SlideShare a Scribd company logo
Tana Toraja :
Suku, Kepercayaan, dan Simbol

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas MatakuliahFilsafat Nusantara

Oleh:
Muhammad Kusuma
Dini Fitriani

JURUSAN AKIDAH FILSAFAT
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
A. Pendahuluan
Indonesia adalah negara dengan berbagai suku bangsa yang mendiaminya dari
bagian barat hingga timur. Pola kehidupan itu membuat Indonesia menjadi kaya akan
keberagaman. Keberagaman itu termasuk identitas suku (aspek kesejarahan), sistem
sosial, sistem kekerabatan, struktur kelembagaan, adat-istiadat dan kebudayaan serta
sistem kepercayaan yang dianut suku tersebut.
Di Indonesia bagian barat, kita mengenal suku Melayu, suku Kubu, Batak,
Mentawai yang memiliki kekhasan budaya. Menyeberangi bagian barat, kita
menemukan suku Badui, Jawa, Dayak, dengan keanekaragaman kearifan lokal.Di
bagian Indonesia timur, kita memiliki suku Bima, Bugis, Papua, Tana Toraja yang
masih memiliki keaslian budayanya. Bangsa yang bijak adalah bangsa yang
menghargai hasil cipta, karya, dan karsa suku bangsa yang mendiaminya.Dari sekian
banyak suku bangsa yang ada di Indonesia, ada suku bangsa yang memiliki pola
kehidupan yang unik.Yaitu pola kehidupan yang terdapat pada masyarakat suku Tana
Toraja.
Secara sadar atau tidak sadar, masyarakat toraja hidup dan tumbuh dalam
sebuah tatanan masyarakat yang menganut filosofi tau. Filosofi tau dibutuhkan
sebagai pegangan dan arah menjadi manusia (manusia="tau" dalam bahasa toraja)
sesungguhnya dalam konteks masyarakat toraja. Filosofi tau memiliki empat pilar
utama yang mengharuskan setiap masyarakat toraja untuk menggapainya, antara lain:
- Sugi' (Kaya) - Barani (Berani) - Manarang (Pintar) - Kinawa (memiliki nilai-nilai
luhur, agamis, bijaksana) Keempat pilar di atas tidak dapat di tafsirkan secara bebas
karena memiliki makna yang lebih dalam daripada pemahaman kata secara bebas.
Seorang toraja menjadi manusia yang sesungguhnya ketika dia telah memiliki dan
hidup sebagai Tau.
B. Sejarah Seputar Toraja
Penduduk Kabupaten Tana Toraja berdasarkan Sensus Penduduk Nasional
tahun 2010 berjumlah 221.081 jiwa yang tersebar di 19 Kecamatan, dengan jumlah
penduduk terbesar yakni 33.631 jiwa yang mendiami Kecamatan Makale.
Secara keseluruhan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih
banyak dari penduduk yang berjenis kelamin perempuan, yang masing-masing
112.472 jiwa penduduk laki-laki dan 108.609 jiwa penduduk perempuan.Kepadatan
penduduk di Kabupaten Tana Toraja pada tahun 2010 telah mencapai 108 jiwa/km².
Kecamatan terpadat terdapat di kecamatan Makale dengan tingkat kepadatan
mencapai 849 jiwa/km², sedangkan Kecamatan yang tingkat kepadatannya paling
rendah adalah Kecamatan Bonggakaradeng dan Simbuang yakni 32 dan 32 jiwa/km².1
Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sindereng dan dari orang
Makassar yg berasal dari daerah Luwu. Suku Bugis Sinderengmenamakan penduduk
daerah ini dengan sebutan To-Ri-aja yang mengandung arti "Orang yang berdiam di
negeri atas atau pegunungan".2Sedang orang Luwu menyebutnya Toriajang yang
artinya adalah "orang yang berdiam di sebelah barat".3 Ada juga versi lain bahwa kata
Toraya asal To = Tau (orang), Raya = dari kata Maraya (besar), artinya orang orang
besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja atau disebut
singkatannya dengan “Tator”, Tana4 Toraja.
Saat ini Tator secara administrasi masuk dalam Kabupaten Toraja, terdiri dari
9 kecamatan dan 32 desa. Luas wilayah 3178 Km2, Sebagian besar (40%) terdiri dari
pegunungan dan dataran tinggi (25%). Wilayah Tator terletak sekitar 350 Km di utara
kota Makassar, antara 2°40'-3°25' lintang selatan dan 119°30'-120° 25' bujur timur.
1

Artikel
diakses
pada
22
Oktober
2013
pukul
05:35
AM
dari
repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/.../BAB%20III
2
Hetty Nooy-Palm, The Sa’dan Toraja, (Netherlands: Martinus Nijhoff, 1979), h. 6
3
Jadi yang dimaksud dengan nama Toraja adalah suatu komunitas manusia yang menempati
daerah di sebelah Utara Suku Bugis Sindereng dan di sebelah barat Luwu’.
4

kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal
kemudian dengan Tana Toraja.
Di tengah-tengah wilayah berbukit-bukit tersebut mengalir dari utara-selatan Sungai
Sa'dang yang berpengaruh secara sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Toraja.5
Masyarakat Toraja saat ini, sekitar 66% beragama Kristen, 12% Roma
Katolik, sekitar 7% Muslim, hanya 16% masih memeluk agama adat disebut Aluk
toDolo. Namun demikian, secara bersamaan masih banyak anggota masyarakatnya
melaksanakan adat-kepercayaan Aluk Tomatua upacara ritual

bagian dari Aluk

6

toDolo.

C. Konsepsi dalam Masyarakat Toraja
1. Kepercayaan
Menurut mitos, leluhur orang Toraja adalah manusia yang berasal dari
nirwana, mitos yang tetap melegenda turun temurun hingga kini secara lisan
dikalangan masyarakat Toraja ini menceritakan bahwa nenek moyang masyarakat
Toraja yang pertama menggunakan Eran di Langiq untuk turun dari nirwana, yang
kemudian berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua (Tuhan Yang
Maha Kuasa – dalam bahasa Toraja).7
Konon manusia yang turun ke bumi, telah dibekali dengan aturan keagamaan
yang disebut aluk.Aluk merupakan aturan keagamaan yang menjadi sumber dari
budaya dan pandangan hidup leluhur suku Toraja yang mengandung nilai-nilai
religius yang mengarahkan pola-pola tingkah laku hidup dan ritual suku Toraja untuk
mengabdi kepada Puang Matua.
5

