Dokumen tersebut membahas latar belakang mengenai rendahnya aktivitas belajar siswa dan pentingnya motivasi siswa dalam belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa mata pelajaran matematika melalui pemberian tes kecil setelah proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan metode siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi selama dua kali pertemuan.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar, aktivitas siswa merupakan sesuatu yang sangat penting.
Siswa yang memiliki aktivitas positif akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan
sebaliknya siswa yang memiliki aktivitas negatif akan memperoleh hasil belajar yang kurang
memuaskan. Selama pembelajaran berlangsung diharapkan siswa mempunyai aktivitas belajar
secara positif, sebagaimana yang dinyatakan Sadirman (2001: 95), aktivitas belajar adalah suatu
prilaku siswa yang selalu berusaha, bekerja, atau belajar dengan sungguh-sungguh untuk
mendapat kemajuan atau prestasi yang gemilang dari perubahan tingkah laku yang diperoleh dari
pengalaman dan latihan.
Masalah yang sering timbul dalam dunia pendidikan adalah rendahnya hasil belajar
siswa, yang salah satu penyebabnya adalah kurangnya motivasi siswa untuk belajar. Motivasi
dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi
juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar.
Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan aktivitas siswa untuk belajar, salah satunya
dengan pemberian umpan balik berupa tes setiap sesudah pembelajaran yang diberitahukan
sebelum pelajaran yang diberikan. Diyakini dengan cara ini siswa termotivasi untuk belajar,
sehingga aktivitasnya dalam belajar meningkat. Tes merupakan salah satu bentuk evaluasi yang
sering digunakan dalam proses belajar-mengajar di sekolah, dimana Suharsimi Arikunto (2004 :
29) mendefinisikan ”Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
individu atau kelompok”.
Supaya tes benar-benar menggambarkan keadaan siswa maka tes perlu dilakukan secara
kontiniu. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2004 : 60), yaitu: ”Melalui tes yang sering
dilakukan, guru akan memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keadaan siswa”. Tes yang
dilaksanakan bertujuan untuk mengajak siswa agar lebih giat belajar sehingga prestasi belajar
meningkat, seperti yang dikemukakan oleh Suger (1999:175), ”Tes dimaksudkan untuk
merangsang siswa untuk berprestasi serta mengembangkan kesadaran mereka untuk
meningkatkan prestasi masing-masing”.
2. Proses belajar mengajar di SMP merupakan suatu proses yang memerlukan suatu
perencanaan secara seksama dan sistematis. Setiap pokok bahasan materi pelajaran matematika
di SMP, terdiri dari berbagai kompetensi dasar yang harus dikuasai. Dalam menyampaikan
materi jarang guru yang dapat menyelesaikan dalam satu kali pertemuan. Berdasarkan observasi
awal yaitu wawancara yang penulis lakukan dengan guru matematika SMPN 22 Padang, bahwa
setelah selesai satu kompetensi dasar untuk beberapa kali pertemuan setelah itu baru diadakan
tes, untuk meninjau seberapa jauh penguasaan materi matematika yang telah dipahami siswa. Hal
ini menyebabkan materi yang dipelajari menumpuk, sehingga siswa cenderung belajar secara
borongan pada saat akan diadakan tes, akibatnya hasil belajar kurang memuaskan, serta
menurunnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hal di atas penulis tertarik meneliti salah satu cara yang dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa, yaitu pemberian tes pada setiap sesudah tatap muka. Dengan cara ini
siswa diharapkan serius dalam menerima pelajaran dan dapat merangsang siswa belajar setiap
hari tanpa harus menumpuk materi pelajaran. Jika tes diberikan secara kontinu, siswa akan
terlatih mengerjakan soal-soal yang biasanya dikerjakan jika ada tugas rumah saja.
