SlideShare a Scribd company logo
11
REGULASIREGULASI
PELAYANAN DARAHPELAYANAN DARAH
PALANG MERAH INDONESIAPALANG MERAH INDONESIA
Unit Transfusi Darah PusatUnit Transfusi Darah Pusat
2
REGULASIREGULASI
INTERNASIONALINTERNASIONAL
 WHA Resolution 28.72 (1975)WHA Resolution 28.72 (1975)
– Promosikan pelayanan darah nasional atas dasar donasiPromosikan pelayanan darah nasional atas dasar donasi
sukarela tanpa pamrihsukarela tanpa pamrih..
 PHILOSOPHY of BLOOD TRANSFUSION (WHO)PHILOSOPHY of BLOOD TRANSFUSION (WHO)
– Safe blood supply either in BT Technology or PracticeSafe blood supply either in BT Technology or Practice..
 WHO Aide memoire (2002), strategy for efficientWHO Aide memoire (2002), strategy for efficient
blood serviceblood service
– Well organized, nationally coordinated BTSWell organized, nationally coordinated BTS
– Blood collected from regular, VNRD from low risk popBlood collected from regular, VNRD from low risk pop
– Testing all donated blood, including screening for TTIs, bloodTesting all donated blood, including screening for TTIs, blood
grouping and compatibility testinggrouping and compatibility testing
– Appropriate clinical use of bloofAppropriate clinical use of bloof
3
REGULASI NASIONALREGULASI NASIONAL
 Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentangUndang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;Kesehatan;
 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentangUndang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pelaksanaannya,Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pelaksanaannya,
yaitu :yaitu :
– PP No. 65 tahun 2005 tentangPP No. 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan danPedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM);Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM);
– PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian UrusanPP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan DaerahPemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota;Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota;
– PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
 Undang-Undang No. 25 tahun 2009 tentangUndang-Undang No. 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik.Pelayanan Publik.
4
KEDUDUKAN PELAYANAN DARAHKEDUDUKAN PELAYANAN DARAH
MENURUT PERATURANMENURUT PERATURAN PERUNDANG-PERUNDANG-
UNDANGANUNDANGAN
 Pelayanan darah merupakanPelayanan darah merupakan upayaupaya kesehatankesehatan
peroranganperorangan sekaligussekaligus upaya kesehatan masyarakatupaya kesehatan masyarakat
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginyauntuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
bagi masyarakat. (Mengacu kepadabagi masyarakat. (Mengacu kepada Pasal 86, 88, dan 46Pasal 86, 88, dan 46
dari UU 36/2009 tentang Kesehatandari UU 36/2009 tentang Kesehatan )) [6][6]
 Pelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatanPelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatan
merupakanmerupakan urusan wajib yang menjadi kewenanganurusan wajib yang menjadi kewenangan
pemerintahan daerahpemerintahan daerah .. (Mengacu kepada(Mengacu kepada UU 32/2004UU 32/2004
tentang Pemerintahan Daerahtentang Pemerintahan Daerah) [7]) [7]
 Pelayanan darah merupakan pelayanan publikPelayanan darah merupakan pelayanan publik ..
(Mengacu kepada(Mengacu kepada Pasal 1, dan 5 dari UU 25/2009 tentangPasal 1, dan 5 dari UU 25/2009 tentang
Pelayanan PublikPelayanan Publik sertaserta UU 36/2009 tentang KesehatanUU 36/2009 tentang Kesehatan dandan
UU 32/2004 tentang Pemerintahan DaerahUU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah) [6;7;8]) [6;7;8]
5
PENYELENGGARAAN PELAYANANPENYELENGGARAAN PELAYANAN
DARAH MENURUT PERATURAN PERDARAH MENURUT PERATURAN PER UUUU
UU 36/2009 tentang KesehatanUU 36/2009 tentang Kesehatan [6][6]
 Pelayanan darah diselenggarakan dalam bentuk kegiatan denganPelayanan darah diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan
pendekatanpendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatifpromotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh danyang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan. (berkesinambungan. (Pasal 86, 88,Pasal 86, 88, && 4747 ))
 Pasal 90 :Pasal 90 :
– Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan darahPemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan darah
yang aman, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.yang aman, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
– PemerintahPemerintah menjamin pembiayaanmenjamin pembiayaan dalam penyelenggaraandalam penyelenggaraan
pelayanan darah.pelayanan darah. (Menurut penjelasan :(Menurut penjelasan : Jaminan pemerintahJaminan pemerintah
diwujudkan dalam bentuk pemberian subsidi kepada UTD daridiwujudkan dalam bentuk pemberian subsidi kepada UTD dari APBNAPBN,,
APBDAPBD dandan bantuan lainbantuan lainnyanya
– Darah dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun.Darah dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun.
 Pasal 87 :Pasal 87 :
Penyelenggaraan donor darah dan pengolahan darah dilakukanPenyelenggaraan donor darah dan pengolahan darah dilakukan
UTD yangUTD yang dapat diselenggarakandapat diselenggarakan oleh pemerintah pusat,oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan/ataupemerintah daerah, dan/atau organisasi sosial yang tugasorganisasi sosial yang tugas
pokok dan fungsinya di bidang kepalangmerahanpokok dan fungsinya di bidang kepalangmerahan (PMI)(PMI)..
6
UU 32/2004 tentang Pemerintahan DaerahUU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
 Pelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatanPelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatan
merupakanmerupakan urusan wajib yang menjadiurusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerahkewenangan pemerintahan daerah [7].[7].
– Pelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatanPelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatan dasardasar
(basic services)(basic services) ,, perlu dibagi secara jelas urusanperlu dibagi secara jelas urusan
penyelenggaraannya antara Pemerintah Pusat denganpenyelenggaraannya antara Pemerintah Pusat dengan
Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan DaerahPemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten / Kota. (Kabupaten / Kota. (PP 38/2007PP 38/2007 tentang Pembagian Urusantentang Pembagian Urusan
Pemerintahan)Pemerintahan) [9][9]
– Pelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatanPelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatan
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiapmerupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap
wargawarga  perlu disusun Standar Pelayanan Minimalnyaperlu disusun Standar Pelayanan Minimalnya
(SPM)(SPM) ((PP 65/2005PP 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dantentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal)Penerapan Standar Pelayanan Minimal) [10][10]
7
 Palang Merah Indonesia (PMI) adalah penyelenggaraPalang Merah Indonesia (PMI) adalah penyelenggara
pelayanan darah sebagai pelayanan publikpelayanan darah sebagai pelayanan publik sesuaisesuai
dengan statusnya sebagaidengan statusnya sebagai badan hukum yangbadan hukum yang
dibentuk semata-mata untuk kegiatandibentuk semata-mata untuk kegiatan
