Pada tahun 1920an pendidikan orang dewasa terorganisir secara sistematis, pendidik mulai mengalami masalah dalam menerapkan pedagogi (ilmu dan seni mengajar anak-anak) diantaranya adalah berkenaan dengan pencapaian tujuan pendidikan, pendidikan sebagai suatu proses transmisi pengetahuan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern karena pendidikan orang dewasa merupakan proses inkuiri sepanjang hayat dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada tahun 1920an pendidikan orang dewasa terorganisir secara sistematis, pendidik mulai mengalami masalah dalam menerapkan pedagogi (ilmu dan seni mengajar anak-anak) diantaranya adalah berkenaan dengan pencapaian tujuan pendidikan, pendidikan sebagai suatu proses transmisi pengetahuan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern karena pendidikan orang dewasa merupakan proses inkuiri sepanjang hayat dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
MAKALAH :
http://management-administer.blogspot.co.id/2016/09/makalah-belajar-dan-pembelajaran.html
Landasan teori merupakan sebuah dasar teori yang digunakan untuk meneliti sebuah objek penelitian. Perbincangan tentang teori telah lama berlangsung, terutama setelah filosof Perancis Rene Descartes (abad ke-16) menyatakan bahwa teori dibangun dari keragu-raguan. Ia terkeraal dengan motonya”cogito ergo sum”, aku berpikir maka aku ada. Ragukan segala sesuatu, pikirkan, coba pahami, bandingkan, dan berakhir dengan teori. Terlihat sekali bahwa paham rasionalisme yang diawali dengan skeptisisme, seperti yang dikembangkan filosof Yunani, Aristoteles. masih mewamai pemikiran Rene Descartes. Pandangan ini telah memperkuat metode deduktif.
Kemudian Prancis Bacon di Inggris melahirkan metode induktif yang berlawanan arah dengan dedukdik. Ragukan segala sesuatu, tetapi jangan hanya dipikirkan, lakukan percobaan, eksperimen, buktikan kebenarannya, jika salah maka ulangi sampai mendapatkan hasil yang benar, cek kebenanarmya, buat suatu simpulan umum tentang hal itu, lalu bangun teori.
Metode deduktif sekaligus induktif kemudian berevolusi menjadi metode ilmiah yang landasannya pemikiran reflektif, penerapan deduktif dan induktif secara bergiliran untuk menemukan kebenaran ilmiah. Setelah melalui berabad-abad evalusi pemikiran hal ini di Amerika Serikat melahirkan filsafat pragmatisme yang dipelapori oleh Charles S. Prierce, Wiliam James dan diterapkan secara nyata oleh ahli pendidikan John Dewey pada awal abad ke-XX. Sesuai pendapat Dewey, dengan landasan eksperimentasi, teori yang awalnya dari keraguan harus dibuktikan kebenarannya, jika benar dan sudah layak menjadi teori, maka jangan diragukan lagi kebenarannya. Perkembangan filsafah dalam dunia islam, nampak nyata setelah umat islam-bangsa arab muslim pada masa itu berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, berhubungan dengan peradaban dan kebudayaan bangsa-bangsa yang didudukinya serta menerima pengaruh daripadanya. Perkembang filsafat kemudian dipercepat oleh kaum muslimin dengan adanya usaha penerjemahan berbagai macam buku ilmu pengetahuan, terutama filsafah Yunani ke dalam bahasa Arab.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna dari teori?
2. Bagaimana hakikat universal dari belajar?
3. Apa peran filsafat pendidikan dalam teori pengembangan teori belajar?
4. Bagaimana Filsafat dalam Islam?
Andragogy 2.0? Introducing emerging frameworks for teaching and learning: Paragogy and Heutagogy. Presentation to College Degree Operating Group annual conference, June 3 2013.
MAKALAH :
http://management-administer.blogspot.co.id/2016/09/makalah-belajar-dan-pembelajaran.html
Landasan teori merupakan sebuah dasar teori yang digunakan untuk meneliti sebuah objek penelitian. Perbincangan tentang teori telah lama berlangsung, terutama setelah filosof Perancis Rene Descartes (abad ke-16) menyatakan bahwa teori dibangun dari keragu-raguan. Ia terkeraal dengan motonya”cogito ergo sum”, aku berpikir maka aku ada. Ragukan segala sesuatu, pikirkan, coba pahami, bandingkan, dan berakhir dengan teori. Terlihat sekali bahwa paham rasionalisme yang diawali dengan skeptisisme, seperti yang dikembangkan filosof Yunani, Aristoteles. masih mewamai pemikiran Rene Descartes. Pandangan ini telah memperkuat metode deduktif.
Kemudian Prancis Bacon di Inggris melahirkan metode induktif yang berlawanan arah dengan dedukdik. Ragukan segala sesuatu, tetapi jangan hanya dipikirkan, lakukan percobaan, eksperimen, buktikan kebenarannya, jika salah maka ulangi sampai mendapatkan hasil yang benar, cek kebenanarmya, buat suatu simpulan umum tentang hal itu, lalu bangun teori.
