Peraturan Presiden ini mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Dalam Negeri yang terdiri atas Sekretariat Jenderal, 8 Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan 5 Badan serta 5 Staf Ahli yang membantu Menteri dalam menyelenggarakan pemerintahan dalam negeri.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membentuk Satuan Tugas Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Negara (Satgas IKN) untuk membantu merencanakan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara baru. Satgas IKN terdiri dari Penanggung Jawab, Tim Pengarah, Satgas Perencanaan, dan Satgas Pelaksanaan yang masing-masing memiliki tugas khusus dalam merencana dan melaksanak
Peraturan Presiden ini membentuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang bertugas mengoordinasikan kebijakan terkait kemaritiman dan investasi antar kementerian/lembaga terkait. Kementerian ini terdiri atas sekretariat dan beberapa deputi bidang yang menangani koordinasi di bidang kedaulatan maritim, sumber daya alam dan jasa, serta infrastruktur.
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
Undang-undang ini menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 sebagai pedoman pembangunan nasional selama 20 tahun ke depan untuk mewujudkan tujuan bernegara sesuai UUD 1945. Rencana ini memuat visi, misi, dan program pembangunan nasional secara garis besar yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam rencana jangka menengah nasional dan daerah.
Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Dalam Negeri. Kementerian Dalam Negeri bertugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan dan terdiri atas Sekretariat Jenderal, 8 Direktorat Jenderal, dan 5 Staf Ahli Bidang.
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
Undang-undang ini menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nasional) tahun 2005-2025 sebagai pedoman pembangunan nasional selama 20 tahun ke depan, yang akan diimplementasikan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional) setiap 5 tahun. RPJP Nasional ini menjabarkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam bentuk visi, misi, dan arah
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...inideedee
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 258 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah
Peraturan Presiden ini mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Dalam Negeri yang terdiri atas Sekretariat Jenderal, 8 Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan 5 Badan serta 5 Staf Ahli yang membantu Menteri dalam menyelenggarakan pemerintahan dalam negeri.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membentuk Satuan Tugas Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Negara (Satgas IKN) untuk membantu merencanakan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara baru. Satgas IKN terdiri dari Penanggung Jawab, Tim Pengarah, Satgas Perencanaan, dan Satgas Pelaksanaan yang masing-masing memiliki tugas khusus dalam merencana dan melaksanak
Peraturan Presiden ini membentuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang bertugas mengoordinasikan kebijakan terkait kemaritiman dan investasi antar kementerian/lembaga terkait. Kementerian ini terdiri atas sekretariat dan beberapa deputi bidang yang menangani koordinasi di bidang kedaulatan maritim, sumber daya alam dan jasa, serta infrastruktur.
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
Undang-undang ini menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 sebagai pedoman pembangunan nasional selama 20 tahun ke depan untuk mewujudkan tujuan bernegara sesuai UUD 1945. Rencana ini memuat visi, misi, dan program pembangunan nasional secara garis besar yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam rencana jangka menengah nasional dan daerah.
Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Dalam Negeri. Kementerian Dalam Negeri bertugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan dan terdiri atas Sekretariat Jenderal, 8 Direktorat Jenderal, dan 5 Staf Ahli Bidang.
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
Undang-undang ini menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nasional) tahun 2005-2025 sebagai pedoman pembangunan nasional selama 20 tahun ke depan, yang akan diimplementasikan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional) setiap 5 tahun. RPJP Nasional ini menjabarkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam bentuk visi, misi, dan arah
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...inideedee
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 258 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah
Dokumen tersebut mengatur tentang organisasi dan tata kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan undang-undang dan peraturan terkait. Terdiri dari 14 bab yang mengatur tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi beserta tugas dan fungsi masing-masing bagian di dalam Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...inideedee
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 139 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional membahas tentang perencanaan pembangunan nasional yang mencakup penyusunan rencana jangka panjang, menengah, dan tahunan serta proses penyusunan dan penetapannya. Undang-undang ini mengatur tentang asas dan tujuan perencanaan pembangunan nasional, ruang lingkup perencanaan, tahapan perencanaan, penyusunan dan penetapan ren
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang tata cara penyelenggaraan kajian lingkungan hidup strategis untuk memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan, rencana, dan program pemerintah. Kajian lingkungan hidup strategis wajib dilakukan untuk berbagai dokumen perencanaan dan kebijakan yang berpotensi memiliki dampak lingkungan, serta harus melibatkan partisipasi m
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
RPJP menggambarkan kondisi saat ini di Indonesia yang menunjukkan kemajuan di bidang sosial, ekonomi, teknologi, politik, dan lainnya. Namun, masih ada tantangan seperti pertumbuhan penduduk, kualitas SDM, kesehatan masyarakat, dan pendidikan yang perlu ditangani ke depan. Pembangunan budaya juga perlu ditingkatkan untuk melestarikan keragaman budaya Indonesia.
