SlideShare a Scribd company logo
Al farqu bainal
firoq
2
Terjemahan dan Arti ‫اق‬َّ‫ر‬ُ‫ف‬
di Kamus Istilah Semua
Indonesia Arab
terpisah, perpisahan,
keberangkatan, meninggalkan,
ucapan selamat jalan [Umum]
‫اق‬َ‫ر‬ِ‫ف‬
1
perpisahan
[Quran]
ََ‫ر‬ِ‫ف‬
‫اق‬
Siapa mu’allif ?
ditulis oleh ulama bermazhab Asy’ari
dalam aqidah, dan Syafi’i dalam fiqih,
bernama Abu Manshur
Abdul Qahir al-Baghdadi
(w. 429 H),
Tujuan mempelajari ?
4
5
sebagai uraian terhadap hadits yang
berbicara soal terpecahnya umat
Islam dalam tujuh puluh tiga firqah
(sekte)
Hanya satu yang selamat
menjabarkan semua
sekte yang
berkembang.
Berisi tentang penjelasan
doktrinal berbagai sekte
dalam Islam.
 penjelasan
tentang keyakinan
Ahlusunnah wal
Jama’ah yang
benar.
“
HAL PENTING DALAM PEMBAHASAN
KITAB INI
7
8
 “siapa umat Islam”
“siapa orang yang
bisa diberi predikat
Muslim.”
Imam Abdul Qahir al-Baghdadi mengatakan,
terjadi perbedaan pendapat mengenai siapa
yang secara umum bisa disebut beragama
Islam.
9
Imam Abdul Qahir al-Baghdadi
mengatakan, terjadi perbedaan
pendapat mengenai siapa yang
secara umum bisa disebut
beragama Islam.
10
Penulis: membagi isi
kitab Al Farqu bainal
Firoq tersebut menjadi
lima bab
Pembahasan pertama
11
al-Baghdadi mencoba mengurai tranmisi
(sanad) hadits tentang perpecahan. Menurut
penelitiannya, ada banyak sahabat yang
meriwayatkan hadits tersebut dari Nabi Saw.
Di antaranya ialah Anas bin Malik, Abu
Hurairah, Abu Darda, Jabir, Abu Sa’id al-
Khudri, Ubay bin Ka’b, Abdullan bin Amr bin
al-Ash, Abu Umamah, dan Watsilah bin al-
Asyfa’. Sedangkan generasi setelah sahabat
banyak yang meriwayatkan hadits tersebut
dari para sahabat. [H. 16-17].
12
Menurut al-Baghdadi, bahwa perpecahan
yang dimaksud dalam prediksi Nabi
adalah perpecahan dalam arti perbedaan
mengenai ushul ad-din bukan perbedaan
dalam masalah cabang-cabang fiqh.
Sebab, menurutnya, para fuqaha`
meskipun berselisih dalam soal furu’
tetapi mereka bersepakat dalam hal yang
menyangkut ushul ad-din. [H. 17].
13
secara implisit berpandangan bahwa perbedaan pendapat
para fuqaha` dalam soal furu’ tidak berdampak pada
penyesatan terhadap mereka. Meskipun mereka salah
dalam berpendapat. Sebab, dalam soal ushul ad-din mereka
bersepakat
Place your screenshot here
14
Al-Baghdadi mencoba membahas tentang
bagaimana terjadinya perpecahan umat
sehingga mencapai tujuh puluh tiga sekte.
Pembahasan kedua,
Menurut nya :Peristiwa awal yang menimbulkan perselisihan antara
umat Islam adalah kematian Nabi saw. Sebagian ada yang menganggap
bahwa Nabi saw tidaklah wafat, ia hanya dianggkat Allah swt ke langit
sebagaimana yang terjadi pada nabi Isa as. Sebagian lagi mengatakan
bahwa Nabi saw telah wafat.
15
Perselisihan ini kemudian dapat diselesaikan oleh Abu
Bakar ra seraya berkata, “man kana ya’budu
muhammadan fa inna muhammadan qad mata wa man
kana ya’budu rabba muhammad fa innahu hayyun la
yamut”
(Barang siapa yang menyembah Muhammad maka
sesungguhnya ia telah wafat, dan barang siapa yang
menyembah Tuhan Muhammad maka
sesungguhnya Ia adalah Dzat Yang Maha Hidup dan
tidak akan pernah mati).
16
Jadi, Al-Asy’ari melihat bahwa perselisihan umat Islam pada
dasarnya bermula dari persoalan politis, yaitu menyangkut soal
imamah atau kepempinan. Sedang al-Baghdadi melihat bahwa
perselisihan itu berangkat dari persoalan teologis, yaitu tentang
apakah Nabi telah wafat atau memang ia tidak wafat tetapi diangkat
oleh Allah ke langit sebagaimana nabi Isa as.
Abu al-Hasan al-Asy`ari yang menyatakan bahwa
awal mula timbulnya perselisihan dalam umat Islam
adalah soal imamah. [Abu al-Hasan al-
Asy’ari, Maqalat al-Islamiyyin,
17
Menguraikan pandangan atau keyakinan
pelbagai sekte yang tersesat dan menjelaskan tentang
kekeliruan pandangan mereka.
Di antaranya adalah pandangan sekte Rafidhah,
Khawarij, Mu’tazilah, Qadariyah, Murji`ah,
Najjariyyah, dan lainnya. Pada bagian ini al-Baghdadi
membeberkan aliran sempalan dari sekte-gologan
tersebut secara ringkas dan padat sehingga
memudahkan kepada para pembaca untuk mengkajinya.
Pembahasan ketiga
18
Menguraikan tentang sekte yang berafiliasi
pada Islam tetapi pada sebenarnya bukan
termasuk dari sekte Islam.
Pembahasan
keempat
19
Dalam bagian ini al-Baghdadi menguraikan kembali
perbedaan para teolog Islam (mutakallimin) mengenai siapa yang
disebut atau diketegorikan sebagai umat Islam.
Salah satu sekte yang dianggap berafiliasi kepada Islam
tetapi sebenarnya bukan Islam adalah Saba`iyyah, yaitu pengikut
Abdullah bin Saba yang memposisikan sahabat Ali KW.dengan
sangat berlebihan sehingga ia dianggap sebagai nabi. Bahkan sikap
Abdullah bin Saba tidak berhenti sampai di sini saja, tetapi ia malah
semakin jauh mengkultuskan sahabat Ali kw dengan
menganggapnya sebagai Tuhan. [H. 335].
20
MARI KITA MULAI
21
BAB KE 1
JUMLAH HADITS TENTANG TERPECAHNYA -
UMMAT ISLAM
Apabila kita kumpulkan hadits-hadits tentang terpecahnya
ummat menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan dan satu golongan
yang masuk Surga, lebih kurang ada lima belas hadits yang
diriwayatkan oleh lebih dari sepuluh Imam Ahli Hadits dari 14
(empat belas) orang Shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Yaitu :
22
1. Abu Hurairah r.a
2. Mu’awiyah bin Abi Sufyan r.a
3. Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash r.a
4. ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘r.a
5. Abu Umamah al-Bahili ra.
6. Abdullah bin Mas’ud ra.
7. Jabir bin ‘Abdillah ra
8. Sa’ad bin Abi Waqqash ra
23
9. Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu.
10.Watsilah bin Asqa’
11. Amr bin ‘Auf al-Muzani ra
12. Ali bin Abi Thalib r.a
13. Abu Musa al-Asy’ari
14. Anas bin Malik radhiyallahu ‘
24
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ة‬ َ‫ْر‬‫ي‬ َ‫ر‬ُ‫ه‬ ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬
:
ُ ّ
‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
َ َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫و‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
:
َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫ق‬َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬ِ‫ا‬
ُُ ْ‫و‬ُ‫ُه‬
ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ى‬َُْ‫ح‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
َ‫ص‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ق‬َّ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ،ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ث‬
ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ى‬َُْ‫ح‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬ َ‫ار‬
ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ث‬
ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬
ُ‫ق‬ ِ
‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬
ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ٍ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ي‬ِ‫ت‬َّ‫م‬ُ‫أ‬
.
HADITS
PERTAMA
Keterangan:
Hadits ini diriwayatkan
25
1. Abu Dawud, Kitab as-Sunnah, I-Bab Syarhus Sunnah no. 4596, dan lafazh hadits di atas
adalah lafazh Abu Dawud.
2. At-Tirmidzi, Kitabul Iman, 18-Bab Maa Jaa-a fiftiraaqi Haadzihil Ummah, no. 2778 dan ia
berkata: “Hadits ini hasan shahih.” (Lihat kitab Tuhfatul Ahwadzi VII/397-398.)
3. Ibnu Majah, 36-Kitabul Fitan, 17-Bab Iftiraaqil Umam, no. 3991.I
4. Imam Ahmad, dalam kitab Musnad II/332, tanpa menyebutkan kata “Nashara.
5. ”Al-Hakim, dalam kitabnya al-Mustadrak, Kitabul Iman I/6, dan ia berkata: “Hadits ini
banyak sanadnya, dan berbicara tentang masalah pokok agama.
26
1. Ibnu Hibban, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Mawaariduzh Zhamaan, 31-Kitabul Fitan,
4-Bab Iftiraqil Ummah, hal. 454, no. 1834.
2. Abu Ya’la al-Maushiliy, dalam kitabnya al-Musnad: Musnad Abu Hurairah, no. 5884 (cet. Daarul
Kutub Ilmiyyah, Beirut).
3. Ibnu Abi ‘Ashim, dalam kitabnya as-Sunnah, 19-Bab Fii ma Akhbara bihin Nabiyyu -Shallallaahu
‘alaihi wa sallam- anna Ummatahu Sataftariqu, I/33, no. 66.
4. Ibnu Baththah, dalam kitab Ibanatul Kubra: Bab Dzikri Iftiraaqil Umam fii Diiniha, wa ‘ala kam
Taftariqul Ummah? I/374-375 no. 273 tahqiq Ridha Na’san Mu’thi.
5. Al-Ajurri, dalam kitab asy-Syari’ah: Bab Dzikri Iftiraqil Umam fii Diinihi, I/306 no. 22, tahqiq Dr.
‘Abdullah bin ‘Umar bin Sulaiman ad-Damiiji.
27
a. Muhammad bin ‘Amr bin ‘Alqamah bin Waqqash al-
Allaitsiy.
Perawi
Hadist
1. Imam Abu Hatim berkata: “Ia baik haditsnya, ditulis haditsnya
dan dia adalah seorang Syaikh (guru).
2. ”Imam an-Nasa-i berkata: “Ia tidak apa-apa (yakni boleh
dipakai), dan ia pernah berkata bahwa Muhammad bin ‘Amir
adalah seorang perawi yang tsiqah.
3. ”Imam adz-Dzahabi berkata: “Ia adalah seorang Syaikh yang
terkenal dan hasan haditsnya.
4. ”Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani berkata: “Ia seorang perawi
yang benar, hanya padanya ada beberapa kesalahan.”(Lihat
al-Jarhu wat Ta’dilu VIII/30-31, Mizaanul I’tidal III/ 673 no.
8015, Tahdzibut Tahdzib IX/333-334, Taqribut Tahdzib II/119
no. 6208.)
28
Perawi
Hadist
b. Abu Salamah, yakni ‘Abdurrahman bin ‘Auf :
Beliau adalah seorang perawi yang tsiqah,
Abu Zur’ah berkata : “Ia seorang perawi yang
tsiqah.”(Lihat Tahdzibut Tahdzib XII/115, Taqribut
Tahdzib II/409 no. 8177.)
29
Hadits di atas derajatnya hasan, karena terdapat
Muhammad bin ‘Amr, akan tetapi hadits ini menjadi
shahih karena banyak syawahidnya.
Derajat Hadits
Imam at-Tirmidzi berkata: “Hadits ini
hasan shahih.
Imam al-Hakim berkata: “Hadits ini shahih menurut
syarat Muslim dan keduanya (yakni al-Bukhari dan
Muslim) tidak meriwayatkannya.” Dan al-Hafizh adz-
Dzahabi pun menyetujuinya. (Lihat al-Mustadrak
Imam al-Hakim: Kitaabul ‘Ilmi I/128.)
30
Ibnu Hibban dan Imam asy-Syathibi telah
menshahihkan hadits di atas dalam kitab al-
I’tisham (II/189).
Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany juga
telah menshahihkan hadits di atas dalam kitab
Silsilah Ahaadits ash-Shahiihah no. 203 dan kitab
Shahih at-Tirmidzi no. 2128.
31
Hadits Mu’awiyah bin Abi Sufyan
HADITS KEDUA
ِّ‫ي‬َ‫ح‬ُ‫ل‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫هللا‬ ُِْ‫ب‬َ‫ع‬ ِّ‫ي‬ِ‫ن‬ َ‫ز‬ ْ‫و‬َ‫ُه‬ْ‫ال‬ ٍ
‫ر‬ِ‫ام‬َ‫ع‬ ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬
َ‫ي‬ْ‫ف‬ُ‫س‬ ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ َ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫و‬‫ا‬َ‫ع‬ُ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬
‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ ‫ا‬َ‫ق‬ ُ‫و‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ان‬
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬
:
ِ‫و‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ّ
‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ َ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ال‬َ‫أ‬
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ ‫ا‬َ‫ق‬ َ َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬
:
ِ‫إ‬ َ‫ال‬ َََ‫أ‬
ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ ُ‫ك‬َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َّ‫ن‬
ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ث‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬ َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬ِ‫ا‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬
َ‫س‬ َ‫ة‬َّ‫ل‬ِ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫ه‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ً‫ة‬َّ‫ل‬ِ‫م‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬
ٍ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ق‬ ِ
‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬َ‫ت‬
َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬
.
َ‫و‬ َ‫و‬ ِ
‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ان‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ث‬
َ‫ي‬ِ‫ه‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫ن‬ََْ‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ة‬َُ ِ‫اح‬
ُ‫ة‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫م‬ََْ‫ال‬
l
32
Dari Abu ‘Amir al-Hauzaniy ‘Abdillah bin Luhai, dari Mu’awiyah bin Abi
Sufyan, bahwasanya ia (Mu’awiyah) pernah berdiri di hadapan kami, lalu ia
berkata: “Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah berdiri di hadapan kami, kemudian beliau bersabda, “Ketahuilah
sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani)
terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan dan sesungguhnya ummat ini
akan berpecah belah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, (adapun) yang
tujuh puluh dua akan masuk Neraka dan yang satu golongan akan masuk
Surga, yaitu “al-Jama’ah.”
33
Keterangan:
Hadits ini diriwayatkan oleh :
1. Abu Dawud, Kitabus Sunnah Bab Syarhus Sunnah no.
4597, dan lafazh hadits di atas adalah dari lafazh-nya.
2. Ad-Darimi, dalam kitab Sunan-nya (II/241) Bab fii Iftiraqi
Hadzihil Ummah.
3. Imam Ahmad, dalam Musnad-nya (IV/102).
4. Al-Hakim, dalam kitab al-Mustadrak (I/128).
5. Al-Ajurri, dalam kitab asy-Syari’ah (I/314-315 no.
29)Referensi :
34
1. Ibnu Abi ‘Ashim, dalam Kitabus Sunnah, (I/7) no. 1-2.
2. Ibnu Baththah, dalam kitab al-Ibaanah ‘an Syari’atil Firqah an-Najiyah
(I/371) no. 268, tahqiq Ridha Na’san Mu’thi, cet.II Darur Rayah 1415
H.
3. Al-Lalikaa-iy, dalam kitab Syarah Ushul I’tiqad Ahlus Sunah wal
Jama’ah (I/113-114) no. 150, tahqiq Dr. Ahmad bin Sa’id bin Hamdan
al-Ghaamidi, cet. Daar Thay-yibah th. 1418 H.
4. Al-Ashbahani, dalam kitab al-Hujjah fii Bayanil Mahajjah pasal Fii
Dzikril Ahwa’ al-Madzmumah al-Qismul Awwal I/107 no. 16.
Semua Ahli Hadits di atas telah meriwayatkan dari jalan :Shafwan bin ‘Amr, ia
berkata: “Telah menceritakan kepadaku Azhar bin ‘Abdillah al-Hauzani dari Abu
‘Amr ‘Abdullah bin Luhai dari Mu’awiyah.
35
Perawi
HaditsReferensi
Shafwan bin ‘Amr bin Haram as-Saksaki, ia telah dikatakan
tsiqah oleh Imam al-‘Ijliy, Abu Hatim, an-Nasa-i, Ibnu Sa’ad,
Ibnul Mubarak dan lain-lain.
Azhar bin ‘Abdillah al-Harazi, ia telah dikatakan tsiqah oleh al-‘Ijliy dan Ibnu
Hibban. Al-Hafizh adz-Dzahabi berkata: “Ia adalah seorang Tabi’in dan
haditsnya hasan.” Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Ia shaduq (orang yang
benar) dan ia dibicarakan tentang Nashb.” (Lihat Mizaanul I’tidal I/173,
Taqribut Tahdzib I/75 no. 308, ats-Tsiqat hal. 59 karya Imam al-‘Ijly dan kitab
ats-Tsiqat IV/38 karya Ibnu Hibban.)
Abu Amir al-Hauzani ialah Abu ‘Amir ‘Abdullah bin Luhai.
36
Derajat Hadits
 Derajat hadits di atas adalah hasan, karena ada seorang
perawi yang bersnama Azhar bin ‘Abdillah, akan tetapi
hadits ini naik menjadi shahih dengan syawahidnya.
 Al-Hakim berkata: “Sanad-sanad hadits (yang banyak) ini,
harus dijadikan hujjah untuk menshahihkan hadits ini. dan
al-Hafizh adz-Dzahabi pun menyetujuinya.” (Lihat al-
Mustadrak I/128.)
 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits ini
shahih masyhur.”(Lihat kitab Silsilatul Ahaadits ash-
Shahiihah I/405 karya Imam Muhammad Nashiruddin
al-Albany, cet. Maktabah al-Ma’arif.)
37
HADITS KETIGA:
Hadits ‘Auf bin Malik R.A
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫ف‬ ْ‫و‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬ ََ
:
ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ
‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
َ َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫و‬
:
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُُ ْ‫و‬ُ‫ُه‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ق‬ َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬ِ‫ا‬
‫ى‬َُْ‫ح‬ِ‫إ‬
‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫ن‬ََْ‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ة‬َُ ِ‫اح‬ َ‫و‬َ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬
ْ‫ي‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ث‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬ َ‫ار‬َ‫ص‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ق‬ َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬‫ا‬ َ‫و‬ ِ
‫ار‬َّ‫ن‬‫ل‬
ْ‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ن‬
َ‫ن‬
ِ‫ة‬َّ‫ن‬ََْ‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ة‬َُ ِ‫اح‬ َ‫و‬ َ‫و‬ ِ
‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ‫ى‬َُْ‫ح‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬
َ‫ت‬ْ‫ف‬َ‫ت‬َ‫ل‬ ِ‫ه‬َُِ‫ي‬ِ‫ب‬ ٍَُّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ُ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ْ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫و‬
َّ‫م‬ُ‫أ‬ َّ‫ن‬َ‫ق‬ ِ
‫ر‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ي‬ِ‫ت‬
َ‫و‬ ِ‫ان‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ث‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫ن‬ََْ‫ال‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ة‬َُ ِ‫اح‬ َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ٍ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬
َ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ق‬ ، ِ
‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬
:
ِ‫هللا‬ َ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ي‬
‫؟‬ْ ُ‫ه‬ ْ‫ن‬َ‫م‬
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
:
ُ‫ة‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫م‬ََْ‫ال‬ .
38
Dari ‘Auf bin Malik, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Yahudi terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan, satu (golongan) masuk Surga dan yang 70
(tujuh puluh) di Neraka. Dan Nasrani terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, yang 71
(tujuh puluh satu) golongan di Neraka dan yang satu di Surga. Dan demi Yang jiwa Muhammad
berada di Tangan-Nya, ummatku benar-benar akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan,
yang satu di Surga, dan yang 72 (tujuh puluh dua) golongan di Neraka,’ Ditanyakan kepada beliau,
‘Siapakah mereka (satu golongan yang masuk Surga itu) wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Al-
Jama’ah.’
Keterangan :
Hadits ini telah diriwayatkan oleh
39
1. Ibnu Majah, dalam kitab Sunan-nya Kitabul Fitan bab Iftiraaqil Umam no.
3992.
2. Ibnu Abi ‘Ashim, dalam kitab as-Sunnah I/32 no. 63.
3. Al-Lalikaa-i, dalam kitab Syarah Ushul I’tiqaad Ahlis Sunah wal Jama’ah I/113
no. 149.
 Semuanya telah meriwayatkan dari jalan ‘Amr, telah menceritakan kepada
kami ‘Abbad bin Yusuf, telah menceritakan kepadaku Shafwan bin ‘Amr dari
Rasyid bin Sa’ad dari ‘Auf bin Malik.
40
BAB KE 2
PENYEBAB TERJADINYA PERPECAHAN
41
Ahlus Sunnah meyakini, bahwa persatuan
merupakan salah satu pokok ajaran agama mereka.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Berpegang-
teguhlah kalian dengan tali Allah, dan janganlah
kalian berpecah-belah.” (QS. Ali Imran: 103)
42
 Abdullah binMas’ud radhiyallahu’anhu menafsirkan,
bahwa yang dimaksud dengan ‘tali Allah’ di sini
adalah al-Jama’ah/persatuan, atsar ini diriwayatkan
oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya.
43
 Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata, “Apabila umat
manusia kembali kepada al-Kitab dan Sunnah Rasul-Nya
shallallahu ‘alaihi wa sallam niscaya persatuan itu akan
terwujud. Sebagaimana hal itu telah terjadi pada generasi
awal umat ini, padahal mereka dahulu -sebelumnya-
berpecah-belah…”
44
 Syaikh Abdullah al-Ubailan hafizhahullah berkata, “Dengan
tiga perkara berikut ini, maka persatuan itu akan terlaksana;
[1] aqidah yang sahihah, [2] kembali kepada al-Kitab dan as-
Sunnah ketika berselisih, [3] taat kepada ulil amri
(umara/ulama) serta selalu menginginkan kebaikan bagi
mereka dan menasehati dengan cara yang bijak…”
45
PENYEBAB TERJADINYA
PERPECAHAN
PERBEDAAN ANTARA IKHTILAF
(PERSELISIHAN)
DAN
IFTIRAQ (PERPECAHAN)
 kapankah perbedaan itu disebut
perpecahan?
 Bagaimana terjadinya perpecahan?
 Siapakah yang berhak memvonis
bahwa seseorang atau kelompok
tertentu telah memecah dari
jama'ah?
 Pertama : Perpecahan adalah
bentuk perselisihan yang
sangat tajam.
Bahkan dapat dikatakan sebagai buah dari perselisihan. Banyak sekali
kasus yang membawa perselisihan ke muara perpecahan ! Meski
kadang kala perselisihan tidak mesti berujung kepada perpecahan.
Jadi, perpecahan adalah sesuatu yang lebih
dari sekedar perselisihan. Dan sudah barang tentu, tidak
semua ikhtilaf (perselisihan) disebut perpecahan.
 Kedua : Tidak semua ikhtilaf
disebut perpecahan ! Namun
setiap perpecahan sudah pasti
ikhtilaf!
Banyak sekali persoalan yang diperdebatkan kaum muslimin termasuk
kategori ikhtilaf, dimana masing-masing pihak yang berbeda pendapat tidak
boleh memvonis kafir atau mengeluarkan salah satu pihak dari Ahlus
Sunnah wal Jama'ah.
 Ketiga : Perpecahan hanya terjadi pada
permasalahan prinsipil, yaitu masalah ushuluddin
yang tidak boleh diperselisihkan.
Yakni masalah-masalah ushuluddin yang ditetapkan oleh nash yang qath'i, ijma atau
sesuatu yang telah disepakati sebagai manhaj (pedoman operasional) Ahlus Sunnah wal
Jama'ah. Siapa saja yang menyelisihi masalah di atas, maka ia
termasuk orang yang berpecah dari Al-Jama'ah. Adapun selain
itu, masih tergolong perkara ikhtilaf.
 Jadi, ikhtilaf hanya terjadi dalam masalah-masalah
yang secara tabiat boleh berbeda pendapat dan boleh
berijtihad yang mana seseorang memiliki hak
berpendapat, atau masalah-masalah yang mungkin
tidak diketahui sebagian orang, atau ada unsur
paksaan dan takwil.
 Keempat : Ikhtilaf bersumber dari
sebuah iijtihad yang disertai niat
yang lurus.
Sementara mujtahid yang benar mendapat pahala lebih banyak
lagi. Kadang kala pihak yang salah juga pantas dipuji atas
ijtihadnya. Adapun bila ikhtilaf tersebut
bermuara kepada perpecahan, tidak
syak lagi hal itu tercela.
Kelima : Perpecahan tidak terlepas dari
ancaman dan siksa serta kebinasaan.
Tidak demikian halnya dengan ikhtilaf walau bagaimanapun bentuk ikhtilaf yang terjadi
diantara kaum muslimin, baik akibat perbedaan dalam masalah-masalah ijtihadiyah,
atau akibat mengambil pendapat keliru yang masih bisa ditolerir, atau akibat memilih
pendapat yang salah karena ketidaktahuannya terhadap dalil-dalil sementara belum
ditegakkan hujjah atasnya, atau karena uzur, seperti dipaksa memilih pendapat yang
salah sementara orang lain tidak mengetahuinya, atau akibat kesalahan takwil yang
hanya dapat diketahui setelah ditegakkan hujjah.
SEBAB-SEBAB
PERPECAHAN
Al farqu bainal firoq
Beberapa faktor dominan yang
juga merupakan sumber utama
penyebab terjadinya perpecahan
dari dulu hingga sekarang. Kami
akan meringkasnya sebagai
berikut. :
Perpecahan Adalah Bentuk
Perselisihan Yang Lebih
Tajam
1
Faktor terpenting yang memicu terjadinya perpecahan dan yang terdahsyat
efeknya terhadap umat adalah konspirasi dan makar yang dilancarkan oleh
berbagai kaum pemeluk agama, seperti kaum Yahudi, Nashrani, Shabi'un
(penyembah binatang dan dewa-dewa), Majusi dan Dahriyun (atheis).
Tidak Semua Perselisihan
Merupakan Perpecahan
2
Kelompok ini akan selalu ada kapan dan di mana saja. Setiap kali
muncul pemikiran nyeleneh, bid'ah atau pengikut hawa nafsu, pasti
selalu saja ada orang yang mengikutinya, baik dari kalangan
pengikut hawa nafsu ataupun orang yang punya kepentingan
pribadi. Orang-orang model begini pasti selalu ada di sepanjang
