Dokumen tersebut membahas tentang manajemen dalam organisasi, meliputi tingkat manajemen, pendekatan kontingensi, peran manajemen, perencanaan dan pengawasan, gaya manajemen, dan langkah-langkah pemecahan masalah.
1. NAMA : ISNIAYU PUTRI ARIEF FAKULTAS ILMU KOMPUTER/SISTEM INFORMASI
NIM : 41816010082 UNIVERSITAS MERCUBUANA
MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN – PERTEMUAN 2
DOSEN PENGAMPU : Prof.Dr.Hapzi,MM
Minggu, 12 maret 2017
FORUM :
Manajemen di dalam suatu organisasi sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan :
1. Tingkat Manajemen
Menurut tingkatannya manajemen dibedakan menjadi 3 tingkat, yaitu:
– Manajemen Puncak
– Manajemen Madya
– Manajemen Bawah
Manajemen Puncak bertanggung jawab terhadap arah kemajuan perusahaan. Tugas utama
terpenting adalah perencanaan strategis yang meliputi penentuan tujuan dan sasaran serta
rencana jangka panjang organisasi. Informasi yang dibutuhkan manajemen tingkat ini
ialah informasi yang luas mengenai arah kecendrungan perusahaan dan lingkungan
eksternal.
Manajemen madya lebih banyak berguvungan denga nperencaan taktis yaitu menentukan
bagaimana melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan pengawasannya.
Manajemen tingkat bawah banyak berhubungan dengan perencanaan operasional yaitu
bertangung jawab langsung dalam perencanaan dan pangawasan aktivitas-aktivitas
pekerjan sedemikian sehingga target tingkatan yang lebih tinggi dapat tercapai.
2. 2. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi ialah bahwa tidak ada suatu cara yang standard dan terbaik yang dapat
diterapkan untuk setiap manajer dari setiap organisasi, dalam setiap kondisi dan setiap waktu.
Faktor-faktor dan kendala-kendala situasional atau dengan kata lain manajer harus mempunyai:
a. Pengetahuan yang baik mengenai teori manajemen
b. Sikap yang merefleksikan hal tersebut baik secara teori ataupun tergantung faktor-faktor
situasional yang sangat berguna untuk kondisi-kondisi tertentu
c. Ketrampilan untuk mengidentifikasi, menganalisi dan mengoreksi situasi yang kompleks.
Lingkungan eksternal dari organisasi terdiri dari:
a. Kebudayaan umum yaitu teknologi, sosiologi, ekonomi, politik dan lain sebagainya
b. Kelompok khusus yang berinteraksi dengan organisasi, yaitu pelanggan, pemasok,
pesaing, sumber tenaga kerja,serikat buruh, dan pemerintah.
Faktor-faktor Internal organisasi terdiri dari pemilik, pekerja, budaya perusahaan, harta yang
terukur, struktur organisasi, tugas-rugas atau pekerjaan, sejarah perusahaan, kebijaksanaan
perusahaan, rencana perusahaan, prosedur-proseudr dan sebagainya yang diidentifikasikan sebagai
milim atau bagian dari organisasi.
3. Peran Manajemen
Ada banyak teori mengenai peran manajemen dalam organisasi. Henry Fayol menyatakan bahwa
manajemen terdiri dari 5 tindakan, yaitu:
a. Perencanaan
b. Penngawasan
c. Pengorganisasian
d. Pelaksanaan
e. Pengkoordinasian
Pada tahun 1970-an Henry Mintzberg menyempurnakan konsep Fayol, yaitu Peran
manajer dapat dibagi menjadi peran yang behubungan dengan manusia, informasi,
dan keputusan.
3. A. Dalam hubungannnya dengan manusia:
– Figur Pimpinan : Berhubungan dengan tugas-tugas seremonial dalam jabatannya sebagai
manajer
– Pemimpin : Kemampuan untuk mempengaruhi atau memimpin orang-orang dalam usaha
membuat keinginan atau tujuan menjadi kenyataan
– Penghubungn : merupakan penghubung antar bermacam-macam tingkatan organisasi dan
sebagai penghubung antar orang-orang di dalam satu tingkatan organisasi.