Yulianto Sumalyo, Kosmologi Dalam Arsitektur Toraja, Dimensi Teknik Arsitektur vol. 29,
no. 1, ,Juli 2001, h. 66
6
Yulianto Sumalyo, Kosmologi Dalam Arsitektur Toraja,Dimensi Teknik Arsitektur vol. 29,
no. 1, ,Juli 2001, h. 66
7
Eran di Langiq atau tangga ke langit merupakan tangga yang dilalui manusia untuk sampai
kepada Tuhan.Tangga tersebut diyakini merupakan jalan naik-turunnya manusia ke langit dan bumi.
Lihat Muhammad Sikki, dkk., Struktur Sastra Lisan Toraja: Transkripsi dan Terjemahan, (Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa – Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986), h.
129
Aluk toDolo kepercayaan dianut oleh masyarakat Toraja artinyaadalah
agama/aturan dari leluhur (aluk = agama/aturan, to dolo = nenek moyang).8Aluk
Todolo menurut penganutnya diturunkan oleh Puang Matua atau Sang Pencipta
mulanya pada leluhur pertama Datu La Ukku’ yang kemudian menurunkanajarannya
kepada anak cucunya. Oleh karena itu menurut kepercayaan ini, manusia harus
menyembah, memuja dan memuliakan Puang Matua atau Sang Pencipta diwujudkan
dalam berbagai bentuk sikap hidup dan ungkapan ritual antara lain berupa sajian,
persembahan maupun upacara-upacara. Se-telah Puang Matua menurunkan Aluk
kepada Datu La Ukku’ sebagai manusia pertama, ke-mudian memberikan kekuasaan
kepada para Deata atau Dewa untuk menjaga dan memelihara manusia..9
Oleh karena itu Deata disebut pula sebagai Pemelihara yang menurut Aluk
toDolo tidak tunggal tetapi di golongan menjadi tiga yaitu: Deata Langi' (Sang Pemelihara Langit menguasai seluruh isi langit dan cakrawala), Deata Kapadanganna
(Sang Pemelihara Bumi, menguasai semua yang ada di bumi) dan Deata Tangngana
Padang (Sang Pemelihara Tanah, menguasai isi bumi).Adanya kepercayaan terhadap
para Dewa tersebut terkait dengan pandangan masyarakat Toraja terhadap tata-ruang
jagad raya atau makrokosmos yang dipandang terdiri dari tiga unsur yaitu: Langi'
(surga), Lino atau Padang berarti bumi dan Deata to Kengkok atau Puangto
Kebali'bi' (Dewa Berekor) artinya bagian di bawah bumi.10
Penjelasan pemujaan manusia, secara langsung dan tidak langsung, dengan
berrupa upacara penyembahan kepada to Dolo (nenek moyang), para Deata (Dewa),
dan Kepada Puang Matua (Tuhan) dapat dilihat dari skema d bawah ini:

8

Hetty Nooy-Palm, The Sa’dan Toraja, h. 124
Yulianto Sumalyo, Kosmologi Dalam Arsitektur Toraja, h. 66
10
Yulianto Sumalyo, Kosmologi Dalam Arsitektur Toraja, h. 67
9
PUANG MATUA
PARA DEATA

TO DOLO

TO LINDO

2. Simbol-simbol dan Kebudayaan
Siapa yang tak mengenal Tongkonan11.Satu bangunan rumah adat unik yang
dimiliki oleh suku Toraja.Tongkonan merupakan manifestasi dari bentuk perahu
Austronesia yang digunakan leluhur bangsa Toraja menyeberangi samudera ribuan
tahun lalu.Tongkonan dibangun dengan menghadap utara-selatan. Utara merupakan
kediaman Puang Matua, yang dikenal
dengan

namaUlunna

Langiq,

sedangkan selatan ialah arah Polloqna
Langiq atau tempat roh-roh. Budaya
Toraja

tidak

tulisan12.Oleh

11

mengenal
sebab

itulah

sistem
konsep

Kata Tongkonan berasal dari kata Tongkon yang mengandung arti duduk. Lihat Hetty NooyPalm, The Sa’dan Toraja, h. 231
12
Oleh karena itu, suku Toraja biasanya, selain dengan simbol-simbol, menggunakan cerita
isan yang dituturkan turun temurun. Cerita tersebut dimaksudkan untuk mendidik, mengungkapkan
sejarah, mengetahui asal-usul suatu nama dan tempat, dan lain-lain. Masyarakat meyakini bahwa
cerita-cerita tersebut tidak sekedar untuk didengar dan diceritakan kembali, tetapi cerita itu memang
pernah terjadi pada masa lampau sehingga dapat mempengaruhi tingkah laku mereka.Jadi, cerita
sangat erat hubungannya dengan lingkungan. Lihat Muhammad Sikki, dkk., Struktur Sastra Lisan
Toraja: Transkripsi dan Terjemahan, h. 9-10
Bahasa Toraja merupakan bahasa yang dominan di Tana Toraja, dengan Sa'dan Toraja
sebagai dialek bahasa yang utama. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah bahasa resmi
sosial dan agama mereka “ditulis” pada kayu Tongkonan dalam bentuk ukiran yang
mengandung simbol-simbol.Symbol ini disebut dengan Passuraq.
Setiap ukiran memiliki nama khusus. Motifnya biasanya adalah hewan dan
tanaman yang melambangkan kebajikan, contohnya tanaman air seperti gulma air dan
hewan seperti kepiting dan kecebong yang melambangkan kesuburan.Hewan air,
menunjukkan kebutuhan untuk bergerak cepat dan bekerja keras, seperti hewan yang
bergerak di permukaan air. Lambing simpul dan kotak, mengandung arti sebuah
harapan agar semua keturunan keluarga akan bahagia dan hidup dalam kedamaian,
seperti barang-barang yang tersimpan dalam sebuah kotak.
Dalam kompleks rumah adat terdapat beberapa tipe unit bangunan yang
masing-masing mempunyai ukuran, bentuk dan lain-lain elemen arsitektural berbeda.
Secara garis besar, dari segi fungsinya, terdapat dua jenis bangunan adat
berbeda.Tongkonan atau rumah untuk tempat tinggal dalam arti tidur, makan,
istirahat, di mana pada umumnya mempunyai tado'-tado' (teras depan), tado' (ruang
tamu), ba'ba atau tambing (ruang tidur) dan lambun (dapur). Jenis unit lainnya adalah
alang se-macam lumbung berbentuk mirip dengan tongkonan tetapi lebih kecil dan
hanya terdiri dari satu ruang di atas untuk menyimpan padi.13
Selain Tongkonan, ada pula yang terkenal dari Toraja, yaitu Kerbau.
Keseharian masyarakat Tana Toraja, Sulawesi Selatan, tidak bisa dipisahkan dengan
hewan kerbau.Ini berlangsung hingga sekarang. Bahkan, sebelum uang dijadikan alat
penukaran transaksi modern, hewan bertanduk ini sudah kerap ditukar dengan benda
lain. Selain memiliki nilai ekonomis tinggi, hewan bertubuh tambun ini juga
melambangkan kesejahteraan sekaligus menandakan tingkat kekayaan dan status
sosial pemiliknya di mata masyarakat. Kerbau di Tana Toraja memiliki ciri fisik yang
khas dibandingkan dengan daerah lain, terutama pada warna kulitnya yang belang
menyerupai sapi. Orang Toraja biasa menyebut jenis kerbau ini Tedong
dan digunakan oleh masyarakat akan tetapi bahasa Toraja pun diajarkan di semua sekolah dasar di
Tana Toraja.
13
Yulianto Sumalyo, Kosmologi Dalam Arsitektur Toraja, h. 68
Bonga.Lantaran kulitnya yang aneh, maka kerbau belang memiliki arti penting dalam
setiap ritual pesta kematian atau Rambu Solo.Kerbau ini diperlakukan secara
khusus.Semenjak kecil sehingga dianggap suci sebagai hewan kurban pada upacara
Rambu Solo.14
Dahulu kerbau hanya sebagai hewan yang biasa-biasa saja yang dipakai untuk
menggarap atau membajak sawah dan digunakan sebagai alat tarnsportasi
rakyat.Kerbau sangatmembantu didalam kelangsungan hidup masyarakat.Namun
seiring bergesernya nilai- nilai peradaban kerbau semakin dihargai karena memiliki
andil besar dan berjasa didalam membantu kegiatan kerja juga kelangsungan hidup
masyarakat Toraja.Selang waktu berlalu akhirnya penghargaan kepada hewan kerbau
ini semakin lama semakin besar dan hewan kerbau ini didaulat dan diangkat sebagai
simbol masyarakat tanah Toraja yang dianggap sangat membantu kelangsungan
hidup masyarakat Tana Toraja, karena membantu mengolah dan menyuburkan tanah
persawahan mereka sebagai lumbung hidup mereka.15
Upacara kematian “Rambu Solo”16 ini dapat dilaksanakan berdasarkan status
sosial yang meninggal sehingga pesta yang besar hanya dapat dilaksanakan kalangan
atas saja, dan pesta yang paling tinggi disebut Rapasan Sapu Randanan dimana
pestanya berlangsung 1 minggu dan menghabiskan ratusan ekor kerbau dan ribuan
ekor ternak Babi. Pesta semacam ini dapat menghabiskan dana sampai puluhan
milyar rupiah, dan konon kabarnya sebelum masyarakat Toraja mengenal peri
kemanusiaan hamba yang meninggal ikut dikorbankan 1 orang yang akan mengawal
yang meninggal sampai di Puya atau Nirwana.