zaman, semoga Allah tidak memperbanyak jumlah mereka
Al farqu bainal firoq
Perpecahan Hanya Terjadi
Dalam Masalah Prinsipil
3
Kebodohan adalah salah satu faktor pemicu terjadinya perepecahan.
Kebodohan merupakan penyakit akut yang sangat sulit disembuhkan, yang
pada waktu bersamaan menciptakan atmosfir-atmosfir perpecahan.
Kebodohan yang dimaksud adalah kebodohan dalam bidang agama, baik
kebodohan dalam aspek aqidah maupun aspek syari'at. Jahil terhadap
sunnah serta kaidah-kaidah dan metodologinya.
Perselisihan Kadang Kala
Timbul Karena Perbedaan
Ijtihad Tidak Demikian Halnya
Perpecahan
4
Kerancuan dalam metodologi memahami agama. Berapa banyak kita temukan orang yang
memiliki ilmu pengetahuan dan banyak menelaah buku-buku, namun menempuh metodologi
memahami agama yang rancu. Sebab memahami agama memiliki metode tersendiri yang
sudah diwarisi sejak zaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, para sahabat, tabi'in serta
generasi Salafus Shalih dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka hingga hari ini.
Beberapa Fenomena Kerancuan
Dalam Metodologi Memahami Agama
Yang Dimaksud Adalah.:
Mengambil ilmu tidak dari ahlinya.
a
Salah satu fenomena kerancuan dalam metodologi memahami
agama yang merupakan sebab perpecahan umat ialah
memisahkan diri dari para ulama
e
d
b
Di antara gejala salah kaprah dalam memahami agama adalah
pelecehan kepada ulama yang dilakukan oleh sebagian orang
yang sok tahu dan sejumlah oknum juru dakwah
c
Sebagian pemuda yang berguru kepada sesama mereka, atau
kepada pelajar-pelajar yang tidak lebih pandai daripada mereka
PerpecahanMestiDiiringiDenganAncaman,Berbeda Halnya
Perselisihan
5
Kurang Memahami Kaidah-Kaidah
Berselisih Pendapat
Di antara sebab-sebab perpecahan adalah
kurang memahami kaidah-kaidah
berselisih pendapat. Yang saya maksud
di sini adalah mengenal hukum-hukum berbeda
pendapat antara dua orang muslim dan efek yang
timbul di balik itu. Mana saja yang boleh
diperselisihkan dan mana yang tidak.
Sikap Ekstrim Dalam Agama
6
Ekstrim dan berlebih-lebihan dalam melaksanakan agama adalah
faktor terbesar mencuatnya perpecahan. Yang dimaksud
berlebih-lebihan di sini adalah mempersulit
diri sendiri dan orang lain dalam
melaksanakan hukum-hukum syari'at, atau dalam
bersikap terhadap orang lain atau bermua'amalah tanpa
mengindahkan etika-etika syariat dan kaidah-kaidah agama.
Bid'ah Dalam Agama
7
Salah satu sebab perpecahan adalah bid'ah. Baik bid'ah dalam masalah aqidah,
ibadah, hukum dan lain-lain. Yang intinya adalah meyakini sesuatu yang tidak terdapat
dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Atau beribadah dengan cara yang
tidak disyariatkan Allah dan Rasul-Nya, baik berupa keyakinan,
amalan maupun ucapan
Fanatik Golongan
8
Fanatik Golongan dengan segala macam jenisnya. Baik fanatik
madzhab, hubungan darah,
nasionalisme, suku, partai, warna kulit,
maupun yang lainnya. Yang paling parah
adalah fanatik yang terjadi di
medan dakwah
Filsafat dan Ideologi-ideologi Impor
9
Di antara sebab perpecahan paling dominan sejak dulu sampai sekarang adalah
banyaknya umat Islam yang terpengaruh
ideologi serta filsafat yang datang dari
negeri- negeri kafir. Apapun jenis pemikiran, ideologi dan
filsafat tersebut, tetap dinyatakan berbahaya selama berkaitan
dengan masalah agama, kebudayaan, hukum dan etika.
Propaganda Tajdid
[Pembaharuan Agama
10
Di antara sebab perpecahan yang terjadi setelah tiga kurun utama ialah
propaganda- propaganda tajdid (pembaharuan agama). Memang benar
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits.
Tajdid bukanlah berarti membuat-buat landasan, kaidah dan
prinsip-prinsip baru. Sebagaimana yang dikira sebagian pemikir dan penulis. Dari
waktu ke waktu selalu saja muncul musibah yang dipropagandakan beberapa orang dari
kalangan kaum muslimin sebagai tajdid dalam agama. Bahkan bisa jadi mujaddid seperti ini
merobohkan kaidah-kaidah ahli ilmu dan prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jama'ah dengan
propaganda tajdidnya itu!
Menganggap Remeh Usaha Memerangi Bid'ah
11
Meremehkan upaya melawan dan memerangai bid'ah di
tengah-tengah kaum muslimin. Maksudnya kadang
kala muncul sejumlah bid'ah yang tidak diketahui oleh
sebagian manusia. Akibatnya mereka meremehkan bid'ah-
bid'ah tersebut yang akhirnya menyebabkan bid'ah tersebut
makin lama makin subur dan berkembang
12 Meninggalkan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar
Salah satu faktor yang menggiring umat ke dalam jurang
perpecahan adalah meninggalkan amar ma'ruf nahi
mungkar. Meninggalkan budaya memberi nasihat
kepada para penguasa yang mengatur urusan umat
dan para imam yang berkompeten di tengah-tengah
umat.
69
 Syaikh Abdullah al-Ubailan hafizhahullah berkata, “Mereka -
Ahlus Sunnah- meyakini bahwa sebab utama perpecahan
adalah sikap sektarian dan suka bergolong-golongan pada diri
sebagian kaum muslimin terhadap suatu kelompok tertentu,
jama’ah tertentu, atau sosok tertentu selain Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang
mulia.”
70
 Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-
orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka
menjadi bergolong-golongan. Maka engkau -wahai Muhammad-
tidak ikut bertanggung jawab atas mereka sedikitpun.” (QS. al-
An’am: 159).
71
Masalah Politik
Imamah/kepemimipinan
perselisihan terbesar di antara umat adalah
perselisihan mengenai imamah (kepemimpinan),
kerana tidak pernah pedang dihunus dalam
Islam dengan alasan agama sebagaimana
(sesering) dihunus karena imamah pada setiap
zaman).
72
Imamah/kepemimipinan
Awal mulanya perselisihan dipicu oleh persoalan
politik yang ada kaitannya dengan peristiwa
terbunuhnya Utsman bin Affan yang berbuntut
pada penolakan Muawiyah atas kekhalifahan Ali
bin Abi Thalib, juga mengenai ilmu kalam yang
muncul pertama kali adalah persoalan siapa
yang disebut keluar dari agama Islam dan siapa
yang tetap beragama Islam.
73
perang Shiffin yaitu perang antara kubu
Ali dengan kubu Mu’awiyah
AKIBAT
terjadilah perang Jamal yaitu perang
antara kubu Ali dengan kubu Aisyah
74
KHAWARIJ
MURJI’AH
SYIAH
Ialah suatu sekte atau aliran pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar
meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan terhadap keputusan Ali
yang menerima arbitrase (tahkim) dalam perang Shiffin pada tahun
37H/648 M, dengan kelompok bughat (pemberontak) Muawiyah bin Abi
Sufyan mengenai persengketaan khilafah.
orang yang menunda akan penjelasan kedudukan seseorang yang
bersengketa yakni Ali dan Muawiyah serta pendukungnya masing-
masing hingga hari kiamat kelak.
orang-orang yang tetap mendukung dan mencintai Ali dan
keluarganya
75
Perbedaan perselisihan (al-Ikhtilaf) dan
perpecahan (al-Iftiraq)
Iftiraaq lebih buruk
dari ikhtilaf,
1
Karena khilaf terkadang sampai pada batasan iftiraaq dan kadang
tidak sampai. Kalau demikian iftiraq adalah ikhtilaf plus.
2
Tidak semua ikhtilaf adalah iftiraaq,
namun semua iftiraaq adalah ikhtilaf
Banyak masalah-masalah yang diperselisihkan kaum muslimin adalah termasuk
masalah khilafiyah dan tidak boleh menghukumi orang yang menyekisihnya
dengan kekufuran, mufaaraqah dan keluar dari ahli sunnah.
ftiraaq tidak terjadi kecuali
pada masalah pokok yang inti
3
seperti ushul agama yang tidak dibolehkan khilaf padanya dan yang
sudah ditetapkan dengan nash qath’i atau ijma’ atau ahlusunnah tidak
pernah berselisih dalam mengamalkannya.
“
78
khtilaf terkadang muncul dari ijtihad
dan niat baik.
4
Yang salah mendapatkan pahala selama mencari kebenaran dan yang benar
mendapatkan lebih besar pahalanya. Bisa jadi seorang yang salah dipuji atas ijtihadnya.
Namun bila hal ini sampai batasan iftiraaq maka semuanya tercela.
“
80
BENAR
81
Perpecahan dalam umat ini merupakan
sunatullah yang pasti terjadi dan telah terjadi.
Adapun dasar argumentasi pernyataan ini adalah:
‫ا‬
ِ‫ت‬َ‫ق‬ َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬
َ‫س‬ َ‫و‬ ‫ى‬َُْ‫ح‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُُ ْ‫و‬ُ‫ُه‬َ‫ي‬ْ‫ال‬
َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬‫ا‬ َ‫و‬ ، ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬
‫ى‬ َ‫ار‬َ‫ص‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ق‬
ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ث‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
ُ‫ة‬َّ‫م‬ُ‫األ‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫ه‬ ُ‫ق‬ ِ
‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬َ‫ت‬َ‫س‬ َ‫و‬ ،
ٍ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬
ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬
“
Orang-orang Yahudi telah berpecah
belah dalam tujuh puluh satu kelompok
dan Nashora berpecah belah menjadi tujuh
puluh dua kelompok serta umat ini akan
pecah menjadi tujuh puluh tiga kelompok”.
(HR al-Tirmidzi).
َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫َن‬‫ن‬ُ‫س‬ َّ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ب‬َّ‫ت‬ُ‫ت‬َ‫ل‬
ً‫ع‬‫ا‬ َ‫ِر‬‫ذ‬ َ‫و‬ ، ٍ
‫ْر‬‫ب‬ِ‫ش‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ً‫ْر‬‫ب‬ِ‫ش‬ ْ ُ‫ك‬
، ٍ‫اع‬ َ‫ِر‬‫ذ‬ِ‫ب‬ ‫ا‬
َ‫ب‬َ‫ت‬ ٍّ‫ب‬َ‫ض‬ َ‫ر‬ْ‫ُح‬َ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬َ‫خ‬َُ ْ‫و‬َ‫ل‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬
ُ‫ه‬ ْ‫و‬ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ع‬
. ((
‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬ُ‫ق‬
:
َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ي‬
، ِ‫هللا‬ َ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬
‫؟‬ ‫ى‬ َ‫ار‬َ‫ص‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫و‬ ُُ ْ‫و‬ُ‫ُه‬َ‫ي‬ْ‫ال‬
!
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
(( :
ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬
(([( ((
‫البخاري‬ ‫أخرَو‬
، ‫الباري‬ ‫فتح‬ ،
13/300
.
‫رق‬ ، ‫ومسل‬
(
2669
(]. (
‫؟‬
!
“
Sungguh jalan orang-orang sebelum
kalian akan diikuti sejengkal demi
sejengkal dan sehasta demi hasta hingga
seandainya mereka masuk lubang Dhobb
tentulah kalian akan mengikutinya. Kami
bertanya: Wahai Rasululloh apakah
yahudi dan nashrani?! Beliau menjawab:
Siapa lagi?!”
82
Tipu daya dan konspirasi musuh-musuh Islam,
Kebodohan terhadap agama
Ketidak beresan dalam manhaj menerima
ilmu agama
Kezhaliman dan kedengkian
Kebid’ahan dalam agama
Sikap ekstrim dalam agama
1
2
3
4
5
6
SEBAB SEBAB PERPECAHAN
Meniru dan mengekor kepada umat-umat terdahulu,
7
83
Baik yang menampakkan kekufurannya seperti
yahudi dan salibis ataupun yang menampakkan
keislaman dengan tujuan melemahkan kekuatan
dan menumbuhkan perselisihan diantara kaum
muslimin
1
Karena keselamatan ada pada ilmu dan
kebinasaan ada pada kebodohan. Kebodohan
disini bermakna ketidak tahuan terhadap aqidah
dan syari’at, bodoh terhadap sunnah, ushul,
kaedah dan manhajnya, bukan hanya sekedar
tidak memiliki pengetahuan saja;
2
84
Kita dalam menerima ajaran agama harus mengikuti
manhaj yang sudah ada sejak zaman Rasululloh dan
para salaf umat ini hingga sekarang. Manhaj tersebut
mencakup ilmu, amal, mengambil petunjuk dan teladan,
suluk prilaku dan pergaulan.
3
FENOMENA KESALAHAN DALAM
TALAQQI ADALAH:
. Mengambil ilmu bukan dari ahlinya
Tidak merujuk kepada para ulama sama sekali
( ‫واألئمة‬ ‫العلماء‬ ‫عن‬ ‫االستقاللية‬
.(
Meremehkan dan merendahkan
para ulama
(
‫عليُه‬ ‫والتعالي‬ ‫واحتقاره‬ ‫العلماء‬ ‫ازُراء‬
(
Menganggap ittiba’ kepada ulama
besar umat ini sebagai taklid
(
‫ًا‬ُ‫تقلي‬ ‫وبصيرة‬ ‫هُى‬ ‫على‬ ‫األئمة‬ ‫اتباع‬ ‫اعتبار‬
(
.
85
Diantara mereka sehingga mereka saling
bunuh dan berpecah belah.
4

