Buku ini membahas hasil penelitian yang dibiayai oleh IAIN Palu terkait asal usul Dato Karama atau Abdullah Raqie yaitu seorang ulama dari Minangkabau yang membawa Islam ke Sulawesi Tengah.
Dokumen tersebut berisi profil NGADIMUN SOEMARTO dan penjelasan mengenai korupsi, termasuk definisi, jenis, penyebab, dan dampak korupsi. Dokumen ini memberikan informasi mengenai korupsi secara umum dalam 3 kalimat.
Pemerintahan Daendels di Indonesia (1808-1811) ditandai dengan upaya memperkuat pertahanan dan ekonomi, tetapi menimbulkan banyak penderitaan bagi rakyat akibat kerja rodi, pajak yang tinggi, dan penyitaan tanah. Daendels akhirnya dipanggil pulang karena tuduhan korupsi, dan penggantinya menyerahkan kekuasaan Belanda di Indonesia kepada Inggris.
PENGARUH KEBIJAKAN KERJA PAKSA [Bab IV Sub B Bagian 2]Rani Insani
Pengaruh kebjakan kerja paksa Pembangunan Jalur Anyer-Panarukan [Jalan Raya Pos] [Jalur Pantura, Pantai Utara] Daendels terhadap Rakyat Indonesia pada zaman Kolonial Belanda
Sejarah Kerajaan Singasari ; Latar belakang kerajaan, kondisi politik dan pemerintahan, penyebab keruntuhan serta tradisi kerajaan yang masih ada hingga sekarang.
Dokumen tersebut berisi profil NGADIMUN SOEMARTO dan penjelasan mengenai korupsi, termasuk definisi, jenis, penyebab, dan dampak korupsi. Dokumen ini memberikan informasi mengenai korupsi secara umum dalam 3 kalimat.
Pemerintahan Daendels di Indonesia (1808-1811) ditandai dengan upaya memperkuat pertahanan dan ekonomi, tetapi menimbulkan banyak penderitaan bagi rakyat akibat kerja rodi, pajak yang tinggi, dan penyitaan tanah. Daendels akhirnya dipanggil pulang karena tuduhan korupsi, dan penggantinya menyerahkan kekuasaan Belanda di Indonesia kepada Inggris.
PENGARUH KEBIJAKAN KERJA PAKSA [Bab IV Sub B Bagian 2]Rani Insani
Pengaruh kebjakan kerja paksa Pembangunan Jalur Anyer-Panarukan [Jalan Raya Pos] [Jalur Pantura, Pantai Utara] Daendels terhadap Rakyat Indonesia pada zaman Kolonial Belanda
Sejarah Kerajaan Singasari ; Latar belakang kerajaan, kondisi politik dan pemerintahan, penyebab keruntuhan serta tradisi kerajaan yang masih ada hingga sekarang.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Daendels selama menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda antara tahun 1808-1811. Daendels membuat reformasi besar-besaran di bidang militer, ekonomi, dan administrasi pemerintahan dengan membangun jalan raya, pelabuhan, dan benteng serta memperkenalkan sistem kerja paksa dan pajak baru.
Undangan rapat pembentukan BMT di Kabupaten Rokan Hilir yang akan diselenggarakan pada tanggal 25 Mei 2014. Rapat akan membahas kisah sukses BMT dan membentuk pengurus BMT di kabupaten tersebut.
LAPAS dan RUTAN adalah lembaga pemasyarakatan dan penahanan yang bertugas melaksanakan pembinaan narapidana/tersangka dan mengelola keamanan serta urusan administrasi. Keduanya dipimpin oleh kepala dan terdiri dari seksi-seksi yang melaksanakan fungsi pelayanan, pengamanan, dan pengelolaan.
Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636), ketika wilayahnya meluas hingga Semenanjung Malaya dan perdagangannya merambah sampai Timur Tengah. Namun setelah kematiannya, pertikaian internal antara golongan bangsawan dan ulama serta pemberontakan daerah bawahan melemahkan Aceh, hingga akhirnya jatuh ke tangan Belanda pada abad
Dokumen ini membahas peristiwa-peristiwa penting yang terjadi sebelum dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, mulai dari kekalahan Jepang dalam Perang Dunia 2, pembentukan PPKI, perbedaan pendapat antara para pemimpin Indonesia, proses perumusan teks Proklamasi, pembacaan Proklamasi di Lapangan Ikada, hingga kebahagiaan rakyat Indonesia atas kemerdekaan yang diraih.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal terkait dengan kualitas moral individu seperti keserakahan dan rendahnya self-esteem, sedangkan faktor eksternal meliputi sistem hukum, politik, budaya, dan sosial yang lemah serta tidak mendorong akuntabilitas. Dokumen ini menunjukkan bahwa upaya pemberantasan korupsi perlu memperba
Dokumen tersebut membahas dampak masif korupsi yang meliputi 7 aspek utama yaitu dampak ekonomi, sosial, birokrasi pemerintahan, politik dan demokrasi, penegakan hukum, pertahanan dan keamanan, serta lingkungan hidup, dengan penekanan bahwa korupsi merugikan negara hingga 40% dana APBN setiap tahunnya.
