MATA, KATANYA ADALAH JENDELA MATA JUGA CERMINAN YANG NYATA JADI MUNGKIN INI SEDIKIT BISA MENCERITAKAN BAGAIMANA MATA MENUNJUKKAN SEMUA NYA

1. Ketika pasangan bertemu untuk pertama kali, ketertarikan bisa terjadi secara
instan. Mereka biasa mendeskripsikan pertemuan ini sebagai “a shock to the system”,
atau elektrik. Ketika diwawancarai, para pria berkata “apapun lain yang ada di
ruangan memudar, semua yang saya bisa lihat adalah dia”, sedangkan sang wanita
berkata, “saya melihat sekeliling ruangan, dan ketika saya terpaku melihatnya, saya
sadar saya tidak bisa memindahkan mata saya darinya.”
Apakah ini cinta pada pandang pertama atau sekedar respons biologis? Faktanya,
penelitian menemukan bahwa mata seseorang berubah ketika mereka melihat sesuatu
yang mereka inginkan. "Melihat ke mata seseorang yang sedang jatuh cinta adalah
seperti melihat ke dalam api”.
Berkat suntikan adrenalin, telapak tangan Anda berkeringat, pernapasan menjadi
dangkal, kulit terasa panas, dan pupil anda melebar. Amigdala, pusat otak yang
memproses emosi, dirangsang dengan aktivitas. Pada saat yang sama Anda
menghasilkan dopamin, neurotransmitter yang membuat anda “feel good” yang
berhubungan dengan gairah dan kecanduan, serta oksitosin, sebuah hormon yang
berhubungan dengan ikatan (bounding).
FUN FACT OF EYE
PUPIL, A SIGN OF LOVE

2. Dengan semua proses yang terjadi ini, tidak mengejutkan bahwa pupil seseorang
benar-benar membesar ketika fokus pada obyek yang diinginkan. Bahkan, mata
seseorang melebar untuk dapat lebih memahami image orang tersebut. Hal itu juga
dapat menjadi alasan pria lebih tertarik kepada wanita dengan pupil yang lebih besar
"Pria lebih suka pupil besar, karena itu adalah tanda gairah dan reseptivitas.”
Beberapa peneliti menyebutkan survey membuktikan pupil besar adalah isyarat dari
kaum muda, kesuburan, dan reseptivitas.
Selain epinefrin, beberapa respons kimiawi saat seseorang mengalami love at
first sight adalah endorphin, oksitosin, dopamine, dan vasopressin. Endorphin yang
dihasilkan oleh kelenjar pituitary dan hypothalamus akan membantu sedasi,
analgesik, dan euphoria.
Sumber :
Chapman, Heather M. 2011. Love: A Biological, Psychological and PhilosophicalStudy. Honors
Program at the University of Rhode Island. http://digitalcommons.uri.edu/cgi/viewcontent.
cgi?article=1218&context=srhonorsprog