Dormansi merupakan terhambatnya proses metabolisme dalam biji dan merupakan masa istirahat biji sehingga proses perkecambahan tidak dapat terjadi, yang disebabkan karena adanya pengaruh dari dalam dan luar biji
Dormansi merupakan terhambatnya proses metabolisme dalam biji dan merupakan masa istirahat biji sehingga proses perkecambahan tidak dapat terjadi, yang disebabkan karena adanya pengaruh dari dalam dan luar biji
Unsur Hara adalah zat-zat di alam yang diperlukan mahluk hidup dalam proses pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Unsur hara terdapat dalam bentukyang cepat tersedia, lambat tersedia, sangat lambat tersedia, dan tidak tersedia
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
This material is my class lesson at Faculty of Agriculture, UNSOED, Purwokerto. The material is use also for another classes due to 5 parallel classes of Element of Soil Sciences Lecturing. In this Paper we make Chapter 5 (Soil Chemistry) and Chapter 6 (Essential Plant Nutrient) are merge as PDF File for Slide Share. I am (Purwandaru Widyasunu) proudly share this material for my student and also for another classes.
Unsur Hara adalah zat-zat di alam yang diperlukan mahluk hidup dalam proses pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Unsur hara terdapat dalam bentukyang cepat tersedia, lambat tersedia, sangat lambat tersedia, dan tidak tersedia
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
This material is my class lesson at Faculty of Agriculture, UNSOED, Purwokerto. The material is use also for another classes due to 5 parallel classes of Element of Soil Sciences Lecturing. In this Paper we make Chapter 5 (Soil Chemistry) and Chapter 6 (Essential Plant Nutrient) are merge as PDF File for Slide Share. I am (Purwandaru Widyasunu) proudly share this material for my student and also for another classes.
Produktivitas getah karet (hevea brasiliensis muell. arg) pada pola pertanama...Hananto Maryan Wiguna
The degradation rate of forests and forest areas in Indonesia is very
concerned. Various rehabilitation efforts have been done, including the
implementation of the agroforestry system. In the Bungo Regency, one of the
agroforestry forms that have been implemented is the agroforestry of rubberdipterocarp
in the community rubber forest. The productivity of the community
rubber sap has still considered low. One of the causes is the height of growth and
sap production variation because several rubber farmers haven’t been considering
selection of a bit of blood yet. The research was done in the rubber land owned by
community and used seeds on the initial cultivation which derived from unimproved
seeds. This research aims to find out the productivity rate of rubber sap
in the rubber agroforestry (rubber-dipterocarp) and monoculture system and
analyzing the stand factors that influenced on the productivity of rubber sap.
This research was conducted with survey method. The observation was
conducted by made 40 m x 40 m measuring plot in the community rubber area
which was planted using the monoculture pattern (15 years old) and agroforestry
(15 years old rubber and 6 years old dipterocarp). All measuring plot has been in
two variations of site condition (near a swamp and far from a swamp).
Furthermore, each tree also classified based on diameter classes of < 10 cm, 10 –
20 cm, 20 – 30 cm, and > 30 cm. The parameter that was being measures includes
the production of rubber sap, the site condition, and the Diameter Breast High of
rubber stem (DBH).
The result of this research showed that the site did not influence the
production of sap/tree/day (12.23 gr for the ones far from the swamp and 12,06 gr
for the ones near the swamp). The stem diameter class has influenced on the
production of sap; if stem diameter class was getting bigger so that the rubber sap
production was also getting bigger. The average of the highest sap production in
the two cultivating pattern lies on the stem diameter class of > 30 cm with 30
(±6.45) gram/ day and the lowest sap production was in the stem diameter class of
< 10 cm with 4.75 (±2,2) gr/day. The productivity of rubber sap on the
agroforestry stands was higher if compared to the rubber monoculture with the
average production was 7,5 kg/ha/day. The productivity of sap in the rubber
agroforestry was higher because % of the plants living up to 15 years old was
higher (98.7%) if compared with the rubber monoculture pattern (69,2%).
Harga pokok penjualan (HPP) adalah jumlah semua pengeluaran-pengeluaran langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan dan penempatan barang agar dapat dijual. Atau harga yang harus dibayar untuk memperoleh suatu barang.
Dalam prakteknya harga pokok penjualan terdiri dari harga faktur ditambah biaya angkut, sedangkan biaya-biaya yang lain diperlakukan sebagai biaya waktu (period cost) yang dibebankan pada periode yang bersangkutan.
