Peraturan Presiden ini mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Dalam Negeri yang terdiri atas Sekretariat Jenderal, 8 Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan 5 Badan serta 5 Staf Ahli yang membantu Menteri dalam menyelenggarakan pemerintahan dalam negeri.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membentuk Satuan Tugas Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Negara (Satgas IKN) untuk membantu merencanakan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara baru. Satgas IKN terdiri dari Penanggung Jawab, Tim Pengarah, Satgas Perencanaan, dan Satgas Pelaksanaan yang masing-masing memiliki tugas khusus dalam merencana dan melaksanak
Peraturan Presiden ini mengatur tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) sebagai lembaga pemerintah non-kementerian yang bertugas merencanakan pembangunan nasional jangka panjang, menengah, dan tahunan. BAPPENAS dipimpin oleh Kepala BAPPENAS yang dijabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan terdiri atas sekretariat utama, 9 deputi bidang, serta inspektorat utama. Peratur
Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Dalam Negeri. Kementerian Dalam Negeri bertugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan dan terdiri atas Sekretariat Jenderal, 8 Direktorat Jenderal, dan 5 Staf Ahli Bidang.
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
Undang-undang ini menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nasional) tahun 2005-2025 sebagai pedoman pembangunan nasional selama 20 tahun ke depan, yang akan diimplementasikan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional) setiap 5 tahun. RPJP Nasional ini menjabarkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam bentuk visi, misi, dan arah
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional membahas tentang perencanaan pembangunan nasional yang mencakup penyusunan rencana jangka panjang, menengah, dan tahunan serta proses penyusunan dan penetapannya. Undang-undang ini mengatur tentang asas dan tujuan perencanaan pembangunan nasional, ruang lingkup perencanaan, tahapan perencanaan, penyusunan dan penetapan ren
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawas...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pedoman pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pembinaan dilakukan melalui koordinasi, pemberian pedoman standar, bimbingan, pendidikan pelatihan, serta perencanaan, penelitian, pemantauan dan evaluasi. Sedangkan pengawasan bertujuan untuk menjamin pelaksanaan pemerintahan daerah berjalan sesuai rencana dan peraturan perundang-undangan.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membentuk Satuan Tugas Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Negara (Satgas IKN) untuk membantu merencanakan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara baru. Satgas IKN terdiri dari Penanggung Jawab, Tim Pengarah, Satgas Perencanaan, dan Satgas Pelaksanaan yang masing-masing memiliki tugas khusus dalam merencana dan melaksanak
Peraturan Presiden ini mengatur tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) sebagai lembaga pemerintah non-kementerian yang bertugas merencanakan pembangunan nasional jangka panjang, menengah, dan tahunan. BAPPENAS dipimpin oleh Kepala BAPPENAS yang dijabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan terdiri atas sekretariat utama, 9 deputi bidang, serta inspektorat utama. Peratur
Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Dalam Negeri. Kementerian Dalam Negeri bertugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan dan terdiri atas Sekretariat Jenderal, 8 Direktorat Jenderal, dan 5 Staf Ahli Bidang.
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
Undang-undang ini menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nasional) tahun 2005-2025 sebagai pedoman pembangunan nasional selama 20 tahun ke depan, yang akan diimplementasikan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional) setiap 5 tahun. RPJP Nasional ini menjabarkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam bentuk visi, misi, dan arah
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional membahas tentang perencanaan pembangunan nasional yang mencakup penyusunan rencana jangka panjang, menengah, dan tahunan serta proses penyusunan dan penetapannya. Undang-undang ini mengatur tentang asas dan tujuan perencanaan pembangunan nasional, ruang lingkup perencanaan, tahapan perencanaan, penyusunan dan penetapan ren
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawas...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pedoman pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pembinaan dilakukan melalui koordinasi, pemberian pedoman standar, bimbingan, pendidikan pelatihan, serta perencanaan, penelitian, pemantauan dan evaluasi. Sedangkan pengawasan bertujuan untuk menjamin pelaksanaan pemerintahan daerah berjalan sesuai rencana dan peraturan perundang-undangan.
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri ini memberikan pedoman penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sesuai peraturan perundangan. Pedoman ini menjelaskan proses penyusunan RKPD mulai dari persiapan, penyusunan rancangan, musrenbang, hingga penyusunan anggaran daerah. Tujuannya agar penyusunan RKPD di seluruh daerah memenuhi ketentuan perencanaan pembangunan nasional dan tata
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
Undang-undang ini menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 sebagai pedoman pembangunan nasional selama 20 tahun ke depan untuk mewujudkan tujuan bernegara sesuai UUD 1945. Rencana ini memuat visi, misi, dan program pembangunan nasional secara garis besar yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam rencana jangka menengah nasional dan daerah.
