Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membentuk Satuan Tugas Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Negara (Satgas IKN) untuk membantu merencanakan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara baru. Satgas IKN terdiri dari Penanggung Jawab, Tim Pengarah, Satgas Perencanaan, dan Satgas Pelaksanaan yang masing-masing memiliki tugas khusus dalam merencana dan melaksanak
Peraturan Presiden ini mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Dalam Negeri yang terdiri atas Sekretariat Jenderal, 8 Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan 5 Badan serta 5 Staf Ahli yang membantu Menteri dalam menyelenggarakan pemerintahan dalam negeri.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) sebagai lembaga pemerintah non-kementerian yang bertugas merencanakan pembangunan nasional jangka panjang, menengah, dan tahunan. BAPPENAS dipimpin oleh Kepala BAPPENAS yang dijabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan terdiri atas sekretariat utama, 9 deputi bidang, serta inspektorat utama. Peratur
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membentuk Satuan Tugas Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Negara (Satgas IKN) untuk membantu merencanakan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara baru. Satgas IKN terdiri dari Penanggung Jawab, Tim Pengarah, Satgas Perencanaan, dan Satgas Pelaksanaan yang masing-masing memiliki tugas khusus dalam merencana dan melaksanak
Peraturan Presiden ini mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Dalam Negeri yang terdiri atas Sekretariat Jenderal, 8 Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan 5 Badan serta 5 Staf Ahli yang membantu Menteri dalam menyelenggarakan pemerintahan dalam negeri.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) sebagai lembaga pemerintah non-kementerian yang bertugas merencanakan pembangunan nasional jangka panjang, menengah, dan tahunan. BAPPENAS dipimpin oleh Kepala BAPPENAS yang dijabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan terdiri atas sekretariat utama, 9 deputi bidang, serta inspektorat utama. Peratur
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...inideedee
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 139 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah
Proses integrasi perencanaan pembangunan di Kabupaten Gresik meliputi pembentukan tim, pengkajian keadaan, penyusunan rencana, dan penentuan prioritas. Tahapan tersebut dilakukan secara terpadu di tingkat desa hingga kecamatan untuk mencapai tujuan pembangunan yang sinergis.
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...inideedee
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 258 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah
Pengelolaan persuratan dan kearsipan biro adpim 111218PipitSuwandari
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan persuratan dan kearsipan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Terdapat penjelasan mengenai dasar hukum, tugas dan fungsi Biro Umum dan bagian-bagiannya dalam pengelolaan persuratan dan kearsipan, serta prosedur penanganan surat masuk dan keluar secara sistematis berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dokumen tersebut memberikan pedoman teknis pelaksanaan Musrenbang Desa/Kelurahan Tahun 2015 untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa Tahun 2016 dan penetapan prioritas program dan kegiatan pembangunan. Pedoman ini disusun sesuai peraturan perundang-undangan terkait perencanaan pembangunan desa dan kelurahan secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat.
RPJMDES merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah di tingkat desa untuk periode 6 tahun. Dokumen ini memuat visi, misi, dan program-program pembangunan di bidang pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat berdasarkan potensi dan masalah di desa. Penyusunan RPJMDES melibatkan berbagai unsur masyarakat melalui tim penyusun dan musyawarah des
a. Penyusunan RPJM Desa melibatkan partisipasi masyarakat melalui berbagai kegiatan konsultasi untuk menentukan prioritas pembangunan di tingkat desa.
b. Rancangan RPJM Desa mencakup visi, misi, dan program pembangunan di 4 bidang selama 6 tahun ke depan.
c. Musrenbang Desa merupakan forum untuk membahas dan menyetujui rancangan RPJM Desa.
PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK PEMETAAN
SUMBERDAYA DESA BERBASIS SPASIAL
Oleh Bito Wikantosa
Direktur Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
The document discusses several theories of intelligence:
- Charles Spearman's theory proposed a general intelligence factor (g) that underlies more specific abilities.
- Louis L. Thurstone argued intelligence comprises seven primary mental abilities that are independent.
- Howard Gardner's theory of multiple intelligences defined eight separate kinds of intelligence.
