Panasonic Dmr ex99v Ex99veb Ex99veg Service Manual And Repair GuideSantySingh5
This document is a service manual for Panasonic DVD Recorder models DMR-EX99VEG and DMR-EX99VEB. It contains safety precautions, warnings, specifications, operation instructions, service modes, assembly/disassembly instructions, and measurements/adjustments for servicing the units. Sections include general guidelines for servicing, electrostatic discharge prevention, laser diode precautions, fuse checks, diagnostics modes, parts locations, and inspection specifications.
Sistem hidran kebakaran terdiri atas persediaan air, pompa, pipa dan komponen untuk menyalurkan air tekanan tinggi guna pemadaman kebakaran. Ada tiga jenis sistem berdasarkan lokasi, yaitu gedung, halaman, dan kota. Sistem gedung memiliki tiga kelas slang berbeda ukuran untuk petugas terlatih dan penghuni. Persyaratan teknis meliputi debit air minimum, tekanan, panjang slang, dan perlengkapan seperti sambun
Panasonic Dmr ex99v Ex99veb Ex99veg Service Manual And Repair GuideSantySingh5
This document is a service manual for Panasonic DVD Recorder models DMR-EX99VEG and DMR-EX99VEB. It contains safety precautions, warnings, specifications, operation instructions, service modes, assembly/disassembly instructions, and measurements/adjustments for servicing the units. Sections include general guidelines for servicing, electrostatic discharge prevention, laser diode precautions, fuse checks, diagnostics modes, parts locations, and inspection specifications.
Sistem hidran kebakaran terdiri atas persediaan air, pompa, pipa dan komponen untuk menyalurkan air tekanan tinggi guna pemadaman kebakaran. Ada tiga jenis sistem berdasarkan lokasi, yaitu gedung, halaman, dan kota. Sistem gedung memiliki tiga kelas slang berbeda ukuran untuk petugas terlatih dan penghuni. Persyaratan teknis meliputi debit air minimum, tekanan, panjang slang, dan perlengkapan seperti sambun
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan listrik dan persyaratan sistem proteksi untuk mencegah bahaya akibat sentuhan langsung dan tidak langsung dengan tegangan listrik berbahaya. Dokumen ini menjelaskan berbagai metode proteksi seperti isolasi bagian aktif, penghalang, jarak aman, dan sistem pembumian pengaman untuk mencegah sentuhan langsung, serta sistem hantaran pengaman dan pembumian netral pengaman untuk menceg
Dokumen tersebut merupakan ringkasan singkat tentang pemadam kebakaran dan penggunaan alat pemadam api ringan (APAR). Isi utamanya mencakup penjelasan tentang apa itu api dan kebakaran, jenis-jenis APAR beserta sistem dan cara penggunaannya, serta prinsip-prinsip dasar dalam memadamkan kebakaran.
a) bahwa unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja perlu dibentuk untuk mencegah dan memadamkan kebakaran serta melindungi pekerja dan aset perusahaan;
b) unit tersebut terdiri dari petugas peran kebakaran, regu penanggulangan kebakaran, koordinator, dan ahli K3 penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab teknis;
c) jumlah personil ditentukan berdasarkan jumlah pekerja dan tingkat risiko ke
Rangkuman singkat dari dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas perancangan pembangkit listrik tenaga gas dengan kapasitas 20 MW, mencakup komponen utama dan pendukungnya serta analisis perhitungan perancangan komponen tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang deteksi gas dan keselamatan kerja (K3) di bidang migas. Ia menjelaskan mengenai pentingnya mendeteksi gas-gas berbahaya di area kerja, jenis-jenis alat deteksi gas beserta prinsip kerjanya, serta prosedur operasi standar (SOP) penggunaan alat deteksi gas.