Undang-undang ini mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia. Pemerintahan daerah diberi otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus urusan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Undang-undang ini mengatur pembentukan daerah, hubungan antara pemerintah pusat dan daerah, serta penyelenggaraan pemerintahan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan dibagi menjadi urusan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, dan urusan yang dibagi bersama antar tingkat pemerintahan. Urusan yang dibagi bersama terdiri dari 31 bidang yang mencakup bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup dan
Peraturan Presiden ini membentuk Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk mengembangkan dan merumuskan kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah secara lebih efektif dan efisien serta mengatur struktur organisasi dan tugas LKPP.
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
RPJP menggambarkan kondisi saat ini di Indonesia yang menunjukkan kemajuan di bidang sosial, ekonomi, teknologi, politik, dan lainnya. Namun, masih ada tantangan seperti pertumbuhan penduduk, kualitas SDM, kesehatan masyarakat, dan pendidikan yang perlu ditangani ke depan. Pembangunan budaya juga perlu ditingkatkan untuk melestarikan keragaman budaya Indonesia.
Peraturan Presiden ini membentuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang bertugas mengoordinasikan kebijakan terkait kemaritiman dan investasi antar kementerian/lembaga terkait. Kementerian ini terdiri atas sekretariat dan beberapa deputi bidang yang menangani koordinasi di bidang kedaulatan maritim, sumber daya alam dan jasa, serta infrastruktur.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang pembentukan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang bertugas dalam bidang pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi. Peraturan ini juga mengatur struktur organisasi dan tugas masing-masing unit organisasi di bawah Kementerian tersebut.
Peraturan ini mengatur tentang uraian tugas dan fungsi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Kabupaten Ogan Komering Ilir. Badan ini bertugas membantu Bupati dalam menyusun kebijakan di bidang KB dan melaksanakan tugas pemerintah terkait koordinasi KB. Terdiri dari sekretariat, bidang KB, dan beberapa subbidang yang masing-masing memiliki tugas khusus mendukung terlaksananya program KB di kabupaten.
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mengatur tentang pedoman orientasi dan pendalaman tugas anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota. Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan semangat pengabdian anggota DPRD dalam melaksanakan tugas pemerintahan daerah. Materi pembelajaran orientasi meliputi Pancasila, UUD 1945, dan wawasan kebangsaan, sedangkan pelaksanaannya dilakukan selama 4 hari ole
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang tata cara penyelenggaraan kajian lingkungan hidup strategis untuk memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan, rencana, dan program pemerintah. Kajian lingkungan hidup strategis wajib dilakukan untuk berbagai dokumen perencanaan dan kebijakan yang berpotensi memiliki dampak lingkungan, serta harus melibatkan partisipasi m
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Rangkaian undang-undang ini membahas tentang pembentukan, pengaturan, dan penghapusan kementerian-kementerian negara di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan bahwa Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara dalam menjalankan pemerintahan. Kementerian-kementerian dibentuk untuk menangani urusan-urusan tertentu sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Dokumen ini juga mengatur proses dan pertimbangan dalam memb
Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Dalam Negeri. Kementerian Dalam Negeri bertugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan dan terdiri atas Sekretariat Jenderal, 8 Direktorat Jenderal, dan 5 Staf Ahli Bidang. Peraturan ini juga mengatur tugas masing-masing unit organisasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri ini memberikan pedoman penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sesuai peraturan perundangan. Pedoman ini menjelaskan proses penyusunan RKPD mulai dari persiapan, penyusunan rancangan, musrenbang, hingga penyusunan anggaran daerah. Tujuannya agar penyusunan RKPD di seluruh daerah memenuhi ketentuan perencanaan pembangunan nasional dan tata
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
Undang-undang ini menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 sebagai pedoman pembangunan nasional selama 20 tahun ke depan untuk mewujudkan tujuan bernegara sesuai UUD 1945. Rencana ini memuat visi, misi, dan program pembangunan nasional secara garis besar yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam rencana jangka menengah nasional dan daerah.
Undang-undang ini mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia. Pemerintahan daerah diberi otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus urusan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Undang-undang ini mengatur pembentukan daerah, hubungan antara pemerintah pusat dan daerah, serta penyelenggaraan pemerintahan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan dibagi menjadi urusan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, dan urusan yang dibagi bersama antar tingkat pemerintahan. Urusan yang dibagi bersama terdiri dari 31 bidang yang mencakup bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup dan
Peraturan Presiden ini membentuk Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk mengembangkan dan merumuskan kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah secara lebih efektif dan efisien serta mengatur struktur organisasi dan tugas LKPP.
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
RPJP menggambarkan kondisi saat ini di Indonesia yang menunjukkan kemajuan di bidang sosial, ekonomi, teknologi, politik, dan lainnya. Namun, masih ada tantangan seperti pertumbuhan penduduk, kualitas SDM, kesehatan masyarakat, dan pendidikan yang perlu ditangani ke depan. Pembangunan budaya juga perlu ditingkatkan untuk melestarikan keragaman budaya Indonesia.
