Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial Kementrian Kesehatan RI 2010, Perawatan Bayi Baru Lahir, Langkah KMC, Penanganan Bayi Baru Lahir dari Ibu TB
Asuhan Intranatal adalah asuhan atau pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.
STANDAR 15: PELAYANAN BAGI IBU DAN BAYI PADA MASA NIFAS, PERLENGKAPAN DAN PAKAIAN BAYI, JADWAL PEMBERIAN/KUNJUNGAN IMUNISASI, Tumbuh Kembang Balita, IMUNISASI, Kunjungan anak balita dilakukan, DETEKSI DINI,
Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial Kementrian Kesehatan RI 2010, Perawatan Bayi Baru Lahir, Langkah KMC, Penanganan Bayi Baru Lahir dari Ibu TB
Asuhan Intranatal adalah asuhan atau pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.
STANDAR 15: PELAYANAN BAGI IBU DAN BAYI PADA MASA NIFAS, PERLENGKAPAN DAN PAKAIAN BAYI, JADWAL PEMBERIAN/KUNJUNGAN IMUNISASI, Tumbuh Kembang Balita, IMUNISASI, Kunjungan anak balita dilakukan, DETEKSI DINI,
ANB - KEBUTUHAN DAN ASUHAN PADA NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAHPamelaRatuKintan
banyak produk perawatan yang hadir di pasaran, seperti skincare , haircare, bodycare, dll. Bahkan, ada juga alat-alat perawatan yang dapat mendukung pengaplikasian produk kecantikan tersebut, yaitu face roller. Bidan juga bisa menawarkan layanan perawatan yang masih berhubungan dengan kesehatan dan kecantikan, seperti facial, botox, IPL, dan lain sebagainya. Sama seperti sebelum-sebelumnya, membuka bisnis di bidang produk dan layanan perawatan semacam ini juga perlu sertifikasi atau keahlian khusus.
2. Anggota Kelompok
1. Meika Dwi Septina (P 2722 4011 056)
2. Miranti (P 2722 4011 057)
3. Mita Nur Akidah (P 2722 4011 058)
4. Nahdliyatul Farihah (P 2722 4011 059)
6. Nani Eko Suliatiawati (P 2722 4011 060)
7. Nasiatul Farida (P 2722 4011 061)
Pengampu : Henik Istikhomah, M.Keb
DIII KEBIDANAN REGULAR / SEMESTER IV
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEBIDANAN
2013
3. Standar 13 (perawatan bayi baru lahir)
• Tujuan menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu
dimulainya pernafasan serta mencegah hipotermi,
hipoglikemi, dan infeksi.
• Pernyataan standar : Bidan memeriksa dan menilai
bayi baru lahir untuk memastikan pernapasan secara
spontan, mencegah hipoksia sekunder, menentukan
kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai
dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau
menangani hipotermia.
4. Hasil :
1. Bayi baru lahir menerima perawatan dengan segera dan tepat
2. bayi baru lahir mendapatkan perawatan yang tepatuntuk dapat memulai pernafasan
dengan baik
3. penurunan kejadian hipotermia, asfiksia, infeksi dan hipoglikemia pada bayi barulahir
4. penurunan terjadinya kematian bayi baru lahir
Prasyarat :
1. Bidan sudah dilatih dengan tepat dan terampil untuk mendampingi persalinan dan
memberikan perawatan bayi baru lahir dengan segera
2. Bidan sudah terlatih untuk :
– Memeriksa dan menilai bayi baru lahir dengan menggunakan apgarskor
– Menolong bayi untuk memulai terjadinya pernafasan dan memulai terjadinya
pernafasan dan melakukan resusitasi bayi baru lahir
– Mengenal tanda-tanda hipotermi dan dapat melakukan tindakan yang tepat untuk
mencegah dan menangani hipotermi
– Pencegahan infeksi pada bayi baru lahir
– Mengenali tanda-tanda hipoglikemia dan melakukan penatalaksanaan yang tepat
jika hipoglikemia terjadi.
