Dokumen tersebut membahas tentang sanitasi dan higiene di industri retail, mencakup definisi, tujuan, regulasi, implementasi, kebersihan personal, fasilitas, dan pengawasan.
Dokumen tersebut membahas tentang keamanan pangan dan kesehatan manusia. Secara garis besar, dokumen menjelaskan pengertian keamanan pangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti sanitasi, hygiene, GMP, serta zat aditif berbahaya. Dokumen juga menyinggung pelanggaran etika dalam makanan dan minuman beserta penyebabnya, dampaknya, serta upaya penanggulangannya.
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur standar sanitasi yang mencakup seluruh area produksi makanan, mulai dari bahan baku, proses produksi, penanganan produk jadi, hingga pengelolaan limbah. Prosedur sanitasi meliputi kebersihan peralatan, mencegah kontaminasi silang, dan menjaga kesehatan pegawai untuk mencegah kontaminasi mikrobiologis. Tujuannya adalah menghilangkan kontaminasi dari makanan dan peralatan serta
Proses penyusunan dokumen AMDAL meliputi penyusunan kerangka acuan analisis dampak lingkungan (KA-ANDAL), analisis dampak lingkungan (ANDAL), rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL), dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL). Dokumen ini merupakan syarat untuk mendapatkan izin usaha dari pemerintah.
1. Dokumen tersebut membahas tentang keamanan pangan khususnya susu, mulai dari pengertian keamanan pangan, bakteri dan virus yang berbahaya, tahapan rantai pasokan pangan, dan prinsip-prinsip sanitasi untuk mencegah kontaminasi pangan.
Dokumen tersebut membahas tentang keamanan pangan dan kesehatan manusia. Secara garis besar, dokumen menjelaskan pengertian keamanan pangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti sanitasi, hygiene, GMP, serta zat aditif berbahaya. Dokumen juga menyinggung pelanggaran etika dalam makanan dan minuman beserta penyebabnya, dampaknya, serta upaya penanggulangannya.
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur standar sanitasi yang mencakup seluruh area produksi makanan, mulai dari bahan baku, proses produksi, penanganan produk jadi, hingga pengelolaan limbah. Prosedur sanitasi meliputi kebersihan peralatan, mencegah kontaminasi silang, dan menjaga kesehatan pegawai untuk mencegah kontaminasi mikrobiologis. Tujuannya adalah menghilangkan kontaminasi dari makanan dan peralatan serta
Proses penyusunan dokumen AMDAL meliputi penyusunan kerangka acuan analisis dampak lingkungan (KA-ANDAL), analisis dampak lingkungan (ANDAL), rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL), dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL). Dokumen ini merupakan syarat untuk mendapatkan izin usaha dari pemerintah.
1. Dokumen tersebut membahas tentang keamanan pangan khususnya susu, mulai dari pengertian keamanan pangan, bakteri dan virus yang berbahaya, tahapan rantai pasokan pangan, dan prinsip-prinsip sanitasi untuk mencegah kontaminasi pangan.
Mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Pertanian merupakan salah satu mata kuliah wajib yang berada di semester 4. Pada praktikum ini kami mengunjungi 2 Perusahaan Perkebunan yang berada di Batang, Jawa Tengah. Perusahaan Perkebunan tersebut memliki komoditas kakao dan teh
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan nasional pengawasan dan pembinaan keamanan pangan di Indonesia.
2. Dokumen tersebut menjelaskan tentang potensi cemaran pangan dari lahan pertanian hingga siap dikonsumsi dan penyebab pangan menjadi tidak aman.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang sistem pengawasan pangan terpadu di Indonesia yang me
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)Pdf Docs
Salah satu proses penting untuk melakukan perubahan adalah melalui pemahaman dan pengetahuan, terutama bagi para kader yang akan menjadi penggerak berbagai kegiatan di masyarakat. Modul ini disusun untuk menjadi materi pelatihan yang menarik dan efektif untuk para kader. Melalui modul ini para kader diharapkan memahami konteks, dasar dan praktik pengelolaan sampah berbasis masyarakat sehingga mampu menyampaikan pesan hidup bersih dan sehat secara efektif kepada masyarakat.
Modul ini disusun oleh Program Jasa Lingkungan (ESP) berdasarkan berbagai referensi dan pengalaman pelaksanaan program Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di beberapa wilayah kerjanya.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip ekonomi dalam usahatani. Mencakup fungsi produksi pertanian, jenis-jenis biaya produksi, hubungan antara biaya dan pendapatan, hukum hasil lebih yang semakin berkurang, istilah-istilah dalam LDR, dan hubungan fisik antar komoditi pertanian.
Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting terkait pengawasan dan pengelolaan pestisida untuk mencegah pencemaran, yaitu (1) peran petugas kesehatan dalam melakukan registrasi dan pengawasan tempat produksi dan penjualan pestisida, (2) gejala keracunan akibat terpapar pestisida organofosfat dan karbamat, serta (3) tindakan pertolongan pertama jika seseorang terkena keracunan pestisida.
Dokumen tersebut membahas tentang Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) yang merupakan pedoman wajib bagi industri kosmetik untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar mutu dan keamanan serta mampu bersaing di pasar global. CPKB mencakup aspek-aspek seperti sistem manajemen mutu, personalia, fasilitas produksi, sanitasi, kontrol mutu, dan dokumentasi.
Peraturan ini mengatur tentang persyaratan higiene sanitasi bagi penjual makanan jajanan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Pedagang wajib memenuhi standar kebersihan bahan makanan, pengolahan, penyimpanan, penyajian, dan penjamah makanan. Lokasi penjualan diatur dalam sentra pedagang yang dilengkapi fasilitas kebersihan dan dikelola secara teratur.
Dokumen tersebut membahas tentang Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP), yaitu suatu sistem untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan bahaya-bahaya yang signifikan dalam keamanan pangan. Dokumen tersebut menjelaskan prinsip-prinsip HACCP, tahapan penerapannya seperti pembentukan tim HACCP dan deskripsi produk, serta menawarkan pelatihan lebih lanjut mengenai HACCP yang diselenggarak
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya higiene karyawan dalam industri pengolahan makanan untuk mencegah kontaminasi bahan pangan. Ia menjelaskan bahwa karyawan dapat mencemari pangan melalui penyakit, perhiasan, atau mikroba pada tubuh. Dokumen tersebut juga memberikan panduan tentang kebiasaan higienis karyawan seperti mencuci tangan, mengenakan pakaian kerja bersih, dan menjaga ling
Dokumen tersebut membahas tentang sanitasi yang merupakan fondasi keamanan pangan. Sanitasi melibatkan penerapan prinsip dan prosedur ilmiah untuk memastikan lingkungan dan permukaan bebas dari mikroorganisme berbahaya. Sanitasi penting untuk mengurangi risiko penyakit melalui makanan serta memastikan kualitas produk.
Mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Pertanian merupakan salah satu mata kuliah wajib yang berada di semester 4. Pada praktikum ini kami mengunjungi 2 Perusahaan Perkebunan yang berada di Batang, Jawa Tengah. Perusahaan Perkebunan tersebut memliki komoditas kakao dan teh
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan nasional pengawasan dan pembinaan keamanan pangan di Indonesia.
2. Dokumen tersebut menjelaskan tentang potensi cemaran pangan dari lahan pertanian hingga siap dikonsumsi dan penyebab pangan menjadi tidak aman.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang sistem pengawasan pangan terpadu di Indonesia yang me
Modul Pelatihan - Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat (Book)Pdf Docs
Salah satu proses penting untuk melakukan perubahan adalah melalui pemahaman dan pengetahuan, terutama bagi para kader yang akan menjadi penggerak berbagai kegiatan di masyarakat. Modul ini disusun untuk menjadi materi pelatihan yang menarik dan efektif untuk para kader. Melalui modul ini para kader diharapkan memahami konteks, dasar dan praktik pengelolaan sampah berbasis masyarakat sehingga mampu menyampaikan pesan hidup bersih dan sehat secara efektif kepada masyarakat.
Modul ini disusun oleh Program Jasa Lingkungan (ESP) berdasarkan berbagai referensi dan pengalaman pelaksanaan program Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di beberapa wilayah kerjanya.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip ekonomi dalam usahatani. Mencakup fungsi produksi pertanian, jenis-jenis biaya produksi, hubungan antara biaya dan pendapatan, hukum hasil lebih yang semakin berkurang, istilah-istilah dalam LDR, dan hubungan fisik antar komoditi pertanian.
Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting terkait pengawasan dan pengelolaan pestisida untuk mencegah pencemaran, yaitu (1) peran petugas kesehatan dalam melakukan registrasi dan pengawasan tempat produksi dan penjualan pestisida, (2) gejala keracunan akibat terpapar pestisida organofosfat dan karbamat, serta (3) tindakan pertolongan pertama jika seseorang terkena keracunan pestisida.
