SlideShare a Scribd company logo
PENELITIAN EKSPERIMEN DI BIDANG PENDIDIKAN

                                    Oleh : Prof. Supardi




                                        BAGIAN I



A. PENDAHULUAN

       Setiap guru yang telah senior merasakan bahwa kenaikan pangkat dari IIIa ke
       Pembina/IVa sangat mudah, cepat dan lancar tanpa dituntut persyaratan yang
       dapat memberatkan guru, akibatnya sangat banyak guru yang menduduki pangkat/
       jabatan tersebut. Sedangkan untuk menduduki Pembina Tk.I/gol. IVb harus
       memunyai nilai kredit pengembangan profesi. Mengapa banyak guru Pembina/gol.
       IVa usulan kenaikan pangkatnya banyak yang belum berhasil? Karena karya
       ilmiah (KTI) yang diusulkan belum memenuhi syarat, antara lain: (a)banyak KTI
       yang tidak asli, jiplakan, bukan buatan sendiri, (b) KTInya berisi uraian yang terlalu
       umum, tidak berkaitan dengan permasalahan atau kegiatan nyata yang dilakukan
       guru dalam mengembangakan profesinya, (c) sistematika tulisannya tidak
       mengikuti sistematika karya ilmiah.


       Apakah untuk naik ke Pembina Tk I/IVb melalui pengembangan profesi sangat
       berat? Sebenarnya tidak asalkan mau berusaha, belajar, dan menulis sesuai
       dengan profesinya sebagai guru. Apakah KTI merupakan satu-satunya kegiatan
       pengembangan profesi? Tidak, KTI bukan merupakan satu-satunya kegiatan
       pengembangan profesi guru. Namun, karena berbagai alasan yang antara lain
       belum jelasnya petunjuk operasional pelaksanaan dan penilaian dari kegiatan
       selain KTI, maka kegiatan pengembangan profesi sebagian terbesar dilakukan
       melalui KTI. Apa saja jenis KTI itu? KTI itu ada 7 jenis, yaitu penelitian, kajian


Kumpulan Materi Penelitian
Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd.
Dari : www.ktiguru.org
ilmiah     hasil    gagasan    sendiri,    ilmiah    populer,         makalah   seminar,    Buku
       pelajaran/modul, diktat pelajaran, dan Hasil terjemahan. Dari ketujuh jenis KTI itu,
       hasil penelitian yang mempunyai nilai kredit tertinggi, maka guru cenderung
       memilih jenis ini untuk kenaikan pangkatnya walaupun banyak yang belum
       menguasai cara/metode penelitiannya.


       Sebagai contoh; ada seorang guru menghadapi masalah proses pembelajaran di
       klas: siswa sulit memahami pokok bahasan pada pelajaran tertentu, sebagian
       besar siswa prestasi belajarnya rendah, tidak berani mengeluarkan pendapat,
       dan motivasi/minat belajar kurang. Timbul pertanyaan pernahkah guru mencari
       upaya untuk mengatasinya? Apa yang harus dilakukan guru? Apa tidak perlu
       dicari akar masalahnya? Apa guru tetap mengajar seperti biasanya dan masalah
       itu diabaikan? Tentunya tidak, dan ternyata umumnya guru sudah berupaya
       untuk     mengatasinya        dengan      berbagai    cara/metode/pendekatan           melalui
       perubahan cara mengajar seperti metode/pendekatan CTL (Contextual Teaching
       Learning), Quantum learing, cooperative learning, tutor sebaya, local material
       learning, dan lain-lain. Hasilnya menunjuk kan ada perubahan ke arah perbaikan
       Hal ini memberi gambaran bahwa guru tersebut sudah melakukan kegiatan
       pengembangan profesi, namun belum ditulis secara sistematis sehingga tidak
       punya bukti untuk diusulkan kenaikan pangkat melalui pengembangan profesi.
       Ada pula guru yang sepulang mengikuti Diklat, langsung mencoba metode
       mengajar yang baru saja diperolehnya, dan hasilnya memberikan kepuasan baik
       prestasi belajar, suasana belajar maupun keberanian bertanya, dan menambah
       percaya diri guru. Guru tersebut sudah melakukan kegiatan ilmiah, sudah
       melaksanakan pengembangan profesiya, namun lagi-lagi tidak ada bukti tertulis
       yang terdokumensi yang harus disampaikan waktu akan mengusulkan kenaikan
       pangkat.
       Pada waktu melihat prestasi siswanya rendah guru sudah berpikir bagaimana
       cara mengatasinya. Untuk itu, berdasarkan hasil diklat yang diikutinya, mereka
       ingin mencoba menerapkan melalui penelitian. Apakah hasil belajar siswa yang
       diajar    dengan      metode    belajar    yang     selama      ini    dilakukan   lebih   jelek