Dokumen tersebut membahas prosedur Lock Out Tag Out (LOTO) untuk mengamankan peralatan selama pekerjaan perbaikan. LOTO dilakukan dengan mematikan alat, mengisolasi sumber energi, mengunci titik isolasi dan menempatkan tag untuk mencegah alat dihidupkan tanpa sengaja. Dokumen tersebut menjelaskan 9 langkah LOTO standar beserta contoh situasi khusus dalam pelaksanaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang bahaya listrik dan keselamatan listrik di fasilitas industri. Ia menjelaskan jenis bahaya listrik, efek sengatan listrik, pencegahan bahaya melalui isolasi, grounding, dan sirkuit proteksi, serta tindakan penyelamatan dan pertolongan pertama bagi korban sengatan listrik.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Ia menjelaskan pengertian K3 secara filosofis dan ilmu pengetahuan, dasar hukum K3, komponen utama PLTU seperti boiler dan bejana tekan, bahaya yang ditimbulkan, serta penerapan K3 di bidang mesin uap dan bejana tekan seperti perlengkapan keselamatan boiler.
PT Pertamina Trans Kontinental adalah perusahaan pelayaran dan jasa maritim milik PT Pertamina yang memberikan dukungan total terhadap aktivitas PT Pertamina, seperti distribusi bahan bakar ke pelabuhan terpencil dan transportasi maritim untuk logistik proyek pengembangan Pertamina. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1969 dan memiliki visi menjadi perusahaan pelayaran dan jasa maritim kelas dunia pada 2025.
The document summarizes the Contractor Safety Management System (CSMS) used to manage contractor health, safety, and environmental performance. The CSMS includes administration and field implementation phases. The administration phase involves risk assessment, pre-qualification, and selection of qualified contractors. The field implementation phase ensures safe work through pre-job activities, work in progress monitoring, and final evaluations. Regular inspections and interim evaluations are conducted during work to check compliance and take corrective actions as needed. The CSMS provides a structured system to improve contractor HSE through all phases of work.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan listrik dan persyaratan sistem proteksi untuk mencegah bahaya akibat sentuhan langsung dan tidak langsung dengan tegangan listrik berbahaya. Dokumen ini menjelaskan berbagai metode proteksi seperti isolasi bagian aktif, penghalang, jarak aman, dan sistem pembumian pengaman untuk mencegah sentuhan langsung, serta sistem hantaran pengaman dan pembumian netral pengaman untuk menceg
Dokumen tersebut merupakan ringkasan singkat tentang pemadam kebakaran dan penggunaan alat pemadam api ringan (APAR). Isi utamanya mencakup penjelasan tentang apa itu api dan kebakaran, jenis-jenis APAR beserta sistem dan cara penggunaannya, serta prinsip-prinsip dasar dalam memadamkan kebakaran.
a) bahwa unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja perlu dibentuk untuk mencegah dan memadamkan kebakaran serta melindungi pekerja dan aset perusahaan;
b) unit tersebut terdiri dari petugas peran kebakaran, regu penanggulangan kebakaran, koordinator, dan ahli K3 penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab teknis;
c) jumlah personil ditentukan berdasarkan jumlah pekerja dan tingkat risiko ke
Rangkuman singkat dari dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas perancangan pembangkit listrik tenaga gas dengan kapasitas 20 MW, mencakup komponen utama dan pendukungnya serta analisis perhitungan perancangan komponen tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang deteksi gas dan keselamatan kerja (K3) di bidang migas. Ia menjelaskan mengenai pentingnya mendeteksi gas-gas berbahaya di area kerja, jenis-jenis alat deteksi gas beserta prinsip kerjanya, serta prosedur operasi standar (SOP) penggunaan alat deteksi gas.
