1. Pertambahan penduduk dan kebutuhan pangan meningkatkan produksi bayam 2. Penelitian ini bertujuan mengetahui varietas dan takaran pupuk yang optimal untuk pertumbuhan bayam dalam sistem hidroponik 3. Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat untuk pengembangan budidaya bayam secara berkelanjutan

1. Presentedby
ALI IBRAHIM YUSUF SHIDIQ
143105000001
PRESENTASI PROPOSAL
Pembimbing I
Pembimbing II
: Ir. Rahayu Tedjasarwana, MS
: Ir. Mardiah Laili. MP
PERTUMBUHAN TIGA VARIETAS BAYAM
DALAM MEDIA HIDROPONIK
WICK SYSTEM

2. BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
IDENTIFIKASI
MASALAH
PERUMUSAN
MASALAH
TUJUAN
PENELITIAN
MANFAAT
PENELITIAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
HIPOTESIS

3. BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
IDENTIFIKASI
MASALAH
PERUMUSAN
MASALAH
TUJUAN
PENELITIAN
MANFAAT
PENELITIAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
RANCANGAN
PENELITIAN
PENUTUP
Pertambahan penduduk terus meningkat
yang juga diiringi dengan meningkatnya
kebutuhan pangan termasuk kebutuhan
terhadap sayuran, seperti tanaman
bayam yang tiap tahun produksinya
semakin meningkat
Budidaya hidroponik ini memiliki beberapa
keunggulan atau keuntungan dibanding
penanaman secara konvensional, diantaranya
yaitu menanam tidak bergantung pada musim,
banyaknya variasi penanaman, pengendalian
lebih baik, tanpa media tanah, hasil lebih besar,
hasil lebih seragam, lebih bersih, lebih sedikit
tenaga kerja, hampir tidak ada rumput liar dan
sebagai suatu pengembangan hobi.
1. Jumlah
penduduk
meningkat
2.Kesejahteraan
sosial
3.Keberlanjutan
lingkungan
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
Selain mudah dibudidayakan sayuran ini
juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Penanaman bayam secara intensif dengan
menggunakan sistem hidroponik
mempunyai prospek yang baik
HIPOTESIS

4. B. Identifikasi Masalah
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
IDENTIFIKASI
MASALAH
PERUMUSAN
MASALAH
TUJUAN
PENELITIAN
MANFAAT
PENELITIAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
4
Sempitnya lahan diperkotaan untuk bertani1
2
3
Menanam dengan media tanah cenderung
menggunakan lahan yang luas
Menanam dimedia tanah relatif lama
Masyarakat perkotaan mulai meninggalkan
pertanian
HIPOTESIS

5. BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
IDENTIFIKASI
MASALAH
PERUMUSAN
MASALAH
TUJUAN
PENELITIAN
MANFAAT
PENELITIAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
Hipotesis
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
HIPOTESIS
H 2H 1
Pemberian
berbagai
konsentrasi
pupuk
berpengaruh
nyata terhadap
pertumbuhan
dan produksi
tanaman
bayam.
Untuk
mengetahui
pengaruh
kombinasi
konsentrasi pupuk
yang cocok untuk
tanaman bayam
yang ditanam
dengan wick
system
Pemberian
berbagai
konsentrasi
pupuk, tidak
berpengaruh
nyata terhadap
pertumbuhan dan
produksi tanaman
bayam.
H 0

6. BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
IDENTIFIKASI
MASALAH
PERUMUSAN
MASALAH
TUJUAN
PENELITIAN
MANFAAT
PENELITIAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
Perumusan Masalah
HIPOTESIS
Dari tiga varietas
bayam yang diteliti,
varietas mana yang
paling berpengaruh
pada takaran
pemberian EC?
Pada konsentrasi
berapa EC yang
diberikan pada
tanaman bayam yang
dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan
hasil tanaman yang
baik ?
Tanaman bayam merupakan salah satu jenis tanaman sayuran
yang mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Tanaman
ini dapat menjadi produk yang lebih bermutu dengan
budidaya secara hidroponik, yaitu dengan pemberian pupuk
yang tepat. Untuk Permasalahan selanjutnya, ialah

7. BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
IDENTIFIKASI
MASALAH
PERUMUSAN
MASALAH
TUJUAN
PENELITIAN
MANFAAT
PENELITIAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
Tujuan Penelitian
HIPOTESIS
Untuk mengetahui Interaksi antara macam
Varietas tanam dengan Takaran EC yang
tepat
Untuk mengetahui pengaruh Takaran EC
Untuk mengetahui Varietas terbaik
pada sistem hidroponik Wick Sistem
1.
2.
3.

