SlideShare a Scribd company logo
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE
DALAM PEMBELAJARAN MENEMUKAN KALIMAT SIMPLEKS DAN
KALIMAT KOMPLEKS PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 01
KENDAL
Oleh: Dwi Umi Safitri F. A
Mahasiswa PBSI FPBS IKIP PGRI Semarang
E-Mail: safitri.dwiumi@yahoo.com

Abstrak
Abstrack
PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum KTSP yang
sebelumnya sudah diterapkan pada dunia pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini
mulai diterapkan disekolah-sekolah percontohan pada tahun ajaran 2013. Kurikulum
2013 menekankan pada keseimbangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sebagai
bagian dari Kurikulum 2013 yang menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan, kemampuan berbahasa yang dituntut tersebut
dibentuk melalui pembelajaran berkelanjutan: dimulai dengan meningkatkan
pengetahuan tentang jenis, kaidah dan konteks suatu teks, dilanjutkan dengan
keterampilan menyajikan suatu teks tulis dan lisan baik terencana maupun spontan,
dan bermuara pada pembentukan sikap kesantunan dan kejelian berbahasa serta sikap
penghargaan terhadap Bahasa Indonesia sebagai warisan budaya bangsa.
Selain itu, Kurikulum 2013 menggunakan konsep berbasis teks dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia dengan menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang
sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan, (2) penggunaan
bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan
makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat
dilepaskan dari konteks karena bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap,
nilai, dan ideologi penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan
berpikir manusia. Sehubungan dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa setiap teks
memiliki struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Sementara itu, struktur teks
merupakan cerminan struktur berpikir. Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang
dikuasai siswa, makin banyak pula struktur berpikir yang dapat digunakannya dalam
kehidupan sosial dan akademiknya. Hanya dengan cara itu, siswa kemudian dapat
mengonstruksi ilmu pengetahuannya melalui kemampuan mengobservasi, mempertanyakan,
mengasosiasikan, menganalisis, dan menyajikan hasil analisis secara memadai.

Teks dapat diperinci ke dalam berbagai jenis, seperti deskripsi, penceritaan
(recount), prosedur, laporan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat, iklan, catatan harian,
negosiasi, pantun, dongeng, anekdot, dan fiksi sejarah. Semua jenis teks itu dapat
dikelompokkan ke dalam teks cerita, teks faktual, dan teks tanggapan. Dua kelompok yang
disebut terakhir itu merupakan teks nonsastra yang masing-masing dapat dibagi lebih lanjut
menjadi teks laporan dan teks prosedural serta teks transaksional dan teks ekspositori.
Sementara itu, teks cerita merupakan jenis teks sastra yang dapat diperinci menjadi teks cerita
naratif dan teks cerita nonnaratif. Sesuai dengan Kurikulum 2013, buku siswa kelas X
memuat lima pelajaran yang terdiri atas dua jenis teks faktual, yaitu laporan hasil observasi
dan prosedur kompleks; dua jenis teks tanggapan, yaitu teks negosiasi dan teks eksposisi; dan
satu jenis teks cerita, yaitu teks anekdot.

Jenis-jenis teks tersebut dapat dibedakan atas dasar tujuan (yang tidak lain
adalah fungsi sosial teks), struktur teks (tata organisasi), dan ciri-ciri kebahasaan teksteks tersebut. Sesuai dengan prinsip tersebut, teks yang berbeda tentu memiliki fungsi
yang berbeda, struktur teks yang berbeda, dan ciri-ciri kebahasaan yang berbeda.
Dengan demikian, pembelajaran bahasa berbasis teks merupakan pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk menguasai dan menggunakan jenis-jenis teks tersebut di
masyarakat.
Berkaitan dengan jenis-jenis teks diatas, pada pemebelajaran 1 yaitu Gemar
Meneroka Alam Semesta khususnya mengenai Teks Laporan Hasil Observasi
terdapat materi mengenai kalimat simpleks dan kompleks. Pembelajaran itu sesuai
dengan KD. 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi,
prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan dan KD. 4.1
Menginterpretasi makna teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
dan negosiasi baik secara lisan maupun tulisan. Kalimat simpleks adalah kalimat
yang hanya terdiri dari satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau
keadaan. Sedangkan kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri dari dua verba
utama atau lebih yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan.
Saat proses pembelajaran, banyak siswa yang belum mampu memahami
materi tersebut. Hal itu karena ada beberapa siswa yang tidak konsentrasi, bermain
dengan teman sebangku, tidak adanya minat, dan pembelajaran yang membosankan.
Pemilihan model atau metode pembelajaran yang kurang tepat dapat membuat proses
pembelajaran tidak sesuai dengan tujuan. Untuk itu, pemilihan model atau metode
yang sesuai dengan materi sangat diperlukan agar pembelajaran berjalan dengan
menarik dan tidak bosan.
Penggunaan model pembelajaran Examples Non Examples merupakan suatu
alternative dan dirasa sangat tepat untuk melengkapi dan meningkatkan pemahaman
siswa. Model pembelajaran Examples Non Examples adalah salah satu pendekatan
group investigation dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil akademik.
Tipe pembelajaran ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap model pembelajaran
kelas tradisional dan menghendaki siswa saling membantu dalam kelompok kecil dan
lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada invidu. (Muslimin Ibrahin,
2000:3)
Pembelajaran Examples Non Examples adalah salah satu contoh pembelajaran
yang menggunakan media. Menurut Suyatno (2009:73), Examples Non Examples
merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram atau table
sesuai materi ajar dan tujuannya. Sajian gambar ditempel atau memakai OHP, dengan
petunjuk guru siswa mencermati gambar, lalu diskusi kelompok tentang sajian
gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan
refleksi. Selanjutnya, Slavin dan Chitimah (2007:1) dijelaskan bahwa Examples Non
Examples adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh. Contohcontoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan kompetensi
dasar.
Penggunaan model