Nutrisi hidroponik ini ialah pupuk hidroponik lengkap yang mengadung semua unsur hara makro dan mikro yang diperlukan tanaman hidroponik. Pupuk tersebut diformulasi secara khusus sesuai dengan jenis dan fase pertumbuhan tanaman. Pupuk yang dapat digunakan untuk larutan nutrisi Hidroponik diantaranya:
pembahasan pupuk organik . By:Arfitantur Purwaningtyas Kusumajatitani57
Assalamulaikum Wr.Wb
Pada video kali ini saya akan berbagi materi tentang pupuk organik mulai dari pengertian pupuk organik, jenis-jenis pupuk organik, perbedaan pupuk organik dan pupuk anorganik, manfaat pupuk organik dan kesimpulan.
Wassalamualaikum Wr.Wb
1. LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
Disusun Oleh :
Nama
: Niko Utomo
NIM
: 12 /14678/ BP_SPKS
Kelas
: SPKS I
Jurusan
: Budidaya Pertanian
Kelompok
: III (Tiga)
Acara II
: Koleksi Pupuk
Co. Asisten
: M. Aang Fahmi
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2013
2. I. ACARA II
: Koleksi Pupuk
II. TANGGAL
: 12 juli 2013
III. TUJUAN
: 1. Mengenal perbedaan pupuk, bahan pupuk, dan
pembenah tanah
2. Membuat koleksi pupuk, bahan pupuk, dan pembenah
tanah
IV. DASAR TEORI
Pupuk adalah
material
yang
ditambahkan
pada media
tanam
atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga
mampu
berproduksi
dengan
baik.
Material
pupuk
dapat
berupa
bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen.
Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran
proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk
buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut,
agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau
terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat
diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk
organik adalah kompos.
Pupuk dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan dan jumlah unsure hara,
reaksi kimia maupun fisiologisnya, senyawa, bentuk dan pembuatannya.
Berdasarkan bentuk fasanya, pupuk dibedakan atas pupuk padat cair dan gas.
Pupuk padat dapat dikelompokkan menjadi pupuk berbentuk serbuk halus, tepung
atau Kristal ( ZA atau Ammonium Sulfat). Pupuk berbentuk butiran kasar
misalnya TSP, pupuk berbentuk granula misalnya urea, dan pupuk berbentuk
briket misalnya Urea briket.
Berdasarkan senyawanya pupuk digolongkan menjadi pupuk organic dan
pupuk anorganik. Pupuk organic merupakan pupuk yang berasal dari bahanbahan organic yang berasala dari makhluk hidup. Misalnya pupuk kompos, pupuk
kandan dll. Sedangkan pupuk anorganik merupakan pupuk yang berasal dari
3. bukan makhluk hidup atau terbuat dari bahan kimia. Misalnya Urea, TSP, KCl,
dll.
Berdasarkan pembuatannya pupuk dibedakan atas pupuk alam,
seperti
guano, pupuk kandang, rock phosphate, dll, dan pupuk anorganik. Pupuk
anorganik terbagi atas pupuk N, Pupuk P dan Pupuk K. berdasarkan metode
pelepasan haranya dibagi atas pupuk pelepas hara cepat, yaitu pupuk yang dapat
segera diserap oleh tanaman karena mudah larut seperti Urea, ZA, dll, dan pupuk
pelepas hara lambat yaitu pupuk yang lambat diserap oleh tanaman karena
kelarutannya rendah, seperti kompos, batuan phosphate, dll. Berdasarkan reaksi
fisiologisnya dibedakan atas pupuk fisiologi masam yaitu pupuk yang
meningkatkan kemasaman tanah ketika digunakan, pupuk fisiologi basa, yaitu
yang akan mengakibatkan tanah menjadi basa ketika digunakan, dan pupuk netral
yang tidak mengakibatkan perubahan pH saat digunakan. Berdasarkan jumlah
unsure haranya dibedakan atas pupuk tunggal yaitu yang hanya mengandung 1
unsur hara pokok, seperti Urea yang mengandung N. Pupuk majemuk yaitu yng
mengandung lebih dari satu unsure hara. Pupuk majemuk dapat dibedakan atas
pupuk majemuk lengkap, pupuk majemuk tidak lengkap, dan pupuk campur.
4. V. ALAT DAN BAHAN
a. Alat : - Buku tulis
- Pulpen
- Plastik
b. Bahan : - Pupuk CO(NH2)2
(Urea)
- Pupuk K20
(KCL/MOP)
5. VI. CARA KERJA
1. Setiap kelompok membuat koleksi pupuk yang terdiri dari produk pupuk
organik yang dilengkapi dengan brosur yang berisi identifikasi pupuk.
2. Setiap kelompok membuat koleksi pupuk yang terdiri dari produk pupuk
anorganik yang dilengkapi dengan brosur yang berisi identifikasi pupuk.
6. VII. HASIL PENGAMATAN
1. Nama pupuk : Urea
Sifat fisik :
Bentuk
: Kristal
Warna
: Merah
Senyawa
: anorganik
Kelarutan
: cepat
Higroskopisitas
: tinggi
grade pupuk
: 46-0-0
sifat kimia
rumus kimia
kadar hara
: 46% N
sifat fisiologis
2.