Kumpulan Materi Penelitian
Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd.
Dari : www.ktiguru.org
dibandingkan dengan metode baru yang diperoleh waktu diklat.                        Untuk
       mencoba guru tersebut tidak memahami jenis penelitian apa yang tepat
       digunakan untuk mengatasi masalah itu? Guru belum semua menguasai
       berbagai jenis penelitian. Jenis penelitian yang sering digunakan guru dalam
       mengatasi masalah pembelajaran adalah penelitian tindakan kelas, penelitian
       deskriptif, penelitian korelasional, dan penelitian eksperimen. Jenis pendekatan
       penelitian      yang      paling    tepat   untuk   merealisasi   kegiatan   guru   dalam
       membandingkan dua metode pembelajaran terhadap hasil belajar adalah melalui
       penelitian eksperimen.
       Apakah penelitian eksperimen itu? Apa tujuannya? Bagaimana cara melakukan
       yang benar? Bagaimana menulis laporan hasil penelitiannya agar memenuhi
       syarat dan dapat nilai kreditnya?. Marilah kita belajar bersama untuk memahami
       dan kemudian melaksanakan secara hati-hati dan terarah.

       Penelitian eksperimen (Experimental Research) kegiatan penelitian yang
       bertujuan       untuk     menilai     pengaruh      suatu   perlakuan/tindakan/treatment
       pendidikan terhadap tingkah laku siswa ata menguji hipotesis tentang ada-
       tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain.
       Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk
       meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu
       kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan
       perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dimaksudkan untuk
       menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan
       metode pemecahan soal) terhadap prestasi belajar matematika pada siswa SMU
       atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut
       bila dibandingkan dengan metode pemahaman konsep. Tindakan di dalam
       eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua
       variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya.
       Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada mengukur atau
       melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin
       menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau



Kumpulan Materi Penelitian
Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd.
Dari : www.ktiguru.org
berarti tidaknya) pengaruh tersebut bila dibandingkan dengan kelompok yang
       sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.


       Apakah perlu kelompok pembanding? Marilah kita renungkan jawaban ini.
       Proses yang disebabkan oleh satu macam tindakan/perlakuan, kita tidak pernah
       dapat menyatakan bahwa tindakan dan proses itu menghasilkan sesuatu yang
       lebih baik, kurang baik, dan kita baru dapat menyatakan kalau sudah
       dibandingkan dengan yang lain. Dari suatu tindakan kita hanya dapat
       menyatakan bahwa proses begini dan begitu itu akan menimbulkan gejala yang
       begini atau begitu. Gejala itu baru dapat dikatakan lebih baik jika gejala lain jadi
       ukuran sebagai pembanding. Karena itu dalam suatu eksperimen ilmiah dituntut
       sedikitnya dua grup, yang satu ditugaskan sebagai grup pembanding (control
       group), sedang grup yang satu lagi sebagai grup yang dibandingkan
       (experimental group).


       Bagaimana cara melaksanakan jenis penelitian eksperimen ini ?. Untuk
       melaksanakan suatu eksperimen yang baik, kita perlu memahami terlebih dahulu
       segala sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen eksperimen. Baik
       yang berkaitan dengan pola-pola eksperimen (design experimental), maupun
       penentuan kelompok eksperimen dan kontrol, bagaimana kondisi kedua
       kelompok sebelum eksperimen dilaksanakan, cara pelaksanaannya, kesesatan-
       kesesatan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen, cara pengumpulan
       data, dan teknik analisis statistik yang tepat digunakan. Hal itu semua, para
       guru dapat mempelajari, mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan penelitian
       itu, tanpa meninggalkan tugas sehari-hari di kelas.