pembelajaran Examples Non Examples dalam

pembelajaran menemukan kalimat simpleks dan kalimat kompleks diharapkan dapat
membuat siswa lebih paham mengenai materi yang diajarkan. Selain itu, adanya
penggunaan model ini mampu mengoptimalkan pembelajaran sehingga sesuai dengan
tujuannya.
Tujuan penelitian ini yaitu (1) mendeskripsikan kondisi pembelajaran yang
terjadi, (2) mendeskripsikan model pembelajaran Examples Non Examples, (3)
mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran Examples Non Examples dalam
pembelajaran menemukan kalimat simpleks dan kalimat kompleks, dan (4)
menghasilkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif dengan menggunakan
model pembelajaran Examples Non Examples.
LANDASAN TEORI
Kalimat adalah suatu bentuk linguistic, yang tidak termasuk ke dalam suatu
bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal (Bloomfield,
1995). Di sisi lain, Lado (1968) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil
dari ekspresi lengkap. Pendapat lado dipertegas lagi oleh Sutan Takdir Alisyahbana
(1978) yang mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bentuk bahasa yang terkecil,
yang mengucapkan suatu pikiran yang lengkap. Sementara ituy, Ramlan (1996)
mengatakan bahwa kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda
panjang yang disertai nada akhir turun naik.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat
adalah satuan gramatikal atau satuan bahasa terkecil yang berupa klausa atau
rangkaian kata, yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.
Menurut kompleksitasnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat simpleks dan kalimat
kompleks.
Kalimat simpleks ialah kalimat yang hanya terdiri atas satu struktur dengan satu
verba utama, seperti terlihat pada contoh (a) dan (b), sedangkan kalimat kompleks
adalah kalimat yang terdiri atas dua struktur atau lebih dengan dua verba atau lebih,
seperti terlihat pada contoh (c) dan (d).
(a) Tumbuh-tumbuhan tergolong ke dalam makhluk hidup.
(b) Tumbuh-tumbuhan [[yang ditanam di kebun itu]] tergolong ke dalam
makhluk hidup.
(c) Yang pertama sering disebut makhluk hidup dan yang kedua disebut makhluk
mati.
(d) Tanaman kacang itu akan tumbuh subur apabila petaninya rajin
menyiramnya.
Seperti yang terlihat pada contoh (a) dan (b), verba utama itu adalah
tergolong. Verba ditanam, yang terletak pada bagian yang diletakkan di dalam tanda
[[ ... ]], bukan verba utama. Pada dasarnya, bagian yang diletakkan di dalam tanda
[[ ... ]] dapat dibuang dan hanya merupakan penjelas nomina yang ada di depannya.
Amatilah dengan cermat. Ternyata kalimat kompleks merupakan rangkaian dua
kalimat atau lebih dengan konjungsi sebagai alat perangkainya. Pada contoh (c),
konjungsi yang digunakan adalah dan, sedangkan pada contoh (d), konjungsi yang
digunakan adalah apabila.
1.

Kalimat simpleks: kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang
menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Kalimat simpleks (yang sesungguhnya
sama

dengan

kalimat

tunggal)

hanya

mengandung

satu

struktur:

subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan). Unsur yang diletakkan di dalam kurung
belum tentu ada dalam kalimat. Pada contoh berikut ini yang dimaksud verba utama
adalah menulis. Verba tinggal pada unsur subjek dianggap bukan verba utama. Kalimat
tersebut mempunyai satu struktur, yaitu subjek^predikator^keterangan cara.
Pak guru yang tinggal di rumah dinas itu
subjek
2.

mengajar
predikator

dengan baik.
keterangan cara

Kalimat kompleks: kalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau
keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur.
Struktur yang satu dan struktur yang lain biasanya dihubungkan oleh konjungsi, tetapi
sering pula hubungan itu hanya ditunjukkan oleh tanda koma atau titik koma, bahkan
tidak ditunjukkan oleh tanda baca apa pun. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua jenis,
yaitu kalimat kompleks parataktik dan kalimat kompleks hipotaktik.

a. Kalimat kompleks parataktik: kalimat kompleks yang terdiri atas dua struktur
atau lebih yang dinyatakan dengan hubungan konjungtif sejajar dengan makna,
antara lain dan, tetapi, dan atau. Contoh berikut ini mengandung dua verba utama,
yaitu masing-masing disebut, dalam dua struktur yang dirangkaikan oleh konjungsi
dan. Contoh tersebut mempunyai dua struktur (yang kebetulan sama), yaitu masingmasing subjek^predikator^pelengkap. Struktur 1 dan struktur 2 berhubungan secara
sejajar dengan konjungsi dan.

Struktur 1
Yang pertama
disebut
subjek
predikator
Struktur 2
dan
yang kedua
disebut
kata perangkai: subjek
predikator

makhluk hidup
pelengkap
makhluk mati.
pelengkap

konjungsi

b. Kalimat kompleks hipotaktik: kalimat kompleks yang dapat dinyatakan dengan
hubungan konjungtif tidak sejajar dengan makna, antara lain apabila, jika, karena,
dan ketika. Pada contoh berikut ini, struktur 1 dan struktur 2 dirangkaikan dengan
konjungsi apabila. Kedua struktur itu berhubungan secara tidak sejajar. Struktur 2
menjadi syarat berlangsungnya kejadian pada struktur 1.

Struktur 1
Tanaman kacang itu
subjek
Struktur 2

akan tumbuh
predikator

subur
pelengkap
apabila
kata

petaninya
perangkai: subjek

rajin menyiram
predikator

-nya.
pelengkap

konjungsi

Model pembelajaran Examples Non Examples yaitu suatu model pembelajaran
kooperatif yang menggunakan media gambar atau contoh-contoh untuk menuju
pemahaman yang lebih mengenai materi yang diajarkan. Pembelajaran ini melatih
siswa untuk mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat
penting sebagai bekal siswa dalam kehidupan dimasyarakat kelak. Oleh sebab itu,
sebelum melakukan pembelajaran kooperatif guru perlu membekali siswa dengan
kemampuan berkomunikasi. Adapun kelebihan dari model pembelajaran Examples
Non Examples anatara lain siswa lebih berpikir kritis dalam menganalisis gambar
qatau contoh-contoh yang relevan dengan KD, siswa mengetahui aplikasi dari materi
berupa contoh gambar yang relevan dengan KD, dan siswa diberi kesempatan
mengemukakan pendapatnya mengenai analisis gambar atau contoh-contoh yang
relevan dengan KD. Sedangkan kelemahannya anataralain tidak semua materi dapat
disajikan dalam bentuk gambar dan memerlukan banyak waktu selama proses
pembelajaran.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan peneliti yaitu metode observasi. Menurut
Sutrisno Hadi yang dikutip oleh Sugiyono (2011:203) mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Sedangkan menurut Heru mengatakan bahwa
observasi adalah studi yang sengaja dan dilakukan secara sistematis, terencana,
terarah pada suatu tujuan guna mengamati dan mencakup fenomena satu atau
skelompok orang dalam kompleks kehidupan sehari-hari. Menurut Rahardjo &
Gudnanto (2011:47) menyatakan bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan
(secara inderali) yang direncanakan, sistematis, dan hasilnya dicatat dan dimaknai
(diinterprestasikan) dalam rangka memperoleh pemahaman tentang objek yang
diamati.
Jadi, dapat disimpulakn bahwa observasi atau pengamatan adalah suatu
kegiatan mengamati perilaku siswa secara nampak dan hasilnya di catat serta
diinterpretasikan guna memperoleh pemahaman tentang objek yang diamati.
Peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas X di SMA N 1 Kendal.
Observasi dilakukan saat peneliti mengikuti kegiatan PPL2 di SMA tersebut. Peneliti
melakukan penelitian diempat kelas, antaralain kelas X IPA1, IPA3, IPA5, dan IPS1.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis kegiatan pembelajaran menemukan kalimat simpleks dan kompleks
Saat proses pembelajaran mengenai kalimat simpleks dan kompleks, siswa
mengikuti pembelajaran dengan baik, tetapi ada beberapa siswa yang tidak
konsentrasi selama proses pembelajaran. Ada yang mengobrol dengan teman
sebangku, keluyuran, dan siswa juga merasa bosan dengan materi yang diberikan.
Saat siswa mencari dan membuat contoh antonim dan sinonim kata, verba dan
nomina tidak merasa kesulitan. Siswa mampu membuat dengan benar dan tepat.
Meskipun ada beberapa siswa yang kurang tepat menjawab soal yang diberikan.
Sedangkan saat guru meminta siswa untuk mencari contoh kalimat simpleks
dan kalimat kompleks, siswa merasa kurang memahi mengenai materi tersebut.
Sehingga siswa tidak mampu mengerjakan dengan benar dan tepat. Padahal, guru
sudah menjelaskan materi itu sampai berulang-ulang. Namun, tetap saja siswa merasa
kesulitan dan bahkan mereka merasa bosan dengan pembelajaran tersebut. Saat itu,
guru menjelaskan materi ajar melalui metode ceramah. Bisa saja, penggunaan model,
metode, media, dan teknik yang tidak tepat dapat membuat proses pembelajaran tidak
berjalan sesuai dengan tujuan. Guru dituntut agar mampu memilih dan memakai
model, metode, media, dan teknik yang sesuai dengan materi ajar. Guru perlu
melakukan kombinasi dan variasi mengenai materi yang akan diberikan kepada
siswa.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi saat pembelajaran mencari kalimat simpleks
dan kalimat kompleks anatara lain, (1) siswa bingung membedakan antara kalimat
simpleks dan kalimat kompleks. Sebenarnya, kalimat simpleks dan kalimat kompleks
merupakan perubahan penyebutan dari kalimat tunggal dan kalimat majemuk. (2)
siswa terbolak-balik dalam menentukan kalimat yang termasuk kalimat simpleks dan
kalimat kompleks.
Adanya