Materi 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia SiberIndriyatno Banyumurti
Materi untuk TOT Literasi Digital untuk Guru
Bagian 3 dari 4 Serial Paparan Literasi Digital
Netiket
Standar/Panduan Komunitas Media Sosial
Tuntunan Agama
UU Informasi dan Transaksi Elektronik
1. Tongkonan adalah rumah tradisional Toraja yang berdiri di atas tumpukan kayu dan dihiasi ukiran berwarna-warni.
2. Tongkonan memiliki makna spiritual yang penting bagi masyarakat Toraja sebagai pusat kehidupan sosial dan ritual.
3. Ukiran, kain, dan ornamen tradisional Toraja juga memiliki makna simbolik sesuai kepercayaan masyarakat setempat.
Dokumen tersebut membahas penyebaran agama Islam di Nusantara melalui Wali Songo dan bukti awal masuknya Islam seperti nisan Fatimah Bin Maimun. Dokumen juga membahas tentang warisan budaya Islam di Nusantara seperti sastra hikayat, babad, dan suluk serta pengaruh Islam terhadap kesenian seperti wayang dan gamelan.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Daendels selama menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda antara tahun 1808-1811. Daendels membuat reformasi besar-besaran di bidang militer, ekonomi, dan administrasi pemerintahan dengan membangun jalan raya, pelabuhan, dan benteng serta memperkenalkan sistem kerja paksa dan pajak baru.
Undangan rapat pembentukan BMT di Kabupaten Rokan Hilir yang akan diselenggarakan pada tanggal 25 Mei 2014. Rapat akan membahas kisah sukses BMT dan membentuk pengurus BMT di kabupaten tersebut.
LAPAS dan RUTAN adalah lembaga pemasyarakatan dan penahanan yang bertugas melaksanakan pembinaan narapidana/tersangka dan mengelola keamanan serta urusan administrasi. Keduanya dipimpin oleh kepala dan terdiri dari seksi-seksi yang melaksanakan fungsi pelayanan, pengamanan, dan pengelolaan.
Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636), ketika wilayahnya meluas hingga Semenanjung Malaya dan perdagangannya merambah sampai Timur Tengah. Namun setelah kematiannya, pertikaian internal antara golongan bangsawan dan ulama serta pemberontakan daerah bawahan melemahkan Aceh, hingga akhirnya jatuh ke tangan Belanda pada abad
Dokumen ini membahas peristiwa-peristiwa penting yang terjadi sebelum dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, mulai dari kekalahan Jepang dalam Perang Dunia 2, pembentukan PPKI, perbedaan pendapat antara para pemimpin Indonesia, proses perumusan teks Proklamasi, pembacaan Proklamasi di Lapangan Ikada, hingga kebahagiaan rakyat Indonesia atas kemerdekaan yang diraih.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal terkait dengan kualitas moral individu seperti keserakahan dan rendahnya self-esteem, sedangkan faktor eksternal meliputi sistem hukum, politik, budaya, dan sosial yang lemah serta tidak mendorong akuntabilitas. Dokumen ini menunjukkan bahwa upaya pemberantasan korupsi perlu memperba
Dokumen tersebut membahas dampak masif korupsi yang meliputi 7 aspek utama yaitu dampak ekonomi, sosial, birokrasi pemerintahan, politik dan demokrasi, penegakan hukum, pertahanan dan keamanan, serta lingkungan hidup, dengan penekanan bahwa korupsi merugikan negara hingga 40% dana APBN setiap tahunnya.
Materi 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia SiberIndriyatno Banyumurti
Materi untuk TOT Literasi Digital untuk Guru
Bagian 3 dari 4 Serial Paparan Literasi Digital
Netiket
Standar/Panduan Komunitas Media Sosial
Tuntunan Agama
UU Informasi dan Transaksi Elektronik
1. Tongkonan adalah rumah tradisional Toraja yang berdiri di atas tumpukan kayu dan dihiasi ukiran berwarna-warni.
2. Tongkonan memiliki makna spiritual yang penting bagi masyarakat Toraja sebagai pusat kehidupan sosial dan ritual.
3. Ukiran, kain, dan ornamen tradisional Toraja juga memiliki makna simbolik sesuai kepercayaan masyarakat setempat.
Dokumen tersebut membahas penyebaran agama Islam di Nusantara melalui Wali Songo dan bukti awal masuknya Islam seperti nisan Fatimah Bin Maimun. Dokumen juga membahas tentang warisan budaya Islam di Nusantara seperti sastra hikayat, babad, dan suluk serta pengaruh Islam terhadap kesenian seperti wayang dan gamelan.