More Related Content

Similar to Qqqpqppqpqpqpqpqpqpqqqqqqqkkkqpqoqjqjqjqjq

Ilmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsIlmu rijal al hadits
Ilmu rijal al hadits
Yudi Wahyudin
 
Ilmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsIlmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsYudi Wahyudin
 
Bidaah
BidaahBidaah
Bidaah
Syiera Kamri
 
Panduan Evaluasi Sholat dan Hadits Shahih - Mengevaluasi Cara Sholat Kita
Panduan Evaluasi Sholat dan Hadits Shahih - Mengevaluasi Cara Sholat KitaPanduan Evaluasi Sholat dan Hadits Shahih - Mengevaluasi Cara Sholat Kita
Panduan Evaluasi Sholat dan Hadits Shahih - Mengevaluasi Cara Sholat Kita
Hary HarysMatta
 
Memacak pelepah tamar di atas kubur
Memacak pelepah tamar di atas kuburMemacak pelepah tamar di atas kubur
Memacak pelepah tamar di atas kubur
R&R Darulkautsar
 
makalah studi hadis
makalah studi hadismakalah studi hadis
makalah studi hadis
IAIN Sunan Ampel Surabaya
 
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis""Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
Kaminorsabir Kamin
 
Hadits Maudhu'
Hadits Maudhu'Hadits Maudhu'
Hadits Maudhu'
azzaazza50746
 
"139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith""139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith"
Kaminorsabir Kamin
 
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptxAswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
AnnurAsyarihinTajina
 
Fiqih bid’ah
Fiqih bid’ahFiqih bid’ah
Fiqih bid’ah
Muhammad Jamhuri
 
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdiSebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdiRa Hardianto
 
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 4
Buku  Pedoman MUI ttg Syiah 4Buku  Pedoman MUI ttg Syiah 4
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 4
Feizal Karim
 
Buku koreksi i'tiqad ahlus sunnah sirojuddin abbas
Buku koreksi i'tiqad ahlus sunnah sirojuddin abbasBuku koreksi i'tiqad ahlus sunnah sirojuddin abbas
Buku koreksi i'tiqad ahlus sunnah sirojuddin abbas
yanto abdulah
 
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...
Ra Hardianto
 
Syi'ah & gerakannya di malaysia mac 2011
Syi'ah & gerakannya di malaysia mac 2011Syi'ah & gerakannya di malaysia mac 2011
Syi'ah & gerakannya di malaysia mac 2011
Hifni Farhati
 
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'manAnta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Edi Awaludin
 
Sirah nabawiyah muhammad said ramadhan al butti
Sirah nabawiyah   muhammad said ramadhan al buttiSirah nabawiyah   muhammad said ramadhan al butti
Sirah nabawiyah muhammad said ramadhan al butti
Anggit T A W
 
fahaman ibnu taimiyah
fahaman ibnu taimiyahfahaman ibnu taimiyah
fahaman ibnu taimiyah
adam teh
 