Dokumen tersebut membahas tentang Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) yang merupakan pedoman wajib bagi industri kosmetik untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar mutu dan keamanan serta mampu bersaing di pasar global. CPKB mencakup aspek-aspek seperti sistem manajemen mutu, personalia, fasilitas produksi, sanitasi, kontrol mutu, dan dokumentasi.
Peraturan ini mengatur tentang persyaratan higiene sanitasi bagi penjual makanan jajanan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Pedagang wajib memenuhi standar kebersihan bahan makanan, pengolahan, penyimpanan, penyajian, dan penjamah makanan. Lokasi penjualan diatur dalam sentra pedagang yang dilengkapi fasilitas kebersihan dan dikelola secara teratur.
Dokumen tersebut membahas tentang Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP), yaitu suatu sistem untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan bahaya-bahaya yang signifikan dalam keamanan pangan. Dokumen tersebut menjelaskan prinsip-prinsip HACCP, tahapan penerapannya seperti pembentukan tim HACCP dan deskripsi produk, serta menawarkan pelatihan lebih lanjut mengenai HACCP yang diselenggarak
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya higiene karyawan dalam industri pengolahan makanan untuk mencegah kontaminasi bahan pangan. Ia menjelaskan bahwa karyawan dapat mencemari pangan melalui penyakit, perhiasan, atau mikroba pada tubuh. Dokumen tersebut juga memberikan panduan tentang kebiasaan higienis karyawan seperti mencuci tangan, mengenakan pakaian kerja bersih, dan menjaga ling
Dokumen tersebut membahas tentang sanitasi yang merupakan fondasi keamanan pangan. Sanitasi melibatkan penerapan prinsip dan prosedur ilmiah untuk memastikan lingkungan dan permukaan bebas dari mikroorganisme berbahaya. Sanitasi penting untuk mengurangi risiko penyakit melalui makanan serta memastikan kualitas produk.
Fungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan ked
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menerapkan sanitasi dan kebersihan yang baik untuk mencegah kontaminasi, serta menjelaskan berbagai jenis kontaminasi dan cara-cara mencegahnya, seperti menerapkan prosedur pembersihan yang efektif dan menjaga kebersihan lingkungan kerja.
Makalah ini membahas tentang sterilisasi dan desinfeksi, meliputi pengertian, tujuan, dan teknik sterilisasi secara fisik dan kimia serta desinfeksi untuk mencegah terjadinya infeksi."
Program higiene dan sanitasi sarana pengolahan pangan mencakup higiene pekerja, sanitasi lingkungan pabrik, dan penanganan bahan baku untuk mencegah kontaminasi mikroba dan menjaga mutu produk pangan.
Makalah ini membahas tentang peranan sterilisasi dalam bidang kedokteran. Sterilisasi digunakan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen pada peralatan medis dengan cara merebus, uap, panas tinggi, atau bahan kimia. Peralatan medis yang disterilkan meliputi logam, kaca, karet, dan plastik. Sterilisasi mencegah terjadinya infeksi silang dan menjaga keamanan pasien.
Spektroskopi Serapan Atom (AAS) adalah metode analisis yang menggunakan prinsip serapan cahaya oleh atom logam pada panjang gelombang tertentu untuk menentukan konsentrasi logam dalam sampel. AAS memiliki kelebihan dapat menganalisis konsentrasi logam berat dalam sampel secara akurat dan pada kadar rendah. Komponen utama AAS adalah unit atomisasi, sumber radiasi berupa lampu katoda berongga, dan sistem pen
Bab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdfSinta Lestari
Berikut merupakan beberapa point Bab 6 tentang Cara Penyimpanan dan Pengiriman Produk yang Baik di Industri Farmasi (berdasarkan Peraturan BPOM No 34 tahun 2018) yaitu :
1. Penyimpanan dan pengiriman adalah bagian yang penting dalam kegiatan dan manajemen rantai pemasokan obat yang terintegrasi.
2. Untuk menjaga mutu awal obat, semua kegiatan dalam penyimpanan dan pengiriman hendaknya dilaksanakan sesuai prinsip CPOB dan CDOB.
3. Untuk menjaga manajemen mutu, hendaknya dibuat prosedur dan catatan tertulis untuk memastikan ketertelusuran distribusi produk.
4. Lakukan validasi pengiriman untuk membuktikan bahwa seluruh kondisi penyimpanan terpenuhi pada seluruh rantai distribusi.