Dokumen tersebut membahas prosedur Lock Out Tag Out (LOTO) untuk mengamankan peralatan selama pekerjaan perbaikan. LOTO dilakukan dengan mematikan alat, mengisolasi sumber energi, mengunci titik isolasi dan menempatkan tag untuk mencegah alat dihidupkan tanpa sengaja. Dokumen tersebut menjelaskan 9 langkah LOTO standar beserta contoh situasi khusus dalam pelaksanaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang bahaya listrik dan keselamatan listrik di fasilitas industri. Ia menjelaskan jenis bahaya listrik, efek sengatan listrik, pencegahan bahaya melalui isolasi, grounding, dan sirkuit proteksi, serta tindakan penyelamatan dan pertolongan pertama bagi korban sengatan listrik.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Ia menjelaskan pengertian K3 secara filosofis dan ilmu pengetahuan, dasar hukum K3, komponen utama PLTU seperti boiler dan bejana tekan, bahaya yang ditimbulkan, serta penerapan K3 di bidang mesin uap dan bejana tekan seperti perlengkapan keselamatan boiler.
PT Pertamina Trans Kontinental adalah perusahaan pelayaran dan jasa maritim milik PT Pertamina yang memberikan dukungan total terhadap aktivitas PT Pertamina, seperti distribusi bahan bakar ke pelabuhan terpencil dan transportasi maritim untuk logistik proyek pengembangan Pertamina. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1969 dan memiliki visi menjadi perusahaan pelayaran dan jasa maritim kelas dunia pada 2025.
The document summarizes the Contractor Safety Management System (CSMS) used to manage contractor health, safety, and environmental performance. The CSMS includes administration and field implementation phases. The administration phase involves risk assessment, pre-qualification, and selection of qualified contractors. The field implementation phase ensures safe work through pre-job activities, work in progress monitoring, and final evaluations. Regular inspections and interim evaluations are conducted during work to check compliance and take corrective actions as needed. The CSMS provides a structured system to improve contractor HSE through all phases of work.
Modul pelatihan ini membahas tentang pengembangan wilayah kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk berbasis agroindustri mesin penyiram bawang merah. Modul ini menjelaskan tentang budidaya bawang merah, metode penyiraman manual dan dengan mesin, serta praktek pembuatan prototipe penyiram bawang merah secara manual dan modifikasinya.
PT Pertamina memiliki 7 unit pengolahan minyak bumi (refinery unit/RU) yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia dengan total kapasitas 997.300 BPSD. RU VI Balongan memiliki kapasitas 130.000 BPSD dan merupakan kilang terbesar di Asia Pasifik yang dirancang khusus untuk mengolah minyak berat jenis Duri dan Minas. Kilang ini memiliki berbagai fasilitas pengolahan minyak mulai dari distilasi, hidrotrating, k
The document discusses combustible dust explosions, providing background on incidents since 1995, types of dusts and industries involved, and recommendations to prevent future explosions. It defines combustible dust and outlines hazard mitigation techniques, emphasizing controlling ignition sources and proper ventilation to prevent the buildup and dispersion of dust.