Ahlussunnah Wal Jama'ah
Ahlussunnah  Wal Jama'ahAhlussunnah  Wal Jama'ah
Ahlussunnah Wal Jama'ah
Ardian DP
 

Similar to Qqqpqppqpqpqpqpqpqpqqqqqqqkkkqpqoqjqjqjqjq (20)

Ilmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsIlmu rijal al hadits
Ilmu rijal al hadits
 
Ilmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsIlmu rijal al hadits
Ilmu rijal al hadits
 
Bidaah
BidaahBidaah
Bidaah
 
Panduan Evaluasi Sholat dan Hadits Shahih - Mengevaluasi Cara Sholat Kita
Panduan Evaluasi Sholat dan Hadits Shahih - Mengevaluasi Cara Sholat KitaPanduan Evaluasi Sholat dan Hadits Shahih - Mengevaluasi Cara Sholat Kita
Panduan Evaluasi Sholat dan Hadits Shahih - Mengevaluasi Cara Sholat Kita
 
Memacak pelepah tamar di atas kubur
Memacak pelepah tamar di atas kuburMemacak pelepah tamar di atas kubur
Memacak pelepah tamar di atas kubur
 
makalah studi hadis
makalah studi hadismakalah studi hadis
makalah studi hadis
 
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis""Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
"Sifat Al-Bukhari Dalam Kajian Hadis"
 
Hadits Maudhu'
Hadits Maudhu'Hadits Maudhu'
Hadits Maudhu'
 
"139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith""139 Faedah Hadith"
"139 Faedah Hadith"
 
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptxAswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
 
Fiqih bid’ah
Fiqih bid’ahFiqih bid’ah
Fiqih bid’ah
 
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdiSebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
 
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 4
Buku  Pedoman MUI ttg Syiah 4Buku  Pedoman MUI ttg Syiah 4
Buku Pedoman MUI ttg Syiah 4
 
Buku koreksi i'tiqad ahlus sunnah sirojuddin abbas
Buku koreksi i'tiqad ahlus sunnah sirojuddin abbasBuku koreksi i'tiqad ahlus sunnah sirojuddin abbas
Buku koreksi i'tiqad ahlus sunnah sirojuddin abbas
 
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...
Pernyataan para-imam-untuk-mengikuti-sunnah-dan-meninggalkan-yang-menyalahi-s...
 
Syi'ah & gerakannya di malaysia mac 2011
Syi'ah & gerakannya di malaysia mac 2011Syi'ah & gerakannya di malaysia mac 2011
Syi'ah & gerakannya di malaysia mac 2011
 
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'manAnta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
 
Sirah nabawiyah muhammad said ramadhan al butti
Sirah nabawiyah   muhammad said ramadhan al buttiSirah nabawiyah   muhammad said ramadhan al butti
Sirah nabawiyah muhammad said ramadhan al butti
 
fahaman ibnu taimiyah
fahaman ibnu taimiyahfahaman ibnu taimiyah
fahaman ibnu taimiyah
 
Ahlussunnah Wal Jama'ah
Ahlussunnah  Wal Jama'ahAhlussunnah  Wal Jama'ah
Ahlussunnah Wal Jama'ah
 

Recently uploaded

Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdfPedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
sigitpurwanto62
 
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari IniWen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D
 
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
renaldifebriansyahed
 
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.pptVIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
MuhammadAmin350497
 
Ppt tentang Deret tak hingga, deret pangkat
Ppt tentang Deret tak hingga, deret pangkatPpt tentang Deret tak hingga, deret pangkat
Ppt tentang Deret tak hingga, deret pangkat
nadazaki20
 
Modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (1).pdf
Modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (1).pdfModul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (1).pdf
Modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (1).pdf
MiftaJohanDaehanJo
 
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya CodWA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
ajongshopp
 
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking PresentasiGames Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
RayAhmed5
 
1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
sonymoita41
 

Recently uploaded (9)

Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdfPedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
 
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari IniWen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
 
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
 
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.pptVIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
 
Ppt tentang Deret tak hingga, deret pangkat
Ppt tentang Deret tak hingga, deret pangkatPpt tentang Deret tak hingga, deret pangkat
Ppt tentang Deret tak hingga, deret pangkat
 
Modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (1).pdf
Modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (1).pdfModul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (1).pdf
Modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final (1).pdf
 
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya CodWA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
 
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking PresentasiGames Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
 