Rangkaian undang-undang ini membahas tentang pembentukan, pengaturan, dan penghapusan kementerian-kementerian negara di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan bahwa Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara dalam menjalankan pemerintahan. Kementerian-kementerian dibentuk untuk menangani urusan-urusan tertentu sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Dokumen ini juga mengatur proses dan pertimbangan dalam memb
Pengelolaan persuratan dan kearsipan biro adpim 111218PipitSuwandari
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan persuratan dan kearsipan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Terdapat penjelasan mengenai dasar hukum, tugas dan fungsi Biro Umum dan bagian-bagiannya dalam pengelolaan persuratan dan kearsipan, serta prosedur penanganan surat masuk dan keluar secara sistematis berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dokumen tersebut merupakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang mengatur tentang penyusunan dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) guna mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan secara optimal. Dokumen RTBL memuat program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002inideedee
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah menetapkan pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat (Rs Sehat) untuk meningkatkan penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pedoman ini memperhatikan potensi bahan bangunan dan budaya lokal di setiap daerah untuk menurunkan biaya pembangunan rumah.
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014Joy Irman
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum 2010-2014 memberikan gambaran umum tentang visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kementerian Pekerjaan Umum untuk lima tahun ke depan dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur dan permukiman di Indonesia. Dokumen ini juga menjabarkan tantangan dan isu-isu strategis yang dihadapi, arahan kebijakan, serta strategi yang akan ditempuh untuk mewujudkan tujuan pembang
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negarainfosanitasi
Peraturan Menteri ini mengatur pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara yang mencakup persyaratan, tahapan, pembiayaan, pelaksanaan, pendaftaran, dan pengawasan pembangunan. Tujuannya agar bangunan gedung negara memenuhi standar fungsionalitas, keselamatan, dan efisiensi sesuai peraturan.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) sebagai lembaga pemerintah non-kementerian yang bertugas merencanakan pembangunan nasional jangka panjang, menengah, dan tahunan. BAPPENAS dipimpin oleh Kepala BAPPENAS yang dijabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan terdiri atas sekretariat utama, 9 deputi bidang, serta inspektorat utama. Peratur
Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Dalam Negeri. Kementerian Dalam Negeri bertugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan dan terdiri atas Sekretariat Jenderal, 8 Direktorat Jenderal, dan 5 Staf Ahli Bidang. Peraturan ini juga mengatur tugas masing-masing unit organisasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pembangunan bangunan gedung negara, mencakup persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung negara, klasifikasi, standar luas dan lantai, pembiayaan, penyelenggaraan, tahapan pembangunan, serta pengelolaan dan pengawasan."
Dokumen tersebut mengatur tentang organisasi dan tata kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan undang-undang dan peraturan terkait. Terdiri dari 14 bab yang mengatur tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi beserta tugas dan fungsi masing-masing bagian di dalam Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...inideedee
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 139 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional membahas tentang perencanaan pembangunan nasional yang mencakup penyusunan rencana jangka panjang, menengah, dan tahunan serta proses penyusunan dan penetapannya. Undang-undang ini mengatur tentang asas dan tujuan perencanaan pembangunan nasional, ruang lingkup perencanaan, tahapan perencanaan, penyusunan dan penetapan ren
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang tata cara penyelenggaraan kajian lingkungan hidup strategis untuk memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan, rencana, dan program pemerintah. Kajian lingkungan hidup strategis wajib dilakukan untuk berbagai dokumen perencanaan dan kebijakan yang berpotensi memiliki dampak lingkungan, serta harus melibatkan partisipasi m
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
RPJP menggambarkan kondisi saat ini di Indonesia yang menunjukkan kemajuan di bidang sosial, ekonomi, teknologi, politik, dan lainnya. Namun, masih ada tantangan seperti pertumbuhan penduduk, kualitas SDM, kesehatan masyarakat, dan pendidikan yang perlu ditangani ke depan. Pembangunan budaya juga perlu ditingkatkan untuk melestarikan keragaman budaya Indonesia.