fenomena

tersebut,

peneliti

mencoba

menggunakan

model

pembelajaran Examples Non Examples dengan tujuan untuk membuat proses
pembelajaran menjadi menarik dan materi yang diberikan mampu dipahami siswa.
Analisis penggunaan model pembelajaran Examples Non Examples dalam
pembelajaran menemukan kalimat simpleks dan kalimat kompleks
Berdasarkan kondisi kegiatan pembelajaran dalam menemukan kalimat
simpleks dan kalimat kompleks belum maksimal, peneliti menggunakan model
pembelajaran Examples Non Examples agar siswa menjadi lebih paham mengenai
materi yang diajarkan. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Examples Non
Examples, anataralain:
Jadi, saat memberikan materi tersebut guru mempunyai dua contoh teks yang
berbeda dan dijelaskan dengan penuh pemahaman kepada siswa. Dua teks tersebut
yaitu teks laporan dan teks prosedur. Tentunya dua teks tersebut berbeda dari segi
struktur penulisan dan isinya. Sehingga, adanya perbedaan tersebut mempermudah
guru dalam menjelaskan mengenai materi yang diajarkan. Karena dengan adanya
contoh-contoh, siswa lebih mudah memahami mengenai materi yang diberikan guru.
Cara yang digunakan guru yaitu mengambil contoh kalimat simpleks dan
kompleks dalam sebuah teks yang termasuk teks laporan observasi. Kemudian
dijelaskan satu persatu dan diberikan alasan mengapa kalimat itu termasuk kalimat
dan kalimat kompleks. Setelah siswa mampu memahami penjelasan guru, siswa
disuruh untuk mencari kalimat simpleks dan kompleks pada teks tersebut. Kegiatan
tersebut dilakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa
mengenai materi yang diberikan. Selain itu, guru juga ingin mengetahui penggunaan
model pembelajaran Examples Non Examples tepat atau tidak.
Berikut adalah teks laporan MAKHLUK DI BUMI INI yang digunakan guru saat
memberikan materi pembelajaran kalimat simpleks dan kalimat kompleks.

MAKHLUK DI BUMI INI
1. Benda di dunia dapat dikelompokkan atas persamaan dan perbedaannya.
Dengan pengelompokan, benda-benda itu lebih mudah dipelajari.
2. Semua benda di dunia ini dapat diklasifikasi menjadi dua kelompok, yaitu
benda hidup dan benda mati. Yang pertama sering disebut makhluk hidup dan
yang kedua disebut makhluk mati. Benda hidup mempunyai ciri-ciri umum,
seperti bergerak, bernapas, tumbuh, dan mempunyai keturunan. Benda hidup
juga membutuhkan makanan. Benda mati dibedakan dari benda hidup karena
benda mati tidak mempunyai ciri-ciri umum tersebut. Kera, tumbuhtumbuhan, ikan, dan bunga adalah contoh benda hidup. Sementara itu, kaca,
air, plastik, baja, dan oksigen adalah contoh benda mati.
3. Benda hidup dapat dikelompokkan lagi menjadi binatang dan tumbuhtumbuhan. Pengelompokan itu dilakukan karena keduanya berbeda dalam
beberapa hal. Tumbuh-tumbuhan tidak dapat bergerak dari satu tempat ke
tempat lain. Tumbuh-tumbuhan tidak mempunyai otak, jantung, paru-paru,
dan darah, tetapi hidup. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat melakukan
sesuatu yang sangat penting yang tidak dapat dilakukan oleh binatang.
Tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan makanan sendiri, sedangkan binatang
tidak. Rumput, gandum, dan tanaman keras adalah jenis tumbuh-tumbuhan.
Namun, tidak semua tumbuh-tumbuhan mempunyai bunga. Oleh karena itu,
tumbuh-tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tumbuh-tumbuhan berbunga
dan tumbuh-tumbuhan tidak berbunga. Mawar, jagung, dan tanaman buah
mempunyai bunga, tetapi jamur, lumut, dan pakis tidak.
4. Selanjutnya, binatang dapat dibagi menjadi vertebrata dan invertebrata.
Vertebrata bertulang belakang meliputi manusia, burung, anjing, katak, dan
lain-lain, sedangkan invertebrata tidak bertulang belakang meliputi ubur-ubur,
kupu-kupu, dan laba-laba. Terdapat lima kelompok vertebrata, yaitu mamalia,
burung, amfibia, reptilia, dan ikan.
(Diadaptasi dari Learning English through General
Science, 1984: 29)
Hasil analisis penggunaan model pembelajaran Examples Non Examples dalam
pembelajaran menemukan kalimat simpleks dan kalimat kompleks
Model pembelajaran Examples Non Examples yang digunakan untuk
menemukan kalimat simpleks dan kompleks ternyata tepat. Hal itu dibuktikan dengan
hasil jawaban siswa yang benar dan tepat. Siswa tidak merasa kesulitan lagi dalam
menentukan kalimat simpleks dan kompleks. Meskipun ada beberapa siswa yang
kurang tepat menjawab. Tetapi, dengan penggunaan model tersebut pemahaman
siswa menjadi lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang sebelumnya.
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Pembelajaran