1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
 

Qqqpqppqpqpqpqpqpqpqqqqqqqkkkqpqoqjqjqjqjq

  • 2. 2 Terjemahan dan Arti ‫اق‬َّ‫ر‬ُ‫ف‬ di Kamus Istilah Semua Indonesia Arab terpisah, perpisahan, keberangkatan, meninggalkan, ucapan selamat jalan [Umum] ‫اق‬َ‫ر‬ِ‫ف‬ 1 perpisahan [Quran] ََ‫ر‬ِ‫ف‬ ‫اق‬
  • 3. Siapa mu’allif ? ditulis oleh ulama bermazhab Asy’ari dalam aqidah, dan Syafi’i dalam fiqih, bernama Abu Manshur Abdul Qahir al-Baghdadi (w. 429 H),
  • 5. 5 sebagai uraian terhadap hadits yang berbicara soal terpecahnya umat Islam dalam tujuh puluh tiga firqah (sekte) Hanya satu yang selamat menjabarkan semua sekte yang berkembang.
  • 6. Berisi tentang penjelasan doktrinal berbagai sekte dalam Islam.  penjelasan tentang keyakinan Ahlusunnah wal Jama’ah yang benar.
  • 7. “ HAL PENTING DALAM PEMBAHASAN KITAB INI 7
  • 8. 8  “siapa umat Islam” “siapa orang yang bisa diberi predikat Muslim.” Imam Abdul Qahir al-Baghdadi mengatakan, terjadi perbedaan pendapat mengenai siapa yang secara umum bisa disebut beragama Islam.
  • 9. 9 Imam Abdul Qahir al-Baghdadi mengatakan, terjadi perbedaan pendapat mengenai siapa yang secara umum bisa disebut beragama Islam.
  • 10. 10 Penulis: membagi isi kitab Al Farqu bainal Firoq tersebut menjadi lima bab
  • 11. Pembahasan pertama 11 al-Baghdadi mencoba mengurai tranmisi (sanad) hadits tentang perpecahan. Menurut penelitiannya, ada banyak sahabat yang meriwayatkan hadits tersebut dari Nabi Saw. Di antaranya ialah Anas bin Malik, Abu Hurairah, Abu Darda, Jabir, Abu Sa’id al- Khudri, Ubay bin Ka’b, Abdullan bin Amr bin al-Ash, Abu Umamah, dan Watsilah bin al- Asyfa’. Sedangkan generasi setelah sahabat banyak yang meriwayatkan hadits tersebut dari para sahabat. [H. 16-17].
  • 12. 12 Menurut al-Baghdadi, bahwa perpecahan yang dimaksud dalam prediksi Nabi adalah perpecahan dalam arti perbedaan mengenai ushul ad-din bukan perbedaan dalam masalah cabang-cabang fiqh. Sebab, menurutnya, para fuqaha` meskipun berselisih dalam soal furu’ tetapi mereka bersepakat dalam hal yang menyangkut ushul ad-din. [H. 17].
  • 13. 13 secara implisit berpandangan bahwa perbedaan pendapat para fuqaha` dalam soal furu’ tidak berdampak pada penyesatan terhadap mereka. Meskipun mereka salah dalam berpendapat. Sebab, dalam soal ushul ad-din mereka bersepakat
  • 14. Place your screenshot here 14 Al-Baghdadi mencoba membahas tentang bagaimana terjadinya perpecahan umat sehingga mencapai tujuh puluh tiga sekte. Pembahasan kedua, Menurut nya :Peristiwa awal yang menimbulkan perselisihan antara umat Islam adalah kematian Nabi saw. Sebagian ada yang menganggap bahwa Nabi saw tidaklah wafat, ia hanya dianggkat Allah swt ke langit sebagaimana yang terjadi pada nabi Isa as. Sebagian lagi mengatakan bahwa Nabi saw telah wafat.
  • 15. 15 Perselisihan ini kemudian dapat diselesaikan oleh Abu Bakar ra seraya berkata, “man kana ya’budu muhammadan fa inna muhammadan qad mata wa man kana ya’budu rabba muhammad fa innahu hayyun la yamut” (Barang siapa yang menyembah Muhammad maka sesungguhnya ia telah wafat, dan barang siapa yang menyembah Tuhan Muhammad maka sesungguhnya Ia adalah Dzat Yang Maha Hidup dan tidak akan pernah mati).
  • 16. 16 Jadi, Al-Asy’ari melihat bahwa perselisihan umat Islam pada dasarnya bermula dari persoalan politis, yaitu menyangkut soal imamah atau kepempinan. Sedang al-Baghdadi melihat bahwa perselisihan itu berangkat dari persoalan teologis, yaitu tentang apakah Nabi telah wafat atau memang ia tidak wafat tetapi diangkat oleh Allah ke langit sebagaimana nabi Isa as. Abu al-Hasan al-Asy`ari yang menyatakan bahwa awal mula timbulnya perselisihan dalam umat Islam adalah soal imamah. [Abu al-Hasan al- Asy’ari, Maqalat al-Islamiyyin,
  • 17. 17 Menguraikan pandangan atau keyakinan pelbagai sekte yang tersesat dan menjelaskan tentang kekeliruan pandangan mereka. Di antaranya adalah pandangan sekte Rafidhah, Khawarij, Mu’tazilah, Qadariyah, Murji`ah, Najjariyyah, dan lainnya. Pada bagian ini al-Baghdadi membeberkan aliran sempalan dari sekte-gologan tersebut secara ringkas dan padat sehingga memudahkan kepada para pembaca untuk mengkajinya. Pembahasan ketiga
  • 18. 18 Menguraikan tentang sekte yang berafiliasi pada Islam tetapi pada sebenarnya bukan termasuk dari sekte Islam. Pembahasan keempat
  • 19. 19 Dalam bagian ini al-Baghdadi menguraikan kembali perbedaan para teolog Islam (mutakallimin) mengenai siapa yang disebut atau diketegorikan sebagai umat Islam. Salah satu sekte yang dianggap berafiliasi kepada Islam tetapi sebenarnya bukan Islam adalah Saba`iyyah, yaitu pengikut Abdullah bin Saba yang memposisikan sahabat Ali KW.dengan sangat berlebihan sehingga ia dianggap sebagai nabi. Bahkan sikap Abdullah bin Saba tidak berhenti sampai di sini saja, tetapi ia malah semakin jauh mengkultuskan sahabat Ali kw dengan menganggapnya sebagai Tuhan. [H. 335].
  • 21. 21 BAB KE 1 JUMLAH HADITS TENTANG TERPECAHNYA - UMMAT ISLAM Apabila kita kumpulkan hadits-hadits tentang terpecahnya ummat menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan dan satu golongan yang masuk Surga, lebih kurang ada lima belas hadits yang diriwayatkan oleh lebih dari sepuluh Imam Ahli Hadits dari 14 (empat belas) orang Shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yaitu :
  • 22. 22 1. Abu Hurairah r.a 2. Mu’awiyah bin Abi Sufyan r.a 3. Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash r.a 4. ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘r.a 5. Abu Umamah al-Bahili ra. 6. Abdullah bin Mas’ud ra. 7. Jabir bin ‘Abdillah ra 8. Sa’ad bin Abi Waqqash ra
  • 23. 23 9. Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu. 10.Watsilah bin Asqa’ 11. Amr bin ‘Auf al-Muzani ra 12. Ali bin Abi Thalib r.a 13. Abu Musa al-Asy’ari 14. Anas bin Malik radhiyallahu ‘
  • 24. 24 َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ة‬ َ‫ْر‬‫ي‬ َ‫ر‬ُ‫ه‬ ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ : ُ ّ ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫و‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ : َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫ق‬َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬ِ‫ا‬ ُُ ْ‫و‬ُ‫ُه‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ى‬َُْ‫ح‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ص‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ق‬َّ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ،ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ث‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ى‬َُْ‫ح‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬ َ‫ار‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ث‬ ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ُ‫ق‬ ِ ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬َ‫ت‬ َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ٍ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ي‬ِ‫ت‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ . HADITS PERTAMA Keterangan: Hadits ini diriwayatkan
  • 25. 25 1. Abu Dawud, Kitab as-Sunnah, I-Bab Syarhus Sunnah no. 4596, dan lafazh hadits di atas adalah lafazh Abu Dawud. 2. At-Tirmidzi, Kitabul Iman, 18-Bab Maa Jaa-a fiftiraaqi Haadzihil Ummah, no. 2778 dan ia berkata: “Hadits ini hasan shahih.” (Lihat kitab Tuhfatul Ahwadzi VII/397-398.) 3. Ibnu Majah, 36-Kitabul Fitan, 17-Bab Iftiraaqil Umam, no. 3991.I 4. Imam Ahmad, dalam kitab Musnad II/332, tanpa menyebutkan kata “Nashara. 5. ”Al-Hakim, dalam kitabnya al-Mustadrak, Kitabul Iman I/6, dan ia berkata: “Hadits ini banyak sanadnya, dan berbicara tentang masalah pokok agama.
  • 26. 26 1. Ibnu Hibban, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Mawaariduzh Zhamaan, 31-Kitabul Fitan, 4-Bab Iftiraqil Ummah, hal. 454, no. 1834. 2. Abu Ya’la al-Maushiliy, dalam kitabnya al-Musnad: Musnad Abu Hurairah, no. 5884 (cet. Daarul Kutub Ilmiyyah, Beirut). 3. Ibnu Abi ‘Ashim, dalam kitabnya as-Sunnah, 19-Bab Fii ma Akhbara bihin Nabiyyu -Shallallaahu ‘alaihi wa sallam- anna Ummatahu Sataftariqu, I/33, no. 66. 4. Ibnu Baththah, dalam kitab Ibanatul Kubra: Bab Dzikri Iftiraaqil Umam fii Diiniha, wa ‘ala kam Taftariqul Ummah? I/374-375 no. 273 tahqiq Ridha Na’san Mu’thi. 5. Al-Ajurri, dalam kitab asy-Syari’ah: Bab Dzikri Iftiraqil Umam fii Diinihi, I/306 no. 22, tahqiq Dr. ‘Abdullah bin ‘Umar bin Sulaiman ad-Damiiji.
  • 27. 27 a. Muhammad bin ‘Amr bin ‘Alqamah bin Waqqash al- Allaitsiy. Perawi Hadist 1. Imam Abu Hatim berkata: “Ia baik haditsnya, ditulis haditsnya dan dia adalah seorang Syaikh (guru). 2. ”Imam an-Nasa-i berkata: “Ia tidak apa-apa (yakni boleh dipakai), dan ia pernah berkata bahwa Muhammad bin ‘Amir adalah seorang perawi yang tsiqah. 3. ”Imam adz-Dzahabi berkata: “Ia adalah seorang Syaikh yang terkenal dan hasan haditsnya. 4. ”Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani berkata: “Ia seorang perawi yang benar, hanya padanya ada beberapa kesalahan.”(Lihat al-Jarhu wat Ta’dilu VIII/30-31, Mizaanul I’tidal III/ 673 no. 8015, Tahdzibut Tahdzib IX/333-334, Taqribut Tahdzib II/119 no. 6208.)
  • 28. 28 Perawi Hadist b. Abu Salamah, yakni ‘Abdurrahman bin ‘Auf : Beliau adalah seorang perawi yang tsiqah, Abu Zur’ah berkata : “Ia seorang perawi yang tsiqah.”(Lihat Tahdzibut Tahdzib XII/115, Taqribut Tahdzib II/409 no. 8177.)
  • 29. 29 Hadits di atas derajatnya hasan, karena terdapat Muhammad bin ‘Amr, akan tetapi hadits ini menjadi shahih karena banyak syawahidnya. Derajat Hadits Imam at-Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan shahih. Imam al-Hakim berkata: “Hadits ini shahih menurut syarat Muslim dan keduanya (yakni al-Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya.” Dan al-Hafizh adz- Dzahabi pun menyetujuinya. (Lihat al-Mustadrak Imam al-Hakim: Kitaabul ‘Ilmi I/128.)
  • 30. 30 Ibnu Hibban dan Imam asy-Syathibi telah menshahihkan hadits di atas dalam kitab al- I’tisham (II/189). Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany juga telah menshahihkan hadits di atas dalam kitab Silsilah Ahaadits ash-Shahiihah no. 203 dan kitab Shahih at-Tirmidzi no. 2128.
  • 31. 31 Hadits Mu’awiyah bin Abi Sufyan HADITS KEDUA ِّ‫ي‬َ‫ح‬ُ‫ل‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫هللا‬ ُِْ‫ب‬َ‫ع‬ ِّ‫ي‬ِ‫ن‬ َ‫ز‬ ْ‫و‬َ‫ُه‬ْ‫ال‬ ٍ ‫ر‬ِ‫ام‬َ‫ع‬ ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ َ‫ي‬ْ‫ف‬ُ‫س‬ ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ َ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫و‬‫ا‬َ‫ع‬ُ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ ‫ا‬َ‫ق‬ ُ‫و‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ان‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ : ِ‫و‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ّ ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ َ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ال‬َ‫أ‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ ‫ا‬َ‫ق‬ َ َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ : ِ‫إ‬ َ‫ال‬ َََ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ ُ‫ك‬َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َّ‫ن‬ ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ث‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ق‬ َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬ِ‫ا‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ َ‫س‬ َ‫ة‬َّ‫ل‬ِ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫ه‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ً‫ة‬َّ‫ل‬ِ‫م‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ ٍ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ق‬ ِ ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬َ‫ت‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ . َ‫و‬ َ‫و‬ ِ ‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ان‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ث‬ َ‫ي‬ِ‫ه‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫ن‬ََْ‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ة‬َُ ِ‫اح‬ ُ‫ة‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫م‬ََْ‫ال‬ l