: CO(NH2)2
: Asam
Nama Pupuk
: Kcl/MOP
Sifat Fisik
Bentuk
: Kristal
Warna
: Merah
Senyawa
: Anorganik
Kelarutan
: Cepat
Higroskopisitas
: Tinggi
Grade Pupuk
: 0-0-60
Sifat Kimia
Rumus Kimia
: Kcl
Kadar Hara
: 60% K20
Sifat Fisiologis
: Asam
7. VIII. PEMBAHASAN
Dari acara koleksi pupuk ini telah dikumpulkan 3 macam jenis pupuk.
Yaitu pupuk yang mengandung N yaitu Urea, pupuk yang mengandung P dan K
yaitu Growmore, dan pupuk organik yaitu pupuk kandang.
Pupuk yang pertama merupakan pupuk yang mengandung unsure N yaitu
pupuk urea, pupuk ini memiliki bentuk kristal yang berwarna merah muda. Pupuk
ini merupakan pupuk anorganik. Pupuk ini memiliki kelarutan yang tinggi karena
bentuknya Kristal. Pupuk urea memiliki kemampuan mengikat uap air diudara
yang cepat atau higroskopisitasnya tinggi.
Urea atau CO(NH2)2
mengandung 46% unsure N dalam pupuknya.
Pupuk ini jika digunakan atau dilepaskan ketanah atau digunakan akan
mengakibatkan tanah menjadi asam karena pupuk ini mengandung unsure yang
bersifat asam. Oleh karena itu, pupuk ini cocok digunakan pada tanah yang
memiliki pH agak basa.
Pupuk berikutnya adalah pupuk kandang “murni” yang berasal dari
kotoran kambing, yang dijadikan pupuk kandang. Pupuk ini memiliki bentuk
seperti serbuk dan berwarna kehitaman yang menandakan banyak mengandung
unsure hara. Pupuk ini merupakan pupuk organik sehingga memiliki kelarutan
yang lambat dan higroskopisitas yang rendah. Maka jika digunakan pupuk ini
akan lambat terurai dan lambat diserap oleh tanaman.
Pupuk organic adalah pupuk yang sangat bagus untuk tanaman karena
pupuk ini memiliki sifat netral sehingga jika digunakan tidak akan mengakibatkan
perubahan pH dari tanah. Pupuk organik umumnya merupakan pupuk yang
mengandung unsure hara lengkap namun dalam kadar yang sangat kecil.
Pupuk terakhir adalah pupuk anorgnanik yang mengandung unsure P dan K
yaitu pupuk Growmore. Pupuk ini memiliki bentuk Kristal berwarna biru muda.
Pupuk ini memiliki kelarutan yang cepat dan higroskopisitas yang tinggi.
Pupuk KCL/MOP mengandung 60% K2O. maka pupuk ini merpakan salah
satu pupuk majemuk yang mengandung unsure hara tak lengkap, karena pupuk ini
tidak mengandung unsure N. pupuk ini bersifat netral, oleh karena itu, jika
digunakan pupuk ini tidak akan mengakibatkan perubahan pH pada tanah.
8. IX. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan,
Yaitu:
1. Ada beberapa macam pupuk yang diamati yaitu pupuk organic dan
pupuk anorganik.
2. Pupuk Anorganik yaitu Urea dan Growmore. Sedangkan pupuk
organic adalah pupuk kandang
3. Pupuk urea merupakan pupuk tunggal yang hanya mengandung
unsure N.
4. Pupuk urea bersifat asam dan pupuk Growmore dan pupuk kandang
bersifat netral
5. Pupuk PK Gowmore merupakan pupuk majemuk tak lengkap karena
hanya mengandung unsure P dan K.
6. Pupuk organik seperti pupuk kandang murni mengandung unsure
hara lengkap namun dengan kadar yang rendah.
9. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Buku Petunjuk Praktikum Kesuburan dan Kesehatan Tanah ,
Institut Pertanian STIPER, Yogyakarta
http://eone87.wordpress.com/2010/04/03/jenis-jenis-pupuk-dan-cara-aplikasinya/
diakses pada tanggal 12 juli 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk diakses pada tanggal 12 juli 2013
http://www.anneahira.com/macam-macam-pupuk.htm diakses pada tanggal 12 juli
2013
http://www.bumn.go.id/ptpn5/id/galeri/pengertian-fungsi-dan-macam-macampupuk/ diakses pada tanggal 12 juli 2013
Mengetahui,
Co. Ass
Yogyakarta, 12 Juli 2013
Praktikan
( M. Aang Fahmi)
(Niko Utomo)