Dokumen tersebut membahas tentang kontraktor keselamatan dan sistem manajemen keselamatan kontraktor (CSMS). CSMS digunakan untuk mengelola risiko keselamatan kontraktor melalui proses seleksi, evaluasi pra-pekerjaan dan akhir, serta program keselamatan dan kesehatan. Dokumen tersebut juga membahas tentang pendekatan dan peraturan terkait keselamatan kontraktor.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kelangkaan BBM di Indonesia pada tahun 2005-2006, antara lain: (1) stok BBM nasional yang hanya cukup untuk 17,5 hari kebutuhan akibat keterlambatan pembongkaran dan kesulitan mendapatkan dana dari pemerintah, (2) cadangan minyak mentah Indonesia yang tinggal 10 tahun, dan (3) masalah manajemen dan sistem distribusi di Pertamina. Pemerintah berupaya mengat
Prototype Alat Penyiram Tanaman Otomatis dan Pengontrol Level Air dengan Ardu...ShiddiqJafar
1. Proyek ini membuat alat penyiram tanaman otomatis berbasis Arduino UNO yang dioperasikan oleh sensor kelembaban dan sensor ultrasonik
2. Alat ini dirancang untuk membantu pemilik tanaman dengan menyiram secara otomatis berdasarkan tingkat kelembaban tanah
3. Komponen utama alat ini adalah Arduino UNO, sensor kelembaban, sensor ultrasonik, pompa air, relay, dan LED indikator
Pertamina telah melakukan sentralisasi sistem TI melalui pembentukan Corporate Shared Service sebagai penyedia layanan TI untuk seluruh anak perusahaan. Sentralisasi ini memberikan manfaat seperti efisiensi organisasi, peningkatan kompetensi pengelolaan TI, dan standarisasi proses bisnis yang mendukung pelaporan keuangan yang lebih cepat. Tantangan utama meliputi pengelolaan proyek, perubahan organisasi, dan kesenjangan kompetensi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakarannoussevarenna
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
Perancangan sistem proteksi kebakaran di Gedung G2 Universitas Balikpapan"
Dokumen ini membahas perancangan sistem proteksi kebakaran di Gedung G2 Universitas Balikpapan meliputi penentuan klasifikasi bahaya, jenis dan rating APAR yang dibutuhkan, jumlah APAR, serta pemasangan APAR. Berdasarkan perhitungan, diperlukan 2 unit APAR berjenis A dengan rating 4A yang dipasang pada titik kedua dan keempat lantai 2.
Sistem pencegahan kebakaran merupakan peralatan yang dipasang secara tetap untuk memberi amaran kebakaran secara otomatis. Terdapat dua jenis perlindungan yaitu aktif seperti detektor asap dan haba, serta pasif seperti tangga kebakaran. Sistem sprinkler dan hidran digunakan untuk memadamkan api, sementara pemadam api dan rencana tanggap darurat dipersiapkan untuk keselamatan.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga unsur api (panas, bahan bakar, oksigen), sumber panas yang dapat menyebabkan kebakaran, bahan yang mudah terbakar, oksigen sebagai pendukung pembakaran, pencegahan kebakaran, detektor kebakaran, objek keselamatan kebakaran, dasar-dasar pemadaman api, kelas api, cara kerja EEBD, koneksi darat internasional, perlindungan pribadi, peralatan pemadaman api portabel dan tetap,
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranAdiba Qonita
Kebakaran merupakan hal yang sangat tidak diinginkan, tidak mengenal
waktu, tempat atau siapapun yang menjadi korbannya. Masalah kebakaran di
sana-sini masih banyak terjadi. Hal ini menunjukkan betapa perlunya
kewaspadaan pencegahan terhadap kebakaran perlu ditingkatkan. Kebakaran
dapat dicegah dengan melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan
kebakaran mulai dari perencanaan darurat kebakaran, organisasi/unit
penanggulangan kebakaran, penyediaan jalur evakuasi, penyediaan sarana dan
fasilitas dalam menghadapi kebakaran serta pembinaan dan latihan.
Sebagaimana diketahui bahwa di dunia industri banyak sekali ditemukan
kondisi dan situasi yang memungkinkan terjadinya kebakaran. Karena hampir
semua industri yang berbasis pengolahan memiliki semua unsur dari segi tiga api
di lingkungan kerjanya. Sehingga dibutuhkan suatu program pendidikan dan
pelatihan yang tepat untuk memberi pengetahuan yang cukup bagi pekerja yang
bekerja dilingkungan yang berbahaya tersebut.
Disamping itu, rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur terhadap
peralatan operasional yang memiliki potensi bahan bakar, dan sumber penyalaan
sangat diperlukan sehingga kerusakan peralatan tersebut dapat diketahui secara
dini dan perbaikannyapun bisa dilakukan secara terencana. Pemeriksaan rutin
peralatan pemadam kebakaran juga hal yang sangat penting dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari malfunction alat pemadam api pada saat
dibutuhkan.