B. MEMPERSIAPKAN EKSPERIMEN

       Marilah kita mempersiapkan penelitian eksperimen secara baik. Sebelum peneliti
       melaksanakan treatment/perlakuan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
       Sebagai      ilustrasi    seorang   guru   akan   mengadakan   percobaan    tentang


Kumpulan Materi Penelitian
Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd.
Dari : www.ktiguru.org
keampuhan dua metode mengajar dalam bidang Matematika, Mana di antara
       dua macam metode yang dapat memberikan prestasi belajar lebih baik (metode
       pemahaman konsep atau metode pemecahan soal). Karena, ditemukan selama
       guru menggunakan metode pemahaman konsep prestasi belajar siswanya
       belum menggembirakan.
       1. Langkah awal dijumpai ada problem terhadap prestasi belajar matematika
           yang selama ini diajarkan melalui metode pemahaman konsep. Seorang guru
           matematika waktu mengikuti diklat mendapat metode baru yaitu metode
           pemecahan soal“ muncul pertanyaan: manakah di antara dua metode
           pembelajaran Matematika yang dapat menumbuhkan prestasi belajar lebih
           baik?.
       2. Tujuannya: Untuk mengetahui apakah metode pemecahan soal lebih baik
           dalam mengembangkan kecakapan matematika dibandingkan dengan
           pemahaman konsep (Untuk mengetahui pengaruh metode pemecahan soal
           terhadap prestasi belajar matematika). Guru juga dapat mengetahui sikap
           siswa terhadap metode pembelajaran tersebut.
       3. Langkah berikutnya, mencari dasar teori yang berkaitan dengan variabel
           penelitian (metode pembelajaran pemecahan soal dan pemahaman konsep,
           serta prestasi belajar). Diupayakan adanya kerangka pemikiran yang
           mengarah pada simpulan bahwa metode pemecahan soal lebih baik dalam
           menanamkan pemahaman matematika dibandingkan             dengan metode
           pemahaman konsep.
       4. Selanjutnya, perlu dikemukakan hipotesisnya: “Metode pemecahan soal lebih
           baik dibandingkan metode pemahaman konsep dalam meningkatkan prestasi
           belajar matematika”. Hipotesis ini diperlukan untuk pedoman peneliti dalam
           merancang lebih lanjut..
       5. Langkah awal bagian metode penelitian adalah melakukan pengukuran
           kepada dua kelompok yang siswanya mempunyai kesamaan kemampuan
           /IQ dalam matematika. Dari dua kelompok yang sudah mempunyai
           kesamaan itu dipilih secara random untuk menentukan mana kelompok
           kontrol dan mana yang akan ditugaskan sebagai kelompok eksperimen.


Kumpulan Materi Penelitian
Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd.
Dari : www.ktiguru.org
6. Menentukan siapa guru yang akan ditugasi untuk mengajar pada masing-
           masing kelopok tersebut. Bilamana telah mendapatkan guru yang memiliki
           kualitas yang sama, dipilih secara random untuk ditugaskan ke kelompok
           eksperimen/kontrol. Kalau gurunya sama/satu orang, wajib menjaga
           obyektivitas dalam menerapkan kedua metode tersebut.
       7. Persiapkan materi ajar dan rincian tindakan yang akan dilakukan pada
           metode yang telah ditetapkan untuk kedua kelompok tersebut.


       Sesudah memahami langkah-langkah tersebut, kita perlu melihat kembali hal hal
       mendasar yang perlu diperhatikan sebelum eksperimen dilakukan. Kalau semua
       komponen tersebut sudah dipersiapkan dengan baik dan lengkap barulah
       mencoba menyusun rancangan/desain eksperimennya.