mengenai

kalimat

simpleks

dan

kompleks

bukanlah

pembelajaran baru untuk siswa kelas X. Hanya saja, dua kalimat tersebut merupakan
penyebutan lain dari kalimat tunggal dan majemuk. Pemilihan model pembelajaran
Examples Non Examples sudah tepat karena mampu membuat pemahaman siswa
menjadi lebih baik. Siswa tidak merasa kesulitan lagi dalam menemukan kalimat
simpleks dan kompleks.
SARAN
Sebagai calon guru, hendaknya mampu menentukan model, metode, atau
media yang sesuai dengan materi yang akan diberikan. Karena pemilihan yang tidak
tepat dapat membuat hasil belajar yang kurang maksimal. Selain itu, guru harus
mampu menciptakan suasana belajar-mengajar yang menarik dan kreatif. Agar
pembelajaran tidak membosankan dan berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, M.D., dkk. 1984. Model-model Mengajar. Abndung: CV Diponegoro.
Hamdani. 2011. Strategi belajar mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan
Akademik. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
http://www.papantulisku.com/2010/01/model-pembelajaran-examples-non.html

More Related Content

What's hot

review artikel jurnal fisika internasional
review artikel jurnal fisika internasionalreview artikel jurnal fisika internasional
review artikel jurnal fisika internasional
Nora Indrasari
 
Ppt teks anekdot
Ppt teks anekdotPpt teks anekdot
Ppt teks anekdot
Roshina Dini
 
Unsur kebahasaan dalam karya ilmiah
Unsur kebahasaan dalam karya ilmiahUnsur kebahasaan dalam karya ilmiah
Unsur kebahasaan dalam karya ilmiah
Mutiara Anggraini
 
CONTOH RPH 2014
CONTOH RPH 2014CONTOH RPH 2014
CONTOH RPH 2014
fixcom
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
Gilar Bagja
 
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1Norhayati Muhamad
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
Wahyudi Wahyudi
 
Rangkuman buku bahasa indonesia perguruan tinggi BAB 1 " MENGEKSPLORASI TEKS...
Rangkuman buku bahasa indonesia perguruan tinggi BAB 1 " MENGEKSPLORASI  TEKS...Rangkuman buku bahasa indonesia perguruan tinggi BAB 1 " MENGEKSPLORASI  TEKS...
Rangkuman buku bahasa indonesia perguruan tinggi BAB 1 " MENGEKSPLORASI TEKS...
LayyinatulKhoiriyah
 
JENIS-JENIS TEKS DALAM KURUKULUM 2013
JENIS-JENIS TEKS DALAM KURUKULUM  2013JENIS-JENIS TEKS DALAM KURUKULUM  2013
JENIS-JENIS TEKS DALAM KURUKULUM 2013
Phaphy Wahyudhi
 
130418 kd sma-ma-smk-bahasa indonesia-final grand tropic
130418 kd sma-ma-smk-bahasa indonesia-final grand tropic130418 kd sma-ma-smk-bahasa indonesia-final grand tropic
130418 kd sma-ma-smk-bahasa indonesia-final grand tropicdimas hartono
 
Hubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisHubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatis
Muhammad Idris
 
Ragam frasa verba
Ragam frasa verbaRagam frasa verba
Ragam frasa verba
Dita Devi
 
Rpt bm t3 2015
Rpt bm t3 2015Rpt bm t3 2015
Rpt bm t3 2015
Ava Elvira
 
Pragmatik&pembelajaran bahasa
Pragmatik&pembelajaran bahasaPragmatik&pembelajaran bahasa
Pragmatik&pembelajaran bahasaKen Arok
 
Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053
elbadr
 
WACANA PENULISAN; KEUTUHAN WACANA
WACANA PENULISAN; KEUTUHAN WACANAWACANA PENULISAN; KEUTUHAN WACANA
WACANA PENULISAN; KEUTUHAN WACANA
AFIFAH ABIDIN
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
Ade Ria Erianti
 
Penilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranPenilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranMarliena An
 

What's hot (20)

review artikel jurnal fisika internasional
review artikel jurnal fisika internasionalreview artikel jurnal fisika internasional
review artikel jurnal fisika internasional
 
Ppt teks anekdot
Ppt teks anekdotPpt teks anekdot
Ppt teks anekdot
 
Unsur kebahasaan dalam karya ilmiah
Unsur kebahasaan dalam karya ilmiahUnsur kebahasaan dalam karya ilmiah
Unsur kebahasaan dalam karya ilmiah
 
CONTOH RPH 2014
CONTOH RPH 2014CONTOH RPH 2014
CONTOH RPH 2014
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Rangkuman buku bahasa indonesia perguruan tinggi BAB 1 " MENGEKSPLORASI TEKS...
Rangkuman buku bahasa indonesia perguruan tinggi BAB 1 " MENGEKSPLORASI  TEKS...Rangkuman buku bahasa indonesia perguruan tinggi BAB 1 " MENGEKSPLORASI  TEKS...
Rangkuman buku bahasa indonesia perguruan tinggi BAB 1 " MENGEKSPLORASI TEKS...
 
JENIS-JENIS TEKS DALAM KURUKULUM 2013
JENIS-JENIS TEKS DALAM KURUKULUM  2013JENIS-JENIS TEKS DALAM KURUKULUM  2013
JENIS-JENIS TEKS DALAM KURUKULUM 2013
 
130418 kd sma-ma-smk-bahasa indonesia-final grand tropic
130418 kd sma-ma-smk-bahasa indonesia-final grand tropic130418 kd sma-ma-smk-bahasa indonesia-final grand tropic
130418 kd sma-ma-smk-bahasa indonesia-final grand tropic
 
Hasil kerja bm3111
Hasil kerja bm3111Hasil kerja bm3111
Hasil kerja bm3111
 
Hubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisHubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatis
 
Ragam frasa verba
Ragam frasa verbaRagam frasa verba
Ragam frasa verba
 
Rpt bm t3 2015
Rpt bm t3 2015Rpt bm t3 2015
Rpt bm t3 2015
 
Pragmatik&pembelajaran bahasa
Pragmatik&pembelajaran bahasaPragmatik&pembelajaran bahasa
Pragmatik&pembelajaran bahasa
 
Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053
 
Bm cik umar individu
Bm cik umar individuBm cik umar individu
Bm cik umar individu
 
WACANA PENULISAN; KEUTUHAN WACANA
WACANA PENULISAN; KEUTUHAN WACANAWACANA PENULISAN; KEUTUHAN WACANA
WACANA PENULISAN; KEUTUHAN WACANA
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
 
Penilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranPenilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku Pelajaran
 

Similar to Seminar bahasa fitri 2

Bab 1 mengeksplorasi_teks_akademik_dalam_genre_makro[1]
Bab 1 mengeksplorasi_teks_akademik_dalam_genre_makro[1]Bab 1 mengeksplorasi_teks_akademik_dalam_genre_makro[1]
Bab 1 mengeksplorasi_teks_akademik_dalam_genre_makro[1]
Robiatuladawiyah64
 
