Contoh antara lain: 1. Pelaksanaan penerapan manajemen berbasis kinerja
2. Pelaksanaan pemberantasan korupsi pada proses pengadaan
melalui penerapan Pakta Integritas
3. Pelaksanaan mekanisme pengaduan masyarakat
4. Pelaksanaan peningkatan kapasitas pemerintah daerah
5. Pelaksanaan reformasi pelayanan sektor publik
6. Pemberian akses informasi
7. Pelaksanaan mobilisasi publik melalui pendidikan dan
peningkatan kesadaran anti korupsi
8. Pelaksanaan pelatihan dan bantuan teknis
9. Pelaksanaan pertukaran informasi korupsi.
Berdasarkan http://www.slideshare.net/audiniaudi/makalah-sistem-pemerintahan-indonesia-32882801
SEMESTER II
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2013/2014
Dibuat oleh kelompok 1 dengan berbagai sumber.
Contoh antara lain: 1. Pelaksanaan penerapan manajemen berbasis kinerja
2. Pelaksanaan pemberantasan korupsi pada proses pengadaan
melalui penerapan Pakta Integritas
3. Pelaksanaan mekanisme pengaduan masyarakat
4. Pelaksanaan peningkatan kapasitas pemerintah daerah
5. Pelaksanaan reformasi pelayanan sektor publik
6. Pemberian akses informasi
7. Pelaksanaan mobilisasi publik melalui pendidikan dan
peningkatan kesadaran anti korupsi
8. Pelaksanaan pelatihan dan bantuan teknis
9. Pelaksanaan pertukaran informasi korupsi.
Berdasarkan http://www.slideshare.net/audiniaudi/makalah-sistem-pemerintahan-indonesia-32882801
SEMESTER II
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2013/2014
Dibuat oleh kelompok 1 dengan berbagai sumber.
Antikorupsi adalah sikap dan perilaku untuk tidak mendukung adanya upaya untuk merugikan keuangan negara dan perekonomian negara. Dengan kata lain, antikorupsi merupakan sikap menentang terhadap adanya korupsi. Tentunya kamu tahu bahwa tindakan korupsi merupakan salah satu tindak pidana yang sangat menyengsarakan rakyat karena menyalahgunakan dana milik negara (rakyat). Tindakan seperti ini sangat merugikan sistem perekonomian dan pembangunan nasional.
Selain itu, memengaruhi juga pada sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, terutama dalam meningkatkan sumber daya manusia yang bermoral dan ber tanggung jawab. Oleh karena itu, tindak pidana korupsi bukan meru pakan tindak pidana biasa.
Anti korupsi
Mengenal Pengertian Korupsi
Istilah korupsi tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Dibaca di media cetak, ditonton di televisi atau didengar di radio, istilah korupsi seakan tak lepas dari kehidupan kita - tentu bukan hal yang patut dibanggakan. Tapi apakah kita betul-betul paham pengertian korupsi. Karena bukan cuma menilap uang negara, ada hal-hal lain yang masuk dalam kategori korupsi.
Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Corruptio memiliki arti beragam yakni tindakan merusak atau menghancurkan. Corruptio juga diartikan kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.
Kata corruptio masuk dalam bahasa Inggris menjadi kata corruption atau dalam bahasa Belanda menjadi corruptie. Kata corruptie dalam bahasa Belanda masuk ke dalam perbendaharaan Indonesia menjadi korupsi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Definisi lainnya dari korupsi disampaikan World Bank pada tahun 2000, yaitu “korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi". Definisi World Bank ini menjadi standar internasional dalam merumuskan korupsi.
Pengertian korupsi juga disampaikan oleh Asian Development Bank (ADB), yaitu kegiatan yang melibatkan perilaku tidak pantas dan melawan hukum dari pegawai sektor publik dan swasta untuk memperkaya diri sendiri dan orang-orang terdekat mereka. Orang-orang ini, lanjut pengertian ADB, juga membujuk orang lain untuk melakukan hal-hal tersebut dengan menyalahgunakan jabatan.
