Penggunaan istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah sudah ada sejak generasi pertama umat Islam untuk
menyebut mereka yang memegang teguh sunnah Nabi dan menolak bid'ah. Beberapa ulama salaf seperti Ibnu
Abbas, Ayyub as-Sikhtiyani, Sufyan ats-Tsaury, dan Fudhail bin Iyadh telah menggunakan istilah ini.
Kemudian istilah ini diikuti oleh ulama-ulama besar seperti Imam Ahmad bin Han
Kontroversi Syi'ah: Tinjauan Historis dan DoktrinMuslim Sendai
Kajian Spesial Keluarga Muslim Indonesia di Sendai (KMI-S) pada 5 Mei 2014 seputar masalah Syi'ah di dunia dan di Indonesia.
Pembicara: Ustadz (Prof. Dr.) Yunahar Ilyas, Ketua PP Muhammadiyah dan Ketua Bidang Pengkajian/Penelitian MUI Pusat.
Simak juga buku panduan MUI Pusat mengenai kewaspadaan terhadap Syi'ah dan penyimpangannya di Indonesia: http://goo.gl/9hePXY
Secara terminologis Syî‘ah berarti orang-orang yang mendukung Sayyidina Ali secara khusus, dan berpendapat bahwa hanya Sayyidina Ali saja yang berhak menjadi khalifah dengan ketetapan nash dan wasiat dari Rasulullah , baik secara tersurat maupun tersirat. Mereka berkeyakinan bahwa hak imâmah (menjadi pemimpin umat Islam) tidak keluar dari keturunan Ali . Apabila imâmah ternyata tidak dalam genggaman keturunan Ali , berarti ada kezaliman dari pihak lain, atau imam yang berhak sedang menerapkan konsep taqiyyah.
Hakekat Syiah - Gerakan Dan PemikirannyaRidlo Abelian
“Rafidhah adalah tempat berlindung bagi setiap orang yang hendak menghancurkan Islam, baik dari golongan ateis, para pendengki dan provokator. Sejarah mereka dipenuhi konspirasi, penghianatan dan pemberian bantuan kepada musuh”
[Fikrul Khawarij wa al-Syiah fi Mizani Ahlis Sunnah wal Jama’ah]
Kontroversi Syi'ah: Tinjauan Historis dan DoktrinMuslim Sendai
Kajian Spesial Keluarga Muslim Indonesia di Sendai (KMI-S) pada 5 Mei 2014 seputar masalah Syi'ah di dunia dan di Indonesia.
Pembicara: Ustadz (Prof. Dr.) Yunahar Ilyas, Ketua PP Muhammadiyah dan Ketua Bidang Pengkajian/Penelitian MUI Pusat.
Simak juga buku panduan MUI Pusat mengenai kewaspadaan terhadap Syi'ah dan penyimpangannya di Indonesia: http://goo.gl/9hePXY
Secara terminologis Syî‘ah berarti orang-orang yang mendukung Sayyidina Ali secara khusus, dan berpendapat bahwa hanya Sayyidina Ali saja yang berhak menjadi khalifah dengan ketetapan nash dan wasiat dari Rasulullah , baik secara tersurat maupun tersirat. Mereka berkeyakinan bahwa hak imâmah (menjadi pemimpin umat Islam) tidak keluar dari keturunan Ali . Apabila imâmah ternyata tidak dalam genggaman keturunan Ali , berarti ada kezaliman dari pihak lain, atau imam yang berhak sedang menerapkan konsep taqiyyah.
Hakekat Syiah - Gerakan Dan PemikirannyaRidlo Abelian
“Rafidhah adalah tempat berlindung bagi setiap orang yang hendak menghancurkan Islam, baik dari golongan ateis, para pendengki dan provokator. Sejarah mereka dipenuhi konspirasi, penghianatan dan pemberian bantuan kepada musuh”
[Fikrul Khawarij wa al-Syiah fi Mizani Ahlis Sunnah wal Jama’ah]
Wahhabi adalah aliran yang dinisbatkan terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi (1143-1206 H/.
Ayahnya, Syaikh Abdul Wahhab bin Sulaiman, seorang ulama bermadzhab Hanbali yang kharismatik dan menjadi hakim di distrik Uyainah, Najd.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mulai menyebarkan dakwahnya (ajaran barunya) setelah ayahnya wafat tahun 1153 H.
