Arah Kebijakan P2P dan Kebijakan Covid 19Muh Saleh
Arah Kebijakan P2P dan Kebijakan Covid 19 yang disampaikan pada Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Barat yang dilaksanakan di Mamuju pada Tahun 2020
Arah Kebijakan P2P dan Kebijakan Covid 19Muh Saleh
Arah Kebijakan P2P dan Kebijakan Covid 19 yang disampaikan pada Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Barat yang dilaksanakan di Mamuju pada Tahun 2020
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024Muh Saleh
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024 yang dipaparkan pada Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Barat yang dilaksanakan di Mamuju.
Riset kesehatan dasar 2010 (penggunaan tembakau dan rokokindonesiaheart
Riskesdas 2010 merupakan kegiatan riset kesehatan berbasis masyarakat yang diarahkan untuk
mengevaluasi pencapaian indikator Millenium Development Goals (MDGs) bidang kesehatan di
tingkat nasional dan provinsi oleh Kementerian Kesehatan.
Slide Riset Kesehatan Dasar_2010 (Penggunaan Tembakau dan Rokok) ini merupakan penggalan dari satu laporan lengkap dari Riset Kesehatan Dasar_2010 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Slide ini merupakan penggalan yang di khususkan pada pembahasan penggunaan tembakau dan perilaku merokok.
Yayasan Jantung Indonesia
Sistem Kesehatan dan Komponen Pembiayaan-Safirina Aulia Rahmisafirinaauliarahmi1
Sistem pembiayaan kesehatan didefinisikan sebagai suatu sistemyangmengatur tentang besarnya alokasi dana yang harus disediakanuntukmenyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatanyangdiperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024Muh Saleh
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024 yang dipaparkan pada Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Barat yang dilaksanakan di Mamuju.
Riset kesehatan dasar 2010 (penggunaan tembakau dan rokokindonesiaheart
Riskesdas 2010 merupakan kegiatan riset kesehatan berbasis masyarakat yang diarahkan untuk
mengevaluasi pencapaian indikator Millenium Development Goals (MDGs) bidang kesehatan di
tingkat nasional dan provinsi oleh Kementerian Kesehatan.
Slide Riset Kesehatan Dasar_2010 (Penggunaan Tembakau dan Rokok) ini merupakan penggalan dari satu laporan lengkap dari Riset Kesehatan Dasar_2010 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Slide ini merupakan penggalan yang di khususkan pada pembahasan penggunaan tembakau dan perilaku merokok.
Yayasan Jantung Indonesia
Sistem Kesehatan dan Komponen Pembiayaan-Safirina Aulia Rahmisafirinaauliarahmi1
Sistem pembiayaan kesehatan didefinisikan sebagai suatu sistemyangmengatur tentang besarnya alokasi dana yang harus disediakanuntukmenyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatanyangdiperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
JHDKJFHHH SH OFH JHHSFHH HSHFJHHK FSHJKHHS F HFHFSH F HFSHFK FF HFHKHKHJHJKSJF FHFSHFH;LFKFHFJKLFHKJFH F JFHHFFNKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKHJHJHJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ
1. SURVEILANS KESEHATAN JIWA
Oleh :
EMMA KHUMAIRAH HENTIHU, SKM, M.KES
SEKSI P2PTM KESWA DINKES PROVINSI MALUKU
disampaikan pada :
Pelatihan Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa
2. 4
Tujuan surveilans
masalah
kesehatan jiwa
dan gangguan
jiwa
Tersedianya data dan informasi masalah
kesehatan jiwa dan gangguan jiwa sebagai dasar
pengambilan keputusan dalam perencanaan,
pemantauan, evaluasi program pencegahan dan
penatalaksanaan gangguan jiwa dan Napza
melalui kegiatan surveilans.
4. Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Kesehatan Jiwa
PERMENKES RI Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas PERMENKES Nomor 21 Tahun 2020 Tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024
TARGET
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
2022 2023 2024
Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan
risiko masalah kesehatan jiwa yang mendapatkan
skrining
30%
60% 90%
2
Persentase penyandang gangguan jiwa
yang memperoleh layanan di Fasyankes
30%
60% 90%
Jumlah penyalahguna napza yang mendapatkan
pelayanan rehabiltasi medis
10500 11000 11500
4
6. Indikator 1
6
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
TARGET
2022 2023 2024
Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan
risiko masalah kesehatan jiwa yang
mendapatkan skrining.
Definisi Operasional
Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko masalah kesehatan jiwa
yang dilakukan skrining dengan menggunakan instrumen SDQ (untuk usia 15-
18 tahun) atau SRQ-20 (usia diatas 18 tahun) dan/atau ASSIST, yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan dan/atau kader kesehatan dan/atau guru terlatih.
30%
90%
60%
7. Sasaran Indikator Persentase Penduduk> 15 Tahun Dengan Risiko Masalah
Kesehatan Jiwa Yang Mendapatkan Skrining
7
NO PROVINSI
Jumlah Penduduk Usia ≥
15 tahun*
Estimasi Jumlah Penduduk
Usia ≥ 15 tahun dengan risiko
masalah keswa **
TARGET 2022
1 Aceh 4.009.307 1.002.327 300.698
2 Sumatera Utara 11.006.841 2.751.710 825.513
3 Sumatera Barat 4.128.764 1.032.191 309.657
4 Riau 5.172.711 1.293.178 387.953
5 Jambi 2.771.609 692.902 207.871
6 Sumatera Selatan 6.474.153 1.618.538 485.561
7 Bengkulu 1.538.509 384.627 115.388
8 Lampung 6.547.620 1.636.905 491.072
9 Kep Bangka Belitung 1.136.290 284.073 85.222
10 Kep Riau 1.817.748 454.437 136.331
11 DKI Jakarta 8.314.708 2.078.677 623.603
12 Jawa Barat 38.579.408 9.644.852 2.893.456
13 Jawa Tengah 27.452.787 6.863.197 2.058.959
14 DI Yogyakarta 3.209.282 802.321 240.696
15 Jawa Timur 32.064.197 8.016.049 2.404.815
16 Banten 9.959.986 2.489.997 746.999
17 Bali 3.554.507 888.627 266.588
8. NO PROVINSI
Jumlah Penduduk Usia ≥
15 tahun*
Estimasi Jumlah Penduduk
Usia ≥ 15 tahun dengan risiko
masalah keswa **
TARGET 2022
18 Nusa Tenggara Barat 3.935.600 983.900 295.170
19 Nusa Tenggara Timur 4.006.177 1.001.544 300.463
20 Kalimantan Barat 3.898.307 974.577 292.373
21 Kalimantan Tengah 2.083.344 520.836 156.251
22 Kalimantan Selatan 3.243.143 810.786 243.236
23 Kalimantan Timur 2.855.463 713.866 214.160
24 Kalimantan Utara 545.274 136.319 40.896
25 Sulawesi Utara 1.965.629 491.407 147.422
26 Sulawesi Tengah 2.330.586 582.647 174.794
27 Sulawesi Selatan 6.877.285 1.719.321 515.796
28 Sulawesi Tenggara 2.002.800 500.700 150.210
29 Gorontalo 913.242 228.311 68.493
30 Sulawesi Barat 1.023.837 255.959 76.788
31 Maluku 1.323.861 330.965 99.290
32 Maluku Utara 936.482 234.121 70.236
33 Papua Barat 748.610 187.153 56.146
34 Papua 2.553.838 638.460 191.538
Total 208.981.905 52.245.476 15.673.643
8
Sasaran Indikator Persentase Penduduk> 15 Tahun Dengan Risiko Masalah
Kesehatan Jiwa Yang Mendapatkan Skrining
10. Alur Skrining Masalah Kesehatan Jiwa
