Dokumen tersebut membahas tentang etika penyelenggara pemilu. Ada dua poin utama yaitu pemahaman bahwa penyelenggara pemilu harus mematuhi kode etik untuk menjamin proses pemilu yang bebas dan adil, serta hasil pembelajaran bahwa peserta memahami pentingnya kode etik penyelenggara pemilu.
Standard pengawasan pungut hitung PemiluAhsanul Minan
Â
Slide ini menjelaskan tentang tahapan penting dalam pemilu, serta aspek penting yang harus diawasi dalam proses penyelenggaraan tahapan Pemungutan dan penghitungan suara. Di slide terakhir dijelaskan pertanyaan kunci yang perlu diperhatikan dalam proses penyusunan instrumen pengawasan tahapan pungut hitung dalam pemilu
Standard pengawasan pungut hitung PemiluAhsanul Minan
Â
Slide ini menjelaskan tentang tahapan penting dalam pemilu, serta aspek penting yang harus diawasi dalam proses penyelenggaraan tahapan Pemungutan dan penghitungan suara. Di slide terakhir dijelaskan pertanyaan kunci yang perlu diperhatikan dalam proses penyusunan instrumen pengawasan tahapan pungut hitung dalam pemilu
Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan pemilu sangat penting, meskipun telah ada lembaga pengawas pemilu. Sebagai pemilik kedaulatan, rakyat memiliki kepentingan sangat besar untuk mengawal proses penyelenggaraan pemilu melalui pengawasan partisipatif
Slide ini memetakan masalah dan tantangan penyelenggaraan pemilu serentak 2024. Meskipun singkat, slide ini juga mencoba melihat praktek pemilu serentak di negara lain, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyelenggaraan pemilu serentak 2024.
Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019Ahsanul Minan
Â
Pemilu 2019 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan secara setengah serentak yang mencakup pileg dan pilpres. pemilu serentak penuh akan dimulai tahun 2024
Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan pemilu sangat penting, meskipun telah ada lembaga pengawas pemilu. Sebagai pemilik kedaulatan, rakyat memiliki kepentingan sangat besar untuk mengawal proses penyelenggaraan pemilu melalui pengawasan partisipatif
Slide ini memetakan masalah dan tantangan penyelenggaraan pemilu serentak 2024. Meskipun singkat, slide ini juga mencoba melihat praktek pemilu serentak di negara lain, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyelenggaraan pemilu serentak 2024.
Peran masyarakat dalam pemantauan pemilu 2019Ahsanul Minan
Â
Pemilu 2019 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan secara setengah serentak yang mencakup pileg dan pilpres. pemilu serentak penuh akan dimulai tahun 2024
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MHDadang DjokoKaryanto
Â
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH; Sebagai Langkah Awal & Sumbangan Pemikiran dalam Rangka Menambah Motivasi kepada Personil Lapangan dalam Pelaksanaan Kegiatan Pengamanan Pemilu
Indonesia holds elections once every five years, to elect members of parliament at the national and regional levels, as well as choose a pair of president and vice president. To ensure that elections take place democratically, Indonesia established a special institution to oversee elections, called the Election Supervisory Body. How does the agency work in carrying out its duties? The material in the form of the following slides (in Indonesian) can explain it.
Slide ini dibuat sebagai materi diskusi dalam acara Bimtek DPRD Kota Metro Lampung. Slide ini menjelaskan beberapa potensi konflik yang rawan muncul dalam Pilkada
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH.Dadang DjokoKaryanto
Â
Komitmen moral polisi new1;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH; Salah Satu Sumbangan Pemikiran Sebagai Motivasi dalam rangka Pelaksanaan Pengamanan Pemilu Guna Menambah Spirit Personel Lapangan
Komitmen moral polisi new;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH.Dadang DjokoKaryanto
Â
Komitmen moral polisi new;AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,AMd Mar,SH,SIP,MH.; Sebagai Langkah Awal dalam Memberikan Motivasi Personil guna menambah Spirit dan percaya diri di medan tugas
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Pemahaman Utama
1. Peserta memahami pentingnya etika
penyelenggara pemilu sebagai
penerjemahan nilai demokrasi dan
prinsip pemilu yang bebas dan adil.
2. Penyelenggara Pemilu dalam melakukan
pekerjaannya terikat pada kode etik
penyelenggara Pemilu.
2
3. Hasil Pembelajaran
1. Peserta memahami pengertian etika.
2. Peserta memahami standar etis yang
tercantum dalam peraturan
perundang-undangan pemilu
3. Peserta memahami kode etik
penyelenggara pemilu dan urgensinya.
