Studi ini menguji kualitas tanah penutup yang ditimbun di bekas pit tambang PT. Soe Makmur Resources untuk kegiatan reklamasi dengan membandingkannya dengan tanah asli setempat. Hasil pengujian parameter tanah menunjukkan bahwa tanah penutup pit 3 bersifat asam dan pit 5 bersifat sangat asam, sedangkan tanah asli bersifat netral. Kandungan hara organik, nitrogen, fosfor pada tanah penutup dan tanah asli masih termasuk rendah
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...NurdinUng
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi, sifat fisik dan kimia dua pedon tanah Inceptisol yang berasal dari endapan lakustrin di Paguyaman, Gorontalo. Kedua pedon tanah memiliki warna coklat dan tekstur bervariasi antara lempung dan liat. Sifat-sifat tanah menunjukkan telah terbentuk horison kambik namun belum horison argilik. Kedua pedon diklasifikasikan sebagai Typic Eutrudept dan
Banana is one of the export commodities important, but most
farmers were cultivated as a side commodity only. The objective of the study was to evaluate the land suitability for banana development and its limiting factors. This study was done with four stages, i.e: data collection, laboratory analysis, data compilation, and data interpretation. Land suitability analysis using matching approach and tools of geographical information system (GIS) software. Determining of land suitability classes using FAO (1976) framework of land evaluation. The result shown that land suitability for banana was classified as suitable (N) widely of 204,696.99 ha, and widely of 13,999.53 ha of not suitable (N). The limiting factors for banana development were erosion hazard, water and oxygen availability, and roots condition.
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...NurdinUng
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi, sifat fisik dan kimia dua pedon tanah Inceptisol yang berasal dari endapan lakustrin di Paguyaman, Gorontalo. Kedua pedon tanah memiliki warna coklat dan tekstur bervariasi antara lempung dan liat. Sifat-sifat tanah menunjukkan telah terbentuk horison kambik namun belum horison argilik. Kedua pedon diklasifikasikan sebagai Typic Eutrudept dan
Banana is one of the export commodities important, but most
farmers were cultivated as a side commodity only. The objective of the study was to evaluate the land suitability for banana development and its limiting factors. This study was done with four stages, i.e: data collection, laboratory analysis, data compilation, and data interpretation. Land suitability analysis using matching approach and tools of geographical information system (GIS) software. Determining of land suitability classes using FAO (1976) framework of land evaluation. The result shown that land suitability for banana was classified as suitable (N) widely of 204,696.99 ha, and widely of 13,999.53 ha of not suitable (N). The limiting factors for banana development were erosion hazard, water and oxygen availability, and roots condition.
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...NurdinUng
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang kombinasi teknik konservasi tanah yang dapat menekan erosi tanah dan meningkatkan hasil jagung di lahan kering. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor utama yaitu kontur dan strip. Hasil penelitian menunjukkan penanaman menurut kontur meningkatkan hasil jagung tetapi meningkatkan erosi tanah, sedangkan strip cropping menurangi erosi tanah meski menurunk
Andrew hidayat 91387-id-evaluasi-kesesuaian-tambak-garam-ditinjaAndrew Hidayat
(1) Penelitian ini mengevaluasi kesesuaian lahan tambak garam di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah berdasarkan aspek fisik tanah seperti permeabilitas, bentuk lahan, jenis tanah, dan kondisi iklim. (2) Hasilnya menunjukkan bahwa lahan tambak garam di daerah tersebut memiliki kelas kesesuaian sangat sesuai untuk pertambakan garam karena memenuhi kriteria seperti permeabilitas
Teks tersebut memberikan informasi mengenai penilaian kelas kesesuaian lahan untuk pengembangan jagung di kebun percobaan Dulamayo, Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode evaluasi lahan dan pendekatan parametrik dengan indeks akar kuadrat untuk menentukan kelas kesesuaian. Hasilnya menunjukkan bahwa lahan kebanyakan layak digunakan untuk jagung lokal tanpa pupuk dan dengan pupuk nasional, sedangkan untuk jagung ungg
Buku ini membahas berbagai metode dan tahapan dalam penetapan sifat-sifat fisik tanah, mulai dari pengambilan contoh tanah hingga analisis di laboratorium. Bab ini menjelaskan bahwa pengambilan contoh tanah yang representatif dan sesuai prosedur merupakan tahap penting untuk mendapatkan hasil analisis sifat fisik tanah yang akurat. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan meliputi tujuan pengamb
Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...Muhammad Yusran saputra
Penelitian ini mengevaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman tebu di Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone. Lahan dikelompokkan menjadi enam unit berdasarkan jenis tanah dan lereng. Analisis menunjukkan bahwa kesesuaian lahan aktual berkisar antara sangat sesuai hingga sesuai marginal, dengan faktor pembatas seperti ketersediaan hara. Namun, kesesuaian lahan potensial dapat ditingkatkan menjadi sangat sesuai
1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan dan kerapatan vegetasi di kawasan pertambangan Rantau Pandan dengan menggunakan citra Landsat tahun 2005, 2010, dan 2020.
2. Data penginderaan jauh diperoleh dari Google Earth dan USGS, kemudian dilakukan pengolahan citra untuk memperoleh peta penggunaan lahan dan kerapatan vegetasi. Analisis dilakukan dengan metode NDVI dan overlay peta.
3.
Analisis kelas kemampuan lahan sebagai penentu kesesuaianjufrikarim
Penelitian ini menganalisis kelas kemampuan lahan dan tingkat kesesuaian penggunaan lahan di Kabupaten Sidoarjo. Analisis dilakukan dengan membandingkan kondisi saat ini dan rencana tata ruang wilayah. Hasilnya menunjukkan peningkatan laju erosi dan penurunan luas lahan yang sesuai digunakan. Hal ini mengindikasikan perkembangan daerah belum memperhatikan kelas kemampuan lahan.