14

Matheus Sariubang, Peranan Ternak Kerbau Dalam Masyarakat Adat Toraja Di Sulawesi
Selatan, Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010 dalam Seminar dan Lokakarya
Nasional Kerbau 2011, h. 123
15
Matheus Sariubang, Peranan Ternak Kerbau Dalam Masyarakat Adat Toraja Di Sulawesi
Selatan, h. 123-124
16
Konsep ajaran orang Toraja tak melihat kematian sebagai sesuatu yang harus ditakuti.Bagi
mereka, kematian adalah bagian dari ritme kehidupan yang wajib dijalani.Walau boleh ditangisi,
kematian juga menjadi kegembiraan yang membawa manusia kembali menuju surga, asal-muasal
leluhur. Dengan kata lain, mereka percaya adanya kehidupan setelah kematian. Di dalam upacara
kematian Rambu Solo kesedihan tidak terlau tergambar di wajah-wajah keluarga yang berduka.
Dalam dunia modern sekarang ini yang membuat pesta adat semakin ramai
dan pengorbanan kerbau semakin banyak adalah karena ada anggapan bahwa siapa
yang mampu melaksanakan pesta adat yang besar maka dia dan keluarganya akan
terangkat statussosialnya, sedangkan yang tidak mampu melaksanakan pesta adat
yang besar status sosialnya terabaikan bahkan dianggap turun kelas, sehingga pesta
adat dewasa ini dapat dianggap sebagai pertarungan status sosial dalam masyakat
adat Toraja. Oleh karena itu, kerbau dilambangkan sebagai lambang kekayaan,
Dalam pelaksanaan pesta adat salah satu acara yang disukai para tamu dan
para turis adalah nyanyian pujaan terhadap orang yang meninggal yang disebut
Ma’badong yang menyanyikan status sosial dan kebaikan atau jasa-jasa almarhum
atau almarhumah semasa hidupnya.
Pemotongan kerbau pada pesta Rambu solo dimaksudkan bahwa roh
almarhum atau almarhumah menunggangi salah satu kerbau yang teristimewa
(kerbau belang atau bonga) dan kerbau-kerbau hitam lainnya menjaga dan
mengiringi, perjalanan roh si mati menuju alam nirwana keabadian dan juga semakin
banyak kerbau yang dikurbankan semakin cepat dosa si mati terhapuskan dan
mendapat tempat di sisi-Nya, dan makin banyak kerbau yang dikurbankan juga akan
melambangkan kelayakan kehidupan sang mendiang di alam baka. Dan banyaknya
kerbau yang dikurbankan selain menjaga keselamatan roh si mati menuju alam
nirwana juga secara tidak langsung akan meninggalkan ketentraman batin bagi
seluruh keluarga yang ditinggalkan didunia. Bahkan dipercaya bahwa kalau arwahnya
sudah disucikan maka dia akan menjadi orang suci yang selalu mengawasi dan
menjaga anak cucunya untuk selalu berbuat baik, mereka percaya bahwa rezeki dan
hukuman selama masih hidup di dunia akan selalu diberikan oleh leluhur yang sudah
hidup suci di nirwana.17

17

Matheus Sariubang, Peranan Ternak Kerbau Dalam Masyarakat Adat Toraja Di Sulawesi
Selatan, h. 124
D. Penutup
Seperti pada masyarakat tradisional pada umumnya, pandangan terhadap
ruang semesta, mendasarkan

pada unsur-unsur

alam seperti gunung, sungai,

matahari terbit, matahari tenggelam, laut dan lain-lain. Masyarakat tradisional
lazimnya memandang bumi tidak bulat, melainkan datar, sangat luas, berbatas laut.
Kepercayaan masyrakat Toraja tradisional, memandang bumi sebagai suatu
lempengan luas, terdiri dari dataran, bukit, gunung dan sungai, disangga salah satu
Dewa.
Bagi sebagian orang, tradisi ini bisa jadi dinilai sebagai pemborosan.Sebab,
demikian besar biaya yang harus dikeluarkan untuk penyelenggaraannya.Bagi
masyarakat Toraja, berbicara pemakaman bukan hanya berbicara upacara, status,
jumlah kerbau yang dipotong, tetapi juga soal malu (siri').Makanya, upacara Rambu
Solo juga terkait dengan tingkat stratifikasi sosial.Dulunya, pesta meriah hanya
menjadi milik bangsawan kelas tinggi dalam masyarakat ini.Akan tetapi, sekarang
mulai bergeser. Siapa yang kaya, itulah yang pestanya meriah

