emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
RPJMD Pandeglang
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH (RPJMD) TAHUN
2011-2016
PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG
TAHUN 2011
Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 1
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
DAFTAR ISI
BUKU I RPJMD KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2011-2016
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................... i
Bab I PENDAHULUAN ........................................................................ I - 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ I - 1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan ..................................................... I - 2
1.3 Hubungan Antar Dokumen ...................................................... I - 4
1.4 Sistematika Penulisan .............................................................. I - 8
1.5 Maksud dan Tujuan ................................................................ I - 10
Bab II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ..................................... II - 1
2.1 Aspek Geografi dan Demografi ................................................ II - 1
2.1.1 Wilayah Admnistrasi .................................................... II - 1
2.1.2 Kondisi Geografis ......................................................... II - 3
2.1.3 Topografi ................................................................... II - 4
2.1.4 Jenis Tanah ................................................................. II - 4
2.1.5 Klimatologi ................................................................... II - 4
2.1.6 Hidrologi .................................................................... II - 5
2.1.7 Geologi ....................................................................... II - 6
2.1.8 Penggunaan Lahan ...................................................... II - 7
2.1.9 Kawasan Rawan Bencana Alam ..................................... II - 8
2.1.10 Demografi .................................................................. II - 9
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ............................................ II - 13
2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia ..................................... II - 13
2.2.2 Angka Kemiskinan ........................................................ II - 15
2.3 Aspek Pelayanan Umum ......................................................... II – 17
2.3.1 Layanan Urusan Wajib .................................................. II – 18
2.3.2 Layanan Urusan Pilihan ................................................ II – 30
2.4 Aspek Daya Saing Daerah ....................................................... II – 34
2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah ........................................ II - 34
2.4.2 Fasilitas Wilayah / Infrastruktur ................................... II - 42
2.4.3 Iklim Berinvestasi ........................................................ II - 59
2.4.4 Sumber Daya Manusia ................................................. II - 59
Bab III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH .................... III - 1
Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 2
3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Periode 2006-2010 ....................... III - 1
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah ......................................................................... III - 2
3.1.2 Neraca Daerah ............................................................. III - 3
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa lalu Periode
2006 -2010 ............................................................................. III - 14
3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran .................................... III - 14
3.3 Kerangka Pendanaan .............................................................. III - 16
3.3.1 Penghitungan Kerangka Pendanaan ............................... III - 16
Bab IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS ............................................... IV - 1
4.1 Permasalahan Pembangunan Daerah ...................................... IV - 1
4.2 Isu Strategis .......................................................................... IV - 5
4.2.1 Pertumbuhan Ekonomi Daerah .................................... IV - 5
4.2.2 Ketertinggalan, Kemiskinan, Ketahanan Pangan dan Tngkat
Pendidikan Masyarakat ................................................ IV - 10
4.2.3 Penataan Ruang, Pengelolaan Sumber Daya dan Pelestrarian
Lingkungan ................................................................ IV - 17
4.2.4 Tata Kelola Pemerintahan Daerah ................................. IV - 27
Bab V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ........................................ V - 1
5.1 Visi ......................................................................................... V - 1
5.2 Misi ......................................................................................... V - 2
5.3 Tujuan dan Sasaran................................................................. V - 3
5.3.1 Tujuan ....................................................................... V - 3
5.3.2 Sasaran ...................................................................... V - 4
Bab VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ......................................... VI – 1
Bab VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH .. VII – 1
Bab VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH ........................... VIII - 1
Bab IX PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN .................. IX - 1
7.1 Program Transisi ..................................................................... VII - 1
7.2 Kaidah Pelaksanaan ................................................................. VII - 2
BAB I
PENDAHULUAN
Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 3
4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
1.1 Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Pandeglang
Tahun 2011-2016 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan
komprehensif lima tahunan, yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), Rencana Kerja Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Selanjutnya, sebagai
dokumen perencanaan lima tahunan, RPJM Daerah ini juga merupakan bagian dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah yang berkedudukan sebagai dokumen
perencanaan induk dengan wawasan waktu 20 tahunan.
Acuan utama yang digunakan dalam menyusun RPJM Daerah ini adalah rumusan Visi,
Misi, dan Program Indikatif Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih, yang telah
disampaikan kepada masyarakat pemilih dalam Sidang Paripurna DPRD pada tahapan
kampanye pemilihan pasangan Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah secara langsung.
Disamping itu, penyusunan RPJM Daerah ini juga mengacu pada RPJP dan RPJM Nasional,
RPJP dan RPJM Provinsi serta berbagai kebijakan dan prioritas program Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Provinsi. Selain itu, RPJM Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016
ini telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Tujuan merujuk semua dokumen perencanaan
dimaksud adalah untuk menjamin terciptanya sinergi kebijakan dan sinkronisasi program
secara vertikal antar tingkat pemerintahan yang berbeda.
RPJM Daerah disusun berdasarkan statistik regional dan lokal, dengan memperhatikan
statistik dari berbagai fungsi pemerintahan yaitu bidang ekonomi, bidang sosial budaya,
bidang pemerintahan umum, bidang fisik prasarana dan keuangan daerah.
RPJM Daerah berfungsi sebagai dokumen publik yang merangkum daftar rencana
Program dan Kegiatan lima tahunan, maka proses penyusunan RPJM Daerah ini juga dilakukan
melalui forum musyawarah perencanaan partisipatif, dengan melibatkan unsur pelaku
pembangunan (stakeholder) di Kabupaten Pandeglang. Karena pertimbangan itu, walaupun
RPJM Daerah ini bermula dari rumusan Visi, Misi, dan Rencana Indikatif Program pasangan
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih, maka matriks rencana program dan kegiatan lima
tahunan yang diuraikan di dalam dokumen ini adalah hasil kesepakatan seluruh unsur
Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 4
5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
stakeholder, dengan tetap memperhatikan kebijakan dan program strategis Nasional dan
Provinsi.
1.2 Dasar Hukum Penyusunan
Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Pandeglang ini, peraturan-peraturan yang digunakan
sebagai landasan hukum (rujukan), antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4389);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggung
jawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
2004 nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 -2025
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4585);
Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 5
6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4738);
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4741);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ((Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
16. Peraturan Presiden Replubik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
19. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 2 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten
Tahun 2007 – 2012 (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2010 Nomor 2, Tambahan lembaran
Daerah Provinsi Banten Tahun 2010 Nomor 27);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2008 Nomor 10, Seri E.5);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Pandeglang (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2008 Nomor 1);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang (Lembaran Daerah Kabupaten
Pandeglang Tahun 2008 Nomor 6) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Pandeglang Nomor 4 Tahun 2010 (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2010 Nomor 4).
1.3 Hubungan Antar Dokumen
Amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan
Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 6
7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah
diwajibkan menyusun RPJP Daerah untuk jangka waktu 20 tahunan, RPJM Daerah untuk jangka
waktu 5 tahunan dan RKPD sebagai rencana tahunan. Hal ini berimplikasi kepada adanya
penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, baik dari aspek proses, mekanisme
maupun tahapan pelaksanaan musyawarah perencanaan di tingkat Pusat dan Daerah.
Sehubungan dengan itu dan dalam rangka memenuhi semua ketentuan normatif aturan
perundangan mengenai perencanaan nasional dan daerah, perlu disusun rangkaian dokumen
perencanaan pembangunan daerah sebagai berikut:
a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, berfungsi sebagai dokumen perencanaan
makro politis berwawasan dua puluh tahun dan memuat Visi, Misi dan Arah Pembangunan Jangka
Panjang yang akan digunakan sebagai pedoman penyusunan RPJM Daerah setiap lima tahun sekali;
b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah, berfungsi sebagai penjabaran dari
RPJP Daerah dan memuat Visi, Misi, Gambaran Umum Kondisi Masa Kini, Gambaran Umum
Kondisi yang diharapkan, Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal, Arah Kebijakan, Strategi
dan Indikasi Rencana Program Lima Tahunan secara lintas sumber pembiayaan baik
pembiayaan atas indikasi rencana program yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten Pandeglang;
c. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), berfungsi sebagai dokumen
perencanaan teknis operasional dan merupakan penjabaran teknis RPJM Daerah untuk setiap
unit kerja daerah, yang memuat Visi, Misi, Arah Kebijakan Teknis dan Indikasi Rencana Program
setiap Bidang Kewenangan dan atau Fungsi Pemerintahan untuk jangka waktu lima tahunan dan
disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah koordinasi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pandeglang;
d. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), merupakan dokumen
perencanaan tahunan setiap unit kerja daerah dan disusun sebagai penurunan Renstra SKPD
dan memuat rencana kegiatan pembangunan tahun berikutnya, yang dilengkapi dengan
formulir kerangka anggaran dan kerangka regulasi serta indikasi pembiayaan dua tahun ke
depan;
e. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), disusun sebagai dokumen perencanaan tahunan dan
merupakan kompilasi kritis atas Renja SKPD setiap tahun anggaran dan merupakan bahan
utama pelaksanaan Musrenbang yang dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat
Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 7
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Guna memudahkan pemahaman terhadap substansi dasar dari RPJM Daerah ini serta arah
kebijakan yang ditempuh dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi, maka disusun Pola Pikir dan
Proses Penyusunan RPJM Daerah sebagaimana Gambar 1.1, sedangkan untuk melihat keterkaitan
dokumen perencanaan nasional dan daerah dapat dilihat pada Gambar 1.2, adapun alur proses
penyusunan dan penetapan RPJM Daerah Kabupaten Pandeglang dapat dilihat pada Gambar 1.3.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 8
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Gambar 1.1
Pola Pikir dan Proses Penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Pandeglang
Tahun 2011-2016
Persiapan Awal
Kesepakatan Eksternal
Kesepakatan Internal
Komitmen KDh
Komitmen
Stakeholders
& Mandat
Analisis Kekuatan dan Isu Strategis
Kelemahan (SW)
VISI-MISI
Program Prioritas
Penentuan Stakeholdersi
Dukungan Perguruan Tinggii
Analisis Peluang dan
Ancaman (OT)
Strategic Plan
(RPJM-Daerah)
STRATEGI &
KEBIJAKAN UMUM
Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 9
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Rencana Tindak
Implementasi
(RKPD)
Action Plan
(Renja SKPD/RKPD)
Pelaksanaan Tahunan
RPJM Daerah
Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 10
11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Gambar 1.2
Keterkaitan Dokumen Perencanaan Nasional dan Daerah
Pedoman
Renstra
KL Renja - KL
Pedoman
Pedoman Dijabar
Diacu
RPJM RKP
Nasional
Diperhatikan
RPJM
Daerah
RPJP
Nasional
Diacu
RPJP
Daerah
Diserasikan melalui Musrenbang
RKP
Daerah
Pedoman
Renstra
SKPD
Diacu
Renja -
SKPD
RKA-KL
RAPBN
RAPBD
RKA -
SKPD
Rincian
APBN
APBN
APBD
Rincian
APBD
kan
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Dijabar
kan
Pedoman
UU No. 25/2004
Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Pemerintah
Pusat
Pemerintah
Daerah
UU No. 17/2003
Keuangan Negara
Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 11
12. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Pemerintah Kabupaten Pandeglang I - 12
13. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Gambar 1.3
Alur Proses Penyusunan dan Penetapan RPJMD
Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016
Visi, Misi, Program
KDh Terpilih
(1)
Bappeda menyusun
Rancangan Awal
RPJM Daerah
SKPD
Menyusun
Renstra SKPD
SKPD Menyususn
Rancangan Renstra SKPD
Program SKPD
Bappeda menyelenggarakan
Musrenbang Jangka Menengah
(5)
Penetapan RPJM Daerah
(7)
Digunakan sebagai
Pedoman Penyusunan
Rancangan RKPD
a) Visi,Misi KDh terpilih
b) Strategi Pembangunan Daerah
c) Kebijakan Umum
d) Kerangka Ekonomi Makro
e) Program SKPD
Bappeda menyusun
Rancangan Akhir RPJM Daerah
a) Visi, Misi KDh terpilih
b) Strategi Pembangunan Daerah
c) Kebijakan Umum
d) Kerangka Ekonomi Makro
e) Program SKPD
(2)
(3)
(4)
(6)
Digunakan sebagai Pedoman
Penyusunan Renstra SKPD dan
bahan Penjabaran RKPD
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 13
14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
1.4 Sistematika Penulisan
RPJM Daerah Kabupaten Pandeglang ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar
dokumen, sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan.
