Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra,tindakan altern...
Universitas Mercu Buana Sistem Informasi Manajemen
1. Universitas Mercu Buana
Fakultas Ilmu Komputer/Sistem Informasi
Nama : Normaita Samawati Putri
Nim : 41816010050
Mata Kuliah : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN - Kamis 07:30-10:00 (B-205)
Dosen Pengampu : Hapzi, Prof. Dr. MM
2. FORUM :
Manajemen di dalam suatu organisasi sangat berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan :
1. Tingkat Manajemen
Menurut tingkatannya manajemen dibedakan menjadi 3 tingkat, yaitu:
1. Manajemen Puncak
2. Manajemen Madya
3. Manajemen Bawah
Manajemen Puncak bertanggung jawab terhadap arah kemajuan perusahaan. Tugas
utama terpenting adalah perencanaan strategis yang meliputi penentuan tujuan dan
sasaran serta rencana jangka panjang organisasi. Informasi yang dibutuhkan
manajemen tingkat ini ialah informasi yang luas mengenai arah kecendrungan
perusahaan dan lingkungan eksternal.
Manajemen madya lebih banyak berguvungan denga nperencaan taktis yaitu
menentukan bagaimana melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan
pengawasannya.
Manajemen tingkat bawah banyak berhubungan dengan perencanaan operasional
yaitu bertangung jawab langsung dalam perencanaan dan pangawasan aktivitas-
aktivitas pekerjan sedemikian sehingga target tingkatan yang lebih tinggi dapat
tercapai.
2. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi ialah bahwa tidak ada suatu cara yang standard dan terbaik yang dapat
diterapkan untuk setiap manajer dari setiap organisasi, dalam setiap kondisi dan setiap waktu.
Faktor-faktor dan kendala-kendala situasional atau dengan kata lain manajer harus mempunyai:
a. Pengetahuan yang baik mengenai teori manajemen
b. Sikap yang merefleksikan hal tersebut baik secara teori ataupun tergantung faktor-faktor
situasional yang sangat berguna untuk kondisi-kondisi tertentu
c. Ketrampilan untuk mengidentifikasi, menganalisi dan mengoreksi situasi yang kompleks.
Lingkungan eksternal dari organisasi terdiri dari:
a. Kebudayaan umum yaitu teknologi, sosiologi, ekonomi, politik dan lain sebagainya
3. b. Kelompok khusus yang berinteraksi dengan organisasi, yaitu pelanggan, pemasok, pesaing,
sumber tenaga kerja,serikat buruh, dan pemerintah.
Faktor-faktor Internal organisasi terdiri dari pemilik, pekerja, budaya perusahaan, harta yang
terukur, struktur organisasi, tugas-rugas atau pekerjaan, sejarah perusahaan, kebijaksanaan
perusahaan, rencana perusahaan, prosedur-proseudr dan sebagainya yang diidentifikasikan
sebagai milim atau bagian dari organisasi.
3. Peran Manajemen
Ada banyak teori mengenai peran manajemen dalam organisasi. Henry Fayol menyatakan
bahwa manajemen terdiri dari 5 tindakan, yaitu:
a. Perencanaan
b. Penngawasan
c. Pengorganisasian
d. Pelaksanaan
e. Pengkoordinasian
Pada tahun 1970-an Henry Mintzberg menyempurnakan konsep Fayol, yaitu Peran
manajer dapat dibagi menjadi peran yang behubungan dengan manusia, informasi, dan
keputusan.
A. Dalam hubungannnya dengan manusia:
1. Figur Pimpinan : Berhubungan dengan tugas-tugas seremonial dalam jabatannya
sebagai manajer
2. Pemimpin : Kemampuan untuk mempengaruhi atau memimpin orang-orang dalam
usaha membuat keinginan atau tujuan menjadi kenyataan
3. Penghubungn : merupakan penghubung antar bermacam-macam tingkatan organisasi
dan sebagai penghubung antar orang-orang di dalam satu tingkatan organisasi.