Pemberian tes setiap tatap muka ini diduga cukup bermanfaat, namun perlu suatu
penelitian untuk mengetahui sejauh mana pemberian tes setiap tatap muka dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di SMPN 22 Padang kelas VII-2, karena setelah
penulis melakukan observasi, ternyata di SMPN 22 Padang, khususnya kelas VII-2 aktivitas
belajar siswa dalam proses pembelajaran rendah, maka karena itulah penulis ingin melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul: ” Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Matematika melalui Pemberian Tes Kecil pada Akhir Proses Pembelajaran di
Kelas X-2 SMPN 22 Padang”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Mengingat berbagai batasan yang penulis miliki, serta agar terpusatnya pembahasan
penelitian ini maka penulis perlu membatasi masalah yang akan diteliti yaitu mengenai
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Pemberian Tes
Kecil pada Akhir Proses Pembelajaran di Kelas X-2 SMPN 22 Padang.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah pemberian tes kecil pada akhir proses
3. pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran matematika di
kelas VII-2 SMPN 22 Padang”.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan memberikan gambaran apakah
pemberian tes kecil pada akhir proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
dalam mata pelajaran matematika kelas VII-2 SMPN 22 Padang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:
1. Bekal pengetahuan dan motivasi bagi penulis guna meningkatkan pola pengajaran
matematika di masa yang akan datang
2. Bahan masukan bagi guru bidang studi matematika dan bidang studi lainnya,
khususnya di SMPN 22 Padang, untuk memotivasi siswa dalam usaha
meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui pemberian tes di akhir
pembelajaran.
4. BAB II
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kajian Pustaka
1. Aktivitas dalam Belajar
Selama proses belajar mengajar siswa diharapkan mempunyai aktivitas belajar positif.
Menurut Sriyono (1999:8) dalam dunia pendidikan keaktifan belajar merupakan tuntutan logis
dari pembelajaran yang seharusnya, tidak ada suatu kegiatan pembelajaran tanpa melibatkan
keaktifan siswa. Permasalahannya adalah tingkat keaktifan siswa itu dalam proses pembelajaran.
Sedangkan keaktifan siswa itu sendiri sangat bergantung kepada dorongan atau motivasi yang
timbul baik dari dalam diri seseorang maupun dari luar dirinya, sehingga semakin tinggi
dorongan yang timbul dalam diri seseorang akan semakin aktif dalam belajar.
Menurut Sardiman (2001:95) aktivitas belajar adalah suatu perilaku yang selalu berusaha,
bekerja atau belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapat kemajuan atau prestasi yang
gemilang dari perubahan tingkah laku yang diperoleh dari pengalaman dan latihan. Faktor
keberhasilan siswa dalam belajar sangat tergantung kepada keaktifan siswa itu sendiri sebagai
subjek belajar.
Menurut Paul D. Dierich dalam Sadirman (2002:100), jenis-jenis aktivitas dapat
digolongkan sebagai berikut :
a. Kegiatan-kegiatan visual, seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi,
mengamati.
b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan uraian, mendengarkan
percakapan, mendengarkan diskusi, dan mendengarkan pidato.
d. Kegiatan-kegiatan menulis, seperti menulis, membuat laporan, mengisi angket, dan
menyalin.
e. Kegiatan-kegiatan menggambar, seperti menggambar, membuat grafik, membuat peta
dan diagram.
f. Kegiatan-kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi model, dan
melakukan demonstrasi.
5. g. Kegiatan-kegiatan mental, seperti menganggap, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
h. Kegiatan-kegiatan emosional, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.
Sehubungan dengan hal tersebut menurut Oemar Hamalik (2001:175) ada beberapa
manfaat aktifitas yaitu :
a. Mendorong siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
b. Dengan berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara
integral.
c. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa.
d. Mendorong para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.
f. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan
pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalistis.
g. Menjadikan pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam
kehidupan bermasyarakat.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriono (2004:132-137) mengemukakan beberapa aktivitas
belajar yaitu:
a. mendengarkan
b. memandang
c. meraba, membau, dan mencicipi / mengecap
d. menulis / mencatat
e. membaca
f. membuat ikhtisar / ringkasan dan menggarisbawahi
g. mengamati tabel-tabel, diagram, dan bagan-bagan
h. menyusun paper / kertas kerja
i. mengingat
j. berpikir
k. latihan dan praktek
6. 2. Tes Kecil
Tes kecil adalah tes yang diberikan kepada siswa setelah proses belajar mengajar
berlangsung yang terdiri dari dua atau tiga buah soal yang bertujuan untuk melihat tingkat
penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan (Suharsimi Arikunto, 2004: 54).
