Teks ini membahas pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan. Ada beberapa perubahan pemikiran guru setelah mempelajari modul ini. Pertama, tujuan pendidikan adalah menuntun potensi anak sesuai kodrat alam dan zamannya. Kedua, peran guru adalah sebagai pendamping yang memberi bimbingan, bukan mengontrol. Ketiga, pembelajaran harus mengintegrasikan budaya lokal dan berpusat pada siswa
2. MODUL 1
PARADIGMA DAN VISI
GURU PENGGERAK
1.1.a.9
Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan
Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Oleh
Ary Astuty Wulandary, S.Si., M.Pd
CGP Angkatan 4 Kabupaten Karanganyar
3. 1
Apa yang saya
percaya tentang
murid dan
pembelajaran di
kelas sebelum saya
mempelajari modul
1.1?
4. 1
SEBELUM BELAJAR MODUL 1
Siswa datang ke sekolah siap
untuk belajar
SISWA
Siswa mempunyai kemampuan
yang tidak berbeda jauh
Siswa sudah diperlakukan
sebagai subyek tapi belum
optimal dalam pelaksanaan
pembelajaran
Siswa adalah kertas kosong
yang bisa kita buat tulisan
5. 1
SEBELUM BELAJAR MODUL 1
Guru memegang kontrol dalam
pembelajaran
PEMBELAJARAN
Target pembelajaran tercapainya
ketuntasan belajar yang dilihat dari
nilai (KKM)
Pembelajaran matematika hanya
berisi hafalan dan penggunaan
rumus
Guru belum mengetahui gaya
belajar dan karakteristik setiap anak
7. 2
Menurut KHD Pendidikan merupakan
tempat persemaian benih-benih
kebudayaan dalam masyarakat.
Peran pendidik diibaratkan
seorang Petani atau tukang kebun yang
tugasnya adalah merawat benih/bibit sesuai
kebutuhan dari tanaman-tanamannya itu
agar tumbuh dan berbuah dengan baik.
PERUBAHAN PEMIKIRAN
Tujuan pendidikan yaitu: "menuntun
segala kodrat yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
Kodrat yang ada pada diri anak yaitu
kodrat alam dan kodrat zaman.
Kodrat alam berkaitan dengan sifat
dan bentuk lingkungan dimana anak
berada.
Kodrat zaman berkaitan dengan isi
dan irama. Pada masa ini anak
berada di era industry 4.0 menuju ke
5.0.
8. 2
Pendidik untuk tetap terbuka dan
mengikuti perkembangan zaman yang
ada dan diselaraskan dengan budaya
kearifan local.
KHD menegaskan juga bahwa didiklah
anak-anak dengan cara yang sesuai
dengan tuntutan alam dan zamannya
sendiri.
PERUBAHAN PEMIKIRAN
Dalam proses ‘menuntun’, anak
diberi kebebasan namun pendidik
sebagai ‘pamong’ dalam memberi
tuntunan dan arahan agar anak tidak
kehilangan arah dan membahayakan
dirinya.
Seorang ‘pamong’ dapat memberikan
‘tuntunan’ agar anak dapat
menemukan kemerdekaannya dalam
belajar.
Pendidik menerapkan system
among.
9. 2
Asas Pendidikan sesuai filosofi KHD yang
dikenal dengan asas trikon yaitu kontinyu,
konvergen dan konsentris.
Kontinyu. Artinya pengembangan yang
dilakukan harus berkesinambungan, dilakukan
secara terus-menerus dengan perencanaan
yang baik.
PERUBAHAN PEMIKIRAN
Konvergen. Artinya pengembangan yang
dilakukan dapat mengambil dari
berbagai sumber di luar, bahkan dari
praktik pendidikan di luar negeri.
Konsentris. Artinya pengembangan
pendidikan yang dilakukan harus tetap
berdasarkan kepribadian kita sendiri.
Kita bisa belajar dari negara lain
namun kita tetap meletakkan karakter
budaya bangsa sebagai pusatnya.
10. 2
KHD juga mengemukakan konsep Tri Sentra
Pendidikan dengan menyatakan, "Di dalam
hidupnya anak-anak ada tiga tempat
pergaulan yang menjadi pusat pendidikan
yang amat penting baginya, yaitu alam
keluarga, alam perguruan, dan alam
pergerakan pemuda.