B. Dalam hubunngannya dengan Informasi
1. Penerima atau Pusat : sebagai penerima informasi, manajer mengumpulkan informasi
untuk kemudian disimpan atau didistribusikan. Alat bantu yang dapat digunakan dalam
peran ini ialah Sistem Informasi Manajemen
2. Penyebar : sebagai penyebar informasi ke bagian-bagian yang membutuhkan di dalam
unit kerja organisasi. Dalam peran ini dapat dibantu dengan Sistem Otomatisasi Kantor.
4. 3. Pembicara : sebagai penyampai informasi ke luar dari unit kerja atau organisasi.
C. Dalam hubungan dengan keputusan
1. Wirausaha (entrepreuner) ialah orang yang memulai suatu usaha dan mengembangkan
menjadi suatu hal yang nyata, dengan asumsi banyak risiko yang harus dihadapi dalam
melaksanakannya.
2. Tugas menangani gangguan atau masalah berhubungan dengan pengawasan.
3. Tugas mengalokasikan sumber daya berhubunngan denngan perencanaan
4. Tugas sebagai perunding mengharuskan manajer agar dapat mempertahankan
pendapatnya.
4. Perencanaan dan Pengawasan
Aktivitas perencanaan dinyatakan oleh Anthony (1965) sebagai tiga tipe yang berbeda, yaitu
perencanaan strategis, perencanaan taktis dan perencanaan operasional:
a. Perencanaan Strategis umumnya meliputi perencanaan jangka panjang dan berada pada
tingkatan yang paling tinggi pada sistem perusahaan/organisasi.
b. Perencanaan praktis merupakan perencanaan untuk menentukan bagaimana sasaran-
sasaran strategis dapat dicapai.
c. Perencanaan operasional meliputi perencanaan pada tingkat yang paling rinci.
5. Gaya Manajemen
d. Kepemimpinan
Manajemen yang efektif seringkali berarti kepemimpinanyang baik. Pemimpin yang baik
menurut Parker (1989) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Penemu Kesempatan
Melakukan hal-hal yang benar.
Dapat menerima orang lain seperti adanya, bukan apa yang seharusnya.
Menitikberatkan pada kondisi saat ini bukan saat lampau.
Mempunyai kemampuan untuk mempercayai orang lain dan mengambil resiko dari
kepercayaan tersebut.
Tidak membutuhkan ijin terus menerus dalam melakukan tindakan.
Tidak membutuhkan penghargaan.
Mempunyai visi terhadap masa yang akan datang, yang akan mengarahkan
tindakan-tindakannya.
5. Selalu berpikir untuk mencapai keberhasilan, kegagalan adalah konsep yang tidak
pernah ada.
Tidak akan membuang-buang waktu dengan kekhawatiran yang tidak perlu.
e. Teori X dan Teori Y
Teori X dan Teori Y merupakan teori yang dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor (1946):
i. Teori X (autocratic) adalah teori yang menyatakan bahwa manajer cenderung untuk
percaya bahwa manusia pada dasarnya mempunyai sifat tidak menyukai bekerja dan
jika mungkin akan mengelakkanya. Oleh karena itu pekerja harus terus diarahkan,
dimotivasi dan diawasi dengan keras.
ii. Teori Y merupakan kebalikan dari teori X yaitu bahwa manajer cenderung untuk
percaya bahwa manusia menyukai pekerjaan mereka dan mendapatkan kepuasan dari
pekerjaan tersebut.
6. QUIZ :
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems = DSS) adalah suatu sistem
informasi yang dapat menggunakan model-model keputusan, basisdata, dan pemikiran
manajer itu sendiri, proses modeling yang interaktif dengan komputer tersebut agar
dapat mencapai pengambilan keputusan oleh manajer tertentu.