- Robert Sternberg proposed a triarchic theory consisting of three mental abilities.
- Emotional intelligence theory defines intelligence as the ability to understand and manage emotions.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas proses pendirian koperasi dan persyaratan administrasinya berdasarkan UU No. 25/1992 dan peraturan turunannya.
2. Prosesnya dimulai dari rapat pendirian yang dihadiri pejabat, pembuatan akta oleh notaris, pengajuan permohonan pengesahan beserta dokumen pendukungnya, dan pengesahan oleh pejabat berwenang.
3. Persyaratan administrasinya meliputi akta pendirian, berita ac
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...inideedee
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 139 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah
Proses integrasi perencanaan pembangunan di Kabupaten Gresik meliputi pembentukan tim, pengkajian keadaan, penyusunan rencana, dan penentuan prioritas. Tahapan tersebut dilakukan secara terpadu di tingkat desa hingga kecamatan untuk mencapai tujuan pembangunan yang sinergis.
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...inideedee
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 258 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah
Pengelolaan persuratan dan kearsipan biro adpim 111218PipitSuwandari
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan persuratan dan kearsipan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Terdapat penjelasan mengenai dasar hukum, tugas dan fungsi Biro Umum dan bagian-bagiannya dalam pengelolaan persuratan dan kearsipan, serta prosedur penanganan surat masuk dan keluar secara sistematis berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dokumen tersebut memberikan pedoman teknis pelaksanaan Musrenbang Desa/Kelurahan Tahun 2015 untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa Tahun 2016 dan penetapan prioritas program dan kegiatan pembangunan. Pedoman ini disusun sesuai peraturan perundang-undangan terkait perencanaan pembangunan desa dan kelurahan secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat.
RPJMDES merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah di tingkat desa untuk periode 6 tahun. Dokumen ini memuat visi, misi, dan program-program pembangunan di bidang pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat berdasarkan potensi dan masalah di desa. Penyusunan RPJMDES melibatkan berbagai unsur masyarakat melalui tim penyusun dan musyawarah des
a. Penyusunan RPJM Desa melibatkan partisipasi masyarakat melalui berbagai kegiatan konsultasi untuk menentukan prioritas pembangunan di tingkat desa.
b. Rancangan RPJM Desa mencakup visi, misi, dan program pembangunan di 4 bidang selama 6 tahun ke depan.
c. Musrenbang Desa merupakan forum untuk membahas dan menyetujui rancangan RPJM Desa.
PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK PEMETAAN
SUMBERDAYA DESA BERBASIS SPASIAL
Oleh Bito Wikantosa
Direktur Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
The document discusses several theories of intelligence:
- Charles Spearman's theory proposed a general intelligence factor (g) that underlies more specific abilities.
- Louis L. Thurstone argued intelligence comprises seven primary mental abilities that are independent.
- Howard Gardner's theory of multiple intelligences defined eight separate kinds of intelligence.
- Robert Sternberg proposed a triarchic theory consisting of three mental abilities.
- Emotional intelligence theory defines intelligence as the ability to understand and manage emotions.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas proses pendirian koperasi dan persyaratan administrasinya berdasarkan UU No. 25/1992 dan peraturan turunannya.
2. Prosesnya dimulai dari rapat pendirian yang dihadiri pejabat, pembuatan akta oleh notaris, pengajuan permohonan pengesahan beserta dokumen pendukungnya, dan pengesahan oleh pejabat berwenang.
3. Persyaratan administrasinya meliputi akta pendirian, berita ac
Moments That Matter - Fearhgal O'Connor, GoogleLEWIS Purestone
The Big Picture Event, Oxford Circus, London. 26th November 2015. B2B Industry Manager at Google provides a commentary to Google's Pan-European study into the changing behaviours and profiles of B2B buyers on their path to purchase.
This document provides instructions for a test containing 200 questions across four parts - General Intelligence & Reasoning, General Awareness, Quantitative Aptitude, and English Comprehension. It details rules for candidates such as duration of the test, marking scheme, and procedures for filling out answer sheets. The document also explains how to arrive at answers and handle the test booklet and answer sheet. Finally, it notes that mobile phones are banned in the examination hall.