Artikel PTK
Artikel PTKArtikel PTK
Artikel PTK
Fakhrudin Sujarwo
 
Proposal ptk mgmp 2013
Proposal ptk mgmp 2013Proposal ptk mgmp 2013
Proposal ptk mgmp 2013Hamzah Yuddin
 
RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 KURIKULUM 2013
RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 KURIKULUM 2013RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 KURIKULUM 2013
RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 KURIKULUM 2013
HappyFamily HappyFamily
 
Power point
Power pointPower point
Power point
Delviyanti Kasan
 
Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiahRagam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiah
Fajar Ramadhan
 
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.docx
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.docxPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.docx
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.docx
YahyabinMunajat
 
Penerapan pembelajaran siswa aktif
Penerapan pembelajaran siswa aktifPenerapan pembelajaran siswa aktif
Penerapan pembelajaran siswa aktif
Blog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 
simulasi mengajar pembelajaran terpadu.pdf
simulasi mengajar pembelajaran terpadu.pdfsimulasi mengajar pembelajaran terpadu.pdf
simulasi mengajar pembelajaran terpadu.pdf
HarryRifallHerdiana
 
studi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanastudi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacana
AjengIlla
 
Chapter 11 pathway x peminatan
Chapter 11 pathway x peminatanChapter 11 pathway x peminatan
Chapter 11 pathway x peminatan
eli priyatna laidan
 
Rangkuman Bab 1 Mengeksplorasi Teks Akademik Dalam Genre Makro
Rangkuman Bab 1 Mengeksplorasi Teks Akademik Dalam Genre MakroRangkuman Bab 1 Mengeksplorasi Teks Akademik Dalam Genre Makro
Rangkuman Bab 1 Mengeksplorasi Teks Akademik Dalam Genre Makro
SitiFatimatusJahroh
 
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013
riezouane
 
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUANMAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
Nur Arifaizal Basri
 
Rpp bahas indonesia sma xii bab 2
Rpp bahas indonesia sma xii bab 2Rpp bahas indonesia sma xii bab 2
Rpp bahas indonesia sma xii bab 2
eli priyatna laidan
 
317176093 26-silabus-b-inggris-smp-versi-140216
317176093 26-silabus-b-inggris-smp-versi-140216317176093 26-silabus-b-inggris-smp-versi-140216
317176093 26-silabus-b-inggris-smp-versi-140216
goedel00
 
Alfu Alfaina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Alfu Alfaina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfAlfu Alfaina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Alfu Alfaina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
AlfuAlfaina
 
Silabus B-Inggris Peminatan SMA.docx
Silabus B-Inggris Peminatan SMA.docxSilabus B-Inggris Peminatan SMA.docx
Silabus B-Inggris Peminatan SMA.docx
Tien Agustini mistiawati
 

Similar to Seminar bahasa fitri 2 (20)

Bab 1 mengeksplorasi_teks_akademik_dalam_genre_makro[1]
Bab 1 mengeksplorasi_teks_akademik_dalam_genre_makro[1]Bab 1 mengeksplorasi_teks_akademik_dalam_genre_makro[1]
Bab 1 mengeksplorasi_teks_akademik_dalam_genre_makro[1]
 
Artikel PTK
Artikel PTKArtikel PTK
Artikel PTK
 
Proposal ptk mgmp 2013
Proposal ptk mgmp 2013Proposal ptk mgmp 2013
Proposal ptk mgmp 2013
 
RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 KURIKULUM 2013
RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 KURIKULUM 2013RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 KURIKULUM 2013
RPP BAHASA INGGRIS KELAS 7 KURIKULUM 2013
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiahRagam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiah
 
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.docx
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.docxPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.docx
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.docx
 
Penerapan pembelajaran siswa aktif
Penerapan pembelajaran siswa aktifPenerapan pembelajaran siswa aktif
Penerapan pembelajaran siswa aktif
 
simulasi mengajar pembelajaran terpadu.pdf
simulasi mengajar pembelajaran terpadu.pdfsimulasi mengajar pembelajaran terpadu.pdf
simulasi mengajar pembelajaran terpadu.pdf
 
studi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanastudi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacana
 
Chapter 11 pathway x peminatan
Chapter 11 pathway x peminatanChapter 11 pathway x peminatan
Chapter 11 pathway x peminatan
 
Rangkuman Bab 1 Mengeksplorasi Teks Akademik Dalam Genre Makro
Rangkuman Bab 1 Mengeksplorasi Teks Akademik Dalam Genre MakroRangkuman Bab 1 Mengeksplorasi Teks Akademik Dalam Genre Makro
Rangkuman Bab 1 Mengeksplorasi Teks Akademik Dalam Genre Makro
 
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013
Buku bahasa indonesia_sma_13_maret2013
 
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUANMAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
 
Rpp bahas indonesia sma xii bab 2
Rpp bahas indonesia sma xii bab 2Rpp bahas indonesia sma xii bab 2
Rpp bahas indonesia sma xii bab 2
 
317176093 26-silabus-b-inggris-smp-versi-140216
317176093 26-silabus-b-inggris-smp-versi-140216317176093 26-silabus-b-inggris-smp-versi-140216
317176093 26-silabus-b-inggris-smp-versi-140216
 
Alfu Alfaina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Alfu Alfaina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfAlfu Alfaina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Alfu Alfaina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Silabus B-Inggris Peminatan SMA.docx
Silabus B-Inggris Peminatan SMA.docxSilabus B-Inggris Peminatan SMA.docx
Silabus B-Inggris Peminatan SMA.docx
 
10 bahasa indonesia buku_siswa
10 bahasa indonesia buku_siswa10 bahasa indonesia buku_siswa
10 bahasa indonesia buku_siswa
 
10 bahasa indonesia buku_siswa
10 bahasa indonesia buku_siswa10 bahasa indonesia buku_siswa
10 bahasa indonesia buku_siswa
 

More from Sis Wasis

Ppt pak arisul
Ppt pak arisulPpt pak arisul
Ppt pak arisulSis Wasis
 
Penggunaan homonim bahasa indonesia dalam kalimat
Penggunaan homonim bahasa indonesia dalam kalimatPenggunaan homonim bahasa indonesia dalam kalimat
Penggunaan homonim bahasa indonesia dalam kalimatSis Wasis
 
Ppt maju pak arisul
Ppt maju pak arisulPpt maju pak arisul
Ppt maju pak arisulSis Wasis
 

More from Sis Wasis (6)

Ppt frida
Ppt fridaPpt frida
Ppt frida
 
Ppt immmah
Ppt immmahPpt immmah
Ppt immmah
 
Ppt pak arisul
Ppt pak arisulPpt pak arisul
Ppt pak arisul
 
Penggunaan homonim bahasa indonesia dalam kalimat
Penggunaan homonim bahasa indonesia dalam kalimatPenggunaan homonim bahasa indonesia dalam kalimat
Penggunaan homonim bahasa indonesia dalam kalimat
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Ppt maju pak arisul
Ppt maju pak arisulPpt maju pak arisul
Ppt maju pak arisul
 