8. G. Manfaat Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
IDENTIFIKASI
MASALAH
PERUMUSAN
MASALAH
TUJUAN
PENELITIAN
MANFAAT
PENELITIAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
Sebagai wahana
menambahpengetahuan dan pengalaman
dalambidang pendidikan, khasanah
bacaan sekaligus sebagai bahan
kajian bagi penelitian selanjutnya
1. Untuk Peneliti
2. Untuk Dosen
3. Untuk Mahasiswa
4. Untuk Fakultas
Pertanian
Manfaat
Teoretis
Manfaat
Prakis
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
Manfaat Penelitian
HIPOTESIS

9. BAB II
KAJIAN PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK JENIS-JENIS
HIDROPONIK
HIDROPONIK
WICK SISTEM

10. KLASIFIKASI
TANAMAN
BAYAM
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
Bayam merupakan
tanaman sayuran yang
dikenal dengan nama
ilmiah Amaranthussp.
Kata amaranth dalam
bahasa yunani berarti
abadi.
Bayam mengandung
karbohidrat vitamin A,
protein, vitamin C, dan
kalsium. Selain itu, bayam
juga mengandung
pigmen warna antosianin
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK
WICK SISTEM
JENIS-JENIS
HIDROPONIK
HIDROPONIK

11. Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Sub Divisi : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliophyta
Sub Classis : Caryophyllidae
Famili : Amaranthacea
Genus : Amaranthus
Species : Amaranthus L. ( Amaranthus sp.)
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
Klasifikasi Bayam
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK
WICK SISTEM
JENIS-JENIS
HIDROPONIK
HIDROPONIK

12. BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
Morfologi Bayam
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK
WICK SISTEM
JENIS-JENIS
HIDROPONIK
HIDROPONIK
Akar
Batang
Bunga
Daun
Biji

13. BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK
Apa itu hidroponik
Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata Yunani
hydro yang berarti air
ponos yang artinya daya atau kerja.
Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau
budidaya tanaman tanpa tanah.
HIDROPONIK
WICK SISTEM
JENIS-JENIS
HIDROPONIK

14. BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK
Kenapa hidroponik ?
HIDROPONIK
WICK SISTEM
JENIS-JENIS
HIDROPONIK

15. BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK
Tanaman yang dapat dibudidayakan
HIDROPONIK
WICK SISTEM
JENIS-JENIS
HIDROPONIK

16. BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK
Peluang pasar produk Hidroponik
HIDROPONIK
WICK SISTEM
JENIS-JENIS
HIDROPONIK

17. BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK JENIS-JENIS
HIDROPONIK
Jenis-jenis Hidroponik
HIDROPONIK
WICK SISTEM
1
6
4
3
2
Ebb & Flow
(Pasang Surut)
Floating
(Rakit Apung)
Wick Sistem
(Sistem Sumbu)
Drips irigation
(Irigasi Tetes)
Aeroponic
5Nutrient Film
Teknik (NFT)

18. D. Hipotesis Tindakan
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK JENIS-JENIS
HIDROPONIK
Wick System (Sistem Sumbu)
HIDROPONIK
WICK SISTEM

19. D. Hipotesis Tindakan
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK JENIS-JENIS
HIDROPONIK
Ebb and Flow (Pasang Surut)
HIDROPONIK
WICK SISTEM

20. D. Hipotesis Tindakan
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK JENIS-JENIS
HIDROPONIK
Floating (Rakit Apung)
HIDROPONIK
WICK SISTEM

21. D. Hipotesis Tindakan
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK JENIS-JENIS
HIDROPONIK
Aeroponics
HIDROPONIK
WICK SISTEM

22. D. Hipotesis Tindakan
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK JENIS-JENIS
HIDROPONIK
Nutrient Film Technique (NFT)
HIDROPONIK
WICK SISTEM

23. D. Hipotesis Tindakan
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK JENIS-JENIS
HIDROPONIK
Drips Irrigation (Irigasi tetes)
HIDROPONIK
WICK SISTEM

24. I
D. Hipotesis Tindakan
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK JENIS-JENIS
HIDROPONIK
HIDROPONIK
WICK SISTEM
Menanam dengan
sistem sumbu adalah
pilihan yang paling
sederhana karena
pada prinsipnya hanya
membutuhkan sumbu
yang menghubungkan
antara nutrisi ke
media tanam dengan
memanfaatkan prinsip
daya kapilaritas.
Wick System (Sistem Sumbu)