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Bab ini menguraikan mengenai aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan
masarakat, aspek pelayanan umum, serta aspek daya saing daerah.
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
Bab ini berisi tentang kinerja keuangan masa lalu periode 2006-2010, kebijakan
pengelolaan keuangan masa lalu periode 2006-2010, dan kerangka Pendanaan.
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Bab ini berisi permasalahan pembangunan daerah dan isu-isu strategis. Isu strategis
meliputi pertumbuhan ekonomi, ketertinggalan, kemiskinan, ketahanan pangan, tingkat
pendidikan masyarakat, penataan ruang, pengelolaan sumberdaya dan pelestarian
lingkungan, tata kelola pemerintahan daerah.
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Bab ini menguraikan mengenai visi, misi, tujuan dan sararan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016.
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Bab ini menguraikan mengenai strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran
serta arah kebijakan Rencana Pembangnan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Pandeglang tahun 2011-2016.
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Bab ini berisi uraian mengenai hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah
kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target capaian indikator
kinerja. Dan juga bab ini menyajikan tentang hubungan antara program pembangunan
daerah dengan indikator kinerja yang dipilih.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 14
15. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Bab ini berisi target indikator outcome untuk memberikan gambaran keberhasilan
pencapaian visi dan misi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016.
BAB IX PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Bab ini menguraikan masa transisi tahun pertama dan satu tahun setelah akhir periode
RPJMD ini, serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD Kepala daerah dan
wakil kepala daerah terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya. Bab ini juga
menguraikan kaidah pelaksanaan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD).
1.5 Maksud dan Tujuan
RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016 ini disusun dengan maksud dan tujuan sebagai
berikut :
1. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh Satuan Kerja pada lingkup Pemerintah Kabupaten
Pandeglang dalam menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD),
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) sekaligus merupakan acuan Pemerintah
Daerah dalam penentuan pilihan-pilihan program dan kegiatan tahunan secara lintas sumber
pembiayaan, baik APBN, APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten yang akan dibahas dalam
rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) secara berjenjang;
2. Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD);
3. Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum daerah sekarang dalam konstelasi regional dan
nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan Visi
dan Misi;
4. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan dengan cara
menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur;
5. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah Daerah untuk memahami, menilai arah
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 15
16. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
kebijakan, program dan kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahunan.
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1 Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1 Wilayah Administrasi
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 8 Kabupaten/Kota di Propinsi Banten yang
berada di ujung Barat Pulau Jawa. Secara geografis terletak antara 6º21’- 7º10’ Lintang Selatan dan
104º48’- 106º11’ Bujur Timur, memiliki luas wilayah 2.747 Km2 (274.689,91 ha), atau sebesar 29,98%
dari luas Provinsi Banten dengan panjang pantai mencapai 307 km. Secara administratif dibagi menjadi
335 Desa/Kelurahan dan 35 Kecamatan, dengan batas-batas administrasi:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang;
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda;
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia;
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lebak.
Wilayah administrasi Kabupaten Pandeglang terbagi ke dalam 35 kecamatan, 335
Desa/Kelurahan. Secara rinci luas wilayah setiap kecamatan di Kabupaten Pandeglang tersaji pada Tabel
2.1
Tabel 2.1
Luas Wilayah Admnistrasi Kecamatan se-Kabupaten Pandeglang
NO. KECAMATAN IBU KOTA
LUAS
WILAYAH PERSENTASE
JARAK DARI
KEC.KE IBUKOTA
(KM2) LUAS (%) KAB. (KM)
1 Sumur Sumberjaya 258,54 9,41 106,00
2 Cimanggu Waringinkurung 259,73 9,46 100,00
3 Cibaliung Sukajadi 221,88 8,08 86,50
4 Cibitung Cikadu 180,72 6,58 96,50
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 16
17. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
5 Cikeusik Cikeusik 322,76 11,75 72,00
6 Cigeulis Cigeulis 176,21 6,41 68,00
7 Panimbang Panimbangjaya 132,84 4,84 54,00
8 Sobang Sobang 138,88 5,06 53,00
9 Munjul Pasanggrahan 75,25 2,74 54,00
10 Angsana Angsana 64,84 2,36 61,00
Tabel 2.1
Luas Wilayah Admnistrasi Kecamatan se-Kabupaten Pandeglang (Lanjutan..)
NO. KECAMATAN IBU KOTA
LUAS
WILAYAH PERSENTASE
JARAK DARI
KEC.KE IBUKOTA
(KM2) LUAS (%) KAB. (KM)
11 Sindangresmi Sindangresmi 65,20 2,37 54,00
12 Picung Kadupandak 56,74 2,07 36,00
13 Bojong Citumenggung 50,72 1,85 30,00
14 Saketi Kadudampit 54,13 1,97 19,00
15 Cisata Pasireurih 32,65 1,19 27,00
16 Pagelaran Pagelaran 42,72 1,56 39,50
17 Patia Patia 45,48 1,66 45,00
18 Sukaresmi Sukaresmi 57,30 2,09 45,00
19 Labuan Kalanganyar 15,66 0,57 41,00
20 Carita Sukarame 41,87 1,52 51,00
21 Jiput Sukacai 53,04 1,93 27,50
22 Cikedal Dahu 26,00 0,95 35,00
23 Menes Purwaraja 22,41 0,82 29,00
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 17
18. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
24 Pulosari Koranji 31,33 1,14 27,00
25 Mandalawangi Mandalawangi 80,19 2,92 15,50
26 Cimanuk Batubantar 23,64 0,86 10,00
27 Cipeucang Kadugadung 21,16 0,77 15,00
28 Banjar Banjar 30,50 1,11 7,50
29 Kaduhejo Sukasari 33,57 1,22 7,00
30 Mekarjaya Mekarjaya 31,34 1,14 7,00
31 Pandeglang Pandeglang 16,85 0,61 1,00
32 Majasari Saruni 19,57 0,71 2,00
33 Cadasari Cadasari 26,20 0,95 7,00
34 Karangtanjung Pagadungan 19,07 0,69 4,00
35 Koroncong
17,86 0,65 10,00
Jumlah 2.746,85 100,00 -
Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang
2.1.2 Kondisi Geografis
Secara geologi, wilayah Kabupaten Pandeglang termasuk kedalam zona Bogor yang merupakan
jalur perbukitan. Sedangkan jika dilihat dari topografi daerah Kabupaten Pandeglang memiliki variasi
ketinggian antara 0 - 1.778 m di atas permukaan laut (dpl). Sebagian besar topografi daerah Kabupaten
Pandeglang adalah dataran rendah yang berada di daerah Tengah dan Selatan yang memiliki luas
85,07% dari luas keseluruhan Kabupaten Pandeglang. Kedua daerah ini ditandai dengan karakteristik
utamanya adalah ketinggian gunung-gunungnya yang relatif rendah, seperti Gunung Payung (480 m),
Gunung Honje (620 m), Gunung Tilu (562 m) dan Gunung Raksa (320 m). Daerah Utara memiliki luas
14,93 % dari luas Kabupaten Pandeglang yang merupakan dataran tinggi, yang ditandai dengan
karekteristik utamanya adalah ketinggian gunung yang relatif tinggi, seperti Gunung Karang (1.778 m),
Gunung Pulosari (1.346 m) dan Gunung Aseupan (1.174 m).
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 18
19. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Kabupaten Pandeglang memiliki beberapa jenis bebatuan, diantaranya :
1. Alluvium, terdapat di daerah gunung dan pinggiran pantai;
2. Undiefierentiated (bahan erupsi gunung berapi), terdapat di daerah bagian utara tepatnya di daerah
Kecamatan Labuan, Jiput, Mandalawangi, Cimanuk, Menes, Banjar, Pandeglang dan Cadasari;
3. Diocena, terdapat di daerah bagian Barat, tepatnya di kecamatan Cimanggu dan Cigeulis;
4. Piocena Sedimen, di bagian Selatan di daerah kecamatan Bojong, Munjul, Cikeusik, Cigeulis,
Cibaliung dan Cimanggu;
5. Miocene Limestone, disekitar Kecamatan Cimanggu bagian utara;
6. Mineral Deposit, yang terbagi atas beberapa mineral, yaitu :
a. Belerang dan sumber air panas di Kecamatan Banjar ;
b. Kapur/karang darat dan laut di Kecamatan Labuan, Cigeulis, Cimanggu, Cibaliung, Cikeusik dan
Cadasari. Serat batu (gift) terdapat di Kecamatan Cigeulis.
2.1.3 Topografi
Kabupaten Pandeglang memiliki variasi ketinggian antara 0 - 1.778 m di atas permukaan laut
(dpl). Sebagian besar topografi daerah Kabupaten Pandeglang adalah dataran rendah yang berada di
daerah Tengah dan Selatan yang memiliki luas 85,07% dari luas keseluruhan Kabupaten Pandeglang.
Kedua daerah ini ditandai dengan karakteristik utamanya adalah ketinggian gunung-gunungnya yang
relatif rendah, seperti Gunung Payung (480 m), Gunung Honje (620 m), Gunung Tilu (562 m) dan Gunung
Raksa (320 m). Daerah Utara memiliki luas 14,93 % dari luas Kabupaten Pandeglang yang merupakan
dataran tinggi, yang ditandai dengan karekteristik utamanya adalah ketinggian gunung yang relatif
tinggi, seperti Gunung Karang (1.778 m), Gunung Pulosari (1.346 m) dan Gunung Aseupan (1.174 m).
2.1.4 Jenis Tanah
Jenis tanah yang ada di Kabupaten Pandeglang dapat dikelompokan dalam beberapa jenis dengan
tingkat kesuburan dari rendah sampai dengan sedang. Diantara jenis tanah tersebut adalah :
1. Alluvial, terdapat di Kecamatan Panimbang, Sumur, Cikeusik, Pagelaran, Picung, Labuan dan
Munjul;
2. Grumosol, yang tersebar di Kecamatan Sumur dan Cimanggu;
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 19
20. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
3. Regosol, terdapat di Kecamatan Sumur, Labuan, Pagelaran, Cikeusik dan Cimanggu;
4. Latosol, terdapat di sekitar Gunung Karang, Kecamatan Pandeglang, Saketi, Cadasari, Banjar,
Cimanuk, Mandalawangi, Bojong, Menes, Jiput, Labuan dan Sumur;
5. Podsolik, terdapat di Kecamatan Labuan, Menes, Saketi, Bojong, Munjul, Cikeusik, Cibaliung,
Cimanggu, Cigeulis, Sumur, Panimbang dan Angsana.
