Dokumen tersebut membahas penyelenggaraan Pandu PTM di fasilitas kesehatan primer termasuk dua kegiatan utama yaitu pengelolaan faktor risiko penyakit tidak menular dan penatalaksanaan penyakit sesuai standar, dengan sasaran usia 15 tahun ke atas. Dibahas pula konsep dasar, ruang lingkup aspek manajemen, dan kegiatan Pandu PTM seperti promosi kesehatan, deteksi dini, peningkatan peran masy
Algoritma Pandu PTM digunakan untuk menilai risiko pasien terhadap penyakit tidak menular melalui pemeriksaan tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh, dan faktor risiko lainnya. Pasien kemudian dirujuk untuk konseling atau tes lebih lanjut jika diperlukan, atau diberi edukasi kesehatan. Algoritma ini memandu proses skrining dan tindak lanjut yang tepat untuk pencegahan dan pengendalian
Tugas dan fungsi Duta Promprev
Memberikan edukasi dan melakukan sosialisasi kepada peserta/keluarga mengenai pentingnya pelaksanaan program promprev dalam rangka menjaga dan meningkatkan pemeliharaan kesehatan
Melatih dan meningkatkan kemandirian peserta terhadap pengelolaan penyakit yang disandang peserta
Melatih dan meningkatkan kemandirian peserta dalam perilaku hidup sehat
Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan promotif preventif peserta yang menjadi binaannya
90 % orang berusia di atas 55 tahun berisiko hipertensi
Lebih dari 2/3 penderita hipertensi tidak mengetahui tekanan darahnya meningkat karena biasanya tanpa gejala
Pentingnya pemeriksaan tekanan darah berkala
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan pusat kegiatan pengendalian faktor risiko PTM secara terpadu dan berkelanjutan yang melibatkan partisipasi masyarakat. Posbindu bertujuan untuk mendeteksi dini dan menangani faktor risiko PTM secara komunitas berbasis.
Buku pedoman perencanaan tingkat puskesmasFendy dc
Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan, maupun upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun untuk kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan. Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai rencana tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh pemerintah daerah, pemerintah pusat serta sumber dana lainnya.
Tujuan Khusus :
a) Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk tahun berikutnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat
b) Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan dari berbagai usulan.
Algoritma Pandu PTM digunakan untuk menilai risiko pasien terhadap penyakit tidak menular melalui pemeriksaan tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh, dan faktor risiko lainnya. Pasien kemudian dirujuk untuk konseling atau tes lebih lanjut jika diperlukan, atau diberi edukasi kesehatan. Algoritma ini memandu proses skrining dan tindak lanjut yang tepat untuk pencegahan dan pengendalian
Tugas dan fungsi Duta Promprev
Memberikan edukasi dan melakukan sosialisasi kepada peserta/keluarga mengenai pentingnya pelaksanaan program promprev dalam rangka menjaga dan meningkatkan pemeliharaan kesehatan
Melatih dan meningkatkan kemandirian peserta terhadap pengelolaan penyakit yang disandang peserta
Melatih dan meningkatkan kemandirian peserta dalam perilaku hidup sehat
Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan promotif preventif peserta yang menjadi binaannya
90 % orang berusia di atas 55 tahun berisiko hipertensi
Lebih dari 2/3 penderita hipertensi tidak mengetahui tekanan darahnya meningkat karena biasanya tanpa gejala
Pentingnya pemeriksaan tekanan darah berkala
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan pusat kegiatan pengendalian faktor risiko PTM secara terpadu dan berkelanjutan yang melibatkan partisipasi masyarakat. Posbindu bertujuan untuk mendeteksi dini dan menangani faktor risiko PTM secara komunitas berbasis.
Buku pedoman perencanaan tingkat puskesmasFendy dc
Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan, maupun upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun untuk kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan. Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai rencana tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh pemerintah daerah, pemerintah pusat serta sumber dana lainnya.
Tujuan Khusus :
a) Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk tahun berikutnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat
b) Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan dari berbagai usulan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) hipertensi adalah tekanan darah tinggi diatas 140/90 mmHg yang merupakan pembunuh diam-diam karena sebagian besar penyebabnya tidak diketahui, (2) faktor risikonya adalah keturunan, umur, gaya hidup buruk, dan kondisi medis tertentu, (3) gejalanya bervariasi mulai dari sakit kepala hingga komplikasi organ vital.
Faktor risiko penyakit tidak menular menurut Hill terdiri dari 9 kriteria, yaitu kekuatan hubungan, konsistensi, spesifitas, hubungan temporal, tingkatan gradasi biologi, plausibilitas biologis, koherensi, eksperimen, dan analogi. Empat kriteria utama adalah gradasi biologi, plausibilitas biologis, kekuatan hubungan, dan konsistensi. Biomarker digunakan untuk meningkatkan validitas penelitian tentang
Dokumen tersebut merupakan instrumen akreditasi puskesmas yang terdiri dari 9 bab yang mencakup standar-standar pelayanan puskesmas. Bab pertama membahas analisis kebutuhan masyarakat dan perencanaan puskesmas berdasarkan hasil analisis tersebut. Bab selanjutnya membahas tentang kepemimpinan dan manajemen puskesmas, peningkatan mutu, upaya kesehatan masyarakat, sasaran kinerja, layanan klinis, penunjang
Posyandu adalah pusat pelayanan kesehatan ibu dan anak di tingkat komunitas yang memberikan layanan kesehatan seperti imunisasi, gizi, dan KB. Posyandu dilaksanakan dengan sistem lima kegiatan (meja posyandu) yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan, dan penkes. Posyandu dikembangkan pada tahun 1984 atas prakarsa Presiden Soeharto untuk meningkatkan kesehatan ibu dan
BAB 4 Standar Akreditasi Puskesmas membahas program prioritas nasional yang meliputi 5 program yaitu: (1) pencegahan dan penurunan stunting, (2) penurunan angka kematian ibu dan bayi, (3) peningkatan cakupan dan mutu imunisasi, (4) program penanggulangan tuberkulosis, (5) pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risikonya. Standar ini menjelaskan proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evalu
Materi Manajemen Puskesmas mencakup tahapan pelaksanaan manajemen Puskesmas yaitu Perencanaan (P1), Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2) serta Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja (P3).
(1) Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas Tulehu tahun 2022 mencakup 6 upaya kesehatan untuk masyarakat di 17 dusun, (2) Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi, penyakit menular dan tidak menular, serta PHBS, (3) Kegiatannya meliputi promosi kesehatan, penyuluhan di sekolah dan rumah tangga, serta advokasi dana desa untuk pembangunan kese
Dokumen tersebut membahas kebijakan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dengan pendekatan kampus sehat yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan. Ringkasannya adalah: (1) kampus sehat bertujuan menciptakan lingkungan yang mendukung pola hidup sehat, (2) meliputi aspek perilaku, layanan kesehatan, lingkungan, dan pendidikan, (3) melibatkan kerja sama berbagai pihak untuk
standar pelayanan publik seperti diamanahkan uu 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik adalah salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh penyelenggara pelayanan publik, puskesmas sebagai salah satunya harus memenuhi kewajiban tersebut dan mendukung prohram akreditasi puskesmas
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024Muh Saleh
Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan 2020-2024 :
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi.
Dokumen tersebut merupakan materi presentasi tentang penyakit-penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan komplikasinya. Materi ini disampaikan kepada peserta program prolansis di Klinik Padjadjaran yang meliputi penjelasan tentang definisi, prevalensi, gejala, dan komplikasi dari setiap penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang transisi epidemiologi penyakit di Indonesia dari tahun 1990 hingga 2015, di mana terjadi pergeseran dominasi penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular akibat perubahan gaya hidup masyarakat. Dokumen tersebut juga menjelaskan upaya yang dilakukan untuk mencegah penyakit tidak menular melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan fokus
Pandu PTM di FKTP bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit tidak menular secara terpadu melalui deteksi dini, penanganan kasus, serta peningkatan peran serta masyarakat dalam Posbindu PTM.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan terpadu penyakit tidak menular (PANDU PTM) di fasilitas kesehatan primer. PANDU PTM bertujuan untuk mencegah, mengendalikan, dan menangani faktor risiko dan penyakit tidak menular secara terintegrasi melalui upaya kesehatan masyarakat dan perorangan. Pelayanan inti PANDU PTM meliputi promosi kesehatan, deteksi dini, peningkatan peran serta masyar
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) hipertensi adalah tekanan darah tinggi diatas 140/90 mmHg yang merupakan pembunuh diam-diam karena sebagian besar penyebabnya tidak diketahui, (2) faktor risikonya adalah keturunan, umur, gaya hidup buruk, dan kondisi medis tertentu, (3) gejalanya bervariasi mulai dari sakit kepala hingga komplikasi organ vital.
Faktor risiko penyakit tidak menular menurut Hill terdiri dari 9 kriteria, yaitu kekuatan hubungan, konsistensi, spesifitas, hubungan temporal, tingkatan gradasi biologi, plausibilitas biologis, koherensi, eksperimen, dan analogi. Empat kriteria utama adalah gradasi biologi, plausibilitas biologis, kekuatan hubungan, dan konsistensi. Biomarker digunakan untuk meningkatkan validitas penelitian tentang
Dokumen tersebut merupakan instrumen akreditasi puskesmas yang terdiri dari 9 bab yang mencakup standar-standar pelayanan puskesmas. Bab pertama membahas analisis kebutuhan masyarakat dan perencanaan puskesmas berdasarkan hasil analisis tersebut. Bab selanjutnya membahas tentang kepemimpinan dan manajemen puskesmas, peningkatan mutu, upaya kesehatan masyarakat, sasaran kinerja, layanan klinis, penunjang
Posyandu adalah pusat pelayanan kesehatan ibu dan anak di tingkat komunitas yang memberikan layanan kesehatan seperti imunisasi, gizi, dan KB. Posyandu dilaksanakan dengan sistem lima kegiatan (meja posyandu) yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan, dan penkes. Posyandu dikembangkan pada tahun 1984 atas prakarsa Presiden Soeharto untuk meningkatkan kesehatan ibu dan
BAB 4 Standar Akreditasi Puskesmas membahas program prioritas nasional yang meliputi 5 program yaitu: (1) pencegahan dan penurunan stunting, (2) penurunan angka kematian ibu dan bayi, (3) peningkatan cakupan dan mutu imunisasi, (4) program penanggulangan tuberkulosis, (5) pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risikonya. Standar ini menjelaskan proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evalu
Materi Manajemen Puskesmas mencakup tahapan pelaksanaan manajemen Puskesmas yaitu Perencanaan (P1), Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2) serta Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja (P3).