4. Peserta menyadari bahwa komitmen
untuk mematuhi kode etik untuk
menjaga Integritas, kehormatan, dan
kredibilitas penyelenggara sendiri
3
5. ETIKA
ï‚— Etika berasal dari Bahasa Yunani Kuno yaitu ethikos yang berarti
‘timbul dari kebiasaan’.
ï‚— Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk,
dan tentang hak dan kewajiban moral/akhlak. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia).
ï‚— Etika adalah prinsip-prinsip moral yang mengarahkan tindakan
dan mengatur perilaku manusia (Oxford Dictionary).
ï‚— Etika normatif berbicara mengenai norma-norma yang
menuntun tingkah laku manusia, untuk bertindak yang baik
dan menghindari yang buruk.
ï‚— Etika berisi norma yang wajib dipatuhi, mengarahkan mana
perlaku yang baik/baik dan patut.
ï‚— Etika lingkupnya jauh lebih luas dari sekedar norma hukum.
Pelanggaran atas hukum pasti akan melanggar etika.
5
6. Sebutkan tiga perilaku/tindakan
etik yang menurut Anda
paling penting dimiliki oleh
Penyelenggara Pemilu!
6
Tiap peserta menulis pada tiga metaplan yang disediakan.
7. KODE ETIK
PENYELENGGARA PEMILU
ï‚— Penyelenggara Pemilu adalah aktor utama dalam menjaga kualitas dan
integritas pemilu sehingga sangat urgen adanya kode etik bagi
penyelenggara pemilu dalam menjalankan tugas.
ï‚— Kode Etik Penyelenggara Pemilu adalah suatu kesatuan asas moral, etika,
dan filosofi yang menjadi pedoman perilaku bagi Penyelenggara Pemilu
berupa kewajiban atau larangan, tindakan dan/atau ucapan yang patut atau
tidak patut dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu (Peraturan DKPP Nomor 2
tahun 2017).
ï‚— Kode Etik dimaksudkan untuk menjadi pedoman bagi penyelenggara
pemilu agar memiliki integritas dan professional.
ï‚— Penyelenggara pemilu yang berintegritas dan professional berkontribusi bagi
pemilu berintegritas.
ï‚— Jantung dari pemilu berintegritas mencakup empat apek utama;
akuntabilitas, transparansi, akurasi, dan perilaku etis (ethical behaviour)
(ACE Project, 2013)
8. ETIKA PENYELENGGARA PEMILU*
8
1. Integritas :
a. Jujur
b. Mandiri
c. Adil
d. Akuntabel
2. Profesionalitas :
a. Berkepastian hukum
b. Aksesibilitas
c. Tertib
d. Terbuka
e. Proporsional
f. Profesional
g. Efektif
h. Efisien
i. Kepentingan Umum
*) *Berdasarkan Pasal 6 Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017
9. #1. Integritas
a. Jujur :
Penyelenggara Pemilu didasari niat untuk semata- mata
terselenggaranya Pemilu sesuai dengan ketentuan yang
berlaku tanpa adanya kepentingan pribadi, kelompok, atau
golongan. (Ekpresi konsistensi penyelenggara terhadap norma
pemilu berintegritas-berdasarkan UU Pemilu dan Peraturan
Penyelengara Pemilu-)
b. Mandiri :
Penyelenggara Pemilu bebas atau menolak campur tangan
dan pengaruh siapapun yang mempunyai kepentingan atas
perbuatan, tindakan, keputusan dan/atau putusan yang
diambil
9
10. #1. Integritas
c. Adil:
Penyelenggara Pemilu menempatkan segala sesuatu sesuai hak
dan kewajibannya.
d. Akuntabel:
Penyelenggara Pemilu melaksanakan tugas, wewenang dan
kewajiban dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
10
11. #2. Profesionalitas
a. Berkepastian Hukum:
Penyelenggara Pemilu melaksanakan tugas, fungsi dan
kewenangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Aksesibilitas:
Penyelenggara Pemilu menyediakan kemudahan bagi
penyandang disabilitas guna mewujudkan kesamaan
kesempatan.
c. Tertib:
Penyelenggara Pemilu melaksanakan tugas, fungsi dan
wewenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
keserasian dan keseimbangan
11
12. #2. Profesionalitas
d. Terbuka:
Penyelenggara Pemilu memberikan akses informasi yang seluas-
luasnya kepada masyarakat sesuai dengan kaidah keterbukaan
informasi publik.
e. Proporsional:
Penyelenggara Pemilu menjaga keseimbangan antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum untuk
mewujudkan keadilan.
f. Profesional:
Penyelenggara Pemilu memahami tugas, wewenang dan
kewajiban dengan didukung keahlian atas dasar pengetahuan,
keterampilan dan wawasan luas.