2.1.5 Klimatologi
Berdasarkan studi, iklim di Kabupaten Pandeglang dipengaruhi oleh angin Monson
(Monson Trade) dan Gelombang La Nina (El Nino). Bila saat musim penghujan tiba (November
s.d Maret) cuaca didominasi oleh angin barat (dari samudra Hindia sebelah Selatan India) yang
bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan. Sedangkan Musim
kemarau (Juni s.d Agustus cuaca didominasi oleh angin timur yang menyebabkan Kabupaten
Pandeglang mengalami kekeringan terutama di wilayah bagian utara terlebih lagi bila
berlangsung El Nino.
Suhu udara di Kabupaten Pandeglang berkisar antara 22,5 0C – 27,9 0C. Pada daerah pantai,
suhu udara bisa mencapai 22 0C – 32 0C, sedangkan di daerah pegunungan dengan ketinggian 400 –
1.350m suhu dapat mencapai hingga 18 0C – 29 0C. Kabupaten Pandeglang memiliki curah hujan antara
2.000 – 4.000 mm per tahun dengan rata-rata curah hujan 3.274 mm dan mempunyai 152 hari hujan per
tahun serta memiliki tekanan udara rata-rata 1.010 milibar.
2.1.6 Hidrologi
Kabupaten Pandeglang dialiri oleh 18 aliran sungai yang memiliki panjang total 835 km,
sungai-sungai tersebut dikelompokan ke dalam 2 (dua) Satuan Wilayah Sungai (SWS) yaitu
SWS Ciujung dan SWS Ciliman.
Kabupaten Pandeglang dialiri oleh 18 aliran sungai dengan panjang total 835 km. Sungai-sungai
tersebut dikelompokan ke dalam 2 (dua) Satuan Wilayah Sungai (SWS), yaitu SWS Ciujung dan SWS
Ciliman. Sementara itu Kabupaten Pandeglang terbagi menjadi 6 Daerah Aliran Sungai (DAS) terdiri dari
DAS tidak prioritas, prioritas 1, 2, 3 dan prioritas 4.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 20
21. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Tabel 2.2
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berada di Kabupaten Pandeglang Berdasarkan Prioritas Pengelolaan.
NO.
DAS/SUB DAS PRIORITAS DAS
1 DAS Cibaliung 2
2 DAS Cibungur 3
3 DAS Cidanau 0
4 DAS Ciliman 2
5 DAS Ciujung 1
6 DAS Ujung Kulon 0
Sumber : Departemen Kehutanan, Kebijakan Penyusunan Master Plan RHL, 2003
Keterangan : DAS Prioritas (Berdasarkan SK Menhut Nomor 284/Kpts/II/1999, tanggal 7 Mei 1999).
Prioritas 1
Prioritas 2
Prioritas 3
:
:
:
Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi,
investasi dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut mempunyai
prioritas tertinggi untuk di Rehabilitasi;
Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi,
investasi dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut mempunyai
prioritas kedua untuk di Rehabilitasi;
Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi,
investasi dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut mempunyai
prioritas ketiga untuk di Rehabilitasi;
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 21
22. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Prioritas 4
:
Wilayah DAS yang berdasarkan lahan, hidrologi, sosial ekonomi,
investasi dan kebijakan pembangunan wilayah tersebut tidak perlu
diberikan prioritas dalam penanganannya.
2.1.7 Geologi
Secara geologi wilayah Kab. Pandeglang termasuk ke dalam Zona Bogor yang mana
merupakan jalur perbukitan. Berdasarkan sudut geologinya Kabupaten Pandeglang memiliki
beberapa jenis bebatuan diantaranya;
1. Batu Alluvium terdapat di daerah gunung dan pinggiran pantai;
2. Batu bahan erupsi gunung merapi, terdapat di darah bagian utara Pandeglang tepatnya di
daerah Labuan, Jiput, Mandalangi, Cimanuk, Menes, Banjar, Cadasari dan Pandeglang;
3. Batu Diocena, terdapat di darah bagian barat Pandeglang tepatnya di Kecamatan Cimanggu
dan Cigeulis;
4. Batu Piocenna Sedimen, dibagian selatan tepatnya berada di Kec. Bojong, Kec. Munjul,
Cikeusik. Cibaliung dan Cimanggu;
5. Mineral Deposit, yang terbagi atas beberapa mineral, yaitu;
- Belerang dan sumber air panas di Kec. Banjar;
- Kapur/karang darat dan laut di Kec. Labuan, Cigeulis, Cimanggu, Cibaliung, Cikeusik,
dan Cadasari;
- Serat batu gift terdapat di Kecamatan Cigeulis.
2.1.8 Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Pandeglang didominasi oleh lahan kehutanan,
pesawahan dan perkebunan besar. Pada tahun 2006 luas kehutanan sebesar 98.322 hektar,
terdiri dari hutan rakyat dan hutan negara . Luas hutan rakyat sebesar 12.600 hektar (4,59%
dari luas lahan Kabupaten Pandeglang) dan luas hutan negara sebesar 85.732 hektar (31,21%
dari luas lahan Kabupaten Pandeglang). Pada tahun 2010, luas hutan rakyat berkurang
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 22
23. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
menjadi 4,34% dari luas lahan Kabupaten Pandeglang dan luas hutan negara berkurang
menjadi 30,95% dari luas Kabupaten Pandeglang.
Luas pesawahan pada tahun 2006 sebesar 52.596 hektar, terdiri dari pesawahan
irigasi dan non irigasi. Luas pesawahan irigasi sebesar 26.184 hektar (9,53% dari luas lahan
Kabupaten Pandeglang) dan luas pesawahan non irigasi sebesar 26.412 hektar (9,62% dari
luas lahan Kabupaten Pandeglang). Pada tahun 2010, luas pesawahan irigasi berkurang
menjadi 9,20% dari luas lahan Kabupaten Pandeglang dan luas pesawahan non irigasi
bertambah menjadi 11,77 % dari luas Kabupaten Pandeglang.
Sementara luas perkebunan besar pada tahun 2006 sebesar 15.219 hektar (5,54% dari
luas lahan Kabupaten Pandeglang). Sedangkan Pada tahun 2010, perkebunan berkurang
menjadi 5,46% dari luas lahan Kabupaten Pandeglang. Untuk lebih jelasnya gambaran
penggunaan lahan di Kabupaten Pandeglang dapat dilihat sebagaimana Tabel 2.3.
Tabel 2.4
Penggunaan Lahan
Jenis Lahan
Luas Lahan (Ha)
2006 2007 2008 2009 2010
Irigasi 26.184 24.046 25.234 25.234 25.273
Non Irigasi 26.412 28.550 28.717 28.717 32.327
Ladang/Huma 25.482 24.722 24.178 24.178 24.178
Tegal/Kebun 47.903 48.341 48.213 48.213 48.213
Kolam/Tabat/Empang 886 945 958 958 958
Tambak 539 539 539 539 539
Pengembalaan/Padang Rumput 3.438 3.438 3.443 3.443 3.443
Perkebunan Besar 15.219 15.157 15.005 15.005 15.005
Hutan Rakyat 12.600 12.574 11.925 11.925 11.925
Lain-lain 11.087 11.242 11.345 11.345 7.696
Bangunan dan Halaman 13.542 13.626 14.088 14.088 14.088
Sementara Tidak Diusahakan 5.594 5.591 6.011 6.011 6.011
Hutan Negara 85.732 85.847 84.962 84.962 84.962
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 23
24. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Rawa Tidak Ditanami 72 72 72 72 72
Jumlah 274.690 274.690 274.690 274.690 274.690
Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang
2.1.9 Kawasan Rawan Bencana Alam
Berdasarkan faktor penyebab terjadinya bencana dapat dibedakan dalam tiga kelompok,
yaitu bencana alam, bencana non-alam dan bencanan sosial. Bencana yang disebabkan oleh
faktor alam (Bencana Alam) antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan dan tanah longsor. Berdasarkan kondisi geografis, geologi, hidrologis
dan demografi bahwa wilayah Kabupaten Pandeglang memiliki kondisi yang memungkinkan
terjadinya bencana alam yang dapat berakibat timbulnya korban jiwa, timbulnya kerusakan
lingkungan dan dampak psikologis bagi Pemerintah Daerah Kab. Pandeglang yaitu dapat
menghambat estafet pembangunan yang akan dilaksanakan.
Secara geologis daerah Kab. Pandeglang merupakan salah satu wilayah di Banten yang rawan
terhadap bencana alam, potensi bencana alam yang berkaitan dengan bahaya geologi
dimaksud yaitu:
a. Bahaya bencana alam Gunung Merapi yang bisa meletus kapan saja dan mengancam
wilayah Kab. Pandeglang wilayah barat dan selatan;
b. Bahaya gerakan tanah/batuan dan erosi yang mana dapat berpotensi terjadi pada
lereng-lereng pegunungan Gunung Karang yang bisa mengancam diwilayah Kab.
Pandeglang;
c. Bahaya kekeringan, umumnya biasa terjadi wilayah Kec. Sumur yang berakibat lahan
petani sulit mendapatkan air;
d. Bahaya Tsunami juga mungkin saja bisa terjadi, dikhawatirkan Tsunami terjadi di
wilayah carita Labuan, dan wilayah Panimbang;
e. Bahaya banjir, umumnya terjadi pada saat musim hujan tiba dan klimaksnya biasanya
pada awal bulan desember dimana hujan biasanya terus menerus, terjadi di daerah
yang menjadi langganan banjir yaitu wilayah Jiput, Labuan, Cilemer, Patia.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 24
25. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
2.1.10 Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Pandeglang pada Tahun 2006 sebesar 1,12 juta jiwa
(penduduk laki-laki sebesar 0,57 juta jiwa dan perempuan sebesar 0,55 juta jiwa). Pada tahun
2010 jumlah penduduk Kabupaten Pandeglang sebesar 1,15 juta jiwa (penduduk laki-laki
sebesar 0,58 juta jiwa dan perempuan sebesar 0,56 juta jiwa) atau meningkat sebesar 2,23 %
dari Tahun 2006 dengan rata rata laju pertumbuhan pada tahun 2006 -2010 sebesar 0,55 %
per tahun. Gambaran lebih lanjut mengenai jumlah penduduk sebagaimana Tabel 2.5.
Tabel 2.5
Penduduk Kabupaten Pandeglang
Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
Rata-rata laju
Petumbuhan
2006-2010
Laki-Laki 577.244 578.375 584.503 588.126 589.056 0,51
Perempuan 547.253 552.139 561.564 560.938 560.554 0,60
Jumlah 1.124.497 1.130.514 1.146.067 1.149.064 1.149.610 0,55
Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Pandeglang berdasarkan hasil sensus penduduk
tahun 1961-1971 sebesar 2,71 persen, periode 1971-1980 sebesar 2,15 persen, periode 1980-1990
sebesar 2,14 persen, dan periode 1990-2000 sebesar 1,64 persen. Sedangkan laju pertumbuhan
penduduk dari tahun 2006 sampai dengan 2010 mencapai 0,55 persen.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 25
26. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Gambar 2.1
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pandeglang
Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang
Penyebaran penduduk pada tiap-tiap kecamatan cenderung tidak merata. Penduduk dengan
jumlah terpadat terdapat di Kecamatan Labuan yaitu mencapai pada tahun 2006 sebesar 3.297,00
jiwa/Km2 dan pada tahun 2010 sebesar 3.439,40 jiwa/Km2 . Sedangkan kecamatan dengan tingkat
kepadatan penduduk yang paling rendah adalah Kecamatan Sumur yaitu pada tahun 2006 sebesar 84,00
jiwa/Km2 dan pada tahun 2010 sebesar 88,01 jiwa/Km2. Gambaran lebih lanjut mengenai
penyebaran/kepadatan penduduk tiap-tipa kecamatan dapat dilihat sebagaimana Tabel 2.6.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 26
31. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia
Pada sub bab sosial lainnya membahas mengenai Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) dan Kemiskinan. IPM dipakai untuk mengukur tingkat pencapaian manusia yang
merupakan indeks gabungan dari komponen pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Nilai
IPM Kabupaten Pandeglang terus mengalami peningkatan selama kurun waktu Tahun
2005-2010. Pada tahun 2005 IPM Kabupaten Pandeglang adalah 66,80, angka ini
termasuk pada golongan IPM menengah atas yang memiliki nilai batas 65-80, sehingga
dibutuhkan beberapa peningkatan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi untuk
menuju IPM tinggi yang memiliki nilai batas 80-100. Pada tahun 2010, IPM Kabupaten
Pandeglang mencapai 68,29 atau mengalami kenaikan sebesar 2,33 persen dari IPM tahun
2005. Kenaikan ini terjadi akibat peningkatan komponen IPM pada tahun 2010 yaitu
Indeks Angka Harapan Hidup sebesar 2,87 persen dari 62,8 (pada tahun 2005), Indeks
pendidikan sebesar 0,90 persen dari 77,9 (pada tahun 2005) serta kenaikan indeks daya
beli sebesar 3,18 persen dari 59,7 (pada tahun 2005).