Rangkaian undang-undang ini membahas tentang pembentukan, pengaturan, dan penghapusan kementerian-kementerian negara di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan bahwa Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara dalam menjalankan pemerintahan. Kementerian-kementerian dibentuk untuk menangani urusan-urusan tertentu sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Dokumen ini juga mengatur proses dan pertimbangan dalam memb
Pengelolaan persuratan dan kearsipan biro adpim 111218PipitSuwandari
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan persuratan dan kearsipan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Terdapat penjelasan mengenai dasar hukum, tugas dan fungsi Biro Umum dan bagian-bagiannya dalam pengelolaan persuratan dan kearsipan, serta prosedur penanganan surat masuk dan keluar secara sistematis berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dokumen tersebut merupakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang mengatur tentang penyusunan dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) guna mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan secara optimal. Dokumen RTBL memuat program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002inideedee
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah menetapkan pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat (Rs Sehat) untuk meningkatkan penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pedoman ini memperhatikan potensi bahan bangunan dan budaya lokal di setiap daerah untuk menurunkan biaya pembangunan rumah.
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014Joy Irman
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum 2010-2014 memberikan gambaran umum tentang visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kementerian Pekerjaan Umum untuk lima tahun ke depan dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur dan permukiman di Indonesia. Dokumen ini juga menjabarkan tantangan dan isu-isu strategis yang dihadapi, arahan kebijakan, serta strategi yang akan ditempuh untuk mewujudkan tujuan pembang
Pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negarainfosanitasi
Peraturan Menteri ini mengatur pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara yang mencakup persyaratan, tahapan, pembiayaan, pelaksanaan, pendaftaran, dan pengawasan pembangunan. Tujuannya agar bangunan gedung negara memenuhi standar fungsionalitas, keselamatan, dan efisiensi sesuai peraturan.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) sebagai lembaga pemerintah non-kementerian yang bertugas merencanakan pembangunan nasional jangka panjang, menengah, dan tahunan. BAPPENAS dipimpin oleh Kepala BAPPENAS yang dijabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan terdiri atas sekretariat utama, 9 deputi bidang, serta inspektorat utama. Peratur
Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Dalam Negeri. Kementerian Dalam Negeri bertugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan dan terdiri atas Sekretariat Jenderal, 8 Direktorat Jenderal, dan 5 Staf Ahli Bidang. Peraturan ini juga mengatur tugas masing-masing unit organisasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pembangunan bangunan gedung negara, mencakup persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung negara, klasifikasi, standar luas dan lantai, pembiayaan, penyelenggaraan, tahapan pembangunan, serta pengelolaan dan pengawasan."
Peraturan Presiden ini mengatur tentang pembentukan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang bertugas dalam bidang pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi. Peraturan ini juga mengatur struktur organisasi dan tugas masing-masing unit organisasi di bawah Kementerian tersebut.
Peraturan Presiden ini membentuk Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk mengembangkan dan merumuskan kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah secara lebih efektif dan efisien serta mengatur struktur organisasi dan tugas LKPP.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang pembentukan Kementerian Riset dan Teknologi yang berada di bawah Presiden dan dipimpin oleh Menteri. Kementerian ini bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset dan ilmu pengetahuan serta teknologi. Organisasi Kementerian terdiri atas Sekretariat Kementerian, Staf Ahli Bidang Infrastruktur, dan Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produktivitas.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang kedudukan, tugas, dan fungsi Kementerian Negara serta susunan organisasi, tugas, dan fungsi Eselon I Kementerian Negara. Dokumen ini membahas 16 Kementerian Negara dan tugas masing-masing unit organisasi di tingkat Eselon I.
Peraturan Bupati Lampung Utara Nomor 30 Tahun 2017 mengatur tentang uraian tugas, fungsi, dan tata kerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Lampung Utara. Dokumen ini menjelaskan struktur organisasi dinas tersebut yang terdiri atas Kepala, Sekretariat, dua Bidang dan Kelompok Jabatan Fungsional serta tugas masing-masing bagian.