Dokumen tersebut membahas tentang alat pemadam api ringan (APAR) dan sistem pengendalian kebakaran. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang:
1. Jenis-jenis APAR dan cara kerjanya
2. Cara penggunaan dan perawatan APAR
3. Sistem pengendalian kebakaran untuk mencegah dan memadamkan api
STUDI SERTIFIKASI SISTEM PENDETEKSI API DAN PANAS BERLEBIH DENGAN SISTEM PNEU...KalvinTanoyo
Laporan Tugas Besar Kuliah AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan dengan Judul STUDI SERTIFIKASI SISTEM PENDETEKSI API DAN PANAS BERLEBIH DENGAN SISTEM PNEUMATIC
Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan sistem proteksi kebakaran, termasuk jenis-jenis alat pemadam kebakaran, instalasi alarm kebakaran otomatis, dan prosedur inspeksi harian untuk memastikan peralatan berfungsi dengan baik.
1. Bab 1 membahas tentang pengertian K3, dasar hukum K3 di Indonesia, tujuan K3, pengertian kecelakaan kerja dan klasifikasi kecelakaan serta kerugian akibat kecelakaan kerja.
2. Dibahas pula pencegahan kecelakaan, penanggulangan kebakaran, kecelakaan listrik dan lift, serta penanganan zat berbahaya.
3. Terdapat penjelasan mengenai tanda keselamatan, peralatan perlindungan diri,
Pelatihan Singkat Memadamkan Api dengan APAR.pptxWindyHansen
Tujuan Pelatihan adalah :
Peserta diharapkan dapat memahami materi yang disampaikan dan dapat mempraktekkan memadamkan Api dengan menggunakan APAR.
Membantu Peserta dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman terhadap bahaya Api / Kebakaran.
Menambah Pengetahuan Peserta tentang Tanggap Darurat, bila terjadi Kebakaran.
Dokumen tersebut membahas tentang bahaya listrik dan cara pencegahannya dalam kegiatan bengkel di SMKN 3 Boyolangu. Dokumen menjelaskan potensi bahaya listrik seperti kejut listrik, panas, dan medan listrik serta dampaknya terhadap tubuh manusia. Dokumen juga menjelaskan cara-cara pencegahan bahaya listrik seperti menjaga keamanan peralatan dan lingkungan kerja serta praktik kerja yang aman.
Penanggulangan kebakaran ialah segala upaya untuk mencegah timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian, untuk memberantas kebakaran
Pencegahan kebakaran adalah segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali.
Similar to Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Sertifikasi lokasi berbahaya untuk peralatan listrik (20)
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Sertifikasi lokasi berbahaya untuk peralatan listrik
1. BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
SERTIFIKASI LOKASI BERBAHAYA UNTUK PERALATAN LISTRIK
Latar Belakang
Pemasangan peralatan listrik pada lokasi sebuah pabrik dimana kemungkinan terjadinya api atau ledakan memerlukan peralatan bersertifikat. Peralatan yang didesain beroperasi pada daerah berbahaya dibuat dan dijamin oleh suatu agen tertentu. Pemakai atau user pada pabrik harus memastikan bahwa peralatan tersebut aman beroperasi dalam lingkungan pabrik. Klasifikasi racun atau daerah berbahaya dibuat berdasarkan adanya kandungan uap yang dapat terbakar (flammable vapors), cairan, gas, debu, fiber yang ada dan dapat menimbulkan konsentrasi untuk dapat terbakar (combustible concentration).
LOKASI BERBAHAYA
Di daerah Amerika Utara, NEC (National Electric Code), yang dikembangkan oleh NFPA (National Fire Protection Association), mendefinikan lokasi berbahaya sebagai ‘daerah dimana api atau ledakan mungkin terjadi karena adanya gas atau uap, cairan, debu dan fiber yang dapat terbakar’. Ketika berhadapan dengan lokasi berbahaya atau beracun, hasil yang diinginkan adalah menghilangkan kemungkinan terjadi api dan ledakan.