(1) Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas Tulehu tahun 2022 mencakup 6 upaya kesehatan untuk masyarakat di 17 dusun, (2) Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi, penyakit menular dan tidak menular, serta PHBS, (3) Kegiatannya meliputi promosi kesehatan, penyuluhan di sekolah dan rumah tangga, serta advokasi dana desa untuk pembangunan kese
Dokumen tersebut membahas kebijakan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dengan pendekatan kampus sehat yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan. Ringkasannya adalah: (1) kampus sehat bertujuan menciptakan lingkungan yang mendukung pola hidup sehat, (2) meliputi aspek perilaku, layanan kesehatan, lingkungan, dan pendidikan, (3) melibatkan kerja sama berbagai pihak untuk
standar pelayanan publik seperti diamanahkan uu 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik adalah salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh penyelenggara pelayanan publik, puskesmas sebagai salah satunya harus memenuhi kewajiban tersebut dan mendukung prohram akreditasi puskesmas
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024Muh Saleh
Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan 2020-2024 :
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi.
Dokumen tersebut merupakan materi presentasi tentang penyakit-penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan komplikasinya. Materi ini disampaikan kepada peserta program prolansis di Klinik Padjadjaran yang meliputi penjelasan tentang definisi, prevalensi, gejala, dan komplikasi dari setiap penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang transisi epidemiologi penyakit di Indonesia dari tahun 1990 hingga 2015, di mana terjadi pergeseran dominasi penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular akibat perubahan gaya hidup masyarakat. Dokumen tersebut juga menjelaskan upaya yang dilakukan untuk mencegah penyakit tidak menular melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan fokus
Pandu PTM di FKTP bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit tidak menular secara terpadu melalui deteksi dini, penanganan kasus, serta peningkatan peran serta masyarakat dalam Posbindu PTM.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan terpadu penyakit tidak menular (PANDU PTM) di fasilitas kesehatan primer. PANDU PTM bertujuan untuk mencegah, mengendalikan, dan menangani faktor risiko dan penyakit tidak menular secara terintegrasi melalui upaya kesehatan masyarakat dan perorangan. Pelayanan inti PANDU PTM meliputi promosi kesehatan, deteksi dini, peningkatan peran serta masyar
3. algoritma pandu Revisi dan Carta Prediksi Resiko KV.pdfYuliusSd
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit tidak menular (PTM) dan algoritma Pelayanan Terpadu PTM (PANDU PTM). PTM menyebabkan 41 juta kematian setiap tahun atau 71% kematian global, dan algoritma PANDU PTM digunakan untuk mencegah dan mengendalikan PTM secara terpadu di puskesmas.
Posbindu PTM adalah program kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mencegah dan mendeteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular melalui pemantauan berkala di komunitas. Kegiatan posbindu meliputi pengukuran tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan indeks massa tubuh serta konseling gizi dan gaya hidup sehat."
Dokumen tersebut membahas protokol pengobatan hipertensi di Indonesia, termasuk target penurunan tekanan darah, alur pengobatan hipertensi, dan peran transformasi sistem kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian hipertensi.
Dokumen tersebut membahas kerangka acuan pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Penyakit Tidak Menular (PTM) di Puskesmas Alas, yang mencakup latar belakang, tujuan, sasaran, kegiatan pokok, jadwal, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Posbindu PTM."
Dokumen tersebut membahas tentang Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang bertujuan untuk mendeteksi dini dan memantau faktor risiko PTM secara mandiri di masyarakat. Posbindu PTM dilaksanakan di berbagai tempat seperti tempat tinggal, sekolah, pasar, dan tempat ibadah. Kegiatannya meliputi pengukuran parameter kesehatan, konseling, rujukan, dan penyuluhan gaya hidup sehat. Dokumen ini
JHDKJFHHH SH OFH JHHSFHH HSHFJHHK FSHJKHHS F HFHFSH F HFSHFK FF HFHKHKHJHJKSJF FHFSHFH;LFKFHFJKLFHKJFH F JFHHFFNKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKHJHJHJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ
Dokumen tersebut membahas mengenai kebijakan dan strategi pencegahan serta pengendalian penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma di Indonesia. Dokumen tersebut menyoroti peningkatan prevalensi berbagai penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, dan obesitas. Dokumen tersebut juga menyoroti bahwa merokok, kurangnya aktivitas fisik, dan diet buruk merupakan faktor risiko utama peny
2. SBB_Sosialisasi Skrining Merokok Anak Sekolah.pptx (1).pptxIrhariandi20
Skrining perilaku merokok anak sekolah dilakukan untuk mengurangi konsumsi rokok di kalangan anak sekolah. Survei menunjukkan bahwa konsumsi rokok dan paparan asap rokok di kalangan anak sekolah masih tinggi. Kementerian Kesehatan mengeluarkan surat edaran untuk melakukan skrining perilaku merokok pada anak sekolah menggunakan kuesioner dan tes kadar karbon monoksida. Skrining bertujuan untuk mengetahui pre
Dokumen tersebut merangkum biografi dan pengalaman kerja Emma Khumairah Hentihu beserta tugas dan tanggung jawabnya di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit. Dokumen tersebut juga menyajikan data dan informasi mengenai beban penyakit tidak menular di Indonesia serta upaya yang dilakukan untuk mengendalikan faktor risiko penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem surveilans penyakit tidak menular di Indonesia yang meliputi pengumpulan data kesehatan secara terus-menerus untuk perencanaan kesehatan, transformasi sistem informasi kesehatan, sistem pencatatan dan pelaporan penyakit tidak menular, serta monitoring dan evaluasi program deteksi dini penyakit tidak menular.
Dokumen tersebut merupakan rancangan program pengendalian penyakit tidak menular (PTM) pada tahun 2022-2024 yang mencakup indikator, target capaian, dan kegiatan yang meliputi skrining, pelayanan terpadu, pengendalian konsumsi rokok, serta pengendalian tekanan darah dan kadar gula darah pada penyandang hipertensi dan diabetes.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan target dan capaian indikator kinerja kegiatan Direktorat Kesehatan Jiwa tahun 2022-2024 yang meliputi skrining penduduk dewasa dengan risiko gangguan kejiwaan, layanan kesehatan jiwa di fasyankes, dan pelayanan rehabilitasi bagi penyalahguna napza. Capaiannya pada 2022 belum mencapai target yang ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas indikator dan target capaian kesehatan masyarakat pada tahun 2017 yang meliputi prevalensi penyakit seperti tekanan darah tinggi, obesitas, merokok pada anak di bawah 18 tahun, posbindu PTM, deteksi dini kanker serviks dan payudara, serta pelayanan kesehatan pada usia produktif, lanjut, penderita hipertensi, dan diabetes melitus. Terdapat penjelasan rumus perhitungan
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
Keberadaan Nganjuk sebagai kabupaten yang memiliki resiko bencana berskala sedang menjadi fokus pembahasan dalam FGD Lingkungan yang di gelar di Dinas Lingkungan Hidup Kab. Nganjuk.
Dalam kegiatan FGD yang di hadiri seluruh Komunitas, Pemangku Kebijakan (Dinas Kehutanan Jawa Timur, FPRB Nganjuk, BPBD Nganjuk) tersebut menyoroti pentingnya kolaborasi antar pihak untuk melakukan aksi mitigasi pengurangan resiko bencana.
Dalam Paparan ini, Pelestari Kawasan Wilis memaparkan konsep mitigasi yang bertumpu pada perlindungan sumber mata Air. Hal ini selaras dengan aksi & kegiatan yang telah dilakukan sejak 2020, dimana Perkawis mengambil peran konservasi di sekitar lereng Wilis
1. EMMA KHUMAIRAH HENTIHU, SKM,M.KES
KOORD P2PTM KESWA
BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
DINAS KESEHATAN PROVINSI MALUKU
2023
2. • Secara garis besar, terdapat 2 kegiatan utama yang dilakukan
Puskesmas/FKTP dalam penyelenggaraan Pandu PTM, yaitu
pengelolaan faktor risiko PTM dan penatalaksanaan PTM sesuai
standar/pedoman, dengan sasaran pengunjung berusia 15 tahun ke
atas. Untuk Puskesmas, selain melakukan pengelolaan faktor risiko
PTM di dalam gedung, juga dilakukan pengelolaan faktor risiko PTM di
luar gedung, yaitu dengan melakukan pembinaan kader dalam
pengelolaan faktor risiko PTM di Posbindu.
3.
4.
5.
6.
7. PENYELENGGARAAN PANDU PTM DENGAN ALGORITMA
• Pandu PTM dilaksanakan secara komprehensif dan berkelanjutan dengan
tetap mengacu pada pedoman tata laksana penyakit yang berlaku.
• A. Sasaran Pandu PTM Individu dan/atau kelompok masyarakat yang
menjadi sasaran pelayan terpadu PTM adalah pengunjung berusia 15 tahun
ke atas yang datang ke Puskesmas/FKTP untuk kunjungan sakit maupun
kunjungan sehat.