[Ringkasan]
Peraturan Pemerintah ini mengatur pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara. Isinya mencakup penyelenggaraan Pembinaan Kesadaran Bela Negara melalui pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan; pembinaan dan kerja sama dalam pengabdian sesuai profesi; pengelolaan Komponen Pendukung; pembentukan Komponen Cadangan; serta Mobilisasi dan Demobilis
Peraturan ini mengatur tentang uraian tugas, fungsi, dan tata kerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Lampung Utara. Dinas ini bertugas dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman, terdiri dari Kepala, Sekretariat, dua Bidang dan Kelompok Jabatan Fungsional. Sekretariat membawahi dua Sub Bagian yaitu Umum dan Kepegawaian, serta Program dan Anggaran.
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
1. SALINAN
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
PERATURAN PRBSIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 27 TAHUN 2O2O
TENTANG
KEMBNTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya Keputusan
Presiden Nomor 113/P Tahun 2OL9 tentang
Pembentukan Kementerian Negara dan Pengangkatan
Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun
2Ol9-2O24 dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal
11 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2OO8 tentang
Kementerian Negara, perlu menetapkan Peraturan
Presiden tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
Mengingat 1. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 17 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2OOg tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 49161;
3. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2Ol2 tentang
Wakil Menteri (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2Ol2 Nomor L29) scbagaimana telah diubah
dengan Peraturan Presiden Nomor 134 Tahun 2Ol4
tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 60
Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2Ol4 Nomor 272);
SK No 019940 A
4. Peraturan
2. Menetapkan
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
-2-
4. Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2Ol9 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kementerian Negara
Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2OI9-2O24
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol9
Nomor 2O2l;
5. Peraturan Presiden Nomor 68 tahun 2Ol9 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 2O3);
MEMUTUSKAN:
PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN
PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Presiden.
(2) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Ralryat dipimpin oleh Menteri.
Pasal 2
(1) Dalam memimpin Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Menteri dibantu oleh Wakil
Menteri sesuai dengan penunjukan Presiden.
(21 Wakil Menteri diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden.
(3) Wakil Menteri berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri.
(41 Wakil Menteri mempunyai tugas membantu Menteri
dalam memimpin pelaksanaan tugas Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
(5) Ruang...
SK No 019918 A
3. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
(5) Ruang lingkup bidang tugas Wakil Menteri
sebagaimana dimaksud pada ayat (41, meliputi:
a. membantu Menteri dalam perumusan dan/atau
pelaksanaan kebijakan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Ralryat; dan
b. membantu Menteri dalam mengoordinasikan
pencapaian kebijakan strategis lintas unit
organisasi dalam Jabatan Pimpinan Tinggi
Madya atau Eselon I di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
(6) Selain ruang lingkup tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) Wakil Menteri juga diberikan tugas:
a. membantu Menteri dalam mengoordinasikan
pengendalian pembangunan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan ralryat di
wilayah Papua dan Papua Barat;
b. pelaksanaan dukungan penanggulangan
bencana; dan
c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
Menteri.
Pasal 3
Menteri dan Wakil Menteri merupakan satu kesatuan unsur
pemimpin kementerian.
Pasal 4
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Ralryat
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang pekerjaan umum dan perumahan ralryat untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara.
Pasal 5
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Ralryat menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan .
SK No 019941 A
4. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pengelolaan sumber daya air, penyelenggaraan
jalan, penyelenggaraan sistem penyediaan air minum,
pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan drainase
lingkungan, dan pengelolaan persampahan, penataan
bangunan gedung, pengembangan kawasan permukiman,
pengembangan sarana prasarana strategis,
penyelenggaraan perumahan, pelaksanaan pembiayaan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan, serta
pembinaan jasa konstruksi;
b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Ralryat;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan urusan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Ralryat di daerah;
f. pelaksanaan penyusunan kebijakan teknis dan rencana
terpadu program pembangunan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan rakyat berdasarkan pendekatan
pengembangan wilayah;
g. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di
bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
h. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Ralryat; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden.
SK No 019920 A
BAB II .
5. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal 6
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
terdiri atas:
a. SekretariatJenderal;
b. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air;
c. Direktorat Jenderal Bina Marga;
d. Direktorat Jenderal Cipta Karya;
e. Direktorat Jenderal Perumahan;
f. Direktorat Jenderal Bina Konstruksi;
g. Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan
Umum dan Perumahan;
h. Inspektorat Jenderal;
i. Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah;
j. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia;
k. Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan;
1. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Investasi;
m. Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat;
n. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga; dan
o. Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan.
Bagian Kedua
Sekretariat Jenderal
Pasal 7
(1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri.
(2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.