pelayanan publikpelayanan publik ((Pasal 1, dan 5 dari UU 25/2009Pasal 1, dan 5 dari UU 25/2009
tentang Pelayanan Publiktentang Pelayanan Publik sertaserta Pasal 87 dari UUPasal 87 dari UU
36/2009 tentang Kesehatan36/2009 tentang Kesehatan) [6;8]) [6;8]
 UTD PMI adalahUTD PMI adalah organisasi penyelenggaraorganisasi penyelenggara
pelayanan darah sebagai pelayanan publikpelayanan darah sebagai pelayanan publik yangyang
merupakanmerupakan satuan kerja dari PMIsatuan kerja dari PMI sebagaisebagai
penyelenggara pelayanan darah (penyelenggara pelayanan darah (Pasal 1, dan 5 dari UUPasal 1, dan 5 dari UU
25/2009 tentang Pelayanan Publik25/2009 tentang Pelayanan Publik sertaserta Pasal 87 dariPasal 87 dari
UU 36/2009 tentang KesehatanUU 36/2009 tentang Kesehatan) [6;8]) [6;8]
8
PERATURAN PEMERINTAHPERATURAN PEMERINTAH
No.7/2011 tentang Pelayanan DarahNo.7/2011 tentang Pelayanan Darah
 Penyelenggara pelayanan darah UTDPenyelenggara pelayanan darah UTD
(PMI dan RS)(PMI dan RS)
 Pembiayaan dari pemerintah danPembiayaan dari pemerintah dan
pemerintah daerahpemerintah daerah
 BDRS:BDRS:
– Unit RSUnit RS
– Menerima, menyimpan, menyiapkan darahMenerima, menyimpan, menyiapkan darah
untuk transfusiuntuk transfusi
9
 Permenkes 478/1990 Bab II Pasal 5 :Permenkes 478/1990 Bab II Pasal 5 :
– Penyumbang darah harus dari penyumbang darah sukarelaPenyumbang darah harus dari penyumbang darah sukarela..
– Pengamanan darah harus dilaksanakan untuk menjagaPengamanan darah harus dilaksanakan untuk menjaga
keselamatan pasien, mencegah penularan penyakit.keselamatan pasien, mencegah penularan penyakit.
– Pengolahan darah harus dilaksanakan sesuai standar ygPengolahan darah harus dilaksanakan sesuai standar yg
berlakuberlaku
– Penyimpanan darah harus memenuhi persyaratan teknisPenyimpanan darah harus memenuhi persyaratan teknis
 Kepmenkes No. 228/Menkes/SK/III/2002Kepmenkes No. 228/Menkes/SK/III/2002, tentang Pedoman, tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan SPM RS yang wajib dilaksanakanPenyusunan dan Penerapan SPM RS yang wajib dilaksanakan
daerah :daerah :
– Misi No.4 : meningkatkan peran RSUD dalam memberikan ‘yan pada gakinMisi No.4 : meningkatkan peran RSUD dalam memberikan ‘yan pada gakin
untuk jenis ‘yan rujukan,untuk jenis ‘yan rujukan, …………,, ‘yan darah‘yan darah ..... dst..... dst
PERATURAN LAIN
10
 PP No. 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan danPP No. 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kesehatan.Kesehatan.
 Kepmenkes No. 423/Menkes/SK/IV/2007, tentangKepmenkes No. 423/Menkes/SK/IV/2007, tentang
Kebijakan Peningkatan Kualitas dan AksesKebijakan Peningkatan Kualitas dan Akses
Pelayanan Darah :Pelayanan Darah :
– Kab/Kota yang belum mpy UTD PMI dapat membentuk UTD RSKab/Kota yang belum mpy UTD PMI dapat membentuk UTD RS
di RSUD.di RSUD.
– Seluruh RS harus memiliki BDRS.Seluruh RS harus memiliki BDRS.
– Membentuk jejaringMembentuk jejaring pelapelayanyananan darah tdarah tingkatingkat nasnasionalional dan daerahdan daerah
melibatkan Depkes, UTD PMI, dan Pemda serta RSmelibatkan Depkes, UTD PMI, dan Pemda serta RS
11
 Pedoman pelayanan darahPedoman pelayanan darah
 Pedoma pengelolaan BDRSPedoma pengelolaan BDRS
12
PERATURAN TERKAIT BDRSPERATURAN TERKAIT BDRS
 Permenkes 478/1990, tentang Upaya kesehatanPermenkes 478/1990, tentang Upaya kesehatan
Transfusi Darah, Pasal 9 :Transfusi Darah, Pasal 9 :
1.1. UTD PMI menyampaikan darah yg telah siap pakaiUTD PMI menyampaikan darah yg telah siap pakai
kpd sarana pelayanan kesehatan ….kpd sarana pelayanan kesehatan ….
2.2. Penyampaian darah sbgm dimaksud ayat (1) harusPenyampaian darah sbgm dimaksud ayat (1) harus
memperhatikan prioritas dan pemerataan pelayananmemperhatikan prioritas dan pemerataan pelayanan
sesuai dengan kebutuhan.sesuai dengan kebutuhan.
 Kep. Dirjen Yanmedik No. 1147/1991, tentangKep. Dirjen Yanmedik No. 1147/1991, tentang
Juklak Permenkes, Bab II E.a : Distribusi DarahJuklak Permenkes, Bab II E.a : Distribusi Darah
ke Bank Darah :ke Bank Darah : Darah yg dikirimkan adalahDarah yg dikirimkan adalah
yang belum menjalani reaksi silang namunyang belum menjalani reaksi silang namun
sudah jelas identitasnya.sudah jelas identitasnya.
13
 WHO :WHO :
– Close system on blood transportationClose system on blood transportation
– Rational use in blood transfusion serviceRational use in blood transfusion service
(rational use(rational use appropriate use)appropriate use)
– Hemovigillance (suatu sistim untukHemovigillance (suatu sistim untuk
memonitor, melaporkan dan menyelidikimemonitor, melaporkan dan menyelidiki
reaksi transfusi )reaksi transfusi )
 Kepmenkes No. 423/2007 :Kepmenkes No. 423/2007 : Semua RSSemua RS
harus memiliki Bank Darah Rumah Sakit.harus memiliki Bank Darah Rumah Sakit.
14
PEMBIAYAAN DARAHPEMBIAYAAN DARAH
 Pembiayan dibagi atas :Pembiayan dibagi atas :
1.1. Biaya investasiBiaya investasi
2.2. Biaya operasional (termasuk biaya pemeliharaan)Biaya operasional (termasuk biaya pemeliharaan)
 Pembiayan diatas untuk 4 kegiatan UTD:Pembiayan diatas untuk 4 kegiatan UTD:
1.1. Pengerahan donorPengerahan donor
2.2. Pengambilan darahPengambilan darah
3.3. Pengolahan darahPengolahan darah
4.4. Penyimpanan dan distribusiPenyimpanan dan distribusi
 Hasil penghitungan biaya (Costing) :Hasil penghitungan biaya (Costing) : Unit CostUnit Cost (biaya yang dibutuhkan(biaya yang dibutuhkan
untuk menghasilkan satu kantong darah yang memenuhi standaruntuk menghasilkan satu kantong darah yang memenuhi standar
kualitas).kualitas).
 Manajemen pembiayaan: Costing, Financing, Pricing, BudgetingManajemen pembiayaan: Costing, Financing, Pricing, Budgeting
15
PERLUNYA PENDANAAN UTDPERLUNYA PENDANAAN UTD
APBN
APBD
PMI
Pinjaman
Hibah
Pendapatan UTD
sendiri
•Biaya Operasional
(termasuk Biaya
Pemeliharaan
dan Ketenagaan)
•Biaya Investasi
(+Depresiasi)
=
PENDAPATAN PENGELUARAN=
16
PENGHITUNGAN BPPD ( PRICING )PENGHITUNGAN BPPD ( PRICING )
 PenghitunganPenghitungan BPPDBPPD ((PricingPricing) — proses penentuan berapa nilai yang) — proses penentuan berapa nilai yang
akan diterima oleh organisasi untuk produk yang dihasilkannya.akan diterima oleh organisasi untuk produk yang dihasilkannya.
 Dasar Penghitungan BPPDDasar Penghitungan BPPD
17
BPPD di Negara LainBPPD di Negara Lain
NegaraNegara BPPD (USD)BPPD (USD)
– MalaysiaMalaysia 48 (Subsidi pem 80%)48 (Subsidi pem 80%)
– SingaporeSingapore > 100 (Subsidi pem > 60%)> 100 (Subsidi pem > 60%)
– AustraliaAustralia 190 (Subsidi pem >90%)190 (Subsidi pem >90%)
– JepangJepang > 200 (Subsidi pem >90%)> 200 (Subsidi pem >90%)
– IndonesiaIndonesia 12 – 25 (Subsidi pem 10-20%)12 – 25 (Subsidi pem 10-20%)
18
PEMBIAYAAN DI BDRSPEMBIAYAAN DI BDRS
 Menjadi kebijakan pimpinan RS / Pemda
 Komponen pembiayaan:
– BPPD dari UTD
– Biaya investasi dan operasional untuk:
 Penyimpanan
 Uji golongan darah dan silang serasi
– Biaya investasi: biaya pengganti peralatan
– Biaya operasional: tenaga, bahan habis pakai
19
PENUTUPPENUTUP
 Pelayanan darah merupakan bagianPelayanan darah merupakan bagian
pelayanan kesehatanpelayanan kesehatan
 Regulasi pelayanan darah mengindukRegulasi pelayanan darah menginduk
pada UU Kesehatan dan PP Pelayananpada UU Kesehatan dan PP Pelayanan
DarahDarah
 Peraturan teknis operasional pelayananPeraturan teknis operasional pelayanan
darah adalah Permenkes, Pedoman, dlldarah adalah Permenkes, Pedoman, dll