Peraturan Presiden ini membentuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang bertugas mengoordinasikan kebijakan terkait kemaritiman dan investasi antar kementerian/lembaga terkait. Kementerian ini terdiri atas sekretariat dan beberapa deputi bidang yang menangani koordinasi di bidang kedaulatan maritim, sumber daya alam dan jasa, serta infrastruktur.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang pembentukan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang bertugas dalam bidang pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi. Peraturan ini juga mengatur struktur organisasi dan tugas masing-masing unit organisasi di bawah Kementerian tersebut.
Peraturan ini mengatur tentang uraian tugas dan fungsi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Kabupaten Ogan Komering Ilir. Badan ini bertugas membantu Bupati dalam menyusun kebijakan di bidang KB dan melaksanakan tugas pemerintah terkait koordinasi KB. Terdiri dari sekretariat, bidang KB, dan beberapa subbidang yang masing-masing memiliki tugas khusus mendukung terlaksananya program KB di kabupaten.
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mengatur tentang pedoman orientasi dan pendalaman tugas anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota. Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan semangat pengabdian anggota DPRD dalam melaksanakan tugas pemerintahan daerah. Materi pembelajaran orientasi meliputi Pancasila, UUD 1945, dan wawasan kebangsaan, sedangkan pelaksanaannya dilakukan selama 4 hari ole
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang tata cara penyelenggaraan kajian lingkungan hidup strategis untuk memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan, rencana, dan program pemerintah. Kajian lingkungan hidup strategis wajib dilakukan untuk berbagai dokumen perencanaan dan kebijakan yang berpotensi memiliki dampak lingkungan, serta harus melibatkan partisipasi m
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Rangkaian undang-undang ini membahas tentang pembentukan, pengaturan, dan penghapusan kementerian-kementerian negara di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan bahwa Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara dalam menjalankan pemerintahan. Kementerian-kementerian dibentuk untuk menangani urusan-urusan tertentu sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Dokumen ini juga mengatur proses dan pertimbangan dalam memb
Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Dalam Negeri. Kementerian Dalam Negeri bertugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan dan terdiri atas Sekretariat Jenderal, 8 Direktorat Jenderal, dan 5 Staf Ahli Bidang. Peraturan ini juga mengatur tugas masing-masing unit organisasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
[Ringkasan]
Peraturan Pemerintah ini mengatur pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara. Isinya mencakup penyelenggaraan Pembinaan Kesadaran Bela Negara melalui pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan; pembinaan dan kerja sama dalam pengabdian sesuai profesi; pengelolaan Komponen Pendukung; pembentukan Komponen Cadangan; serta Mobilisasi dan Demobilis
Dokumen tersebut merupakan peraturan menteri dalam negeri tentang pedoman pelaksanaan pengarusutamaan gender di daerah. Pedoman ini bertujuan untuk memberikan acuan bagi pemerintah daerah dalam menyusun strategi pengintegrasian gender dalam perencanaan, pelaksanaan, penganggaran, pemantauan dan evaluasi kebijakan serta program pembangunan di daerah guna mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang terdiri dari Sekretariat Jenderal, 6 Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan 2 Badan, serta Staf Ahli Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan.
Teks tersebut menjelaskan tentang kedudukan dan fungsi Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah Non-Kementerian di Indonesia. Terdapat beberapa kementerian yang membidangi urusan tertentu sesuai UUD 1945 seperti dalam negeri, luar negeri, dan pertahanan, serta kementerian lain yang membidangi urusan seperti agama, pendidikan, dan kesehatan. Selain kementerian, terdapat juga Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
Perpres47 2009 tentang pembentukan kementrianRidwan Usman
Dokumen tersebut merupakan Peraturan Presiden tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara yang membentuk 34 kementerian termasuk 3 Kementerian Koordinator dan mengatur tugas, fungsi, dan susunan organisasi masing-masing kementerian.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang susunan organisasi dan tata kerja dinas-dinas di Kabupaten Pemalang. Dibentuk 11 dinas, masing-masing memiliki tugas pokok dan susunan organisasi yang terdiri atas kepala dinas, sekretariat, bidang-bidang, seksi-seksi, dan unit pelaksana teknis dinas.
Pedoman Umum Perencanaan Tahunan Kementerian Perumahan RakyatOswar Mungkasa
Panduan ini disiapkan oleh Biro Perencanaan dan Anggaran Kemnepra yang dimaksudkan sebagai acuan internal jajaran Kemenpera dlm menyusun rencana tahunan dan melakukan monev terhadap pelaksanaan dan hasilnya.
Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat (Renstra Kemenpera) tahun 2010...Oswar Mungkasa
Peraturan Menteri ini menetapkan Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat tahun 2010-2014 yang mencakup visi, misi, tujuan, arah kebijakan, strategi, program, dan kegiatan Kementerian Perumahan Rakyat selama 5 tahun ke depan dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Dokumen ini juga menjelaskan tantangan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman serta pencapaian program pemb
Similar to Salinan perpres nomor 114 tahun 2021 (20)
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...CIkumparan
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan Seksual di Lingkup Internal Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia.pdf
1. SALINAN
Menimbang
Mengingat
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 14 TAHUN 2021
TENTANG
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya Keputusan
Presiden Nomor 113/P Tahun 2OL9 tentang
Pembentukan Kementerian Negara dan Pengangkatan
Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun
2OL9-2O24 dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2OO8 tentang
Kementerian Negara, perlu menetapkan Peraturan
Presiden tentang Kementerian Dalam Negeri;
1. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 17 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun L945;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2OO8 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 20OB Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a9l6l;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 244, Tambahan
l,embaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2OI5
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OLs
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 56791;
4.Peraturan...