Tongkonan, kerbau, dan simbol-simbol yang diukir pada rumah adat merupakan unsur penting dalam kebudayaan suku Toraja. Mereka mewakili kosmologi, status sosial, dan kepercayaan masyarakat Toraja.
Dokumen tersebut membahas asal usul Suku Muna di Sulawesi Tenggara dan kisah Raja pertama Kerajaan Muna, La Eli alias Baidzul Dzaman. Menurut cerita turun temurun, La Eli ditemukan oleh rombongan Kamokulano Tongkuno dari sebuah bambu dan kemudian menjadi Raja pertama Muna. Ia bersama istrinya Wa Tandi Abe yang ditemukan di pantai Napabale mendirikan Kerajaan Muna.
Powerpoint Sejarah Indonesia Kelas X "Penyebaran Islam di Indonesia"wisnuwms
Dibuat Oleh :
-Amanda Vania X MIA 5 / 02
-Khansa Humaira X MIA 5 / 19
-Lusiana Wilianti X MIA 5 / 20
-Maudy Stevania X MIA 5 / 22
-Raissa Samara X MIA 5 / 27
-Wisnu Murti X MIA 5 / 36
X MIA 5, SMAN 68 Jakarta, Tahun 2014-2015
Orang Muna : Asala-Usul, Persebaran Dan Peranannya Dalam Membangun Peradaban ...MuhammadAlimuddin4
Penduduk asli Pulau Muna adalah ras Weddoid yang bermigrasi dari Afrika ke Nusantara melalui Asia sekitar 60.000-50.000 tahun lalu. Ras ini kemudian bercampur dengan ras Austronesia dan Melanesoid, sehingga membentuk penduduk Muna saat ini. Penduduk Muna memiliki persamaan fisik dan budaya dengan suku-suku di Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Banggai, Maluku, dan Aborigin Australia.
Similar to Sejarah Datokarama (Abdullah Raqie): Pembawa Islam dari Minangkabau Ke Sulawesi Tengah (13)
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang kesempatan dan tantangan teknologi keuangan Islam di era digital, termasuk pertumbuhan pengguna internet, smartphone, dan adopsi fintech di Indonesia. Dokumen tersebut juga membahas regulasi terkait fintech di Indonesia serta manfaat fintech bagi konsumen dan perusahaan fintech.
Implementation of Teaching Quality Assessment System Using Android IAIN Datokarama Palu
This document discusses the development of an Android-based application called PKMD for evaluating teaching quality at Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu. The PKMD app was developed using PHP and MySQL and is available on the Google App store. It has been used to evaluate 185 lectures, with 756 students accessing it. Results found that the mobile app improved the efficiency of evaluations by allowing them to be done multiple times from smartphones, and that students and users were satisfied with its ease of use and ability to maintain anonymity.
BENCHMARKING LEVEL INTERACTIVITY OF INDONESIA GOVERNMENT UNIVERSITY WEBSITESIAIN Datokarama Palu
This document discusses a study that evaluated the level of interactivity of 41 Indonesian government university websites. The study analyzed the websites based on 13 criteria identified from previous research. The results found that 4 websites had a very high level of interactivity, 12 were high, 13 were medium, 4 were low, and 4 were very low. The study developed a framework to categorize websites into 5 levels of interactivity based on the features present. The framework can help universities improve their website design and interactivity.
My dear brothers in Jihad, I want to know how to make a bomb. This document discusses the increasing exploitation of social media by extremist groups to spread radical ideology and propaganda through graphic videos and images. It analyzes trends in extremist social media usage, such as instructions for bomb making and coordinating attacks. The conclusion calls for governments around the world to take concrete actions to combat online radicalism, such as establishing new targeted strategies and technologies, and educating societies.
The document discusses the use of social media for research in Islamic contexts. It notes that Indonesia has a large Muslim population that is increasingly using social media. The document argues that researchers should utilize social media for their work to take advantage of benefits like unlimited access to data and respondents, lower costs and time requirements, and the ability to study current online phenomena. Specifically, it suggests that social media can be used to triangulate and validate findings from conventional research methods that may be biased. While ethical issues would need addressing, online research could deepen understanding compared to solely offline data collection.
Sosial media telah memberikan dampak positif dan negatif bagi penggunanya. Dampak positifnya meliputi memperluas pertemanan, terhubung dengan keluarga, informasi terkini, dan promosi diri. Namun dampak negatifnya antara lain rasa persahabatan palsu, gangguan kesehatan, penyalahgunaan bahasa, dan risiko kejahatan siber seperti bullying. Oleh karena itu perlu diwaspadai dampak negatif sosial media.
