbangan sector pertanian terhadap PDRB
Kabupaten HalmaheraSelatan tahun 2012
sebesar 38,65 persen terhadap total PDRB
Kabupaten, dengan pertumbuhan sebesar 4,52
persen.
18. Ketersediaan dan Defisit Pangan
Sumber Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara, 2008. Data diolah kembali
No Kelompok Pangan
Ketersediaan/ton/th Defisit/kg/kap/th
2006 2007 2006
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Padi
Jagung
Kedelai
Kacang Hijau
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Sayuran
Buah-buahan
Minyak Goreng
Gula Pasir
127,33
9,55
3,05
5,32
105,35
28,59
27,15
13,76
7,98
12,75
127,72
9,56
1,89
6,08
113,59
30,86
11,35
7,47
3,37
618,73
127,38
9,51
2,92
5,10
105,00
28,50
26,86
13,62
*
*
363,83
222,500
14,978
27,622
324,689
325,157
39,704
51,567
*
*
19. Strategi meningkatkan penduduk yang mengkonsumsi
kalori sesuai angka kecukupan, adalah:
1. Pengembangan cadangan pangan pemerintah dan
lumbung pangan masyarakat.
2. Pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi kerawanan
pangan melalui Pengembangan Desa Mandiri Pangan.
3. Pengembangan sistem distribusi pangan dan
pemantauan harga pangan secara berkala.
4. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
sumberdaya untuk meningkatkan produktivitas ekonomi
keluarga.
5. Pemberdayaan masyarakat dalam ketahanan pangan
melalui pemberian penghargaan, promosi, kampanye
dan pendampingan.
20. Strategi meningkatkan penduduk yang mengkonsumsi kalori
sesuai angka kecukupan, lanjutan ……………
6. Penganekaragaman konsumsi pangan berbasis
sumberdaya lokal melalui pemanfaatan pekarangan
7. Peningkatan kesadaran mutu dan keamanan produk
pangan kepada pelaku usaha bidang pangan serta
konsumen.
8. Peningkatan dukungan terhadap pengelolaan lahan
kering dan air tanah untuk pengembangan komoditas
pangan
9. Pengembangan kegiatan pertanian yang berorientasi
pada peningkatan produksi dan produktivitas,
pendapatan petani dan daya saing produk pertanian
10. Pemantapan distribusi barang intra dan antar wilayah
Kondisi SDA Halsel:
Kuantitas :Lahan masih tersedia cukup, terutama pada pulau-pulau tergolong besar.
lebih di dominasi tanaman perkebunan (klelapa, cengkeh dan pala)
Kualitas : sebagian merupakan lahan marginal, dengan tingkat kemiringan yang cukup tinggi
SDM : Tenaga kerja pertanian bersifat polipalen dan di dominasi oleh tingkat pendidikan menengah ke bawah, pengalaman bertani tanaman perkebunan, bukan tanaman pangan. Pekerja pada komoditas tanaman pangan lebih terkonsentrasi pada lokasi-lokasi transmigrasi, di kep. Bacan, Gane Barat dan Gane Timur
Kondisi Halsel:
Alsintan sangat terbatas, Teknologi bersifat tradisional, sebagian besar paket teknologi masih didatangkan dari luar terutama dari Jawa dan Sulawesi
Saprodi : masyarakat, pengusaha (perorangan)
Kredit : terbatas pada program kredit bersifat hibah, kredit mandiri pangan belum optimal dan memerlukan anggunan
Pemasaran : manajemen pengelolaan rendah
Informasi dan Litbang : terbatas
Harga atap: untuk melindungi konsumen
Harga dasar: untuk menlindungi produsen