  • 32. 32 Dari Abu ‘Amir al-Hauzaniy ‘Abdillah bin Luhai, dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan, bahwasanya ia (Mu’awiyah) pernah berdiri di hadapan kami, lalu ia berkata: “Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di hadapan kami, kemudian beliau bersabda, “Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan dan sesungguhnya ummat ini akan berpecah belah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, (adapun) yang tujuh puluh dua akan masuk Neraka dan yang satu golongan akan masuk Surga, yaitu “al-Jama’ah.”
  • 33. 33 Keterangan: Hadits ini diriwayatkan oleh : 1. Abu Dawud, Kitabus Sunnah Bab Syarhus Sunnah no. 4597, dan lafazh hadits di atas adalah dari lafazh-nya. 2. Ad-Darimi, dalam kitab Sunan-nya (II/241) Bab fii Iftiraqi Hadzihil Ummah. 3. Imam Ahmad, dalam Musnad-nya (IV/102). 4. Al-Hakim, dalam kitab al-Mustadrak (I/128). 5. Al-Ajurri, dalam kitab asy-Syari’ah (I/314-315 no. 29)Referensi :
  • 34. 34 1. Ibnu Abi ‘Ashim, dalam Kitabus Sunnah, (I/7) no. 1-2. 2. Ibnu Baththah, dalam kitab al-Ibaanah ‘an Syari’atil Firqah an-Najiyah (I/371) no. 268, tahqiq Ridha Na’san Mu’thi, cet.II Darur Rayah 1415 H. 3. Al-Lalikaa-iy, dalam kitab Syarah Ushul I’tiqad Ahlus Sunah wal Jama’ah (I/113-114) no. 150, tahqiq Dr. Ahmad bin Sa’id bin Hamdan al-Ghaamidi, cet. Daar Thay-yibah th. 1418 H. 4. Al-Ashbahani, dalam kitab al-Hujjah fii Bayanil Mahajjah pasal Fii Dzikril Ahwa’ al-Madzmumah al-Qismul Awwal I/107 no. 16. Semua Ahli Hadits di atas telah meriwayatkan dari jalan :Shafwan bin ‘Amr, ia berkata: “Telah menceritakan kepadaku Azhar bin ‘Abdillah al-Hauzani dari Abu ‘Amr ‘Abdullah bin Luhai dari Mu’awiyah.
  • 35. 35 Perawi HaditsReferensi Shafwan bin ‘Amr bin Haram as-Saksaki, ia telah dikatakan tsiqah oleh Imam al-‘Ijliy, Abu Hatim, an-Nasa-i, Ibnu Sa’ad, Ibnul Mubarak dan lain-lain. Azhar bin ‘Abdillah al-Harazi, ia telah dikatakan tsiqah oleh al-‘Ijliy dan Ibnu Hibban. Al-Hafizh adz-Dzahabi berkata: “Ia adalah seorang Tabi’in dan haditsnya hasan.” Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Ia shaduq (orang yang benar) dan ia dibicarakan tentang Nashb.” (Lihat Mizaanul I’tidal I/173, Taqribut Tahdzib I/75 no. 308, ats-Tsiqat hal. 59 karya Imam al-‘Ijly dan kitab ats-Tsiqat IV/38 karya Ibnu Hibban.) Abu Amir al-Hauzani ialah Abu ‘Amir ‘Abdullah bin Luhai.
  • 36. 36 Derajat Hadits  Derajat hadits di atas adalah hasan, karena ada seorang perawi yang bersnama Azhar bin ‘Abdillah, akan tetapi hadits ini naik menjadi shahih dengan syawahidnya.  Al-Hakim berkata: “Sanad-sanad hadits (yang banyak) ini, harus dijadikan hujjah untuk menshahihkan hadits ini. dan al-Hafizh adz-Dzahabi pun menyetujuinya.” (Lihat al- Mustadrak I/128.)  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits ini shahih masyhur.”(Lihat kitab Silsilatul Ahaadits ash- Shahiihah I/405 karya Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany, cet. Maktabah al-Ma’arif.)
  • 37. 37 HADITS KETIGA: Hadits ‘Auf bin Malik R.A َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ ِ‫ف‬ ْ‫و‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬ ََ : ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ ‫للا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫و‬ : ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُُ ْ‫و‬ُ‫ُه‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ق‬ َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬ِ‫ا‬ ‫ى‬َُْ‫ح‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫ن‬ََْ‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ة‬َُ ِ‫اح‬ َ‫و‬َ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ْ‫ي‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ث‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬ َ‫ار‬َ‫ص‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ق‬ َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬‫ا‬ َ‫و‬ ِ ‫ار‬َّ‫ن‬‫ل‬ ْ‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ن‬ َ‫ن‬ ِ‫ة‬َّ‫ن‬ََْ‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ة‬َُ ِ‫اح‬ َ‫و‬ َ‫و‬ ِ ‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ‫ى‬َُْ‫ح‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ت‬ْ‫ف‬َ‫ت‬َ‫ل‬ ِ‫ه‬َُِ‫ي‬ِ‫ب‬ ٍَُّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ُ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ْ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫و‬ َّ‫م‬ُ‫أ‬ َّ‫ن‬َ‫ق‬ ِ ‫ر‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ي‬ِ‫ت‬ َ‫و‬ ِ‫ان‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ث‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫ن‬ََْ‫ال‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ة‬َُ ِ‫اح‬ َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ٍ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ َ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ق‬ ، ِ ‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ : ِ‫هللا‬ َ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ‫؟‬ْ ُ‫ه‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ : ُ‫ة‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫م‬ََْ‫ال‬ .
  • 38. 38 Dari ‘Auf bin Malik, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Yahudi terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan, satu (golongan) masuk Surga dan yang 70 (tujuh puluh) di Neraka. Dan Nasrani terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, yang 71 (tujuh puluh satu) golongan di Neraka dan yang satu di Surga. Dan demi Yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, ummatku benar-benar akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, yang satu di Surga, dan yang 72 (tujuh puluh dua) golongan di Neraka,’ Ditanyakan kepada beliau, ‘Siapakah mereka (satu golongan yang masuk Surga itu) wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Al- Jama’ah.’ Keterangan : Hadits ini telah diriwayatkan oleh
  • 39. 39 1. Ibnu Majah, dalam kitab Sunan-nya Kitabul Fitan bab Iftiraaqil Umam no. 3992. 2. Ibnu Abi ‘Ashim, dalam kitab as-Sunnah I/32 no. 63. 3. Al-Lalikaa-i, dalam kitab Syarah Ushul I’tiqaad Ahlis Sunah wal Jama’ah I/113 no. 149.  Semuanya telah meriwayatkan dari jalan ‘Amr, telah menceritakan kepada kami ‘Abbad bin Yusuf, telah menceritakan kepadaku Shafwan bin ‘Amr dari Rasyid bin Sa’ad dari ‘Auf bin Malik.
  • 40. 40 BAB KE 2 PENYEBAB TERJADINYA PERPECAHAN
  • 41. 41 Ahlus Sunnah meyakini, bahwa persatuan merupakan salah satu pokok ajaran agama mereka. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Berpegang- teguhlah kalian dengan tali Allah, dan janganlah kalian berpecah-belah.” (QS. Ali Imran: 103)
  • 42. 42  Abdullah binMas’ud radhiyallahu’anhu menafsirkan, bahwa yang dimaksud dengan ‘tali Allah’ di sini adalah al-Jama’ah/persatuan, atsar ini diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya.
  • 43. 43  Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata, “Apabila umat manusia kembali kepada al-Kitab dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam niscaya persatuan itu akan terwujud. Sebagaimana hal itu telah terjadi pada generasi awal umat ini, padahal mereka dahulu -sebelumnya- berpecah-belah…”
  • 44. 44  Syaikh Abdullah al-Ubailan hafizhahullah berkata, “Dengan tiga perkara berikut ini, maka persatuan itu akan terlaksana; [1] aqidah yang sahihah, [2] kembali kepada al-Kitab dan as- Sunnah ketika berselisih, [3] taat kepada ulil amri (umara/ulama) serta selalu menginginkan kebaikan bagi mereka dan menasehati dengan cara yang bijak…”
  • 47.  kapankah perbedaan itu disebut perpecahan?  Bagaimana terjadinya perpecahan?  Siapakah yang berhak memvonis bahwa seseorang atau kelompok tertentu telah memecah dari jama'ah?
  • 48.  Pertama : Perpecahan adalah bentuk perselisihan yang sangat tajam. Bahkan dapat dikatakan sebagai buah dari perselisihan. Banyak sekali kasus yang membawa perselisihan ke muara perpecahan ! Meski kadang kala perselisihan tidak mesti berujung kepada perpecahan. Jadi, perpecahan adalah sesuatu yang lebih dari sekedar perselisihan. Dan sudah barang tentu, tidak semua ikhtilaf (perselisihan) disebut perpecahan.
  • 49.  Kedua : Tidak semua ikhtilaf disebut perpecahan ! Namun setiap perpecahan sudah pasti ikhtilaf! Banyak sekali persoalan yang diperdebatkan kaum muslimin termasuk kategori ikhtilaf, dimana masing-masing pihak yang berbeda pendapat tidak boleh memvonis kafir atau mengeluarkan salah satu pihak dari Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
  • 50.  Ketiga : Perpecahan hanya terjadi pada permasalahan prinsipil, yaitu masalah ushuluddin yang tidak boleh diperselisihkan. Yakni masalah-masalah ushuluddin yang ditetapkan oleh nash yang qath'i, ijma atau sesuatu yang telah disepakati sebagai manhaj (pedoman operasional) Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Siapa saja yang menyelisihi masalah di atas, maka ia termasuk orang yang berpecah dari Al-Jama'ah. Adapun selain itu, masih tergolong perkara ikhtilaf.
  • 51.  Jadi, ikhtilaf hanya terjadi dalam masalah-masalah yang secara tabiat boleh berbeda pendapat dan boleh berijtihad yang mana seseorang memiliki hak berpendapat, atau masalah-masalah yang mungkin tidak diketahui sebagian orang, atau ada unsur paksaan dan takwil.
  • 52.  Keempat : Ikhtilaf bersumber dari sebuah iijtihad yang disertai niat yang lurus. Sementara mujtahid yang benar mendapat pahala lebih banyak lagi. Kadang kala pihak yang salah juga pantas dipuji atas ijtihadnya. Adapun bila ikhtilaf tersebut bermuara kepada perpecahan, tidak syak lagi hal itu tercela.
  • 53. Kelima : Perpecahan tidak terlepas dari ancaman dan siksa serta kebinasaan. Tidak demikian halnya dengan ikhtilaf walau bagaimanapun bentuk ikhtilaf yang terjadi diantara kaum muslimin, baik akibat perbedaan dalam masalah-masalah ijtihadiyah, atau akibat mengambil pendapat keliru yang masih bisa ditolerir, atau akibat memilih pendapat yang salah karena ketidaktahuannya terhadap dalil-dalil sementara belum ditegakkan hujjah atasnya, atau karena uzur, seperti dipaksa memilih pendapat yang salah sementara orang lain tidak mengetahuinya, atau akibat kesalahan takwil yang hanya dapat diketahui setelah ditegakkan hujjah.
  • 55. Beberapa faktor dominan yang juga merupakan sumber utama penyebab terjadinya perpecahan dari dulu hingga sekarang. Kami akan meringkasnya sebagai berikut. :
  • 56. Perpecahan Adalah Bentuk Perselisihan Yang Lebih Tajam 1 Faktor terpenting yang memicu terjadinya perpecahan dan yang terdahsyat efeknya terhadap umat adalah konspirasi dan makar yang dilancarkan oleh berbagai kaum pemeluk agama, seperti kaum Yahudi, Nashrani, Shabi'un (penyembah binatang dan dewa-dewa), Majusi dan Dahriyun (atheis).
  • 57. Tidak Semua Perselisihan Merupakan Perpecahan 2 Kelompok ini akan selalu ada kapan dan di mana saja. Setiap kali muncul pemikiran nyeleneh, bid'ah atau pengikut hawa nafsu, pasti selalu saja ada orang yang mengikutinya, baik dari kalangan pengikut hawa nafsu ataupun orang yang punya kepentingan pribadi. Orang-orang model begini pasti selalu ada di sepanjang zaman, semoga Allah tidak memperbanyak jumlah mereka