5. Obat tidak boleh dipasok setelah tanggal kedaluwarsa, atau mendekati tanggal kedaluwarsa.
6. Setiap kegiatan yang terkait dengan penyimpanan dan pengiriman obat yang didelegasikan kepada orang atau sarana lain hendaklah dilaksanakan sesuai kontrak tertulis yang disetujui oleh pemberi dan penerima kontrak tersebut.
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfSinta Lestari
Berikut merupakan beberapa point dari pembahasan umum Bab 5 tentang Produksi pada Proses CPOB di Industri Farmasi (berdasarkan Per BPOM No 34 tahun 2018) yaitu :
1. Kegiatan produksi hendaknya dilaksanakan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa menghasilkan obat yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar.
2. Pengolahan produk yang berbeda tidak boleh dilakukan secara bersamaan atau berurutan dalam ruang kerja yang sama kecuali tidak ada risiko terjadi kecampurbauran ataupun kontaminasi silang.
3. Selama pengolahan, semua bahan, wadah produk ruahan, peralatan atau mesin produksi dan bila perlu ruang kerja yang dipakai hendaklah diberi label atau penandaan dari produk atau bahan yang sedang diolah,
kekuatan (bila ada) dan nomor bets. Bila perlu, penandaan ini hendaklah juga menyebutkan tahap proses produksi.
4. Penyimpangan terhadap instruksi atau prosedur hendaklah sedapat mungkin dihindarkan. Bila terjadi penyimpangan maka hendaklah ada persetujuan tertulis dari kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian
Mutu) dan bila perlu melibatkan bagian Pengawasan Mutu.
5. Akses ke bangunan-fasilitas produksi hendaklah dibatasi hanya untuk personel yang berwenang.
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdfSinta Lestari
Bab 4 peralatan industri farmasi dalam Penjelasan lampiran CPOB Per BPOM No 34 tahun 2018. Penting juga di ketahui oleh siapapun yang sedang bekerja ataupun akan berkerja di industri farmasi.
BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS INDUSTRI FARMASI (CPOB).pdfSinta Lestari
BAB 3 Bangunan-Fasilitas menjelaskan prinsip-prinsip desain dan konstruksi bangunan-fasilitas untuk pembuatan obat agar memenuhi standar kebersihan dan mencegah kontaminasi silang. Termasuk diantaranya adalah penjelasan tentang area penimbangan, produksi, penyimpanan, dan pengawasan mutu serta sarana pendukungnya.
Bab 2 Personalia CPOB di Industri Farmasi .pdfSinta Lestari
Pada Bab 2 , membahas tentang detail peran Personalia pada Proses CPOB di Industri Farmasi. Berisi tentang prinsip, pembahasan umum, personil kunci, hygiene perorangan dan konsultan.
Point penting dari pembahasan Bab 2 tentang Personalia pada Proses CPOB di Industri Farmasi ini yaitu :
1. Industri Farmasi yang melakukan proses CPOB perlu memiliki SDM atau Personil yang terkualifikasi, terlatih dan memadai,
2. Manajemen puncak harus memiliki tanggung jawab tertinggi untuk mamastikan efektifitas penerapan Sistem Mutu Industri Farmasi,
3. Personel kunci atau kepala bagian yang hendaknya ditunjuk oleh manajemen puncak serta memerhatikan peran, tanggung jawab serta kewenangannya masing-masing,
4. Pelatihan tentang dasar teori, praktik Sistem Mutu Industri Farmasi dan CPOB, serta peran tugasnya bagi seluruh personil hendaknya dilakukan,
5. Hygiene personal atau perorangan perlu dilakukan untuk menjaga kualitas produk.
6. Konsultan pun diperlukan agar dapat memberikan saran atas subjek yang mereka kuasai terhadap menjaga kualitas mutu SDM dan produk yang dihasilkan.
Dilansir dalam laman Wikipedia, Glosarium merupakan suatu daftar alfabetis istilah dalam suatu ranah pengetahuan tertentu yang dilengkapi dengan definisi untuk istilah-istilah tersebut. Biasanya glosarium ada di bagian akhir suatu buku dan menyertakan istilah-istilah dalam buku tersebut yang baru diperkenalkan atau paling tidak, tak umum ditemukan.
