Dokumen tersebut membahas strategi pembelajaran jenis-jenis paragraf yang menyenangkan untuk siswa. Ia menyarankan penggunaan model permainan berantai dimana siswa bekerja secara kelompok untuk membuat paragraf secara bersama-sama, kemudian kelompok lain menebak jenis paragrafnya. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan aktifitas dan kreativitas siswa serta pemahaman mereka tentang jenis-
Layari: http://literasibahasamelayu09.blogspot.com
Merupakan kaedah klasik yang paling tua untuk mengajar membaca dalam kalangan kanak-kanak
Digemari oleh banyak guru yang mengajar membaca di peringkat permulaan.
Memperkenalkan huruf-huruf (26) bahasa Melayu dan diikuti dengan menyebut nama huruf-huruf tersebut.
Diperkenalkan pula huruf-huruf vokal dan huruf-huruf konsonan.
Menurut Juriah Long et. al (1994), murid-murid mempelajari dan menguasai huruf-huruf yang terkandung dalam suku kata dan perkataan.
Menurut Abdul Aziz Abdul Talib (2000), biasanya, huruf besar diperkenalkan terlebih dahulu sebelum huruf kecil diajarkan.
Manakala, Raminah Haji Sabran dan Rahim Syam (1985) pula berpendapat bahawa kedua-dua bentuk huruf kecil dan besar didedahkan serentak. Teknik latih tubi menyebut nama huruf, mengeja suku kata dan perkataan untuk meningkatkan penguasaan dan pemahaman murid.
Zulkifley Hamid (1994), berpendapat, kaedah abjad berpegang kepada prinsip bahawa setiap perkataan terdiri daripada beberapa huruf. Untuk membolehkan murid-murid membaca perkataan, mereka terlebih dahulu diperkenalkan dengan huruf-huruf yang menjadi unsur-unsur perkataan. Dengan kata lain, murid-murid perlu menghafal nama-nama huruf dahulu sebelum didedahkan kepada peringkat membaca perkataan-perkataan mudah.
Layari: http://literasibahasamelayu09.blogspot.com
Merupakan kaedah klasik yang paling tua untuk mengajar membaca dalam kalangan kanak-kanak
Digemari oleh banyak guru yang mengajar membaca di peringkat permulaan.
Memperkenalkan huruf-huruf (26) bahasa Melayu dan diikuti dengan menyebut nama huruf-huruf tersebut.
Diperkenalkan pula huruf-huruf vokal dan huruf-huruf konsonan.
Menurut Juriah Long et. al (1994), murid-murid mempelajari dan menguasai huruf-huruf yang terkandung dalam suku kata dan perkataan.
Menurut Abdul Aziz Abdul Talib (2000), biasanya, huruf besar diperkenalkan terlebih dahulu sebelum huruf kecil diajarkan.
Manakala, Raminah Haji Sabran dan Rahim Syam (1985) pula berpendapat bahawa kedua-dua bentuk huruf kecil dan besar didedahkan serentak. Teknik latih tubi menyebut nama huruf, mengeja suku kata dan perkataan untuk meningkatkan penguasaan dan pemahaman murid.
Zulkifley Hamid (1994), berpendapat, kaedah abjad berpegang kepada prinsip bahawa setiap perkataan terdiri daripada beberapa huruf. Untuk membolehkan murid-murid membaca perkataan, mereka terlebih dahulu diperkenalkan dengan huruf-huruf yang menjadi unsur-unsur perkataan. Dengan kata lain, murid-murid perlu menghafal nama-nama huruf dahulu sebelum didedahkan kepada peringkat membaca perkataan-perkataan mudah.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
2. Dalam materi pembelajaran bahasa yang membahas
tentang jenis paragraf,banyak para pengajar atau guru yang
mengajarnya hanya dengan cara yang klasik,yaitu dengan
cara menerangkan materi tentang jenis paragraf lalu
menyuruh siswa untuk membuat jenis-jenis paragraf
tersebut sebagai tolak ukur pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan oleh guru mengenai jenis
paragraf. Cara pengajaran tersebut tidak sepenuhnya
salah,tetapi dengan cara pengajaran yang seperti itu,siswa
cepat merasa bosan dan jenuh,apalagi siswa tidak ikut
berperan aktif secara penuh untuk memahami jenis-jenis
paragraf yang dipelajarinya.
3. Dalam menyampaikan materi pelajaran khususnya
materi mengenai jenis paragraf, pengajar atau guru
diperlukan terobosan-terobosan dalam cara
pengajarannya,agar tidak memberikan kesan yang
jenuh dan bosan pada siswa. Misalkan saja guru
mengajar dengan metode yang berbasis PAIKEM
(Pendidikan Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan). Dengan metode pembelajaran yang
seperti itu,maka siswa akan lebih bersemangat lagi
untuk belajar khususnya belajar Bahasa Indonesia.
4. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah strategi pembelajaran memahami jenis-jenis paragraf
pada siswa kelas X SMA NEGERI 1 BATANG dengan pembelajaran yang
menyenangkan?
TUJUAN
Mendeskripsikan strategi pembelajaran memahami jenis-jenis paragraf
pada siswa kelas X SMA NEGERI 1 BATANG dengan pembelajaran yang
menyenangkan.
5. Definisi Paragraf
Sebuah paragraf (dari bahasa
Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis
di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki
tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan
masuknya ke baris baru.
6. Jenis-jenis Paragraf
a) Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau
peristiwa. Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian.
b) Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga
pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang
digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa
orang, benda, atau tempat.Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan.
c) Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan suatu
teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan
bertambah wawasannya. Ciri-cirinya: ada informasi.
d) Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan suatu pendapat
beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya.
e) Persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau
mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu. Ciri-cirinya: ada
bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu.
7. PROSES PEMBELAJARAN MEMAHAMI JENIS-JENIS PARAGRAF
Untuk memberian pembelajaran yang menyenangkan yang
membuat siswa lebih bersemangat dan aktif,maka harus
disisipi cara pengajaran yang menyenangkan dengan
model permainan. Model permainan tersebut dengan
memakai teknik berantai yang menggunakan siswa sebagai
media untuk pembelajaran. Setiap baris kelompok siswa
yang terdiri dari 8 anak per kelompoknya,setiap anak
disuruh untuk membuat satu baris kalimat sesuai tema
yang sudah ditentukan oleh guru yang dimulai dari depan
kemudian ke belakang lalu kembali lagi ke depan dan guru
juga harus menentukan waktu yang terbatas.
8. Setelah itu, guru membacakan hasil paragraf yang ditulis oleh
setiap kelompok yang kemudian akan ditebak oleh kelompok
baris lainnya dan seterusnya. Dari hasil jawaban para siswa
tersebut,tidak kemudian dijelaskan benar atau salah tetapi, guru
memberikan penjelasan tentang materi jenis-jenis paragraf,dan
dengan sendirinya para siswa akan mengetahui jawaban mereka
benar atau salah. Tidak hanya dengan itu saja,setelah kegiatan
tersebut,guru juga harus memberikan evaluasi terhadap
siswa,untuk mengetahui seberapa pahamkah siswa mengenai
jenis-jenis paragraf. Jadi dengan metode seperti ini keaktifan dan
kekreatifan siswa lebih terasah yang dapat menyenangkan siswa
dalam pelajaran. Karena dengan cara pelajaran seperti ini yang
bersumber pada siswa akan lebih meningkatkan pemahaman
siswa mengenai jenis paragraf.