Dokumen tersebut merangkum materi yang disajikan pada workshop pengembangan penelitian kuantitatif berbasis gender di IAIN Palu tahun 2014. Materi tersebut mencakup metode meta analisis dalam jurnal gender, contoh kasus gender dalam 6 tipe penelitian kuantitatif, dan panduan membangun konstruk teori dan survey dalam penelitian kuantitatif berbasis gender.
COORDINATION AND COOPERATION IN E-GOVERNMENT: AN INDONESIAN LOCAL E GOVERNME...IAIN Datokarama Palu
This document discusses a case study of local e-government systems implementation in Indonesia. It examines how coordination and cooperation shaped the implementation process between internal and external actors/agencies. The findings suggest that dynamic coordination and cooperation, both vertically and horizontally, influenced the success of e-government systems implementation at the local government level in Bali, Indonesia. The regency practiced coordination and cooperation with central government agencies, other regencies, private companies, and internal institutions. This ability to leverage relationships offered insights for other local governments implementing e-government systems.
The Use of Social Media to Gather Qualitative Data: A Case of Government E-P...IAIN Datokarama Palu
The emergence of social media is enabling researchers to consider new data collection and triangulation strategies. Quantitative researchers have taken advantage of the emergence of the Internet as a medium to gather data. Meanwhile, interpretive researchers are only now being able to harness the potential that social media provide in generating more insight into collected data. Using a case of government e-procurement implementation and use in an Indonesian regency, we illustrate how social media exchange, postings, and conversations can be used as a source of rich qualitative data to enhance understanding of a topic being studied. Our findings show that monitoring social media exchange, postings, and conversation can strengthen our understanding and interpretation of offline data (such as interviews). This study contributes to literature on the use of online media for interpretive data collection.
Internal Organizational Factors Influencing Sustainable Implementation of Inf...IAIN Datokarama Palu
Many information systems (IS) studies have found that information systems implementation sustainability is determined by internal organizational factors. In general these studies have been conducted in private organizations and these factors may not be applicable to IS implementations sustainability within public organizations. This study examines what internal organizational factors play a role in the sustainable implementation of e-government initiatives using a case study of local e-government in Indonesia. It also considers how these factors contribute to sustainable systems by strengthening stakeholders’ commitment through invoking feelings of involvement as responsibilities are assigned to them. The study concludes that the internal factors contribute to collective action that influences sustainable implementation of information systems. Limitations and future research are briefly discussed.
Nurdin, N and Rusli Social Media Adoption and Use by Indonesian MuslimIAIN Datokarama Palu
This study focuses on online social media adoption and usage for da’wah (missionary activities) purposes. The presence of second generation of internet, which is often called as web 2.0, has enabled the emergence of social media adoption and use to allow interactive and real time communication among societies. However, Muslim societies in particular Muslim scholars have yet to get benefits from the online social media technology. Instead of utilizing the technology to maximize delivering Islam messages to ummah, many Muslim use the social media merely for fun. Current fact shows that more than 39 million Indonesian have utilized online social mediawhich means there is a potential opportunities to generate benefits for delivering Islamic message, such as through da’wah h, to our society. Despite a number scholars have addressed the possibility of practicing da’wah through internet but there is a lack scientific study on how da’wah should be delivered through the technology. Our findings show that some key Muslim figures and groups have adopted and use social media dan muslim groups to deliver da’wah effectively. We conclude that social media should be adopted and used by Muslim to improve da’wah scalability among societies. Therefore, da’wah strategies and paradigms should also redesign in respond new technology emergence. Future research and limitation are also addressed.
This paper presents a model for information technology (IT) sustainability within government organizations in developing countries. Previous studies indicate that most government IT implementations in developing countries fail to be sustained and to achieve their implementation goals. The causes of sustainability failure include technology, economics and financial, political, cultural, and organizations and their people. However, between those factors, organizations and people are most commonly found to be related to IT sustainability failure as neither organization nor their people are adapted to a new environment when IT is implemented. This causes lack of fit between government organizations, the people and the IT, which then results in failure to sustain the technology within their organizations. This study, therefore, proposes a model of government organizational adaptation to sustain IT implementation. In constructing the model, firstly, we examine how the process of adaptation of organizational and people factors are undertaken within government organizations from a variety of e-government studies. Previous studies show that government organizational bureaucracy, management, structure, hierarchy, culture, and business processes, should be adapted to meet the new IT requirements when government organizations are undertaking IT implementation. Government organizations should also change their missions and visions in response to new work systems resulting from IT implementation. Government employees’ skills, at all levels, need to be improved in order for them to be actively involved in the implementation process. Secondly, using constructs from the literature review we identify two published cases of governments IT sustainability failure in India and Indonesia. Both cases of e-government implementation show that the sustainability failure factors are caused by lack of adaptation of organizational and people factors to the IT. Thirdly, a solution as to how the factors should be adapted is proposed and finally a model is constructed. We conclude that government IT sustainability is critically determined in the adaptation process of government organizations and people to the IT during the implementation process. Limitations and future research are then addressed.