SK No 112683 A
2. Menetapkan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA,
-2-
4. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2Ol9 Nomor 2O3)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 32 Tahun 2O2l tentang Perubahan
atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2Ol9
tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2O2l Nomor 106);
MEMUTUSI(AN:
PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN
DALAM NEGERI.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Kementerian Dalam Negeri berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden.
(21 Kementerian Dalam Negeri dipimpin oleh Menteri.
Pasal 2
(1) Dalam memimpin Kementerian Dalam Negeri,
Menteri dapat dibantu oleh Wakil Menteri sesuai
dengan penunjukan Presiden.
(21 Wakil Menteri diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden.
(3) Wakil Menteri berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri.
(4) Wakil Menteri mempunyai tugas membantu Menteri
dalam memimpin pelaksanaan tugas Kementerian.
(5) Ruang...
SK No 112716 A
3. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA.
-3-
(5) Ruang lingkup bidang tugas Wakil Menteri
sebagaimana dimaksud pada ayat (41, meliputi:
a. membantu Menteri dalam perumusan dan/atau
pelaksanaan kebijakan Kementerian; dan
b. membantu Menteri dalam mengoordinasikan
pencapaian kebijakan strategis lintas unit
organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau
Eselon I di lingkungan Kementerian.
Pasal 3
Menteri dan Wakil Menteri merupakan satu kesatuan
unsur pemimpin kementerian.
Pasal 4
Kementerian Dalam Negeri mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan
dalam negeri untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.
Pasal 5
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4, Kementerian Dalam Negeri
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang politik dan pemerintahan rrmrlm, otonomi
daerah, pembinaan administrasi kewilayahan,
pembinaan pemerintahan desa, pembinaan urusan
pemerintahan dan pembangunan daerah, pembinaan
keuangan daerah, serta kependudukan dan
pencatatan sipil sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan Kementerian Dalam
Negeri;
c.pengelolaan...
SK No ll27l7 A
4. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang
menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam Negeri;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri;
e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan urusan Kementerian Dalam Negeri di
daerah;
f. pengoordinasian, pembinaan dan pengawasan
umum, fasilitasi, dan evaluasi atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan ;
g. perumusan, pen)rusunan, dan pemberian
rekomendasi strategi kebijakan di bidang
penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri;
h. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di
bidang pemerintahan dalam negeri;
i. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke
daerah; dan
j. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri.
BAB II
ORGANISASI
Bagian Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal 6
Kementerian Dalam Negeri terdiri atas:
a. Sekretariat Jenderal;
b. Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum;
c. Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan;
d. Direktorat Jenderal Otonomi Daerah;
e. Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah;
f. Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa;
g.Direktorat...
SK No ll2718 A
5. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
g. Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah;
h. Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan
Sipil;
i. InspektoratJenderal;
j. Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri;
k. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia;
1. Staf Ahli Bidang Hukum dan Kesatuan Bangsa;
m. Staf Ahli Bidang Pemerintahan;
n. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan
Antar Lembaga;
o. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan; dan
p. Staf Ahli Bidang Aparatur dan Pelayanan Publik.
Bagian Kedua
Sekretariat Jenderal
Pasal 7
(1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris
Jenderal.
Pasal 8
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas
menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri.
Pasal 9
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan
fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Dalam Negeri;
b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan
anggaran Kementerian Dalam Negeri;
c. pembinaan .
SK No 112719 A
6. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan
masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian
Dalam Negeri;
d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-
undangan serta pelaksanaan advokasi hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan
negara dan layanan pengadaan barangljasa; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Ketiga
Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum
Pasal 10
(1) Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum
dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Pasal 1 1
Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang politik dan
pemerintahan umum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Dalam melalqpanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 1, Direktorat Jenderal Politik dan
Pemerintahan Umum menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang politik dalam negeri
dan kehidupan demokrasi, serta fasilitasi organisasi
masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. pelaksanaan .