5. Continue…
3. Tersedianya perlengkapan dan peralatan untuk perawatan yang
bersih dan aman bagi bayi lahir, seperti air bersih, sabun dan
handuk bersih, dua handuk/kain hangat yang bersih ( satu
untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk menyelimuti bayi,
gunting steril/DTT untuk memotong tali pusat, 2 klem
steril/DTT, benang steril/DTT(atau klem) untuk mengikat tali
pusat, sarung tangan bersih/DTT, thermometer bersih/DTT,
bola karet penghisap atau penghisap penghisap deLee yang di-
DTT, timbangan bayi dan pita pengukur yang bersih.
4. Obat salep mata : tetrasiklin 1 % atau eritromisin 0,5%
5. Kartu ibu, kartu bayi dan buku KIA
6. System rujukan untuk rujukan untuk perawatn kegawat
daruratan bayi baru lahir yang efektif
6. Bidan harus :
1. Selalu mencuci tangannya dan menggunakan sarung tangan bersih/DTT sebelum menangani bayi
baru lahir
2. Memastikan bahwa suhu ruangan hangat (ruangan harus hangat untuk mencegah hipotermi pada
bayi baru lahir)
3. Segera setelah lahir, nilai keadaan bayi, letakkan di perut ibu, dan segera keringkan bayi dengan
handuk bersih yang hangat. Setelah bayi kering, selimuti bayi termasuk bagian kepalanya dengan
handuk baru yang bersih dan hangat. (riset menunjukkan bahwa 90% bayi baru lahir mengalami
perubahan dari kehidupan intrauterine menjadi ekstrauterin dengan pengeringan dan stimulasi.
Penghisapan lender rutin tidak perlu dan mungkin membahayakan)
4. Segera menilai bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas/menangis sebelum menit pertama
nilai APGAR, jika bayi tidak menangis atau tidak bernafas spontan, hisap mulut dan hidung bayi
secara hati-hati menggunakan bola karet penghisap atau penghisap deLee yang di-DTT
5. Jika bayi mengalami kesulitan memulai pernafasan walaupun sudah dilakukan pengeringan,
stimulasi atau penghisapan lender dengan hati-hati, mulai lakukan resusitasi bayi baru lahir untuk
menangani asfiksia (liha standar 24)
7. 6. Jika bayi menangis atau bernafas, lakukan pemeriksaan nilai APGAR pada menit pertama
setelah lahir.
7. Minta ibu memegang bayinya. Tali pusat diklem di dua tempat menggunakan klem
steril/DTT, lalu potong diantara dua klem dengan gunting tajam steril/DTT. Ikuti langkah
penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga, standar 11)
8. Pasang benang/ klem tali pusat
9. Bayi harus tetap diselimuti dengan baik, anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan segera
mulai menyusui. (Riset menunjukkan pemberian ASI dini penting untuk keberhasilan awal
pemberian ASI. Kontak kulit ibu dan bayi juga merupakan cara yang baik untuk menjaga
pengaturan suhu tubuh bayi pada saat lahir. Pastikan jika bayi tidak didekap oleh ibunya,
selimuti bayi dengan handuk yang bersih dan hangat. Tutupi kepala bayi dengan baik
untuk mencegah kehilangan panas)
10. Sesudah 5 menit lakukan penilaian terhadap keadaan bayi secara umum dengan
menggunakan skor APGAR.
8. 11. Jika kondisi bayi stabil, lakukan pemeriksaan bayi setlah plasenta lahir dan
kondisi ibu stabol
12. Periksa tanda vital bayi, ukur suhunya dengan menggunakan thermometer yang
diletakkan di ketiak (jangan masukkan thermometer ke anus bayi, hal ini
merupakan prosedur yang tidak perlu dan dapat membahayakan bayi). Bila suhu
bayi kurang dari 36oc atau jika tubuh atau kaki bayi teraba dingin, maka segera
lakukan penghangatan tubuh bayi seperti pada kotak di bawah ini yang berjudul
“ prosedur penanganan hipotermi”. Amati suhu tubuh bayi setiap jam sampai
suhunya normal dan stabil.