Jika dibandingkan dengan IPM Provinsi Banten, IPM Kabupaten Pandeglang pada
tahun 2010 lebih rendah sebesar 2,27, dan IPM Kabupaten Pandeglang mempunyai rata-rata
laju pertumbuhan lebih rendah sebesar 0,33 persen dibanding rata rata
pertumbuhan IPM Provinsi Banten. Gambaran Umum mengenai IPM dan Komponenya
dapat terlihat pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3 serta Tabel 2.7 berikut ini.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 31
32. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Gambar 2.2
IPM Kabupaten Pandeglang
Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
Gambar 2.3
Komponen IPM Kabupaten Pandeglang
Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 32
33. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Tabel 2.7
IPM Kabupaten Pandeglang beserta Komponennya
No Uraian
Laju Pertumbuhan Rata-rata
Pertumbuhan
Th 2005-2009
2005 2006 2007 2008 2009 2010 (%)
1 IPM Kabupaten Pandeglang 66,80 66,90 67,40 67,75 67,99 68,29 0,44
Indeks Angka Harapan Hidup 62,80 63,00 63,50 63,80 64,20 64,60 0,57
Indeks pendidikan 77,90 77,80 78,40 78,40 78,50 78,60 0,18
Indeks Tingkat Daya Beli 59,70 59,90 60,30 61,10 61,30 61,60 0,63
2 IPM Provinsi Banten 67,90 68,80 69,29 69,70 70,05 70,56 0,77
Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
Dari data tersebut terlihat bahwa pada tahun 2009 indeks angka harapan hidup
sebesar 64,20 dengan rata-rata pertumbuhan dari tahun 2005-2009 sebsar 0,55 persen
per tahun. Sementara dalam tahun yang sama indeks pendidikan sebesar 78,50 dengan
rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,19 persen per tahun, serta indeks tingkat daya beli
sebesar 60,70 dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,66 persen per tahun.
Berdasarkan trend dan laju pertumbuhan indeks angka harapan hidup, indeks pendidikan
dan indeks daya beli, maka pada tahun 2010 samapai dengan 2015, IPM Kabupaten
Pandeglang beserta komponennya dapat diperkirakan sebagaimana Tabel 2.8 berikut.
Tabel 2.8
Prakiraan/Proyeksi IPM Kabupaten Pandeglang beserta Komponennya
No Uraian
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 IPM Kabupaten Pandeglang 69,14 69,87 70,59 71,31 72,03 72,75
a. Indeks Angka Harapan Hidup 65,35 66,10 66,85 67,60 68,35 69,11
b. Indeks pendidikan 79,64 80,29 80,94 81,58 82,22 82,86
c. Indeks Tingkat Daya Beli 62,44 63,21 63,98 64,75 65,52 66,29
2 IPM Provinsi Banten 71,19 71,65 72,11 72,57 73,03 73,50
Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 33
34. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
2.2.2 Angka Kemiskinan
Perkembangan kesejahteraan masyarakat dapat tercermin juga dalam angka
kemiskinan yang merupakan salah satu persoalan serius dan tidak diharapkan oleh semua
orang. Ukuran kemiskinan dapat dilihat dari jumlah penduduk miskin atau prosentase
penduduk miskin/angka garis kemiskinan. Selama kurun waktu tahun 2005-2010
prosentase penduduk miskin di Kabupaten Pandeglang cenderung mengalami penurunan,
hal ini menunjukkan ada keberhasilan pemerintah dalam penanganan kemiskinan. Pada
tahun 2005 persentasi penduduk miskin sebesar 13,89 persen dan pada tahun 2010
menjadi 11,14 persen atau secara persentasi berkurang 2,75 persen. Untuk lebih jelasnya
gambaran umum mengenai angka kemiskinan di kabupaten pandeglang dapat terlihat
sebagaimana Gambar 2.4, Tabel 2.9 dan Tabel 2.10.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 34
35. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Gambar 2.4
Persentasi Penduduk Miskin
Kabupaten Pandeglang
Sumber : Hasil Analisis dan Susenas
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 35
36. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Tabel 2.9
Persentasi Penduduk Miskin
Kabupaten Pandeglang
No Uraian Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Jumlah Penduduk (Jiwa) 1.106.788 1.124.497 1.130.514 1.146.067 1.149.064 1.149.610
2 Jumlah Rumah Tangga (KK) 296.958 301.709 303.044 305.815 301.417 272.937
3 Angka Kemiskinan (%) 13,89 15,82 15,64 14,49 12,01 11,14
4 Garis Kemiskinan
(Rp/Kapita/Bulan)
135.943 144.543 151.763 162.059 190.256 202.483
Sumber : Hasil Analisis dan Susenas
Tabel 2.10
Laju Pertumbuhan Penduduk Miskin
Kabupaten Pandeglang
No Uraian
Laju Pertumbuhan Rata-rata
Pertumbuhan
Th 2006 2007 2008 2009 2010 2005-2009
1 Jumlah Penduduk (Jiwa) 1,60 0,54 1,38 0,26 0,55 0,76
2 Jumlah Rumah Tangga (KK) 1,6 0,44 0,91 -1,44 -9,45 -1,67
3 Jumlah Penduduk Miskin (%) 15,72 -0,61 -6,54 -16,48 -7,39 -3,63
Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
2.3 Aspek Pelayanan Umum
Kinerja pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan
gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu
terhadap kondisi pelayanan umum. Aspek pelayanan umum Pemerintah
Kabupaten Pandeglang dapat digambarkan dari layanan urusan wajib dan urusan
pilihan.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 36
37. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
2.3.1 Layanan Urusan Wajib
Layanan urusan wajib pemerintah Kabupaten Pandeglang tahun 2006-2010 terdiri dari
32 (tiga puluh dua) urusan, di antaranya yaitu :
a. Urusan Pendidikan
Urusan Pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan
tingkat kualitas sumber daya manusia. Pembangunan dan perkembangan Urusan
Pendidikan dapat dilihat dari beberapa indikator berikut :
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap
penduduk usia sekolah Angka. Partiipasi sekolah tingkat SD sederajat di Kabupaten
Pandeglang pada tahun 2005 sebesar 92,13 persen dan pada tahun 2010 sebesar
96,42 persen atau meningkat sebesar 4,29% dengan rata-rata laju pertumbuhan
sebesar 0,91 persen per tahun. Angka partisipasi sekolah tingkat SMP sederajat pada
tahun 2005 sebesar 61,89 persen dan pada tahun 2010 sebesar 70,54 persen atau
meningkat sebesar 8,65 persen. Semetara angka partisipasi sekolah tingkat SMA
sederajat pada tahun 2005 sebesar 26,85 persen dan pada tahun 2010 sebesar 31,34
persen atau meningkat sebesar 14,49 persen dengan rata-rata laju pertumbuhan
sebesar 9,01 persen per tahun.
Angka Melek Huruf
Angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa
membaca dan menulis. Angka melek huruf Partiipasi di Kabupaten Pandeglang pada
tahun 2005 sebesar 95,50 persen dan pada tahun 2010 menjadi 96,35 persen atau
meningkat sebesar 0,18 persen dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,85
persen per tahun.
Angka rata-rata lama sekolah
Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk
berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang
pernah dijalani. Angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Pandeglang pada tahun
2005 sebesar 6,40 tahun dan pada tahun 2010 menjadi 6,47 tahun atau meningkat
sebesar 0,07 persen dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,22 persen per
tahun.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 37
38. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Gambaran lebih lanjut mengenai indikator kinerja urusan pendidikan dapat terlihat pada
Tabel 2.11.
Tabel 2.11
Capaian Kinerja Urusan Pendidikan
NO Indikator 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Laju Pertumbuhan
rata-rata Tahun
2005-2010 (%)
1 Angka Partisipasi Sekolah (%)
a. SD Sederajat 92,13 96,80 98,00 97,95 98,36 96,42 0,91
b. SMP Sederajat 61,89 80,07 74,78 74,94 77,72 70,54 2,65
c. SMU Sederajat 26,85 36,34 33,74 32,28 37,49 41,34 9,01
2 Angka Partisipasi Murni
a. SD Sederajat 91,48 96,12 95,61 97,10 97,21 93,18 0,37
b. SMP Sederajat 42,51 55,00 58,55 46,08 48,49 53,51 4,71
c. SMU Sederajat 19,90 25,90 25,94 21,55 24,93 34,02 11,32
3 Angka Partisipasi Kasar (%)
a. SD Sederajat 103,75 109,01 112,54 114,71 114,96 109,37 1,06
b. SMP Sederajat 51,56 66,83 68,43 54,64 57,07 63,28 4,18
c. SMU Sederajat 22,20 28,89 28,80 29,86 33,04 53,27 19,13
4 Angka Melek Huruf (%) 95,50 95,50 95,61 96,50 96,30 96,35 0,18
5 Angka rata-rata lama sekolah (tahun) 6,40 6,80 6,50 6,40 6,44 6,47 0,22
6 (1) Meningkatnya angka partisipasi
pendidikan usia dini; (2) Tersedianya
sarana dan prasarana anak usia dini; (3)
Tersedianya kurikulum dan bahan ajar serta
perintisan model-model pembelajaran
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); (1)
Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK)
jenjang SD, SDLB, MI dan Paket A; (2)
Meningkatnya angka melanjutkan
SD/SDLB/MI dan Paket A ke jenjang SMP/
MTs/Paket B dan Paket A; (3) Meningkatnya
angka penyelesaian pendidikan dengan
menurunkan angka putus sekolah pada
jenjang SD/SDLB/MI; (4) Menurunnya rata-rata
lama penyelesaian pendidikan pada
jenjang SD/SDLB/MI dan Paket A; (5)
Meningkatnya angka partisipasi sekolah
(APS) penduduk usia 7-12 tahun (%)
- - - 81,50 84,00 90,00 -
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 38
39. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Tabel 2.11
Capaian Kinerja Urusan Pendidikan (Lanjutan…)
NO Indikator 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Laju Pertumbuhan
rata-rata Tahun
2005-2010 (%)
7 (1) Meningkatnya angka partisipasi kasar
(APK) jenjang pendidikan menengah
(SMA/MA/Paket C); (2) Meningkatnya angka
melanjutkan lulusan SMP/MTs/Paket B ke
jenjang Pendidikan menengah; (3)
Menurunnya rata-rata lama penyelesaian
pendidikan pada jenjang SMP/MTs/Paket B
(%)
0,00 0,00 70,00 72,00 80,00 95,00 -
8 Terstandarisasi, terakreditasi dan
tersertifikasinya lembaga kursus, kelompok
belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat,
serta pendidikan non- formal lainnya (%)
- - 75,00 77,00 80,00 95,00 -
9 Meningkatnya jumlah dan distribusi tenaga
kependidikan (%)
- - 75,00 77,00 80,00 95,00 -
10 Bertambahnya koleksi perpustakaan dan
taman bacaan dan Meningkatnya
kemampuan pengelola perpustakaan dan
taman bacaan (%)
- - 70,00 74,00 80,00 70,00 -
12 Terwujudnya sistem manajemen
pendidikan secara terpadu (%)
- - 75,00 77,00 82,00 95,00 -
Sumber : Bappeda, Evaluasi RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2010 dan Badan Pusat
Statistik Kabupaten Pandeglang.
b. Urusan Kesehatan
Capain kinerja Urusan Kesehatan dapat terlihat pada beberapa inikator berikut ini :
Angka kelangsungan hidup bayi adalah adalah probabilitas bayi hidup sampai
dengan usia 1 tahun, dalam kurun waktu setahun per 1.000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. Angka kelangsungan hidup bayi di Kabupaten Pandeglang
pada tahun 2005 sebesar 942 orang per 1000 Kelahiran Hidup dan pada tahun 2010
menjadi 948 orang per 1000 Kelahiran Hidup atau meningkat sebesar 0,01 persen
dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,13 persen per tahun.