9
Deteksi Dini
SDQ SRQ-20
Normal Borderline Abnormal ≥6 <6
Promosi
Kesehatan Jiwa
Konseling oleh guru
Promosi kesehatan jiwa
Rujuk ke Fasyankes
Prevensi gGangguan Jiwa
Promosi Kesehatan
Jiwa
Rujuk ke Fasyankes
Prevensi Gangguan
Jiwa
DetePromosi
Kesehatan
Jiwaksi Dini
Pemeriksaan lanjutan,
wawancara psikiatrik
multidisiplin
ASSIST
Tidak ada gangguan jiwa Ada diagnosis gangguan jiwa Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
Promosi kesehatan juwa,
prevensi gangguan jiwa
Tatalaksana multidisiplin
Pemberian KIE
pencegahan
NAPZA
Pemberian KIE
dan konseling
Rehabilitasi
medis di IPWL
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
11. 12
No Data Analisis Interpretasi
1
Data skrining masalah kesehatan jiwa
dengan SDQ, SRQ-20, dan/atau
ASSIST
Menghitung
persentase
total jumlah
skrining
(rumus
terlampir)
Persentase jumlah skrining
dibandingkan dengan target tahun
per tahun
Tercapai
Tidak tercapai
Contoh:
Hasil penghitungan persentase tahun
2022 adalah 40% berarti target telah
tercapai
Hasil penghitungan persentase tahun
2022 adalah 22% berarti target tidak
tercapai
Penyajian data dapat dibuat dalam
bentuk diagram batang
(Gambar 3 dan 4)
12. Cara Penghitungan
Jumlah penduduk usia ≥15 tahun dengan risiko masalah kesehatan jiwa yang mendapatkan skrining
x 100%
Jumlah estimasi penduduk ≥15 tahun dengan risiko masalah kesehatan jiwa
Numerator: Jumlah penduduk usia ≥15 tahun dengan risiko masalah kesehatan jiwa yang
mendapatkan skrining menggunakan SDQ atau SRQ-20 dan/atau ASSIST
Denominator: Jumlah estimasi penduduk ≥15 tahun dengan risiko masalah kesehatan jiwa
• Penduduk dengan risiko maslah kesehatan jiwa dapat lihat pada tabel kelompok berisiko masalah kesehatan jiwa berdasarkan siklus
kehidupan
• Hasil estimasi penduduk ≥15 tahun dengan risiko masalah kesehatan jiwa diperoleh dari ¼ (data WHO yang menyatakan 1 dari 4 orang
berisiko mengalami gangguan jiwa) dikalikan jumlah penduduk usia > 15 tahun di wilayah tersebut dalam kurun waktu yang sama
12
13. CONTOH PERHITUNGAN
Estimasi jumlah
penduduk dengan
risiko masalah
kesehatan jiwa:
Jumlah estimasi penduduk usia > 15 tahun dengan risiko masalah kesehatan jiwa di
Kabupaten ”P” tahun 2022 adalah:
¼ X 670.200 = 167.550 orang
Target capaian
indicator:
Target capaian indikator penduduk usia > 15 tahun dengan risiko masalah keswa yang
mendapatkan skrining pada tahun 2022 sebesar 30%, yaitu:
30% X 167.550 = 50.265 orang
Persentase
penduduk dengan
masalah kesehatan
jiwa yang
diskrining:
Bila jumlah penduduk usia > 15 tahun dengan risiko masalah keswa yang mendapatkan
skrining sebesar 51.000, maka persentase penduduk usia > 15 tahun dengan risiko
masalah keswa yang mendapatkan skrining adalah:
(51.000/167.550) x 100 % = 30,4%
Jumlah penduduk > 15 tahun di Kabupaten P pada tahun 2022 adalah 670.200 orang
13
14. a. Pengumpulan data
• Data primer dikumpulkan langsung dari kegiatan
skrining kepada kelompok berisiko masalah
kesehatan jiwa
• Data sekunder diperoleh dari: Rekam Medis Pasien,
Aplikasi SIMKESWA, Catatan kesehatan anak
sekolah
• Data yang dikumpulkan berupa :
Demografi
Hasil skrining dengan menggunakan SDQ, SRQ-20
dan/atau ASSIST
Rujukan/tindak lanjut kasus.