More Related Content

What's hot

Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasienContoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Sri Yusanti
 
2. ppt kelompok 3 usia sekolah
2. ppt kelompok 3 usia sekolah2. ppt kelompok 3 usia sekolah
2. ppt kelompok 3 usia sekolah
astriani0405
 
Sop pengendalian dokumen
Sop pengendalian dokumenSop pengendalian dokumen
Sop pengendalian dokumen
Hendri Adis
 
Metodologi study islam final
Metodologi study islam   finalMetodologi study islam   final
Metodologi study islam final
solihin kadar
 
11. PKT.Kontrak Kuliah (2023).ppt
11. PKT.Kontrak Kuliah (2023).ppt11. PKT.Kontrak Kuliah (2023).ppt
11. PKT.Kontrak Kuliah (2023).ppt
hakipewe1
 
Donor darah
Donor darahDonor darah
Donor darah
Lidia Winarti
 
Sejarah perkembangan komunikasi dalam keperawwatan
Sejarah perkembangan komunikasi dalam keperawwatanSejarah perkembangan komunikasi dalam keperawwatan
Sejarah perkembangan komunikasi dalam keperawwatan
Sumadin1112
 
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
rickygunawan84
 
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RSArah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
ditjenyankes
 
Implementasi Manajamen Mutu Dalam Rangka Persiapan Akreditasi Puskesmas.pptx
Implementasi Manajamen Mutu Dalam Rangka Persiapan Akreditasi Puskesmas.pptxImplementasi Manajamen Mutu Dalam Rangka Persiapan Akreditasi Puskesmas.pptx
Implementasi Manajamen Mutu Dalam Rangka Persiapan Akreditasi Puskesmas.pptx
SteniTrisca
 
Seleksi Pendonor Darah Di Puskesmas
Seleksi Pendonor Darah Di PuskesmasSeleksi Pendonor Darah Di Puskesmas
Seleksi Pendonor Darah Di Puskesmas
Dokter Tekno
 
Sesi 1 prinsip dan teori kesmas
Sesi 1 prinsip dan teori kesmasSesi 1 prinsip dan teori kesmas
Sesi 1 prinsip dan teori kesmas
amandabadar
 
Landasan teori dan hipotesis mpp
Landasan teori dan hipotesis mppLandasan teori dan hipotesis mpp
Landasan teori dan hipotesis mpp
Dhanar Atmaja
 
Presentasi pencatatan dan pelaporan rm fix dikonversi
Presentasi pencatatan dan pelaporan rm fix dikonversiPresentasi pencatatan dan pelaporan rm fix dikonversi
Presentasi pencatatan dan pelaporan rm fix dikonversi
rickygunawan84
 
Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17
Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17
Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17
Eko Mardianto
 
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
SuMarni41
 
Format outline skripsi jurusan manajemen fe unsoed
Format outline skripsi jurusan manajemen fe unsoedFormat outline skripsi jurusan manajemen fe unsoed
Format outline skripsi jurusan manajemen fe unsoed
Satria Soedirman
 
Ppt fasil radiologi 1
Ppt fasil radiologi 1Ppt fasil radiologi 1
Ppt fasil radiologi 1
rickygunawan84
 
Dasar-dasar Ekonomi Kesehatan
Dasar-dasar Ekonomi KesehatanDasar-dasar Ekonomi Kesehatan
Dasar-dasar Ekonomi Kesehatan
Kristyawan Sutriyanto
 

What's hot (20)

Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasienContoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasien
 
35820427 karya-tulis-ilmiah
35820427 karya-tulis-ilmiah35820427 karya-tulis-ilmiah
35820427 karya-tulis-ilmiah
 
2. ppt kelompok 3 usia sekolah
2. ppt kelompok 3 usia sekolah2. ppt kelompok 3 usia sekolah
2. ppt kelompok 3 usia sekolah
 
Sop pengendalian dokumen
Sop pengendalian dokumenSop pengendalian dokumen
Sop pengendalian dokumen
 
Metodologi study islam final
Metodologi study islam   finalMetodologi study islam   final
Metodologi study islam final
 