Suatu tes dapat sangat terbatas hanya meliputi satu atau dua topik. Tes semacam ini
sering disebut kuis yang dimaksud untuk mengecek pemahaman siswa tentang materi yang baru
diberikan atau juga dapat digunakan untuk materi yang akan diberikan. Seperti yang
dikemukakan oleh Sujono (1998: 135) bahwa: ”Ruang lingkup suatu tes itu bisa sangat terbatas,
hanya meliputi satu atau dua topik dan mungkin hanya berlangsung dalam waktu yang singkat,
mungkin 5 atau 10 menit. Tes semacam ini biasa disebut kuis atau ulangan, yang sering kali
hanya terdiri atas satu pertanyaan atau mungkin beberapa buah pertanyaan sederhana.
Menurut Davies (2000: 299), tes kecil dapat digolongkan ke dalam dua bentuk yaitu:
a. Tes di awal pembelajaran
Tes ini dimaksud untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang satu atau dua konsep
sebelumnya, mengecek pemahaman siswa tentang pekerjaan rumah dan untuk
menimbulkan motivasi belajar siswa. Pemberian tes di awal pembelajaran memiliki
beberapa fungsi, yaitu: 1) dapat menunjukkan kepada guru tujuan-tujuan mana yang
sudah dicapai, sehingga guru dapat menentukan dimana ia harus memulai pelajaran
tersebut, 2) dapat memberikan suatu efek motivasi kepada siswa.
b. Tes di akhir pembelajaran
Dengan melakukan tes setiap proses belajar mengajar diharapkan siswa dapar berpacu
dan sungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran. Fungsi utama pemberian tes diakhir
pembelajaran adalah untuk menentukan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya
tercapai atau tidak.
Berdasarkan pendapat ini jelaslah bahwa untuk mengetahui apakah siswa sudah
menguasai materi yang baru diberikan atau belum, guru dapat mengadakan tes kecil kepada
siswa setiap akhir pembelajaran. Jumlah soal yang diberikan untuk tes kecil ini adalah dua atau
tiga soal. Sedangkan waktu untuk mengerjakannya antara 10 sampai 15 menit. Dengan
pemberian tes kecil di akhir pembelajaran pada setiap kali pertemuan guru dapat meninjau sejauh
mana tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran yang baru diberikan kepadanya. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi (1999:116), bahwa: ”Tes yang sering diadakan dapat
7. meningkatkan prestasi belajar siswa, sebab tes tersebut akan mendorong dan mengharuskan
siswa untuk belajar lebih teratur, lebih rajin, dan lebih tekun”.
B. Prosedur Penelitian
Pola pelaksanaan pemberian tindakan ini menggunakan “model siklus”. Siklus ini terdiri
dari empat komponen, yaitu :
(1) perencanaan
(2) tindakan
(3) observasi
(4) refleksi.
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
Suharsimi Arikunto, (2006:16)
Permasalahan Perencanaan
Tindakan I
Refleksi I SIKLUS I
Observasi/
Pengumpulan data I
Pelaksanaan Tindakan I
Perencanaan
Tindakan II
SIKLUS II
Observasi/
Pengumpulan data II
Apabila permasalahan belum
terselesaikan dilanjutkan ke
siklus berikutnya
Pelaksanaan Tindakan IIRefleksi II
8. Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis membagi dua siklus kegiatan dalam satu pokok
bahasan, berisi aktivitas-aktivitas sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan
Agar penelitian ini berjalan maksimal, perlu adanya rencana tindakan/kegiatan yang
maksimal pula. Adapun rencana kegiatan yang diprogramkan adalah sebagai berikut:
1) Menentukan jadwal penelitian
2) Menentukan materi yang akan diajarkan
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama dilakukan sebanyak dua
kali pertemuan
4) Membuat lembaran observasi yaitu data tentang aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar. Alat yang digunakan untuk data ini adalah ceklis
5) Membuat soal tes kecil yang akan digunakan dalam penelitian.
b. Tindakan
1) Pada awal pertemuan yaitu sepuluh menit pertama untuk pembukaan yang terdiri
motivasi dan apersepsi. Disamping itu juga diberitahukan bahwa diakhir jam
pelajaran akan diadakan tes kecil/ kuis.
2) Melaksanakan proses pembelajaran
3) Pada akhir jam pelajaran diadakan tes kecil dengan waktu lebih kurang 15 menit
4) Siswa mengumpulkan lembaran jawaban yang sudah dikerjakan
c. Observasi
Observasi diartikan sebagai kegiatan mengenali dan mengamati semua
indikator, perubahan-perubahan yang terjadi dan hasil akhir yang dicapai sebagai
dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat
pelaksanaan tindakan atau proses belajar mengajar berlangsung.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data berupa kegiatan siswa. Proses
pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut:
1) Instrumen data
Pada penelitian ini yang dijadikan alat pengumpul data adalah :
Lembar observasi berisikan data tentang aktivitas siswa dalam belajar
9. Data tentang hasil belajar siswa dengan menggunakan tes dalam
bentuk essay.