PPT Skripsi Sarjana standar PTN Terbaik di Indonesia by Karinov.co.idWordpress Instant
Berikut contoh presentasi seminar tugas akhir penelitian dengan judul KARAKTERISTIK HIDRODINAMIKA PADA MEDIA TANAM CAMPURAN TANAH DAN KOMPOS SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SERAPAN MINERAL ZINC PADA TANAMAN JAGUNG (Zea Mays L.)
Dokumen tersebut membahas tentang tahapan-tahapan kegiatan pertambangan mulai dari prospeksi, eksplorasi, studi kelayakan, hingga eksploitasi dan penjualan. Juga dibahas mengenai izin pertambangan dan metode-metode yang digunakan dalam kegiatan prospeksi seperti sumur uji, parit uji, serta metode geofisika dan geokimia.
Studi ini menganalisis perubahan penggunaan lahan di sekitar Kali Surabaya antara tahun 1990-1997 dengan menggunakan penginderaan jauh dan SIG. Hasilnya menunjukkan penurunan lahan sawah sebesar 5,72%, peningkatan permukiman 15,16%, dan peningkatan industri 36,67%, yang mempengaruhi kualitas air sungai.
Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012NurdinUng
This study aimed to determine the N, P, and K nutrients uptakes of maize crops in Dutohe of Bone Bolango regency. Te research was carried out in Dutohe Village of Kabila Distric of Bone Bolango regency for about 6 months. The experimental design was following randomized block design that consist of 4 treatments (P+K, N+P, N+K) with 3 replications, so there are 12 plot units. Dosages of each treatment were 160 kg Urea, 54 kg TSP, and 90 kg KCl. The result from the experiment showed that minus one test has not significant effect to N and P uptakes, but has significant effect to K uptake.
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...NurdinUng
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang kombinasi teknik konservasi tanah yang dapat menekan erosi tanah dan meningkatkan hasil jagung di lahan kering. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor utama yaitu kontur dan strip. Hasil penelitian menunjukkan penanaman menurut kontur meningkatkan hasil jagung tetapi meningkatkan erosi tanah, sedangkan strip cropping menurangi erosi tanah meski menurunk
Andrew hidayat 91387-id-evaluasi-kesesuaian-tambak-garam-ditinjaAndrew Hidayat
(1) Penelitian ini mengevaluasi kesesuaian lahan tambak garam di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah berdasarkan aspek fisik tanah seperti permeabilitas, bentuk lahan, jenis tanah, dan kondisi iklim. (2) Hasilnya menunjukkan bahwa lahan tambak garam di daerah tersebut memiliki kelas kesesuaian sangat sesuai untuk pertambakan garam karena memenuhi kriteria seperti permeabilitas
Teks tersebut memberikan informasi mengenai penilaian kelas kesesuaian lahan untuk pengembangan jagung di kebun percobaan Dulamayo, Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode evaluasi lahan dan pendekatan parametrik dengan indeks akar kuadrat untuk menentukan kelas kesesuaian. Hasilnya menunjukkan bahwa lahan kebanyakan layak digunakan untuk jagung lokal tanpa pupuk dan dengan pupuk nasional, sedangkan untuk jagung ungg
Buku ini membahas berbagai metode dan tahapan dalam penetapan sifat-sifat fisik tanah, mulai dari pengambilan contoh tanah hingga analisis di laboratorium. Bab ini menjelaskan bahwa pengambilan contoh tanah yang representatif dan sesuai prosedur merupakan tahap penting untuk mendapatkan hasil analisis sifat fisik tanah yang akurat. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan meliputi tujuan pengamb
Hasil Penelitian Evaluasi lahan di Kecamatan Libureng Kab. Bone Prov. Sulawes...Muhammad Yusran saputra
Penelitian ini mengevaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman tebu di Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone. Lahan dikelompokkan menjadi enam unit berdasarkan jenis tanah dan lereng. Analisis menunjukkan bahwa kesesuaian lahan aktual berkisar antara sangat sesuai hingga sesuai marginal, dengan faktor pembatas seperti ketersediaan hara. Namun, kesesuaian lahan potensial dapat ditingkatkan menjadi sangat sesuai
1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan dan kerapatan vegetasi di kawasan pertambangan Rantau Pandan dengan menggunakan citra Landsat tahun 2005, 2010, dan 2020.
2. Data penginderaan jauh diperoleh dari Google Earth dan USGS, kemudian dilakukan pengolahan citra untuk memperoleh peta penggunaan lahan dan kerapatan vegetasi. Analisis dilakukan dengan metode NDVI dan overlay peta.
3.
Analisis kelas kemampuan lahan sebagai penentu kesesuaianjufrikarim
Penelitian ini menganalisis kelas kemampuan lahan dan tingkat kesesuaian penggunaan lahan di Kabupaten Sidoarjo. Analisis dilakukan dengan membandingkan kondisi saat ini dan rencana tata ruang wilayah. Hasilnya menunjukkan peningkatan laju erosi dan penurunan luas lahan yang sesuai digunakan. Hal ini mengindikasikan perkembangan daerah belum memperhatikan kelas kemampuan lahan.
PPT Skripsi Sarjana standar PTN Terbaik di Indonesia by Karinov.co.idWordpress Instant
Berikut contoh presentasi seminar tugas akhir penelitian dengan judul KARAKTERISTIK HIDRODINAMIKA PADA MEDIA TANAM CAMPURAN TANAH DAN KOMPOS SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SERAPAN MINERAL ZINC PADA TANAMAN JAGUNG (Zea Mays L.)
Dokumen tersebut membahas tentang tahapan-tahapan kegiatan pertambangan mulai dari prospeksi, eksplorasi, studi kelayakan, hingga eksploitasi dan penjualan. Juga dibahas mengenai izin pertambangan dan metode-metode yang digunakan dalam kegiatan prospeksi seperti sumur uji, parit uji, serta metode geofisika dan geokimia.
Studi ini menganalisis perubahan penggunaan lahan di sekitar Kali Surabaya antara tahun 1990-1997 dengan menggunakan penginderaan jauh dan SIG. Hasilnya menunjukkan penurunan lahan sawah sebesar 5,72%, peningkatan permukiman 15,16%, dan peningkatan industri 36,67%, yang mempengaruhi kualitas air sungai.
Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012NurdinUng
This study aimed to determine the N, P, and K nutrients uptakes of maize crops in Dutohe of Bone Bolango regency. Te research was carried out in Dutohe Village of Kabila Distric of Bone Bolango regency for about 6 months. The experimental design was following randomized block design that consist of 4 treatments (P+K, N+P, N+K) with 3 replications, so there are 12 plot units. Dosages of each treatment were 160 kg Urea, 54 kg TSP, and 90 kg KCl. The result from the experiment showed that minus one test has not significant effect to N and P uptakes, but has significant effect to K uptake.
Studi menguji pengaruh pupuk organik cair urine kelinci dan pupuk urea terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Tiga perlakuan pupuk urea dan tiga perlakuan pupuk organik cair urine kelinci dibandingkan dengan kontrol tanpa pupuk. Hasil menunjukkan bahwa pupuk urea memberikan bobot basah tertinggi sawi, sementara pupuk organik cair memberikan bobot basah lebih rendah dari pupuk urea.
1. Penyelidikan struktur dan karakteristik tanah dilakukan untuk merancang pondasi gedung iradiator kapasitas 2 MCi di Puspiptek Serpong.
2. Metode penyelidikan tanah yang digunakan meliputi boring dalam, pengambilan sampel terganggu dan tidak terganggu, uji penetrasi standar, dan sondir.
3. Hasil penyelidikan tiga titik boring menunjukkan kedalaman rata-rata lapisan tanah keras 19,33 m dan daya le
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengujian mutu tanah gunung Desa Lasoso sebagai alternatif bahan timbunan pilihan untuk perkerasan jalan. Pengujian dilakukan di laboratorium untuk mengetahui karakteristik tanah tersebut.
2. Hasil pengujian laboratorium menunjukkan nilai CBR tanah tersebut sebesar 43%, memenuhi spesifikasi sebagai bahan timbunan biasa dan pilihan. Jenis tan
Praktikum ini melatih mahasiswa mengambil dua jenis contoh tanah, yaitu terganggu dan utuh, menggunakan berbagai alat seperti bor tanah dan ring sample. Contoh tanah terganggu diambil dari beberapa titik lalu dicampur, sedangkan contoh tanah utuh diambil secara utuh tanpa mengganggu strukturnya.
Dokumen ini membahas hasil uji tanah lahan sawah menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) oleh Kelompoktani Sido Asri. Uji tanah menunjukkan kadar nitrogen tinggi, sedangkan kadar fosfor rendah. Uji pH tanah mengindikasikan kondisi agak masam, yang disebabkan oleh pemberian pupuk nitrogen berlebihan, lahan sawah yang tergenang air, dan pupuk organik yang belum matang.
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaBBAP takalar
Makalah ini membahas kualitas lahan tambak pasca bencana banjir di Sinjai Timur. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa kondisi tanah secara umum masih layak untuk budidaya udang meskipun beberapa parameter seperti pH tanah, kandungan bahan organik dan fosfat masih perlu ditingkatkan. Kondisi air tambak juga perlu diperbaiki terutama suhu, oksigen terlarut dan bahan organik. Langkah perbaikan seperti pengapuran tanah,
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...NurdinUng
Teks tersebut membahas hasil penelitian pengaruh pemupukan unsur hara Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) terhadap hasil tanaman jagung. Penelitian menggunakan metode uji kurang satu dengan empat perlakuan kombinasi pupuk yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk secara berimbang dan lengkap memberikan pengaruh positif terhadap panjang tongkol dan hasil jagung. Kombinasi pupuk NPK memberikan
Uji coba fly ash formulasi sluri untuk pertanianherdhataagusta
Invensi ini merupakan terobosan teknologi dalam bidang pengelolaan limbah B3 industri terutama limbah pembakaran batubara yang belum termanfaatkan pada bidang pertanian pangan, tanaman kehutanan, tanaman perkebunan dan industri, tanaman hortikultura 10 serta tanaman bioenergi. Teknologi yang digunakan adalah memanfaatkan limbah industri yang berlimpah dengan mengolahnya dengan pemberian asam lemah dan surfaktan untuk memperbaiki sifat tanah serta menambahkan mineral hara makro, mikro serta suplemen yang diperlukan tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat biologi tanah pada lahan hutan dan non-hutan. Ia menjelaskan definisi biologi tanah dan organisme tanah, jenis dan klasifikasi organisme tanah, sumber bahan organik, dan pengaruh bahan organik terhadap sifat biologi tanah. Penelitian dilakukan untuk menganalisis sifat tanah di kebun kopi di Sumatera Utara. Hasilnya menunjukkan adanya variasi ketinggian, su
Dokumen tersebut membahas sifat kimia dan fisik tanah pada areal bekas tambang bauksit di Pulau Bintan, Riau. Penelitian menunjukkan bahwa kesuburan tanah sangat rendah dengan kandungan unsur karbon dan nitrogen yang sangat kecil, sehingga menghambat pertumbuhan tanaman. Unsur hara lain berada pada kisaran normal kecuali untuk karbon dan nitrogen. Tekstur tanah didominasi oleh liat karena pencucian oleh air
Pemupukan merupakan tindakan penting untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemupukan antara lain jenis tanah, iklim, dan jenis tanaman. Analisis tanah dan daun perlu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan hara tanaman. Pemupukan harus dilakukan secara tepat sesuai hasil analisis dan gejala defisiensi.