11. PKT.Kontrak Kuliah (2023).ppt
11. PKT.Kontrak Kuliah (2023).ppt11. PKT.Kontrak Kuliah (2023).ppt
11. PKT.Kontrak Kuliah (2023).ppt
 
Donor darah
Donor darahDonor darah
Donor darah
 
Sejarah perkembangan komunikasi dalam keperawwatan
Sejarah perkembangan komunikasi dalam keperawwatanSejarah perkembangan komunikasi dalam keperawwatan
Sejarah perkembangan komunikasi dalam keperawwatan
 
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
 
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RSArah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
 
Implementasi Manajamen Mutu Dalam Rangka Persiapan Akreditasi Puskesmas.pptx
Implementasi Manajamen Mutu Dalam Rangka Persiapan Akreditasi Puskesmas.pptxImplementasi Manajamen Mutu Dalam Rangka Persiapan Akreditasi Puskesmas.pptx
Implementasi Manajamen Mutu Dalam Rangka Persiapan Akreditasi Puskesmas.pptx
 
Seleksi Pendonor Darah Di Puskesmas
Seleksi Pendonor Darah Di PuskesmasSeleksi Pendonor Darah Di Puskesmas
Seleksi Pendonor Darah Di Puskesmas
 
Sesi 1 prinsip dan teori kesmas
Sesi 1 prinsip dan teori kesmasSesi 1 prinsip dan teori kesmas
Sesi 1 prinsip dan teori kesmas
 
Landasan teori dan hipotesis mpp
Landasan teori dan hipotesis mppLandasan teori dan hipotesis mpp
Landasan teori dan hipotesis mpp
 
Presentasi pencatatan dan pelaporan rm fix dikonversi
Presentasi pencatatan dan pelaporan rm fix dikonversiPresentasi pencatatan dan pelaporan rm fix dikonversi
Presentasi pencatatan dan pelaporan rm fix dikonversi
 
Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17
Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17
Panduan Lengkap Menguasai SPSS 17
 
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
 
Format outline skripsi jurusan manajemen fe unsoed
Format outline skripsi jurusan manajemen fe unsoedFormat outline skripsi jurusan manajemen fe unsoed
Format outline skripsi jurusan manajemen fe unsoed
 
Ppt fasil radiologi 1
Ppt fasil radiologi 1Ppt fasil radiologi 1
Ppt fasil radiologi 1
 
Dasar-dasar Ekonomi Kesehatan
Dasar-dasar Ekonomi KesehatanDasar-dasar Ekonomi Kesehatan
Dasar-dasar Ekonomi Kesehatan
 

Viewers also liked

Analisis permenkes no. 83 tahun 2014
Analisis permenkes no. 83 tahun 2014Analisis permenkes no. 83 tahun 2014
Analisis permenkes no. 83 tahun 2014
marsunpas2015
 
3 fungsi dan tugas utd & bdrs
3 fungsi dan tugas utd & bdrs3 fungsi dan tugas utd & bdrs
3 fungsi dan tugas utd & bdrs
riski albughari
 
6 pencatatan & pelapoan bdrs (dr. neni )
6 pencatatan & pelapoan bdrs (dr. neni )6 pencatatan & pelapoan bdrs (dr. neni )
6 pencatatan & pelapoan bdrs (dr. neni )
riski albughari
 
Pengolahan darah
Pengolahan darahPengolahan darah
Pengolahan darah
dewisetiyana52
 
Analisis permenkes no 9 thn 2014
Analisis permenkes no 9 thn 2014Analisis permenkes no 9 thn 2014
Analisis permenkes no 9 thn 2014
marsunpas2015
 
Donor darah itti
Donor darah ittiDonor darah itti
Donor darah itti
itti_asis
 
Analisis permenkes no. 56 tahun 2014
Analisis permenkes no. 56 tahun 2014Analisis permenkes no. 56 tahun 2014
Analisis permenkes no. 56 tahun 2014
marsunpas2015
 
Perizinan rumah sakit
Perizinan rumah sakitPerizinan rumah sakit
Perizinan rumah sakit
Joni Iswanto
 
Analisis permenkes no. 56 tahun 2014
Analisis permenkes no. 56 tahun 2014Analisis permenkes no. 56 tahun 2014
Analisis permenkes no. 56 tahun 2014
marsunpas2015
 
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
melodycguitarista
 
Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah SakitPermenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
Gafar Hartatiyanto
 
Proposal Pendirian Rumah Sakit
Proposal Pendirian Rumah SakitProposal Pendirian Rumah Sakit
Proposal Pendirian Rumah Sakit
adnanims
 
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe BPerencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Muhammad Zulfikar
 

Viewers also liked (14)

Analisis permenkes no. 83 tahun 2014
Analisis permenkes no. 83 tahun 2014Analisis permenkes no. 83 tahun 2014
Analisis permenkes no. 83 tahun 2014
 
3 fungsi dan tugas utd & bdrs
3 fungsi dan tugas utd & bdrs3 fungsi dan tugas utd & bdrs
3 fungsi dan tugas utd & bdrs
 
6 pencatatan & pelapoan bdrs (dr. neni )
6 pencatatan & pelapoan bdrs (dr. neni )6 pencatatan & pelapoan bdrs (dr. neni )
6 pencatatan & pelapoan bdrs (dr. neni )
 
Donor Darah PPT
Donor Darah PPTDonor Darah PPT
Donor Darah PPT
 
Pengolahan darah
Pengolahan darahPengolahan darah
Pengolahan darah
 
Analisis permenkes no 9 thn 2014
Analisis permenkes no 9 thn 2014Analisis permenkes no 9 thn 2014
Analisis permenkes no 9 thn 2014
 
Donor darah itti
Donor darah ittiDonor darah itti
Donor darah itti
 
Analisis permenkes no. 56 tahun 2014
Analisis permenkes no. 56 tahun 2014Analisis permenkes no. 56 tahun 2014
Analisis permenkes no. 56 tahun 2014
 
Perizinan rumah sakit
Perizinan rumah sakitPerizinan rumah sakit
Perizinan rumah sakit
 
Analisis permenkes no. 56 tahun 2014
Analisis permenkes no. 56 tahun 2014Analisis permenkes no. 56 tahun 2014
Analisis permenkes no. 56 tahun 2014
 
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
 
Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah SakitPermenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
 
Proposal Pendirian Rumah Sakit
Proposal Pendirian Rumah SakitProposal Pendirian Rumah Sakit
Proposal Pendirian Rumah Sakit
 
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe BPerencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
Perencanaan dan Perancangan Rumah sakit Tipe B
 

Similar to Regulasi yan darah 2010

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi DarahPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
PUTRA ADI IRAWAN
 
Pmk no. 91_ttg_standar_transfusi_pelayanan_darah_
Pmk no. 91_ttg_standar_transfusi_pelayanan_darah_Pmk no. 91_ttg_standar_transfusi_pelayanan_darah_
Pmk no. 91_ttg_standar_transfusi_pelayanan_darah_
niniekyusdia
 