• B. Algoritma Pandu PTM Untuk memudahkan pelaksanaan Pandu PTM,
maka dibuatlah algoritma Pandu PTM yang berisi alur dan penjelasan
tentang tata laksana bagi pengunjung puskesmas usia 15 tahun keatas
mulai dari identifikasi faktor risiko melalui anamnesis, pengukuran dan
pemeriksaan serta pemeriksaan prediksi risiko dan penegakan diagnosis
PTM (bila ada), rujukan bila diperlukan dan rujuk balik setelah kondisi
stabil.
8.
9.
10.
11.
12.
13. • Secara garis besar, terdapat 2 kegiatan utama yang dilakukan Puskesmas/FKTP dalam penyelenggaraan
Pandu PTM, yaitu pengelolaan faktor risiko PTM dan penatalaksanaan PTM sesuai standar/pedoman, dengan
sasaran pengunjung berusia 15 tahun ke atas. Untuk Puskesmas, selain melakukan pengelolaan faktor risiko
PTM di dalam gedung, juga dilakukan pengelolaan faktor risiko PTM di luar gedung, yaitu dengan melakukan
pembinaan kader dalam pengelolaan faktor risiko PTM di Posbindu. Pencatatan kegiatan dalam
penyelenggaraan Pandu PTM dilakukan untuk diolah dan dianalisis sebagai bahan evaluasi. Selain itu, hasil
analisis data kegiatan Pandu PTM menjadi dasar pengambilan keputusan intervensi dan kebijakan yang tepat
sehingga kualitas penyelenggaraan Pandu PTM menjadi lebih baik. Puskesmas/FKTP melakukan pencatatan
penyelenggaraan Pandu PTM harian, menggunakan Formulir Penyelenggaraan Pandu PTM (terlampir),
memuat data sebagai berikut: - Tempat pemeriksaan - Tanggal pemeriksaan - Identitas Pasien meliputi nama,
tanggal lahir, jenis kelamin, NIK, alamat, nomor telepon - Riwayat PTM pada keluarga dan pada diri sendiri
seperti Hipertensi, Diabetes, Jantung, Stroke, Asma, Kanker, dan lain-lain - Jenis faktor risiko PTM yang
dimiliki meliputi tekanan darah tinggi, kadar gula darah tinggi, obesitas (IMT > 27 kg/m2 ), obesitas sentral
(laki LP >90cm, perempuan LP >80cm), pola makan tinggi gula, garam, dan lemak, merokok, kurang aktivitas
fisik, berat badan berlebih, kurang konsumsi sayur dan buah - Pengelolaan faktor risiko PTM seperti
konsultasi gizi, konseling UBM, dan lainlain - Tata laksana PTM meliputi terapi farmakologi dan non
farmakologi. Berdasarkan Formulir Pandu PTM di atas, Puskesmas dan FKTP membuat rekapitulasi
penyelenggaraan Pandu PTM bulanan, menggunakan Formulir Rekapitulasi Penyelenggaraan Pandu PTM
Puskesmas/FKTP (terlampir). Puskesmas mengumpulkan rekapitulasi penyelenggaraan Pandu PTM dari FKTP
yang ada di wilayah kerjanya kemudian menyatukannya dengan penyelenggaraan Pandu PTM di Puskesmas
dan data
14.
15. KONSEP DASAR PANDU PTM
• Pengertian
Pandu PTM di FKTP adalah penyelenggaraan pencegahan dan
pengendalian PTM yang dilaksanakan secara komprehensif dan
terintegrasi melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP).
• Tujuan
Pencegahan dan pengendalian PTM adalah upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek
kuratif dan rehabilitatif serta paliatif yang bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan, kecacatan, dan kematian.
• Sasaran
Sasaran Pandu PTM di FKTP meliputi individu dan/atau kelompok
masyarakat baik yang berisiko PTM maupun yang tidak berisiko.
16. KONSEP DASAR PANDU PTM (2)
• Diadop dari WHO-PEN yang disesuaikan kebutuhan program di
Indonesia
• Bertujuan memperkuat sistem kesehatan dan fungsi layanan primer
• Setting intervensi prioritas yang cost effective untuk pelayanan berkualitas
sesuai dengan kemampuan daerah
• Paket intervensi essensial minimal dalam JKN
• Dititik beratkan pada manajemen Hipertensi dan DM dengan
penambahan pelayanan kanker, thalassemia, glukoma, gangguan
pendengaran dan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat
• Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (Posbindu PTM) dikembangkan
sebagai bagian dari Pandu PTM yang memungkinkan rujukan ke
Puskesmas untuk penanganan lebih lanjut.
17. PAKET INTI WHO-PEN PANDU PTM
Pencegahan primer stroke dan serangan jantung √
Tatalaksana Infark Miokard Akut √
Pencegahan Sekunder Post Infark Miokard √
Pencegahan Sekunder Post Stroke √
Pencegahan Sekunder Penyakit Jantung Rematik -
Tatalaksana DM Tipe 1 -
Tatalaksana DM Tipe 2 √
Pencegahan Komplikasi Kaki DM √
Pencegahan progresifitas Penyakit Ginjal Kronis √
Pencegahan progresifitas Retinopati Diabetikum √
Pencegahan progresifitas Neuropati -
Tatalaksana Asma Bronkhial √
Tatalaksana PPOK √
Tatalaksana Kanker Kanker Payudara, Kanker Leher Rahim dan Thalasemia
Paket Tambahan PANDU PTM Tatalaksana Glukoma, Gangguan Pendengaran, Rehabilitasi
Berbasis Masyarakat
Pendekatan PANDU PTM Sistem, Jejaring, Pengorganisasian
Germas, PIS-PK, Posbindu, SPM,
PERBEDAAN PAKET INTI WHO-PEN DENGAN
PANDU PTM
18.
19. RUANG LINGKUP ASPEK MANAJEMEN
PENYAKIT PANDU PTM
Penyakit Jantung dan
Pembulh Darah
Penyakit Paru Kronik
dan Gangguan
Imunologik
Kanker dan Kelainan
Darah
Diabetes Mellitus dan
Gangguan Metabolik
Gangguan Indera dan
Fungsional
20. RUANG LINGKUP ASPEK MANAJEMEN
KEGIATAN PANDU PTM
1. Promosi
Kesehatan
2. Deteksi Dini Faktor
Risiko PTM
3. Peningkatan Peran
Serta Masyarakat
4. Penemuan
Kasus PTM
5. Penanganan
Kasus PTM
6. Pencatatan dan
Pelaporan PTM
7. Surveilans
Terpadu PTM
8. Pemantauan
dan Penilaian
Kegiatan
SISTEM, TATA
KELOLA,
JEJARING,
PENDEKATAN
21. Promosi kesehatan
bertujuan untuk
mewujudkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dengan
menciptakan dan
mentradisikan perilaku
CERDIK masyarakat
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar seharusnya memiliki
kemampuan untuk memberikan pendidikan dan koseling terhadap faktor risiko PTM
1. PROMOSI KESEHATAN
22. Deteksi dini dilakukan untuk menemukan faktor risiko PTM sedini
mungkin terhadap individu dan/atau kelompok yang berisiko atau tidak
berisiko secara rutin;
Deteksi Dini
Kegiatan deteksi dini faktor risiko ini dapat dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan atau pada kelompok masyarakat khusus
melalui Posbindu.
Skrining/Uji Tapis
Skrining/Uji Tapis bukan untuk diagnosis tetapi untuk menjaring
dan menentukan apakah yang bersangkutan memang sakit atau
tidak, oleh karena itu memerlukan follow-up yg cepat dan
pengobatan yang tepat pula.
2. DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO
PTM
23. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan
pengendalian PTM, baik secara perorangan maupun kelompok
dilakukan melalui kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) dengan membentuk dan mengembangkan Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu) PTM.
Pada Posbindu PTM dapat dilaksanakan kegiatan deteksi dini,
monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri
dan berkesinambungan dibawah pembinaan puskesmas.
3. PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT
24. Monitoring :
• Obesitas
• Hipertensi
• Hiperglikemi
• Hiperkolesterol
• Pem.Klinis Payudara
• Faktor lain
Kegiatan Bersama
• KIE
• Aktifitas Fisik
• Sarasehan
Konseling :
• Diet,
• Stop merokok
• Stress
• Self Care
Sekolah
Tempat Kerja
Jemaah Haji / KBIH
PO Bus /Terminal
Tempat Umum / Mall
Kegiatan
Bindu
PTM
Rumah Sehat
Desa
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
MELALUI
POSBINDU
PTM
4. PERMBERDAYAAN
MASYARAKAT
25. - Batuk kronis
berdahak
- Sesak nafas
- Peningkatan
produksi
sputum
- Perubahan
warna dahak
- Batuk
dengan
demam
- Sering
makan
- Sering
merasa
haus
- Sering BAK
- sesak
- Nyeri dada
- kesemutan
- sakit kepala
hebat
- Rasa
berdebar-
debar
- sesak
- udem
kedua
tungkai
- sakit kepala
hebat atau
tidak biasa
- sakit pada
belakang
kepala
- Denyut jantung
bertambah cepat
- Banyak keringat
- Pernafasan
terganggu
- Otot terasa tegang
- Sulit tidur
- Gangguan
lambung
- Perubahan nafsu
makan
- Sulit
berkonsentrasi
- Sering BAK
FAKTOR
RESIKO
DENGAN
GEJALA
DIAGNOSA
KERJA
- Gangguan
lambung
- Berkeringa
t
berlebihan
- Berdebar-
debar
PPOK, ASMA, TB,
Kanker Paru,
Pneumonia
DM- Hipertensi Penyakit Jantung
Infark Miokard
Infark Miokard
Strok
Infark Miokard
Penyakit
Jantung
Infark Miokard
Strok
KONSELING SESUAI FAKTOR RISIKO
ROKOK
OBESITAS, pola
makan,
HIPERKOLESTER
OL HIPERTENSI STRESS ALKOHOL
- Berapa lama
sebagai perokok
- Usia mulai
merokok
- Banyak batang
rokok yang
dikonsumsi/ hari
- Jenis rokok
- Apakah terpapar
rokok/ perokok
pasif
-Kadar
kolesterol
-Konsumsi
makanan
berlemak
- Stressor
lingkungan
- Stressor
fisiologik
- Stressor
pikiran
- Berapa lama
sebagai
peminum
alkohol
- Usia mulai
minum
alkohol
- Banyak
alkohol yang
dikonsumsi/
hari
- Kadar
alkohol
- Derajat hipertensi
- Lama menderita
hipertensi
- Riwayat hipertensi
dalam keluarga
- Konsumsi garam
sehari-hari
- Riwayat hipertensi
dalam kehamilan
- Derajat obesitas
- Lama menderita
obesitas
- Riwayat obesitas di
keluarga
- Pola makan
(konsumsi garam,
gula, lemak, buah-
sayuran)
- Aktivitas fisik terkait
pekerjaan
- Olahraga
FAKTOR
RISIKO
A
N
A
M
N
E
S
I
S Ya Ya
5. PENEMUAN KASUS PTM
Melakukan penemuan kasus PTM sedini mungkin (early diagnosis) melalui
PENDEKATAN RISIKO anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
26. Kartu Prediksi Risiko PTM
Pencegahan,
pengendalian dan
tatalaksana terintegrasi
Hipertensi dan Diabetes
melalui pendekatan
Faktor Risiko
(Pengukuran TD, Gula
Darah, Kolesterol, DM
atau non DM, merokok)
Peningkatan tatalaksana
faktor risiko utama di
FKTP.