15. Format Pencatatan & Pelaporan
Indikator 1
*orang
**khusus yang diduga penyalahguna NAPZA (data diambil secara elektronik menggunakan aplikasi SINAPZA
yang ada pada aplikasi SELARAS)
***Kelompok dengan risiko masalah kesehatan jiwa dapat dilihat pada tabel kelompok berisiko masalah
kesehatan jiwa
18. Indikator 2
18
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
TARGET
2022 2023 2024
Persentase penyandang gangguan jiwa yang memperoleh
layanan di Fasyankes
Definisi Operasional
Persentase penderita gangguan jiwa (gangguan campuran cemas dan depresi serta skizofrenia) yang memperoleh
layanan di Fasyankes dengan kriteria:
1. Sesuai dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa Edisi III (1981)
2. Nakes (UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan terlatih Membuat pencatatan dan pelaporan)
Cara Penghitungan
Jumlah penderita gangguan jiwa (penyandang gangguan campuran cemas dan depresi
serta penyandang skizofrenia) yang dilayani di fasyankes
Jumlah estimasi penderita gangguan jiwa (penyandang gangguan campuran cemas dan depresi berat
dan penyandang skizofrenia) yang mendapatkan layanan di Fasyankes berdasarkan riskedas terbaru
30%
90%
60%
x 100%
19. Jumlah penderita gangguan jiwa (penyandang gangguan campuran cemas
dan depresi serta penyandang skizofrenia) yang dilayani di fasyankes
X 100%
Jumlah estimasi penderita gangguan jiwa (penyandang gangguan campuran
cemas dan depresi berat dan penyandang skizofrenia) yang mendapatkan
layanan di Fasyankes berdasarkan riskedas terbaru
=
Rumus
Perhitungan
CAPAIAN KINERJA
Catatan
• Numerator: Jumlah penderita gangguan jiwa (penyandang gangguan
campuran cemas dan depresi serta penyandang skizofrenia) yang
dilayani di fasyankes
• Penderita Gangguan Jiwa: gangguan campuran cemas dan depresi
serta skizofrenia.
• Denominator: Jumlah estimasi penderita gangguan jiwa (penyandang
gangguan campuran cemas dan depresi berat dan penyandang
skizofrenia) yang mendapatkan layanan di Fasyankes berdasarkan
riskedas terbaru
20. CONTOH PERHITUNGAN
Jumlah penduduk di Provinsi A pada tahun 2022 adalah
5.529.773 orang
Estimasi jumlah
penderita
gangguan jiwa
Target capaian
indikator
Persentase
penderita
gangguan jiwa
yang dilayani
Jumlah estimasi jumlah gangguan jiwa di Provinsi A tahun 2022 adalah 0,725% x
5.529.773 = 40.080
Target capaian indikator penderita gangguan jiwa yang dilayani di fasyankes sebesar
30%, yaitu 30% X 40.080 = 12.024 orang
Bila jumlah penderita gangguan jiwa yang dilayani sebesar 15.000, maka persentase
penderita gangguan jiwa yang dilayani di Fasyankes adalah: (15.000/40.080) x 100 % =
37,4%.
22. Format Pencatatan & Pelaporan
Indikator 2 (Puskesmas)
* Layanan yang dimaksud adalah pemeriksaan kesehatan jiwa (wawancara psikiatrik dan pemeriksaan status mental), memberikan
informasi dan edukasi, tatalaksana pengobatan dan atau melakukan rujukan bila diperlukan
* Fasyankes = Puskesmas, Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus dan Rumah Sakit Jiwa
Persentase penderita gangguan jiwa (gangguan campuran cemas dan depresi serta skizofrenia) yang memperoleh layanan di
Fasyankes dengan kriteria:
Sesuai dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Ganguan Jiwa Edisi III (1981)
Nakes (UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan terlatih Membuat pencatatan dan pelaporan)
24. INDIKATOR 3 : ASSIST
• Deteksi Dini (Screening test) merupakan salah satu upaya
Kementerian Kesehatan melakukan pencegahan penyalahgunaan
Napza. Metode ASSIST atau alcohol, smoking and substances
involvement screening test merupakan elemen penting yang dapat
digunakan petugas kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama
(FKTP), memahami perilaku penggunaan napza.