B. Dalam hubunngannya dengan Informasi
– Penerima atau Pusat : sebagai penerima informasi, manajer mengumpulkan informasi untuk
kemudian disimpan atau didistribusikan. Alat bantu yang dapat digunakan dalam peran ini ialah
Sistem Informasi Manajemen
– Penyebar : sebagai penyebar informasi ke bagian-bagian yang membutuhkan di dalam unit
kerja organisasi. Dalam peran ini dapat dibantu dengan Sistem Otomatisasi Kantor.
– Pembicara : sebagai penyampai informasi ke luar dari unit kerja atau organisasi.
C. Dalam hubungan dengan keputusan
– Wirausaha (entrepreuner) ialah orang yang memulai suatu usaha dan mengembangkan
menjadi suatu hal yang nyata, dengan asumsi banyak risiko yang harus dihadapi dalam
melaksanakannya.
– Tugas menangani gangguan atau masalah berhubungan dengan pengawasan.
– Tugas mengalokasikan sumber daya berhubunngan denngan perencanaan
– Tugas sebagai perunding mengharuskan manajer agar dapat mempertahankan pendapatnya.
4. Perencanaan dan Pengawasan
Aktivitas perencanaan dinyatakan oleh Anthony (1965) sebagai tiga tipe yang berbeda, yaitu
perencanaan strategis, perencanaan taktis dan perencanaan operasional.
a. Perencanaan Strategis umumnya meliputi perencanaan jangka panjang dan berada pada
tingkatan yang paling tinggi pada sistem perusahaan/organisasi.
b. Perencanaan praktis merupakan perencanaan untuk menentukan bagaimana sasaran-sasaran
strategis dapat dicapai.
c. Perencanaan operasional meliputi perencanaan pada tingkat yang paling rinci.
5. Gaya Manajemen
4. d. Kepemimpinan
Manajemen yang efektif seringkali berarti kepemimpinanyang baik. Pemimpin yang
baik menurut Parker (1989) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Penemu Kesempatan
Melakukan hal-hal yang benar.
Dapat menerima orang lain seperti adanya, bukan apa yang seharusnya.
Menitikberatkan pada kondisi saat ini bukan saat lampau.
Mempunyai kemampuan untuk mempercayai orang lain dan mengambil
resiko dari kepercayaan tersebut.
Tidak membutuhkan ijin terus menerus dalam melakukan tindakan.
Tidak membutuhkan penghargaan.
Mempunyai visi terhadap masa yang akan datang, yang akan mengarahkan
tindakan-tindakannya.
Selalu berpikir untuk mencapai keberhasilan, kegagalan adalah konsep yang
tidak pernah ada.::
Tidak akan membuang-buang waktu dengan kekhawatiran yang tidak perlu.
e. Teori X dan Teori Y
Teori X dan Teori Y merupakan teori yang dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor (1946):
i. Teori X (autocratic) adalah teori yang menyatakan bahwa manajer cenderung
untuk percaya bahwa manusia pada dasarnya mempunyai sifat tidak menyukai bekerja dan jika
mungkin akan mengelakkanya. Oleh karena itu pekerja harus terus diarahkan, dimotivasi dan
diawasi dengan keras.
ii. Teori Y merupakan kebalikan dari teori X yaitu bahwa manajer cenderung untuk
percaya bahwa manusia menyukai pekerjaan mereka dan mendapatkan kepuasan dari pekerjaan
tersebut.
5. QUIZ :
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems = DSS) adalah suatu sistem informasi yang
dapat menggunakan model-model keputusan, basisdata, dan pemikiran manajer itu sendiri, proses
modeling yang interaktif dengan komputer tersebut agar dapat mencapai pengambilan
keputusan oleh manajer tertentu.