Angka harapan hidup adalah adalah peluang lama hidup atau umur seseorang pada
waktu dilahirkan. Angka harapan hidup di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2005
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 39
40. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
sebesar 62,7 tahun dan pada tahun 2010 menjadi 63,77 tahun atau meningkat
sebesar 1,07 tahun dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 0,34 persen per
tahun.
Persentasi balita gizi buruk di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2006 sebesar 2,21
persen (2.208 balita dari 99.465 balita) dan pada tahun 2010 menjadi 1,62 persen.
Gambaran lebih lanjut mengenai capaian indikator kinerja Urusan Kesehatan dapat
terlihat pada Tabel 2.12.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 40
41. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Tabel 2.12
Capaian Kinerja Urusan Kesehatan
NO Indikator 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Laju Pertumbuhan
rata-rata Tahun
2005-2009 (%)
1 Angka Kelangsungan Hidup Bayi (1000KH) 942 943 944 945 947 948 0,13
2 Angka Harapan Hidup (tahun) 62,70 62,80 62,90 63,30 63,52 63,77 0,34
3 Angka Kesakitan (%) 16,61 12,16 22,50 19,28 22,74 48,06 23,68
4 Rata-rata lama sakit (hari) 7,56 4,95 6,98 6,87 6,86 5,02 -7,86
5 Persentasi Balita Gizi Buruk (%) - 2,21 2,14 1,91 1,77 1,62 -7,47
6 (1) Ketersediaan obat sesuai dengan
kebutuhan; (2) Obat generik berlogo dalam
persediaan obat (%)
- - 78,00 87,00 89,00 97,00 -
7 (1) Rumah yang dibina menjadi rumah
sehat; (2) Sarana air bersih yang memenuhi
syarat kesehatan (%).
- - 65,00 70,00 72,00 80,00 -
8 (1) Pembinaan dan pengawasan IRT-pangan
; (2) Pembinaan dan
pengawasan sarana pelayanan kesehatan
dasar swasta(%)
- - 48,00 50,00 65,00 87,00 -
9 Meningkatnya kesadaran dan pengetahuan
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
(%).
- - 35,00 38,00 45,00 61,00 -
10 (1) Persentase kematian Ibu dan bayi
menurun; (2) AKI : 300/100.000 KH; (3) AKB:
<50/1000 KH (%)
- - 35,00 40,00 60,00 87,00 -
11 Tersedianya sarana dan prasarana
kesehatan yang memadai (%)
- - 27,50 40,00 51,67 75,00 -
12 Tersedianya sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan yang memadai bagi
lansia (%)
- - 47,50 64,50 70,00 100,00 -
13 (1) Balita gizi buruk mendapat perawatan;
(2) Ratio dokter puskesmas per 100.000
penduduk; (3) Ratio dokter gigi puskesmas
per 100.000 penduduk; (4) Ratio apoteker
puskesmas per 100.000 penduduk; (5) Ratio
bidan puskesmas per 100.000 penduduk;
(6) Ratio perawat puskesmas per 100.000
penduduk; (7) Ratio ahli gizi puskesmas per
100.000 penduduk; (8) Ratio ahli sanitasi
puskesmas per 100.000 penduduk; (9) Ratio
ahli kesehatan masyarakat per 100.000
penduduk; (10) Fungsional penyuluh
puskesmas (%)
- - 75,75 69,17 72,33 99,00 -
Sumber : Bappeda, Evaluasi RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2010 dan Badan
Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang.
c. Urusan Pemuda dan Olah Raga
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Pemuda Dan Olah Raga terlihat
pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.13 berikut.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 41
42. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Tahun
Capaian Kinerja Urusan Pemuda dan Olah Raga
2007 2008 2009 2010
Tabel 2.13.
No Indikator Satuan
1 Meningkatnya kreatifitas, produktifitas, dan daya saing
pemuda
% 75 78 80 90
2 Berkembangnya karya, kreasi dan inovasi pemuda
dalam seni, budaya dan iptek.
% 45 48 65 94
3 Meningkatnya Jumlah sarana olahraga yang
mendukung budaya berolah raga;
% 75 78 84 90
4 Tumbuhnya bibit atlet berprestasi di kalangan pelajar
dan pemuda.
% 78 80 85 90
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.14 berikut.
Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Tahun
Sumber : Bappeda, Evaluasi RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2010
2007 2008 2009 2010
d. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
No Indikator
Tabel 2.14
1 Sehat kelembagaan dan Usaha Koperasi; % - 35 50 74
2 Terjalinnya kemitraan antar Koperasi, Koperasi
dengan Lembaga lainnya;
% 30 40 55 74
3 Terciptanya keterampilan kerja pengelola KUKM % 30 40 55 74
4 Terciptanya fasilitasi pembiayaan pemerintah,
lembaga perbankan dan keuangan lainnya
% - 35 46 74
5 Tersedianya data pelaporan keuangan ahir tahun % 20 30 45 74
Sumber : Bappeda, Evaluasi RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2010
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 42
43. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Penanaman Modal Daerah terlihat
pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.15 berikut.
Tahun
Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal Daerah
2007 2008 2009 2010
e. Urusan Penanaman Modal Daerah
No Indikator
Tabel 2.15
1 Meningkatnya promosi potensi daerah % 25 40 55 83
2 Tersedianya data dan informasi sarana dan
prasarana daerah
% - - 55 65
Sumber : Bappeda, Evaluasi RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2010
f. Urusan Ketenagakerjaan
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Ketenagakerjaan terlihat pada
beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.16 berikut.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 43
44. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Tahun
Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan
2007 2008 2009 2010
No Indikator
Tabel 2.16
1 Terlaksananya pelatihan dan produktivitas untuk
1.200 orang pencari kerja
% 30 50 70 86
2 (1) Tersedianya laporan informasi pasar kerja dan
bursa kerja sebanyak 60 laporan; (2) Terciptanya
usaha mandiri sebanyak 300 orang; (3)
Terselenggaranya pembinaan bagi LLS sebanyak
50 lembaga; (4) 'Terselenggaranya peningkatan
produktivitas sebanyak 100 orang; (5) Penempatan
tenaga kerja keluar dan dalam negeri sebanyak
1000 orang; (6) Perluasan tenaga kerja
penganggur dan setengah penganggur di
pedesaan sebanyak 2.500 orang
% 25 45 65 97,78
2 (1) Terwujudnya pembinaan hubungan industrial
dan 'syarat kerja kepada 250 orang dari unsur
tripartit; (2) Terlaksananya bimbingan pembuatan
perjanjian kerja peraturan perusahaan dan
perjanjian kerja bersama kepada 250 orang; (3)
Terwujudnya pengesahan dan pencatatan PP/PKB
sebanyak 100 buah; (4) Terwujudnya pembinaan
dan pembentukan lembaga kerja sama bipartit (LKS
bipartit) pada 80 perusahaan; (5) Terlaksananya
penyuluhan PPHI kepada 50 perusahaan; (6)
Terlaksananya penyelesaian perselisihan
hubungan industrial diluar pengadilan sebanyak 50
kasus '(7) Terwujudnya peningkatan penerapan
sistem K3 pada 30 perusahaan; (8) Terbentuknya
dewan pengupahan kabupaten; (9) Terlaksananya
sistem pengupahan pada 100 'perusahaan;
(10)Terwujudnya pengembangan koperasi pekerja
pada 80 perusahaan
% 30 50 72 87
Terselenggaranya pemeriksaan ketenagakerjaan
yang independen, adil dan tidak memihak pada
300 perusahaan
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 44
45. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Perhubungan terlihat pada
beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.17 berikut.
Tahun
Capaian Kinerja Urusan Perhubungan
2007 2008 2009 2010
g. Urusan Perhubungan
No Indikator
1 (1) Meningkatnya kualitas kondisi jalan; (2)
Tabel 2.17
Bertambahnya panjang jalan; (3) Tersedianya
Pelabuhan
% 20 45 75 90
2 Terpeliharanya prasarana dan fasilitas LLAJ yang
telah ada
% 23 43 59 70
3 Meningkatnya kinerja aparatur dinas perhubungan % - - 65 90
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.18 berikut.
Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Tahun
2007 2008 2009 2010
h. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
No Indikator
1 Terciptanya pemberdayaan masyarakat desa
dibidang pembangunan
Tabel 2.18
% 20 35 45 87
2 Meningkatnya tingkat partisipasi masyarakat dalam
membangun desa
% 70 80 85 87
3 Terciptanya lembaga ekonomi pedesaan yang
berkualitas
% 20 30 45 70
4 Terciptanya aparatur pemerintah desa yang
berkualitas
% 50 60 75 90
5 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam upaya
penanggulangan kemiskinan
% 20 35 45 70
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 45
46. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kebudayaan terlihat pada beberapa
indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.19 berikut.
Tahun
Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan
2007 2008 2009 2010
i. Urusan Kebudayaan
No Indikator
Tabel 2.19
1 Lestarinya nilai-nilai budaya dan kesenian daerah % 25 35 55 68
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Perencanaan Pembangunan terlihat
pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.20 berikut.