28. LAPORAN BULANAN (hal1)
LAPORAN BULANAN MASALAH KESEHATAN JIWA DAN NAPZA
KABUPATEN/KOTA :
BULAN :
TAHUN :
NO Puskesmas
DIAGNOSA
DEMENSIA
F 00
GANGGUAN ANSIETAS
F40
GANGGUAN
CAMPURAN ANSIETAS
DAN DEPRESI F41.2
GANGGUAN DEPRESI F
33
GANGGUAN
PENYALAHGUNAAN
NAPZA F 10
GANGGUAN
PERKEMBANGA
N PD ANAK DAN
REMAJA F80-90
JUMLAH
KASUS
0-14th 15-64th ≥65th 4-10tH 11-18th ≥65th 4-10tH 11-18th ≥65th 4-10tH 11-18th ≥65th 4-10tH 11-18th
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
29. LAPORAN BULANAN (HAL 2 )
LAPORAN BULANAN MASALAH KESEHATAN JIWA DAN NAPZA
KABUPATEN/KOTA :
BULAN :
TAHUN :
NO Puskesmas
DIAGNOSA
GANGGUAN PSIKOTIK
AKUT F 21
SKIZOFERNIA F22
GANGGUAN
SOMATOFORM F45
INSOMNIA F 51.0 PERCOBAAN BUNUH DIRI
REDARTASIMENTAL F70-
F79
GANGGUAN KEPRIBADIAN
DAN PERILAKU
JUMLAH
KASUS
4-10th 15-64th ≥65th 4-10tH 11-18th ≥65th 4-10tH 11-18th ≥65th 4-10tH 11-18th ≥65th 4-10tH 11-18th ≥65th 4-10tH 11-18th ≥65th 4-10tH 11-18th ≥65th
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
30. PREVALENSI MASALAH KESWA
N
O
KAB/KOTA
JUMLAH
PKM
JUMLAH PENDUDUK
PREVALENSI
ODGJ (SKIZO)
SPM
Target SPM
Capaian Layanan ODGJ
SPM %
PREVALENSI
PENYANDANG
GANGGUAN JIWA
(SKIZO+PSIKOTIFAKUT+G
3 CEMAS DEPRESI)
PROGRAM
Target
Capaian
Layanan
Penyandang
Gangguan Jiwa
Renstra (%)
1
Kab
Kepualauan
Tanimbar
14
124,075
0,007
8,685
0,56
17725 8.4
2
Maluku
Tenggara
20
122,640
8,585
2.6
3
Maluku
Tengah
36
424,730
29,731
2.35
4 Buru 13 136,393 9,548 10.2
5
Kepulauan
Aru
30
102,916
7,204
0.77
6
Seram
Bagian
Barat
22
214,733
15,031
10.03
7
Seram
Bagian
Timur
22
140,271
9,819
9.18
8
Maluku
Barat Daya
21
82,187
5,753
15.8
9
Buru
Selatan
13
76,715
5,370
0.13
1
0 Kota Ambon
22
347,644
24,335
2.59
1
1 Kota Tual
15
90,322
6,323
13.54
Maluku 228 1,862,626 130,384 5.34
* Data Proyeksi
Pusdatin 2021
* *Data Riskesdas 2018
31.