Tiga lapisan batubara ditemukan di lokasi penelitian, yaitu seam 3 (ketebalan rata-rata 0,44 m dengan kalori 5.456 cal/g), seam 2 (ketebalan rata-rata 3,07 m dengan kalori 5.850 cal/g), dan seam 1 (ketebalan rata-rata 0,97 m dengan kalori 5.521 cal/g). Hanya seam 2 dan seam 1 yang memenuhi kriteria SNI 2011 untuk dihitung cadangan batubaranya, dengan total cadangan terbukti 135.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
1. Prosiding Nasional Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi XIV Tahun 2019 (ReTII)
November 2019, pp. 48~53
ISSN: 1907-5995 48
Prosiding homepage: http://journal.itny.ac.id/index.php/ReTII
Studi Perbandingan Kualitas Tanah Untuk Reklamasi
Berdasarkan Tingkat Kesuburan Tanah Pada Blok 1 Pit 3 & Pit
5 Terhadap Tanah Asli di PT. Soe Makmur Resources
Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara
Timur
Chindy M. S. Funay 1
, Noni Banunaek 2
, Abdul Rauf3
1
Magister Teknik Pertambangan, UPNV Yogyakarta
2
Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Nusa Cendana Kupang
3
Jurusan Teknik Pertambangan, UPNV Yogyakarta
Korespondensi : chindyfunay@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada Blok 1 pit 3 & pit 5 di PT. Soe Makmur Resources, Kabupaten Timor Tengah
Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Permasalahan di lokasi penelitian yaitu tidak ada atau sedikit sekali
tanah pucuk dan juga tidak adanya pengelolaan tanah penutup yang ditimbun pada lubang bekas galian untuk
kegiatan reklamasi. Sehingga dapat berpengaruh pada penurunan tingkat kesuburan tanah. Maka perlu
dilakukan pengujian kesuburan tanah penutup yang ditimbun dengan pengontrol tanah asli menggunakan
metode elektrometri, titrimetri, kjeldahl, volumetri, spektrofotometri dan metode SSA untuk mengetahui
kualitas tanah dan upaya pengelolaan tanah yang akan dilakukan. Dari hasil pengujian diperoleh kadar pH,
C-Organik, N-Total, P-Total, kapasitas tukar kation dan kation-kation basa dapat ditukar K, Ca, Na, Mg pada
pit 3 berturut-turut yaitu 5,69; 0,60 %; 0,072 %; 0,099 %; 22,5 me/100g; 1,25 me/100g; 11,3 me/100g; 4,54
me/100g; 4,39 me/100g. Pada pit 5 berturut-turut yaitu 4,09; 0,30 %; 0,165 %; 0,042 %; 21,8 me/100g; 1,36
me/100g; 11,84 me/100g; 3,26 me/100g; 4,84 me/100g. Sedangkan untuk tanah asli yaitu 6,72; 0,45 %; 0,044
%; 0,048 %; 19,22 me/100g; 1,60 me/100g; 8,50 me/100g; 4,92 me/100g; 3,27 me/100g. Berdasarkan
kriteria penilaian kesuburan tanah, maka material tanah penutup yang ditimbun dan tanah asli masih
tergolong rendah.
Kata kunci: Reklamasi, Kesuburan Tanah.
ABSTRACT
This research was conducted on Block 1 pit 3 & pit 5 at PT. Soe Makmur Resources, South Central Timor,
East Nusa Tenggara Province. The issue in this research is that there is a very small amount or even no top
soil at all at the site and that there are no overburden management in the holes of the past excavation
activities for reclamation. Which could lead to a soil fertility degradation. It is necessary to test the fertility
of the pilled overburden with the controller of bank soil using the method of Electrometry, Titrimetry,
Kjeldahl, Volumetric, Spectrophotometric and AAS to determine soil quality and future land management
attempts. The test results shows pH content, C-Organic, N-Total, P-Total, cation exchange capacity and base
cations exchangeable K, Ca, Na, Mg on pit 3 consecutively 5.69; 0.60%; 0.072%; 0.099%; 22.5 me/100g;
1.25 me/100g; 11.3 me/100g; 4.54 me/100g; 4.39 me/100g. On pit 5 consecutively 4.09; 0.30%; 0.165%;
0.042%; 21.8 me/100g; 1.36 me/100g; 11.84 me/100g; 3.26 me/100g; 4.84 me/100g. Whereas for the bank
soil is 6.72; 0.45%; 0.044%; 0.048%; 19.22 me/100g; 1.60 me/100g; 8.50 me/100g; 4.92 me/100g; 3.27
me/100g. Based on the soil fertility criteria, the pilled overburden materials and bank soil are still
considered low.
Keyword : Reclamation, Soil Fertility.
1. PENDAHULUAN
PT. Soe Makmur Resources merupakan salah satu perusahaan tambang di Kabupaten TTS yang
melaksanakan kegiatan penambangan bijih mangan. Kegiatan penambangan mangan oleh PT. SMR
menggunakan sistem tambang terbuka, sehingga sering menimbulkan lubang-lubang bekas galian. Namun
hal tersebut sudah diatasi dengan kegiatan penimbunan sebagai upaya awal dari kegiatan reklamasi. Adapun
karakteristik dari lapisan tanah penutup di lokasi penelitian yaitu merupakan satuan Komplek Bobonaro (Tb)
yang terdiri dari lempung bersisik dan bongkah-bongkah asing dengan berbagai ukuran. Dalam kegiatan
reklamasi pada bekas pit 3 dan pit 5, ada ketentuan layak atau tidaknya kualitas tanah penutup yang ditimbun.