Kemungkinan terjadinya api dan ledakan adalah karena tersedianya ketiga elemen dalam segitiga pemicu terjadinya api dalam waktu yang bersamaan, yaitu :
Oxidizer (Udara atau Oksigen)
Sumber api (thermal atau electric)
Fuel (Gas, Uap atau bubuk/debu (powder) )
COMBUSTION
Jika salah satu elemen diatas tidak ada, maka api tidak mungkin terjadi. Dalam lokasi yang berbahaya, adanya oxidizer dan fuel dalam operasional maka diperlukan mengontrol lokasi pemicu api.
Sertifikasi Lokasi Berbahaya untuk Peralatan Listrik Halaman 1 dari 6 Kontributor : Alvin Alfiyansyah
2. BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Klasifikasi Area
Di Amerika, sistem untuk menyatakan lokasi berbahaya dan material disekitar lokasi tersebut dibagi dalam 3 area utama, yakni :
1.
Class
2.
Division
3.
Group
Classes
Perbedaan tipe material yang beracun dibagi dalam 3 kelas. Perbedaan kelas ini dikarenakan oleh bahaya kandungan material yang ada didalamnya, dibagi atas :
Class I : Uap atau Gas yang dapat terbakar (Flammable vapor or gases)
Class II : Debu yang dapat terbakar (combustible dust)
Class III : Fiber atau partikel yang tersuspensi dalam udara yang mudah terbakar (easily ignitable fibers or lyings)
Division
Lokasi berbahaya dibagi dalam 2 divisi yang berbeda tergantung kemungkinan terjadinya ledakan dalam kondisi :
Divisi I : Kondisi Operasi Normal (Normal Operating Condition)
Divisi II : Kondisi Operasi yang Tidak Normal (Abnormal O.C.)
Groups
Material yang beracun dibagi dalam berbagai group tergantung karakteristik dan level ledakan yang bisa disebabkannya (level of explosive hazard). Gas atau uap beracun dibagi dalam 4 group yang dinamakan A,B,C dan D. Group A terdiri dari material yang sangat mudah meledak atau terbakar, dan Group D terdiri dari Material yang sangat sulit untuk meledak atau terbakar. Sementara untuk debu yang dapat terbakar dibagi dalam 3 group, yaitu : Group E berupa debu-debu dari metal atau logam, Group F adalah debu-debu dari karbon (black carbon), batubara (coal), kokas (coke dust), etc. , dan Group G berupa tepung, kanji, butiran (flour, starch, grain dust, etc.). dan fiber atau serat yang dapat terbakar tidak dikelompokkan dalam beberapa group, melainkan dalam satu groups seperti serat katun, wol, rami, etc.
Klasifikasi dalam lingkup International Area
Di luar Amerika, sistem klasifikasi yang lain dipakai. Sistem ini dikembangkan oleh IEC (Iternational Electrotechnical Commision). IEC sistem membagi area dalam klasifikasi yang berbeda dalam lingkup Zona dan Groups sebagai pembagian utamanya.
Sertifikasi Lokasi Berbahaya untuk Peralatan Listrik Halaman 2 dari 6 Kontributor : Alvin Alfiyansyah
3. BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Zones (Zona)
Dibagi dalam 3 zona utama dimana campuran fluida yang dapat meledak hadir.
Zone 0 : fluida tersebut hadir atau tetap terkandung atau akan terkandung dalam waktu yang lama pada kondisi operasi.
Zone 1 : Fluida tersebut hadir dalam kondisi operasi normal (sama dengan standar Divisi 1 yang dipakai di Amerika dan Canada, yang telah disebutkan sebelumnya).
Zone 2 : Hanya hadir atau terkandung dalam waktu yang singkat dan tidak mungkin ada dalam kondisi operasi abnormal.
