2. J o u r n a l R e v i e w
Pengarang
Wieka Dyah Partasari
Fakultas Psikologi Unika
Atma Jaya, Jakarta
Judul Penelitian
Ayah sebagai Orang Tua
Tunggal
Studi Mengenai
Pengalaman Kehilangan
dan Dukacita
3. Tujuan
Penelitian
Mendapat gambaran
mengenai pengalaman
kehilangan dan tahap-tahap
dukacita yang dialami oleh
ayah sebagai orang tua
tunggal
Metode
Penelitian
Metode penelitian
kualitatif dengan
pengumpulan data
teknik wawancara
mendalam.
Teori Penelitian
• Kualitas hubungan
dengan istri baik
dan mendalam
• Kematian istri yang
mendadak
• Terbatasnya
dukungan sosial
Effect
Pengalaman dukacita
akan semakin panjang
dan reaksi-reaksi
dukacita akan semakin
parah
A
B
S
T
R
A
C
T
4. Pertanyaan Penelitian
Karakteristik
Subjek Penelitian
• Bagaimana peristiwa
kematian terjadi?
• Bagaimana kualitas relasi
dengan istri sebelum
meninggal?
• Apakah terdapat
ketersediaan dukungan
sosial?
• Karakteristik pria yang
menjadi orang tua
tunggal karena kematian
pasangan.
• Sudah menjadi orang tua
tunggal minimal 1 tahun.
• Memiliki anak berusia di
bawah 18 tahun.
• Bekerja
• Latar belakang
pendidikan minimal SMA
A
B
S
T
R
A
C
T
5. Pendahuluan Seorang lelaki menjadi ayah merupakan saat
krisis antara generativity versus stagnation.
Kondisi tersebut akan menjadi semakin sukar
jika pria tersebut mengalami perceraian atau
kematian istrinya, sehingga menjalani peran
baru sebagai orang tua tunggal.
Fokus Penelitian:
Ayah sebagai orang tua tunggal
akibat kematian istrinya
Alasan pemilihan topik:
hanya sedikit literatur yang
membahas masalah kehilangan
yang dialami oleh para pria
ERIK ERIKSON
7. Tinjauan
Konspetual Kehilangan didefinisikan sebagai
hilangnya sesuatu dalam
kehidupan seserorang dan orang
tersebut telah melakukan
investasi emosional terhadap
hal yang hilang tersebut
8. Tinjauan
Konspetual
Faktor-faktor yang mempengaruhi dukacita
(Menurut Parkes)
Relasi,
gender, dan
usia
Modus dari
kematian
Kerentanan
pribadi (personal
vulnerability)
9. Metode Penelitian
Penelitian
kualitatif
Masalah
dirumuskan
dengan
pertanyaan
penelitian
Metode
wawancara
mendalam
Observasi
Qualitative
Research
10. Metode Penelitian
(Kriteria Subjek)
SUBJEK PENELITIAN SUBJEK PENDUKUNG
• Sudah menjadi orang tua tunggal
minimal 1 tahun
• Punya anak berusia di bawah 18
tahun
• Bekerja dan memiliki pendidikan
minimal SMA
• Pria yang menjadi orang tua
tunggal karena kematian
pasangan
• Mengenal subjek penelitian
• Dapat memberikan informasi
yang akurat mengenai subjek
penelitian.