Prediksi risiko penyakit
Jantung dan Stroke
dengan Kartu prediksi
Risiko PTM
27. Penanganan kasus PTM sesegera mungkin (prompt treatment) melalui
pelayanan pengobatan dan perawatan, serta rujukan ke fasilitas kesehatan
tingkat lanjutan bila diperlukan.
Dalam melakukan penanganan kasus, tenaga kesehatan di FKTP harus
mempromosikan perilaku ”PATUH”.
P
A
T
U
H
• Periksa Kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran
dokter
• Atasi Penyakit dengan pengobatan yang tepat dan
teratur
• Tetap diet sehat dengan gizi seimbang,
• Upayakan beraktivitas fisik dengan aman,
• Hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya
Program Patuh bagi yang sudah menyandang PTM diselenggarakan agar mereka rajin kontrol dan minum obat
6. PENANGANAN KASUS PTM
28. 28
BAGAN ALUR PANDU PTM DI
FKTP
Pasien/Pengunjung Puskesmas Loket Pendaftaran
Wawancara Faktor risiko PTM: Usia, jenis kelamin, riwayat keluarga PTM pada diri sendiri, faktor
risiko perilaku (merokok, kurang aktifitas fisik, diet tidak sehat, stres, konsumsi alkohol)
Poli Rawat Jalan (PTM, KIA/KB, Umum, Lansia)
Gunakan Carta pada keadaan berikut:
Usia ≥ 40 tahun atau pasien < 40 tahun yang memiliki ≥ faktor risiko PTM
Pengukuran Antropometri (BB, TB, LP) Pemeriksaan (TD, GDS, Kadar Lipid Darah, Tes Penglihatan,
Tes Ketajaman Pendengaran, EPE*, Kadar CO Pernafasan*, SADANIS*, IVA*)
Tentukan Diagnosis dan nilai FR PTM
PTM
Tidak Rujuk
Rujuk
Memiliki FR PTM Sehat
KIE dan Konseling**
Tatalaksana Sesuai Standar
Monitoring/Evaluasi
FKRTL
Rehabilitasi/Paliatif
Rujuk Balik
Deteksi Dini Komplikasi pada Target Organ
Bila ditemukan Komplikasi pada Target Organ
29. RUJUKAN KASUS DI PUSKESMAS
PROGRAM RUJUK BALIK (PERMENKES NO. 28 TAHUN 2014)
Program Rujuk Balik (PRB) meliputi: penyakit-penyakit kronis (DM,
Hipertensi, Penyakit Jantung, Asma, PPOK, Epilepsy, Skizofren, Stroke,
dan SLE.
Wajib dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam keadaan stabil.
Disertai surat rujuk balik dari dokter spesialis/sub spesialis.
30. 6. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Setiap penyelenggaraan
kegiatan dalam rangka
pencegahan dan pengendalian
PTM harus dicatat dan
dilaporkan oleh petugas
penanggung jawab sesuai
dengan sistem pelaporan yang
terintegrasi dalam sistem
informasi kesehatan.
Pencatatan dan pelaporan
rutin, merujuk pada sistem
pencatatan dan pelaporan
melalui Sistem informasi dan
Surveilans PTM
PUSKESMAS
Alur-1
PENGENDALIAN PTM MULAI DARI POSBINDU PTM, PUSKESMAS,
DAN RUMAH SAKIT
Hasil
wawancara dan
pemeriksaan
FR PTM:
-Hipertensi
-Dislipidemia
-Hiperglikemia
-Obesitas
-dan lain-lain
PENYAKIT TIDAK
MENULAR:
- PJK-PD
-Stok
-Diabetes Melitus
-Kanker
-PPOK dan Asma
-Gakti
DIAGNOSIS:
- Pemeriksaan
- Pemeriksaan
penunjang
TATALAKSANA DINI
-Respon cepat
-Pengobatan dini
KONSELING
- Berhenti merokok
- Konsumsi makanan sehat
- Berhenti minum alcohol
- Lakukan aktifitas fisik secara
teratur
- Kendalikan stres
- Taat terhadap pengobatan
KIE
“CERDIK”
POSBINDU
PTM
RUJUKAN:
RUMAH SAKIT
6.PENCATATAN DAN
PELAPORAN
31. Surveilans PTM adalah kegiatan
pengamatan yang sistematis dan
terus menerus terhadap data dan
informasi tentang kejadian faktor
risiko dan kasus PTM, serta kondisi
yang mempengaruhi peningkatannya
untuk memperoleh dan memberikan
informasi guna mengarahkan
tindakan pencegahan dan
pengendalian secara efektif dan
efisien.
7. SURVEILANS TERPADU
32. • Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
melakukan pemantauan dan penilaian (monitoring dan evaluasi)
penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian PTM di FKTP sesuai dengan
kebijakan dan strategi pencegahan dan pengendalian PTM di FKTP.
• Tujuan kegiatan penilaian kinerja pengendalian PTM di puskesmas adalah
untuk mengetahui:
o Tingkat kesadaran masyarakat;
o Tingkat pemanfaatan Puskesmas sebagai pusat pelayanan pengendalian
PTM di masyarakat dan pusat rujukan antara/rujukan medik spesialistik
terbatas antar puskesmas;
o Tingkat kemampuan menangani kasus emergensi/komplikasi, dalam
batas kewenangan yang boleh dilakukan oleh tim inter-profesi terlatih;
o Mendapatkan data dan informasi untuk perencanaan tahun yang akan
datang;
o Pemanfaatan data dan informasi yang dihasilkan.
8. PEMENTAUAN DAN PENILAIAN
33. KLINIK LAIN
KELUARGA
Perilaku hidup
CERDIK
Menjadi
anggota JKN
Melakukan
deteksi dini FR
PTM,
monitoring,
counseling and
kegiatan
bersama
Melakukan
rujukan ke
PKM sesuai
indikasi
Dokter dan tenaga medis
melakukan pemeriksaan fisik,
diagnosis, lab sederhana dan
pelayanan terpadu kasus
PTM (PANDU PTM)
Melakukan upaya rehabilitasi
dan paliatif terbatas
RUMAH SAKIT
MELAKUKAN RUJUKAN
sesuai dengan kriteria atau
indikasi medis
Melakukan
pelayanan
SPESIALISTIK
sesuai dengan
permasalahan
PUSKESMAS
Pembinaan
MELAKUKAN DETEKSI DINI
FR PTM
Monitor konseling dan
kegiatan terpadu
UKBM
JEJARING TERINTEGRASI PANDU PTM
Rujuk dan
Rujuk balik
DINAS KESEHATAN
PIS- PK
Laporan
koordinas
34. PROGRAM PENGENDALIAN PTM
PELAYANAN KESEHATAN PTM “CONTINUUM OF
CARE”
POPULASI SEHAT
POPULASI BERISIKO
PTM
POPULASI SAKIT PTM
•Lingkungan Kondusif
KTR, Sarana OR dll
•Gaya Hidup Sehat:
- Tidak Merokok
- Cukup Aktivitas Fisik
- Diit yg Sehat
-Pakai helm, seat belt
•Deteksi dan Tinjut dini
/Konseling FR
•Rujukan
Penatalaksanaan Kasus
Faktor Risiko PTM yg
Adekuat:
-Hipertensi
-
Merokok
- Obesitas
- Lesi pra-kankerdll
•Rujukan
Penatalaksanaan
Kasus PTM :
- Gawat Darurat
- Rawat jalan
- Rawat inap
- Rujukan
- Penanganan Rujuk
Balik
-Tatalaksana
komplikasi
•POSBINDU PTM
•GERMAS
•Masyarakat
•PUSKESMAS PTM
•DOKTER KELUARGA
•PIS PK
Pencegahan Komplikasi
dan Rehabilitasi:
-Rehabilitasi Medik
-Rehabilitasi Berbasis
Masyarakat
-Perawatan Kaki DM
-Diet PTM
-Senam PTM
-Rujukan
RUMAH SAKIT
Surveilans FR-PTM di Masyarakat- SP2TP Surveilans / Regristri PTM-SIRS
•PUSKESMAS PTM
•Dokter Keluarga
•Home Care/Hospice
35. PENDEKATAN HULU DAN HILIR
UKBM : Posyandu, Posbindu,
Poskestren, PAUD, UKS, healthy
workplace
PKM
KELUARGA
PIS-PK
MASYARAKAT
GERMAS
PANDU
PTM
SPM
JKN
BPJS
POSBINDU
FKTP LAIN
38. BEBERAPA HAL YANG DIBUTUHKAN DALAM
MANAJEMEN PROGRAM
Komitmen
• Internal: pimpinan Puskesmas dan
seluruh pegawai
• Eksternal: lintas sektor
Komunikasi dan koordinasi:
• Internal (dalam Puskesmas
termasuk jaringannya)
• Eksternal (lintas sektor)
Pembinaan
• Kepala Puskesmas
• Dinas kesehatan kab/kota
41. PERENCANAAN
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya
yang tersedia
Langkah-langkah perencanaan meliputi :
1. Persiapanmempersiapkan tim perencanaan yang terlibat dalam
proses penyusunan Rencana Lima Tahunan dan Rencana Tahunan
2. Analisis Situasiuntuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi dengan
menggunakan Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan
Threat)
3. Menetapkan tujuan, sasaran dan indikator
4. Menyusun Rencana Kegiatan
5. Menentukan jenis logistik/sarana dan prasarana yang dibutuhkan
6. Menentukan sumberdaya manusia yang dibutuhkan
7. Menetapkan mekanisme pemantauan dan penilaian
42. PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian program P2PTM memerlukan peran lintas program dan lintas sektor seperti
promosi kesehatan, lintas sektor seperti Kader PKK, pemangku kepentingan lainnya seperti pihak
swasta, mulai di Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota sampai ke tingkat Desa dan masyarakat.