Catatan Glosarium yang saya coba lampirkan dibagi menjadi dua, pertama bagian gabungan dari glosarium pada akhir bahasan aneks "Glosarium pada Aneks", dan yang kedua merupakan "Glosarium inti CPOB" yang dilampiran di bagian akhir peraturan BPOM No 34 tahun 2018 tentang CPOB.
Bab 1 membahas Sistem Mutu Industri Farmasi, dan juga Sistem Mutu Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) itu sendiri.
Pada catatan lampiran berikut ini tentang Bab 1 Sistem Mutu CPOB, memiliki poin penting diantaranya : perihal persyaratan mutu saat produksi; pengawasan mutu produk dari awal pengambilan sampel sampai pelolosan pengujian produk; pengkajian mutu produk dan bagaimana gambaran alur manajemen risiko mutu obat.
BAB 1 Sistem Mutu Industri Farmasi dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pdfSinta Lestari
CPOB diterapkan di semua tahap siklus hidup dari pembuatan obat untuk uji klinik, transfer teknologi, produksi komersial hingga produk tidak diproduksi lagi. Namun, Sistem Mutu Industri Farmasi dapat meluas ke tahap siklus hidup pengembangan produk seperti diuraikan dalam ICH Q10*, yang memfasilitasi inovasi dan perbaikan berkesinambungan serta memperkuat hubungan antara kegiatan pengembangan produk dan kegiatan pembuatan produk.
Penjelasan Umum CPOB dalam Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018.pptxSinta Lestari
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) hendaklah menggunakan Pedoman ini sebagai acuan dalam penilaian penerapan CPOB, dan semua peraturan lain yang berkaitan dengan CPOB hendaklah dibuat minimal sejalan dengan Pedoman ini.
Pedoman ini juga dimaksudkan untuk digunakan oleh industri farmasi sebagai dasar pengembangan aturan internal sesuai kebutuhan.
Pedoman ini berlaku terhadap pembuatan obat dan produk sejenis yang digunakan manusia.
Pasal pada Peraturan BPOM No 34 Tahun 2018 tentang CPOB.pdfSinta Lestari
Dokumen tersebut membahas sejarah dan perubahan standar acuan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) di Indonesia serta menjelaskan empat bab dan enam pasal dalam Peraturan Kepala BPOM No. 34 Tahun 2018 tentang CPOB. Peraturan tersebut mengatur tentang ketentuan umum, pedoman CPOB, sertifikasi CPOB, sanksi bagi pelanggar, dan ketentuan penutup.
ISO 9001:2015 Quality Management System Versi IndonesiaSinta Lestari
ISO 9001:2015 membahas sistem manajemen mutu yang berfokus pada memenuhi persyaratan kualitas pelanggan dan peraturan yang berlaku. Standar ini terdiri atas 10 klausul yang mencakup ruang lingkup, acuan, istilah, konteks organisasi, kepemimpinan, perencanaan, dukungan, operasional, evaluasi kinerja, dan perbaikan. ISO 9001 ditujukan untuk organisasi yang merancang, membangun, memproduksi, memasang dan/
Emergency Response Plan (ERP) atau dikenal juga dengan Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
2. Definisi
LinkedIn : Sinta Lestari
Sanitasi adalah Suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik beratkan
kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
Sanitasi adalah Upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya.
Hygiene adalah Suatu pencegahan penyakit yang menitik beratkan pada
usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat
orang tersebut berada.
Sanitasi Hygine Makanan adalah Upaya untuk mengendalikan faktor
makanan, orang, tempat dan perlengkapan yang dapat atau mungkin
dapat menimbulkan penyakit atau gangguang kesehatan.
Sanitasi Hygine Makanan merupakan Metode untuk menjaga makanan
agar tetap aman dikonsumsi, dan bebas kuman penyakit/mikroba
patogen.
Keamanan Pangan menurut PP No. 28 Tahun 2004 adalah Kondisi dan
upaya mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan
kesehatan manusia.
Industri Retail lebih dikenal dengan modern retail merupakan bisnis
retail yang terdiri dari produk olahan in house dan produk FMCG
supplier.
3. Tujuan
LinkedIn : Sinta Lestari
Sanitasi dan hygiene memiliki tujuan untuk mencegah
timbulnya penyakit dan keracunan serta gangguan kesehatan
lainnya yang diakibatkan dari adanya interaksi faktor-faktor
lingkungan hidup manusia.
Sanitasi dan hygiene memiliki tujuan untuk mencegah
berkembangnya penyakit menular, mencegah timbulnya
penyakit akibat kerja, mencegah terjadinya kecelakaan, dan
menjaga kebersihan area.