C. FAKTOR YANG PERLU DIKONTROL

       Sebelum eksperimen dilaksanakan ada berbagai faktor, variable, serta kondisi
       apa saja yang berkaitan dengan kegiatan eksperimen perlu diperhatikan. Hal ini
       untuk mengantisipasi adanya perbedaan sesudah eksperimen itu benar-benar
       disebabkan oleh metode bukan karena faktor lain. Faktor-faktor yang perlu
       diperhatikan antara lain sebagai berikut :
       a) Latar belakang kebudayaan. Pelajar yang mempunyai kebudayaan yang
           berbeda besar kemungkinan mempunyai sifat dan kebiasaan yang berbeda
           pula. Untuk itu perlu diperhatian agar adanya perbedaan bukan karena faktor
           ini tetapi faktor metode mengajarnya. Ada siswa yang setiap hari selalu
           belajar bersama dengan kakak-kakaknya, mengikuti pelajaran tambahan
           setiap sore.
       b) Dasar matematika; Sebelum eksperimen dimulai siswa masing-masing
           kelas/kelompok perlu diseimbangkan agar tidak terjadi salah satu kelas terdiri
           atas siswa yang pandai sedang lainnya terdiri atas siswa yang sedang dan




Kumpulan Materi Penelitian
Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd.
Dari : www.ktiguru.org
kurang pandai. Sehingga adanya perbedaan hasil akhir eksperimen bukan
           disebabkan oleh metode mengajar tetapi oleh kondisi siswa yang berbeda.
       c) Ruangan kelas. Ruangan kelas kedua calon kelompok eksperimen dan
           control itu harus dibuat sedemikian sehingga tidak ada perbedaan
           kebisingan, kepengapan, ventilasi, serta tata ruang lainnya.
       d) Waktu belajar: Perlu diperhatikan waktu berlangsungnya jam pelajaran,
           tidak diperkenankan kelompok eksperimen (E) masuk pagi kelompok control
           (K) masuk sore atau sebaliknya.Jika kelas E masuk pagi, kelas K harus
           masuk pagi, kalau kelas E masuk jam 8.00 kelas K tidak boleh masuk jam
           12.00, sehingga hasil eksperimen dikotori oleh faktor masuk sekolah. Jumlah
           jam kedua kelas/kelompok harus sama
       e) Cara mengajar : Metode-metode yang akan dicobakan harus ditetapkan
           dan dirancang lebih dahulu serta dijalankan secara tertib dan benar. Cara
           guru mengajar harus sesuai dengan pola yang ditetapkan dalam desain
           eksperimen yang dipersiapkan.
       f) Guru/pengajar : Latar belakang pendidikan, serta pengalaman mengajar di
           upayakan mempunyai derajat yang seimbang. Demikian tingkat kedisiplinan
           maupun kemampuannya.
       g) Lain-lain : walaupun peneliti sudah berupaya mengendalikan variable non
           eksperimen agar tidak memengaruhi hasil eksperimen, namun sering
           dijumpai adanya kejadian yang sulit dikontrol dan diprediksi, misalnya: tiba-
           tiba dijumpai adanya anak yang suka mengganggu jalannya pelajaran,
           sehingga memengaruhi temannya untuk tidak disiplin, atau terganggu
           konsentrasinya akibat ulah satu atau beberapa temannya. Dapat terjadi pula
           adanya pemberian bimbingan belajar di luar jam pelajaran, baik oleh anggota
           keluarga atau yang lain..
       Perlu disadari bahwa sebenarnya banyak sekali faktor yang mungkin dapat
       berpengaruh terhadap eksperimen. Oleh karena itu, peneliti eksperimen perlu
       hati-hati pada setiap langkah agar selalu memperhatikan adanya kemungkinan
       timbulnya kesesatan, dan ada upaya untuk mengendalikan.




Kumpulan Materi Penelitian
Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd.
Dari : www.ktiguru.org
D. KESESATAN DALAM EKSPERIMEN

       Segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor, perlakuan, atau
       tindakan yang diperkirakan dapat memengaruhi hasil eksperimen disebut
       variable. Dalam eksperimen selalu dibedakan adanya variable-variabel yang
       berkaitan secara langsung diberlakukan untuk mengetahui suatu keadaan
       tertentu dan diharapkan mendapatkan dampak/akibat dari eksperimen sering
       disebut variabel eksperimental atau treatment variable, dan variable yang
       tidak dengan sengaja dilakukan tetapi dapat memengaruhi hasil eksperimen
       disebut variabel noneksperimental. Variabel eksperimental adalah kondisi yang
       hendak      diteliti      bagaimana   pengaruhnya        terhadap   suatu     gejala.   Untuk
       mengetahui        pengaruh      varibel   itu,   kedua    kelompok    ,     yaitu   kelompok
       eksperimental dan kontrol dikenakan variabel eksperimen yang berbeda
       ( misalnya metode pemecahan soal untuk kelompok eksperimen dan metode
       pemahaman konsep untuk kelompok control) atau yang bervariasi.