Adapun peran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dinas Kesehatan Provinsi
a) Melaksanakan kebijakan, peraturan dan perundang-undangan di bidang P2PTM,
b) Mensosialisasikan pedoman umum dan pedoman teknis, modul, standar dan prosedur
kegiatan layanan,
c) Memfasilitasi pertemuan baik lintas program maupun lintas sektor,
d) Membangun dan memantapkan kemitraan dan jejaring kerja secara berkesinambungan.
e) Memfasilitasi Kabupaten/Kota dalam mengembangkan layanan di wilayahnya,
f) Memfasilitasi sarana dan prasarana termasuk logistik dan perbekalan dalam mendukung
pengembangan layanan bersumber dana APBD,
g) Melaksanakan pemantauan, penilaian dan pembinaan,
h) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan serta mengirimkan ke Pusat ke Provinsi.
43. PENGORGANISASIAN
2.Dinas Kesehatan kabupaten/ kota
a) Mensosialisasikan pedoman umum dan teknis, modul, standar operasional prosedur dari
Kegiatan,
b) Melakukan Advokasi kegiatan kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota dan DPRD, LP/LS, swasta, dan
masyarakat,
c) Melaksanakan pertemuan lintas program maupun lintas sektor,
d) Membangun dan memantapkan jejaring kerja serta forum masyarakat pemerhati PTM secara
berkelanjutan,
e) Melaksanakan bimbingan dan pembinaan teknis ke Puskesmas dan jaringannya,
f) Memfasilitasi Puskesmas dan jaringannya dalam mengembangkan layanan di wilayah kerjanya.
g) Melaksanakan monitoring dan evaluasi Kegiatan layanan
h) Mengelola surveilans epidemiologi faktor risiko PTM pada wilayah Kabupaten/Kota,
i) Menyelenggarakan pelatihan penyelenggaran bagi petugas puskesmas,
j) Melaksanakan promosi melalui berbagai metode dan media penyuluhan kepada masyarakat/
petugas pelaksana,
k) Melaksanakan dan memfasilitasi kegiatan pemberdayaan dan peningkatan partisipasi masyarakat
yang sesuai dengan kondisi daerah,
l) Melakukan pemantauan, penilaian dan pembinaan,
m) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan serta mengirimkan
44. PENGORGANISASIAN
3. Puskesmas
a) Melakukan penilaian kebutuhan dan sumber daya masyarakat,
termasuk identifikasi kelompok yang memiliki faktor risiko
penyakit di masyarakat untuk menyelenggarakan layanan
b) Melakukan sosialisasi dan advokasi meliputi informasi dampak,
bagaimana pengendalian dan manfaatnya bagi masyarakat,
kepada pimpinan wilayah, pimpinan organisasi, kepala/ketua
kelompok dan para tokoh masyarakat yang berpengaruh.
c) Mempersiapkan sarana dan tenaga di Puskesmas dalam menerima
rujukan dari Posbindu PTM.
d) Memastikan ketersediaan sarana dan prasarana termasuk logistik
dan perbekalan lainnya untuk menunjang kegiatan layanan
e) Melakukan pemantauan dan penilaian.
f) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan dan mengirimkan ke
dinas kesehatan kabupaten/kota dan provinsi.
46. PEMBIAYAAN
• Biaya penyelenggaraan kegiatan dapat berasal
dari berbagai sumber yaitu dapat berasal dari:
• Pemerintah misalnya dalam bentuk APBN, APBD,
BOK, Dana Desa, pajak rokok daerah atau masuk
dalam pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN),
• Swasta seperti CSR, dana kesehatan perusahaan,
donor dan lain-lain
• Iuran warga, serta bantuan yang tidak mengikat
lainnya.
47. FORM MONITORING DAN EVALUASI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (P2PTM)
DI PUSKESMAS
Tanggal : . . / . . / 20.. Diisi oleh : ……………………………………
Nama Puskesmas : .…………………….… Kode Wil/ Puskesmas.............................................
Alamat : Jl. …………………….................... Kel…………………………………Kec…………….
Kab………………………………….……........Prov……………………..........................................
Telp………………….……………… Fax ….…………………………email...................................
Tipe Puskesmas : Non perawatan YA / TDK. Perawatan YA / TDK
Hari pelayanan : . . ……hari/ minggu
Jumlah Penduduk : …..…..orang
Luas wilayah kerja : ………...……..km2
Akses Puskesmas ke Kab/Kota : ……………………….Km, Sarana transportasi……………
Akses Puskesmas ke Wilayah kerja / Desa/ Dusun sulit , YA / TDK
Dengan transportasi …………
Kelurahan / desa yang dilayani : .............. kel/................... desa...............................
Fasiltas pelayanan kesehatan lainnya ……………
Jumlah Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM): .......................
48. Jenis SDM Jumlah Pelatihan sudah/ belum Jenis
Pelatihan
a. Dokter Umum/ Keluarga
b. Perawat
c. Bidan
d. Petugas kesehatan komunitas/ penyuluh
kesehatan
e. Ahli gizi
f. Apoteker /asisten apoteker
g. Analis
h. Refraktion Optision/RO
i. Tenaga lainnya :
* Surveilans
* ………………………….
Jenis SDM Jumlah
a. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
b. Dokter Spesialis Penyakit Paru
c. Dokter Spesialis Penyakit Anak
d. DokteR Spesialis Mata…………………………………….
e. DokteR Spesialis THT
f. Dokter Spesialis rehabilitasi medik
I. Sumber Daya Manusia
1. Ketersediaan SDM Puskesmas untuk Menangani PTM
2. Sumberdaya Pendukung:
49. NO Peralatan Jumlah Jml yang berfungsi
1 Bodyfat analyzer
2 Tensimeter Digital
3 Alat ukur lingkar perut
4 Alat ukur tinggi badan
5 Timbangan Berat Badan
6 KIE PTM
7 Alat periksa glukosa darah
8 Alat periksa lemak darah
9 Peak Flow Meter
10 Nebuliser
11 CO Analyzer
12 Spirometer
13 EKG 3 Chanel
14 AED Defibrilator
15 HbA1C test
16 Test Thyroid Rapid test
17 Elektrofotometer
18 Crioterapi
19 Alat bantuan hidup dasar
20 Phantom mamae
21 Phantom serviks
II. DATA ALAT KESEHATAN
1. Ketersediaan peralatan untuk menangani PTM
50. NO Peralatan Jumlah
Jml yang berfungsi
22 Ultrasound Bone Densitometer
23 Tabung Oksigen (yang terisi penuh)
24 Pulse oxymeter
25 Opthalmoskop
26 Otoscope
27 Meja Gynecologi
28 Cryogun
29 Cermin setinggi 2 meter
30 Spekulum
31 Lampu Halogen
32 Kit Opthalmology komunitas
- Tali pengukur 6 meter
- Light lamp
- E-tumbling
- Multiple ccluder fleksible
33 Tonometer Schiotz
34 Snellen chart
35 Ishihara test
36 Garputala 512 Hz,
37 Pemeriksaan serumen
- Pinset telinga
- Pelilit kapas
51. No Nama Bahan Tersedia Tdk tersedia
1 IVA Kit:
Gula darah
Amphetamin
….
….
2. Bahan Habis Pakai
52. NO Jenis Pelayanan ADA TIDAK
1 Pemberian O2 via masker atau nasal kanul
2 Pemberian bronkodilator dengan nebulizer
3 Kegawatdaruratan Jantung / Resusitasi Jantung Paru
4 Laboratorium :
- Glukosa darah
- Kolesterol Total:
- HDL
- LDL
- Trigliserida
- Glukosa urin
- Darah Rutin
- Hapusan darah tepi
- Albumin/protein urin
- Creatinin/ureum
- Keton urine
- Troponin test
- TSH
5 Deteksi Dini Kanker payudara dan IVA
6 Kryoterapi
III. JENIS PELAYANAN PTM DI PUSKESMAS
Bila Alat ada, tetapi Pelayanan tidak dilakukan, hal ini disebabkan :
1. ...................................................................................................................................
2. ...................................................................................................................................
3. ...................................................................................................................................