2. ReTII ISSN: 1907-5995
Studi Perbandingan Kualitas Tanah Untuk Reklamasi (Chindy M. S. Funay)
49
Karena dilihat dari kondisi awal tanah pada zona 2A yang tidak ada atau sedikit sekali tanah pucuk dan juga
tidak adanya pengelolaan tanah, maka dapat berpengaruh pada penurunan tingkat kesuburan tanah. Sehingga
perlu dilakukan pengujian kesuburan tanah untuk material tanah penutup dengan tanah asli di sekitar lokasi
penelitian sebagai pembanding. Beberapa parameter yang diteliti yaitu pH tanah, kapasitas tukar kation,
kandungan unsur hara berupa N-Total, P-Total, C-Organik dan kation-kation basa dapat ditukar K, Ca, Mg
dan Na (Hardjowigeno, S., 1995). Dari hasil penguijan tersebut, dapat diketahui kualitas tanah yang akan
digunakan dalam reklamasi dan upaya pengelolaan tanah.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Metodologi
Penelitian dilaksanakan pada bekas pit 3, pit 5 dan tanah asli di lokasi tambang PT. Soe Makmur
Resources, Desa Supul, Kecamatan Kuatnana, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Data yang diambil pada penelitian ini meliputi data sekunder dan data primer. Data sekunder yang diperlukan
antara lain peta wilayah IUP-OP, peta topografi zona 2A, pit 3, pit 5 dan data curah hujan. Sedangkan data
primer yang diperoleh yaitu sampel tanah yang diambil masing-masing 1 (satu) titik sebanyak 2 kg dengan
kedalaman 0-20 cm. Tanah disimpan dalam plastik sampel untuk dianalisa di laboratorium Kimia
Lingkungan, tekMIRA.
2.2 Materi
Parameter tingkat kesuburan tanah yang dapat diukur yaitu pH tanah, kapasitas tukar kation,
kandungan unsur hara berupa N-Total, P-Total, C-Organik dan kation-kation basa dapat ditukar K, Ca, Mg,
Na (Hardjowigeno, S., 1995).
a. pH Tanah
Diuji menggunakan metode elektrometri berdasarkan pengukuran potensial eletroda indikator dan
pembanding dengan alat pH meter (Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk, hal 3).
b. C-Organik
Diuji menggunakan metode titrimetri yang didasarkan pada prinsip pengukuran volume titran yang
bereaksi dengan analit. Titran merupakan zat yang digunakan untuk mentitrasi, dimana komposisi dan
kosentrasinya sudah diketahui. Sedangkan analit merupakan zat yang akan ditentukannya kadarnya (Suhanda,
2009). Untuk menghitung kadar unsur C-Organik dalam tanah (Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah,
Tanaman, Air dan Pupuk, hal 27), dengan menggunakan rumus:
(1)
c. N-Total
Diuji menggunakan metode kjeldahl yang dibagi dalam tiga tahapan, yaitu destruksi, destilasi dan
titrasi (Sudarmadji, 1989). Untuk menghitung kadar unsur N-Total dalam tanah (Petunjuk Teknis Analisis
Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk, hal 28), dengan menggunakan rumus:
(2)
d. P-Total
Diuji menggunakan metode spektrofotometri yang didasarkan pada besarnya nilai absorbsi suatu zat
terhadap radiasi sinar elektromagnetik. Prinsip kerja spektrofotometri yaitu menggunakan alat
spektrofotometer untuk mengukur nilai absorban suatu sampel (Khopkar 2003). Untuk menghitung kadar
unsur P-Total dalam tanah (Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk, hal 20), dengan
menggunakan rumus:
(3)
e. Kapasitas Tukar Kation
Diuji menggunakan metode volumetri. Prinsip kerjanya yaitu titran (dalam buret) di tambahkan ke
dalam larutan analit (labu erlenmeyer) hingga tercapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen adalah keadaan disaat
terjadinya kesetaraan antara zat yang dititrasi dan zat yang mentitrasi. Titik ekuivalen tercapai dengan
ditandai adanya perubahan warna pada zat indikator (Suhanda, 2009). Untuk menghitung nilai KTK pada
tanah (Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk, hal 26), menggunakan rumus:
(4)
3. ISSN: 1907-5995
ReTII November 2019 : 48 – 53
50
f. Kation-Kation Basa Dapat Ditukar (K, Ca, Na dan Mg)
Diuji menggunakan metode SSA (Spektrofotometri Serapan Atom) digunakan untuk menentukan
kadar suatu unsur dalam senyawa berdasarkan penyerapan cahaya oleh atom dalam keadaan bebas dengan
panjang gelombang tergantung sifat unsurnya (Skooget al., 2000). Untuk menghitung kadar unsur kation-
kation basa dapat ditukar pada tanah (Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk, hal
25), dengan menggunakan rumus:
Kadar unsur (me/100 g) = (5)
2.3 Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah
Kandungan unsur hara dalam tanah sebagai gambaran status kesuburan tanah dapat dilakukan
dengan analisis tanah atau tanaman yang tumbuh pada tanah tersebut (Widya Yuwono, 2007). Kriteria tingkat
kesuburan tanah untuk menilai hasil analisis sifat kimia tanah di laboratorium yang digunakan mengacu pada
kriteria kesuburan tanah dari Hardjowigeno, S., (1995).
Tabel 1 Kriteria Penilaian Kesuburan Tanah.
Sangat
Masam
Masam
Agak
Masam
Netral
Agak
Alkalis
Alkalis
pH < 4,5 4,5 - 5,5 5,6- 6,5 6,6-7,5 7,6-8,5 > 8,5
3. HASIL DAN ANALISIS
3.1 Kondisi Material Tanah Penutup Di Bekas Pit 3 & Pit 5
Berdasarkan hasil uji laboratorium pada Tabel 2 terhadap sampel tanah dengan mengacu pada
kriteria penilaian tingkat kesuburan tanah (Lihat Tabel 1), maka dapat dianalisa sebagai berikut:
Tabel 2 Hasil Analisa Sampel Timbunan Tanah Penutup dan Tanah Asli.