KUMPULAN TANYA JAWAB BERBAGAI PERSOALAN FIQIH MELALUI SMS, MAJELIS TA’LIM, DAN
INTERNET (abuhudzaifi.multiply.com) BERDASARKAN AL QURAN DAN AS SUNNAH SESUAI
PEMAHAMAN PARA SAHABAT, TABI’IN, TABI’UT TABI’IN, DAN PARA IMAM AHLUS SUNNAH WAL
JAMA’AH
Secara terminologis Syî‘ah berarti orang-orang yang mendukung Sayyidina Ali secara khusus, dan berpendapat bahwa hanya Sayyidina Ali saja yang berhak menjadi khalifah dengan ketetapan nash dan wasiat dari Rasulullah , baik secara tersurat maupun tersirat. Mereka berkeyakinan bahwa hak imâmah (menjadi pemimpin umat Islam) tidak keluar dari keturunan Ali . Apabila imâmah ternyata tidak dalam genggaman keturunan Sayyidina Ali , berarti ada kezaliman dari pihak lain, atau imam yang berhak sedang menerapkan konsep taqiyyah
Wahhabi adalah aliran yang dinisbatkan terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi (1143-1206 H/.
Ayahnya, Syaikh Abdul Wahhab bin Sulaiman, seorang ulama bermadzhab Hanbali yang kharismatik dan menjadi hakim di distrik Uyainah, Najd.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mulai menyebarkan dakwahnya (ajaran barunya) setelah ayahnya wafat tahun 1153 H.
KUMPULAN TANYA JAWAB BERBAGAI PERSOALAN FIQIH MELALUI SMS, MAJELIS TA’LIM, DAN
INTERNET (abuhudzaifi.multiply.com) BERDASARKAN AL QURAN DAN AS SUNNAH SESUAI
PEMAHAMAN PARA SAHABAT, TABI’IN, TABI’UT TABI’IN, DAN PARA IMAM AHLUS SUNNAH WAL
JAMA’AH
Secara terminologis Syî‘ah berarti orang-orang yang mendukung Sayyidina Ali secara khusus, dan berpendapat bahwa hanya Sayyidina Ali saja yang berhak menjadi khalifah dengan ketetapan nash dan wasiat dari Rasulullah , baik secara tersurat maupun tersirat. Mereka berkeyakinan bahwa hak imâmah (menjadi pemimpin umat Islam) tidak keluar dari keturunan Ali . Apabila imâmah ternyata tidak dalam genggaman keturunan Sayyidina Ali , berarti ada kezaliman dari pihak lain, atau imam yang berhak sedang menerapkan konsep taqiyyah
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya disertai limpahan rahmat dan pertolongan-Nya
juga anugerah kesabaran dan ketabahan hati, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik (LKP) dengan judul
“Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil (Nisbah) Tabungan BSM
pada Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Ulee Kareng”, yang
merupakan salah satu tugas wajib guna menyelesaikan studi pada
Program Diploma III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Shalawat dan Salam tak lupa pula penulis sanjungkan
kepada pangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Keberhasilan penulisan Laporan Kerja Praktik (LKP) ini
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya disertai limpahan rahmat dan pertolongan-Nya
juga anugerah kesabaran dan ketabahan hati, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik (LKP) dengan judul
“Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil (Nisbah) Tabungan BSM
pada Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Ulee Kareng”, yang
merupakan salah satu tugas wajib guna menyelesaikan studi pada
Program Diploma III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Shalawat dan Salam tak lupa pula penulis sanjungkan
kepada pangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Keberhasilan penulisan Laporan Kerja Praktik (LKP) ini
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya disertai limpahan rahmat dan pertolongan-Nya
juga anugerah kesabaran dan ketabahan hati, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik (LKP) dengan judul
“Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil (Nisbah) Tabungan BSM
pada Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Ulee Kareng”, yang
merupakan salah satu tugas wajib guna menyelesaikan studi pada
Program Diploma III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Shalawat dan Salam tak lupa pula penulis sanjungkan
kepada pangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Keberhasilan penulisan Laporan Kerja Praktik (LKP) ini
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya disertai limpahan
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya disertai limpahan rahmat dan pertolongan-Nya
juga anugerah kesabaran dan ketabahan hati, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik (LKP) dengan judul
“Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil (Nisbah) Tabungan BSM
pada Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Ulee Kareng”, yang
merupakan salah satu tugas wajib guna menyelesaikan studi pada
Program Diploma III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Shalawat dan Salam tak lupa pula penulis sanjungkan
kepada pangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Keberhasilan penulisan Laporan Kerja Praktik (LKP) ini
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya disertai limpahan rahmat dan pertolongan-Nya
juga anugerah kesabaran dan ketabahan hati, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik (LKP) dengan judul
“Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil (Nisbah) Tabungan BSM
pada Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Ulee Kareng”, yang
merupakan salah satu tugas wajib guna menyelesaikan studi pada
Program Diploma III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Shalawat dan Salam tak lupa pula penulis sanjungkan
kepada pangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Keberhasilan penulisan Laporan Kerja Praktik (LKP) ini
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya disertai limpahan rahmat dan pertolongan-Nya
juga anugerah kesabaran dan ketabahan hati, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik (LKP) dengan judul
“Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil (Nisbah) Tabungan BSM
pada Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Ulee Kareng”, yang
merupakan salah satu tugas wajib guna menyelesaikan studi pada
Program Diploma III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Shalawat dan Salam tak lupa pula penulis sanjungkan
kepada pangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Keberhasilan penulisan Laporan Kerja Praktik (LKP) ini
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya disertai limpahan
Analisa Sejarah Mengenai Tafsiran Uli al-Amri di dalam al-Qur'anLanguage Explore
Mengulas aspek sejarah mengenai konsep “uli al-amri” berdasarkan tafsiran mu’tabar oleh At-Tabari (224-310 H./ 838-923 M.), Ar-Razi (545-606 H./1150-1209 M.), Al-Qurtubi (w. 671 H./1272 M.), Ibnu Kathir (705-774 H./ 1305-1372 M.), Al-Baydhawi (w. 791 H./1388 M.) dan Asy-Syawkani (1173-1250 H./ 1759-1834 M.).
Sejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
1. Sejarah Munculnya Istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1223&bagian=0
Sejarah Munculnya Istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
Kategori :
Aqidah Ahlus Sunnah
Tanggal : Sabtu, 11 Desember 2004 11:27:56 WIB
SEJARAH MUNCULNYA ISTILAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Bagian Terkahir dari Dua Tulisan 2/2
Penamaan istilah Ahlus Sunnah ini sudah ada sejak generasi pertama Islam pada kurun yang dimuliakan Allah
yaitu generasi Shahabat, Tabi’in dan Tabiut Tabi’in.
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu 'anhu [1] berkata ketika menafsirkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
" Artinya : Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram.
Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): ‘Kenapa kamu kafir sesudah
kamu beriman? Karena itu rasakanlah adzab disebabkan kekafiranmu itu." [Ali Imran: 106]
“Adapun orang yang putih wajahnya mereka adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, adapun orang yang hitam
wajahnya mereka adalah ahlu bid’ah dan sesat.” [2]
Kemudian istilah Ahlus Sunnah ini diikuti oleh kebanyakan ulama Salaf rahimahullah di antaranya:
[1]. Ayyub as-Sikhtiyani Rahimahullah (wafat th. 131 H), ia berkata, “Apabila aku dikabarkan tentang
meninggalnya seorang dari Ahlus Sunnah seolah-olah hilang salah satu anggota tubuhku.”
[2]. Sufyan ats-Tsaury Rahimahullah (wafat th. 161 H) berkata: “Aku wasiatkan kalian untuk tetap berpegang
kepada Ahlus Sunnah dengan baik, karena mereka adalah al-ghuraba’(orang yang terasing). Alangkah
sedikitnya Ahlus Sunnah wal Jama’ah.” [3]
[3]. Fudhail bin ‘Iyadh Rahimahullah [4] (wafat th. 187 H) berkata: “...Berkata Ahlus Sunnah: Iman itu
keyakinan, perkataan dan perbuatan.”
[4]. Abu ‘Ubaid al-Qasim bin Sallaam Rahimahullah (hidup th. 157-224 H) berkata dalam muqaddimah
kitabnya, al-Imaan [5] : “...Maka sesungguhnya apabila engkau bertanya kepadaku tentang iman, perselisihan
umat tentang kesempurnaan iman, ber-tambah dan berkurangnya iman dan engkau menyebutkan seolah-olah
engkau berkeinginan sekali untuk mengetahui tentang iman menurut Ahlus Sunnah dari yang demikian...”
[5]. Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah [6] (hidup th. 164-241 H), beliau berkata dalam muqaddimah
Halaman 1/3
2. Sejarah Munculnya Istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1223&bagian=0
kitabnya, as-Sunnah: “Inilah madzhab Ahlul ‘Ilmi, Ash-habul Atsar dan Ahlus Sunnah, yang mereka dikenal
sebagai pengikut Sunnah Rasul j dan para Shahabatnya, dari semenjak zaman para Shahabat Radhiyallahu
Ajmai'in hingga pada masa sekarang ini...”
[6]. Imam Ibnu Jarir ath-Thabary Rahimahullah (wafat th. 310 H) berkata: “...Adapun yang benar dari
perkataan tentang keyakinan bahwa kaum mukminin akan melihat Allah pada hari kiamat, maka itu
merupakan agama yang kami beragama dengannya, dan kami mengetahui bahwa Ahlus Sunnah wal Jama’ah
berpendapat bahwa ahli Surga akan melihat Allah sesuai dengan berita yang shahih dari Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam.” [7]
[7]. Imam Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad ath-Thahawy Rahimahullah (hidup th. 239-321 H). Beliau
berkata dalam muqaddimah kitab ‘aqidahnya yang masyhur (‘Aqidah Thahawiyah): “...Ini adalah penjelasan
tentang ‘aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.”