SK No 019921 A
Pasal
6. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
Pasal 8
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
Pasal 9
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Ralryat;
b. koordinasi dan pen5rusunan rencana, program, dan
anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Ral<yat;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang
meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat,
arsip, dan dokumentasi Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat;
d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
e. koordinasi dan pen5rusunan peraturan perundang-
undangan, serta pelaksanaan advokasi hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan
negara dan pemantauan pengelolaan pengadaan
barangljasa; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Ketiga
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Pasal 10
(1) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(21 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dipimpin oleh
Direktur Jenderal.
SK No 019922 A
Pasal. . .
7. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7
Pasal 1 1
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mempunyai tugas
menyelenggarakan perlrmusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang pengelolaan sumber daya air sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 1, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya
air yang terpadu dan berkelanjutan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang konservasi sumber daya
air dan pendayagunaan sumber daya air termasuk air
tanah, serta pengendalian daya rusak air termasuk air
tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang pengelolaan sumber daya air sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pengelolaan sumber daya air sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan ;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
pengelolaan sumber daya air;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Keempat
Direktorat Jenderal Bina Marga
Pasal 13
(1) Direktorat Jenderal Bina Marga berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat...
SK No 019923 A
8. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
(2) Direktorat Jenderal Bina Marga dipimpin oleh Direktur
Jenderal.
Pasal 14
Direktorat Jenderal Bina Marga mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang penyelenggaraan jalan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 15
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14, Direktorat Jenderal Bina Marga menyelenggarakan
fungsi:
a. perlrmusan kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan
nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan konektivitas
yang menjadi prioritas nasional;
d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang penyelenggaraan jalan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan ;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penyelenggaraan jalan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan ;
f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
penyelenggaraan j alan ;
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina
Marga; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
SK No 019924 A
Bagian
9. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9-
Bagian Kelima
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Pasal 16
(1) Direktorat Jenderal Cipta Karya berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Cipta Karya dipimpin oleh Direktur
Jenderal.
Pasal 17
Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang penyelenggaraan sistem penyediaan air minum,
pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan drainase
lingkungan, dan pengelolaan persampahan, penataan
bangunan gedung, pengembangan kawasan permukiman,
dan pengembangan sarana prasarana strategis sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 18
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17, Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan sistem
penyediaan air minum, pengelolaan air limbah domestik,
pengelolaan drainase lingkungan, dan pengelolaan
persampahan, penataan bangunan gedung,
pengembangan kawasan permukiman, dan
pengembangan sarana prasarana strategis sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan sistem
penyediaan air minum, pengelolaan air limbah domestik,
pengelolaan drainase lingkungan, dan pengelolaan
persampahan, penataan bangunan gedung,
pengembangan kawasan permukiman, dan
pengembangan sarana prasarana strategis sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. penyusunan.
SK No 019925 A
10. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-10-
c. pen5rusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang penyelenggaraan sistem penyediaan air minum,
pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan drainase
Iingkungan, dan pengelolaan persampahan, penataan
bangunan gedung, pengembangan kawasan permukiman,
dan pengembangan sarana prasarana strategis sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penyelenggaraan sistem penyediaan air minum,
pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan drainase
lingkungan, dan pengelolaan persampahan, penataan
bangunan gedung, pengembangan kawasan permukiman,
dan pengembangan sarana prasarana strategis sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
penyelenggaraan sistem penyediaan air minum,
pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan drainase
lingkungan, dan pengelolaan persampahan, penataan
bangunan gedung, pengembangan kawasan permukiman,
dan pengembangan sarana prasarana strategis;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta
Karya; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Keenam
Direktorat Jenderal Perumahan
Pasal 19
(1) Direktorat Jenderal Perumahan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Perumahan dipimpin oleh Direktur
Jenderal.
Pasal 2O
Direktorat Jenderal Perumahan mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang penyelenggaraan perumahan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal. . .
SK No 019926 A
11. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11-
Pasal 2 1
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 20, Direktorat Jenderal Perumahan menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan
perumahan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi rumah umum,
rumah khusus, dan rumah swadaya bagi masyarakat
berpenghasilan rendah, serta pembinaan rumah
komersial sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
penyelenggaraan perumahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. pen)rusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang penyelenggaraan perumahan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penyelenggaraan perumahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan ;
f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
penyelenggaraan perumahan ;
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Perumahan; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Ketujuh
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Pasal 22
(1) Direktorat Jenderal Bina Konstruksi berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(21 Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dipimpin oleh
Direktur Jenderal.