Recently uploaded

Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
kusnen59
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
VenyHandayani2
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AdeRinaMuliawati1
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
rusinaharva1
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
zakkimushoffi41
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 

Recently uploaded (20)

Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 

Seminar bahasa fitri 2

  • 1. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE DALAM PEMBELAJARAN MENEMUKAN KALIMAT SIMPLEKS DAN KALIMAT KOMPLEKS PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 01 KENDAL Oleh: Dwi Umi Safitri F. A Mahasiswa PBSI FPBS IKIP PGRI Semarang E-Mail: safitri.dwiumi@yahoo.com Abstrak Abstrack
  • 2. PENDAHULUAN Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum KTSP yang sebelumnya sudah diterapkan pada dunia pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini mulai diterapkan disekolah-sekolah percontohan pada tahun ajaran 2013. Kurikulum 2013 menekankan pada keseimbangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sebagai bagian dari Kurikulum 2013 yang menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, kemampuan berbahasa yang dituntut tersebut dibentuk melalui pembelajaran berkelanjutan: dimulai dengan meningkatkan pengetahuan tentang jenis, kaidah dan konteks suatu teks, dilanjutkan dengan keterampilan menyajikan suatu teks tulis dan lisan baik terencana maupun spontan, dan bermuara pada pembentukan sikap kesantunan dan kejelian berbahasa serta sikap penghargaan terhadap Bahasa Indonesia sebagai warisan budaya bangsa. Selain itu, Kurikulum 2013 menggunakan konsep berbasis teks dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap,
  • 3. nilai, dan ideologi penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia. Sehubungan dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa setiap teks memiliki struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Sementara itu, struktur teks merupakan cerminan struktur berpikir. Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin banyak pula struktur berpikir yang dapat digunakannya dalam kehidupan sosial dan akademiknya. Hanya dengan cara itu, siswa kemudian dapat mengonstruksi ilmu pengetahuannya melalui kemampuan mengobservasi, mempertanyakan, mengasosiasikan, menganalisis, dan menyajikan hasil analisis secara memadai. Teks dapat diperinci ke dalam berbagai jenis, seperti deskripsi, penceritaan (recount), prosedur, laporan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat, iklan, catatan harian, negosiasi, pantun, dongeng, anekdot, dan fiksi sejarah. Semua jenis teks itu dapat dikelompokkan ke dalam teks cerita, teks faktual, dan teks tanggapan. Dua kelompok yang disebut terakhir itu merupakan teks nonsastra yang masing-masing dapat dibagi lebih lanjut menjadi teks laporan dan teks prosedural serta teks transaksional dan teks ekspositori. Sementara itu, teks cerita merupakan jenis teks sastra yang dapat diperinci menjadi teks cerita naratif dan teks cerita nonnaratif. Sesuai dengan Kurikulum 2013, buku siswa kelas X memuat lima pelajaran yang terdiri atas dua jenis teks faktual, yaitu laporan hasil observasi dan prosedur kompleks; dua jenis teks tanggapan, yaitu teks negosiasi dan teks eksposisi; dan satu jenis teks cerita, yaitu teks anekdot. Jenis-jenis teks tersebut dapat dibedakan atas dasar tujuan (yang tidak lain adalah fungsi sosial teks), struktur teks (tata organisasi), dan ciri-ciri kebahasaan teksteks tersebut. Sesuai dengan prinsip tersebut, teks yang berbeda tentu memiliki fungsi yang berbeda, struktur teks yang berbeda, dan ciri-ciri kebahasaan yang berbeda. Dengan demikian, pembelajaran bahasa berbasis teks merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk menguasai dan menggunakan jenis-jenis teks tersebut di masyarakat. Berkaitan dengan jenis-jenis teks diatas, pada pemebelajaran 1 yaitu Gemar Meneroka Alam Semesta khususnya mengenai Teks Laporan Hasil Observasi terdapat materi mengenai kalimat simpleks dan kompleks. Pembelajaran itu sesuai dengan KD. 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi,
  • 4. prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan dan KD. 4.1 Menginterpretasi makna teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik secara lisan maupun tulisan. Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Sedangkan kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri dari dua verba utama atau lebih yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Saat proses pembelajaran, banyak siswa yang belum mampu memahami materi tersebut. Hal itu karena ada beberapa siswa yang tidak konsentrasi, bermain dengan teman sebangku, tidak adanya minat, dan pembelajaran yang membosankan. Pemilihan model atau metode pembelajaran yang kurang tepat dapat membuat proses pembelajaran tidak sesuai dengan tujuan. Untuk itu, pemilihan model atau metode yang sesuai dengan materi sangat diperlukan agar pembelajaran berjalan dengan menarik dan tidak bosan. Penggunaan model pembelajaran Examples Non Examples merupakan suatu alternative dan dirasa sangat tepat untuk melengkapi dan meningkatkan pemahaman siswa. Model pembelajaran Examples Non Examples adalah salah satu pendekatan group investigation dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil akademik. Tipe pembelajaran ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap model pembelajaran kelas tradisional dan menghendaki siswa saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada invidu. (Muslimin Ibrahin, 2000:3) Pembelajaran Examples Non Examples adalah salah satu contoh pembelajaran yang menggunakan media. Menurut Suyatno (2009:73), Examples Non Examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram atau table sesuai materi ajar dan tujuannya. Sajian gambar ditempel atau memakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati gambar, lalu diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan
  • 5. refleksi. Selanjutnya, Slavin dan Chitimah (2007:1) dijelaskan bahwa Examples Non Examples adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh. Contohcontoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan kompetensi dasar. Penggunaan model pembelajaran Examples Non Examples dalam pembelajaran menemukan kalimat simpleks dan kalimat kompleks diharapkan dapat membuat siswa lebih paham mengenai materi yang diajarkan. Selain itu, adanya penggunaan model ini mampu mengoptimalkan pembelajaran sehingga sesuai dengan tujuannya. Tujuan penelitian ini yaitu (1) mendeskripsikan kondisi pembelajaran yang terjadi, (2) mendeskripsikan model pembelajaran Examples Non Examples, (3) mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran Examples Non Examples dalam pembelajaran menemukan kalimat simpleks dan kalimat kompleks, dan (4) menghasilkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples. LANDASAN TEORI Kalimat adalah suatu bentuk linguistic, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal (Bloomfield, 1995). Di sisi lain, Lado (1968) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari ekspresi lengkap. Pendapat lado dipertegas lagi oleh Sutan Takdir Alisyahbana (1978) yang mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bentuk bahasa yang terkecil, yang mengucapkan suatu pikiran yang lengkap. Sementara ituy, Ramlan (1996) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun naik. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan gramatikal atau satuan bahasa terkecil yang berupa klausa atau rangkaian kata, yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.