Hygiene dan sanitasi bertujuan untuk menghilangkan semua
sumber potensial kontaminasi dan kontaminasi silang di semua
area yang dapat berisiko pada mutu produk (Peraturan BPOM
No. 11 Tahun 2016)
Manfaat Penerapan
Menjamin pangan yang aman bagi konsumen.
Memenuhi regulasi yang berlaku
Menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pekerja dan customer
Mencegah adanya customer complaint.
4. UU No. 18 Tahun 2012 tentang pangan : Pasal 67, 71 dan 86
Ketentuan : Menjaga pangan agar aman, higienis, bermutu dan
mencegah cemaran yang dapat merugikan dan membahayakan
kesehatan manusia.
PP No. 28 Tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan
: pasal 8
Ketentuan: Setiap orang yang memproduksi dan
memperdagangkan pangan, wajib memenuhi standar keamanan
dan mutu pangan.
Peraturan Kepala BPOM No. 21 Tahun 2011 tentang penerapan
sistem jaminan keamanan dan mutu pangan olahan di sarana
peredaran.
Ketentuan : Pedoman cara peredaran pangan yang baik.
Regulasi
LinkedIn : Sinta Lestari
5. Metode Kerja diantaranya : Penerimaan produk, penyimpanan
produk, pengolahan dan display produk.
Cleanliness diantaranya : Kebersihan area dan kebersihan
peralatan
Good Personal Hygine diantaranya : Kondisi kesehatan, perilaku,
kebiasaan, dan penampilan.
Premysis dan Facilyties diantaranya : Fasilitas bangungan dan
peralatan pendukung.
Pest Management diantaranya : Dokumen pendukung dan
treatment.
Implementasi
LinkedIn : Sinta Lestari
Detail Implementasi
6. Pemeriksaan kebersihan dan suhu kendaraan pengiriman disertai dengan
pencatatan.
Pemeriksaan kualitas dan kesesuaian produk disertai dengan pencatatan.
Pemeriksaan suhu produk disertai dengan pencatatan.
Perhatikan transit time.
Pemberian label identitas produk
1.
2.
3.
4.
5.
Penerimaan Produk
LinkedIn : Sinta Lestari
Penyimpanan Produk Segar/Olahan
Menerapkan sistem FIFO/FEFO* dengan tersedianya label (Tanggal
kedatangan, tanggal produksi, tanggal expired, dan tanggal buka).
Tidak ada produk yang tidak layak/Kadaluarsa.
Produk disimpan berdasarkan kategori/Karakteristik suhu.
Tidak membekukan/mendinginkan kembali produk
Bahan makanan disimpan diarea yang bersih dan terhindar dari kontaminasi
silang.
Peralatan penyimpanan dalam keadaan baik dan bersih.
Produk dipisahkan dan disusun sesuai kaidah gastronom (Jika produk olahan
menggunakan rak gastronom)
Tersedia area khusus untuk produk breakage dan return.
Terdapat kontrol pengendalian lingkungan penyimpanan (kebersihan dan
suhu).
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
*FIFO adalah singkatan dari First In First Out.
*FEFO adalah singkatan dari First Expired First Out.
7. Basic Rules Pengolahan Produk
LinkedIn : Sinta Lestari
Penyimpanan Produk FMCG
Menerapkan sistem FIFO/FEFO
Tidak ada produk yang tidak layak/ kadaluarsa
Produk disimpan berdasarkan kategori/karakteristik suhu
Tidak membekukan/mendinginkan kembali produk
Produk stock dan breakage tertutup dengan baik
Peralatan penyimpanan dalam keadaan baik dan bersih
Penyusunan produk (Jumlah tumpukan, jarak produk dengan dinding dan
langit-langit, tidak boleh bersentuhan dengan lantai).
Tersedia area khusus untuk produk breakage dan return.
Terdapat kontrol pengendalian lingkungan penyimpanan (kebersihan dan
suhu)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Setiap tahapan proses harus diidentifikasi bahaya yang mungkin
timbul/terjadi.
tentukan tindakan pencegahan yang dapat menghilangkan/ meminimalisir
potensi bahaya yang mungkin terjadi.
Pastikan terhindar dari kontaminasi silang pada tiap tahapan proses. Sumber
kontaminasi silang diantaranya : Food to Food, Equipment to Food, by the
food handler, by pets and waste, dan by water.
1.
2.
3.