2) Teknik pengumpulan data
Observer mengisi lembaran observasi sesuai dengan aktivitas siswa yang
diamati dan menghitung jumlah siswa yang melakukan aktivitas belajar
dalam proses belajar mengajar.
3) Teknik analisis data
Data tentang aktivitas siswa setiap pertamuan diinterpretasikan dalam
bentuk persentase. Untuk menentukan persentase aktivitas siswa digunakan
rumus:
%100
N
F
P
Keterangan:
P = persentase aktivitas siswa tiap pertemuan
F = jumlah siswa yang terlibat
N = jumlah siswa yang hadir
4) Pelaksanaan tes
Pada penelitian ini tes dilakukan dalam bentuk tes kecil yang diberikan
kepada siswa pada setiap pertemuan di akhir proses pembelajaran. Soal
untuk tes kecil ini berjumlah satu atau dua item dalam waktu 10 menit
hingga 15 menit. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk melihat
apakah tindakan yang diberikan (tes kecil) memberikan dampak yang positif
pada aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
d. Refleksi
Tahapan ini bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan refleksi/
perenungan.
Melalui refleksi dapat ditemukan beberapa kekuatan dan kelemahan pelaksanaan
tindakan pada siklus pertama, yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar untuk
perencanaan tindakan pada siklus ke dua.
2. Siklus dua
10. Siklus dua ini merupakan perbaikan dari siklus pertama, yang disusun dengan rencana
yang matang dengan memperhatikan hasil refleksi dari siklus I. Prosedur penelitian pada
siklus II adalah :
a. Perencanaan
Pada siklus ini dilakukan identifikasi masalah dan mencari solusi pemecahan masalah
berdasarkan permasalahan yang terjadi pada siklus I. Setelah mencari solusi permasalahan,
langkah selanjutnya penelitian pengembangan program untuk siklus II.
b. Tindakan
Pelaksanaan program pada siklus II sama dengan tindakan pada siklus I tetapi
skenario pembelajaran sedikit berbeda, dimana pada siklus II ini lebih ditekankan untuk
perbaikan terhadap palaksanaan tindakan yang terjadi pada siklus I.
c. Observasi
Tahapan observasi II ini sama dengan pelaksanaan observasi pada siklus I.
d. Refleksi
Setelah dilakukan perencanaan, tindakan dan observasi maka selanjutnya dilakukan
refleksi. Refleksi dilakukan juga dengan proses perenungan dan berdiskusi dengan teman
sejawat. Pada tahap ini dilihat lagi apakah tujuan penelitian sudah tercapai atau masih ada
kelemahan dan kekurangan yang mana perlu dijadikan sebagai dasar perencanaan tindakan
pada siklus berikutnya.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebalumnya maka untuk mengamati
aktivitas belajar siswa peneliti menggunakan indikator aktivitas belajar. Adapun indikator
tersebut dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1: Indikator Aktivitas Belajar Siswa
No Indikator Aktivitas
1 Mendengarkan keterangan guru
2 Mencatat keterangan guru
3 Mengemukakan pendapat
4 Menanyakan materi yang tidak dimengerti
5 Menjawab pertanyaan
6 Membuat kesimpulan pelajaran
11. Sesuai dengan indikator tersebut didapat data observasi penelitian yang dilakukan pada
kelas VII-2 SMPN 22 Padang pada tiap-tiap siklus.