SK Nlo 112720 A
7. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7 -
b. pelaksanaan kebijakan di bidang koordinasi
penyelenggaraan politik dalam negeri dan kehidupan
demokrasi, penerapan penghayatan dan pengamalan
ideologi Pancasila, pembinaan wawasan kebangsaan
dan ketahanan nasional, pembinaan kewaspadaan
nasional, pembinaan kerukunan antar suku dan
intra suku, umat beragama, ras, dan golongan
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi organisasi
masyarakat dan fasilitasi penanganan konflik sosial
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
d. pelaksanaan pembinaan umum di bidang
penyelenggaraan politik dalam negeri dan kehidupan
demokrasi, fasilitasi organisasi masyarakat,
penerapan penghayatan dan pengamalan ideologi
Pancasila, pembinaan wawasan kebangsaan dan
ketahanan nasional, pembinaan kewaspadaan
nasional, pembinaan kerukunan antar suku dan
intra suku, umat beragama, ras, dan golongan
lainnya, serta fasilitasi penanganan konflik sosial
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penyelenggaraan politik dalam negeri dan kehidupan
demokrasi, fasilitasi organisasi masyarakat,
penerapan penghayatan dan pengamalan ideologi
Pancasila, pembinaan wawasan kebangsaan dan
ketahanan nasional, pembinaan kewaspadaan
nasional, pembinaan kerukunan antar suku dan
intra suku, umat beragama, ras, dan golongan
lainnya, serta fasilitasi penanganan konflik sosial
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
f. pelaksanaan .
SK No ll2
8. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang penyelenggaraan politik dalam negeri dan
kehidupan demokrasi, fasilitasi organisasi
masyarakat, penerapan penghayatan dan
pengamalan ideologi Pancasila, pembinaan wawasan
kebangsaan dan ketahanan nasional, pembinaan
kewaspadaan nasional, pembinaan kerukunan antar
suku dan intra suku, umat beragama, ras, dan
golongan lainnya, serta fasilitasi penanganan konflik
sosial;
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Keempat
Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan
Pasal 13
(1) Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan
dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Pasal 14
Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
administrasi kewilayahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 15
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14, Direktorat Jenderal Bina Administrasi
Kewilayahan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan .
SK No ll2722A
9. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9-
a. perumusan kebijakan di bidang pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan tugas gubernur sebagai
wakil pemerintah, penamaan rupa bumi dan data
wilayah, penetapan perbatasan antar daerah dan
perbatasan negara, kerja sama daerah, fasilitasi
perselisihan pemerintahan, ketentraman, ketertiban
umum dan perlindungan masyarakat, fasilitasi
kecamatan, fasilitasi penyelesaian sengketa
pertanahan, manajemen bencana dan kebakaran,
dan pelaksanaan tugas tampung tantra sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang koordinasi dan
pembinaan umum pelaksanaan tugas gubernur
sebagai wakil pemerintah, penamaan rupa bumi dan
data wilayah, penetapan perbatasan antar daefah
dan perbatasan negara, kerja sama daerah, fasilitasi
perselisihan pemerintahan, ketentraman, ketertiban
umum dan perlindungan masyarakat, fasilitasi
kecamatan, fasilitasi penyelesaian sengketa
pertanahan, manajemen bencana dan kebakaran,
dan pelaksanaan tugas tampung tantra;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang koordinasi
penetapan kawasan khusus dan perkotaan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang ketentraman dan ketertiban umum dan
perlindungan masyarakat;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pembinaan umum pelaksanaan tugas gubernur
sebagai wakil pemerintah, penetapan perbatasan
antar daerah, penetapan kawasan perkotaan, kerja
sama daerah, fasilitasi perselisihan pemerintahan,
ketentraman dan ketertiban umum dan perlindungan
masyarakat, dan fasilitasi kecamatan;
f. pelaksanaan .
SK No 112723 A
10. PRESIDEN
REPLIBLIK INDONESIA
- 10-
f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang pembinaan umum pelaksanaan tugas
gubernur sebagai wakil pemerintah, penamaan rupa
bumi dan data wilayah, penetapan perbatasan antar
daerah dan perbatasan negara, kerja sama daerah,
fasilitasi perselisihan pemerintahan, ketentraman,
ketertiban umum dan perlindungan masyarakat,
fasilitasi kecamatan, fasilitasi penyelesaian sengketa
pertanahan, manajemen bencana dan kebakaran,
dan pelaksanaan tugas tampung tantra;
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Kelima
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
Pasal 16
(1) Direktorat Jenderal Otonomi Daerah berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Otonomi Daerah dipimpin oleh
Direktur Jenderal.
Pasal 17
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang penyelenggaraan otonomi daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 18
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan .
SK No 112724 A
11. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11-
a. perumusan kebijakan di bidang penataan daerah,
otonomi khusus dan daerah istimewa, administrasi
kepala daerah dan Dewan Perwakilan Ra(yat
Daerah, pembinaan umum kelembagaan daerah,
kepegawaian pada perangkat daerah, dan produk
hukum daerah, serta evaluasi penyelenggaraan
pemerintahan daerah;
b. pelaksanaan kebijakan dan koordinasi di bidang
penataan daerah, otonomi khusus dan daerah
istimewa, administrasi kepala daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, pembinaan umum
kelembagaan daerah, kepegawaian pada perangkat
daerah, dan produk hukum daerah, serta evaluasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah;
c. pelaksanaan fasilitasi sekretariat Dewan
Pertimbangan Otonomi Daerah;
d. pelaksanaan pembinaan umum di bidang penataan
daerah, otonomi khusus dan daerah istimewa,
administrasi kepala daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, pembinaan umum kelembagaan
daerah, kepegawaian pada perangkat daerah, dan
produk hukum daerah, serta evaluasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penataan daerah, otonomi khusus dan daerah
istimewa, pembinaan kepala daerah dan Dewan
Perwakilan Ralryat Daerah, pembinaan umum
kelembagaan daerah, kepegawaian pada perangkat
daerah, dan produk hukum daerah, serta evaluasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah;
f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
di bidang penataan daerah, otonomi khusus dan
daerah istimewa, administrasi kepala daerah dan
Dewan Perwakilan Ralryat Daerah, pembinaan
umum kelembagaan daerah, kepegawaian pada
perangkat daerah, dan produk hukum daerah, serta
evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah;
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
SK No 112725 A
Bagian
12. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t2-
Bagian Keenam
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
Pasal 19
(1) Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Pasal 20
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang urusan pemerintahan
dan pembinaan pembangunan daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 21
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20, Direktorat Jenderal Bina Pembangunan
Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang fasilitasi
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah,
perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi
dan harmonisasi pembangunan daerah, fasilitasi
pengelolaan sistem informasi pembangunan daerah,
dan partisipasi masyarakat;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah,
perencanaan pembangunan daerah, sinkronisasi
dan harmonisasi pembangunan daerah, dan
partisipasi masyarakat;
c. pelaksanaan .
SK No 112726 A
13. PRESIDEN
REPUBLIT INNONESIA
-13-
c. pelaksanaan pembinaan umum dan koordinasi, di
bidang fasilitasi penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah, perencanaan pembangunan
daerah, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan
daerah, fasilitasi pengelolaan sistem informasi
pembangunan daerah, dan partisipasi masyarakat;
d. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria serta standar
pelayanan minimal penyelenggaraan urusan
pemerintahan;
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
di bidang fasilitasi penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah, perencanaan pembangunan
daerah, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan
daerah, pengelolaan sistem informasi pembangunan
daerah, dan partisipasi masyarakat;
f. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
fasilitasi penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah, perencanaan pembangunan daerah,
sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan daerah,
pengelolaan sistem informasi pembangunan daerah,
dan partisipasi masyarakat;
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Ketujuh
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa
Pasal 22
(1) Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa
dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Pasal23...
SK No ll2l27 A
14. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-14-
Pasal 23
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
pemerintahan desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal24
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23, Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan
Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang fasilitasi penataan
desa, penyelenggaraan administrasi pemerintahan
desa, pengelolaan keuangan dan aset desa, produk
hukum desa, pemilihan kepala desa, perangkat desa,
pelaksanaan penugasan urusan pemerintahan,
kelembagaan desa, kerja sama pemerintahan, serta
evaluasi perkembangan desa;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi penataan
desa, penyelenggaraan administrasi pemerintahan
desa, pengelolaan keuangan dan aset desa, produk
hukum desa, pemilihan kepala desa, perangkat desa,
pelaksanaan penugasan urusan pemerintahan,
kelembagaan desa, kerja sama pemerintahan, serta
evaluasi perkembangan desa;
c. pelaksanaan pembinaan umum dan koordinasi di
bidang fasilitasi penataan desa, penyelenggaraan
administrasi pemerintahan desa, pengelolaan
keuangan dan aset desa, produk hukum desa,
pemilihan kepala desa, perangkat desa, pelaksanaan
penugasan urusan pemerintahan, kelembagaan
desa, kerja sama pemerintahan, serta evaluasi
perkembangan desa;
d. penyusunan .
SK No 112728 A
15. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 15-
d. pen5rusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang penataan desa, penyelenggaraan
administrasi pemerintahan desa, pengelolaan
keuangan dan aset desa, kelembagaan desa, dan
kerja sama desa;
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
di bidang fasilitasi penataan desa, penyelenggaraan
administrasi pemerintahan desa, pengelolaan
keuangan dan aset desa, produk hukum desa,
pemilihan kepala desa, perangkat desa, pelaksanaan
penugasan urusan pemerintahan, kelembagaan
desa, kerja sama pemerintahan, serta evaluasi
perkembangan desa;
f. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
fasilitasi penataan desa, penyelenggaraan
administrasi pemerintahan desa, pengelolaan
keuangan dan aset desa, produk hukum desa,
pemilihan kepala desa, perangkat desa, pelaksanaan
penugasan urusan pemerintahan, kelembagaan
desa, kerja sama pemerintahan, serta evaluasi
perkembangan desa;
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal; dzin
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Kedelapan
Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah
Pasal 25
(1) Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah dipimpin
oleh Direktur Jenderal.