Tahun
Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan
2007 2008 2009 2010
j. Urusan Perencanaan Pembangunan
No Indikator
1 Tersusunnya Dokumen Perencanaan
Pembangunan Daerah yang ditunjang oleh data
base yang up to date
Tabel 2.20
% 40 60 70 90
2 Terciptanya kerjasama yang mendukung proses
pembangunan
% - 56 56 70
3 (1) Berkurangnya jumlah desa tertinggal; (2)
Berkembangnya desa potensial; (3) Terbentuknya
pusat-pusat perekonomian baru
% 42 60 70 80
4 Terciptanya lembaga perencana yang profesional
dan berkualitas
% - 50 68 90
5 (1) Tersedianya data dan dokumen perencanaan
pembangunan; (2) Tersusunnya program dan
kegiatan pembangunan berdasarkan skala
prioritas; (3) Terlaksananya monitoring dan
evaluasi program pembangunan secara berkala
% 53 65 69 90
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 46
47. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
2007 2008 2009 2010
1 Meningkatnya fasilitasi yang mendukung kegiatan
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 47
DPRD
% 50 70 70 85
2 Meningkatnya fasilitasi yang mendukung kegiatan
kedinasan kepala daerah/ wakil kepala daerah
% 50 56 75 90
3 Meningkatnya pendapatan daerah yang didukung
oleh pengelolaan keuangan daerah yang semakin
baik
% 60 61 63 88
4 Terciptanya desa mandiri dan terwujudnya
pelayanan yang cepat dan tepat
% - - 55 55
5 (1) Terlaksananya kegiatan penanganan kasus
atas pengaduan masyarakat; (2) Jumlah tindak
lanjut temuan; (3) Jumlah kasus dan pengaduan
dari masyarakat; (4) Kegiatan pembangunan;
(5) Pelatihan/bimbingan tekhnis/in house training
% 15 77 50 68
6 (1) Pegawai bawasda dapat mengikuti kegiatan
diklat/kursus/pelatihan; (2) Meningkatnya kualitas
aparatur/ pegawai Bawasda; (3) Terlaksananya
Bintek pengawasan terhadap kinerja aparatur
% 15 65 45 65
7 Penyusunan standar kebijakan sistem dan
prosedur pengawasan, terwujudnya pengawasan
sesuai dengan sistem dan prosedur yang lebih baik
% - 23 45 65
8 Meningkatnya kesadaran, kepatuhan hukum dan
partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
kepastian, ketentraman dan ketertiban hukum di
daerah
% 44 46 55 78
9 Berkurangnya jumlah desa tertinggal % 60 63 68 75
10 meningkatnya peran dan fungsi pemerintahan
desa, BPD dan lembaga-lembaga yang ada di
desa
% - 57 75 80
11 Terlaksananya pelayanan pemerintahan umum
yang baik
% 54 65 70 87
12 Terlaksananya administrasi pembangunan yang
efektif
% 55 80 85 87
No Indikator
Tahun
k. Urusan Pemerintahan Umum
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Pemerintahan Umum terlihat pada
beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.21 berikut.
Tabel 2.21
Capaian Kinerja Urusan Pemerintahan Umum
48. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Tahun
2007 2008 2009 2010
No Indikator
13 Terselenggaranya tugas pokok dan fungsi dengan
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 48
baik
% - - 60 75
14 Terlaksananya kegiatan syiar Islam % 60 70 75 84
15 Meningkatnya ekonomi lokal % 60 70 80 93
16 Terlaksananya kegiatan kepemudaan dan olah
raga
% 52 58 65 75
17 Terlaksananya kegiatan dengan efektif dan efisien % - 60 60 75
2007 2008 2009 2010
1 (1) Meningkatnya jumlah pegawai yang mengikuti
pendidikan kedinasan; (2) Terlaksananya standar
pendidikan kedinasan sesuai dengan standar
profesi; (3) Meningkatnya kompetensi pegawai
dalam melaksanakan tugas
% 15,00 22,5 32,5 75
2 terlaksananya pendidikan dan pelatihan bagi
aparatur pemerintah
% 28,00 35 50 75
No Indikator
Tahun
Tabel 2.21
Capaian Kinerja Urusan Pemerintahan Umum (Lanjutan…)
l. Urusan Kepegawaian
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kepegawaian terlihat pada
beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.22 berikut.
Tabel 2.22
Capaian Kinerja Urusan Kepegawaian
49. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Tahun
2007 2008 2009 2010
No Indikator
1 Terkelolanya arsip daerah secara profesional % - 25 60 80
2 Terpeliharanya keselamatan dan kelestarian
arsip/dokumen/tata naskah daerah
% - - 50 76
3 Terpeliharanya sarana/prasarana kearsipan % 27 35 50 75
4 Terlaksananya peningkatan kapasitas/kemampuan
pengelola kearsipan
% - 25 54 75
2007 2008 2009 2010
1 Tersebarnya informasi secara cepat, transparan
dan dapat dipertanggungjawabkan
% 25 30 40 65
2 Terlaksananya penggunaan tekhologi informasi % - - 50 71
3 Bertambahnya SDM yang mampu di bidang
komunikasi dan informasi
% - - 50 65
4 Meningkatnya sarana dan prasarana penyebaran
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 49
informasi
% 26 30 40 65
No Indikator
Tahun
m. Urusan Kearsipan
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kearsipan terlihat pada beberapa
indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.23 berikut.
Tabel 2.23
Capaian Kinerja Urusan Kearsipan
n. Urusan Komunikasi dan Informatika
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Komunikasi dan Informatika terlihat
pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.24 berikut.
Tabel 2.24
Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika
50. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2. 25 berikut.
Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Tahun
2007 2008 2009 2010
o. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
No Indikator
1 Terciptanya lingkungan yang tertib, aman
dan nyaman
Tabel 2.25
% 40 70 70 100
2 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
sistem keamanan lingkungan.
% 28 50 55 100
4 Terciptanya kerukunan beragama % 40 70 70 80
5 Menurunnya penyakit masyarakat % 40 75 75 85
6 Meningkatnya kesadaran berpolitik
% 40 70 70 80
masyarakat
7 Tertanggulanginya bencana secara cepat
dan tepat sasaran sesuai prosedur.
% 15 30 40 93
8 Tertanganinya secara cepat dan efektif
penanggulangan bahaya kebakaran
% 40 70 70 89
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 50
51. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
2007 2008 2009 2010
1 Meningkatnya mutu pelayanan KB % 40 50 60 98
2 Meningkatnya kesehatan reproduksi dan
menurunkan pertumbuhan penduduk
% 35 45 55 98
3 Meningkatnya ketahanan dan pemberdayaan
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 51
keluarga
% 75 75 75 78
4 Menurunnya jumlah fakir miskin, anak jalanan dan
penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya
% 75 75 75 78
No Indikator
Tahun
p. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.26
berikut.
Tabel 2.26
Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
52. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
2.3.2 Layanan Urusan Pilihan
Layanan urusan pilihan Pemerintah Kabupaten Pandeglang tahun 2006-2009
terdiri dari 8 (delapan) urusan, yaitu:
a. Pertanian
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pertanian terlihat pada beberapa
indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.27 berikut.
Tabel 2.27
Capaian Kinerja Urusan Pertanian
No Indikator Satuan Tahun
2007 2008 2009 2010
1 Meningkatnya kesejahteraan petani/peternak % 80 75 90 95
2 (a) Meningkatnya efisiensi dan aktifitas pemasaran
hasil pertanian, peternakan dan perkebunan baik di
pasar tradisional, regional dan bahkan luar negeri
dan tersedianya sarana promosi
(b) Berkembangnya jaringan pemasaran
(c) Berkembangnya komoditas unggulan daerah
berdasarkan potensi wilayah
3 (a) Meningkatnya kualitas dan kuantitas produk
perkebunan
(b) Meningkatnya usaha di bidang agribisnis
4 (a) Meningkatnya keamanan hasil ternak
(b) Menurunnya penularan penyakit hewan
5 (a) Meningkatnya keamanan pangan hewani
(b) Tersedianya pelayanan terhadap masyarakat
veteriner
6 Meningkatnya hasil produksi pertanian tanaman
pangan dan hortikultura
% - 75 90 95
% - 83 92
95
% 66 75 90
95
% - - 83
85
% 80 83 88 85
7 Meningkatnya produksi pertanian, peternakan dan
perkebunan unggulan
% 88 90 92 95
8 Tersedianya sarana pertanian, perkebunan dan
peternakan tepat guna dan memasyarakatnya
penerapan teknologi tepat guna
% - - 83 85
9 Meningkatnya kualitas penyuluhan pertanian,
peternakan dan perkebunan
% 86 88 91 95
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 52
53. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
b. Kehutanan
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kehutanan terlihat pada beberapa
indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.28 berikut.
No Indikator Satuan Tahun
2007 2008 2009 2010
1 Penurunan aktivitas pemanfaatan hutan secara
No Indikator Satuan Tahun
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 53
ilegal
% 85 87 87 100
2 Tertanganinya rehabilitasi lahan kritis serta sumber
mata air
% 78 87 87 100
3 Tersedianya hasil hutan dan kayu dan terciptanya
pengembangan hutan kemasyarakatan
% - 87 87 100
4 Tersusun dan tersosialisasikannya Perda
Pengelolaan Industri Hasil Hutan
% - 87 87 100
5 Terciptanya pendampingan kelompok usaha
perhutanan dan pendampingan SPKP
% - 87 87 90
2007 2008 2009 2010
1 Terlaksananya pembinaan dan pengawasan
terhadap pengusahaan bidang pertambangan, baik
itu pengusahaan di bidang pertambangan maupun
pengusahaan migas di Kabupaten Pandeglang
% 75 90 91 95
2 Terpenuhinya kebutuhan listrik bagi masyarakat
yang belum menikmati listrik dan meningkatnya
kualitas sistem ketenagalistrikan di Kabupaten
Pandeglang
% 75 90 91 95
3 Terukurnya posisi keberadaan dan volume bahan
tambang dan tersedianya database bidang
pertambangan dan energi di Kabupaten Pandeglang
% - 80 91 95
4 Terciptanya sistem pengelolaan air tanah yang
berwawasan lingkungan
% - 90 91 95
5 Tersedianya sarana dan prasarana untuk kegiatan
bidang pertambangan dalam pengelolaan bahan
galian seperti batu mulia, andesit, tanah liat dan
pasir
% - 90 91 93
Tabel 2.28
Capaian Kinerja Urusan Kehutanan
c. Energi dan Sumber Daya Mineral
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan energi dan sumber daya mineral
terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.29 berikut.
Tabel 2.29
Capaian Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
54. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
d. Pariwisata
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pariwisata terlihat pada beberapa
indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.30 berikut.
Tabel 2.30
Capaian Kinerja Urusan Pariwisata
No Indikator Satuan Tahun
2007 2008 2009 2010
1 Terlaksananya Sapta Pesona Wisata % 62 70 91 98
2 Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan % 50 57 87 98
3 Meningkatnya jumlah dan kualitas objek serta
atraksi wisata
% - 66 85 98
4 Meningkatnya promosi produk wisata daerah
melalui media massa dan teknologi yang
berbasiskan website
% 50 50 87 98
e. Kelautan dan Perikanan
f. Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan Kelautan dan Perikanan
terlihat pada beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.31 berikut.
Tabel 2.31
Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan
No Indikator Satuan Tahun
2007 2008 2009 2010
1 Jumlah pembinaan % 50 80 92 100
2 Jumlah sarana dan prasarana yang mendukung
pengelolaan dan pemanfaatan SD kelautan dan
perikanan
% - 91 93 100
3 Jumlah usaha agribisnis di sektor kelautan dan
perikanan
% - 83 93 95
4 Menurunnya kerusakan dan meningkatnya daya
dukung lingkungan
% - 83 93 93
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 54
55. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
g. Urusan Perdagangan
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan perdagangan terlihat pada beberapa
indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.32 berikut.
No Indikator Satuan Tahun
2007 2008 2009 2010
1 Terciptanya suasana aman dalam perekonomian
No Indikator Satuan Tahun
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 55
pasar
% 80 83 93 95
2 Terciptanya suasana pasar yang kondusif % 80 83 93 95
2007 2008 2009 2010
1 Meningkatnya industri kecil dan menengah % 90 91 93 99
2 Terciptanya sinkronisasi produksi industri hulu dan
hilir
% - 91 93 100
Tabel 2.32
Capaian Kinerja Urusan Perdagangan
h. Urusan Industri
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan industri terlihat pada beberapa
indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.33 berikut.