Dengan penukilan tersebut, maka jelaslah bagi kita bahwa lafazh Ahlus Sunnah sudah dikenal di kalangan
Salaf (generasi awal umat ini) dan para ulama sesudahnya. Istilah Ahlus Sunnah merupakan istilah yang
mutlak untuk melawan Ahlul Bid’ah. Para ulama Ahlus Sunnah menulis penjelasan tentang ‘aqidah Ahlus
Sunnah agar ummat faham tentang ‘aqidah yang benar dan untuk membedakan antara mereka dengan Ahlu
Bid’ah. Sebagaimana telah dilakukan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Imam al-Barbahary, Imam ath-Thahawy
serta yang lainnya.
Dan ini juga sebagai bantahan kepada orang yang berpendapat bahwa istilah Ahlus Sunnah pertama kali
dipakai oleh golongan Asy’ariyah, padahal Asy’ariyah timbul pada abad ke-3 dan ke-4 Hijriyyah.[8]
[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit
Pustaka At-Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan Pertama Jumadil Akhir 1425H/Agustus 2004M]
_________
Foote Note
[1]. Beliau adalah seorang Shahabat yang mulia dan termasuk orang pilihan Radhiyallahu anhuma. Nama
lengkapnya adalah ‘Abdullah bin ‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib al-Hasyimi al-Qurasyi, anak paman
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, penafsir al-Qur-an dan pemuka kaum muslimin di bidang tafsir. Dia
diberi gelar ‘pena’ dan juga ‘laut’, karena luas keilmuannya dalam bidang tafsir, bahasa dan syair Arab. Beliau
dipanggil oleh para Khulafa’ ar-Rasyidin untuk dimintai nasehat dan pertimbangan dalam berbagai perkara.
Beliau Radhiyallahu 'anhuma pernah menjadi wali pada zaman ‘Utsman Radhiyallahu 'anhu tahun 35 H, ikut
memerangi kaum Khawarij bersama ‘Ali, cerdas dan kuat hujjahnya. Menjadi ‘Amir di Bashrah, kemudian
tinggal di Thaif hingga meninggal dunia tahun 68 H. Beliau lahir tiga tahun sebelum hijrah. Lihat al-Ishaabah
(II/330 no. 4781).
[2]. Lihat Tafsiir Ibni Katsiir (I/419, cet. Daarus Salaam), Syarh Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jama’ah
(I/79 no. 74).
[3]. Syarah Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jama’ah (I/71 no. 49 dan 50).
[4]. Beliau Fudhail bin ‘Iyadh bin Mas’ud at-Tamimy t, adalah seorang yang terkenal zuhud, berasal dari
Khuraasaan dan bermukim di Makkah, tsiqah, wara’, ‘alim, diambil riwayatnya oleh al-Bukhari dan Muslim.
Lihat Taqriibut Tahdziib (II/15 no. 5448), Tahdziibut Tahdziib (VII/264 no. 540).
[5]. Tahqiq dan takhrij Syaikh al-Albany Rahimahullah
[6]. Beliau Rahimahullah adalah seorang Imam yang luar biasa dalam kecerdasan, kemuliaan, keimaman,
kewara’an, kezuhudan, hafalan, alim dan faqih. Nama lengkapnya Abu ‘Abdillah Ahmad bin Hanbal bin Hilal
bin Asad asy-Syaibani, lahir pada tahun 164 H. Seorang Muhaddits utama Ahlus Sunnah. Pada masa
al-Ma’mun beliau dipaksa mengatakan bahwa al-Qur-an adalah makhluk, sehinga beliau dipukul dan
dipenjara, namun beliau menolak mengatakannya. Beliau tetap mengatakan al-Qur-an adalah Kalamullah,
bukan makhluk. Beliau meninggal di Baghdad. Beliau menulis beberapa kitab dan yang paling terkenal adalah
al-Musnad fil Hadiits (Musnad Imam Ahmad). Lihat Siyar A’lamin Nubalaa’ (XI/177 no. 78).
Halaman 2/3
3. Sejarah Munculnya Istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1223&bagian=0
[7]. Lihat kitab Shariihus Sunnah oleh Imam ath-Thabary Rahimahullah'
[8]. Lihat kitab Wasathiyyah Ahlis Sunnah bainal Firaq karya Dr. Muhammad Baa Karim Muhammad Baa
‘Abdullah (hal. 41-44)
Halaman 3/3