3. IDENTIFIKASI SIMPLISIA NABATI
SIMPLISIA NABATI ADALAH SIMPLISIA YANG DAPAT BERUPA
TUMBUHAN UTUH, BAGIAN TUMBUHAN ATAU EKSKUDAT
TUMBUHAN. EKSUDAT TUMBUHAN SENDIRI ADALAH ISI SEL
YANG SECARA SPONTAN KELUAR DARI TUMBUHAN ATAU
DENGAN CARA TERTENTU SENGAJA DIKELUARKAN DARI SELNYA
ATAU ZAT NABATI LAIN YANG DENGAN CARA TERTENTU
DIPISAHKAN DARI TUMBUHANNYA.
4. JENIS SIMPLISIA NABATI
• SIMPLISIA NABATI TERDIRI DARI DUA JENIS, YAITU SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA
KERING.
• SIMPLISIA BASAH ADALAH TUMBUHAN SEGAR YANG BELUM DIKERINGKAN,
• SEDANGKAN SIMPLISIA KERING ADALAH TUMBUHAN YANG TELAH DIKERINGKAN, DAN
DIGUNAKAN UNTUK PENGOBATAN SERTA BELUM MENGALAMI PENGOLAHAN KECUALI
DINYATAKAN LAIN.
• SUHU PENGERINGAN TIDAK BOLEH LEBIH DARI 60 DERAJAT CELSIUS, DAN BISA DIBENTUK
SEBAGAI SERBUK SIMPLISIA.
• PENGGUNAAN JENIS-JENIS SIMPLISIA INI SANGAT MENENTUKAN SEKALI, TERUTAMA DALAM PEMBUATAN JAMU.
• APABILA SIMPLISIA YANG DIGUNAKAN MEMILIKI KONDISI YANG KURANG BAIK, ZAT AKTIF YANG TERKANDUNG DALAM BAHAN
BAKU JAMU AKAN BERKURANG ATAU BAHKAN TIDAK ADA SAMA SEKALI.
5. APA YANG HARUS DIPERHATIKAN KETIKA MEMPUNYAI
SIMPLISIA?
• Ketika mempunyai simplisia tumbuhan yang perlu dilakukan adalah memastikan kebenaran
identitas simplisia yang akan digunakan, kemudian pilih simplisia nabati yang bermutu
baik, tidak tercampur dengan tumbuhan lain, bersih dari tanah atau bahan asing lainnya,
serta tidak rusak karena penyakit tanaman atau serangan hama.
• Selanjutnya, lakukan pengamatan organoleptik atau pengujian terhadap bahan makanan
berdasarkan kesukaan dan kemauan untuk menggunakan suatu produk dari tanaman
tersebut.
• Pengujian ini meliputi:
Penampilan
Kerusakan
Ukuran
Warna
Bau
Rasa
7. SIMPLISIA NABATI
Pada umumnya jenis-jenis yang dapat dimanfaatkan
sebagai simplisia nabati dapat berasal dari dua sumber,
yaitu :
• (a). Yang berasal dari hasil alami dengan cara
mengumpulkan jenis-jenis tumbuhan obat dari hutan-
hutan, tepi sungai, kebun, gunung atau di tempat
terbuka lainnya ;
• (b). Yang berasal dari hasil penanaman atau budidaya
baik secara kecil-kecilan oleh petani ataupun besar-
besaran oleh perkebunan (Bank Sentral Republik
Indonesia, 2005).
8. SIMPLISIA
Bagian-bagian tumbuhan tersebut diambil pada saat yang tepat,
agar kandungan zat berkhasiat dalam bahan tersebut terdapat
dalam jumlah yang maksimal,
misalnya herba atau daun dipanen dari tumbuhan yang banyak
mendapat sinar matahari, pada saat tumbuhan tersebut berbunga
dan di saatsaat asimilasi maksimal, yakni kurang lebih jam 09.00.
Akar atau rimpang pada saat akhir musim kemarau, pada saat
pertumbuhan terhambat atau terhenti. Kulit batang dikumpulkan
pada musim penghujan, yakni pada saat tumbuhan bertunas.
Bunga dipanen pada saat menjelang atau tepat terjadinya
penyerbukan, sedangkan buah atau biji pada saat buah telah masak
(Bank Sentral Republik Indonesia, 2005).
9. PENYIMPANAN
1. Gudang harus terpisah dari tempat penyimpanan bahan lainnya ataupun
penyimpanan alat dan dipelihara dengan baik.
2. Ventilasi udara cukup baik dan bebas dari kebocoran atau ke- mungkinan masuk
air hujan.
3. Suhu gudang tidak melebihi 30 0 C.
4. Kelembabab udara sebaiknya diusahakan serendah mungkin (65 0 C) untuk
mencegah terjadinya penyerapan air. Kelembaban udara yang tinggi dapat
memacu pertumbuhan mikroorganisme sehingga menurunkan mutu bahan baik
dalam bentuk segar maupun kering.
5. Masuknya sinar matahari lang-sung menyinari simplisia harus dicegah.
6. Masuknya hewan, baik serangga maupun tikus yang sering memakan simplisia
yang disimpan harus dicegah.