Pmk no. 92 ttg juknis kerja sama puskesmas, unit transfusi darah dan rs
Pmk no. 92 ttg juknis kerja sama puskesmas, unit transfusi darah dan rsPmk no. 92 ttg juknis kerja sama puskesmas, unit transfusi darah dan rs
Pmk no. 92 ttg juknis kerja sama puskesmas, unit transfusi darah dan rs
Dokter Tekno
 
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimpermenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
Achmad Wahid
 
Uud 43 2016
Uud 43 2016Uud 43 2016
Uud 43 2016
adhimas akbar
 
Permenkes 43
Permenkes 43Permenkes 43
Permenkes 43
achmadMuzzamil
 
Permenkes 43 tahun 2016 tentang spm
Permenkes 43 tahun 2016 tentang spmPermenkes 43 tahun 2016 tentang spm
Permenkes 43 tahun 2016 tentang spm
Muammaraqibmuufti
 
Spm kesehatan 2016
Spm kesehatan 2016Spm kesehatan 2016
Spm kesehatan 2016
citaish
 
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Herry Abi
 
Uuri no 43
Uuri no 43Uuri no 43
Uuri no 43
Ratna Marta Sari
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Muh Saleh
 
58d486f010a3f067108647(1)
58d486f010a3f067108647(1)58d486f010a3f067108647(1)
58d486f010a3f067108647(1)
ave ria
 
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2011Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2011
transparansiacehtamiang
 
Kepmenkes 129 tahun 2008 spm rs
Kepmenkes 129 tahun 2008   spm rsKepmenkes 129 tahun 2008   spm rs
Kepmenkes 129 tahun 2008 spm rssimorly
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Wira Kusuma
 
Perda rsud bagas_waras
Perda rsud bagas_warasPerda rsud bagas_waras
Perda rsud bagas_waras
PA_Klaten
 
2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov
2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov
2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov
PA_Klaten
 
PERGUB-010-THN-2012-ttg-PEDOMAN-TATA-KELOLA-RSJ-SL.pdf
PERGUB-010-THN-2012-ttg-PEDOMAN-TATA-KELOLA-RSJ-SL.pdfPERGUB-010-THN-2012-ttg-PEDOMAN-TATA-KELOLA-RSJ-SL.pdf
PERGUB-010-THN-2012-ttg-PEDOMAN-TATA-KELOLA-RSJ-SL.pdf
SubbagwasinternRsbd
 
MD.1 KEBIJAKAN DALAM PENGAMBILAN DARAH.pptx
MD.1 KEBIJAKAN DALAM PENGAMBILAN DARAH.pptxMD.1 KEBIJAKAN DALAM PENGAMBILAN DARAH.pptx
MD.1 KEBIJAKAN DALAM PENGAMBILAN DARAH.pptx
totokyon
 

Similar to Regulasi yan darah 2010 (20)

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi DarahPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
 
Pmk no. 91_ttg_standar_transfusi_pelayanan_darah_
Pmk no. 91_ttg_standar_transfusi_pelayanan_darah_Pmk no. 91_ttg_standar_transfusi_pelayanan_darah_
Pmk no. 91_ttg_standar_transfusi_pelayanan_darah_
 
Pmk no. 92 ttg juknis kerja sama puskesmas, unit transfusi darah dan rs
Pmk no. 92 ttg juknis kerja sama puskesmas, unit transfusi darah dan rsPmk no. 92 ttg juknis kerja sama puskesmas, unit transfusi darah dan rs
Pmk no. 92 ttg juknis kerja sama puskesmas, unit transfusi darah dan rs
 
Tas kreading pelayanan tranfusi
Tas kreading pelayanan tranfusiTas kreading pelayanan tranfusi
Tas kreading pelayanan tranfusi
 
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimpermenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
 
Uud 43 2016
Uud 43 2016Uud 43 2016
Uud 43 2016
 
Permenkes 43
Permenkes 43Permenkes 43
Permenkes 43
 
Permenkes 43 tahun 2016 tentang spm
Permenkes 43 tahun 2016 tentang spmPermenkes 43 tahun 2016 tentang spm
Permenkes 43 tahun 2016 tentang spm
 
Spm kesehatan 2016
Spm kesehatan 2016Spm kesehatan 2016
Spm kesehatan 2016
 
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
Pmk no. 43_ttg_standar_pelayanan_minimal_bidang_kesehatan_.pdf-1629379133
 
Uuri no 43
Uuri no 43Uuri no 43
Uuri no 43
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
 
58d486f010a3f067108647(1)
58d486f010a3f067108647(1)58d486f010a3f067108647(1)
58d486f010a3f067108647(1)
 
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2011Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2011
 
Kepmenkes 129 tahun 2008 spm rs
Kepmenkes 129 tahun 2008   spm rsKepmenkes 129 tahun 2008   spm rs
Kepmenkes 129 tahun 2008 spm rs
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
 
Perda rsud bagas_waras
Perda rsud bagas_warasPerda rsud bagas_waras
Perda rsud bagas_waras
 
2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov
2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov
2011 Ret jasa umum final stj menkeu+prov
 
PERGUB-010-THN-2012-ttg-PEDOMAN-TATA-KELOLA-RSJ-SL.pdf
PERGUB-010-THN-2012-ttg-PEDOMAN-TATA-KELOLA-RSJ-SL.pdfPERGUB-010-THN-2012-ttg-PEDOMAN-TATA-KELOLA-RSJ-SL.pdf
PERGUB-010-THN-2012-ttg-PEDOMAN-TATA-KELOLA-RSJ-SL.pdf
 
MD.1 KEBIJAKAN DALAM PENGAMBILAN DARAH.pptx
MD.1 KEBIJAKAN DALAM PENGAMBILAN DARAH.pptxMD.1 KEBIJAKAN DALAM PENGAMBILAN DARAH.pptx
MD.1 KEBIJAKAN DALAM PENGAMBILAN DARAH.pptx
 

More from riski albughari

Vektor penyakit protozoa
Vektor penyakit protozoaVektor penyakit protozoa
Vektor penyakit protozoariski albughari
 
Vektor penyakit cacing (filariasis)
Vektor penyakit cacing (filariasis)Vektor penyakit cacing (filariasis)
Vektor penyakit cacing (filariasis)
riski albughari
 
Vektor mekanik
Vektor mekanikVektor mekanik
Vektor mekanik
riski albughari
 
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamukMorfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
riski albughari
 
Entomologi kedokteran
Entomologi kedokteranEntomologi kedokteran
Entomologi kedokteran
riski albughari
 
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteriVektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteririski albughari
 
5b manajemen perawatan dan kalibrasi alat 1
5b manajemen perawatan dan kalibrasi alat 15b manajemen perawatan dan kalibrasi alat 1
5b manajemen perawatan dan kalibrasi alat 1riski albughari
 