Groups
Sistem IEC, menempatkan gas ke dalam 3 group tergantung kandungan atau kondisi sifatnya, seperti Auto Ignition Temperature (AIT), Minimum Igniting Current (MIC), etc. Group ini adalah (dalam contoh pembagian gas) :
Group IIC : Asetilen, Hidrogen (eksklusif)
Group IIB : Etilen, Etil Eter, Butadiena, Siklopropana
Group IIA : Propana, Etana, Butana, Benzena, Etil Alkohol, Metil Etil Keton
Lebih lanjut untuk hal ini dapat melihat attachment terkait dengan hal ini.
Kode Temperatur
Klasifikasi utk daerah Amerika Utara, Eropa, Australia dan bagian dunia yang lain, lokasi berbahaya juga perlu ditetapkan dalam lingkup tempertaur permukaan suatu benda yang bisa mendekati kondisi yang salah. Setiap tipe gas, uap, dan debu mempunyai AIT yang berbeda dimana pada AIT fluida tersebut akan secara spontan terbakar bukan disebabkan sumber lain di luar fluida tersebut, karena itu kode temperatur dapat membatasi penggunaan alat tertentu. Sebagai contoh, gas yang mempunyai AIT 392 degF, harus dianggap masuk dalam kode temperatur peralatan dalam notasi temperatur T3. Semakin tinggi rating T, semakin rendah temperatur permukaan yang dibolehkan.
Metoda Proteksi
Berbagai macam metoda proteksi yang ada yang biasa digunakan dalam kondisi yang aman pada area yang berbahaya adalah “intrinsically safe” dan “explosion proof”.
Sertifikasi Lokasi Berbahaya untuk Peralatan Listrik Halaman 3 dari 6 Kontributor : Alvin Alfiyansyah
4. BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Intrisically Safe
Peralatan listrik yang berlabel instrisically safe dan desain penggabungan satu sama lain dengan kabel diharapkan tidak dapat melepaskan energi listrik atau energi panas dalam kondisi normal atau abnormal yang dapat menyebabkan pembakaran atau pengapian dalam konsentrasi pengapiannya. Dalam sistem ini, pengaman (safety barrier) harus digunakan. Safety barrier adalah alat yang dihubungkan dan diletakkan di luar area berbahaya (hazardous area) yang membatasi voltase dan arus yang dialirkan pada alat tersebut selama kondisi normal atau abnormal. Sistem ini lebih banyak diadopsi di Eropa.
Explosion Proof (flame proof dinyatakan di Eropa)
Alat ini terdiri dari pagar (enclosure) yang mampu menahan ledakan internal dari gas atau uap fluida proses di dekatnya. Enclosure ini juga harus dapat mencegah pengapian (ignition) dari gas/uap yang menyelimuti enclosure karena adanya ‘spark’, ‘flashes’, atau ledakan oleh uap/gas itu sendiri. Alat ini harus beroperasi pada temperatur luar yang menyelimuti atmosfir dimana alat ini tidak akan terbakar.
Non Indecive
Alat yang berlabel ini hanya dibolehkan dalam Divisi II atau Zona II, berdasarkan anggapan bahwa alat ini tidak akan menyebabkan ‘spark’ atau panas selama kondisi normal dan terbuat dari konstruksi minimum dalam kondisi tersebut.
Klasifikasi Produk Eropa
CENELEC (Committee for Eletrotechnical Standarization of Europe) mengembangkan suatu klasifikasi yang mendunia, kecuali Amerika Utara untuk peralatan dalam area berbahaya. Sistem ini menggunakan seri kode untuk mengidentifikasi sertifikasi, tipe proteksi, tipe gas group, dan tipe temperatur.