53. Sarana Penyuluhan PTM
No Sarana Penyuluhan Jenis Keterangan
1. Poster ( tersedia / tidak / kurang )
Jika tersedia apa saja?
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
2. Lembar balik ( tersedia / tidak / kurang )
Jika tersedia apa saja?
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
3. Flaschard ( tersedia / tidak )
Jika tersedia apa saja?
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
4. Atlas ( tersedia / tidak )
Jika tersedia apa saja?
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
54. 6. Leaflet ( tersedia / tidak )
Jika tersedia apa saja?
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
8. Film / Video PTM (tersedia / tidak)
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
7. Pedoman / Juknis PPTM ( tersedia / tidak )
Jika tersedia apa saja?
.........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
8. Pedoman / Juknis Posbindu ( tersedia / tidak )
Jika tersedia apa saja?
........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
9. Ketersediaan sarana/prasarana Puskesmas yang ramah terhadap penyandang disabilitas
(tersedia/tidak). Jila tersedia apa saja?
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
55. KIE Ada Tidak
- Upaya Berhenti merokok
- Gizi sehat dan seimbang
- Menghindari alkohol
- Aktivitas fisik / olah raga
- Penanganan mandiri diabetes dan penyakit kronik lainnya
- Pemberian insulin sub-kutan dan konsultasi pengobatan lainnya
- Faktor risiko kanker payudara dan leher rahim dan cara mendeteksinya
IV. Pengendalian Faktor Risiko PTM
Ketersediaan Konsultasi Bagi Pasien dan Keluarganya
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) PTM
Keberadaan Kawasan Tanpa Rokok di Wilayah Kerja Puskesmas
a. Tempat-tempat umum : Ada / Tidak ..............
Sebutkan lokasi : .................... Jumlah : .................
.................... Jumlah : .................
b. Tempat Kerja : Ada / Tidak .............. Jumlah : ..............
c. Sekolah : Ada / Tidak .............. Jumlah : ..............
d. ...............
V. Pengobatan PTM
1. Kebijakan/ regulasi pemberian obat untuk PTM
(minimal 2 minggu atau lebih) :
Ada / Tidak ..................
Bentuk kebijakan / regulasi :...........................
59. No
Jenis
Penyakit Obat Formulasi
Tersedia/
Tidak
Cukup/
Banyak
5
Angina
pektoris
Atenolol tab 50mg,btl 50 tab
isosorbiddinitrat
tab sublingual 5mg,btl 60tab
inj 10mg vial
Diltiazem HCl tab 30mg
nitrogliserin
tab sublingual 0.5mg,btl100/1000tab
inj 10mg,vial
amlodipin
tab 5mg
tab 10mg
Asetosal tab 80mg
6
Gagal
Jantung Digoksin tab 0.25mg
7 Indera
Asetasolamid HCl
250 mg
Tetes mata Pilokarpin 2%
KCL solution 0,25gr dan 0.5gr
Tetes mata Timolol
0,25 % dan 0.5 %
Tetes mata Kortikosteroid
Tetes mata antibiotika
Tetes telinga karbogliserin atau
fenol gliserin 10%
60. No Jenis Penyakit Obat Formulasi
Tersedia/
Tidak
Cukup/
Banyak
8 Anti Hiperlipedemia
Gemfibrozil
tab 300mg
tab 600mg
simvastatin tab 20mg
9 Kanker
Parasetamol tab 500mg
Doxyciclin tab 200mg
Metronidazole tab 500mg
No. Kegiatan Pengendalian PTM Jumlah total satu tahun
1. Jumlah total kunjungan Puskesmas
2. Jumlah total kunjungan PTM
3. Jumlah penyuluhan PTM
4. Jumlah rujukan
5. Jumlah rujukan balik
VII. Pemanfaatan layanan PPTM
61. No Jenis kegiatan Jumlah pertahun
1 Penyuluhan PPTM
2 Deteksi Dini PTM
3 Pelatihan kader
Dan lain-lain
No. Tipe Posbindu PTM Jumlah Posbindu Jumlah kader
1. Posbindu PTM Dasar
2. Posbindu PTM Utama
VIII. Kegiatan PPTM di Puskesmas
VIII. Kegiatan PPTM di Puskesmas
VIII. Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas
•Jumlah Posbindu PTM
Jumlah Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas : …………… Posbindu
62. No. PTM ICD-X
JUMLAH KASUS sesuaikan dengan kelompok umur
<18 THN
18-45
THN
45-54
THN 55+ Sub Total Total
LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR
1 Hipertensi I10
2 Penyakit jantung koroner I24.0
3 Diabetes Melitus (kencing manis)
a. DM Tipe I E10
b. DM Tipe II E11
c. DM Gestasional O24
4 Obesitas E66
5 Penyakit tiroid
a. Hipotiroid E05
b. Hipertiroid E03
6 Stroke
a. Stroke Haemorragik I60-I62
b. Stroke Non Haemorragik I63
REKAPITULASI KASUS PENYAKIT TIDAK MENULAR
PROVINSI ....................
KABUPATEN/KOTA : ....................
PUSKESMAS/RS : ....................
TAHUN : ....................
63. No. PTM ICD-X
JUMLAH KASUS sesuaikan dengan kelompok umur
<18 THN
18-45
THN
45-54
THN 55+ Sub Total Total
LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR
7 Asma Bronkiale J45
8 PPOK J44
9 Osteoporosis M81
10 Penyakit Ginjal Kronik N00-N19
11 Thalassemia
12 SLE/Lupus
13 Kanker
a. Kanker payudara (Ca mammae) C50
b. Kanker retina mata (Retinoblastoma) C69
c. Kanker serviks (Ca cervix) C53
d. Kanker paru C34
e. Kanker kolorektal C18-C20
f. Leukemia C91-C95
g. Kanker Prostat C61
h. kanker Nasopharink C11
i. Kanker Kulit C43-C44
j. Kanker hati C22
14 Indera
Penyakit pada mata dan adnexa H00-H59
Penyakit pada telinga dan mastoid H60-H95
64. IX. Pemanfaatan dana BOK :
- Kegiatan Posbindu PTM : Ada / Tidak, bentuk kegiatan (sebutkan) :
...................................................................
..................................................................
..................................................................
- Kegiatan lainnya : Ada / Tidak
Sebutkan : ......................................
Yang melaksanakan pengisian data
No Nama NIP Tandatangan No Telp/ email
1 ................................ ................................ ........................ ……..………………………
65. 1. Melakukan manajemen program PTM yang
terintegrasi dengan manajemen Puskesmas pada
setiap tingkatan
2. Memanfaatkan data hasil kunjungan keluarga dalam
mengoptimalkan program;
3. Melaksanakan penyelesaian masalah secara
terintegrasi lintas program dan lintas sektor di setiap
tingkatan;
Harapan
67. PKM Implementasi PIS-PK
(AGUSTUS 2019)
PKM Implementasi PIS-PK
Kunjungan Keluarga
Jumlah Sasaran
KK
Jumlah KK yang sudah
dikunjungi
Masalah Kesehatan sesuai Indikator KS
LATUHALAT 3238 988 Merokok
31% JKN
Jamban Sehat
WAIHAONG 2062 2062 KB: 5,12%
100% HT : 62,29%
Merokok : 16,14%
JKn : 52,27%
AIR SALOBAR 5652 1271 Persalinan Fasyankes:6,9%
33.17% IDL:5%
Asi Eksklusif:2,5%
TB:3,4%
Tidak Merokok:38,7%
HT:13,6%
Balita Pantau Tumbuh kembang:11,8%
69. KAYU PUTIH 3589 2942 KB : 35,71%
81.90%
Persalinan tidak di Faskes:
11,22%
Balita tidak IDL:1,43%
Bayi tidak Asi Eksklusif:55,26%
TB tidak sesuai standar:40,35%
Balita tidak DDTK: 6,9%
Masih Merokok: 23,52%
KK belum JKN : 50,32%
KARANG PANJANG 3026 1350 HT : 13,2%%
44.61% Asi eksklusif :48,5%
Merokok: 40,3%
HATIVE KECIL 2467 1588 KB : 36,7%
64% HT : 10,29%
Merokok : 54,15%
JKN :57,2%
70. BELAKANG SOYA 1947 860 Asi eksklusif:2,8%
44.20% IDL 11,2%
TB: 4,4%
HT: 21,7%
KB:26,5%
JKN : 71,3%
Merokok: 73,9%
Pantau Tumbuh kembang:36,6%
WAIHOKA 1888 1751 KB : 39,86%
97.70% HT: 23,78%
PGJB: 17%
TDK ADA AK YG MEROKOK :44,92%
JKN : 44,49%
71. TAWIRI 3968 1590 KB
40.00% Asi Eksklusif
HT
POKA 4864 3543 KB:40,58%
72.80% ASI Eksklusif :40,58%
HT:15%
Persalinan Faskes:63%
IDL :60%
Asi Eksklusif:38%
Pantau Tumbuh Kembang:55%
Merokok : 58,8%
NANIA 3979 2529 KK tidak berKB: 21%
63.50% HT: 1%
Merokok:21%
JKN:21%
72. RIJALI 8465 3100 KB: 64,56%
36.60%
Persalinan
Fasyankes:1,52%
IDL:1,69%
Pantau pertumbuh
0,17%
TB sesuai standar100%
HT:96,69%
ODGJ:100%
JKN : 51,17%
Asi eksklusif:2,6%
Merokok:47,29
AIR BESAR 3996 839 KB: 70,7%
20.90%
Persalinan
Fasyankes:60%
IDL : 31,25%
Pantau tumbu
kembang:61,2%
Asi eksklusif:25%
JKN: 63,7%
73. LATERI 4437 1850 Asi Eksklusif:16,42%
41.69% TB sesuai standar:66,67%
ODGJ: 59,09%
HT:67,39%
HALONG 2622 1255 KB:15,2%
41.90% Asi Eksklusif:2,8%
HT:6%
ODGJ:10%
Pantau pertumbuhan :9,6%
TB:3,5%
Tidak KB:
PASSO 5109 1150 Persalinan Fasyankes
IDL
TB sesuai standar
HT:
19.70% Pantau Pertumbuhan Balita
HUTUMURI 1466 1466
100.00%
KILANG 985 894 HT: 24,5%
91% Asi Eks:28,57%
KB:41,7%
TB:61,54%
Merokok:46,35%
JKN:70,32%
74. Peran PJ program:
1.Penjaringan
a. Menemukan kasus hipertensi
sesuai perhitungan berdasarkan
prevalensi
b. Upaya penjaringan dapat melalui
UKBM (Posbindu, Pos UKK atau
inovasi berupa pemeriksaan
tekanan darah dengan sasaran
bapak-bapak sepulang sholat Subuh
berjamaah/sholat Jumat)
2.Menjaga yang sehat tetap
sehat, yang sakit agar
terkontrol: membudayakan
CERDIK
3.Pada individu dengan
hipertensi dilakukan
pemantauan berobat sesuai
standar
“agar minum obat teratur
dan tidak skip minum obat
sesuai petunjuk dokter
selama total 6 hari dalam 1
bulan terakhir”
Analisis Data dan Rencana
Intervensi Lanjut Program
150 150
58
0
100
200
300
Data
Program
Data
PIS-PK
Jumlah
Kasus
Hipertensi
sudah… Temu
an
kasus
baru
Hipe
rten
si
967,
34%
Nor
mal
,
186
8,
66%
HIPERTENSI
BERDASARKAN
PREVALENSI
Prevalensi nasional
34,1% dari penduduk
usia ≥ 18 tahun
(967 orang dari 2.835
orang)
Usia ≥ 15 tahun;
Kasus ditemukan
program 150 orang;
temuan hasil
kunjungan termasuk
suspek yang telah
dikonfirmasi: 208
orang
75. PENYAKIT TIDAK MENULAR
DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT
75
Layanan Deteksi
Dini, Monitoring
Faktor Risiko
PTM, Konseling-
Edukasi dan
Rujukan sesuai
kriteria
• Tatalaksana Terintegrasi
Hipertensi dan Diabetes
melalui pendekatan Faktor
Risiko dengan CHARTA RISIKO
• Layanan Upaya Berhenti
Merokok
• Deteksi dini dan Tindak Lanjut
Kanker Leher Rahim dan
Kanker Payudara (IVA-
SADANIS)
• Deteksi Dini Gangguan
Penglihatan dan Gangguan
Pendengaran –Ketulian.