13. Periksa bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk mencari kemungkinan adanya
kelainan. Periksa anus dan daerah kemaluan. Lakukan pemeriksaan ini dengan
cepat agar bayi tidak kedinginan. Ibu hendaknya menyaksikan pemeriksaan
tersebut.
9. 14. Timbang bayi dan ukur panjangnya, lakukan dengan cepat agar Tetap selimuti
bayi pada saat ditimbang, meletakkan bayi pada timbangan yang dingin akan
menyebabkan kehilangan panas. Berat yang tercatat kemudian dapat disesuaikan
dengan mengurangi jumlah berat handuk/kain tersebut.
15. bayi tidak mengalami hipotermi.
16. Setelah memeriksa dan mengukur bayi, selimut dengan baik, pastikan bahwa
kepala bayi tertutup dan berikan bayi kembali untuk dipeluk ibu. Hal ini
merupakan cara yang sangat baik untuk mencegah hipotermi.
17. Cuci tangan lagi dengan sabun, air dan handuk yang bersih. Dalam waktu satu
jam setelah kelahiran, berikan salep/obat tetes mata pada bayi baru lahir untuk
mencegah oftalmia neonatorum: salep mata tetrasiklin 1%, larutan perak nitrat
1% atau eritromisin 0,5%. Biarkan obatnya tetap di mata bayi-jangan dibersihkan
salep/obat tetes matayang berada di sekitar mata
10. 18. Jika bayi belum diberi ASI, bantu ibu untuk mulai menyusui. Riset menunjukkan bahwa
memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran adalah penting untuk
keberhasilan awal pemberian ASI. Kolostrum, ASI pertama, penting karena mengandung
zat kekbalan untuk pencegahan infeksi dan penyakit pada bayi baru lahir. Pemberian ASI
dini akan mencegah/menangani hipoglikemia pada bayi baru lahir.
19. Hindari pemberian susu formulapada bayi baru lahir, hal ini tidak perlu dan mungkin
membahayakan.
20. Tunggu 6 jam, atau lebih, setelah kelahiran bayi sebelum memandikannya, tunggu
lebihlama jika bayi mengalami kesulitan mempertahankan suhu tubuhnya atau mengalami
asfiksia pada saat lahir. Periksa suhu tubuh bayi sebelum memandikannya suhu tubuh bayi
baru lahir harus antara 36-37oc. gunakan air hangat untuk memandikan bayi dan pastikan
ruangan hangat. Mandikan bayi dengan cepat agar segera keringkan bayi dengan handuk
bersih, hangat dan kering untuk mencegah kehilangan panas tubuh yang berlebihan.
21. Kenakan baju yang bersih dan selimuti bayi dengan handuk/kain yang hangat dan bersih
22. Periksa apakah bayi baru lahir mengeluarkan urine dan mekonium dalam 24 jam pertama
kehidupannya, catat waktu pengeluaran urin dan mekonium. Mintalah ibu
memperhatikannya bila persalinan berlangsung di rumah. Bila dalam 24 jam bayi tidak
mengeluarkan urin dan mekonium, segera rujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.
23. Lakukan pencatatan semua temuan dan perawatan yang diberikan dengan cermat dan
lengkap dalam partograf, Kartu Ibu dan Kartu Bayi.
24. Rujuk segera ke Puskesmas atau rumah sakit yang tepat jika ditemukan kelainan dan
normal.
11. Prosedur Penanganan Hipotermi
1. Letakkan bayi pada dada Ibu sehungga terjadi kontak kulit
antara keduanya
2. Sarankan ibu untuk sering memberikan ASI
3. Jaga agarruangan tetap hangat dan bebas asap
4. Pastikan bahwa ibu dan bayi diselimuti dengan baik
5. Berikan minuman yang hangat untuk Ibu
6. Periksa suhu tubuh bayi setiap jam. (periksa kaki setiap 15
menit, kalau teraba dingin, periksa suhu tubuh dari bagian
ketiak bayi)
7. Jika ternyata suhu tubuh bayi tidak naik, segera merujuknya
ke pusat rujukan. Pertahankan terus kontak kulit ibu-bayi
dengan cara menyelimuti ibu dan bayi dengan menggunakan
selimut yang hangat atau dengan membiarkan bayi yang
diselimuti dengan baik dalam pelukan ibu.