Metode deduktif sekaligus induktif kemudian berevolusi menjadi metode ilmiah yang landasannya pemikiran reflektif, penerapan deduktif dan induktif secara bergiliran untuk menemukan kebenaran ilmiah. Setelah melalui berabad-abad evalusi pemikiran hal ini di Amerika Serikat melahirkan filsafat pragmatisme yang dipelapori oleh Charles S. Prierce, Wiliam James dan diterapkan secara nyata oleh ahli pendidikan John Dewey pada awal abad ke-XX. Sesuai pendapat Dewey, dengan landasan eksperimentasi, teori yang awalnya dari keraguan harus dibuktikan kebenarannya, jika benar dan sudah layak menjadi teori, maka jangan diragukan lagi kebenarannya. Perkembangan filsafah dalam dunia islam, nampak nyata setelah umat islam-bangsa arab muslim pada masa itu berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, berhubungan dengan peradaban dan kebudayaan bangsa-bangsa yang didudukinya serta menerima pengaruh daripadanya. Perkembang filsafat kemudian dipercepat oleh kaum muslimin dengan adanya usaha penerjemahan berbagai macam buku ilmu pengetahuan, terutama filsafah Yunani ke dalam bahasa Arab.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna dari teori?
2. Bagaimana hakikat universal dari belajar?
3. Apa peran filsafat pendidikan dalam teori pengembangan teori belajar?
4. Bagaimana Filsafat dalam Islam?
Andragogy 2.0? Introducing emerging frameworks for teaching and learning: Paragogy and Heutagogy. Presentation to College Degree Operating Group annual conference, June 3 2013.
Motivasi Belajar Orang Dewasa dan Implikasinya pada Diklat AparaturFirman Nugraha
Presentasi ini menjelaskan dan mendudukkan kembali konsep motivasi belajar orang dewasa serta implikasinya dalam proses diklat. Konsep pembelajaran orang dewasa dikenal dengan andragogi. Dalam paradigma andragogi diketahui bahwa orang dewasa belajar untuk kehidupannya. Implikasinya dalam pembelajaran diklat bahwa mereka akan senang bila aktivitas belajar yang dilakukan dapat diterapkan dan sekaligus dapat memecahkan permasalahan hidupnya. Implikasi penting lainnya, berdasarakan motivasi belajar mereka, maka desain pembelajaran diklat hendaknya menjadikan mereka sebagai pusat pembelajaran. Mereka diberikan kesempatan untuk menggali dan memperluas pengalaman dalam rangka mewujudkan aktualisasi dirinya.
6 Asumsi Pembelajaran Orang Dewasa (Malcolm S. Knowles)Surya Kresnanda
Memfasilitasi pembelajaran orang dewasa berbeda dengan anak-anak. Malcolm S. Knowles telah merumuskan 6 asumsi yang perlu diyakini saat ingin merancang dan mengimplementasikan proses belajar kepada orang-orang usia dewasa. Ilmu ini sangat bermanfaat untuk Trainer di Perusahaan, serta Pemimpin dalam mendidik timnya,
Metode studi kasus adalah konsep yang sangat populer dalam lingkungan penelitian maupun dalam lingkungan pengajaran. Istilah yang digunakan pada kedua bidang ini sama, namun demikian sebenarnya metode studi kasus untuk pengajaran dapat dibedakan dari metode studi kasus untuk tujuan penelitian. Uraian di sini lebih banyak mengulas metode studi kasus untuk kepentingan pembelajaran (teaching case)
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
5. Perbandingan Asumsi Pedagogi dan Andragogi
Asumsi:
-Konsep tentang diri pendidik
- Kesiapan belajar
- Orientasi belajar
Pedagogi:
- Bersifat tergantung dengan
orang lain
- Harus siap mempelajari
apapun
- Pendidikan adalah suatu
proses penyampaian ilmu
pengetahuan dan memahami
bahwa ilmu akan bermanfaat
dikemudian hari
Andragogi:
- Bersifat tergantung pada
orang lain menuju ke arah
memiliki kemampuan
mengarahkan diri sendiri
- Siap mempelajari sesuatu
bila dirasakan hal tersebut
diperlukan
- Pendidikan merupakan suatu
proses peningkatan
pengembangan kemampuan
diri untuk mengembangkan
potensi yang maksimal dalam
hidup
7. Asumsi pokok
mengembangkan
Andragogi
(Knowless)
Konsep diri orang
dewasa
menggantungkan diri
kepada orang lain
menjadi manusia yang
mengarahkan diri sendiri
Kesiapan belajar
bertahap berarah ke
tugas pengembangan
penganan sosial
Pemahaman belajar
beralih berpusat pada
materi pemecahan
masalah
Pengalaman semakin
banyak dan menjadi
sumber belajar