This document discusses the potential for secondary agriculture in Odisha, India through value addition and modern technology. It uses rice bran oil production as a case study. Currently, only rice and straw are utilized from paddy farming, but other parts like bran could be used to extract high-value oils and products. Rice bran oil production is analyzed from different technological and market scenarios. Bottlenecks like access to technology and funds are identified. The document proposes a roadmap for data collection and analysis, cluster development, and policy reforms to ease bottlenecks and realize the potential of secondary agriculture in Odisha.
How well do you really know your customer? B2B Persona Definition. LEWIS Purestone
James Smee, Founding Partner of award winning B2B digital agency, Purestone, explores how persona's can form the bedrock to game changing marketing strategies.
This document discusses communicable diseases and how they spread. It defines a communicable disease as an illness that can be passed from one person, animal, or object to another. Communicable diseases are caused by pathogens like bacteria, viruses, fungi, and protozoa. Pathogens can be spread through direct or indirect contact with an infected person, or through contact with a vector like an insect. The body has natural defenses against pathogens like tears, skin, stomach acids, and saliva. The immune system is the main line of defense, and vaccinations can help prevent the spread of diseases. Some diseases like STDs and HIV/AIDS are discussed in more detail.
This document outlines the features and capabilities of various modules in an inventory management and project management software system. The modules manage raw materials and finished goods inventory, production processes, client and vendor relationships, supply chain management, project management, administration and user privileges, and reporting. The modules help track materials from purchase to consumption, manage finished good processes from purchase to delivery, capture production timelines and alerts, improve client coordination and quoting, better manage vendors and costs, oversee all aspects of projects and flag discrepancies, control user access and activity logs, and provide customizable reporting.
Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Dalam Negeri. Kementerian Dalam Negeri bertugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan dan terdiri atas Sekretariat Jenderal, 8 Direktorat Jenderal, dan 5 Staf Ahli Bidang.
Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 mengatur tentang organisasi dan tugas Kementerian Dalam Negeri. Kementerian Dalam Negeri bertugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan dan terdiri atas Sekretariat Jenderal, 8 Direktorat Jenderal, dan 5 Staf Ahli Bidang. Peraturan ini juga mengatur tugas masing-masing unit organisasi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
Peraturan Presiden ini membentuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang bertugas mengoordinasikan kebijakan terkait kemaritiman dan investasi antar kementerian/lembaga terkait. Kementerian ini terdiri atas sekretariat dan beberapa deputi bidang yang menangani koordinasi di bidang kedaulatan maritim, sumber daya alam dan jasa, serta infrastruktur.
Permendikbud no 11 tahun 2015 tentang OTK KemendikbudHadi Wuryanto
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2015
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
Peraturan Menteri ini mengatur tentang pelaksanaan Musyawarah Desa sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Musyawarah Desa dilaksanakan oleh Badan Permusyawaratan Desa dengan melibatkan Pemerintah Desa dan unsur masyarakat untuk membahas hal-hal strategis di Desa. Peraturan ini mengatur jenis, pelaku, tata cara pelaksanaan, serta tugas Pemerintah Desa dan
Materi paparan Dirjen Bina Pemdes KemendagriRooy John
Dokumen tersebut membahas arahan kebijakan Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri dalam rangka meningkatkan peran pemerintahan desa. Beberapa program yang dilaksanakan antara lain peningkatan kapasitas aparatur desa, pengelolaan keuangan desa, dan evaluasi perkembangan desa guna mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat dan peningkatan kesejahteraan. Direktorat tersebut membutuh
Peraturan Daerah ini mengatur tentang susunan organisasi dan tata kerja dinas-dinas di Kabupaten Pemalang. Dibentuk 11 dinas, masing-masing memiliki tugas pokok dan susunan organisasi yang terdiri atas kepala dinas, sekretariat, bidang-bidang, seksi-seksi, dan unit pelaksana teknis dinas.
Dokumen tersebut merangkum latar belakang, tugas, dan fungsi Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi dalam menangani program transmigrasi dan pembangunan kawasan transmigrasi untuk mendukung pembangunan nasional.