Examining the Role of the Culture of Local Government on Adoption and Use of...IAIN Datokarama Palu
This paper describes research in progress to explore the role of culture in adoption of e-government at local government levels. The majority of research in electronic government highlighted cultural issues but they do not identify specific cultural traits influencing e-government adoption and use. From our literature review we identified four major cultural traits; adaptability, involvement, mission, and bureaucratic, that is explored in this research. Based on these cultural traits and other cultural issues surrounding the adoption of e-government, we develop a framework to explore the role of culture in adopting and using e-government systems at local government organizations. Evidences suggest that the adoption of e-government at local levels may be mandatory or voluntary which is followed by supportive policies from central governments. During the adoption process, the culture traits contribute to the adoption and use of e-government systems.
Organizational Barriers Influencing Local Electronic Government Adoption and ...IAIN Datokarama Palu
The document proposes a framework to understand organizational barriers that influence the adoption and implementation of electronic government at the local level. The framework is based on four dimensions of organizational culture: involvement, adaptability, mission, and bureaucracy. Previous e-government studies have linked organizational barriers to these dimensions. The framework aims to provide insight into how organizational factors impact the effectiveness of local e-government initiatives. Testing the framework in different contexts is needed to validate it.
The Influence of External Institutional Pressures on Local E-government Adopt...IAIN Datokarama Palu
Abstract. Adoption and implementation of e-government within local government organizations are influenced by many external factors. These factors are often perceived as forces or pressures that influence local government decisions to adopt and implement the initiatives. This study uses the concept of coercive force from institutional theory to explain those external pressures influencing e-government adoption and implementation within a local government in Bali province in Indonesia. An interpretive case study approach is adopted to empirically understand the external pressures on local government adoption and implementation of e-government. Our findings show that four institutional external forces, central government, regulations, local citizens and limitation in financial resources, have strongly influenced the regency to adopt and implement e-government systems to improve their administration and services performance.
This paper describes the status of local e-government in Indonesia using the United Nations e-government benchmarking model. Using data from the Indonesia Ministry of Internal Affairs, we examined 353 local government websites from early March to the end of May 2011. The results show that the majority of local government websites (193) are still at the emergence stage, 98 are at the enhanced stage, 61 are at the interactive stage, and only one local government website has achieved the transaction stage. None of the local e-government websites have moved to the final stage of e-government according to the UN model. Our findings also show that some local government websites are not well managed and maintained and that local government websites do not comply with central government standardization requirements outlined in the e-government blue print
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
3. Latarbelakang
- Datokarama atau Abdullah Raqie adalah salah
satu pembawa Islam di Sulawesi Tengah
- Nama Datokarama secara sosiologis dan kultural
telah menyatu dengan masyarakat Sulawesi
Tengah. (telah dijadikan nama Perguruan tinggi,
nama jalan, nama taman, ada kuburan, ada
beberapa alat kesenian yang menyerupai alat
kesenian Minangkabau)
- Tulisan tentang Datokarama selama ini masih
terbatas pada masa setelah kedatangan di Palu
- Banyak cerita (oral tradition) yang sudah
menyebar.
4. Dua Versi Kedatangan Datokarama
A. Versi pertama, Datu Karama dari Ternate
melalui Parigi ke Palu (Mahid, 2009; Mamar,
Mappalahere, & Wayong, 1984). Terbagi 2:
a. Datok Karama datang melalui Ternate ke
Banggai lalu ke Parigi dan kemudian ke Palu.
b. Jalur lainnya yaitu melalui Ternate, Gorontalo,
Buol, Teluk Tomini, Parigi dan berakhir di Kota
Palu.
B. Dato Karama tiba di Sulawesi Tengah langsung
dari Sumatera. Ia datang ke Teluk Palu dengan
menggunakan perahu bersama pengikut-
pegikutnya kurang lebih lima puluh orang. (Ali,
2007., Haliadi & Samsuri, 2016)
5. Metode
• Metode Historiografi (Creswell, 2003)
• Sumber data (wawancara, Bahan tertulis)
• Dokumen-dokumen masa lalu yang paling dekat
dengan peristiwa terjadinya peristiwa paling
bagus (buku sejarah) (Sandwell, 2008).