8. LinkedIn : Sinta Lestari
Urutan Pengolahan Produk
Point penting dalam pengolahan produk :
Standar produk/resep, Bahan baku produk olahan (kualitas bahan), Proses
pencucian, Peralatan yang digunakan, Area proses pengolahan, Kontrol suhu,
Label identitas produk, Pengendalian terhadap alergen, Penjamah
Display harus sesuai karakteristik produk
Display memperhatikan kaidah FIFO dan FEFO
Suhu produk di area display harus terjaga
Penempatan produk tidak menyebabkan kontaminasi
Display produk menggunakan material food grade
Produk siap saji harus terhidar dari kontaminasi
Produk harus dalam keadaan baik (Good Quality)
Tidak ada produk kadaluarsa atau produk melewati batas waktu pemajangan
Tersedia dokumen standar penarikan produk
Produk cancel haru segera dikembalikan ke area display.
Pemajangan Produk
Persiapan
Pemasakan/Pengolahan
Pengemasan
Penyajian/Display
1.
2.
3.
4.
9. Cleanliness
LinkedIn : Sinta Lestari
Fungsi Cleanliness :
1. Mencegah terjadinya kontaminasi silang ke produk atau makanan
2. Mencegah adanya hama
3. Membuat area kerja menjadi nyaman
4. Mencegah adanya komplain pelanggan
Cleaning merupakan proses untuk menghilangkan kotoran, sisa makanan, minyak
dari permukaan.
Basic Rules Cleanliness :
1. Tersedianya prosedur cleaning (peralatan dan area)
2. Tersedianya jadwal cleaning
3. Tersedianya fasilitas pencucian (cleaning tools, sink, sumber air dan air panas,
cleaning machine)
4. Tersedianya cleaning agent dan sanitizer
5. Tersedianya dokumen aktivitas cleaning.
Point cleaning area : Atap, lampu, fan, pintu, sudut ruang, rak, wadah
penyimpanan, meja, sink, drainase dan lantai.
Urutan Kerja Cleanliness :
1. Scraping : Memisahkan kotoran dari peralatan yang akan dicuci
2. Flushing : Menyiramkan air hingga peralatan terendam
3. Washing : Menggunakan cleaning agent (Misal sabun, detergen dll)
4. Rinse : Membilas dengan air bersih yang mengalir
5. Sanitizing : Menggunakan sanitizer (Misal alkohol 70%)
6. Toweling : Mengeringkan dengan pengerinh steril atau manual.
10. Good Personal Hygiene
LinkedIn : Sinta Lestari
Definisi :
Suatu tindakan untuk memelihara serta meningkatkan kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan.
Tujuan :
Untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan
individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain.
11. List Good Personal Hygiene
LinkedIn : Sinta Lestari
Tidak menderita penyakit mudah menular (seperti batuk, pilek, diare)
Bebas dari (Coronavirus, Norovirus, Virus hepatitis A, Shigella spp.,
Enterohemorrhagic atau Escherichia coli yang menghasilkan toksin shiga, atau
salmonella typhi) yang dibuktikan dengan medical check up satu tahun sekali.
Tidak dalam keadaan sakit.
Menutup luka.
Kondisi Kesehatan
Kebersihan Diri
Menggunakan peralatan personal hygiene (diantaranya Apron, masker, hairnet,
sepatu boots)
Memakai sarung tangan jika diperlukan
Tidak memakai perhiasan
Tidak berdandan berlebihan.
12. Hand Wash Tutorial
LinkedIn : Sinta Lestari
Cuci tangan wajib dilakukan ketika :
Sebelum memulai bekerja
Setelah dari toilet
Setelah menyentuh benda kotor/sampah
Setelah batuk, bersin dan memegang
hidung
Sebelum makan
Setelah makan, minum atau merokok
Setiap 30 menit sekali.
Cuci tangan wajib menggunakan :
Air bersih yang mengalir
Sabun cuci tangan sesuai standar
Mengeringkan tangan (menggunakan
Hand Dryer atau Tissue).
13. Premises and Facilities
LinkedIn : Sinta Lestari
Lantai, dinding, dan pintu harus dalam keadaan baik dan bersih
Fasilitas berfungsi dengan baik dan dalam keadaan kondisi bersih
(Sistem drainase, fasilitas cuci tangan, exhaust fan, undercounter chiller)
Alat penerangan tertutup/ menggunakan jenis LED dan penerangan
memadai
Evaporator/ unit pendingin (Fan, blower, heater, pipa, chiller), ice maker
berfungsi dan tidak berkarat. Tersedia plastik curtain pada ruang
penyimpanan dingin.