       Variabel noneksperimental sebagian dapat dikontrol, baik untuk kelompok
       eksperimen maupun kelompok kontrol. Ini disebut variabel yang dikontrol atau
       controlled variabel. Akan tetapi sebagian lagi dari variabel non-eksperimen ada
       di luar kekuasaan eksperimen untuk dikontrol atau dikendalikan. Ini disebut
       variabel ekstrane atau extraneous variabel. Dalam setiap eksperimen, hasil
       yang berbeda pada kelompok eksperimen dan kontrol sebagian disebabkan oleh
       variabel eksperimental dan sebagian lagi karena pengaruh variabel ekstrane.
       Oleh karena itu, setiap guru yang akan melakukan eksperimen harus
       memprediksi akan munculnya variabel pengganggu ini.


       Adanya perbedaan hasil eksperimen yang dilakukan oleh peneliti/guru/
       pengawas dari kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, bukan secara
       mutlak disebabkan tindakan yang diberikan, tetapi sebagian lagi karena adanya
       variable luar/ekstrane yang ikut memengaruhinya. Besar kecilnya pengaruh



Kumpulan Materi Penelitian
Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd.
Dari : www.ktiguru.org
variable ekstrane yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan dengan yang
       diobservasi dalam hasil eksperimen disebut kesesatan atau errors. Dalam
       eksperimen dapat dijumpai adanya dua jenis kesesatan yaitu : (1) Kesesatan
       konstan, dan (2) Kesesatan tidak konstan (kesesatan kompensatoris).
       Kesesatan konstan merupakan pengaruh akibat variable ekstrane, yang selalu
       ada dalam setiap eksperimen. Variabel ini tidak dapat diketahui, tidak dapat
       diukur dan sulit untuk dikendalikan, serta tidak mudah untuk diperhitungkan dan
       dipisahkan dengan perbedaan hasil yang ditimbulkan oleh variable eksperimen.
       Sebagai contoh dari kesesatan konstan adalah sebagai berikut:
       Suatu penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu
       metode (pemecahan soal) terhadap prestasi belajar matematika. Prosedur
       eksperimen telah dilaksanakan sesuai dengan metodologis yang benar, maka
       peneliti berkeyakinan bahwa adanya perbedaan hasil belajar siswa nanti secara
       mutlak dipengaruhi oleh baiknya metode yang dilakukan. Ia tidak menyadari
       adanya berbagai variable yang mungkin dapat mengganggu proses dan hasil
       eksperimen. Variabel pengganggu kesesatan konstan; misalnya pada
       kelompok kontrol terdapat anak-anak/siswa yang pada sore hari ikut pelajaran
       tambahan/privat. Di samping itu, banyak orang tua/keluarga yang peduli sekali
       terhadap waktu dan kedisiplinan belajar anaknya, sehingga anak itu selalu
       diawasi orang tuanya. Ditinjau dari segi guru yang mengajar di kelompok kontrol
       mempunyai kecakapan mengajar, penguasaan bahan ajar, kepribadian, dan
       pendekatan kepada siswa sangat bagus. Alat untuk mengukur kemampuan
       siswa baru mampu mengukur sebagian dari kecakapan dan materi yang
       diajarkan. Variabel-variabel tersebut merupakan variable luar/ekstrane yang sulit
       diperhitungkan, sulit dikendalikan, sehingga disinilah muncul adanya kesesatan
       konstan.