  • 6. Menurut kompleksitasnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat simpleks dan kalimat kompleks. Kalimat simpleks ialah kalimat yang hanya terdiri atas satu struktur dengan satu verba utama, seperti terlihat pada contoh (a) dan (b), sedangkan kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua struktur atau lebih dengan dua verba atau lebih, seperti terlihat pada contoh (c) dan (d). (a) Tumbuh-tumbuhan tergolong ke dalam makhluk hidup. (b) Tumbuh-tumbuhan [[yang ditanam di kebun itu]] tergolong ke dalam makhluk hidup. (c) Yang pertama sering disebut makhluk hidup dan yang kedua disebut makhluk mati. (d) Tanaman kacang itu akan tumbuh subur apabila petaninya rajin menyiramnya. Seperti yang terlihat pada contoh (a) dan (b), verba utama itu adalah tergolong. Verba ditanam, yang terletak pada bagian yang diletakkan di dalam tanda [[ ... ]], bukan verba utama. Pada dasarnya, bagian yang diletakkan di dalam tanda [[ ... ]] dapat dibuang dan hanya merupakan penjelas nomina yang ada di depannya. Amatilah dengan cermat. Ternyata kalimat kompleks merupakan rangkaian dua kalimat atau lebih dengan konjungsi sebagai alat perangkainya. Pada contoh (c), konjungsi yang digunakan adalah dan, sedangkan pada contoh (d), konjungsi yang digunakan adalah apabila. 1. Kalimat simpleks: kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Kalimat simpleks (yang sesungguhnya sama dengan kalimat tunggal) hanya mengandung satu struktur: subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan). Unsur yang diletakkan di dalam kurung belum tentu ada dalam kalimat. Pada contoh berikut ini yang dimaksud verba utama adalah menulis. Verba tinggal pada unsur subjek dianggap bukan verba utama. Kalimat tersebut mempunyai satu struktur, yaitu subjek^predikator^keterangan cara.
  • 7. Pak guru yang tinggal di rumah dinas itu subjek 2. mengajar predikator dengan baik. keterangan cara Kalimat kompleks: kalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur. Struktur yang satu dan struktur yang lain biasanya dihubungkan oleh konjungsi, tetapi sering pula hubungan itu hanya ditunjukkan oleh tanda koma atau titik koma, bahkan tidak ditunjukkan oleh tanda baca apa pun. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat kompleks parataktik dan kalimat kompleks hipotaktik. a. Kalimat kompleks parataktik: kalimat kompleks yang terdiri atas dua struktur atau lebih yang dinyatakan dengan hubungan konjungtif sejajar dengan makna, antara lain dan, tetapi, dan atau. Contoh berikut ini mengandung dua verba utama, yaitu masing-masing disebut, dalam dua struktur yang dirangkaikan oleh konjungsi dan. Contoh tersebut mempunyai dua struktur (yang kebetulan sama), yaitu masingmasing subjek^predikator^pelengkap. Struktur 1 dan struktur 2 berhubungan secara sejajar dengan konjungsi dan. Struktur 1 Yang pertama disebut subjek predikator Struktur 2 dan yang kedua disebut kata perangkai: subjek predikator makhluk hidup pelengkap makhluk mati. pelengkap konjungsi b. Kalimat kompleks hipotaktik: kalimat kompleks yang dapat dinyatakan dengan hubungan konjungtif tidak sejajar dengan makna, antara lain apabila, jika, karena, dan ketika. Pada contoh berikut ini, struktur 1 dan struktur 2 dirangkaikan dengan konjungsi apabila. Kedua struktur itu berhubungan secara tidak sejajar. Struktur 2 menjadi syarat berlangsungnya kejadian pada struktur 1. Struktur 1 Tanaman kacang itu subjek Struktur 2 akan tumbuh predikator subur pelengkap
  • 8. apabila kata petaninya perangkai: subjek rajin menyiram predikator -nya. pelengkap konjungsi Model pembelajaran Examples Non Examples yaitu suatu model pembelajaran kooperatif yang menggunakan media gambar atau contoh-contoh untuk menuju pemahaman yang lebih mengenai materi yang diajarkan. Pembelajaran ini melatih siswa untuk mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal siswa dalam kehidupan dimasyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan pembelajaran kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi. Adapun kelebihan dari model pembelajaran Examples Non Examples anatara lain siswa lebih berpikir kritis dalam menganalisis gambar qatau contoh-contoh yang relevan dengan KD, siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar yang relevan dengan KD, dan siswa diberi kesempatan mengemukakan pendapatnya mengenai analisis gambar atau contoh-contoh yang relevan dengan KD. Sedangkan kelemahannya anataralain tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar dan memerlukan banyak waktu selama proses pembelajaran. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan peneliti yaitu metode observasi. Menurut Sutrisno Hadi yang dikutip oleh Sugiyono (2011:203) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Sedangkan menurut Heru mengatakan bahwa observasi adalah studi yang sengaja dan dilakukan secara sistematis, terencana, terarah pada suatu tujuan guna mengamati dan mencakup fenomena satu atau skelompok orang dalam kompleks kehidupan sehari-hari. Menurut Rahardjo & Gudnanto (2011:47) menyatakan bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan (secara inderali) yang direncanakan, sistematis, dan hasilnya dicatat dan dimaknai
  • 9. (diinterprestasikan) dalam rangka memperoleh pemahaman tentang objek yang diamati. Jadi, dapat disimpulakn bahwa observasi atau pengamatan adalah suatu kegiatan mengamati perilaku siswa secara nampak dan hasilnya di catat serta diinterpretasikan guna memperoleh pemahaman tentang objek yang diamati. Peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas X di SMA N 1 Kendal. Observasi dilakukan saat peneliti mengikuti kegiatan PPL2 di SMA tersebut. Peneliti melakukan penelitian diempat kelas, antaralain kelas X IPA1, IPA3, IPA5, dan IPS1. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis kegiatan pembelajaran menemukan kalimat simpleks dan kompleks Saat proses pembelajaran mengenai kalimat simpleks dan kompleks, siswa mengikuti pembelajaran dengan baik, tetapi ada beberapa siswa yang tidak konsentrasi selama proses pembelajaran. Ada yang mengobrol dengan teman sebangku, keluyuran, dan siswa juga merasa bosan dengan materi yang diberikan. Saat siswa mencari dan membuat contoh antonim dan sinonim kata, verba dan nomina tidak merasa kesulitan. Siswa mampu membuat dengan benar dan tepat. Meskipun ada beberapa siswa yang kurang tepat menjawab soal yang diberikan. Sedangkan saat guru meminta siswa untuk mencari contoh kalimat simpleks dan kalimat kompleks, siswa merasa kurang memahi mengenai materi tersebut. Sehingga siswa tidak mampu mengerjakan dengan benar dan tepat. Padahal, guru sudah menjelaskan materi itu sampai berulang-ulang. Namun, tetap saja siswa merasa kesulitan dan bahkan mereka merasa bosan dengan pembelajaran tersebut. Saat itu, guru menjelaskan materi ajar melalui metode ceramah. Bisa saja, penggunaan model, metode, media, dan teknik yang tidak tepat dapat membuat proses pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan tujuan. Guru dituntut agar mampu memilih dan memakai model, metode, media, dan teknik yang sesuai dengan materi ajar. Guru perlu