Tabel 2.33
Capaian Kinerja Urusan Perdagangan
i. Urusan Ketransmigrasian
Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan ketransmigrasian terlihat pada
beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.34 berikut.
56. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Tabel 2.34
Capaian Kinerja Urusan Ketransmigrasian
No Indikator Satuan Tahun
2007 2008 2009 2010
1 Terlaksananya kerjasama antar daerah melalui 6
MoU
2 Terlaksananya pengiriman transmigrasi keluar Jawa
sebanyak 150 KK
3 Terlaksananya pembinaan kepada transmigrasi
sebanyak 150 KK pada lokasi transmigrasi di luar
Jawa
% 75 90 92 98
Sumber : Bappeda, Evaluasi RPJMD Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2010
2.4. Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing daerah merupakan salah satu tujuan penyelenggaraan pemerintah
daerah yang didasarkan pada potensi, kekhasan dan keunggulan suatu daerah. Suatu
daya saing (competitiveness) merupakan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan
pembangunan ekonomi dalam mencapai tingkat kesejahteraan dan keberlanjutan.
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan aspek daya saing daerah dapat dilihat dari
beberapa aspek diantaranya kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah/infrastruktur,
iklim berinvestsai dan sumber daya manusia.
2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah
Kemampuan ekonomi daerah atau kapasitas ekonomi daerah harus memeiliki
daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang akan masuk dan telah berada pada
suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saiang daerah.
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan kemampuan ekonomi daerah di
antaranya dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan
Ekonomi (LPE), Tingkat Inflasi Sektoral.
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adhb
Perekonomian Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2010 dapat dilihat pada
perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Kabupaten Pandeglang
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 56
57. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
merupakan cerminan perolehan nilai tambah atas proses produksi atau jasa di wilayah
Kabupaten Pandeglang pada Tahun 2010. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Pandeglang atas dasar harga berlaku Tahun 2010 sebesar 8,424 triliun rupiah
(atau senilai 8.424.068 juta rupiah), nilai ini meningkat sebesar 72,36 persen dari PDRB
adhb pada Tahun 2005 yang nilainya 4,887 triliun rupiah. Sektor dominan yang memberi
andil dalam perkembangan nilai PDRB adhb Kabupaten Pandeglang Tahun 2010 berturut-turut
adalah Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan,Hotel dan Restoran, serta Sektor Jasa-jasa
(seperti terlihat pada Tabel 2.35 dan Gambar 2.5).
Tabel 2.35
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku & Kontribusi PDRB
Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2005 – 2010
LAPANGAN USAHA
PDRB ADHB
(Jutaan Rupiah)
Kontribusi (%) Rata-rata
Pertumbuha
Th 2005 2010 2005 2010 2005-2010 (%)
Pertanian 1.737.068 2.553.805 35,54 30,32 8,01
Pertambangan & Penggalian 5.374 6.240 0,11 0,07 3,03
Industri Pengolahan 556.527 881.858 11,39 10,47 9,64
Listrik, Gas dan Air Bersih 39.822 224.330 0,81 2,66 41,30
Bangunan 211.013 406.589 4,32 4,83 14,02
Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.118.747 1.978.450 22,89 23,49 12,08
Pengangkutan dan Komunikasi 307.591 665.576 6,29 7,90 16,69
Bank & Lembaga Keuangan lainnya 211.309 489.751 4,32 5,81 18,31
Jasa-jasa 699.955 1.217.469 14,32 14,45 11,71
KABUPATEN 4.887.405 8.424.068 100,00 100,00 11,50
BANTEN 84.622.288 148.976.220 5,78 5,65 11,98
Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 57
58. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Gambar 2.5
Grafik Kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005, 2010
Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
Dari Grafik di atas, tergambar bahwa perekonomian di wilayah Kabupaten
Pandeglang pada tahun 2010 didominasi oleh Sektor Pertanian dengan kontribusi
30,32 persen (atau menyumbang sebesar 2,55 triliun rupiah) yang berarti bahwa
sektor pertanian masih menjadi sektor andalan dalam menggerakan perekonomian di
wilayah Kabupaten Pandeglang. Sektor lainnya yang memberikan kontribusi menonjol
bagi perekonomian daerah adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar
23,49 persen serta Sektor Jasa-jasa sebesar 14,45 persen.
Sembilan kelompok sektor PDRB adhb menurut lapangan usaha seperti
tersebut di atas, menggambarkan struktur perekonomian di suatu wilayah. Struktur
perekonomian tersebut dikelompokan ke dalam tiga sektoral, yaitu Sektor Primer
(meliputi Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian), Sektor Sekunder (meliputi
Sektor Industri Pengolahan, Listrik Gas dan Air, serta Sektor Bangunan), dan Sektor
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 58
59. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Tersier (meliputi Sektor Perdagangan, hotel dan restoran, Sektor Angkutan dan
komunikasi, Sektor Keuangan, serta Sektor Jasa-jasa). Apabila dilihat ke dalam tiga
kelompok tersebut, terlihat bahwa Sektor Tersier memberikan andil terbesar dalam
struktur perekonomian Kabupaten Pandeglang dalam kurun waktu Tahun 2005-2010,
disusul oleh Sektor Primer dan Sektor Sekunder (Gambar 2.6).
Gambar 2.6
Grafik Perkembangan Kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Pandeglang Secara Sektoral, Tahun 2005-2010
Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
Sementara dalam periode tahun 2005-2010, jika dilihat berdasarkan rata-rata laju
pertumbuhan sektor PDRB adhb, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih mempunyai laju
pertumbuhan terbesar yaitu 41,30 persen per tahun, kemudian diikuti oleh Bank & Lembaga
Keuangan lainnya sebesar 18,31 persen per tahun, Pengangkutan dan Komunikasi 16,69
persen per tahun, Bangunan 14,02 persen per tahun, Perdagangan Hotel dan Restoran
sebesar 12,08 persen per tahun serta jasa-jasa sebesar Rp. 11,71 persen per tahun. Dengan
demikian laju pertumbuhan total PDRB adhb Kabupaten Pandeglang selama kurun waktu
2005-2010 sebesar 11,50 persen per tahun dengan nilai PDRB adhb tahun 2010 sebesar
Rp.8,42 Trilyun.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 59
60. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Adhk
Produk domestik Regional Bruto Kabupaten Pandeglang pada tahun 2005 sebesar Rp.
3,40 trilyun dan pada tahun 2010 meningkat sebesar Rp. 0,86 trilyun. Kontribusi PDRB adhk
terbesar disumbang oleh sektor pertanian yaitu sebesar 36,07 persen pada tahun 2005 dan
32,18 persen pada tahun 2010, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan hotel dan restoran,
jasa-jasa dan industri pengolahan. Gambaran PDRB adhk lebih lanjut sebagaimana Tabel 2.36
dan Gambar 2.7.
Tabel 2.36
PDRB adhk & Kontribusi PDRB adhk Tahun 2000
Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2005-2010
LAPANGAN USAHA
PDRB adhk
(Jutaan Rupiah) Kontribusi (%) Rata-rata
Pertumbuhan
Th 2005-2010
2005 2010 2005 2010 (%)
Pertanian 1.225.999 1.369.416 36,07 32,18 2,24
Pertambangan & Penggalian 3.835 3.272 0,11 0,08 (3,12)
Industri Pengolahan 398.818 473.164 11,73 11,12 3,48
Listrik, Gas dan Air Bersih 23.628 106.695 0,70 2,51 35,19
Bangunan 150.426 210.512 4,43 4,95 6,95
Perdagangan, Hotel dan Restoran 822.060 1.055.110 24,19 24,79 5,12
Pengangkutan dan Komunikasi 188.665 268.795 5,55 6,32 7,34
Bank & Lembaga Keuangan
lainnya 162.874 225.188 4,79 5,29 6,69
Jasa-jasa 422.284 543.452 12,43 12,77 5,17
KABUPATEN 3.398.590 4.255.603 100,00 100,00 4,60
BANTEN 58.106.948 76.307.360 5,85 5,58 5,56
Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 60
61. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Gambar 2.7
Grafik PDRB adhk & Kontribusi PDRB adhk Tahun 2000
Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2010
Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
Sementara dalam periode tahun 2005-2010, jika dilihat berdasarkan rata- rata laju
pertumbuhan PDRB adhk, Listrik, Gas dan Air Bersih mempunyai laju pertumbuhan
terbesar yaitu 35,19 persen per tahun, kemudian diikuti oleh Pengangkutan dan
Komunikasi 7,34 persen per tahun, Bangunan sebesar 6,95 persen per tahun, Bank &
Lembaga Keuangan lainnya 6,69 persen per tahun, serta Jasa-jasa sebesar 5,17 persen
per tahun. Laju pertumbuhan PDRB adhk Kabupaten Pandeglang selama kurun waktu
2005-2010 sebesar 4,60 persen per tahun dengan nilai PDRB adhk tahun 2010 sebesar
Rp.4,26 Trilyun.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 61
62. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
c. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Perkembangan nilai PDRB atas dasar harga konstan menunjukan Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di suatu wilayah. Rata-rata LPE Kabupaten Pandeglang pada
Tahun 2005-2010 sebesar 4,60 persen. Pada tahun 2005, LPE Kabupaten Pandeglang
mencapai 5,33 persen dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 6,77 persen. Untuk lebih
lengkapnya perkembangan LPE Kabupaten Pandeglang dapat dilihat pada Gambar 2.8
berikut ini.
Gambar 2.8
Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Provinsi Banten
dan Kabupaten Pandeglang
Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
Berdasarkan pengelompokan lapangan usaha, Sektor Sekunder (meliputi Sektor
Industri Pengolahan, Sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih, serta Sektor Bangunan)
mempunyai rata-rata laju pertumbuhan ekonomi tahun 2006-2010 paling besar yaitu
sebesar 6,65 persen per tahun dibandingkan dengan sektor tersier dan primer masing-masing
sebesar 5,57 persen per tahun dan 2,22 persen per tahun. Rata-rata laju
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 62
63. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
pertumbuhan sektor sekunder tersebut meliputi laju pertumbuhan Sektor Industri
Pengolahan sebesar 3,48 persen per tahun, Sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih sebesar
35,19 persen per tahun, serta Sektor Sektor Bangunan sebesar 6,95 persen per tahun.
Sementara Sektor Tersier yang meliputi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi, sektor Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, serta sektor
Jasa-jasa masing-masing dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 5,12 persen per
tahun, 7,34 persen per tahun, 6,69 persen per tahun, dan 5,17 persen per tahun.
Sedangkan Sektor Primer yang meliputi Pertanian, serta Pertambangan dan Penggalian
masing-masing sebesar 2,24 persen per tahun dan -3,12 persen per tahun. Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat sebagaimana Tabel 2.37 berikut ini dan Gambar 2.9 berikut ini.