• Penanganan Respon Cepat dan
Posbindu Puskesmas
Pelayanan Terpadu
PTM
Faktor risiko
PTM ;
1. Merokok
2. Diet gizi
tidak
seimbang
3. Kurang
aktifitas
fisik
4. Alkohol
Rujukan
76. Sebaran Individu Bermasalah Hipertensi Per Desa
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Berobat
teratur,
370
Tidak
berobat
teratur,
Total didiagnosis
hipertensi
KELURAHA
N
DIDIAGNO
SIS
HIPERTEN
SI
MINUM
OBAT
TERATUR
TIDAK
MINUM
OBAT
TERATUR
SUSPEK
TEKANAN
DARAH
TINGGI
TOTAL
DIDIAGNO
SIS DAN
SUSPEK
MAWAR 15 10 5 4 19
MELATI 28 17 11 12 40
KENANGA 60 37 23 10 70
KAMBOJA 82 67 15 3 85
ANGGREK 43 16 27 11 54
FLAMBOYA
N 65 37 28 11 76
BOUGENVI
LE 131 77 54 8 139
ASOKA 85 61 24 1 86
MATAHARI 63 42 21 10 73
DAHLIA 22 6 16 3 25
Grand
Total 594 370 224 73 667
KEBERADAAN POSBINDU DI
TINGKAT DESA?
77. Data Pendukung dalam Rencana
Intervensi Lanjut Program
Tidak
berobat
teratur,
224
Berobat
teratur,
370
Total didiagnosis
hipertensi
JENIS PEKERJAAN TOTAL
BELUM/TIDAK BEKERJA 74
BURUH HARIAN LEPAS 2
GURU 1
KARYAWAN SWASTA 1
LAINNYA 33
MENGURUS RUMAH
TANGGA 34
PEDAGANG 1
PEGAWAI NEGERI SIPIL
(PNS) 3
PERDAGANGAN 2
PETANI/PEKEBUN 45
WIRASWASTA 28
Grand Total 224
LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN
JUMLAH
INDIVIDU
AKADEMI/DIPLOMA III/
SARJANA MUDA 1
BELUM TAMAT SD/SEDERAJAT 2
DIPLOMA IV/STRATA I 1
SLTA/SEDERAJAT 2
SLTP/SEDERAJAT 4
TAMAT SD/SEDERAJAT 16
TIDAK/BELUM SEKOLAH 2
9 orang
belum menjadi anggota
JKN
78. Analisis Data dan Rencana
Intervensi Lanjut Program
602 602
65
550
600
650
700
Data
Program
Data
PIS-PK
Jumlah
Kasus
Hipertensi
sudah… Temu
an
kasus
baru
967,
34%
1868
,
66%
HIPERTENSI
BERDASARKAN
PREVALENSI
Prevalensi nasional
34,1% dari penduduk
usia ≥ 18 tahun
(4.708 orang dari
13.809 orang)
Usia ≥ 15 tahun;
Kasus ditemukan
program 602 orang;
temuan hasil
kunjungan termasuk
suspek yang telah
dikonfirmasi: 667
orang
Peran PJ program:
1.Merencanakan intervensi lanjut
dengan memperhatikan akar
penyebab masalah
2.Penjaringan
a. Menemukan kasus hipertensi sesuai
perhitungan berdasarkan prevalensi
b. Upaya penjaringan dapat melalui
UKBM (Posbindu, Pos UKK atau
inovasi berupa pemeriksaan tekanan
darah dengan sasaran bapak-bapak
sepulang sholat Subuh
berjamaah/sholat Jumat)
3.Menjaga yang sehat tetap sehat,
yang sakit agar terkontrol:
membudayakan CERDIK
4.Pada individu dengan hipertensi
dilakukan pemantauan berobat
sesuai standar
“agar minum obat teratur dan tidak
skip minum obat sesuai petunjuk
dokter selama total 6 hari dalam 1
bulan terakhir”
79. PISPK dengan Program
PISPK
PROGRAM
Hasil kunjungan keluarga
Setiap sasaran dipastikan
sesuai standar program
Sasaran yang tidak
sesuai program di
keluarkan.
Sasaran sesuai
program,
dipertahankan dan
segera diintervensi
lanjut
Sasaran sesuai program,
dicatat di sistem
pencatatan dan
pelaporan program.
Segera di berikan tidak
lanjut sesuai program
sesuai intervensi lanjut
terintegrasi LP-LS
(Pengobatan, KIE lebih
lanjut, perbaikan
pelayanan)
Dilakukan Edit informasi
kesehatan sasaran setelah
perbaikan kondisi sasaran
sesuai program dan DO
PISPK
Program mencapai target
yang ditetapkan
80. No Puskesmas Kabupaten/Kota
1 Penjaringan
a. Memastikan anggota keluarga yang
ditemukan hipertensi saat kunjungan
keluarga, benar terdiagnosa hipertensi
sesuai standar program
b. Menemukan kasus hipertensi sesuai
perhitungan berdasarkan prevalensi
c. Upaya mengembangkan inovasi
penjaringan melalui UKBM (Posbindu, Pos
UKK ) seperti berupa pemeriksaan
tekanan darah dengan sasaran bapak-
bapak sepulang sholat Subuh
berjamaah/sholat Jumat)
Membina Puskesmas dalam upaya inovasi
intervensi lanjut dan mendorong replikasi
keberhasilan (best practice) antar Puskesmas .
2 Menyelesaikan masalah dengan tetap
mengintegrasikan antar program
Menyelesaikan masalah dengan tetap
mengintegrasikan antar bidang di dinkes kab/kota
3 Menjaga yang sehat tetap sehat, yang sakit
agar terkontrol: membudayakan CERDIK
Mengadvokasi peran lintas sektor melalui
GERMAS
4 Pada individu dengan hipertensi dilakukan
pemantauan berobat sesuai standar
Menjamin ketersediaan obat hipertensi
80
Peran PJ Program dalam
Intervensi Lanjut Terkait
Hipertensi
81. STRATEGI KEGIATAN PUSKESMAS UTK MENDUKUNG
PENCAPAIAN SPM PTM DENGAN DANA BOK
• A. YANKES HIPERTENSI DAN DM :
• 1. Pengadaan Bahan Habis Pakai ( Stik GDS, Kolesterol dan Asam Urat )
• 2. Sosialisasi dan Pelatihan Pembentukan Posbindu bagi Kader di Setiap
Desa
• 3. Rakor Linsek Advokasi Dana Desa utk Kegiatan Mendukung Posbindu
• 4. Transport Kegiatan Posbindu Rutin
• 5. Transport Laporan dan atau pertemuan ke Kabupaten
• 6. Sosialisasi dan Pemeriksaan Deteksi Dini Faktor Resiko PTM di Desa,
SKPD, UPTD, Sekolah SMA sederajat dan Ponpes dll
• 7. Pembentukan dan Pelaksanaan Posbindu Khusus di SKPD, UPTD dll
• 8. Pelaksanaan PANDU PTM Puskesmas
• 9. Rakor Linsek Penguatan Jejaring Posbindu PTM
• 10. Rakor Renval dan Validasi Data
• 11. Transport pencarian dan pengumpulan data
• Note : 1. Pengadaan Posbindu Kit dg Dana JKN ( Rp.1.854.000 ), Cetak Reg
dan Form2
• 2. Nilai Raport Pencapaian SPM PTM dan Keswa 4 dari 12 Indikator dlm SPM
s/d saat ini semuanya masih MERAH, kecuali yankes ODGJ berat
82. STRATEGI KEGIATAN PUSKESMAS UTK MENDUKUNG
PENCAPAIAN SPM PTM DENGAN DANA BOK
• B. YANKES ODGJ BERAT :
• 1. Transport Pendataan ODGJ Berat di Setiap Desa
• 2. Transport Pemantauan / Kunjungan Rumah Keteraturan Berobat ODGJ Berat
• 3. Transport Kerjasama Linsek Penanganan Rujukan ODGJ Berat
• 4. Sosialisasi dan Pembentukan TPJKM Tingkat Kecamatan
• 5. Rakor Linsek Advokasi Dana Desa utk Mendukung Penanganan ODGJ Berat
• 6. Sosialisasi dan Advokasi DSSJ
• 7. Transport Laporan, Pertemuan ke Kabupaten
• 8. Rakor Renval dan Validasi Data
• 9. Pertemuan Pemberdayaan dan Terapi Akitifitas Kelompok
• Note, Dana JKN : 1. Pelatihan Tatalaksana Penanganan ODGJ Berat di FKTP.