• Shafer (1974) menyarankan peneliti sejarah
untuk melakukan evaluasi testimoni para saksi
mata dengan memperhatikan hal-hal yang antara
lain:
a. Pernyataan informan tidak bertentangan
b. Data dalam dokumen tidak bertentangan
c. Cerita informan satu dengan lainnya konsisten
d. Fakta sosial yang diyakini masyarakat ada
6. Metode; Lanjutan
• Informasi dari Keturunannya, pendengar lain yang
dekat dengannya objek tersebut, atau lainnya
(Shafer, R. J. A Guide to Historical Method, 1974. p.
45)
• seorang peneliti sejarah diperbolehkan menggunakan
data dari sumber tidak langsung tersebut ketika
sumber data utama tidak ada (Garraghan, G. J. A
Guide to Historical Method, 1946, 168) (Gottschalk, L.
(1950). Understanding History, p. 67)
• Cerita masyarakat (sumber tidak tertulis) (jadi
emperium of the word) selama masih konsisten yang
dicarakan banyak orang bisa menjadi data yang valid
(Garraghan, 1946).
7. DAFTAR INFORMAN DI MINANGKABAU
• Prof. Dr. H. Duski Samad, MA (Sejarawan UIN
Imam Bonjol)
• Dr. Sudarman M.Ag (Sejarawan UIN, Fak Adab)
• Dr. Irsan A. Samad, M.Ag (UIN)
• Prof. Dr. Mestika Zed, M.Pd (Sejarawan UNP Asli
Kota Tangah)
• Tgk Khalifah, Keturunan Syekh Burhanuddin
Ulakan ( Kota Tangah Pariaman)
• Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan (UNAND) asli lubuk
sikaping
• Dr. Siti Fatimah, M.Pd, M.Si (UNP)
8. Koto Tangah : Daerah Asal Dato Karama
• Awalnya Koto Tangah meruapkan bagian dari residen
Pariaman, baru pada tahun 1978 Koto Tangah menjadi
bagian dari kota Padang (Mamad, 2009). Kematan
Tapakis dan Ulakan adalah dua kecamatan di Koto
Tangah. Menurut bebarapa riwayat bahwa Dato Karama
Berasal dari pesisir, maka ada kemungkinan berasal dari
Ulakan karena menurut pengamatan peneliti Ulakan
inilah yang letak di pesisir yang sama dengan kampung
Syekh Burhanuddin.
• Tiga ulama pembawa Islam di Sulawesi selatan Juga
berasal dari Koto Tangah (Pelras, 1984, h. 108).
• Menurut Pelras (1984, 114) dan sejumlah literatur lain
bahwa Aceh merupakan titik awal para mubalig yang
membawa islam ke Sulawesi Selatan (juga ke Sulteng)
karena ulama minang banyak yang belajar di Aceh.
9. Orang Melayu di Sulawesi
• Adapun kelompok Melayu
pendatang di Sulawesi dalam
lontara mencakup orang
Patani, Minangkabau, Johor/
Melaka, Champa, dan Pahang.
(Mohd. Balwi , 2005:8-9)
• Pelras (1984, 113)Juga
menyebutkan bahwa Islam di
Sulawesi terkait dengan
jaringan Campa, Patani, Aceh,
Minangkabaum Banjarmasin,
Demak, Giri, Ternate.
• Peta disebelah menunjukkan
jalur penyebaran Islam.
• Anthony Reid, 2011, p.
159
10. Syekh Burhanuddin (1607 – 1692 M)
Ulama seangkatan Datokarama
• Syekh Burhanuddin atau Buyung Pono atau si Kinun lahir di
Sintuak Lubuk Alung Koto Tangah Pariaman Sumbar.
• Meninggalkan kampunya (karena banyak orang jahiliyah) dan
pergi ke Tapakis (masih wilayah Koto Tangah) dan masuk Islam
lalu belajar pada Syekh Abdullah Arif (Syekh Madinah) selama
3 tahun sebelum meninggal, Ulama pembawa Islam
keMinangkabau dari Madinah. (Tengku Sutan Hermansyah M.
Saman, 2001, H. 67) & Wawancara Prof. Duski samad, 98
November 2101)
• Syekh Burhanuddin kemudian bersama Datuk Maruhun dari
Padang Ganting Batusangkar, Tarapang dari Kubung Tigo Baleh
Solok, Muhammad Nasir dari Koto Tangah Padang, dan Buyung
Mudo dari Bayang Tarusan, pergi belajar Islam ke Aceh pada
Syekh Abdul Rauf Singkil (Boestami, et.al, 2002 H.14).