E. Daftar Pustaka
Nooy-Palm, Hetty.The Sa’dan Toraja. Netherlands: Martinus Nijhoff. 1979
repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/.../BAB%20III
Sariubang, Matheus. Peranan Ternak Kerbau Dalam Masyarakat Adat Toraja Di
Sulawesi Selatan, Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner
2010 dalam Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2011
Sikki, Muhammad, dkk. Struktur Sastra Lisan Toraja: Transkripsi dan Terjemahan.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa – Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
Sumalyo, Yulianto. Kosmologi Dalam Arsitektur Toraja. Dimensi Teknik Arsitektur
vol. 29, no. 1, ,Juli 2001

More Related Content

What's hot

Sosiologi(Suku Batak)
Sosiologi(Suku Batak)Sosiologi(Suku Batak)
Sosiologi(Suku Batak)
Erma21_
 
Makalah batak
Makalah batakMakalah batak
Makalah batak
Putrakis Putrakis
 
Asia tenggara
Asia tenggaraAsia tenggara
Asia tenggara
Diyan Diyan
 
Presentasi geografi asli
Presentasi geografi asliPresentasi geografi asli
Presentasi geografi asli
Tian lema
 
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Dessy Gary
 
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
Airlangga University , Indonesia
 
Sejarah Indonesia - Teori Yunan
Sejarah Indonesia - Teori YunanSejarah Indonesia - Teori Yunan
Sejarah Indonesia - Teori Yunan
hanakamilah4
 
Suku batak
Suku batakSuku batak
Suku batak
Ardiyan Cakra
 
Kebudayaan suku batak- XI
Kebudayaan suku batak- XIKebudayaan suku batak- XI
Kebudayaan suku batak- XI
Dwyce Munthe
 
Nusa tenggara timur (ntt)
Nusa tenggara timur (ntt)Nusa tenggara timur (ntt)
Nusa tenggara timur (ntt)Mochammad Ridwan
 
Sejarah Indonesia - Asal Usul Nenek Moyang Indonesia
Sejarah Indonesia - Asal Usul Nenek Moyang IndonesiaSejarah Indonesia - Asal Usul Nenek Moyang Indonesia
Sejarah Indonesia - Asal Usul Nenek Moyang Indonesia
Satria Raka Siwi
 
Provinsi lampung merupakan provinsi yang terletak paling selatan pulau sumatera
Provinsi lampung merupakan provinsi yang terletak paling selatan pulau sumateraProvinsi lampung merupakan provinsi yang terletak paling selatan pulau sumatera
Provinsi lampung merupakan provinsi yang terletak paling selatan pulau sumateraAmelia Poetry
 
Power point suku sasak
Power point suku sasakPower point suku sasak
Power point suku sasak
iisnuroctavia
 
Sosiologi xi 'ras'
Sosiologi xi 'ras'Sosiologi xi 'ras'
Sosiologi xi 'ras'
IPS satuu
 
Dasar-dasar seni
Dasar-dasar seniDasar-dasar seni
Dasar-dasar seni
Rachardy Andriyanto
 
Kebudayaan nusa tenggara barat dede ahlam tohir
Kebudayaan nusa tenggara barat dede ahlam tohirKebudayaan nusa tenggara barat dede ahlam tohir
Kebudayaan nusa tenggara barat dede ahlam tohirNu Dak
 
Filosofi etnis melayu
Filosofi etnis melayuFilosofi etnis melayu
Filosofi etnis melayu
putriasiamedica
 

What's hot (18)

Sosiologi(Suku Batak)
Sosiologi(Suku Batak)Sosiologi(Suku Batak)
Sosiologi(Suku Batak)
 
Makalah batak
Makalah batakMakalah batak
Makalah batak
 
Asia tenggara
Asia tenggaraAsia tenggara
Asia tenggara
 
Presentasi geografi asli
Presentasi geografi asliPresentasi geografi asli
Presentasi geografi asli
 
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
 
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
 
Sejarah Indonesia - Teori Yunan
Sejarah Indonesia - Teori YunanSejarah Indonesia - Teori Yunan
Sejarah Indonesia - Teori Yunan
 
Suku batak
Suku batakSuku batak
Suku batak
 
Kebudayaan suku batak- XI
Kebudayaan suku batak- XIKebudayaan suku batak- XI
Kebudayaan suku batak- XI
 
Nusa tenggara timur (ntt)
Nusa tenggara timur (ntt)Nusa tenggara timur (ntt)
Nusa tenggara timur (ntt)
 
Sejarah Indonesia - Asal Usul Nenek Moyang Indonesia
Sejarah Indonesia - Asal Usul Nenek Moyang IndonesiaSejarah Indonesia - Asal Usul Nenek Moyang Indonesia
Sejarah Indonesia - Asal Usul Nenek Moyang Indonesia
 
Provinsi lampung merupakan provinsi yang terletak paling selatan pulau sumatera
Provinsi lampung merupakan provinsi yang terletak paling selatan pulau sumateraProvinsi lampung merupakan provinsi yang terletak paling selatan pulau sumatera
Provinsi lampung merupakan provinsi yang terletak paling selatan pulau sumatera
 
Power point suku sasak
Power point suku sasakPower point suku sasak
Power point suku sasak
 
Sosiologi xi 'ras'
Sosiologi xi 'ras'Sosiologi xi 'ras'
Sosiologi xi 'ras'
 
Kebudayaan bata ks
Kebudayaan bata ksKebudayaan bata ks
Kebudayaan bata ks
 
Dasar-dasar seni
Dasar-dasar seniDasar-dasar seni
Dasar-dasar seni
 
Kebudayaan nusa tenggara barat dede ahlam tohir
Kebudayaan nusa tenggara barat dede ahlam tohirKebudayaan nusa tenggara barat dede ahlam tohir
Kebudayaan nusa tenggara barat dede ahlam tohir
 
Filosofi etnis melayu
Filosofi etnis melayuFilosofi etnis melayu
Filosofi etnis melayu
 

Similar to Tana Toraja

Budaya Bugis, Toraja, Makassar, Mandar
Budaya Bugis, Toraja, Makassar, MandarBudaya Bugis, Toraja, Makassar, Mandar
Budaya Bugis, Toraja, Makassar, Mandar
Khrisna Ariyudha
 