Contoh Sistem Pendukung Keputusan(SPK) :
1. Institutional DDS : Perencanaan strategis perusahaan
2. Ad hoc DDS : untuk masalah & situasi tertentu
3. Industrial DDS : Airline DSS, Real Estate DSS
4. GIS (Geographic Information Systems) adalah DSS yang mendukung keputusan
menyangkup distribusi geografis dari sumberdaya
Langkah-langkah pemecahan masalah
Ada tiga langkah yang dapat diterapkan :
A. Mengidentivikasi masalah secara tepat
Secara konseptual masalah didefinisi sebagai kesenjangan antara aktual dan
target kerja yang diharapkan, sehingga secara simbolik dapat dituliskan persamaan
berdasarkan konsep seorang problem solver yang provesional harus terlbih dahulu
mampu mengetahui pada tingkat mana kinerja aktual serta kita harus mampu
mendefinisikan secara tegas apa masalah utama kita kemudian menetapkan pada
tingkat mana kinerja aktual kita sekarang dan kapan waktu pencapaian target kinerja
itu.
B. Menentukan sumber dan akar penyebab masalah
Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan sumber-
sumber dan akar-akar dari masalah itu, kemudian mengambil tindakan untuk
menghilangkan masalah-masalah tersebut.
C. Solusi masalah secara efektif dan efisien
Carilah penyelesaian masalah secara efektif dan efisien agar mampu menyelesaikan
masalah secara baik.
Tehnik yang paling efektif dalam mengidentifikasi suatu akar peneyebab timbulnya
permasalah sebagaimana yang diterapakan dalam konteks manajemen Toyota yang
dikenal dengan TPS adalah dengan menggunakan metoda PDCA (Plan-Do-Check-Action)
7. 1. PLAN (Merencanakan)
Merencanakan langkah-langkah spesifik dari melakukan identifikasi masalah yang ada
hingga menjadi tindakan untuk memperbaiki keadaan menjadi lebih baik.
2. DO (Melakukan tindakan)
Menetapkan tindakan-tindakan perbaikan yang di rencanakan. Kemudian menerapkan
sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan/dilakukan.
3. CHECK (memeriksa hasil)
Melakukan pemeriksaan untuk memastikan rencana tersebut berjalan dengan baik
sehingga masalah penyimpanagan yang sama tidak terulang kembali lalu fokus ke
perbaikan yang berkelanjutan.
4. ACT (Tindakan)
Tindakan untuk mengimplementasikan, mendokumentasikan dan mempertahankan
rencana kerja untuk menghindari rintangan yang timbul.
Adapun beberapa panduan dasar dalam mengelola pemecahan masalah, yaitu:
i. Mendefinisikan masalah. Yaitu dengan mengetahui akar permasalahan yang
ada, sifatnya baik internal atau eksternal, dll.
ii. Menemukan potensi utama tercetusnya sebuah masalah. Bisa jadi karena
adanya salah paham atau kekurangtahuan tentang suatu perkara yang dapat
menimbulkan masalah.
iii. Mengembangkan solusi alternatif yang kreatif untuk menyelesaikan masalah.
Disini kita dituntut aktif dalam berpikir, menalarkan berbagai peluang dan
kemungkinan yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah.
iv. Memilih solusi paling tepat untuk menyelesaikan masalah. Diantara sekian
banyak cara penyelesaian masalah yang telah dipikirkan sebelumnya, maka
dipilihlah satu cara yang menurut kita dapat dijadikan solusi jitu dalam
pemecahannya. Dapat juga dugunakan pertimbangan lain untuk mendukung
pilihan kita.
v. Rencanakan pelaksanaan solusi tersebut. Segala sesuatu itu butuh rencana,
maka berikanlah rencana/planning yang terbaik dari curahan pikiran kita.
vi. Memonitor pelaksanaan rencana. Disini perlu sekali melakukan follow up guna
mengawasi sejauh mana perkembangan dari pelaksanaan rencana tersebut,
apakah perencanaan solusi berjalan dengan baik atau tidak.