SK No 112729 A
Pasal 26
16. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t6-
Pasal 26
(1) Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
keuangan daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Ruang lingkup Direktorat Jenderal Bina Keuangan
Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. pen5rusunan dan perencanaan anggaran daerah;
. b. pelaksanaan, penatausahaan, akuntansi dan
pelaporan pertanggungjawaban keuangan
daerah;
c. manajemen pajak daerah dan retribusi daerah,
dan lain-lain pendapatan daerah yang sah;
d. pengelolaan badan usaha milik daerah, lembaga
keuangan daerah dan investasi daerah;
e. pengelolaan kekayaan daerah;
f. pinjaman dan hibah daerah;
g. pengelolaan badan layanan umum daerah; dan
h. fasilitasi pengelolaan sistem informasi keuangan
daerah.
Pasal27
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26, Direktorat Jenderal Bina Keuangan
Daerah menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang pembinaan
keuangan daerah;
b. fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan keuangan daerah;
c. pelaksanaan pembinaan umum penyelenggaraan
bina keuangan daerah;
d. pen5rusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang pembinaan keuangan daerah;
e. pelaksanaan .
SK No 112730 A
17. Bagian Kesembilan
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Pasal 28
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t7-
e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di
bidang pembinaan keuangan daerah;
f. fasilitasi pelaksanaan perimbangan keuangan;
g. pemberian pertimbangan penerbitan obligasi daerah;
h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
penyelengggaraan bina keuangan daerah;
i. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal; dan
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
(1) Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan
Sipil berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan
Sipil dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Pasal 29
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang kependudukan dan
pencatatan sipil sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 30
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29, Direktorat Jenderal Kependudukan dan
Pencatatan Sipil menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pendaftaran
penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi
administrasi kependudukan, penyelenggaraan
integrasi data kependudukan secara nasional, dan
standar kualifikasi sumber daya manusia pelaksana
Administrasi Kependudukan ;
b. pelaksanaan .
SK No ll273l A
18. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 18-
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pendaftaran
penduduk dan pencatatan sipil, pengelolaan
informasi administrasi kependudukan,
penyelenggaraan integrasi data kependudukan
secara nasional, dan standar kualifikasi sumber
daya manusia pelaksana Administrasi
Kependudukan;
c. pelaksanaan pembinaan umum dan koordinasi di
bidang pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil,
pengelolaan informasi administrasi kependudukan,
penyelenggaraan integrasi data kependudukan
secara nasional, dan standar kualifikasi sumber
daya manusia pelaksana Administrasi
Kependudukan;
d. pen5rusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang pendaftaran penduduk dan pencatatan
sipil, pengelolaan informasi administrasi
kependudukan, penyelenggaraan integrasi data
kependudukan secara nasional, dan standar
kualifikasi sumber daya manusia pelaksana
Administrasi Kependudukan;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil,
pengelolaan informasi administrasi kependudukan,
penyelenggaraan integrasi data kependudukan
secara nasional, dan standar kualifikasi sumber
daya manusia pelaksana Administrasi
Kependudukan;
f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
di bidang penyelenggaraan pendaftaran penduduk
dan pencatatan sipil, pengelolaan informasi
administrasi kependudukan, penyelenggaraan
integrasi data kependudukan secara nasional, dan
standar kualifikasi sumber daya manusia pelaksana
Administrasi Kependudukan;
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian . . .
SK No 112732 A
19. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-19-
Bagian Kesepuluh
Inspektorat Jenderal
Pasal 31
(1) Inspektorat Jenderal berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur
Jenderal.
Pasal 32
Inspektorat Jenderal mempunyai tu$as
menyelenggarakan pengawasan intern di Kementerian
Dalam Negeri dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 33
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan daerah;
b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri terhadap kinerja dan
keuangan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu
atas penugasan Menteri;
d. koordinasi dan pengawasan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah;
e. pen5rusunan laporan hasil pengawasan di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan daerah;
f. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian . . .
SK No 112733 A
20. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-20-
Bagian Kesebelas
Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri
Pasal 34
(1) Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(21 Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri dipimpin
oleh Kepala Badan.
Pasal 35
Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri mempunyai
tugas menyelenggarakan perLlmusan, pen5rusunan, dan
pemberian rekomendasi strategi kebijakan di bidang
pemerintahan dalam negeri.
Pasal 36
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35, Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri
menyelenggarakan fungsi:
a. pen5rusunan kebijakan teknis, rencana, dan program
analisis dan pemberian rekomendasi strategi
kebijakan di bidang pemerintahan dalam negeri;
b. pelaksanaan analisis dan pemberian rekomendasi
strategi kebijakan di bidang pemerintahan dalam
negeri;
c. koordinasi dan sinkronisasi strategi kebijakan di
bidang pemerintahan dalam negeri;
d. pemantarran, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
analisis dan pemberian rekomendasi strategi
kebijakan di bidang pemerintahan dalam negeri;
e. pelaksanaan administrasi Badan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian . . .
SK No 112734 A
21. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2t-
Bagian Keduabelas
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pasal 37
(1) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
dipimpin oleh Kepala Badan.