5 pengawasan dan penilaian kualitas
5 pengawasan dan penilaian kualitas5 pengawasan dan penilaian kualitas
5 pengawasan dan penilaian kualitas
riski albughari
 
4 keamaman kerja di bdrs
4 keamaman kerja di bdrs4 keamaman kerja di bdrs
4 keamaman kerja di bdrs
riski albughari
 
3 komplikasi transfusi darah
3 komplikasi transfusi darah3 komplikasi transfusi darah
3 komplikasi transfusi darah
riski albughari
 
2 menulis pks
2 menulis pks2 menulis pks
2 menulis pks
riski albughari
 
1 bagan alur kegiatan bdrs
1 bagan alur kegiatan bdrs1 bagan alur kegiatan bdrs
1 bagan alur kegiatan bdrsriski albughari
 
Cytomegalovirus. nnn
Cytomegalovirus. nnnCytomegalovirus. nnn
Cytomegalovirus. nnn
riski albughari
 
Hiv
HivHiv
Reaksi terhadap agen fisika dan agen kimia
Reaksi terhadap agen fisika dan agen kimiaReaksi terhadap agen fisika dan agen kimia
Reaksi terhadap agen fisika dan agen kimiariski albughari
 
Presentasi h5 n1 short
Presentasi h5 n1 shortPresentasi h5 n1 short
Presentasi h5 n1 short
riski albughari
 
Pemurnian dan identifikasi virus
Pemurnian dan identifikasi virusPemurnian dan identifikasi virus
Pemurnian dan identifikasi virusriski albughari
 
Pembiakan dan asal virus
Pembiakan dan asal virusPembiakan dan asal virus
Pembiakan dan asal virus
riski albughari
 

More from riski albughari (20)

Vektor penyakit protozoa
Vektor penyakit protozoaVektor penyakit protozoa
Vektor penyakit protozoa
 
Vektor penyakit cacing (filariasis)
Vektor penyakit cacing (filariasis)Vektor penyakit cacing (filariasis)
Vektor penyakit cacing (filariasis)
 
Vektor mekanik
Vektor mekanikVektor mekanik
Vektor mekanik
 
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamukMorfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
 
Entomologi kedokteran
Entomologi kedokteranEntomologi kedokteran
Entomologi kedokteran
 
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteriVektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
Vektor penyakit virus, riketsia, dan bakteri
 
5b manajemen perawatan dan kalibrasi alat 1
5b manajemen perawatan dan kalibrasi alat 15b manajemen perawatan dan kalibrasi alat 1
5b manajemen perawatan dan kalibrasi alat 1
 
5 pengawasan dan penilaian kualitas
5 pengawasan dan penilaian kualitas5 pengawasan dan penilaian kualitas
5 pengawasan dan penilaian kualitas
 
4 keamaman kerja di bdrs
4 keamaman kerja di bdrs4 keamaman kerja di bdrs
4 keamaman kerja di bdrs
 
3 komplikasi transfusi darah
3 komplikasi transfusi darah3 komplikasi transfusi darah
3 komplikasi transfusi darah
 
2 menulis pks
2 menulis pks2 menulis pks
2 menulis pks
 
1 bagan alur kegiatan bdrs
1 bagan alur kegiatan bdrs1 bagan alur kegiatan bdrs
1 bagan alur kegiatan bdrs
 
Konsep dasar virologi
Konsep dasar virologiKonsep dasar virologi
Konsep dasar virologi
 
Cytomegalovirus. nnn
Cytomegalovirus. nnnCytomegalovirus. nnn
Cytomegalovirus. nnn
 
Hiv
HivHiv
Hiv
 
Reaksi terhadap agen fisika dan agen kimia
Reaksi terhadap agen fisika dan agen kimiaReaksi terhadap agen fisika dan agen kimia
Reaksi terhadap agen fisika dan agen kimia
 
Presentasi h5 n1 short
Presentasi h5 n1 shortPresentasi h5 n1 short
Presentasi h5 n1 short
 
Penggolongan virus
Penggolongan virusPenggolongan virus
Penggolongan virus
 
Pemurnian dan identifikasi virus
Pemurnian dan identifikasi virusPemurnian dan identifikasi virus
Pemurnian dan identifikasi virus
 
Pembiakan dan asal virus
Pembiakan dan asal virusPembiakan dan asal virus
Pembiakan dan asal virus
 

Recently uploaded

Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 

Recently uploaded (20)

Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 

Regulasi yan darah 2010

  • 1. 11 REGULASIREGULASI PELAYANAN DARAHPELAYANAN DARAH PALANG MERAH INDONESIAPALANG MERAH INDONESIA Unit Transfusi Darah PusatUnit Transfusi Darah Pusat
  • 2. 2 REGULASIREGULASI INTERNASIONALINTERNASIONAL  WHA Resolution 28.72 (1975)WHA Resolution 28.72 (1975) – Promosikan pelayanan darah nasional atas dasar donasiPromosikan pelayanan darah nasional atas dasar donasi sukarela tanpa pamrihsukarela tanpa pamrih..  PHILOSOPHY of BLOOD TRANSFUSION (WHO)PHILOSOPHY of BLOOD TRANSFUSION (WHO) – Safe blood supply either in BT Technology or PracticeSafe blood supply either in BT Technology or Practice..  WHO Aide memoire (2002), strategy for efficientWHO Aide memoire (2002), strategy for efficient blood serviceblood service – Well organized, nationally coordinated BTSWell organized, nationally coordinated BTS – Blood collected from regular, VNRD from low risk popBlood collected from regular, VNRD from low risk pop – Testing all donated blood, including screening for TTIs, bloodTesting all donated blood, including screening for TTIs, blood grouping and compatibility testinggrouping and compatibility testing – Appropriate clinical use of bloofAppropriate clinical use of bloof
  • 3. 3 REGULASI NASIONALREGULASI NASIONAL  Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentangUndang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;Kesehatan;  Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentangUndang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pelaksanaannya,Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pelaksanaannya, yaitu :yaitu : – PP No. 65 tahun 2005 tentangPP No. 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan danPedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM);Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM); – PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian UrusanPP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan DaerahPemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota;Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota; – PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah  Undang-Undang No. 25 tahun 2009 tentangUndang-Undang No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.Pelayanan Publik.
  • 4. 4 KEDUDUKAN PELAYANAN DARAHKEDUDUKAN PELAYANAN DARAH MENURUT PERATURANMENURUT PERATURAN PERUNDANG-PERUNDANG- UNDANGANUNDANGAN  Pelayanan darah merupakanPelayanan darah merupakan upayaupaya kesehatankesehatan peroranganperorangan sekaligussekaligus upaya kesehatan masyarakatupaya kesehatan masyarakat untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginyauntuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat. (Mengacu kepadabagi masyarakat. (Mengacu kepada Pasal 86, 88, dan 46Pasal 86, 88, dan 46 dari UU 36/2009 tentang Kesehatandari UU 36/2009 tentang Kesehatan )) [6][6]  Pelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatanPelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatan merupakanmerupakan urusan wajib yang menjadi kewenanganurusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerahpemerintahan daerah .. (Mengacu kepada(Mengacu kepada UU 32/2004UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerahtentang Pemerintahan Daerah) [7]) [7]  Pelayanan darah merupakan pelayanan publikPelayanan darah merupakan pelayanan publik .. (Mengacu kepada(Mengacu kepada Pasal 1, dan 5 dari UU 25/2009 tentangPasal 1, dan 5 dari UU 25/2009 tentang Pelayanan PublikPelayanan Publik sertaserta UU 36/2009 tentang KesehatanUU 36/2009 tentang Kesehatan dandan UU 32/2004 tentang Pemerintahan DaerahUU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah) [6;7;8]) [6;7;8]
  • 5. 5 PENYELENGGARAAN PELAYANANPENYELENGGARAAN PELAYANAN DARAH MENURUT PERATURAN PERDARAH MENURUT PERATURAN PER UUUU UU 36/2009 tentang KesehatanUU 36/2009 tentang Kesehatan [6][6]  Pelayanan darah diselenggarakan dalam bentuk kegiatan denganPelayanan darah diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatanpendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatifpromotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh danyang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. (berkesinambungan. (Pasal 86, 88,Pasal 86, 88, && 4747 ))  Pasal 90 :Pasal 90 : – Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan darahPemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan darah yang aman, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.yang aman, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. – PemerintahPemerintah menjamin pembiayaanmenjamin pembiayaan dalam penyelenggaraandalam penyelenggaraan pelayanan darah.pelayanan darah. (Menurut penjelasan :(Menurut penjelasan : Jaminan pemerintahJaminan pemerintah diwujudkan dalam bentuk pemberian subsidi kepada UTD daridiwujudkan dalam bentuk pemberian subsidi kepada UTD dari APBNAPBN,, APBDAPBD dandan bantuan lainbantuan lainnyanya – Darah dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun.Darah dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun.  Pasal 87 :Pasal 87 : Penyelenggaraan donor darah dan pengolahan darah dilakukanPenyelenggaraan donor darah dan pengolahan darah dilakukan UTD yangUTD yang dapat diselenggarakandapat diselenggarakan oleh pemerintah pusat,oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/ataupemerintah daerah, dan/atau organisasi sosial yang tugasorganisasi sosial yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kepalangmerahanpokok dan fungsinya di bidang kepalangmerahan (PMI)(PMI)..
  • 6. 6 UU 32/2004 tentang Pemerintahan DaerahUU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah  Pelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatanPelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatan merupakanmerupakan urusan wajib yang menjadiurusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerahkewenangan pemerintahan daerah [7].[7]. – Pelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatanPelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatan dasardasar (basic services)(basic services) ,, perlu dibagi secara jelas urusanperlu dibagi secara jelas urusan penyelenggaraannya antara Pemerintah Pusat denganpenyelenggaraannya antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan DaerahPemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota. (Kabupaten / Kota. (PP 38/2007PP 38/2007 tentang Pembagian Urusantentang Pembagian Urusan Pemerintahan)Pemerintahan) [9][9] – Pelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatanPelayanan darah sebagai upaya pelayanan kesehatan merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiapmerupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap wargawarga  perlu disusun Standar Pelayanan Minimalnyaperlu disusun Standar Pelayanan Minimalnya (SPM)(SPM) ((PP 65/2005PP 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dantentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal)Penerapan Standar Pelayanan Minimal) [10][10]