1. Siklus I
Tabel 2: Data hasil observasi aktivitas siswa ketika guru menyajikan materi di kelas VII-
2 SMPN 22 Padang
No Aktivitas siswa yang diamati
Jumlah siswa yang aktif
tiap pertemuan
Rata-
rata
I % II %
1 Mendengarkan keterangan guru 18 50 25 75,76 25,76
2 Mencatat keterangan guru 15 41,67 22 66,67 25
3 Mengemukakan pendapat 2 5,56 5 15,15 9,59
4 Menanyakan materi yang tidak
dimengerti
2 5,56 6 18,18 12,62
5 Menjawab pertanyaan 4 11,11 8 24,24 13,13
6 Membuat kesimpulan pelajaran 3 8,33 5 15,15 6,82
Jumlah siswa yang hadir 36 33
2. Siklus II
Tabel 3: Data hasil observasi aktivitas siswa ketika guru menyajikan materi di kelas VII-
2 SMP N 22 Padang
No Aktivitas siswa yang diamati
Jumlah siswa yang aktif
tiap pertemuan
Rata-
rata
I % II %
1 Mendengarkan keterangan guru 25 69,44 30 88,24 78,84
2 Mencatat keterangan guru 22 61,11 25 73,53 67,32
3 Mengemukakan pendapat 7 19,44 12 35,29 27,37
4 Menanyakan materi yang tidak
dimengerti
10 27,78 15 44,12 35,95
5 Menjawab pertanyaan 15 41,67 24 70,59 56,13
6 Membuat kesimpulan pelajaran 5 13,89 8 23,53 18,71
Jumlah siswa yang hadir 36 34
Sesuai dengan analisis data observasi penelitian yang dilakukan pada kelas VII-2 SMPN
22 Padang pada tiap-tiap siklus, ternyata dengan pemberian tes kecil dapat meningkatkan
12. aktivitas siswa dalam belajar. Dengan adanya pemberitahuan tentang pelaksanaan tes kecil pada
setiap akhir proses pembelajaran yang membuat siswa termotivasi sehingga aktivitasnya dalam
belajar meningkat.
Walaupun dalam pelaksanaan penelitian ini ditemukan beberapa hambatan khususnya
berhubungan dengan aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar pada siklus I yang
disebabkan oleh beberapa hal, seperti tidak adanya keberanian siswa untuk bertanya, belum
menguasai materi yang telah diajarkan dan takut kalau kesimpulannya salah.
Namun setelah dilakukan beberapa perubahan dalam proses belajar mengajar serta
memberikan motivasi yang lebih kepada siswa dengan pemberian tes kecil pada akhir proses
pembelajaran diikuti dengan pembahasannya, maka hambatan-hambatan yang ditemui pada
siklus I bisa diatasi.
Ini dapat dilihat pada siklus II dimana aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran
lebih baik dibandingkan pada siklus I. Dengan pemberian tes kecil tentang materi yang baru
diajarkan kepada siswa merupakan salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa,
dan mendorong semangat belajar siswa sehingga terjadilah peningkatan belajar yang diinginkan.
Maka untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, salah satu alternatif yang baik adalah
memotivasi siswa dengan melaksanakan tes kecil.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbandingan peningkatan aktivitas belajar siswa yang
telah dicapai tiap siklus pada tabel dibawah ini
Tabel 4: Perbandingan peningkatan aktivitas siswa yang telah dicapai tiap siklus
No Aktivitas siswa yang diamati
Siklus I
(%)
Siklus
II (%)
Peningkatan
(%)
1 Mendengarkan keterangan guru 25,76 78,84 53,06
2 Mencatat keterangan guru 25 67,32 42,32
3 Mengemukakan pendapat 9,59 27,37 17,78
4 Menanyakan materi yang tidak
dimengerti
12,62 35.95 23,33
5 Menjawab pertanyaan 13,13 56,13 43
6 Membuat kesimpulan pembelajaran 6,82 18,71 11,89
13. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan tes kecil setiap akhir
prosses pembelajaran yang dilakukan secara kontinu dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
belajar matematika. Hal tersebut terlihat dari perubahan-perubahan aktivitas siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran, karena siswa tahu bahwa di akhir jam pelajaran akan diadakan
tes, sehingga siswa lebih termotivasi dan berkonsentrasi pada pelajaran, pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Penggunaan tes kecil setiap akhir proses pembelajaran tentang materi
yang baru diajarkan pada siswa dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar dan
mendorong semangat belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat memberikan saran
sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika, untuk dapat melakukan tes kecil baik di awal ataupun di akhir
pembelajaran karena dapat meningkatkan aktivitas selama proses pembelajaran.
2. Bagi peneliti lain, agar melakukan penelitian pada materi lain dengan subjek penelitian
yang lebih besar.
14. DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1999. Teknik Belajar yang Efektif. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta
_________________. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Davies, K. I. 2000. Pengelolaan Belajar. Jakarta: CV. Rajawali
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Bumi Aksara
Slameto.(2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar dan Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta
Sugert, Kurt. 1999. Membina Hasrat Belajar di Sekolah. Bandung: Remaja Karya