No. Parameter Satuan
Hasil Analisis
Pit 5 Pit 3 Tanah Asli
1. pH - 4,09 5,69 6,72
2. C-Organik % 0,30 0,60 0,45
3. N-Total % 0,165 0,072 0,044
4. P-Total % 0,042 0,099 0,048
5. KTK me/100g 21,88 22,5 19,22
6. K-dd me/100g 1,36 1,25 1,60
7. Ca-dd me/100g 11,84 11,3 8,50
8. Na-dd me/100g 3,26 4,54 4,92
9. Mg-dd me/100g 4,84 4,39 3,27
a. pH Tanah
Berdasarkan kriteria pH, maka untuk tanah asli masuk dalam kriteria netral. Sedangkan penimbunan
tanah penutup pada pit 5 termasuk dalam kriteria sangat asam dan penimbunan tanah penutup di pit 3
termasuk dalam kriteria asam. Tingkat keasaman tanah berkaitan erat dengan kelarutan Al dan Fe dalam
tanah. Karena pada tanah yang asam seringkali ditemukan banyaknya ion-ion Al (Sanchez, 1976). Sehingga
rendahnya pH pada tanah penutup di bekas pit 3 dan pit 5 diduga berasal dari material tanah penutup yang
Sifat Tanah
Sangat
Rendah
Rendah Sedang Tinggi
Sangat
tinggi
C -Organik (%) < 1,00 1,00 - 2,00 2,01 - 3,00 3,01 - 5,00 > 5,00
Nitrogen (%) < 0,10 0,10 - 0,20 0,21 - 0,50 0,51 - 0,75 > 0,75
P Bray (%) < 10 10 - 15 16 - 25 26 - 35 > 35
KTK (me/100g) < 5 5 - 16 17 - 24 25 - 40 > 40
Susunan
Kation :
K (me/100g) < 0,1 0,1 - 0,2 0,3 - 0,5 0,6 - 1,0 >1,0
Na (me/100g) < 0,1 0,1 - 0,3 0,4 - 0,7 0,8 - 1,0 >1,0
Ca (me/100g) < 0,2 2 - 5 6 - 10 11 - 20 > 20
Mg (me/100g) < 0,4 0,4 - 1,0 1,1 - 2,0 2,1 - 8,0 > 8,0
4. ReTII ISSN: 1907-5995
Studi Perbandingan Kualitas Tanah Untuk Reklamasi (Chindy M. S. Funay)
51
mengandung lempung limonitan dan berwarna coklat kemerahan. Lempung limonitan banyak mengandung
besi, ketika mineral yang mengandung besi terurai dan bertemu oksigen serta air maka akan menimbulkan
asam. Adanya kandungan besi yang tinggi dalam penimbunan tanah penutup di pit 3 dan pit 5 dapat
menyebabkan tingkat keasaman yang rendah. Sedangkan pH tanah asli tergolong netral karena pada tanah
asli (titik pengambilan sampel tanah asli) berupa lempung abu-abu.
b. C-Organik
Berdasarkan kriteria persentase kadar C-Organik untuk penimbunan tanah penutup pada pit 5, pit 3
dan tanah asli tergolong sangat rendah yaitu < 1. Kandungan bahan organik yang banyak biasanya berwarna
gelap karena akumulasi pelapukan bahan organik berupa daun dan akar tanaman. Lapisan dari bahan organik
yang tebal umumnya akan berada di daerah lembah (Buckman, 1982). Kadar bahan organik tanah
dipengaruhi oleh kedalaman, iklim, topografi dan pengolahan dari tanah tersebut. Tanah yang berwarna
hitam kelam mengandung C-Organik
yang tinggi. Makin cerah warna tanah kandungan C-Organiknya makin rendah (McVay & Rice, 2002).
Rendahnya kadar C-Organik pada tanah asli karena lokasi pengambilan sampel tanah asli berada pada daerah
lereng dan berwarna abu-abu yang merupakan lempung Bobonaro sehingga tidak ada humus atau
pembusukan bahan-bahan organik. Seluruh tanah asli disekitar lokasi penelitian terdapat pada lereng
perbukitan dengan tanah berupa lapukan lempung Bobonaro yang mudah mengalami erosi. Sedangkan pada
penimbunan tanah penutup di pit 3 dan pit 5 bersifat asam dan sedikit sekali mengandung humus atau sisa-
sisa bahan organik.
c. N-Total
Berdasarkan kriteria persentase kadar N-Total untuk penimbunan tanah penutup di pit 5 termasuk
dalam kriteria rendah yaitu rentang 0,1 - 0,2 sedangkan penimbunan tanah penutup pada pit 3 dan tanah asli
tergolong sangat rendah yaitu < 0,1. Nitrogen dalam tanah tidak didapat dari batuan dan mineral, melainkan
dari hasil pelapukan bahan organik, pengikatan mikroorganisme dari N udara, pupuk dan air hujan. Nitrogen
terdapat di dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Dalam siklusnya, nitrogen organik di dalam
tanah mengalami mineralisasi menjadi unsur N. Unsur N mudah hilang oleh pencucian air hujan tetapi dapat
bertambah lagi melalui pemupukan, dapat terikat oleh mineral jenis illit dan ada juga yang hilang atau
bertambah karena pengendapan (Hardjowigeno, 2003). Rendahnya kadar N-Total pada tanah asli karena
tanah pelapukan di permukaan selalu tererosi dan mengendap pada topografi yang rendah sehingga tanah
relatif lebih padat. Sedangkan pada penimbunan tanah penutup di pit 5 diduga berasal dari nitrogen anorganik
yang diakibatkan oleh gemburnya tanah pada pit 5 yang baru ditimbun. Demikian juga di pit 3 yang baru
ditimbun namun lebih lama dibandingkan penimbunan pada pit 5 sehingga N-Total lebih rendah.
d. P-Total
Berdasarkan kriteria kadar P-Total untuk penimbunan tanah penutup pada pit 3, pit 5 dan tanah asli
termasuk dalam kriteria sangat rendah yaitu < 10. Fosfor dalam tanah bersifat immobile atau tidak bergerak
karena P terikat oleh liat dan bahan organik. Fosfor dalam tanah berada dalam bentuk senyawa organik
maupun anorganik. Fosfor anorganik umumnya dijumpai sebagai senyawa Ca, Al dan Fe (Tan, 1991).