Pasal. . .
SK No 019921 A
12. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-12-
Pasal 23
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang pembinaan bidang jasa konstruksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 24
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pembinaan jasa
konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan jasa
konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang pembinaan jasa konstruksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pembinaan jasa konstruksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan ;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
pembinaan jasa konstruksi;
f. pelaksanaan dan pelayanan pengadaan barang/jasa
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Ralryat;
g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Kedelapan
Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastrr.ktur
Pekerjaan Umum dan Perumahan
SK No 019928 A
Pasal
13. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-13-
Pasal 25
(1) Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan
Umum dan Perumahan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri.
(21 Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan
Umum dan Perumahan dipimpin oleh Direktur
Jenderal.
Pasal 26
Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur
Umum dan Perumahan mempunyai
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
di bidang pelaksanaan pembiayaan infrastruktur
umum dan perumahan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Pekerjaan
tugas
kebijakan
pekerjaan
peraturan
Pasal 27
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26, Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur
Pekerjaan Umum dan Perumahan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pelaksanaan pembiayaan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pelaksanaan
pembiayaan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
c. koordinasi dan sinkronisasi di bidang pelaksanaan
pembiayaan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan;
d. penetapan sumber pendanaan, dan skema pembiayaan di
bidang pelaksanaan pembiayaan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan;
SK No 019929 A
e pelaksanaan
14. PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
-L4-
e. pelaksanaan percepatan kerja sama pemerintah dan
badan usaha di bidang pembiayaan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan;
f. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang pelaksanaan pembiayaan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan;
g. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pelaksanaan pembiayaan infrastruktur pekerjaan umum
dan perumahan;
h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang pelaksanaan pembiayaan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan;
i. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan umum dan
Perumahan; dan
j pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Kesembilan
Inspektorat Jenderal
Pasal 28
(1) Inspektorat Jenderal berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri.
(2) Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal.
Pasal 29
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan
pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
Pasal 30
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. pen5rusunan kebijakan teknis pengawasan intern di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
b. pelaksanaan . .
SK No 027553 A
15. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 15-
b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas
penugasan Menteri;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Ralryat;
e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Kesepuluh
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Pasal 31
(1) Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah dipimpin
oleh Kepala Badan.
Pasal 32
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan
rencana terpadu program pembangunan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan ralryat berdasarkan
pendekatan pengembangan wilayah.
Pasal 33
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 32, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
menyelenggarakan fungsi :
a. pen5rusunan kebijakan teknis program keterpaduan
pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan rakyat berdasarkan pendekatan
pengembangan wilayah;
b. penyusunan rencana terpadu pembangunan
infrastruktur pekedaan umum dan perumahan ralryat
berdasarkan pendekatan pengembangan wilayah;
c. pelaksanaan .
SK No 019931 A
16. PR.ESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-16-
c. pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi program
keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan ralryat berdasarkan pendekatan
pengembangan wilayah;
d. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
rencana terpadu pembangunan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan rakyat berdasarkan pendekatan
pengembangan wilayah;
e. pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Kesebelas
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pasal 34
(1) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(21 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dipimpin
oleh Kepala Badan.
Pasal 35
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai
tugas melaksanakan pengembangan sumber daya manusia
bidang pekerjaan umum dan perumahan ralryat.
Pasal 36
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
menyelenggarakan fungsi:
a. pen5rusunan kebijakan teknis, rencana, dan program
pengembangan sumber daya manusia bidang pekerjaan
umum dan perumahan ralryat;
b. pelaksanaan penilaian dan rekomendasi pengembangan
kompetensi sumber daya manusia bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat;
c. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia
bidang pekerjaan umum dan perumahan ralryat;
d.pemantauan...
SK No 019932 A
17. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-17-
d. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
pengembangan sumber daya manusia di bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
e. pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Keduabelas
Staf Ahli
Pasal 37
Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri, dan secara administratif dikoordinasikan oleh
Sekretaris Jenderal.
Pasal 38
(1) Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan mempunyai
tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu
strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
keterpaduan pembangunan.
(2) Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Investasi mempunyai
tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu
strategis kepada Menteri terkait dengan bidang ekonomi
dan investasi.
(3) Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat
mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap
isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
sosial budaya dan peran masyarakat.
(4) Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga mempunyai
tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu
strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
hubungan antar lembaga.
(5) Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan
mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap
isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
teknologi industri dan lingkungan.