TUPOKSI KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA.pptxSaripudin19
Dokumen tersebut membahas tentang tugas pokok dan fungsi Kepala Desa dan Perangkat Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa. Kepala Desa bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat desa. Perangkat Desa membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugas tersebut di bidang umum, perencanaan, keuangan, pemer
Surat Keputusan Kepala Desa menetapkan pembentukan Kelompok Penggerak Pembangunan Desa untuk mengkoordinasikan pelaksanaan program Percepatan Pembangunan Sosial Ekonomi Daerah Tertinggal. Kelompok ini akan mengelola bantuan sosial, menyusun proposal, dan melaporkan kemajuan kegiatan kepada kepala desa. Surat keputusan ini juga menetapkan struktur organisasi dan anggota kelompok tersebut.
Dokumen ini menjelaskan tentang tugas dan fungsi tenaga pendamping profesional dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Desa. Terdapat enam jenis tenaga ahli yang akan meningkatkan kapasitas pendamping desa dalam hal pemberdayaan masyarakat, pembangunan partisipatif, pemberdayaan ekonomi, teknologi tepat guna, sarana prasarana, dan pelayanan dasar.
Dokumen ini menjelaskan tentang tugas dan fungsi tenaga pendamping profesional untuk membantu pelaksanaan pemerintahan desa sesuai UU Desa. Terdapat 6 jenis tenaga ahli yaitu: 1) Pemberdayaan Masyarakat, 2) Pembangunan Partisipatif, 3) Pemberdayaan Ekonomi, 4) Teknologi Tepat Guna, 5) Sarana Prasarana, 6) Pengembangan Pelayanan Dasar. Masing-masing ahli memiliki tugas khusus
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan XVI, LAN RI
Jakarta, 6 Juni 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
Keberadaan Nganjuk sebagai kabupaten yang memiliki resiko bencana berskala sedang menjadi fokus pembahasan dalam FGD Lingkungan yang di gelar di Dinas Lingkungan Hidup Kab. Nganjuk.
Dalam kegiatan FGD yang di hadiri seluruh Komunitas, Pemangku Kebijakan (Dinas Kehutanan Jawa Timur, FPRB Nganjuk, BPBD Nganjuk) tersebut menyoroti pentingnya kolaborasi antar pihak untuk melakukan aksi mitigasi pengurangan resiko bencana.
Dalam Paparan ini, Pelestari Kawasan Wilis memaparkan konsep mitigasi yang bertumpu pada perlindungan sumber mata Air. Hal ini selaras dengan aksi & kegiatan yang telah dilakukan sejak 2020, dimana Perkawis mengambil peran konservasi di sekitar lereng Wilis
1. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
TENTANG
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,
DAN TRANSMIGRASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Kementerian Kabinet Kerja periode tahun 2014-2019 dan
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, perlu
menetapkan Peraturan Presiden tentang Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 17 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 339);
4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
MEMUTUSKAN: ...
2. - 2 -
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Presiden.
(2) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi dipimpin oleh Menteri.
Pasal 2
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan
perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan
pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan …
3. - 3 -
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan,
pemberdayaan masyarakat desa, pengembangan daerah
tertentu, pembangunan daerah tertinggal, penyiapan,
pembangunan permukiman, dan pengembangan
kawasan transmigrasi;
b. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawabnya;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi;
e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan urusan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
f. pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pendidikan
dan pelatihan, serta pengelolaan informasi di bidang
pembangunan desa dan kawasan perdesaan,
pemberdayaan masyarakat desa, pengembangan daerah
tertentu, pembangunan daerah tertinggal, dan
transmigrasi; dan
g. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
BAB …
4. - 4 -
BAB II
ORGANISASI
Bagian Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal 4
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi terdiri atas:
a. Sekretariat Jenderal;
b. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa;
c. Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan;
d. Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu;
e. Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal;
f. Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi;
g. Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi;
h. Inspektorat Jenderal;
i. Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, dan Informasi;
j. Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan;
k. Staf Ahli Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal;
l. Staf Ahli Bidang Pengembangan Wilayah;
m. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga; dan
n. Staf Ahli Bidang Hukum.