12. INGAT !
1. Jaga agar bayi tetap hangat
2. Jika bayi tidak bernafas atau menangus spontan setelah
pengeringan dan stimulasi, bersihkan jalan nafas bayi dengan
hati-hati menggunakan penghisap DeLee atau bola karet
penghisap yang sudah di-DTT, jika bayi tetap tidak dapat
bernafasdengan teratur atau menangis, mulai langkah
resusitasi bayi baru lahir (standar 24)
3. Berikan ASI secepatnya, dalam waktu satu jam pertama
setelah lahir
4. Berikan salep/obat tetes mata padakedua mata bayi untuk
mencegah oftalmia neonatorum dalam waktu satu jam
setelah melahirkan.
5. Rujuk segera bila dalam 24 jam pertama bayi tidak
mengeluarkan urine dan mekonium
13. Tindakan yang tidak dianjurkan dan
akibat yang ditimbulkannya
Tindakan Akibat
Menepik bokong Trauma dan melukai
Menekan rongga dada Fraktur, pneumotoraks, gawat
nafas, kematian
Menekankan paha ke perut bayi Rupture hati/limpa, perdarahan
Mendilatasi sfingter ani Robek atau luka pada sfingter
Kompres dingin/panas Hipotermi, luka bakar
Meniupkan oksigen atau udara
dingin ke muka atautubuh bayi
hipotermi
14. Neonatal adalah jabang bayi baru lahir hingga
berumur empat minggu.
Bayi baru baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan presentasi belakang kepala melalui vagina
tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37–
42 minggu, dengan berat badan 2500 - 4000 gram,
nilai Apgar Score > 7 dan tanpa cacat bawaan.1
Neonatus
15. Adaptasi Fisiologis Pada BBL
1. Sistem Pernafasan
2. Sistem Peredaran Darah
3. Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
4. Metabolisme Glukosa
5. Sistem Gastrointestinal
6. Sistem Kekebalan Tubuh
7. Sistem Urinaria
16. Manajemen BBL
1. Asuhan yg diberikan pd BBL 1 jam pertama
kelahiran.
Pencegahan
Infeksi
Mempertahankan
Suhu Tubuh Bayi
Membersihkan
Jalan Nafas
Pencegahan
infeksi mata
17. 2. Asuhan BBL 1-24 jam pertama
kelahiran
3 . Asuhan pada bayi 2 – 6 hari Makan
a. Pengamatan pernafasan, warna kulit & aktivitas5
b. Pertahankan suhu tubuh bayi
c. Lakukan Pemeriksaan Fisik
d. Pemberian vitamin K
e. Memandikan Bayi
a. Tidur
b. Defekasi
c. Berkemih
d. Perawatan kulit
e. Keamanan
18. 4.Asuhan pada bayi 6 minggu pertama
a. Penglihatan
b. Penciuman
c. Pengecapan
d. Pendengaran
e. Sentuhan
REFLEK
BBL
Reflek-reflek neonatus
Reflex moro
Reflex tonus leher
Reflex menggenggam
Reflex berjalan/melangkah/menetap
Reflex menghisap
19. Kunjungan Neonatal
Adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus
sedikitnya 3 kali yaitu:
1. Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam
sampai dengan 48 jam setelah lahir
2. Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3
s/d 7 hari
3. Kunjungan neonatal III (KN3) hari ke 8 – 28
hari8
20. Bonding Attachment
Bonding merupakan hubungan antara
seseorang dengan orang yang lain .Attachment
merupakan suatu hubungan antar manusia
(bond) yang ditandai oleh sifat-sifat yang
specifik dalam hubungan bayi dan ibunya atau
bayi dan pengasuhnya.