25. I
D. Hipotesis Tindakan
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK JENIS-JENIS
HIDROPONIK
HIDROPONIK
WICK SISTEM
Sumbu bisa dari sumbu
kompor, kain bekas
atau kain flannel yang
dipotong memanjang.
Dengan sumbu yang
dipasang didasar pot
(netpot) nutrisi akan
meresap sampai ke
bagian akar tanaman
dan akarpun akan dapat
tumbuh hingga
mencapai nutrisi.
Wick System (Sistem Sumbu)

26. I
D. Hipotesis Tindakan
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAYAM KLASIFIKASI
BAYAM
MORFOLOGI
BAYAM
HIDROPONIK JENIS-JENIS
HIDROPONIK
HIDROPONIK
WICK SISTEM
Wick System (Sistem Sumbu)

27. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
WAKTU DAN
TEMPAT
PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN RANCANGAN
PENELITIAN
DENAH
RANCANGAN
VARIABEL
PENGAMATAN
PELAKSANAAN
PENELITIAN

28. BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan di
Balai Penyuluhan
Pertanian Jakarta
Utara,
Kp Malaka, Cilincing
Jakarta Utara terletak
pada ketinggian 5 mdpl
pada suhu 27°C dengan
pH larutan nutrisi
antara 7-8
Pelaksanaan
penelitian
dilaksanakan pada
Pertengahan Bulan
Februari 2018
sampai dengan
Bulan April 2018
TempatWaktu
WAKTU DAN
TEMPAT
PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN RANCANGAN
PENELITIAN
DENAH
RANCANGAN
VARIABEL
PENGAMATAN
PELAKSANAAN
PENELITIAN

29. BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan pada
penelitian ini antara lain : benih
Amaranthus tricolor L., Pupuk AB
Mix.
Alat yang digunakan adalah Bak
hidroponik 15 x 10 cm dengan tinggi
10 7 cm, net pot, penggaris, rok
wool, timbangan digital, cutter,
kamera, alat tulis, kertas, gelas ukur,
EC meter, pH meter
Alat Bahan
WAKTU DAN
TEMPAT
PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN RANCANGAN
PENELITIAN
DENAH
RANCANGAN
VARIABEL
PENGAMATAN
PELAKSANAAN
PENELITIAN

30. BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) Dengan Tiga Varietas
Bayam, Satu kelompok sama dengan satu
toples / baki yang berisi 6 lubang tanam,
dimana lubang tanam terdiri dari 3-4 benih,
Jumlah Toples berjumlah 27 Buah
WAKTU DAN
TEMPAT
PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN RANCANGAN
PENELITIAN
DENAH
RANCANGAN
VARIABEL
PENGAMATAN
PELAKSANAAN
PENELITIAN

31. BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Rancangan Penelitian
WAKTU DAN
TEMPAT
PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN RANCANGAN
PENELITIAN
DENAH
RANCANGAN
VARIABEL
PENGAMATAN
PELAKSANAAN
PENELITIAN

32. BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Rancangan Penelitian
WAKTU DAN
TEMPAT
PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN RANCANGAN
PENELITIAN
DENAH
RANCANGAN
VARIABEL
PENGAMATAN
PELAKSANAAN
PENELITIAN

33. BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Denah Rancangan
WAKTU DAN
TEMPAT
PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN RANCANGAN
PENELITIAN
DENAH
RANCANGAN
VARIABEL
PENGAMATAN
PELAKSANAAN
PENELITIAN

34. BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
WAKTU DAN
TEMPAT
PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN RANCANGAN
PENELITIAN
DENAH
RANCANGAN
VARIABEL
PENGAMATAN
Pelaksanaan Penelitian
PELAKSANAAN
PENELITIAN
4
PENYEMAIAN1
2
3
5
PENYIAPAN MEDIA
PENANAMAN
PENYULAMAN
PEMELIHARAAN

35. BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
WAKTU DAN
TEMPAT
PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN RANCANGAN
PENELITIAN
DENAH
RANCANGAN
VARIABEL
PENGAMATAN
PELAKSANAAN
PENELITIAN
Variabel Pengamatan
Tinggi Tanaman
Jumlah Daun
Berat segar tajuk
perkelompok
Panjang Daun
Pertumbuhan Tanaman

36. SEKIAN
TERIMA KASIH
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
PENUTUP
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
alitongto