SK No 019933 A
Bagian
18. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 18-
Bagian Ketigabelas
Jabatan Fungsional
Pasal 39
Pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Ralryat
dapat ditetapkan jabatan fungsional sesuai dengan
kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III
UNIT PELAKSANA TEKNIS
Pasal 40
(1) Untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau
tugas teknis penunjang di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Ratryat dapat
dibentuk Unit Pelaksana Teknis.
(2) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala.
Pasal 41
Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal
40 ayat (1) ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat
persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang aparatur negara.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 42
Menteri dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus
menerapkan sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.
Pasal 43
(1) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Ralryat
harus men)rusun proses bisnis yang menggambarkan
tata hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit
organisasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.
(2) Proses...
SK No 027554 A
19. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-19-
(2) Proses bisnis antar unit organisasi di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri.
Pasal 44
Menteri menyampaikan laporan kepada Presiden mengenai
hasil pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan
umum dan perumahan ralryat secara berkala atau sewaktu-
waktu sesuai kebutuhan.
Pasal 45
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Ralryat
harus men)rusun analisis jabatan, peta jabatan,
analisis beban kerja, dan uraian tugas terhadap seluruh
jabatan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Pasal 46
Setiap unsur di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat dalam melaksanakan tugasnya
harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi baik dalam lingkungan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Ralryat maupun dalam hubungan
antar kementerian atau lembaga lain yang terkait.
Pasal 47
Semua unsur di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-
masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
SK No 019935 A
Pasal. .
20. - PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-20-
Pasal 48
(1) Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab
memimpin dan mengoordinasikan bawahan dan
memberikan pengarahan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas sesuai dengan uraian tugas yang
telah ditetapkan.
(2) Pengarahan dan petunjuk sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus diikuti dan dipatuhi oleh bawahan secara
bertanggung jawab serta dilaporkan secara berkala
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 49
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan organisasi
harus melakukan pembinaan pengawasan terhadap unit
organisasi di bawahnya.
BAB V
PENDANAAN
Pasal 50
Segala pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan
tugas dan fungsi Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Ralryat dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
BAB VI
KETENTUAN LAIN _ LAIN
Pasal 51
(1) Dengan mempertimbangkan beban kerja dan ruang
lingkup tugas, jumlah direktorat di lingkungan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Direktorat
Jenderal Bina Marga, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
dan Direktorat Jenderal Perumahan dikecualikan dari
batasan jumlah direktorat sebagaimana diatur dalam
Pasal 16 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun
2OI9 tentang Organisasi Kementerian Negara.
(2) Dengan .
SK No 027555 A
21. PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
-2t-
(21 Dengan mempertimbangkan beban kerja dan ruang
lingkup tugas, jumlah inspektorat di lingkungan
Inspektorat Jenderal dikecualikan dari batasan jumlah
inspektorat sebagaimana diatur dalam Pasal 20 ayat (1)
Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2Ol9 tentang
Organisasi Kementerian Negara.
(3) Jumlah direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air, Direktorat Jenderal Bina Marga, dan
Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat terdiri atas paling banyak
8 (delapan) direktorat.
(41 Jumlah direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal
Perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
terdiri atas paling banyak 6 (enam) direktorat.
(5) Jumlah inspektorat di lingkungan Inspektorat Jenderal
sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dapat terdiri atas
paling banyak 6 (enam) inspektorat.
Pasal 52
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan
organisasi, dan tata kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Ratryat ditetapkan oleh Menteri setelah
mendapat persetujuan dari menteri yang membidangi
urusan pemerintahan di bidang aparatur negara.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 53
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, ketentuan
pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015
tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Ralryat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 135 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diubah
dan/atau diganti dengan peraturan baru berdasarkan
Peraturan Presiden ini.
Pasal. . .
SK No 019937 A
22. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-22-
Pasal 54
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, seluruh
jabatan yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Ralqyat,
tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan
dibentuknya jabatan baru dan dilakukan pengangkatan
pejabat baru berdasarkan Peraturan Presiden ini.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 55
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, Peraturan
Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Ralryat sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2018
tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor
15 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2Ol8 Nomor 2491, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 56
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
SK No 019938 A
Agar
23. PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-23-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Presiden ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Februari2O2O
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 10 Februari 2O2O
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2O NOMOR 40
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ti Bidang Hukum dan
-undangan,
ttd
SK No 019643 A
na Djaman