  • 10. melakukan kombinasi dan variasi mengenai materi yang akan diberikan kepada siswa. Kesalahan-kesalahan yang terjadi saat pembelajaran mencari kalimat simpleks dan kalimat kompleks anatara lain, (1) siswa bingung membedakan antara kalimat simpleks dan kalimat kompleks. Sebenarnya, kalimat simpleks dan kalimat kompleks merupakan perubahan penyebutan dari kalimat tunggal dan kalimat majemuk. (2) siswa terbolak-balik dalam menentukan kalimat yang termasuk kalimat simpleks dan kalimat kompleks. Adanya fenomena tersebut, peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dengan tujuan untuk membuat proses pembelajaran menjadi menarik dan materi yang diberikan mampu dipahami siswa. Analisis penggunaan model pembelajaran Examples Non Examples dalam pembelajaran menemukan kalimat simpleks dan kalimat kompleks Berdasarkan kondisi kegiatan pembelajaran dalam menemukan kalimat simpleks dan kalimat kompleks belum maksimal, peneliti menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples agar siswa menjadi lebih paham mengenai materi yang diajarkan. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Examples Non Examples, anataralain: Jadi, saat memberikan materi tersebut guru mempunyai dua contoh teks yang berbeda dan dijelaskan dengan penuh pemahaman kepada siswa. Dua teks tersebut yaitu teks laporan dan teks prosedur. Tentunya dua teks tersebut berbeda dari segi struktur penulisan dan isinya. Sehingga, adanya perbedaan tersebut mempermudah guru dalam menjelaskan mengenai materi yang diajarkan. Karena dengan adanya contoh-contoh, siswa lebih mudah memahami mengenai materi yang diberikan guru. Cara yang digunakan guru yaitu mengambil contoh kalimat simpleks dan kompleks dalam sebuah teks yang termasuk teks laporan observasi. Kemudian dijelaskan satu persatu dan diberikan alasan mengapa kalimat itu termasuk kalimat dan kalimat kompleks. Setelah siswa mampu memahami penjelasan guru, siswa disuruh untuk mencari kalimat simpleks dan kompleks pada teks tersebut. Kegiatan
  • 11. tersebut dilakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa mengenai materi yang diberikan. Selain itu, guru juga ingin mengetahui penggunaan model pembelajaran Examples Non Examples tepat atau tidak. Berikut adalah teks laporan MAKHLUK DI BUMI INI yang digunakan guru saat memberikan materi pembelajaran kalimat simpleks dan kalimat kompleks. MAKHLUK DI BUMI INI 1. Benda di dunia dapat dikelompokkan atas persamaan dan perbedaannya. Dengan pengelompokan, benda-benda itu lebih mudah dipelajari. 2. Semua benda di dunia ini dapat diklasifikasi menjadi dua kelompok, yaitu benda hidup dan benda mati. Yang pertama sering disebut makhluk hidup dan yang kedua disebut makhluk mati. Benda hidup mempunyai ciri-ciri umum, seperti bergerak, bernapas, tumbuh, dan mempunyai keturunan. Benda hidup juga membutuhkan makanan. Benda mati dibedakan dari benda hidup karena benda mati tidak mempunyai ciri-ciri umum tersebut. Kera, tumbuhtumbuhan, ikan, dan bunga adalah contoh benda hidup. Sementara itu, kaca, air, plastik, baja, dan oksigen adalah contoh benda mati. 3. Benda hidup dapat dikelompokkan lagi menjadi binatang dan tumbuhtumbuhan. Pengelompokan itu dilakukan karena keduanya berbeda dalam beberapa hal. Tumbuh-tumbuhan tidak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Tumbuh-tumbuhan tidak mempunyai otak, jantung, paru-paru, dan darah, tetapi hidup. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat melakukan sesuatu yang sangat penting yang tidak dapat dilakukan oleh binatang. Tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan makanan sendiri, sedangkan binatang tidak. Rumput, gandum, dan tanaman keras adalah jenis tumbuh-tumbuhan. Namun, tidak semua tumbuh-tumbuhan mempunyai bunga. Oleh karena itu, tumbuh-tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tumbuh-tumbuhan berbunga dan tumbuh-tumbuhan tidak berbunga. Mawar, jagung, dan tanaman buah mempunyai bunga, tetapi jamur, lumut, dan pakis tidak.
  • 12. 4. Selanjutnya, binatang dapat dibagi menjadi vertebrata dan invertebrata. Vertebrata bertulang belakang meliputi manusia, burung, anjing, katak, dan lain-lain, sedangkan invertebrata tidak bertulang belakang meliputi ubur-ubur, kupu-kupu, dan laba-laba. Terdapat lima kelompok vertebrata, yaitu mamalia, burung, amfibia, reptilia, dan ikan. (Diadaptasi dari Learning English through General Science, 1984: 29) Hasil analisis penggunaan model pembelajaran Examples Non Examples dalam pembelajaran menemukan kalimat simpleks dan kalimat kompleks Model pembelajaran Examples Non Examples yang digunakan untuk menemukan kalimat simpleks dan kompleks ternyata tepat. Hal itu dibuktikan dengan hasil jawaban siswa yang benar dan tepat. Siswa tidak merasa kesulitan lagi dalam menentukan kalimat simpleks dan kompleks. Meskipun ada beberapa siswa yang kurang tepat menjawab. Tetapi, dengan penggunaan model tersebut pemahaman siswa menjadi lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang sebelumnya. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Pembelajaran mengenai kalimat simpleks dan kompleks bukanlah pembelajaran baru untuk siswa kelas X. Hanya saja, dua kalimat tersebut merupakan penyebutan lain dari kalimat tunggal dan majemuk. Pemilihan model pembelajaran Examples Non Examples sudah tepat karena mampu membuat pemahaman siswa menjadi lebih baik. Siswa tidak merasa kesulitan lagi dalam menemukan kalimat simpleks dan kompleks. SARAN Sebagai calon guru, hendaknya mampu menentukan model, metode, atau media yang sesuai dengan materi yang akan diberikan. Karena pemilihan yang tidak
  • 13. tepat dapat membuat hasil belajar yang kurang maksimal. Selain itu, guru harus mampu menciptakan suasana belajar-mengajar yang menarik dan kreatif. Agar pembelajaran tidak membosankan dan berjalan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Dahlan, M.D., dkk. 1984. Model-model Mengajar. Abndung: CV Diponegoro. Hamdani. 2011. Strategi belajar mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. http://www.papantulisku.com/2010/01/model-pembelajaran-examples-non.html