PERUBAHAN PEMIKIRAN
Alam keluarga sebagai tempat untuk
melatih pendidikan sosial dan karakter
baik bagi seorang anak.
Alam perguruan sebagai tempat yang
berkewajiban mengusahakan kecerdasan
pikiran (perkembangan intelektual)
beserta pemberian ilmu pengetahuan
(balai-wiyata).
Alam pemuda atau alam kemasyarakatan
merupakan kancah pemuda untuk
beraktivitas dan beraktualisasi diri
mengembangkan potensi dirinya.
11. 2
Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah
"berhamba pada sang anak,".
Metode Among, tercermin di semboyan Tut
Wuri Handayani, adalah metode yang
berhamba pada sang anak dan berserah diri.
PERUBAHAN PEMIKIRAN
Seperti ungkapan Bapak Anis Bawesdan
berikut.
Jadikan anak-anak sebagai generasi
pembelajar. Dengan perasaan senang
datang ke sekolah dan pulang sekolah.
Pendidik dalam melakukan perannya
harus dengan rasa ikhlas dan penuh
tanggung jawab serta berpusat
kepada siswa.
12. 2
Menurut KHD, permainan anak itulah
pendidikan.
Dalam hal ini pendidik harus memahami
bahwa kodrat anak adalah bermain sehingga
perlu adanya integrasi permainan dalam
proses pembelajaran di kelas.
PERUBAHAN PEMIKIRAN
Penggunaan pendekatan budaya seperti
bermain permainan tradisional,
bernyanyi lagu daerah, cerita-cerita khas
daerah dan menggunakan bahan-bahan
alam sekitar sebagai media belajar, serta
bahasa daerah sebagai alat komunikasi.
Adanya pendekatan budaya ini
diharapkan tercapai profil pelajar
Pancasila yang merdeka.
13. 2
PERUBAHAN PERILAKU
Guru berusaha memperbaiki diri
agar bisa menjadi teladan anak
didik
01
Guru berusaha memahami pola
pikir anak didik dengan mengobrol
di luar jam pelajaran
02
Guru berusaha mencari
berbagai referensi tentang
model pembelajaran yang
berpusat kepada siswa
03
Guru berusaha meningkatkan
kompetensi di bidang IT agar
bisa menerapkannya di kelas
04
Guru berusaha menggali
potensi budaya lokal yang bisa
diintegrasikan dalam
pembelajaran
05
Guru berusaha menjalin
komunikasi aktif dengan
keluarga dan masyarakat
sekitar
06
14. Apa yang bisa segera
saya terapkan lebih
baik agar kelas saya
mencerminkan
pemikiran KHD?
3
15. 3
PENERAPAN DI KELAS
Guru segera membuat komitmen
bersama dengan siswa tentang
kesepakatan pembelajaran
01
Guru membuat RPP yang sesuai
dengan kondisi dan berpusat
kepada siswa
02
Guru melaksanakan proses
pembelajaran di kelas dengan
ikhlas, dan menghamba pada
anak, menuntun anak dengan
sabar untuk menemukan
pengetahuannya.
03
Guru selalu menyapa anak dan
berkomunikasi aktif di grup wa
untuk lebih mendekatkan diri
secara hati. Selain itu guru
setiap pagi membagikan kata-
kata motivasi dan karakter di
grup wa.
04
16. 3
PENERAPAN DI KELAS
Guru mempelajari budaya
daerah misalkan lagu daerah dan
mengganti teksnya yang
berhubungan dengan materi,
sehingga apabila menyanyikan
lagu tersebut siswa akan
mengingat materi pelajaran
pembelajaran
05
Guru melakukan home visit
siswa untuk lebih mengenal
keadaan keluarga. Hal ini akan
menambah wawasan guru
tentang kodrat alam seorang
siswa.
06
Guru membuat grup wa
paguyuban orang tua siswa
untuk menjalin silaturahim dan
menjalin komunikasi aktif
dengan orang tua siswa. Grup
wa ini sebagai tempat
komunikasi, kolaborasi dan
informasi terkait dengan siswa.
07