Bagian ...
5. - 5 -
Bagian Kedua
Sekretariat Jenderal
Pasal 5
(1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri.
(2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.
Pasal 6
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
Pasal 7
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan
anggaran Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang
meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat,
arsip, dan dokumentasi Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
d. pembinaan ...
6. - 6 -
d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-
undangan serta pelaksanaan advokasi hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan
negara dan layanan pengadaan barang/jasa; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Ketiga
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pasal 8
(1) Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Pasal 9
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
pengelolaan pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha
ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya alam dan
teknologi tepat guna, pembangunan sarana prasarana desa,
dan pemberdayaan masyarakat desa sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9, Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan ...
7. - 7 -
a. perumusan kebijakan di bidang pembinaan pengelolaan
pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi
desa, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi
tepat guna, dan pembangunan sarana prasarana desa,
serta pemberdayaan masyarakat desa;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pengelolaan
pelayanan sosial dasar, pengembangan usaha ekonomi
desa, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi
tepat guna, dan pembangunan sarana prasarana desa,
serta pemberdayaan masyarakat desa;
c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di
bidang pembinaan pengelolaan pelayanan sosial dasar,
pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan
sumber daya alam dan teknologi tepat guna, dan
pembangunan sarana prasarana desa, serta
pemberdayaan masyarakat desa;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pembinaan pengelolaan pelayanan sosial dasar,
pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan
sumber daya alam dan teknologi tepat guna, dan
pembangunan sarana prasarana desa, serta
pemberdayaan masyarakat desa;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
pembinaan pengelolaan pelayanan sosial dasar,
pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan
sumber daya alam dan teknologi tepat guna, dan
pembangunan sarana prasarana desa, serta
pemberdayaan masyarakat desa;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian ...
8. - 8 -
Bagian Keempat
Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan
Pasal 11
(1) Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan
dipimpin oleh Direktur Jenderal
Pasal 12
Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan
kawasan perdesaan, pembangunan sarana/prasarana
kawasan perdesaan, dan pembangunan ekonomi kawasan
perdesaan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 13
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan
Perdesaan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang perencanaan
pembangunan kawasan perdesaan, pembangunan
sarana/prasarana kawasan perdesaan, dan
pembangunan ekonomi kawasan perdesaan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan
pembangunan kawasan perdesaan, pembangunan
sarana/prasarana kawasan perdesaan, dan
pembangunan ekonomi kawasan perdesaan;
c. penyusunan …
9. - 9 -
c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di
bidang perencanaan pembangunan kawasan perdesaan,
pembangunan sarana/prasarana kawasan perdesaan,
dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
perencanaan pembangunan kawasan perdesaan,
pembangunan sarana/prasarana kawasan perdesaan,
dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
perencanaan pembangunan kawasan perdesaan,
pembangunan sarana/prasarana kawasan perdesaan,
dan pembangunan ekonomi kawasan perdesaan;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Pembangunan Kawasan perdesaan; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Kelima
Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu
Pasal 14
(1) Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu
dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Pasal 15
Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan daerah
rawan pangan, daerah perbatasan, daerah rawan bencana
dan pasca konflik, serta daerah pulau kecil dan terluar
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal …
10. - 10 -
Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15, Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah
Tertentu menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pengembangan daerah
rawan pangan, daerah perbatasan, daerah rawan
bencana dan pasca konflik, serta daerah pulau kecil dan
terluar;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan daerah
rawan pangan, daerah perbatasan, daerah rawan
bencana dan pasca konflik, serta daerah pulau kecil dan
terluar;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pengembangan daerah rawan pangan, daerah
perbatasan, daerah rawan bencana dan pasca konflik,
serta daerah pulau kecil dan terluar;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
pengembangan daerah rawan pangan, daerah
perbatasan, daerah rawan bencana dan pasca konflik,
serta daerah pulau kecil dan terluar;
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Pengembangan Daerah Tertentu; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Keenam
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
Pasal 17
(1) Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Pasal …
11. - 11 -
Pasal 18
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang percepatan pembangunan
daerah tertinggal sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 19
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah
Tertinggal menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang penyusunan indikator
dan subindikator daerah tertinggal, identifikasi daerah
tertinggal, dan skema pendanaan percepatan
pembangunan daerah tertinggal;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan,
koordinasi penatalaksanaan, dan pengusulan alokasi
anggaran percepatan pembangunan daerah tertinggal;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
percepatan pembangunan daerah tertinggal;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
percepatan pembangunan daerah tertinggal;
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Pembangunan Daerah Tertinggal; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian …
12. - 12 -
Bagian Ketujuh
Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan
dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi
Pasal 20
(1) Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan
Pembangunan Permukiman Transmigrasi berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Pasal 21
Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan
Permukiman Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggara-
kan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penyiapan kawasan dan pembangunan permukiman
transmigrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 22
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21, Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan
Pembangunan Permukiman Transmigrasi menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pembinaan potensi
kawasan transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi,
pembangunan permukiman transmigrasi, dan penataan
persebaran penduduk;
b. pelaksanaan …
13. - 13 -
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan potensi
kawasan transmigrasi, perencanaan pembangunan dan
pengembangan kawasan transmigrasi, penyediaan tanah
transmigrasi, pembangunan permukiman transmigrasi,
dan penataan persebaran penduduk;
c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di
bidang pembinaan potensi kawasan transmigrasi,
perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan
transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi,
pembangunan permukiman transmigrasi, dan penataan
persebaran penduduk;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pembinaan potensi kawasan transmigrasi, perencanaan
pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi,
penyediaan tanah transmigrasi, pembangunan permukiman
transmigrasi, dan penataan persebaran penduduk;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan
potensi kawasan transmigrasi, perencanaan pembangunan
dan pengembangan kawasan transmigrasi, penyediaan
tanah transmigrasi, pembangunan permukiman
transmigrasi, dan penataan persebaran penduduk;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penyiapan
Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi;
dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian …
14. - 14 -
Bagian Kedelapan
Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Pasal 23
(1) Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan
Transmigrasi berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri.
(2) Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan
Transmigrasi dipimpin oleh Direktur Jenderal.
Pasal 24
Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan
transmigrasi.
Pasal 25
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24, Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan
Transmigrasi menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang promosi dan kerja sama
kelembagaan, pembangunan dan pengembangan
kawasan, pengembangan usaha, pengembangan sosial
budaya, dan pelayanan pertanahan transmigrasi;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang promosi dan kerja sama
kelembagaan, pembangunan dan pengembangan
kawasan, pengembangan usaha, pengembangan sosial
budaya, dan pelayanan pertanahan transmigrasi;
c. penyusunan ...
15. - 15 -
c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di
bidang promosi dan kerja sama kelembagaan,
pembangunan dan pengembangan kawasan,
pengembangan usaha, pengembangan sosial budaya, dan
pelayanan pertanahan transmigrasi;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
promosi dan kerja sama kelembagaan, pembangunan dan
pengembangan kawasan, pengembangan usaha,
pengembangan sosial budaya, dan pelayanan pertanahan
transmigrasi;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang promosi
dan kerja sama kelembagaan, pembangunan dan
pengembangan kawasan, pengembangan usaha,
pengembangan sosial budaya, dan pelayanan pertanahan
transmigrasi;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengembangan
Kawasan Transmigrasi; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Kesembilan
Inspektorat Jenderal
Pasal 26
(1) Inspektorat Jenderal berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri.
(2) Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal.
Pasal 27
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan
pengawasan intern di Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal …
16. - 16 -
Pasal 28
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi terhadap kinerja dan keuangan melalui
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas
penugasan Menteri;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi;
e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian Kesepuluh
Badan Penelitian dan Pengembangan,
Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi
Pasal 29
(1) Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, dan Informasi berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri.
(2) Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, dan Informasi dipimpin oleh Kepala Badan.
Pasal …
17. - 17 -
Pasal 30
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan, dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan
penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan,
serta pengelolaan data dan informasi di bidang desa,
pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi.