ACTION-INFORMATION
/
MENGENAL PENGERTIAN KORUPSI
11 APR 2022 97596
Mengenal Pengertian Korupsi
Istilah korupsi tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Dibaca di media cetak, ditonton di televisi atau didengar di radio, istilah korupsi seakan tak lepas dari kehidupan kita - tentu bukan hal yang patut dibanggakan. Tapi apakah kita betul-betul paham pengertian korupsi. Karena bukan cuma menilap uang negara, ada hal-hal lain yang masuk dalam kategori korupsi.
Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Corruptio memiliki arti beragam yakni tindakan merusak atau menghancurkan. Corruptio juga diartikan kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.
Kata corruptio masuk dalam bahasa Inggris menjadi kata corruption atau dalam bahasa Belanda menjadi corruptie. Kata corruptie dalam bahasa Belanda masuk ke dalam perbendaharaan Indonesia menjadi korupsi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang
"Rasulullah s.a.w telah melaknat pemberi rasuah dan penerima rasuah dalam penetapan keputusan (pemerintahan, pentadbiran, kehakiman dll)“
(Riwayat At-Tirmidzi)
5. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran,
peserta mampu:
1. Menjelaskan konsep korupsi
2. Menjelaskan anti korupsi
3. Menjelaskan tata cara pelaporan korupsi
4. Menjelaskan gratifikasi
5. Menjelaskan INTEGRITAS
6. KORUPSI ?
Kata “korupsi” dalam bahasa Latin yaitu “Corruptio” &
“Corruptus” artinya:
• kerusakan, kebobrokan dan kebusukan
Dalam Bahasa Yunani “Corruptio” :
• Perbuatan yang tidak Baik, Buruk, Curang, Dapat
Disuap
• Tidak Bermoral, Menyimpang dari Kesucian,
• Melanggar Norma-Norma Agama, Material, Mental
dan Umum.
7. KORUPSI ?
• Kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar
biasa menyebabkan kerusakan: pribadi, keluarga,
masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
• Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara
jangka panjang.
• Buruk, rusak, suka menerima uang sogok,
menyelewengkan uang/barang milik
perusahaan/negara, menerima uang dengan
menggunakan jabatannya untuk kepentingan peribadi
(Kamus Hukum, 2002)
8. PENGERTIAN KORUPSI
(Menurut UU No 31 Tahun 1999 Jo. UU No 20 Tahun
2001)
Pasal 2 (1)
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
yang dapat merugikan keuangan negara, atau perekonomian negara,
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 tahun, denda paling
sedikit Rp 200.000.000,- dan paling banyak Rp 1.000.000.000,-
9. CIRI-CIRI KORUPSI
1. Merahasiakan motif, ada keuntungan yg ingin
diraih
2. Berhubungan dengan kekuasaan/kewenangan
tertentu
3. Berlindung dibalik pembenaran hukum
4. Melanggar kaidah kejujuran dan norma hukum
5. Mengkhinati kepercayaan (Alatas, 1983)
17. Menguntungkan Diri Sendiri/Org Lain Secara Melawan
Hukum Atau Dengan Kekuasaannya Memaksa Seseorang
Memberikan Sesuatu, Membayar Atau Menerima
Pembayaran Dengan Potongan Untuk Dirinya Sendiri
4. Pemerasan
18. PERBUATAN CURANG YANG MEMBAHAYAKAN
KEAMANAN ORANG ATAU KESELAMATAN NEGARA
DALAM KEADAAN PERANG
5. Kecurangan
22. 22
Gratifikasi
Gratifikasi adalah : Pemberian uang, barang,
rabat (discount), komisi pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma,
dan fasilitas lainnya baik yang diterima di
dalam negeri maupun di luar negeri dan yang
dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik yang
berhubungan dengan jabatan atau
kewenangan (penjelasan Pasal 12 B Ayat(1)
UU 31/1999 jo UU 20/2001)
PENGERTIAN GRATIFIKASI
29. GRATIFIKASI YANG TIDAK WAJIB
DILAPORKAN
Karena
hubungan
keluarga,
sepanjang tidak
memiliki konflik
kepentingan.