  • 7. 7  Palang Merah Indonesia (PMI) adalah penyelenggaraPalang Merah Indonesia (PMI) adalah penyelenggara pelayanan darah sebagai pelayanan publikpelayanan darah sebagai pelayanan publik sesuaisesuai dengan statusnya sebagaidengan statusnya sebagai badan hukum yangbadan hukum yang dibentuk semata-mata untuk kegiatandibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publikpelayanan publik ((Pasal 1, dan 5 dari UU 25/2009Pasal 1, dan 5 dari UU 25/2009 tentang Pelayanan Publiktentang Pelayanan Publik sertaserta Pasal 87 dari UUPasal 87 dari UU 36/2009 tentang Kesehatan36/2009 tentang Kesehatan) [6;8]) [6;8]  UTD PMI adalahUTD PMI adalah organisasi penyelenggaraorganisasi penyelenggara pelayanan darah sebagai pelayanan publikpelayanan darah sebagai pelayanan publik yangyang merupakanmerupakan satuan kerja dari PMIsatuan kerja dari PMI sebagaisebagai penyelenggara pelayanan darah (penyelenggara pelayanan darah (Pasal 1, dan 5 dari UUPasal 1, dan 5 dari UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik25/2009 tentang Pelayanan Publik sertaserta Pasal 87 dariPasal 87 dari UU 36/2009 tentang KesehatanUU 36/2009 tentang Kesehatan) [6;8]) [6;8]
  • 8. 8 PERATURAN PEMERINTAHPERATURAN PEMERINTAH No.7/2011 tentang Pelayanan DarahNo.7/2011 tentang Pelayanan Darah  Penyelenggara pelayanan darah UTDPenyelenggara pelayanan darah UTD (PMI dan RS)(PMI dan RS)  Pembiayaan dari pemerintah danPembiayaan dari pemerintah dan pemerintah daerahpemerintah daerah  BDRS:BDRS: – Unit RSUnit RS – Menerima, menyimpan, menyiapkan darahMenerima, menyimpan, menyiapkan darah untuk transfusiuntuk transfusi
  • 9. 9  Permenkes 478/1990 Bab II Pasal 5 :Permenkes 478/1990 Bab II Pasal 5 : – Penyumbang darah harus dari penyumbang darah sukarelaPenyumbang darah harus dari penyumbang darah sukarela.. – Pengamanan darah harus dilaksanakan untuk menjagaPengamanan darah harus dilaksanakan untuk menjaga keselamatan pasien, mencegah penularan penyakit.keselamatan pasien, mencegah penularan penyakit. – Pengolahan darah harus dilaksanakan sesuai standar ygPengolahan darah harus dilaksanakan sesuai standar yg berlakuberlaku – Penyimpanan darah harus memenuhi persyaratan teknisPenyimpanan darah harus memenuhi persyaratan teknis  Kepmenkes No. 228/Menkes/SK/III/2002Kepmenkes No. 228/Menkes/SK/III/2002, tentang Pedoman, tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM RS yang wajib dilaksanakanPenyusunan dan Penerapan SPM RS yang wajib dilaksanakan daerah :daerah : – Misi No.4 : meningkatkan peran RSUD dalam memberikan ‘yan pada gakinMisi No.4 : meningkatkan peran RSUD dalam memberikan ‘yan pada gakin untuk jenis ‘yan rujukan,untuk jenis ‘yan rujukan, …………,, ‘yan darah‘yan darah ..... dst..... dst PERATURAN LAIN
  • 10. 10  PP No. 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan danPP No. 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan.Kesehatan.  Kepmenkes No. 423/Menkes/SK/IV/2007, tentangKepmenkes No. 423/Menkes/SK/IV/2007, tentang Kebijakan Peningkatan Kualitas dan AksesKebijakan Peningkatan Kualitas dan Akses Pelayanan Darah :Pelayanan Darah : – Kab/Kota yang belum mpy UTD PMI dapat membentuk UTD RSKab/Kota yang belum mpy UTD PMI dapat membentuk UTD RS di RSUD.di RSUD. – Seluruh RS harus memiliki BDRS.Seluruh RS harus memiliki BDRS. – Membentuk jejaringMembentuk jejaring pelapelayanyananan darah tdarah tingkatingkat nasnasionalional dan daerahdan daerah melibatkan Depkes, UTD PMI, dan Pemda serta RSmelibatkan Depkes, UTD PMI, dan Pemda serta RS
  • 11. 11  Pedoman pelayanan darahPedoman pelayanan darah  Pedoma pengelolaan BDRSPedoma pengelolaan BDRS
  • 12. 12 PERATURAN TERKAIT BDRSPERATURAN TERKAIT BDRS  Permenkes 478/1990, tentang Upaya kesehatanPermenkes 478/1990, tentang Upaya kesehatan Transfusi Darah, Pasal 9 :Transfusi Darah, Pasal 9 : 1.1. UTD PMI menyampaikan darah yg telah siap pakaiUTD PMI menyampaikan darah yg telah siap pakai kpd sarana pelayanan kesehatan ….kpd sarana pelayanan kesehatan …. 2.2. Penyampaian darah sbgm dimaksud ayat (1) harusPenyampaian darah sbgm dimaksud ayat (1) harus memperhatikan prioritas dan pemerataan pelayananmemperhatikan prioritas dan pemerataan pelayanan sesuai dengan kebutuhan.sesuai dengan kebutuhan.  Kep. Dirjen Yanmedik No. 1147/1991, tentangKep. Dirjen Yanmedik No. 1147/1991, tentang Juklak Permenkes, Bab II E.a : Distribusi DarahJuklak Permenkes, Bab II E.a : Distribusi Darah ke Bank Darah :ke Bank Darah : Darah yg dikirimkan adalahDarah yg dikirimkan adalah yang belum menjalani reaksi silang namunyang belum menjalani reaksi silang namun sudah jelas identitasnya.sudah jelas identitasnya.
  • 13. 13  WHO :WHO : – Close system on blood transportationClose system on blood transportation – Rational use in blood transfusion serviceRational use in blood transfusion service (rational use(rational use appropriate use)appropriate use) – Hemovigillance (suatu sistim untukHemovigillance (suatu sistim untuk memonitor, melaporkan dan menyelidikimemonitor, melaporkan dan menyelidiki reaksi transfusi )reaksi transfusi )  Kepmenkes No. 423/2007 :Kepmenkes No. 423/2007 : Semua RSSemua RS harus memiliki Bank Darah Rumah Sakit.harus memiliki Bank Darah Rumah Sakit.
  • 14. 14 PEMBIAYAAN DARAHPEMBIAYAAN DARAH  Pembiayan dibagi atas :Pembiayan dibagi atas : 1.1. Biaya investasiBiaya investasi 2.2. Biaya operasional (termasuk biaya pemeliharaan)Biaya operasional (termasuk biaya pemeliharaan)  Pembiayan diatas untuk 4 kegiatan UTD:Pembiayan diatas untuk 4 kegiatan UTD: 1.1. Pengerahan donorPengerahan donor 2.2. Pengambilan darahPengambilan darah 3.3. Pengolahan darahPengolahan darah 4.4. Penyimpanan dan distribusiPenyimpanan dan distribusi  Hasil penghitungan biaya (Costing) :Hasil penghitungan biaya (Costing) : Unit CostUnit Cost (biaya yang dibutuhkan(biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kantong darah yang memenuhi standaruntuk menghasilkan satu kantong darah yang memenuhi standar kualitas).kualitas).  Manajemen pembiayaan: Costing, Financing, Pricing, BudgetingManajemen pembiayaan: Costing, Financing, Pricing, Budgeting
  • 15. 15 PERLUNYA PENDANAAN UTDPERLUNYA PENDANAAN UTD APBN APBD PMI Pinjaman Hibah Pendapatan UTD sendiri •Biaya Operasional (termasuk Biaya Pemeliharaan dan Ketenagaan) •Biaya Investasi (+Depresiasi) = PENDAPATAN PENGELUARAN=
  • 16. 16 PENGHITUNGAN BPPD ( PRICING )PENGHITUNGAN BPPD ( PRICING )  PenghitunganPenghitungan BPPDBPPD ((PricingPricing) — proses penentuan berapa nilai yang) — proses penentuan berapa nilai yang akan diterima oleh organisasi untuk produk yang dihasilkannya.akan diterima oleh organisasi untuk produk yang dihasilkannya.  Dasar Penghitungan BPPDDasar Penghitungan BPPD
  • 17. 17 BPPD di Negara LainBPPD di Negara Lain NegaraNegara BPPD (USD)BPPD (USD) – MalaysiaMalaysia 48 (Subsidi pem 80%)48 (Subsidi pem 80%) – SingaporeSingapore > 100 (Subsidi pem > 60%)> 100 (Subsidi pem > 60%) – AustraliaAustralia 190 (Subsidi pem >90%)190 (Subsidi pem >90%) – JepangJepang > 200 (Subsidi pem >90%)> 200 (Subsidi pem >90%) – IndonesiaIndonesia 12 – 25 (Subsidi pem 10-20%)12 – 25 (Subsidi pem 10-20%)
  • 18. 18 PEMBIAYAAN DI BDRSPEMBIAYAAN DI BDRS  Menjadi kebijakan pimpinan RS / Pemda  Komponen pembiayaan: – BPPD dari UTD – Biaya investasi dan operasional untuk:  Penyimpanan  Uji golongan darah dan silang serasi – Biaya investasi: biaya pengganti peralatan – Biaya operasional: tenaga, bahan habis pakai
  • 19. 19 PENUTUPPENUTUP  Pelayanan darah merupakan bagianPelayanan darah merupakan bagian pelayanan kesehatanpelayanan kesehatan  Regulasi pelayanan darah mengindukRegulasi pelayanan darah menginduk pada UU Kesehatan dan PP Pelayananpada UU Kesehatan dan PP Pelayanan DarahDarah  Peraturan teknis operasional pelayananPeraturan teknis operasional pelayanan darah adalah Permenkes, Pedoman, dlldarah adalah Permenkes, Pedoman, dll