Pasal 31
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan
dan Pelatihan, dan Informasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran
penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan,
serta pengelolaan data dan informasi di bidang desa,
pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi;
b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pendidikan
dan pelatihan, serta pengelolaan data dan informasi di
bidang desa, pembangunan daerah tertinggal, dan
transmigrasi;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan,
serta pengelolaan data dan informasi di bidang desa,
pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi;
d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan
Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi;
dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagian …
18. - 18 -
Bagian Kesebelas
Staf Ahli
Pasal 32
Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri dan secara administratif dikoordinasikan oleh
Sekretaris Jenderal.
Pasal 33
(1) Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan
mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap
isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
pembangunan dan kemasyarakatan.
(2) Staf Ahli Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal
mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap
isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
pengembangan ekonomi lokal.
(3) Staf Ahli Bidang Pengembangan Wilayah mempunyai
tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu
strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
pengembangan wilayah.
(4) Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga mempunyai
tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu
strategis kepada Menteri terkait dengan bidang
hubungan antar lembaga.
(5) Staf Ahli Bidang Hukum mempunyai tugas memberikan
rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri
terkait dengan bidang hukum.
Bagian …
19. - 19 -
Bagian Keduabelas
Jabatan Fungsional
Pasal 34
Di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi dapat ditetapkan jabatan
fungsional sesuai dengan kebutuhan yang pelaksanaannya
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB III
UNIT PELAKSANA TEKNIS
Pasal 35
(1) Untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau
tugas teknis penunjang di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dapat
dibentuk Unit Pelaksana Teknis.
(2) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala.
Pasal 36
Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal
35 ayat (1) ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat
persetujuan dari menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang aparatur negara.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 37
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, kementerian harus
menyusun peta bisnis proses yang menggambarkan tata
hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi
di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
Pasal ...
20. - 20 -
Pasal 38
Menteri menyampaikan laporan kepada Presiden mengenai
hasil pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang desa,
pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi secara
berkala atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
Pasal 39
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi harus menyusun analisis jabatan, peta
jabatan, analisis beban kerja, dan uraian tugas terhadap
seluruh jabatan di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Pasal 40
Setiap unsur di lingkungan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam
melaksanakan tugasnya harus menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi maupun dalam hubungan antar
instansi pemerintah baik pusat maupun daerah.
Pasal 41
Setiap pimpinan unit organsiasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-
masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal ...
21. - 21 -
Pasal 42
Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab
memimpin dan mengoordinasikan bawahan masing-masing
dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahan.
Pasal 43
Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengawasi
pelaksanaan tugas bawahan masing-masing dan apabila
terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah
yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 44
Setiap pimpinan unit organisasi harus mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 45
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi
harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit
organisasi di bawahnya.
BAB ...
22. - 22 -
BAB V
PENDANAAN
Pasal 46
Segala pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas
dan fungsi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
BAB VI
KETENTUAN LAIN – LAIN
Pasal 47
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan
organisasi, dan tata kerja Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi ditetapkan oleh Menteri
setelah mendapat persetujuan dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur
negara.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 48
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, ketentuan
pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010
tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir …
23. - 23 -
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014
yang berkaitan dengan Kementerian Pembangungan Daerah
Tertinggal, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal
Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi dan
Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat
dan Kawasan Transmigrasi Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan belum diubah dan/atau diganti dengan
peraturan baru berdasarkan Peraturan Presiden ini.
Pasal 49
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, seluruh
jabatan yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan di
Kementerian Pembangungan Daerah Tertinggal, Direktorat
Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian
Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pembinaan Pembangunan
Kawasan Transmigrasi dan Direktorat Jenderal Pembinaan
Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tetap
melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan
dibentuknya jabatan baru dan diangkat pejabat baru
berdasarkan Peraturan Presiden ini.
BAB …
24. - 24 -
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 50
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku:
a. Ketentuan mengenai Kementerian Pembangungan Daerah
Tertinggal, Direktorat Jenderal Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri,
Direktorat Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan
Transmigrasi dan Direktorat Jenderal Pembinaan
Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135
Tahun 2014; dan
b. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja, sepanjang
mengatur mengenai Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 51
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar …
25. - 25 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Presiden ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Januari 2015
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 23 Januari 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 13
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KABINET RI
Deputi Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan,
ttd.
Bistok Simbolon