Contoh : E : Tersertifikat oleh standar CENELEC
Ex : Proteksi/terproteksi oleh ledakan (explosion protection)
d : Tipe proteksi
IIC : Jenis gas
T6 : Kode Temperatur
Tertulis dalam kode lengkap EExdIICT6
Sertifikasi Lokasi Berbahaya untuk Peralatan Listrik Halaman 4 dari 6 Kontributor : Alvin Alfiyansyah
5. BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Tipe proteksi oleh CENELEC :
o
Oil immersion
p
Pressurization
q
Powder filling
d
Flame-proof
e
Increased Safety
i
Intrisic Safety
ia – Zone 0, Zone 1, Zone 2
ib – Zone 1, Zone 2
m
Encapsulation
n
Non Indencive (hanya Zone 0)
Untuk kode temperatur dan kode fluida mengacu sama dengan yang telah disebutkan sebelumnya.
Kode IP (Ingress Protection)
IEC mempunyai system untuk mengklasifikasi tingkatan proteksi yang disediakan ‘enclosure’ melawan ukuran padatan atau cairan fluida yang melewati peralatan listrik tersebut.
Sebagai contoh :
IP 65
digit pertama menyatakan tingkatan proteksi melawan partikel debu/padatan. Sedangkan digit kedua menyatakan tingkatan proteksi melawan kemungkinan masuknya air.
Tabel Kode IP :
1st digit
Dust Type Protection
2nd digit
Water Protection
0
1
2
None
Object 50 mm atau lebih besar
Object 12,5 mm atau lebih besar
0
1
2
None
Vertically falling water drops
Vertically falling water drops with enclosure tilted up 15 degrees
3
4
5
6
Object 2,5 mm atau lebih besar
Object 1,0 mm atau lebih besar
Dust Protected
Dust tight
3
4
5
6
7
8
Spraying Water
Spashing Water
Water jets
Powerfull Water jets
Effect of temporary immersion in Water
Effect of continuous immersion in water
Sertifikasi Lokasi Berbahaya untuk Peralatan Listrik Halaman 5 dari 6 Kontributor : Alvin Alfiyansyah
6. BUKU PINTAR MIGAS INDONESIA
Sertifikasi Lokasi Berbahaya untuk Peralatan Listrik Halaman 6 dari 6 Kontributor : Alvin Alfiyansyah
NEMA Enclosure
National Electrical Manufacturers Association (NEMA) membuat suatu standar untuk tipe proteksi pada tutup atau housing (misal : kompressor yang dibuatkan tenda atau atap sebagai proteksinya) untuk menahan kondisi lingkungan sekitar.
NEMA membagi dalam 2 lokasi utama, yaitu lokasi tidak berbahaya (Non hazardous locations) dan lokasi berbahaya (Hazardous Locations). Definisi detail dari 2 jenis pembagian berdasar lokasi oleh NEMA tidak akan dijelaskan disini, jika diperlukan sebaiknya mengacu pada NEMA 250-1997.
Tambahan
Dalam publikasi IEC 60529 tingkatan klasifikasi proteksi yang disediakan pengaman (enclosure) dari sistem untuk menspesifikasi peralatan listrik , spesifikasi ini tidak memuat tingkatan proteksi karena kerusakan mekanikal, resiko ledakan, adanya uap air karena kondensasi misalnya, adanya uap yang korosif, adanya jamur, dsb. Tetapi NEMA memasukkan tes melawan kondisi lingkungan seperti korosi, karat, pembekuan, adanya minyak, dsb. Karena tes dan evaluasi proteksi berdasarkan kedua jenis standar ini berbeda maka standar IEC (IP) dan NEMA tidaklah dapat dikatakan sama.
Perbandingan kesamaan antara kedua jenis standar ini , publikasi IEC 60529 :
NEMA Enclosure
Type Number
IEC Enclosure
Classification designation
1
2
3
3R
3S
4 dan 4X
5
6 dan 6P
12 dan 12X
13
IP 10
IP 11
IP 54
IP 14
IP 54
IP 56
IP 52
IP 67
IP 52
IP 54
Kontributor :
Alvin Alfiyansyah
Process Engineer
PT. Technip Indonesia – Balikpapan