11. Hasil Penelitian
Subjek 1, 2, dan 3 berada ditahapan kedua, yaitu: tahap
mendamba dan mencari figure yang hilang
subjek ke-4 sudah
mencapai tahap terakhir,
yaitu reorganization
12. Pembahasan
Modes of
Death
Kedalaman
Hubungan
dengan istri
Dukunga
n sosial
yang
terbatas
14. Diskusi Kelompok
• Kematian memiliki pengaruh sosial (keluarga dan
kerabat yang ditinggalkan
• Memiliki dampak psikologis
• Kehilangan pasangan hidup merupakan kehilangan
yang tersulit
Case study, menunjukkan:
•Penjelasan detil situasi atau seseorang,
meliputi observasi secara deskriptif mengenai
perilaku individu
•Cara peneliti menginterpretasikan perilaku
individu,
•Cara peneliti mengaplikasikan penjelasan
mengenai hal ke orang lain yang memiliki
kesamaan situasi dengan target individual
Metode case study :
Berupa catatan tentang
pengalaman para partisipan
terhadap peristiwa
kehilangan dan dukacita
atas kehilangan istri mereka
Tahapan Duka Cita
Tahap Kehampaan (Numbing)
Sebagian besar individu mengalami keterpanaan dan tidak bisa menerima kehilangan tersebut. Tahapan ini berlangsung sejak beberapa jam sampai kurang lebih satu minggu setelah kehilangan terjadi.
Tahap Mendamba dan Mencari Figur yang Hilang
Tahap ini berlangsung dalam jangka waktu yang relative panjang dari beberapa bulan sampai beberapa tahun. Pada tahap ini biasanya muncul reaksi kegelisahan, insomnia, preokupasi terhadap kehilangan pasangan yang bersamaan dengan perasaan bahwa pasangannya masih ada.
Tahap Disorganized and Despair dan Tahap Reorganization
Dukacita akan membawa individu dalam keputusasaan ketika ia merasa tidak ada lagi yang bisa diselamatkan dalam hidupnya. Kondisi ini juga memunculkan depresi dan apatis. Jika kondisi ini perlahan-lahan berlalu, akan muncul tahap orang yang berduka mulai menerima kenyataan dan mulai menjalani hidupnya kembali.
Ada reaksi dan perilaku dari orang yang kehilangan yang merefleksikan bahwa kehilangan itu merupakan peristiwa yang benar-benar mempengaruhi hidupnya. Kematian orang yang dicintai merupakan bentuk kehilangan yang dapat digolongkan ke dalam major loss.
Hasil Penelitian
Subjek Pertama: subjek berada pada tahap kedua dari tahap dukacita, yaitu tahap mendamba yang ditandai dengan perasaan kehilangan dan tahap searching mencari sosok istri yang masih “tersisa” di sekitar rumah, seperti foto-foto istri.
Subjek Kedua: subjek kedua juga berada dalam tahapan kedua dukacita, yaitu tahap mendamba dan mencari figure yang hilang. Kesedihan yang dialami subjek menimbulkan ambilensi antara keinginan untuk melupakan dan terus mengenang almarhumah sang istri.
Subjek Ketiga: subjek ketiga berada dalam tahap kedua, yaitu tahap mendamba dan mencari figure yang hilang dengan kemarahan yang menjadi tema utama dari dukacita yang dialami.
Subjek Keempat: subjek keempat sudah mencapai tahap terakhir, yaitu reorganization dimana Beliau telah dapat menerima kematian istrinya dan mengatasi perasaan dukacita, serta sudah bisa menjalani kehidupan dan peran sebagai orang tua tunggal dengan nyaman.
Ada tiga faktor yang berkaitan dengan dukacita yang dialami oleh ayah sebagai orang tua tunggal akibat kematian istrinya, yaitu bagaimana kematian terjadi (modes of death), kedalaman hubungan dengan orang yang meninggal, dan keterbatasan dukungan sosial. Kematian istri bagi seorang pria berarti hilangnya sumber dukungan emosional. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Parkes (1998) yang menyatakan bahwa gambaran dukacita akan berada di antara tiap-tiap orang.
Dalam hal ini pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam cukup tepat untuk meggambarkan masalah yang sensitif seperti pengalaman kehilangan dan dukacita para ayah yang berperan sebagai orang tua tunggal. Oleh karena itu, hasil penelitian ini tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi, tetapi lebih pada memberikan informasi mengenai kehidupan ayah sebagai orang tua tunggal.