12
13. g. Efektif;
Penyelenggaraan Pemilu dilaksanakan sesuai rencana tahapan
dengan tepat waktu.
h. Efisien:
Penyelenggaraan Pemilu memanfaatkan sumber daya, sarana
dan prasarana sesuai prosedur yang tepat sasaran.
i. Kepentingan Umum:
Penyelenggara Pemilu mendahulukan kepentingan umum
dengan cara aspiratif, akomodatif dan selektif.
13
#2. Profesionalitas
14. DISKUSI KELOMPOK
Tiap kelompok membahas:
1. Tahap Pemutakhiran Data Pemilih
2. Tahap sosialisasi dan kampanye
3. Tahap pemungutan, penghitungan suara,
4. Rekapitulasi hasil penghitungan suara
Tugas Kelompok:
1) mengidentifikasi pelanggaran etik apa saja yang potensial
dilanggar pada tahapan sesuai tema kelompok,
2) mengidentifikasi dampak pelanggaran etik terhadap kualitas
pemilu, dan
3) upaya mencegah agar tidak melanggar kode etik tersebut.
14
15. CONTOH HASIL KERJA
DISKUSI KELOMPOK
IDENTIFIKASI
PELANGGARAN ETIK
DAMPAK
PELANGGARAN
CARA MENCEGAH
TAHAPAN KAMPANYE
16. REKAPITULASI PUTUSAN DKPP
BERDASARKAN LEMBAGA
PUTUSAN JAJARAN
KPU
JAJARAN
BAWASLU
REHABILITASI 199 77
TEGURAN TERTULIS 93 42
PEMBERHENTIAN SEMENTARA 16 3
PEMBERHENTIAN TETAP 42 8
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN 5 3
KETETAPAN 5 0
TOTAL 360 133
% (100) 73 % 27 %
Sumber: Laporan Kinerja DKPP 2017
17. PENGADUAN TERHADAP KPU – BAWASLU
(PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA
DAN PUTUSAN DKPP)
PUTUSAN KPU PROPINSI BAWASLU
PROPINSI
KPU
KAB/KOTA
PANWASLU
KAB/KOTA
REHABILITASI 29 19 147 56
TEGURAN TERTULIS 14 9 69 26
PEMBERHENTIAN
SEMENTARA
0 0 16 3
PEMBERHENTIAN
TETAP
0 1 22 7
PEMBERHENTIAN
DARI JABATAN
0 1 5 1
KETETAPAN 0 0 1 0
TOTAL 43 30 260 93
Sumber: Laporan Kinerja DKPP 2017
18. MODUS PELANGGARAN ETIKA
PENYELENGGARA PEMILU
18
No MODUS PELANGGARAN JUMLAH
1 Manipulasi Suara 5
2 Penyuapan 0
3 Perlakuan Tidak Adil 11
4 Pelanggaran Hak Pilih 0
5 Kerahasiaan Suara dan
Tugas
1
6 Penyalahgunaan kekuasaan 7
7 Konflik kepentingan 4
8 Kelalaian pada Proses
Pemilu
26
No MODUS PELANGGARAN JUMLAH
9 Intimidasi dan Kekerasan 2
10 Pelanggaran Hukum 17
11 Tidak adanya Upaya Hukum
yang Efektif
10
12 Penipuan saat pemungutan
Suara
0
13 Pelanggaran Netralitas dan
Keberpihakan
25
14 Konflik Internal Institusi 1
15 Lain-lain 0
TOTAL : 109
19. KESIMPULAN
ï‚—Penyelenggara Pemilu dalam
melakukan pekerjaannya terikat pada
kode etik penyelenggara Pemilu.
ï‚—Pelanggaran kode etik berpengaruh
buruk terhadap kualitas
penyelenggaraan pemilu yang bebas
dan adil.
19
20. Hasil Pembelajaran
1. Peserta memahami pengertian etika.
2. Peserta memahami standar etis yang
tercantum dalam peraturan
perundang-undangan pemilu
3. Peserta memahami Kode Etik
Penyelenggara Pemilu dan urgensinya.
4. Peserta menyadari bahwa komitmen
untuk mematuhi kode etik untuk
menjaga Integritas, kehormatan, dan
kredibilitas penyelenggara sendiri.
20