Injil_Masuk_Suku_TorajA dan sekitarnya[1].pptx
Injil_Masuk_Suku_TorajA dan sekitarnya[1].pptxInjil_Masuk_Suku_TorajA dan sekitarnya[1].pptx
Injil_Masuk_Suku_TorajA dan sekitarnya[1].pptx
RoyantiYanti1
 
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 AWawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Kemala Sari
 
ARSITEKTUR TORAJA.pdf
ARSITEKTUR TORAJA.pdfARSITEKTUR TORAJA.pdf
ARSITEKTUR TORAJA.pdf
YuliaaNingsih
 
keragaman sosial dan budaya indonesia
keragaman sosial dan budaya indonesiakeragaman sosial dan budaya indonesia
keragaman sosial dan budaya indonesiazanandasimda
 
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptxPERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
NonfiTan
 
Rasa Religiositas Orang Flores
Rasa Religiositas Orang FloresRasa Religiositas Orang Flores
Rasa Religiositas Orang Flores
Watowuan Tyno
 
Budayasukubatak 110306194634-phpapp01
Budayasukubatak 110306194634-phpapp01Budayasukubatak 110306194634-phpapp01
Budayasukubatak 110306194634-phpapp01Agoes Rakbika
 
Budaya suku batak
Budaya suku batakBudaya suku batak
Budaya suku batakiksan008_ndut
 
Suku Batak.pptx
Suku Batak.pptxSuku Batak.pptx
Suku Batak.pptx
neni supartini
 
Materi negrito dan wedidd
Materi negrito dan wediddMateri negrito dan wedidd
Materi negrito dan wedidd
Rival Pratama
 
Keberagaman Budaya Ilmu Pengetahuan Sosial
Keberagaman Budaya Ilmu Pengetahuan SosialKeberagaman Budaya Ilmu Pengetahuan Sosial
Keberagaman Budaya Ilmu Pengetahuan Sosial
Hevinda Hidayat
 
Kehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra AksaraKehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra Aksara
Ardhia Pramesti
 
Sejarah Masa Pra aksara dan Masa Aksara
Sejarah  Masa Pra aksara dan Masa AksaraSejarah  Masa Pra aksara dan Masa Aksara
Sejarah Masa Pra aksara dan Masa AksaraFriskilla Suwita
 
Jejak jejak sejarah di indonesia - copy
Jejak jejak sejarah di indonesia - copyJejak jejak sejarah di indonesia - copy
Jejak jejak sejarah di indonesia - copyMuhammad Nisardi
 
Bab 3 Tamandun Melayu
Bab 3 Tamandun MelayuBab 3 Tamandun Melayu
Bab 3 Tamandun Melayu
CherylMak4
 
Sejarah Manusia Purba
Sejarah Manusia PurbaSejarah Manusia Purba
Sejarah Manusia Purba
Isna Nusa Kumalasari
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Septian Muna Barakati
 
sodapdf-converted.pptx
sodapdf-converted.pptxsodapdf-converted.pptx
sodapdf-converted.pptx
rikson4
 

Similar to Tana Toraja (20)

Budaya Bugis, Toraja, Makassar, Mandar
Budaya Bugis, Toraja, Makassar, MandarBudaya Bugis, Toraja, Makassar, Mandar
Budaya Bugis, Toraja, Makassar, Mandar
 
Injil_Masuk_Suku_TorajA dan sekitarnya[1].pptx
Injil_Masuk_Suku_TorajA dan sekitarnya[1].pptxInjil_Masuk_Suku_TorajA dan sekitarnya[1].pptx
Injil_Masuk_Suku_TorajA dan sekitarnya[1].pptx
 
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 AWawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
Wawasan kemaritiman (penduduk B) 2015 A
 
ARSITEKTUR TORAJA.pdf
ARSITEKTUR TORAJA.pdfARSITEKTUR TORAJA.pdf
ARSITEKTUR TORAJA.pdf
 
keragaman sosial dan budaya indonesia
keragaman sosial dan budaya indonesiakeragaman sosial dan budaya indonesia
keragaman sosial dan budaya indonesia
 
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptxPERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
 
Rasa Religiositas Orang Flores
Rasa Religiositas Orang FloresRasa Religiositas Orang Flores
Rasa Religiositas Orang Flores
 
Budayasukubatak 110306194634-phpapp01
Budayasukubatak 110306194634-phpapp01Budayasukubatak 110306194634-phpapp01
Budayasukubatak 110306194634-phpapp01
 
Budaya suku batak
Budaya suku batakBudaya suku batak
Budaya suku batak
 
Suku Batak.pptx
Suku Batak.pptxSuku Batak.pptx
Suku Batak.pptx
 
Materi negrito dan wedidd
Materi negrito dan wediddMateri negrito dan wedidd
Materi negrito dan wedidd
 
Keberagaman Budaya Ilmu Pengetahuan Sosial
Keberagaman Budaya Ilmu Pengetahuan SosialKeberagaman Budaya Ilmu Pengetahuan Sosial
Keberagaman Budaya Ilmu Pengetahuan Sosial
 
Kehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra AksaraKehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra Aksara
 
Sejarah Masa Pra aksara dan Masa Aksara
Sejarah  Masa Pra aksara dan Masa AksaraSejarah  Masa Pra aksara dan Masa Aksara
Sejarah Masa Pra aksara dan Masa Aksara
 
Jejak jejak sejarah di indonesia - copy
Jejak jejak sejarah di indonesia - copyJejak jejak sejarah di indonesia - copy
Jejak jejak sejarah di indonesia - copy
 
Bab 3 Tamandun Melayu
Bab 3 Tamandun MelayuBab 3 Tamandun Melayu
Bab 3 Tamandun Melayu
 
Sejarah Manusia Purba
Sejarah Manusia PurbaSejarah Manusia Purba
Sejarah Manusia Purba
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
sodapdf-converted.pptx
sodapdf-converted.pptxsodapdf-converted.pptx
sodapdf-converted.pptx
 

Recently uploaded

RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 

Recently uploaded (20)

RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 

Tana Toraja

  • 1. Tana Toraja : Suku, Kepercayaan, dan Simbol Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas MatakuliahFilsafat Nusantara Oleh: Muhammad Kusuma Dini Fitriani JURUSAN AKIDAH FILSAFAT FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
  • 2. A. Pendahuluan Indonesia adalah negara dengan berbagai suku bangsa yang mendiaminya dari bagian barat hingga timur. Pola kehidupan itu membuat Indonesia menjadi kaya akan keberagaman. Keberagaman itu termasuk identitas suku (aspek kesejarahan), sistem sosial, sistem kekerabatan, struktur kelembagaan, adat-istiadat dan kebudayaan serta sistem kepercayaan yang dianut suku tersebut. Di Indonesia bagian barat, kita mengenal suku Melayu, suku Kubu, Batak, Mentawai yang memiliki kekhasan budaya. Menyeberangi bagian barat, kita menemukan suku Badui, Jawa, Dayak, dengan keanekaragaman kearifan lokal.Di bagian Indonesia timur, kita memiliki suku Bima, Bugis, Papua, Tana Toraja yang masih memiliki keaslian budayanya. Bangsa yang bijak adalah bangsa yang menghargai hasil cipta, karya, dan karsa suku bangsa yang mendiaminya.Dari sekian banyak suku bangsa yang ada di Indonesia, ada suku bangsa yang memiliki pola kehidupan yang unik.Yaitu pola kehidupan yang terdapat pada masyarakat suku Tana Toraja. Secara sadar atau tidak sadar, masyarakat toraja hidup dan tumbuh dalam sebuah tatanan masyarakat yang menganut filosofi tau. Filosofi tau dibutuhkan sebagai pegangan dan arah menjadi manusia (manusia="tau" dalam bahasa toraja) sesungguhnya dalam konteks masyarakat toraja. Filosofi tau memiliki empat pilar utama yang mengharuskan setiap masyarakat toraja untuk menggapainya, antara lain: - Sugi' (Kaya) - Barani (Berani) - Manarang (Pintar) - Kinawa (memiliki nilai-nilai luhur, agamis, bijaksana) Keempat pilar di atas tidak dapat di tafsirkan secara bebas karena memiliki makna yang lebih dalam daripada pemahaman kata secara bebas. Seorang toraja menjadi manusia yang sesungguhnya ketika dia telah memiliki dan hidup sebagai Tau.
  • 3. B. Sejarah Seputar Toraja Penduduk Kabupaten Tana Toraja berdasarkan Sensus Penduduk Nasional tahun 2010 berjumlah 221.081 jiwa yang tersebar di 19 Kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar yakni 33.631 jiwa yang mendiami Kecamatan Makale. Secara keseluruhan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin perempuan, yang masing-masing 112.472 jiwa penduduk laki-laki dan 108.609 jiwa penduduk perempuan.Kepadatan penduduk di Kabupaten Tana Toraja pada tahun 2010 telah mencapai 108 jiwa/km². Kecamatan terpadat terdapat di kecamatan Makale dengan tingkat kepadatan mencapai 849 jiwa/km², sedangkan Kecamatan yang tingkat kepadatannya paling rendah adalah Kecamatan Bonggakaradeng dan Simbuang yakni 32 dan 32 jiwa/km².1 Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sindereng dan dari orang Makassar yg berasal dari daerah Luwu. Suku Bugis Sinderengmenamakan penduduk daerah ini dengan sebutan To-Ri-aja yang mengandung arti "Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan".2Sedang orang Luwu menyebutnya Toriajang yang artinya adalah "orang yang berdiam di sebelah barat".3 Ada juga versi lain bahwa kata Toraya asal To = Tau (orang), Raya = dari kata Maraya (besar), artinya orang orang besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja atau disebut singkatannya dengan “Tator”, Tana4 Toraja. Saat ini Tator secara administrasi masuk dalam Kabupaten Toraja, terdiri dari 9 kecamatan dan 32 desa. Luas wilayah 3178 Km2, Sebagian besar (40%) terdiri dari pegunungan dan dataran tinggi (25%). Wilayah Tator terletak sekitar 350 Km di utara kota Makassar, antara 2°40'-3°25' lintang selatan dan 119°30'-120° 25' bujur timur. 1 Artikel diakses pada 22 Oktober 2013 pukul 05:35 AM dari repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/.../BAB%20III 2 Hetty Nooy-Palm, The Sa’dan Toraja, (Netherlands: Martinus Nijhoff, 1979), h. 6 3 Jadi yang dimaksud dengan nama Toraja adalah suatu komunitas manusia yang menempati daerah di sebelah Utara Suku Bugis Sindereng dan di sebelah barat Luwu’. 4 kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian dengan Tana Toraja.
  • 4. Di tengah-tengah wilayah berbukit-bukit tersebut mengalir dari utara-selatan Sungai Sa'dang yang berpengaruh secara sosial, budaya dan ekonomi masyarakat Toraja.5 Masyarakat Toraja saat ini, sekitar 66% beragama Kristen, 12% Roma Katolik, sekitar 7% Muslim, hanya 16% masih memeluk agama adat disebut Aluk toDolo. Namun demikian, secara bersamaan masih banyak anggota masyarakatnya melaksanakan adat-kepercayaan Aluk Tomatua upacara ritual bagian dari Aluk 6 toDolo. C. Konsepsi dalam Masyarakat Toraja 1. Kepercayaan Menurut mitos, leluhur orang Toraja adalah manusia yang berasal dari nirwana, mitos yang tetap melegenda turun temurun hingga kini secara lisan dikalangan masyarakat Toraja ini menceritakan bahwa nenek moyang masyarakat Toraja yang pertama menggunakan Eran di Langiq untuk turun dari nirwana, yang kemudian berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua (Tuhan Yang Maha Kuasa – dalam bahasa Toraja).7 Konon manusia yang turun ke bumi, telah dibekali dengan aturan keagamaan yang disebut aluk.Aluk merupakan aturan keagamaan yang menjadi sumber dari budaya dan pandangan hidup leluhur suku Toraja yang mengandung nilai-nilai religius yang mengarahkan pola-pola tingkah laku hidup dan ritual suku Toraja untuk mengabdi kepada Puang Matua. 5 Yulianto Sumalyo, Kosmologi Dalam Arsitektur Toraja, Dimensi Teknik Arsitektur vol. 29, no. 1, ,Juli 2001, h. 66 6 Yulianto Sumalyo, Kosmologi Dalam Arsitektur Toraja,Dimensi Teknik Arsitektur vol. 29, no. 1, ,Juli 2001, h. 66 7 Eran di Langiq atau tangga ke langit merupakan tangga yang dilalui manusia untuk sampai kepada Tuhan.Tangga tersebut diyakini merupakan jalan naik-turunnya manusia ke langit dan bumi. Lihat Muhammad Sikki, dkk., Struktur Sastra Lisan Toraja: Transkripsi dan Terjemahan, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa – Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986), h. 129