Tabel 2.37
Laju Pertumbuhan Ekonomi per Lapangan Usaha
Sektor/Lapangan Usaha
LPE (%) Rata-rata Laju
Pertumbuhan
Tahun 2005-
2006 2007 2008 2009 2010 2010
Primer 2,24 0,76 2,84 1,64 3,65 2,22
Pertanian 2,24 0,74 1,93 2,2 4,11 2,24
Pertambangan &
Penggalian
3,94 5,51 227,58 -43,66 -63,42 -3,12
Sekunder 3,86 3,96 4,57 6,17 15,09 6,65
Industri Pengolahan 3,41 3,16 3,05 4,06 3,7 3,48
Listrik, Gas dan Air Bersih 4,41 1,09 -2,77 37,66 219,64 35,19
Bangunan 4,97 6,5 9,5 7,05 6,08 6,95
Tersier 5,46 5,88 5,22 5,32 5,97 5,57
Perdagangan, Hotel dan
5,1 4,24 5,39 4,97 5,91 5,12
Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi
5,41 9,59 7,62 7,15 6,95 7,34
Bank & Lembaga
Keuangan lainnya
9,36 7 5,45 5,93 5,78 6,69
Jasa-jasa 4,67 6,98 3,68 4,89 5,69 5,17
Total 4,03 3,74 4,29 4,21 6,77 4,60
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 63
64. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
Gambar 2.9
Laju Pertumbuhan Ekonomi per Kelompok Lapangan Usaha
Sumber : Hasil Analisis dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
d. Inflasi Sektoral
Inflasi merupakan ukuran yang menunjukkan kenaikan harga. Inflasi merupakan
hal penting karena terkait dengan tingkat daya beli masyarakat yang berimplikasi langsung
terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi tingkat inflasi semakin
berkurang daya beli masyarakat sehingga akan mengurangi tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Tingkat inflasi di suatu wilayah pada suatu tahun selain dihitung dengan metode
IHK (Indeks Harga Konsumen), dapat juga dilihat dari besarnya perubahan Indeks Harga
Implisit PDRB tahun berjalan dari tahun sebelumnya. Inflasi ini merupakan perubahan
harga yang terjadi dari sudut produsen atau yang lebih dikenal dengan Inflasi Sektoral.
Inflasi tersebut digambarkan oleh masing-masing sektor dan bersumber dari
perbandingan antara PDRB adhb dengan PDRB adhk. Indeks harga yang diturunkan dari
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 64
65. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
perhitungan PDRB disebut sebagai “PDRB Deflator” atau yang dikenal dengan Indeks
Implisit (Indeks Harga Produsen).
Seberapa jauh terjadinya perubahan harga secara makro dari masing-masing
sektor dapat digambarkan melalui besaran Inflasi Sektoral. Dengan menggunakan
berbagai jenis input disertai harga yang berbeda pada suatu sektor, maka harga
tertimbangnya digambarkan oleh perubahan indeks implisit setiap tahunnya.
Tabel 2.38
Indeks Implisit dan Inflasi Sektoral
Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2009
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Rata-rata laju
pertumbuhan
2005-2006 (%)
PDRB adhb (Milyar Rp) 4.887.405 5.633.527 6.122.594 6.939.119 7.472.785 8.424.068 11,50
PDRB adhk (Milyar) 3.398.590 3.535.392 3.667.467 3.824.712 3.985.777 4.255.603 4,60
Indeks Implisit/Deflator PDRB 143,81 159,35 166,94 181,43 187,49 197,95 6,60
Inflasi di Tingkat Produsen 8,20 10,81 4,77 8,68 3,34 5,58 -7,40
Sumber: BPS Kabupaten Pandeglang dan Hasil Analisis
Pada Tabel 2.38 di atas terlihat bahwa inflasi sektoral berfluktuasi. Inflasi sektoral
tahun 2005 sebesar 8,20 persen, dan tahun 2007 menjadi 4,77 persen sedangkan pada
tahun 2008 menjadi 8,68 persen. Hal tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya harga
BBM yang berpengaruh terhadap kenaikan harga barang lainnya. Sementara pada tahun
2009, dan 2010 mengalami penurunaan kembali masing-masing sebesar 3,34 persen dan
5,58 persen. Sementara rata-rata laju petumbuhan inflasi sektoral tahun 2005 -2010
sebesar minus -7,40 persen per tahun.
2.4.2 Fasilitas Wilayah / Infratruktur
Fasilitas wilayah/Infrastruktur merupakan penunjang daya saing daerah dalam
ketersediaan (availability) fasilitas untuk mendukung aktivitas ekonomi di berbagai sektor
pada suatu daerah atau antar-daerah (wilayah). Semakin lengkap ketersediaan fasilitas
wilayah/infrastruktur, maka semakin kuat daya saing daerah. Gambaran umum kondisi
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 65
66. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
daya saing daerah terkait dengan fasilitas wilayah/infrastruktur diantaranya dapat dilihat
dari fasilitas perhubungan, pengairan/irigasi, air bersih serta energy dan telekomunikasi.
a. Fasilitas Perhubungan Darat
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk
memperlancar kegiatan perekonomian. Tersedianya jalan yang berkualitas akan
memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar arus lalu lintas barang dan jasa dari
satu daerah ke daerah lain, terutama komoditas hasil pertanian dari pedesaaan.
Kondisi Jaringan Jalan dan Kereta Api
Panjang jalan di seluruh wilayah Kabupaten Pandeglang pada tahun 2010
mencapai 1.043,48 kilometer. Panjang jalan yang berada di bawah wewenang negara
169,27 kilometer dan wewenang Pemerintah Provinsi Banten 151,18 kilometer.
Sedangkan sepanjang 723,03 kilometer di bawah wewenang Pemerintah Kabupaten
Pandeglang. Tahun 2010 jumlah panjang jalan ini meningkat dan Tahun 2008 juga
meningkat sepanjang 434,6 km. Penambahan ini disebabkan oleh adanya peningkatan
status jalan yang menghubungi antar kecamatan maupun antar desa di Kabupaten
Pandeglang sepanjang tahun 2010.
Dari seluruh panjang jalan di bawah wewenang Pemerintah Kabupaten
Pandeglang tahun 2010, berupa aspal 536,23 kilometer, batu/kerikil 121,10 kilometer dan
tanah 65,70 kilometer. Sedangkan berdasarkan kondisinya, hanya 14,97 persen dalam
kondisi baik, 37,58 persen dalam kondisi sedang, sementara selebihnya dalam keadaan
rusak dan rusak berat. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.39 dan Tabel
2.40.
Provinsi Banten dilalui jalur kereta api Jakarta – Merak yang melewati wilayah DKI
Jakarta – Kabupaten Tangerang – Serang – Kota Cilegon dan Kabupaten Lebak.
Berdasarkan data operasional kereta api di Provinsi Banten, dapat diketahui hal-hal
berikut :
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 66
67. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Panjang lintasan kereta adalah 305,90 Km, dengan perincian :
Lintas operasi
Lintas Tanah Abang – Merak : 129,30 Km
Lintas Duri – Merak : 6,80 Km
Lintas tak operasi
Lintas Rangkas Bitung – Labuan : 56,50 Km
Lintas Cilegon – Anyer Kidul : 17,30 Km
Lintas Saketi – Bayah : 96,00 Km
Rencana pengembangan Jalur Kereta Api di Provinsi Banten Meliputi :
Rencana pengembangan jalur kereta api Lintas Serpong – Maja;
Rencana pembangunan jalur kereta api Bandara Soekarno – Hatta;
Rencana tata letak Stasiun Lintas Tonjongbaru/ Cilegon –
Bojonegara;
Pengoperasian kembali jalur-jalur kereta api yang saat ini tidak
aktif:
Rangkasbitung – Labuan (66 Km)
Saketi – Bayah (86,40 Km)
Cilegon – Anyer Kidul (17 Km)
Rencana pengembangan jalur kereta api Lintas Serang – Cikande –
Cikupa – Serpong;
Rencana pengembangan Double Track Lintas Rangkasbitung –
Merak.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 67
68. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Tabel 2.39
Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status Jalan
Keadaan Status Jalan Tahun 2005 Status Jalan Tahun 2006
Negara Propinsi Kabupaten Jumlah Negara Propinsi Kabupaten Jumlah
I. Jenis Permukaan 169,260 85,900 531,300 786,460 169,270 151,267 434,600 755,137
a. Diaspal 169,260 85,900 433,250 688,410 169,270 151,267 371,200 691,737
b. Kerikil - - 80,780 80,780 - - 21,700 21,700
c. Tanah - - 17,270 17,270 - - 41,700 41,700
d. Tidak Diperinci - - - - - - - -
II. Kondisi Jalan 169,260 85,900 531,300 786,460 169,270 151,267 434,600 755,137
a. Baik 101,725 49,011 102,919 253,655 50,865 114,377 86,920 252,162
b. Sedang 45,929 36,197 250,224 332,350 67,394 36,200 260,760 364,354
c. Rusak 21,606 0,692 90,950 113,248 51,011 - 65,190 116,201
d. Rusak Berat - - 87,207 87,207 - 0,690 21,730 22,420
III. Kelas Jalan 169,260 85,900 531,300 786,460 169,270 151,267 434,600 755,137
a. Kelas I - - - - - - - -
b. Kelas II - - - - - - - -
c. Kelas III - - - - - - - -
d. Kelas III A 17,900 3,610 - 21,510 - - - -
e. Kelas III B 151,360 82,290 531,300 764,950 169,270 151,267 - 320,537
f. Kelas III C - - - - - - 434,600 434,600
g. Tidak Diperinci - - - - - - - -
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pandeglang
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 68
69. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2011-2016
Tabel 2.39
Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status Jalan (Lanjutan…)
Keadaan Status Jalan Tahun 2007 Status Jalan Tahun 2008 Status Jalan Tahun 2009 Status Jalan Tahun 2010
Negara Propinsi Kabupaten Jumlah Negara Propinsi Kabupaten Jumlah Negara Propinsi Kabupaten Jumlah Negara Propinsi Kabupaten Jumlah
I. Jenis Permukaan 169,270 151,267 434,600 755,137 169,270 151,267 434,600 755,137 169,270 151,180 723,030 1.043,480 169,270 151,180 723,030 1043,480
a. Diaspal 169,270 151,267 371,200 691,737 169,270 151,267 371,200 691,737 169,270 151,180 526,630 847,080 169,270 151,180 536,230 856,680
b. Kerikil - - 21,700 21,700 - - 21,700 21,700 - - 128,600 128,600 - - 121,100 121,100
c. Tanah - - 41,700 41,700 - - 41,700 41,700 - - 67,800 67,800 - - 65,700 65,700
d. Tidak Diperinci - - - - - - - - - - - - 0,000
II. Kondisi Jalan 169,270 151,267 434,600 755,137 169,270 151,267 434,600 755,137 169,270 151,180 723,030 1.043,480 118,400 151,180 723,030 992,610
a. Baik 50,865 114,377 86,920 252,162 50,865 114,377 86,920 252,162 50,870 56,530 80,700 188,100 50,87 56,530 108,210 164,740
b. Sedang 67,394 36,200 260,760 364,354 67,394 36,200 260,760 364,354 67,390 42,050 268,760 378,200 67,390 42,050 271,680 381,120
c. Rusak 51,011 - 65,190 116,201 51,011 - 65,190 116,201 51,010 52,600 151,160 254,770 51,010 52,600 133,580 237,190
d. Rusak Berat - 0,690 21,730 22,420 - 0,690 21,730 22,420 - - 222,410 222,410 - - 209,560 209,560
III. Kelas Jalan 169,270 151,267 434,600 755,137 169,270 151,267 434,600 755,137 169,270 151,180 723,030 1.043,480 169,270 151,180 723,030 1043,480
a. Kelas I - - - - - - - - - - - - - - - 0,000
b. Kelas II - - - - - - - - - - - - - - - 0,000
c. Kelas III - - - - - - - - - - - - - - - 0,000
d. Kelas III A - - - - - - - - - - - - - - - 0,000
e. Kelas III B 169,270 151,267 - 320,537 169,270 151,267 - 320,537 169,270 151,180 - 320,450 169,270 151,180 - 320,450
f. Kelas III C - - 434,600 434,600 - - 434,600 434,600 - - 723,030 723,030 - - 723,030 723,030
g. Tidak Diperinci - - - - - - - - - - - - - - - -
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pandeglang
Pemerintah Kabupaten Pandeglang II - 69