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan unsur P dalam tanah yaitu tingkat keasaman tanah, kandungan
bahan organik dan jenis bahan induk tanah (Adisoemarto, 1994). Jika dilihat dari jenis tanah pada lokasi
penelitian dominannya lempung limonitan yang mengandung banyak mineral besi, mengakibatkan unsur besi
dalam tanah teroksidasi dan mengikat unsur P. Sehingga secara keseluruhan kadar P-Total pada penimbunan
tanah penutup di pit 5, pit 3 dan tanah asli tergolong sangat rendah dan belum memenuhi standar kesuburan
tanah.
e. Kapasitas Tukar Kation
Berdasarkan kriteria nilai KTK untuk penimbunan tanah penutup di pit 5, pit 3 dan tanah asli
tergolong dalam kriteria sedang yaitu 17–24 me/100 g. Nilai KTK pada penimbunan tanah penutup di pit 5
dan pit 3 sedikit lebih tinggi dari tanah asli. Hal ini disebabkan oleh tingginya jumlah butir liat pada material
lempung pada penimbunan tanah penutup di pit 5 dan pit 3 dibandingkan tanah asli. Makin tinggi kadar
lempung, maka semakin meningkatkan nilai KTK. Namun, nilai KTK pada ketiga titik masih tergolong
sedang. Sedangkan tanah dengan KTK yang tinggi, akan lebih mampu menyerap dan menyediakan unsur
hara dengan baik. Sekitar setengah dari KTK tanah berasal dari bahan organik (Hakim dkk, 1986). Sehingga
rendahnya kandungan bahan organik tanah pada penimbunan tanah penutup di pit 5, pit 3 dan tanah asli dapat
mempengaruhi nilai KTK.
f. Kation-Kation Basa Dapat Ditukar (K, Ca, Na dan Mg)
Berdasarkan kriteria kadar K-dd untuk penimbunan tanah penutup pada pit 5, pit 3 dan tanah asli
termasuk dalam kriteria sangat tinggi yaitu > 1,0. Sangat tingginya kadar K-dd dipengaruhi oleh batuan induk
pada tanah asli dan lokasi penimbunan tanah penutup di pit 3 dan pit 5 merupakan batuan lempung yang kaya
akan mineral lempung dan unsur K berasal dari mineral lempung. Tetapi sangat tingginya kadar K-dd dapat
menghambat penyerapan kation Mg dan Ca.
5. ISSN: 1907-5995
ReTII November 2019 : 48 – 53
52
Berdasarkan kriteria kadar Ca-dd untuk penimbunan tanah penutup pada pit 5 dan pit 3 termasuk
dalam kriteria tinggi yaitu berada pada rentang 11-20 me/100 g, sedangkan pada tanah asli kadar Ca-dd
tergolong sedang. Tingginya kadar Ca-dd pada lokasi penimbunan tanah penutup di pit 3 dan pit 5 karena
batuan asli pada tanah penutup mengandung perlapisan batu gamping/batuan karbonatan sedangkan tanah
asli merupakan tanah yang berasal dari pelapukan lempung Bobonaro yang mengandung sedikit karbonatan.
Berdasarkan kriteria kadar Na-dd untuk penimbunan tanah penutup pada pit 5, pit 3 dan tanah asli
termasuk dalam kriteria sangat tinggi yaitu > 1,0. Kelebihan kadar Na-dd dapat berpengaruh pada hilangnya
struktur tanah (Mengel dan Kirby, 1982).
Berdasarkan kriteria kadar Mg-dd untuk penimbunan tanah penutup pada pit 5, pit 3 dan tanah asli
tergolong tinggi, yaitu berada pada rentang nilai 2,1-80 me/100 g.
3.2 Upaya Pengelolaan Tanah
Pada Tabel 2, terlihat bahwa pH tanah perlu dinetralkan, kadar C-Organik, P-Total dan N-Total
perlu dinaikkan, kadar Na-dd dan K-dd perlu diturunkan, sedangkan kapasitas tukar kation, Ca-dd dan Mg-dd
tidak perlu diturunkan atau dinaikkan, dengan kondisi tersebut maka perlu dilakukannya suatu upaya
pengelolaan. Sedangkan
tanah asli juga tergolong tidak subur, tetapi rencana reklamasi dilakukan pada bekas pit yang ditimbun
sehingga pembahasan mengenai pengelolaan tanah hanya dilakukan pada penimbunan tanah penutup di pit 3
dan pit 5.
Pengelolaan tanah harus dilakukan setelah penimbunan dianggap penuh atau selesai atau siap untuk
dilakukan revegetasi. Pengelolaan yang dilakukan sebelum revegetasi guna meningkatkan kesuburan tanah
dengan cara menambah kekurangan unsur atau menurunkan kelebihan unsur yang bersifat beracun dan
menetralkan keasaman tanah.
a. pH Tanah
Keasaman tanah pada penimbunan tanah penutup di bekas pit 3 dan pit 5 dapat diatasi dengan cara
pengapuran (memberi kapur) untuk menetralkan H+
. Bahan kapur yang sering digunakan yaitu CaO (kapur
bakar), CaCO3 (kapur kalsit) dan CaMg(CO3)2 (kapur dolomit). Dengan demikian maka setelah selesai
penimbunan tanah penutup dan sebelum dilakukan revegetasi, maka perlu dilakukan pengapuran. Pengapuran
dilakukan sebulan sebelum dilakukan revegetasi dan disebar merata pada permukaan tanah, kemudian kapur
diaduk dengan tanah agar butir-butir kapur dapat masuk kedalam lapisan tanah.
b. C-Organik, N-Total dan P-Total
Untuk meningkatkan kekurangan C-Organik, N-Total dan P-Total dapat dilakukan dengan cara
pemberian bahan organik pada permukaan tanah sebelum dilakukan revegetasi. Bahan organik biasanya
berasal dari pupuk kandang, pupuk hijau dan sisa tanaman Hairah dkk, (2000). Pemberian bahan organik
dalam jangka panjang dapat menurunkan kadar Al, Fe dan Mn (A. Kasno, 2009). Selain itu, penambahan
bahan organik juga berpengaruh dalam peningkatan nilai KTK tanah (Hakim dkk,1986).
c. K-dd
Kelebihan kadar K yang sangat tinggi dalam tanah maka akan bersifat sebagai racun bagi tanaman.