• 2. Pencetakan Register dan Form – Form
• 3. Pengadaan Obat – Obatan utk ODGJ
• 4. BBM dan Transport Pendampingan Rujukan ODGJ Berat
83. STRATEGI KEGIATAN PUSKESMAS UTK MENDUKUNG
PENCAPAIAN SPM PTM DENGAN DANA BOK
• C. YANKES USIA PRODUKTIF :
• 1. Deteksi Dini Obesitas ( sama seperti pada point A dan menyesuaikan )
• 2. Deteksi Dini Hipertensi ( sama seperti pada point A dan menyesuiakan)
• 3. Deteksi Dini DM ( sama seperti pada point A dan menyesuaikan )
• 4. Deteksi Dini Gangguan Mental Emosional ( dapat menggabung dengan
kegiatan di point A. Menggunakan SRQ – 29 )
• 5. Deteksi Dini Tajam Penglihatan ( dpt menggabung dg kegiatan di point A
)
• 6. Deteksi Dini Tajam Pendengaran ( dpt menggabung dg kegiatan di point
A )
• 7. Deteksi Dini Kanker Cervix dan Sadanis dgn Metode IVA :
• a. Transport pemeriksaan IVA
• b. Transport laporan dan pertemuan di Kabupaten
• c. Sosialisasi IVA dan Sadanis
• d. Pertemuan Rakor Linsek IVA
84. b. Dengan Dana JKN :
• 1) Pelatihan IVA bagi dokter dan bidan
• 2) Uji kompetensi IVA ( bagi 10 Puskesmas yg sdh dilatih
IVA
• 3) Pengadaan BHP ( speculum disposible, dll )
• 4) Pengadaan Cryo Terapi
• 5) Cetak Register dan Form – Form
• 6) Pengadaan Alkes Kelengkapan Pemeriksaan IVA
• Note :
• 1. Data – data DD Hipertensi, DM, Obesitas, Penglihatan dan
Pendengaran dapat di cari dan ditambahkan dari kunjungan
baru pada Puskesmas, RS, Klinik Pratama, dokter praktek
mandiri dan bidan / perawat.
• 2. Pasien lama pada awal tahun dimasukan dalam data baru.
85. No Puskesmas Kabupaten/Kota
1 Penjaringan
a. Memastikan anggota keluarga yang ditemukan
hipertensi saat kunjungan keluarga, benar
terdiagnosa hipertensi sesuai standar program
b. Menemukan kasus hipertensi sesuai perhitungan
berdasarkan prevalensi
c. Upaya mengembangkan inovasi penjaringan
melalui UKBM (Posbindu, Pos UKK ) seperti
berupa pemeriksaan tekanan darah dengan
sasaran bapak-bapak sepulang sholat Subuh
berjamaah/sholat Jumat)
Membina Puskesmas dalam upaya inovasi
intervensi lanjut dan mendorong replikasi
keberhasilan (best practice) antar Puskesmas .
2 Menyelesaikan masalah dengan tetap
mengintegrasikan antar program
Menyelesaikan masalah dengan tetap
mengintegrasikan antar bidang di dinkes kab/kota
3 Menjaga yang sehat tetap sehat, yang sakit agar
terkontrol: membudayakan CERDIK
Mengadvokasi peran lintas sektor melalui
GERMAS
4 Pada individu dengan hipertensi dilakukan
pemantauan berobat sesuai standar
Menjamin ketersediaan obat hipertensi
85
Peran PJ Program dalam
Intervensi Lanjut Terkait
Hipertensi
91. 1. Melakukan manajemen program PTM yang
terintegrasi dengan manajemen Puskesmas pada
setiap tingkatan
2. Memanfaatkan data hasil kunjungan keluarga dalam
mengoptimalkan program;
3. Melaksanakan penyelesaian masalah secara
terintegrasi lintas program dan lintas sektor di setiap
tingkatan;
Harapan
Editor's Notes
PATUH yaitu; Periksa kesehatan secara rutin, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat, Tetap aktivitas fisik dengan aman, Upayakan diet sehat dan gizi seimbang, dan Hindari asap rokok, minuman beralkohol dan zat karsinogenik.
PATUH that is; Check your health regularly, Overcome the disease with the right treatment, Keep physical activity safely, Try a healthy diet and balanced nutrition, and Avoid cigarette smoke, alcoholic beverages and carcinogenic substances.
FKTP first level health facilities
Ukbm ; COMMUNITY BASED HEALTH EFFORT
The Family Approach is one of the ways the Puskesmas is to increase the reach of targets and bring closer or improve access to health services by visiting families
Purpose of Family Approach :
Improve access to comprehensive health services
Support Implementation of Universal Coverage
Support achievement of Minimal Standart Services
Support the achievement of a healthy Indonesia program
As a unified service system, the approach conducted was family approach.
Family approach as way of working to expand service coverage and achieve the right to health for all as mentioned in article 7 Law no. 36 about health: every civilian has the right to information and education regarding their health.
Home visit steps, meet the head of family and family members becoming communication and education channel for community to achieve healthy family as described in the 12 indicators of healthy family.
Pada tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi dengan menggunakan Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) untuk mengevaluasi kekuatan, Kelemahan, peluang dan ancaman dalam perencanaan program, dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung atau menghambat dalam mencapai tujuan tersebut.
Pada tahap analisis situasi dilakukan dengan cara:
Pengumpulan data (evidence base), seperti data dasar wilayah, data jumlah penduduk, letak wilayah/geografis, data kasus, data capaian kinerja program, dll
Analisis data, untuk menggambarkan
Status kesehatan masyarakat.
Gambaran hasil kinerja dan mutu penyelenggaraan serta analisis kecenderungan (trend analysis) pencapaiannya, untuk mengetahui kesenjangan terhadap target.
Ketersediaan dan kemampuan sumber daya.
Prediksi status kesehatan dan tingkat kinerja dengan target pencapaian 5 tahun kedepan.
Faktor – faktor yang dapat mendorong perubahan seperti kebijakan pimpinan, dukungan dari lintas program dan lintas sektor terkait.
Analisis masalah
Jumlah kasus
Kesenjangan
Minimnya jumlah tenaga kesehatan dan kader terlatih.
Perumusan masalah
Perumusan masalah dilakukan dengan melihat kesenjangan antara kenyataan dan harapan, dengan prinsip 5 W 1 H (What / apa masalahnya, Who / Siapa yang terkena masalahnya, When / Kapan masalah itu terjadi, Where / dimana maslah itu terjadi, Why / Kenapa masalah itu terjadi, dan How / Bagaimana masalah itu terjadi) dalam sebuah tabel identifikasi masalah.
38723 SASARAN DARI 78318..TOTAL COVERAGE WAIHAONG, HUTUMURI…
Dalam pendekatan keluarga jika ditemukan faktor risiko PTM, masyarakat dianjurkan datang ke Posbindu dengan program deteksi dini yaitu pemeriksaan berat badan, tinggi badan, tekanan darah, gula darah, konseling gizi, olah raga , jika ditemukan kelainan segera ke puskesmas dengan pemeriksaan dan tindak lanjut seperti tatalaksana hipertensi, diabetes, serta deteksi dini dan tindak lanjut kanker leher rahim dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan payudara dengan Metoda Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) , gangguan penglihatan dan pendengaran, paliatif dan aksesibilaitas penyandang disabilitas .
Berikut merupakan contoh pelaksanaan intervensi lanjut terkait indikator hipertensi yang dilaksanakan oleh Puskesmas
Berikut merupakan contoh pelaksanaan intervensi lanjut terkait indikator hipertensi yang dilaksanakan oleh Puskesmas
RUK
Berisi :
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan Puskesmas dengan memanfaatkan sumber daya sendiri, dan
Rencana kegiatan yang akan diusulkan Puskesmas untuk dilakukan oleh lintas sektor terkait, dalam upaya mendukung penyelesaian masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
Contoh : Sesuai hasil analisa Puskesmas, untuk menyelesaikan masalah diare, Puskesmas memerlukan dukungan dari Pemerintah Desa untuk membangun jamban pada keluarga yang belum memiliki jamban lewat Alokasi Dana Desa (ADD)
Selanjutnya, rencana kegiatan pada RUK yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas disusun menjadi Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Puskesmas, sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
This is the jargon in NCD's Campaign
CERDIK stands for:
Check health status routine and regularly
Encourage to avoid smoking and other tobacco product
Raise physical activity
Daily consumption with healthy diet
Implement adequate rest
Keep balance between body and mind
That’s all, thank you