11. • Syekh Burhanuddin adalah penyebar Islam pertama di Koto
Tangah selama lebih kurang 45 tahun. Ia berpulang meninggal
pada hari Rabu, tanggal 11 Syafar 1111 Hijriah dalam usia 84
tahun 7 bulan. Ia dimakamkan di Ulakan (Koto Tangah) tempat
ia mengajar (Yayasan Raudhatul Hikmah, 2003, H. 38).
• Murid-murid dari Syekh Burhanuddin sampai Syekh Tuangku
Barmawi banyak tersebar di berbagai wilayah Sumatera dan
Jawa, Sulawesi bahkan ada pula yang sampai ke semenanjung
Malasyia dan Brunai Darussalam. Paham mereka dapat
diterima masyarakat karena mereka bermazhab Syafi’i dan
penganut paham ahli sunnah wal jamaah (Nurdin, 2010;
Yayasan-Raudhatul-Hikmah, 1993).
12. • Islam di anut oleh masyarakat di Sulawesi
pada hari Jumaat tanggal 22 September
1605 atau 9 Jummadil Awal 1014 ketika
Karaeng Matoaya mengucap syahdat dan
secara resmi memeluk Islam (Noorduyn,
1987, p. 313; Reid, 2000).
• Penduduk Palu memeluk Islam yang mungkin
terkait dengan Kerajaan Islam Luwu
(Aritonang & Steenbrink, 2008, p. 456).
• Islam dari luwu menyebar ke Utara (sulteng
dan utara) (Pelras, 1984).
13. • Menurut Pelras (Pelras, 1985, p. 119)
Dato Ribandang merupakan tokoh
yang pertama datang ke Sulawesi
Selatan yaitu sekitar tahun 1576
untuk membawa Islam. Namun dia
kembali ke Malaka dan datang
kembali dengan dua dato (dato ri
Patimang dan Dato ri Tiro) lainnya
pada awal 1600 an. Ada
kemungkinan Datokarama juga
14. Datokarama merantau
• Perjalanan Datok Karama meninggalkan
Sumatera disebabkan oleh suatu pertikaian
antara keluarga, mereka meninggalkan tanah
kelahirannya dan bermaksud menyebarkan
agama Islam diwilayah Timur (Mahid, 2009).
• Pertikaian ini merupakan perang dalam
masyarakat Pariaman (Koto Tangah) sendiri
yang disebabkan oleh penolakan terhadap
tokoh Pariaman yang pulang belajar Islam di
Aceh (Samad, 2003) h.32. Pengaruh Islam
dari Aceh tahun 1607-1636 (Samad, 2003).
15. • Dato Karama tiba di Lembah Palu
disambut oleh seorang raja Palu
Pue I Nggari (Adriani & Kruijt,
1912)
• Kruyt menyebutkan Pue Nggari
adalah “pangeran” dari Wonggi,
yang memutuskan untuk hijrah ke
dataran yang lebih rendah yaitu
lembah Palu (Winstedt, 1939).
• Makam Poee Nggari berada
terletak di distrik Besusoe. Kota
utama Paloe terdiri dari
empat kampung: Besusoe,
Siranindi, Kampoe Baroe dan Lere
(KRUYT, 1938, p. 57)
• Foto disebelah diambil dari Blog
Jefry Anto (Wartawan Mercusuar
Sulawesi Tengah)
16. • Peu Nggari merupakan anak dari empat
bersaudara yang terdiri tiga perempuan dan satu
laki-laki. Saudara perempuan yang pertama
menikah dengan Tomba, madika di Loli, saudara
perempuan yang kedua pergi ke Parigi dan
menikah dengan Poee Pagero, dan saudara
perempuan yang ketiga menikah dengan Bakua
dan tinggal di Sigi. Sedangkan Pue Nggari sendiri
jadi Pangeran Palu. Istri Pue Nggari ini bernama
Poe Pueti yang memiliki asal usul yang luar biasa
(mistis) dan konon berasal dari pegunungan
dekat Biromaru (KRUYT, 1938)
17. Ketika Datokarama Tiba di Pantai Talise (Kruyjt, 1912)
• beberapa orang pembuat garam di pantai yang sedang memancing
ikan, melihat sesuatu yang aneh, yang dibawa oleh ombak. Setelah
tiba di pantai terlihat bahwa hal tersebut adalah seorang pria dan
seorang anak di laut yang berombak besar.
• Para pembuat garam memberitahukan hal ini kepada pemimpin
daerah Paloe, Poee Nggari yang segera pergi menunggang kuda ke
pantai. (Cerita berkuda ini juga diceritakan oleh keturunan Pue Nggari
yang tinggal dekat kuburan) (wawncara tanggal 25 September 2017).
• Maka terjadilah percakapan, tetapi Poee Nggari tidak mengerti sama
sekali apa yang dikatakan Datoe Karama karena ia berbicara Melayu.