  • 5. Aluk toDolo kepercayaan dianut oleh masyarakat Toraja artinyaadalah agama/aturan dari leluhur (aluk = agama/aturan, to dolo = nenek moyang).8Aluk Todolo menurut penganutnya diturunkan oleh Puang Matua atau Sang Pencipta mulanya pada leluhur pertama Datu La Ukku’ yang kemudian menurunkanajarannya kepada anak cucunya. Oleh karena itu menurut kepercayaan ini, manusia harus menyembah, memuja dan memuliakan Puang Matua atau Sang Pencipta diwujudkan dalam berbagai bentuk sikap hidup dan ungkapan ritual antara lain berupa sajian, persembahan maupun upacara-upacara. Se-telah Puang Matua menurunkan Aluk kepada Datu La Ukku’ sebagai manusia pertama, ke-mudian memberikan kekuasaan kepada para Deata atau Dewa untuk menjaga dan memelihara manusia..9 Oleh karena itu Deata disebut pula sebagai Pemelihara yang menurut Aluk toDolo tidak tunggal tetapi di golongan menjadi tiga yaitu: Deata Langi' (Sang Pemelihara Langit menguasai seluruh isi langit dan cakrawala), Deata Kapadanganna (Sang Pemelihara Bumi, menguasai semua yang ada di bumi) dan Deata Tangngana Padang (Sang Pemelihara Tanah, menguasai isi bumi).Adanya kepercayaan terhadap para Dewa tersebut terkait dengan pandangan masyarakat Toraja terhadap tata-ruang jagad raya atau makrokosmos yang dipandang terdiri dari tiga unsur yaitu: Langi' (surga), Lino atau Padang berarti bumi dan Deata to Kengkok atau Puangto Kebali'bi' (Dewa Berekor) artinya bagian di bawah bumi.10 Penjelasan pemujaan manusia, secara langsung dan tidak langsung, dengan berrupa upacara penyembahan kepada to Dolo (nenek moyang), para Deata (Dewa), dan Kepada Puang Matua (Tuhan) dapat dilihat dari skema d bawah ini: 8 Hetty Nooy-Palm, The Sa’dan Toraja, h. 124 Yulianto Sumalyo, Kosmologi Dalam Arsitektur Toraja, h. 66 10 Yulianto Sumalyo, Kosmologi Dalam Arsitektur Toraja, h. 67 9
  • 6. PUANG MATUA PARA DEATA TO DOLO TO LINDO 2. Simbol-simbol dan Kebudayaan Siapa yang tak mengenal Tongkonan11.Satu bangunan rumah adat unik yang dimiliki oleh suku Toraja.Tongkonan merupakan manifestasi dari bentuk perahu Austronesia yang digunakan leluhur bangsa Toraja menyeberangi samudera ribuan tahun lalu.Tongkonan dibangun dengan menghadap utara-selatan. Utara merupakan kediaman Puang Matua, yang dikenal dengan namaUlunna Langiq, sedangkan selatan ialah arah Polloqna Langiq atau tempat roh-roh. Budaya Toraja tidak tulisan12.Oleh 11 mengenal sebab itulah sistem konsep Kata Tongkonan berasal dari kata Tongkon yang mengandung arti duduk. Lihat Hetty NooyPalm, The Sa’dan Toraja, h. 231 12 Oleh karena itu, suku Toraja biasanya, selain dengan simbol-simbol, menggunakan cerita isan yang dituturkan turun temurun. Cerita tersebut dimaksudkan untuk mendidik, mengungkapkan sejarah, mengetahui asal-usul suatu nama dan tempat, dan lain-lain. Masyarakat meyakini bahwa cerita-cerita tersebut tidak sekedar untuk didengar dan diceritakan kembali, tetapi cerita itu memang pernah terjadi pada masa lampau sehingga dapat mempengaruhi tingkah laku mereka.Jadi, cerita sangat erat hubungannya dengan lingkungan. Lihat Muhammad Sikki, dkk., Struktur Sastra Lisan Toraja: Transkripsi dan Terjemahan, h. 9-10 Bahasa Toraja merupakan bahasa yang dominan di Tana Toraja, dengan Sa'dan Toraja sebagai dialek bahasa yang utama. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah bahasa resmi
  • 7. sosial dan agama mereka “ditulis” pada kayu Tongkonan dalam bentuk ukiran yang mengandung simbol-simbol.Symbol ini disebut dengan Passuraq. Setiap ukiran memiliki nama khusus. Motifnya biasanya adalah hewan dan tanaman yang melambangkan kebajikan, contohnya tanaman air seperti gulma air dan hewan seperti kepiting dan kecebong yang melambangkan kesuburan.Hewan air, menunjukkan kebutuhan untuk bergerak cepat dan bekerja keras, seperti hewan yang bergerak di permukaan air. Lambing simpul dan kotak, mengandung arti sebuah harapan agar semua keturunan keluarga akan bahagia dan hidup dalam kedamaian, seperti barang-barang yang tersimpan dalam sebuah kotak. Dalam kompleks rumah adat terdapat beberapa tipe unit bangunan yang masing-masing mempunyai ukuran, bentuk dan lain-lain elemen arsitektural berbeda. Secara garis besar, dari segi fungsinya, terdapat dua jenis bangunan adat berbeda.Tongkonan atau rumah untuk tempat tinggal dalam arti tidur, makan, istirahat, di mana pada umumnya mempunyai tado'-tado' (teras depan), tado' (ruang tamu), ba'ba atau tambing (ruang tidur) dan lambun (dapur). Jenis unit lainnya adalah alang se-macam lumbung berbentuk mirip dengan tongkonan tetapi lebih kecil dan hanya terdiri dari satu ruang di atas untuk menyimpan padi.13 Selain Tongkonan, ada pula yang terkenal dari Toraja, yaitu Kerbau. Keseharian masyarakat Tana Toraja, Sulawesi Selatan, tidak bisa dipisahkan dengan hewan kerbau.Ini berlangsung hingga sekarang. Bahkan, sebelum uang dijadikan alat penukaran transaksi modern, hewan bertanduk ini sudah kerap ditukar dengan benda lain. Selain memiliki nilai ekonomis tinggi, hewan bertubuh tambun ini juga melambangkan kesejahteraan sekaligus menandakan tingkat kekayaan dan status sosial pemiliknya di mata masyarakat. Kerbau di Tana Toraja memiliki ciri fisik yang khas dibandingkan dengan daerah lain, terutama pada warna kulitnya yang belang menyerupai sapi. Orang Toraja biasa menyebut jenis kerbau ini Tedong dan digunakan oleh masyarakat akan tetapi bahasa Toraja pun diajarkan di semua sekolah dasar di Tana Toraja. 13 Yulianto Sumalyo, Kosmologi Dalam Arsitektur Toraja, h. 68