Selain itu, kadar K yang sangat tinggi dalam tanah dapat menjadi penghambat penyerapan kation Mg dan Ca
(Yuwono, 2010). Adanya pengapuran dapat mengatasi kelebihan K-dd yang sangat tinggi. Namun
pengapuran yang dilakukan harus seimbang, karena adanya interaksi ketiga unsur yang saling berlawanan
terutama K dengan Ca dan Mg (Erwin Prastowo, 2013). Dengan demikian pengapuran yang dilakukan secara
sesuai dapat menurunkan kadar K-dd.
d. Na-dd
Upaya pengelolaan yang dilakukan untuk menurunkan kadar Na-dd yaitu dengan pemberian gipsum
pada tanah yang akan direvegetasi. Gipsum digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah yang mengandung
banyak lempung dan mengurangi pembentukan kerak tanah (crusting) pada tanah padat (Permenhut No 4
Tahun 2011). Gipsum (CaSO4) dapat menggantikan ion Na+
dalam tanah dengan Ca2+
. Ca2+
mudah larut,
tidak akan mempengaruhi pH dan bersama air dapat menurunkan Na+
(Tan, 1995). Cara pemberian gipsum
yaitu tepung gipsum halus ditebarkan pada permukaan tanah setelah selesai pengapuran dan diaduk secara
merata. Setelah pengapuran dan pemberian gipsum sebaiknya tanah langsung dialiri air, khususnya jika hal
tersebut dilakukan pada musim kemarau.
Untuk itu, maka penulis menganjurkan sebelum dilakukan penanaman. Sebaiknya dilakukan
pengapuran dan penambahan gipsum dengan cara mencampur material tanah penutup dengan kapur dan
gipsum kemudian ditabur secara merata pada permukaan lahan setebal kedalaman akar rencana vegetasi yang
akan ditanam. Setelah itu diatas tanah yang telah dicampur dengan kapur dan gipsum, diberikan lapisan tanah
humus yang berwarna hitam dan dicampur dengan pupuk kandang atau pupuk hijau atau sisa tanaman.
6. ReTII ISSN: 1907-5995
Studi Perbandingan Kualitas Tanah Untuk Reklamasi (Chindy M. S. Funay)
53
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat kesuburan tanah pada material tanah penutup yang
ditimbun di bekas pit 5 dan pit 3 dan upaya pengelolaan untuk reklamasi maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Material tanah penutup pada bekas pit 3 dan pit 5 memiliki status tingkat kesuburan tanah yang masih
tergolong rendah dan belum dapat digunakan untuk reklamasi. Tanah asli juga memiliki status tingkat
kesuburan tanah yang tergolong rendah.
2. Pengelolaan tanah dapat dilakukan pada penimbunan tanah penutup di pit 3 dan pit 5 yaitu kapur dan
gipsum dicampur bersamaan dengan material tanah penutup, ditabur di permukaan secara merata dan
setebal kedalaman akar rencana vegetasi yang akan ditanam. Kemudian untuk menaikkan kadar C-
Organik, N-Total dan P-Total maka diatas tanah yang telah dicampur dengan kapur dan gipsum diberikan
lapisan tanah humus yang berwarna hitam yang dicampur dengan pupuk kandang atau pupuk hijau atau
sisa tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adiesoemarto, S. 1994. Kemampuan Melarutkan Fosfat Dari Beberapa Isolat Fungi Pelarut Fosfat. Menara
Perkebunan 61-66.
[2] Buckman, H dan Nyle, C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta : Bhatara Karya Aksara.
[3] Christady Hardiyatmo, Hary. 1999. Mekanika Tanah II. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
[4] Fauzi Ahmad. 2008. “Analisa Kadar Unsur Hara Karbon Organik dan Nitrogen Di Dalam Tanah Perkebunan
Kelapa Sawit Bengkalis Riau”. Departemen Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
[5] Foth, H.D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
[6] Graha, S, Dody. 2012. Komoditi Mangan. Ciracas, Serang.
[7] Hakim, dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
[8] Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
[9] Hardjowigeno., S. 1995. Ilmu Tanah. Jakarta.
[10] Kasno A. 2009. “Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah”. Balai Penelitian Tanah.
[11] Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
[12] Landon J.R. 1984. Booker Tropical Soil Manual. A Handbook For Soil and Agricultural Land Evaluation in The
Tropics and Subtropics. New York.
[13] Madjid, A. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta : Agromedia Pustaka.
[14] McVay, Kent A. & Rice, Charles W. 2002. Soil Organic Carbon and The Global Carbon Cycle. Kansas State
University, Kansas.
[15] Nurahmi, E. 2001. “Mineral Lempung”. Program Studi Kimia, Fakulats Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
[16] PT. LAPI ITB. 2011. Evaluasi Sumberdaya dan Kelayakan Pertambangan Mangan di Daerah IUP Produksi
Mangan PT. Soe Makmur Resources (SMR). Bandung.
[17] Rukaesih Achmad. Dr., M.Si. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
[18] Selian K.R. Aulia. 2008. “Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)”. Departemen Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara. Medan.
[19] Subowo G. 2011. Jurnal Sumberdaya Lahan : Penambangan Sistem Terbuka Ramah Lingkungan dan Upaya
Reklamasi Pasca Tambang Untuk Memperbaiki Kualitas Sumberdaya Lahan dan Hayati Tanah. Vol 5 No 2. Bogor :
Balai Penelitian Tanah.
[20] Sudarmaji, S, dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Penerbit Liberty.
[21] Sulaeman, Eviati. 2009. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Air dan Pupuk. Edisi 2. Bogor : Balai Penelitian
Tanah.
[22] Sutanto Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
[23] Sutedjo, M. M., dan A. G. Kartasapoetra. 1988. Pengantar Ilmu Tanah.
[24] Syekhfani. Ir., MS., Dr., Prof dan Tim. 2012. Modul Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
[25] Tan, K. H. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. UGM Press.
[26] Yuniarsih & Rukmana, R. 1996. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Yogyakarta : Kanisius.