Hanya saja Datoe Karama dapat segara memahami Poee Nggari
karena ia memiliki mobaraka (kekuatan ajaib)’
• Pue Nggari ingin membawa Datokarama ke desanya, tapi dia
mengisyaratkan bahwa ia tidak akan pergi ke sana karena daerah
tersebut berbau kotoran babi. Jadi Poee Nggari membuat sebuah
pondok untuk Datoe Karama di pantai. Poe Nggari juga ingin
memberikan seorang wanita kepada orang suci ini, tapi ia menolak, ia
mengatakan bahwa ia tak memiliki penis atau pusar.
18. Lanjutan;
• Pada waktu-waktu awal Datoe Karama tinggal di Paloe, istri dari
Poee Nggari hamil; dan ketika ia melahirkan, suaminya segera
mengirim beberapa orang kepada Datoe Karama untuk bertanya
bagaimana anaknya seharusnya dipanggil (nama).
• Saat utusan tiba, Dato Karama baru selesai berdoa, ia melihat
mereka dan bertanya: ,,Sapa orang?" (¹).Para utusan
menganggap bahwa ini adalah nama untuk anak Pue Nggari
yang baru lahir, dan kembali; tetapi dalam perjalanan mereka
lupa bahasa Melayu dari orang dan menggantinya dengan
bahasa Paloe Taoe, lalu mereka diberitahukan bahwa anak
mereka harus dipanggil Sapataoe, yang kemudian menjadi La
pataoe, nama yang lebih umum pada nama anak laki-laki Kaili.
• Saat ini orang Palu belum mendengar soal Islam
• Ketika La Patoe sakit, Pue Nggari berjaji jika Datokarama dapat
menyembuhkannya maka dia boleh disunat. Ketika benar
sembuh maka La Patoe disunat dan menjadi orang pertama yang
masuk Islam.
19. • La Patoe dua kali menikah dengan sepupunya, istri
pertama punya anak satu dan yang kedua tidak
punya anak. Atas saran Datokarama La Patoe pergi ke
Minangkabau dan menikah dengan putri salah satu
raja minang dan memiliki beberapa putri.
• La Patoe kembali ke Palu bersama putri nya dan
membawa alat musik Gong yang di perkenalkan di
Palu.
• Putri La Patoe kawin dengan putra raja Kaili dan
merekalah yang menciptaka rumah adat Palu.
• Bersama robongan La Patoe datang juga Dato
Mangadji (Sepupu Dato Karama). Dato Mangadji pergi
ke Parigi menyebarkan Islam (kuburan ada di Parigi)
20. Kesimpulan
• Koto Tangah dulunya adalah masuk dalam nagari
Pariaman dan disitulah Islam pertama sekali bekembang
di Miangkabau. Tokoh pertama yang menyebarkan Islam
di Koto Tangah adalah Syekh Burhanuddin Ulakan. Syekh
Burhanuddin memperdalam Islam bersama ke-empat
temannya di Aceh pada Syekh Abdul Rauf Singkil.
• Syekh Burhanuddin melahirkan sejumlah murid yang
menjadi khalifah dan ulama-ulama terkenal yang
kemudian menyebarkan Islam keberbagai daerah
sampai ke Patani, Malaysia, Philipina, Jawa dan Sulawesi.
• Karena Datokarama berasal dari Koto Tangah dan hidup
pada zaman Syekh Burhanuddin, maka dapat dipastikan
bahwa Datokarama atau Abdullah Raqie belajar Islam
pada Syekh Burhanuddin sebagai satu-satunya yang
mengajar Islam di Koto Tangah pada zaman tersebut.
21. Kesimpulan Lanjutan;
• Datokarama datang langsung (atau singgah di
Sulawesi selatan) lalu ke Palu. Atau bisa saja singgah
di Demak (menurut peta Antony Reid (2011) dan
indikasi Pelaras (1984). Kalau lewat Ternate, Banggai
atau Tomini hampir tidak mungkin karena Perahu
Datokarama harus lewat mana? Kebun kopi? Atau
mutar lewat makassar lagi? Atau Manado?
• Kedatangan Datokarama di Lembah Palu disambut
oleh raja Palu (Besusu) Pue Nggari seperti di ceritakan
oleh Andriani danKruijt (1912), bukan oleh raja
Kabonena Pue Njidi. Hal ini karena raja Besusu sangat
dekat dengan pantai Talise dibandingkan dengan Pue
Njidi yang letaknya di Kabonena jauh dengan pantai
Talise dan juga di halangi oleh sungai Palu.
22.
23. PENGARUH DATOKARAMA DI SULAWESI
TENGAH SECARA SOSIAL DAN
KULTURAL DIBAWA OLEH PEMATERI
KE DUA (Dr. Harsul Maddini)