  • 8. Bonga.Lantaran kulitnya yang aneh, maka kerbau belang memiliki arti penting dalam setiap ritual pesta kematian atau Rambu Solo.Kerbau ini diperlakukan secara khusus.Semenjak kecil sehingga dianggap suci sebagai hewan kurban pada upacara Rambu Solo.14 Dahulu kerbau hanya sebagai hewan yang biasa-biasa saja yang dipakai untuk menggarap atau membajak sawah dan digunakan sebagai alat tarnsportasi rakyat.Kerbau sangatmembantu didalam kelangsungan hidup masyarakat.Namun seiring bergesernya nilai- nilai peradaban kerbau semakin dihargai karena memiliki andil besar dan berjasa didalam membantu kegiatan kerja juga kelangsungan hidup masyarakat Toraja.Selang waktu berlalu akhirnya penghargaan kepada hewan kerbau ini semakin lama semakin besar dan hewan kerbau ini didaulat dan diangkat sebagai simbol masyarakat tanah Toraja yang dianggap sangat membantu kelangsungan hidup masyarakat Tana Toraja, karena membantu mengolah dan menyuburkan tanah persawahan mereka sebagai lumbung hidup mereka.15 Upacara kematian “Rambu Solo”16 ini dapat dilaksanakan berdasarkan status sosial yang meninggal sehingga pesta yang besar hanya dapat dilaksanakan kalangan atas saja, dan pesta yang paling tinggi disebut Rapasan Sapu Randanan dimana pestanya berlangsung 1 minggu dan menghabiskan ratusan ekor kerbau dan ribuan ekor ternak Babi. Pesta semacam ini dapat menghabiskan dana sampai puluhan milyar rupiah, dan konon kabarnya sebelum masyarakat Toraja mengenal peri kemanusiaan hamba yang meninggal ikut dikorbankan 1 orang yang akan mengawal yang meninggal sampai di Puya atau Nirwana. 14 Matheus Sariubang, Peranan Ternak Kerbau Dalam Masyarakat Adat Toraja Di Sulawesi Selatan, Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010 dalam Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2011, h. 123 15 Matheus Sariubang, Peranan Ternak Kerbau Dalam Masyarakat Adat Toraja Di Sulawesi Selatan, h. 123-124 16 Konsep ajaran orang Toraja tak melihat kematian sebagai sesuatu yang harus ditakuti.Bagi mereka, kematian adalah bagian dari ritme kehidupan yang wajib dijalani.Walau boleh ditangisi, kematian juga menjadi kegembiraan yang membawa manusia kembali menuju surga, asal-muasal leluhur. Dengan kata lain, mereka percaya adanya kehidupan setelah kematian. Di dalam upacara kematian Rambu Solo kesedihan tidak terlau tergambar di wajah-wajah keluarga yang berduka.
  • 9. Dalam dunia modern sekarang ini yang membuat pesta adat semakin ramai dan pengorbanan kerbau semakin banyak adalah karena ada anggapan bahwa siapa yang mampu melaksanakan pesta adat yang besar maka dia dan keluarganya akan terangkat statussosialnya, sedangkan yang tidak mampu melaksanakan pesta adat yang besar status sosialnya terabaikan bahkan dianggap turun kelas, sehingga pesta adat dewasa ini dapat dianggap sebagai pertarungan status sosial dalam masyakat adat Toraja. Oleh karena itu, kerbau dilambangkan sebagai lambang kekayaan, Dalam pelaksanaan pesta adat salah satu acara yang disukai para tamu dan para turis adalah nyanyian pujaan terhadap orang yang meninggal yang disebut Ma’badong yang menyanyikan status sosial dan kebaikan atau jasa-jasa almarhum atau almarhumah semasa hidupnya. Pemotongan kerbau pada pesta Rambu solo dimaksudkan bahwa roh almarhum atau almarhumah menunggangi salah satu kerbau yang teristimewa (kerbau belang atau bonga) dan kerbau-kerbau hitam lainnya menjaga dan mengiringi, perjalanan roh si mati menuju alam nirwana keabadian dan juga semakin banyak kerbau yang dikurbankan semakin cepat dosa si mati terhapuskan dan mendapat tempat di sisi-Nya, dan makin banyak kerbau yang dikurbankan juga akan melambangkan kelayakan kehidupan sang mendiang di alam baka. Dan banyaknya kerbau yang dikurbankan selain menjaga keselamatan roh si mati menuju alam nirwana juga secara tidak langsung akan meninggalkan ketentraman batin bagi seluruh keluarga yang ditinggalkan didunia. Bahkan dipercaya bahwa kalau arwahnya sudah disucikan maka dia akan menjadi orang suci yang selalu mengawasi dan menjaga anak cucunya untuk selalu berbuat baik, mereka percaya bahwa rezeki dan hukuman selama masih hidup di dunia akan selalu diberikan oleh leluhur yang sudah hidup suci di nirwana.17 17 Matheus Sariubang, Peranan Ternak Kerbau Dalam Masyarakat Adat Toraja Di Sulawesi Selatan, h. 124
  • 10. D. Penutup Seperti pada masyarakat tradisional pada umumnya, pandangan terhadap ruang semesta, mendasarkan pada unsur-unsur alam seperti gunung, sungai, matahari terbit, matahari tenggelam, laut dan lain-lain. Masyarakat tradisional lazimnya memandang bumi tidak bulat, melainkan datar, sangat luas, berbatas laut. Kepercayaan masyrakat Toraja tradisional, memandang bumi sebagai suatu lempengan luas, terdiri dari dataran, bukit, gunung dan sungai, disangga salah satu Dewa. Bagi sebagian orang, tradisi ini bisa jadi dinilai sebagai pemborosan.Sebab, demikian besar biaya yang harus dikeluarkan untuk penyelenggaraannya.Bagi masyarakat Toraja, berbicara pemakaman bukan hanya berbicara upacara, status, jumlah kerbau yang dipotong, tetapi juga soal malu (siri').Makanya, upacara Rambu Solo juga terkait dengan tingkat stratifikasi sosial.Dulunya, pesta meriah hanya menjadi milik bangsawan kelas tinggi dalam masyarakat ini.Akan tetapi, sekarang mulai bergeser. Siapa yang kaya, itulah yang pestanya meriah E. Daftar Pustaka Nooy-Palm, Hetty.The Sa’dan Toraja. Netherlands: Martinus Nijhoff. 1979 repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/.../BAB%20III
  • 11. Sariubang, Matheus. Peranan Ternak Kerbau Dalam Masyarakat Adat Toraja Di Sulawesi Selatan, Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010 dalam Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2011 Sikki, Muhammad, dkk. Struktur Sastra Lisan Toraja: Transkripsi dan Terjemahan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa – Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986 Sumalyo, Yulianto. Kosmologi Dalam Arsitektur Toraja. Dimensi Teknik Arsitektur vol. 29, no. 1, ,Juli 2001