Contoh Sistem Pendukung Keputusan(SPK) :
1. Institutional DDS : Perencanaan strategis perusahaan
2. Ad hoc DDS : untuk masalah & situasi tertentu
3. Industrial DDS : Airline DSS, Real Estate DSS
4. GIS (Geographic Information Systems) adalah DSS yang mendukung
keputusan menyangkup distribusi geografis dari sumberdaya
Langkah-langkah pemecahan masalah
Ada tiga langkah yang dapat diterapkan :
Mengidentivikasi masalah secara tepat
Secara konseptual masalah didefinisi sebagai kesenjangan antara aktual dan target kerja yang
diharapkan, sehingga secara simbolik dapat dituliskan persamaan berdasarkan konsep seorang
problem solver yang provesional harus terlbih dahulu mampu mengetahui pada tingkat mana kinerja
aktual serta kita harus mampu mendefinisikan secara tegas apa masalah utama kita kemudian
menetapkan pada tingkat mana kinerja aktual kita sekarang dan kapan waktu pencapaian target
kinerja itu.
Menentukan sumber dan akar penyebab masalah
Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan sumber-sumber dan akar-akar
dari masalah itu, kemudian mengambil tindakan untuk menghilangkan masalah-masalah tersebut.
Solusi masalah secara efektif dan efisien
Carilah penyelesaian masalah secara efektif dan efisien agar mampu menyelesaikan masalah secara
baik.
Tehnik yang paling efektif dalam mengidentifikasi suatu akar peneyebab timbulnya permasalah
sebagaimana yang diterapakan dalam konteks manajemen Toyota yang dikenal dengan TPS adalah
dengan menggunakan metoda PDCA (Plan-Do-Check-Action)
a) PLAN (Merencanakan)
Merencanakan langkah-langkah spesifik dari melakukan identifikasi masalah yang ada hingga
menjadi tindakan untuk memperbaiki keadaan menjadi lebih baik.
b) DO (Melakukan tindakan)
6. Menetapkan tindakan-tindakan perbaikan yang di rencanakan. Kemudian menerapkan sesuai
kesepakatan yang telah ditetapkan/dilakukan.
c) CHECK (memeriksa hasil)
Melakukan pemeriksaan untuk memastikan rencana tersebut berjalan dengan baik sehingga
masalah penyimpanagan yang sama tidak terulang kembali lalu fokus ke perbaikan yang
berkelanjutan.
d) ACT (Tindakan)
Tindakan untuk mengimplementasikan, mendokumentasikan dan mempertahankan rencana kerja
untuk menghindari rintangan yang timbul.
Adapun beberapa panduan dasar dalam mengelola pemecahan masalah, yaitu:
1. Mendefinisikan masalah. Yaitu dengan mengetahui akar permasalahan yang ada, sifatnya baik
internal atau eksternal, dll.
2. Menemukan potensi utama tercetusnya sebuah masalah. Bisa jadi karena adanya salah paham
atau kekurangtahuan tentang suatu perkara yang dapat menimbulkan masalah.
3. Mengembangkan solusi alternatif yang kreatif untuk menyelesaikan masalah. Disini kita
dituntut aktif dalam berpikir, menalarkan berbagai peluang dan kemungkinan yang dapat digunakan
dalam menyelesaikan masalah.
4. Memilih solusi paling tepat untuk menyelesaikan masalah. Diantara sekian banyak cara
penyelesaian masalah yang telah dipikirkan sebelumnya, maka dipilihlah satu cara yang menurut kita
dapat dijadikan solusi jitu dalam pemecahannya. Dapat juga dugunakan pertimbangan lain untuk
mendukung pilihan kita.
5. Rencanakan pelaksanaan solusi tersebut. Segala sesuatu itu butuh rencana, maka berikanlah
rencana/planning yang terbaik dari curahan pikiran kita.
6. Memonitor pelaksanaan rencana. Disini perlu sekali melakukan follow up guna mengawasi
sejauh mana perkembangan dari pelaksanaan rencana tersebut, apakah perencanaan solusi berjalan
dengan baik atau tidak.