  • 58. Al farqu bainal firoq Perpecahan Hanya Terjadi Dalam Masalah Prinsipil 3 Kebodohan adalah salah satu faktor pemicu terjadinya perepecahan. Kebodohan merupakan penyakit akut yang sangat sulit disembuhkan, yang pada waktu bersamaan menciptakan atmosfir-atmosfir perpecahan. Kebodohan yang dimaksud adalah kebodohan dalam bidang agama, baik kebodohan dalam aspek aqidah maupun aspek syari'at. Jahil terhadap sunnah serta kaidah-kaidah dan metodologinya.
  • 59. Perselisihan Kadang Kala Timbul Karena Perbedaan Ijtihad Tidak Demikian Halnya Perpecahan 4 Kerancuan dalam metodologi memahami agama. Berapa banyak kita temukan orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan banyak menelaah buku-buku, namun menempuh metodologi memahami agama yang rancu. Sebab memahami agama memiliki metode tersendiri yang sudah diwarisi sejak zaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, para sahabat, tabi'in serta generasi Salafus Shalih dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka hingga hari ini. Beberapa Fenomena Kerancuan Dalam Metodologi Memahami Agama Yang Dimaksud Adalah.:
  • 60. Mengambil ilmu tidak dari ahlinya. a Salah satu fenomena kerancuan dalam metodologi memahami agama yang merupakan sebab perpecahan umat ialah memisahkan diri dari para ulama e d b Di antara gejala salah kaprah dalam memahami agama adalah pelecehan kepada ulama yang dilakukan oleh sebagian orang yang sok tahu dan sejumlah oknum juru dakwah c Sebagian pemuda yang berguru kepada sesama mereka, atau kepada pelajar-pelajar yang tidak lebih pandai daripada mereka PerpecahanMestiDiiringiDenganAncaman,Berbeda Halnya Perselisihan
  • 61. 5 Kurang Memahami Kaidah-Kaidah Berselisih Pendapat Di antara sebab-sebab perpecahan adalah kurang memahami kaidah-kaidah berselisih pendapat. Yang saya maksud di sini adalah mengenal hukum-hukum berbeda pendapat antara dua orang muslim dan efek yang timbul di balik itu. Mana saja yang boleh diperselisihkan dan mana yang tidak.
  • 62. Sikap Ekstrim Dalam Agama 6 Ekstrim dan berlebih-lebihan dalam melaksanakan agama adalah faktor terbesar mencuatnya perpecahan. Yang dimaksud berlebih-lebihan di sini adalah mempersulit diri sendiri dan orang lain dalam melaksanakan hukum-hukum syari'at, atau dalam bersikap terhadap orang lain atau bermua'amalah tanpa mengindahkan etika-etika syariat dan kaidah-kaidah agama.
  • 63. Bid'ah Dalam Agama 7 Salah satu sebab perpecahan adalah bid'ah. Baik bid'ah dalam masalah aqidah, ibadah, hukum dan lain-lain. Yang intinya adalah meyakini sesuatu yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Atau beribadah dengan cara yang tidak disyariatkan Allah dan Rasul-Nya, baik berupa keyakinan, amalan maupun ucapan
  • 64. Fanatik Golongan 8 Fanatik Golongan dengan segala macam jenisnya. Baik fanatik madzhab, hubungan darah, nasionalisme, suku, partai, warna kulit, maupun yang lainnya. Yang paling parah adalah fanatik yang terjadi di medan dakwah
  • 65. Filsafat dan Ideologi-ideologi Impor 9 Di antara sebab perpecahan paling dominan sejak dulu sampai sekarang adalah banyaknya umat Islam yang terpengaruh ideologi serta filsafat yang datang dari negeri- negeri kafir. Apapun jenis pemikiran, ideologi dan filsafat tersebut, tetap dinyatakan berbahaya selama berkaitan dengan masalah agama, kebudayaan, hukum dan etika.
  • 66. Propaganda Tajdid [Pembaharuan Agama 10 Di antara sebab perpecahan yang terjadi setelah tiga kurun utama ialah propaganda- propaganda tajdid (pembaharuan agama). Memang benar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits. Tajdid bukanlah berarti membuat-buat landasan, kaidah dan prinsip-prinsip baru. Sebagaimana yang dikira sebagian pemikir dan penulis. Dari waktu ke waktu selalu saja muncul musibah yang dipropagandakan beberapa orang dari kalangan kaum muslimin sebagai tajdid dalam agama. Bahkan bisa jadi mujaddid seperti ini merobohkan kaidah-kaidah ahli ilmu dan prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jama'ah dengan propaganda tajdidnya itu!
  • 67. Menganggap Remeh Usaha Memerangi Bid'ah 11 Meremehkan upaya melawan dan memerangai bid'ah di tengah-tengah kaum muslimin. Maksudnya kadang kala muncul sejumlah bid'ah yang tidak diketahui oleh sebagian manusia. Akibatnya mereka meremehkan bid'ah- bid'ah tersebut yang akhirnya menyebabkan bid'ah tersebut makin lama makin subur dan berkembang
  • 68. 12 Meninggalkan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar Salah satu faktor yang menggiring umat ke dalam jurang perpecahan adalah meninggalkan amar ma'ruf nahi mungkar. Meninggalkan budaya memberi nasihat kepada para penguasa yang mengatur urusan umat dan para imam yang berkompeten di tengah-tengah umat.
  • 69. 69  Syaikh Abdullah al-Ubailan hafizhahullah berkata, “Mereka - Ahlus Sunnah- meyakini bahwa sebab utama perpecahan adalah sikap sektarian dan suka bergolong-golongan pada diri sebagian kaum muslimin terhadap suatu kelompok tertentu, jama’ah tertentu, atau sosok tertentu selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang mulia.”
  • 70. 70  Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang- orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi bergolong-golongan. Maka engkau -wahai Muhammad- tidak ikut bertanggung jawab atas mereka sedikitpun.” (QS. al- An’am: 159).
  • 71. 71 Masalah Politik Imamah/kepemimipinan perselisihan terbesar di antara umat adalah perselisihan mengenai imamah (kepemimpinan), kerana tidak pernah pedang dihunus dalam Islam dengan alasan agama sebagaimana (sesering) dihunus karena imamah pada setiap zaman).
  • 72. 72 Imamah/kepemimipinan Awal mulanya perselisihan dipicu oleh persoalan politik yang ada kaitannya dengan peristiwa terbunuhnya Utsman bin Affan yang berbuntut pada penolakan Muawiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, juga mengenai ilmu kalam yang muncul pertama kali adalah persoalan siapa yang disebut keluar dari agama Islam dan siapa yang tetap beragama Islam.
  • 73. 73 perang Shiffin yaitu perang antara kubu Ali dengan kubu Mu’awiyah AKIBAT terjadilah perang Jamal yaitu perang antara kubu Ali dengan kubu Aisyah
  • 74. 74 KHAWARIJ MURJI’AH SYIAH Ialah suatu sekte atau aliran pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan terhadap keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim) dalam perang Shiffin pada tahun 37H/648 M, dengan kelompok bughat (pemberontak) Muawiyah bin Abi Sufyan mengenai persengketaan khilafah. orang yang menunda akan penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa yakni Ali dan Muawiyah serta pendukungnya masing- masing hingga hari kiamat kelak. orang-orang yang tetap mendukung dan mencintai Ali dan keluarganya
  • 75. 75 Perbedaan perselisihan (al-Ikhtilaf) dan perpecahan (al-Iftiraq) Iftiraaq lebih buruk dari ikhtilaf, 1 Karena khilaf terkadang sampai pada batasan iftiraaq dan kadang tidak sampai. Kalau demikian iftiraq adalah ikhtilaf plus.
  • 76. 2 Tidak semua ikhtilaf adalah iftiraaq, namun semua iftiraaq adalah ikhtilaf Banyak masalah-masalah yang diperselisihkan kaum muslimin adalah termasuk masalah khilafiyah dan tidak boleh menghukumi orang yang menyekisihnya dengan kekufuran, mufaaraqah dan keluar dari ahli sunnah.
  • 77. ftiraaq tidak terjadi kecuali pada masalah pokok yang inti 3 seperti ushul agama yang tidak dibolehkan khilaf padanya dan yang sudah ditetapkan dengan nash qath’i atau ijma’ atau ahlusunnah tidak pernah berselisih dalam mengamalkannya.
  • 78. “ 78 khtilaf terkadang muncul dari ijtihad dan niat baik. 4 Yang salah mendapatkan pahala selama mencari kebenaran dan yang benar mendapatkan lebih besar pahalanya. Bisa jadi seorang yang salah dipuji atas ijtihadnya. Namun bila hal ini sampai batasan iftiraaq maka semuanya tercela.
  • 79.
  • 81. 81 Perpecahan dalam umat ini merupakan sunatullah yang pasti terjadi dan telah terjadi. Adapun dasar argumentasi pernyataan ini adalah: ‫ا‬ ِ‫ت‬َ‫ق‬ َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬ َ‫س‬ َ‫و‬ ‫ى‬َُْ‫ح‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُُ ْ‫و‬ُ‫ُه‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬‫ا‬ َ‫و‬ ، ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬ ‫ى‬ َ‫ار‬َ‫ص‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ق‬ ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ث‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ة‬َّ‫م‬ُ‫األ‬ ِ‫ه‬ِ‫ذ‬َ‫ه‬ ُ‫ق‬ ِ ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ف‬َ‫ت‬َ‫س‬ َ‫و‬ ، ٍ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ً‫ة‬َ‫ق‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ َ‫و‬ “ Orang-orang Yahudi telah berpecah belah dalam tujuh puluh satu kelompok dan Nashora berpecah belah menjadi tujuh puluh dua kelompok serta umat ini akan pecah menjadi tujuh puluh tiga kelompok”. (HR al-Tirmidzi). َ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫َن‬‫ن‬ُ‫س‬ َّ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ب‬َّ‫ت‬ُ‫ت‬َ‫ل‬ ً‫ع‬‫ا‬ َ‫ِر‬‫ذ‬ َ‫و‬ ، ٍ ‫ْر‬‫ب‬ِ‫ش‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ً‫ْر‬‫ب‬ِ‫ش‬ ْ ُ‫ك‬ ، ٍ‫اع‬ َ‫ِر‬‫ذ‬ِ‫ب‬ ‫ا‬ َ‫ب‬َ‫ت‬ ٍّ‫ب‬َ‫ض‬ َ‫ر‬ْ‫ُح‬َ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬َ‫خ‬َُ ْ‫و‬َ‫ل‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ُ‫ه‬ ْ‫و‬ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ع‬ . (( ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬ُ‫ق‬ : َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ، ِ‫هللا‬ َ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ ‫؟‬ ‫ى‬ َ‫ار‬َ‫ص‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫و‬ ُُ ْ‫و‬ُ‫ُه‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ ! َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ (( : ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ (([( (( ‫البخاري‬ ‫أخرَو‬ ، ‫الباري‬ ‫فتح‬ ، 13/300 . ‫رق‬ ، ‫ومسل‬ ( 2669 (]. ( ‫؟‬ ! “ Sungguh jalan orang-orang sebelum kalian akan diikuti sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi hasta hingga seandainya mereka masuk lubang Dhobb tentulah kalian akan mengikutinya. Kami bertanya: Wahai Rasululloh apakah yahudi dan nashrani?! Beliau menjawab: Siapa lagi?!”
  • 82. 82 Tipu daya dan konspirasi musuh-musuh Islam, Kebodohan terhadap agama Ketidak beresan dalam manhaj menerima ilmu agama Kezhaliman dan kedengkian Kebid’ahan dalam agama Sikap ekstrim dalam agama 1 2 3 4 5 6 SEBAB SEBAB PERPECAHAN Meniru dan mengekor kepada umat-umat terdahulu, 7
  • 83. 83 Baik yang menampakkan kekufurannya seperti yahudi dan salibis ataupun yang menampakkan keislaman dengan tujuan melemahkan kekuatan dan menumbuhkan perselisihan diantara kaum muslimin 1 Karena keselamatan ada pada ilmu dan kebinasaan ada pada kebodohan. Kebodohan disini bermakna ketidak tahuan terhadap aqidah dan syari’at, bodoh terhadap sunnah, ushul, kaedah dan manhajnya, bukan hanya sekedar tidak memiliki pengetahuan saja; 2
  • 84. 84 Kita dalam menerima ajaran agama harus mengikuti manhaj yang sudah ada sejak zaman Rasululloh dan para salaf umat ini hingga sekarang. Manhaj tersebut mencakup ilmu, amal, mengambil petunjuk dan teladan, suluk prilaku dan pergaulan. 3 FENOMENA KESALAHAN DALAM TALAQQI ADALAH: . Mengambil ilmu bukan dari ahlinya Tidak merujuk kepada para ulama sama sekali ( ‫واألئمة‬ ‫العلماء‬ ‫عن‬ ‫االستقاللية‬ .( Meremehkan dan merendahkan para ulama ( ‫عليُه‬ ‫والتعالي‬ ‫واحتقاره‬ ‫العلماء‬ ‫ازُراء‬ ( Menganggap ittiba’ kepada ulama besar umat ini sebagai taklid ( ‫ًا‬ُ‫تقلي‬ ‫وبصيرة‬ ‫هُى‬ ‫على‬ ‫األئمة‬ ‫اتباع‬ ‫اعتبار‬ ( .
  • 85. 85 Diantara mereka sehingga mereka saling bunuh dan berpecah belah. 4