32. Username dan Password SIMKESWA versi 2
Kabupaten Buru
No PUSKESMAS Username Password
1 Mako 1080062 1234567
2 Namlea 1080063 1234567
3 Sawa 1080064 1234567
4 Savana Jaya 1080065 1234567
5 Waelo 1080066 1234567
6 Waplau 1080067 1234567
7 Ilath 1080068 1234567
8 Air Buaya 1080069 1234567
9 Wamlana 1080070 1234567
10 Kayeli 1080329 1234567
11 Lolong Guba 1080340 1234567
12 Bara 1080374 1234567
13 Wagrahe 1080373 1234567
Kabupaten Buru 8104
website : https://simkeswa.kemkes.go.id
37. 34
No Data Sumber data Cara memperoleh
1
Data demografi kasus Pasung:
Usia
Jenis kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Status Pernikahan
Tempat tinggal (Desa/Kalurahan,
Kecamatan, Kabupaten, Provinsi)
Data sekunder
yang tertulis
dalam Rekam
Medik (RM)
pasien di FKTP
Tenaga Kesehatan di FKTP menuliskan
kasus pasung di Rekam Medik FKTP
3
Data karakteristik kasus bunuh diri:
Diagnosis gangguan jiwa
Cara/metode pasung
Riwayat pasung sebelumnya
Inisiator pasung
Tindak lanjut/Rujukan
Data sekunder
yang tertulis
dalam Rekam
Medik (RM)
pasien di FKTP
Tenaga Kesehatan di FKTP menuliskan
data karakteristik kasus pasung di Rekam
Medik FKTP
38. 35
No Data Analisis Interpretasi
1
Data Kasus Pasung Menghitung jumlah
kasus pasung
Jumlah kasus
pasung dibandingkan
dengan jumlah tahun
per tahun
Jumlah kasus pasung
dibandingkan dengan tahun per
tahun:
Naik
Tetap
Turun
Contoh:
Jumlah kasus pasung di tahun
2023 turun dibandingkan
dengan tahun 2022
40. 30
No Data Sumber data Cara memperoleh
1
Data demografi kasus Bunuh Diri:
Usia
Jenis kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Status Pernikahan
Tempat tinggal (Desa/Kalurahan,
Kecamatan, Kabupaten, Provinsi)
Data sekunder
yang tertulis
dalam Rekam
Medik (RM)
pasien di FKTP
Tenaga Kesehatan di FKTP menuliskan
kasus bunuh diri di Rekam Medik FKTP
3
Data karakteristik kasus bunuh diri:
Diagnosis gangguan jiwa
Cara/metode bunuh diri
Riwayat percobaan bunuh diri
sebelumnya
Data sekunder
yang tertulis
dalam Rekam
Medik (RM)
pasien di FKTP
Tenaga Kesehatan di FKTP menuliskan
data karakteristik kasus bunuh diri di
Rekam Medik FKTP
41. 31
No Data Analisis Interpretasi
1
Data Kasus Bunuh Diri Menghitung jumlah
kasus bunuh diri
Jumlah kasus bunuh
diri dibandingkan
dengan jumlah tahun
per tahun
Jumlah kasus bunuh diri
dibandingkan dengan tahun per
tahun:
Naik
Tetap
Turun
Contoh:
Jumlah kasus bunuh diri di
tahun 2023 naik dibandingkan
dengan tahun 2022
42. KASUS PASUNG
KASUS PASUNG TRIWULAN I
PUSKESMAS :
KABUPATEN :
Jumlah Kasus pasung
sampai desember 2020
Jumlah Temuan baru
kasus pasung (januari
- maret )
Jumlah Kasus pasung
dilepaskan ( Januari -
Maret )
Jumlah kasus pasung yang
mendapatkan layanan keswa
(Januari - Maret )
Jumlah ODGJ yang
mengalami pemasungan
kembali (Januari - Maret)
Jumlah Total kasus
pasung sampai Maret
2021
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota
Nama
NIP
43. 36
C E R I A
Cerdas intelektual
emosional dan spiritual
Empati dalam berkomunikasi
efektif
Rajin beribadah
sesuai agama &
keyakinan
Interaksi yang
bermanfaat bagi
kehidupan
Asah, asih, asuh
tumbuh kembang
dalam keluarga &
masyarakat