Penyelenggaraan
pernikahan, kelahiran,
aqiqah, baptis, khitanan,
dan potong gigi, atau
upacara adat/agama lain
paling banyak
Rp1.000.000,00.
Terkait Musibah
atau Bencana
paling banyak
Rp1.000.000,00;
Sesama Pegawai pada pisah
sambut, pensiun, promosi,
dan ulang tahun (tidak
berbentuk uang) paling
banyak Rp300.000,00
dengan total pemberian
Rp1.000.000,00 dalam 1 th
dari pemberi yang sama;
Sesama rekan kerja
paling banyak (tidak
dalam bentuk uang)
Rp200.000,00 dengan
total pemberian
Rp1.000.000,00 dalam 1
(satu) tahun dari
pemberi yang sama;
hidangan atau
sajian yang Berlaku
Umum;
30. prestasi akademis atau non
akademis yang diikuti
dengan menggunakan biaya
sendiri seperti kejuaraan,
perlombaan atau kompetisi
tidak terkait kedinasan;
keuntungan atau bunga dari
penempatan dana, investasi
atau kepemilikan saham
pribadi yang Berlaku Umum;
manfaat bagi seluruh peserta
koperasi atau organisasi
pegawai berdasarkan
keanggotaan yang Berlaku
Umum;
Seminar kit yang berbentuk
seperangkat modul dan alat
tulis serta sertifikat yang
diperoleh dari kegiatan resmi
kedinasan seperti rapat,
seminar, workshop,
konferensi, pelatihan, atau
kegiatan lain sejenis yang
Berlaku Umum;
penerimaan hadiah, beasiswa
atau tunjangan baik berupa
uang atau barang yang ada
kaitannya dengan peningkatan
prestasi kerja yang diberikan
oleh Pemerintah atau pihak
lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku;
diperoleh dari kompensasi
atas profesi diluar kedinasan,
yang tidak terkait dengan
tupoksi dari
pejabat/pegawai, tidak
memiliki konflik kepentingan
dan tidak melanggar aturan
internal instansi
pegawai/kode etik;
GRATIFIKASI YANG TIDAK WAJIB
DILAPORKAN
38. Korupsi terjadi ketika tidak ada nilai-nilai antikorupsi
yang kuat ditanamkan dalam diri. Melalui pembiasaan
dan pengembangan nilai-nilai antikorupsi diharapkan memiliki
kendali diri terhadap pengaruh buruk lingkungan. Hal ini akan
menghindarkan diri dari praktik-praktik korupsi.
Nilai Nilai Anti Korupsi
43. Kesesuaian antara hati, ucapan,
pikiran dan perbuatan.
Kemampuan untuk senantiasa
memegang teguh prinsip-prinsip
moral secara konsisten dalam
berbagai situasi.
KONSEP DASAR INTEGRITAS
43
Bertindak secara konsisten antara
apa yang dikatakan dengan
tingkah lakunya sesuai nilai nilai
yang dianut (KPK)
49. Bung HATTA
• Permintaan sang istri untuk dibelikan MESIN JAHIT
yang tak pernah kesampaian…
• Kisah SEPATU BALLY yang tak pernah terbeli…
63
50. Kapolri 1968 - 1971
1. Menolak semua pemberian yang
terkait dengan Tugas dan jabatannya.
2. Mengembalikan pemberian berupa
perabotan rumah luks dan lalu
menaruhnya di pinggir jalan depan
rumah.
3. Baru punya rumah setelah pensiun
4. Uang pensiun sebesar Rp.10.000 per
bulan hingga tahun 2001.
5. Menjual lukisan selepas masa
pensiun.
“Polisi Jujur & Sederhana”
51. Baharuddin Lopa Jaksa Agung 2001
“Jaksa yg bersih & tegas”
• Menolak permintaan anaknya untuk
menumpang mobil dinas ke sekolah
yang searah dengan kantor Lopa.
• Memisahkan antara keperluan dinas
dan Keperluan pribadi.
• Menabung di celengan untuk renovasi
rumah
• Mencicil mobil bekas seharga Rp25
juta.
“Janganlah takut menegakkan hukum, dan jangan
takut mati demi menegakkan hukum.”