Ruang penyimpanan harus digunakan sesuai peruntukannya dan tidak
terdapat akses hama.
Grease trap harus tersedia, berfungsi dengan baik, bersih dan terawat.
Air panas tersedia di area pengolahan produk.
Tersedia UV Box, insect killer, cleaning tools, cleaning machine,
perlengkapan personal hygiene dan terawat.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
14. Premises and Facilities
LinkedIn : Sinta Lestari
Menggunakan peralatan plastik dan stainless steel (diantaranya Container,
pallet, dan rak gastronom) untuk penyimpanan produk segar dan in house
production).
Peralatan pengolahan produk sesuai dengan standar dan menggunakan
material food grade
Tidak menggunakan peralatan yang berpotensi mengkontaminasi (peralatan
kayu, sponge kawat, karton dan styrofoam di area display)
Penggunaan peralatan kerja memperhatikan produk yang ditangani
Peralatan kerja harus berfungsi dengan baik, terawat, tidak rusak, kondisi
utuh dan tidak berkarat
Tersedia termometer dan dikalibrasi secara berkala (perhatikan faktor koreksi)
Timbangan tersedia, dalam keadaan baik dan di tera secara berkala (setahun
sekali dan memiliki sertifikat)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
15. Pest Management
LinkedIn : Sinta Lestari
Hama adalah makhluk hidup yang keberadaannya mengganggu ataupun
merugikan kehidupan manusia.
Hama adalah carrier (pembawa) penyakit, hama dapat mengkontaminasi
makanan dan food contact surface (permukaan) yang berakibat keracunan
makanan.
Penutupan akses
Temukan jalur yang dilalui oleh hama
Cegah terbawanya hama dari luar ke dalam
Melindungi bangunan/ gedung terhadap hama yang sudah terlanjur masuk
agar tidak berkembang biak
Mencegah kondisi yang dibutuhkan/ yang menguntungkan bagi hama
Mencegah tersedianya sarang bagi hama
Implementasi cleaning dan sanitasi
Treatment sesuai kebutuhan dan dilaksanakan secara rutin
Penanganan dan progres terdokumentasi dan terinformasikan dengan baik.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pest Management :
Definisi :
16. Audit adalah proses yang sistematis, independen dan terdokumentasi untuk
mendapatkan bukti objektif dan mengevaluasi secara objektif untuk menetapkan
sejauh mana kriteria audit terpenuhi.
Prinsip audit : Integritas, penyajian yang obyektif (fair), profesional, independen,
dan pendekatan berdasarkan bukti.
Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan
indikator yang ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan tentang kegiatan/
program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan
program/kegiatan itu selanjutnya.
Corrective Action adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab dari suatu
masalah. Dan harus bisa mencegah recurrence atau kejadian yang sama terulang
kembali.
Pengawasan Sanitasi Hygiene
LinkedIn : Sinta Lestari
Audit
Monitoring
Corrective Action
Microtesting
1.
2.
3.
4.
18. Nauli, Riska. 2021. Online Training Sanitation and Hygiene for Retail
Industry. Mindo Education : Zoom Meeting
Handwashing:Which works best? Soap vs. Sanitizer dalam
https://www.bgcharlem.org/single-post/handwashing-which-works-
best-soap-vs-sanitizer, diakses pada 13 April 2023
Personal Hygiene for Retail Employee https://www.fda.gov/food/retail-
food-industryregulatory-assistance-training/retail-food-protection-
employee-health-and-personal-hygiene-handbook, diakses pada 13
April 2023
Corrective Action. https://www.dqsglobal.com/id-id/blog/corrective-
action-atau-hanya-correction, diakses 14 April 2023
Monitoring https://eprints.sinus.ac.id/138/2/14.4.10013_BAB_II.pdf,
diakses 14 April 2023
Form Inspeksi Sanitasi dan Hygiene di Supermarket.
https://www.academia.edu/37304385/FORM_INSPEKSI_KESEHATAN_S
UPERMARKET_SANITASI_KESEHATAN_LINGKUNGAN_docx, diakses
pada 16 April 2023
Peraturan Kepala BPOM No. 21 Tahun 2011 tentang penerapan sistem
jaminan keamanan dan mutu pangan olahan di sarana peredaran.
Peraturan Kepala BPOM No. 11 Tahun 2016
Referensi
LinkedIn : Sinta Lestari