Pasal 38
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
mempunyai tugas melaksanakan pengembangan
sumber daya manusia pemerintahan dalam negeri.
Pasal 39
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 38, Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program
pengembangan sumber daya manusia pemerintahan
dalam negeri;
b. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia
pemerintahan dalam negeri;
c. pelaksanaan penilaian kompetensi sumber daya
manusia pemerintahan dalam negeri;
d. pelaksanaan pembinaan, pengembangan, dan
pemberdayaan jabatan fungsional bidang
pemerintahan dalam negeri;
e. pemantarlan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
pengembangan sumber daya manusia bidang
pemerintahan dalam negeri;
f. pelaksanaan administrasi Badan; dan ,
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian . . .
SK No 112735 A
22. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-22-
Bagian Ketigabelas
Staf Ahli
Pasal 40
Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri dan secara administratif
dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal.
Pasal 4 1
(1) Staf Ahli Bidang Hukum dan Kesatuan Bangsa
mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait
dengan bidang hukum dan kesatuan bangsa.
(2) Staf Ahli Bidang Pemerintahan mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis
kepada Menteri terkait dengan bidang pemerintahan.
(3) Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan
Antar Lembaga mempunyai tugas memberikan
rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada
Menteri terkait dengan bidang kemasyarakatan dan
hubungan antar lembaga.
(41 Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan
mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait
dengan bidang ekonomi dan pembangunan.
(5) Staf Ahli Bidang Aparatur dan Pelayanan Publik
mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait
dengan bidang aparatur dan pelayanan publik.
Bagian Keempatbelas
Jabatan Fungsional
Pasal 42
Di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dapat
ditetapkan jabatan fungsional sesuai dengan kebutuhan
yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BABIII ...
SK No 112736 A
23. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-23-
BAB III
UNIT PELAKSANA TEKNIS
Pasal 43
(1) Untuk melaksanakan tugas teknis operasional
dan/atau tugas teknis penunjang di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri dapat dibentuk Unit
Pelaksana Teknis.
(2) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala.
Pasal 44
Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 43 ayat (1) ditetapkan oleh Menteri setelah
mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
aparatur negara.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 45
Menteri dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
harus menerapkan sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.
Pasal 46
(1) Kementerian Dalam Negeri harus menyusun proses
bisnis yang menggambarkan tata hubungan kerja
yang efektif dan efisien antar unit organisasi di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
(2) Proses bisnis antar unit organisasi di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
SK No 112737 A
Pasal 47 ...
24. PRESIDEN
REPTIBLIK INDONESIA
-24-
Pasal 47
Menteri menyampaikan laporan kepada Presiden
mengenai hasil pelaksanaan urusan di bidang
pemerintahan dalam negeri secara berkala atau
sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
Pasal 48
Kementerian Dalam Negeri harus men5rusun analisis
jabatan, dan analisis beban kerja, serta men5rusun peta
jabatan dan uraian tugas terhadap seluruh jabatan di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
Pasal 49
Setiap unsur di lingkungan Kementerian Dalam Negeri
dalam melaksanakan tugas dan fungsi harus
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi baik dalam lingkungan Kementerian Dalam
Negeri maupun dalam hubungan antar instansi
pemerintah baik pusat maupun daerah.
Pasal 50
Semua unsur di lingkungan Kementerian Dalam Negeri
harus menerapkan sistem pengendalian intern
pemerintah di lingkungan masing-masing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 51
(1) Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab
memimpin dan mengoordinasikan bawahan dan
memberikan pengarahan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas sesuai dengan uraian tugas yang
telah ditetapkan.
(2) Pengarahan...
SK No 112738 A
25. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-25-
(21 Pengarahan serta petunjuk sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus diikuti dan dipatuhi oleh
bawahan secara bertanggung jawab serta dilaporkan
secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 52
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit
organisasi harus melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya.
BAB V
PENDANAAN
Pasal 53
Segala pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanAan
tugas dan fungsi Kementerian Dalam Negeri bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 54
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fu.ngsi, susunan
organisasi, dan tata kerja Kementerian Dalam Negeri
ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan
dari menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang aparatur negara.
BABVII ...
SK No 112739 A
26. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-26-
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 55
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua
ketentuan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor
11 Tahun 2Ol5 tentang Kementerian Dalam Negeri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor l2l, masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti
dengan peraturan baru berdasarkan Peraturan Presiden
ini.
Pasal 56
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, seluruh
jabatan yang ada beserta pejabat yang memangku
jabatan di Kementerian Dalam Negeri, tetap
melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan
dibentuknya jabatan baru dan diangkat pejabat baru
berdasarkan Peraturan Presiden ini.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 57
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku,
Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2OI5 tentang
Kementerian Dalam Negeri (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor I2), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 58
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar...
SK No 112740 A
27. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-27-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Presiden ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2O2l
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 3O Desember 2O2l
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2I NOMOR 286
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
g Perundang-undangan
istrasi Hukum,
ttd
ttd
SK No 112905 A
na Djaman