       Dengan adanya kesesatan itu, akibatnya setelah data akhir eksperimen
       diperoleh dan dianalisis terjadi tidak adanya perbedaan antara hasil belajar
       matematika bagi siswa kelompok eksperimen yang diberi perlakukan metode A
       (pemecahan soal) dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode B



Kumpulan Materi Penelitian
Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd.
Dari : www.ktiguru.org
(pemahaman konsep). Mengapa hal ini terjadi ? Pada hal secara teori jelas
       bahwa metode pemecahan soal lebih baik dibandingkan dengan metode
       pemahaman konsep. Apa jawabannya? Hal ini terjadi karena banyaknya variabel
       luar/ekstrane yang muncul pada suatu kelompok tertentu pada saat waktu
       pelaksanaan eksperimen. Jadi hasil belajar pada siswa kelompok kontrol telah
       dicemar oleh varibel ekstrane yang peneliti tidak mampu memperhitungkan.
       Pada hal kalau eksperimen berjalan dengan mulus tanpa banyak dipengaruhi
       variable yang menyesatkan, besar kemungkinan metode yang dicobakan pada
       kelompok eksperimen akan mampu memberikan hasil belajar yang lebih baik.


       Kemudian, tindakan apa yang sebaiknya dilakukan guru yang akan melakukan
       eksperimen? Perlu mempersiapkan secara maksimal berbagai komponen
       yang berkaitan dengan metode yang akan dieksperimenkan pada bidang materi
       pelajaran tertentu, baik yang berkaitan dengan metode pembelajaran yang akan
       ditreatmenkan/diperlakukan, materi pelajaran, guru pelakasana tindakan, siswa
       yang dikenai tindakan, kondisi/situasi kelas, lingkungan belajar, maupun
       komponen lain yang mungkin dapat memengaruhi hasil eksperimen. Selama
       proses kegiatan ekperimen berlangsung, peneliti perlu memperhatikan adanya
       variabel lain yang dimungkinkan akan dapat mengganggu. Hal ini dilakukan
       untuk mengantisipasi munculnya variabel luar yang dapat menyesatkan hasil
       eksperimen.

       Kemudian, apa yang dimaksud dengan kesesatan tidak konstan itu?
       Kesesatan tidak konstan adalah kesesatan yang terjadi pada satu atau beberapa
       kelompok dalam suatu eksperimen, tetapi tidak terjadi pada satu kelompok lain.
       Kesesatan pada jenis ini ada kemungkinan untuk dapat diperhatikan atau
       dikendalikan pada waktu mempersiapkan eksperimen, atau menentukan pola
       eksperimen. Kesesatan tipe ini dapat dibedakan kedalam tiga jenis, yaitu:
       1). Kesesatan tipe S (Subyek).
       2). Kesesatan tipe G (Grup), dan
       3). Kesesatan tipe R (Replikasi).



Kumpulan Materi Penelitian
Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd.
Dari : www.ktiguru.org
Untuk mendapatkn pemahaman tentang beberpa tipe kesesatan tersebut di atas
       berikut ini disampaikan penjelasan singkatnya.


       a) Kesesaatan Tipe S
           Ciri khusus dari kesesatan adalah adanya fluktuasi subjeks sampling pada
           suatu penugasan subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok
           pembanding/kontrol pada suatu eksperimen. Kejadian ini kemungkinan
           muncul karena dalam salah satu atau kedua kelompok itu terhimpun
           beberapa orang dalam segi perimbangan menguntungkan salah satu dari
           kelompok. Misalnya, dalam suatu eksperimen yang ingin diketahui pengaruh
           metode terhadap hasil belajar matematika pada suatu kelas di sekolah dasar,
           mungkin sekali secara kebetulan pada kelas pembanding terhimpun siswa
           yang memiliki IQ yang tinggi dan rajin belajar.Setelah proses eksperimen
           berakhir, diadakan tes kepada kedua kedua kelompok secara bersamaan.
           Setelah diadakan analisis statistik dengan menggunakan uji t diperoleh
           kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh antara metode A dan
           metode B terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas tertentu pada
           SD tersebut. Mengapa demikian? Hal ini dapat disebabkan hasil belajar dari
           kedua kelompok eksperimen (kontrol dan eksperimen) bukan disebabkan
           oleh pengaruh metode, tetapi karena adanya perbedaan subyek (S) yang
           ditugasi pada kedua kelompok        tersebut. Maka dalam      pelaksanaan
           eksperimen, distribusi subyek yang akan ditugasi pada kelompok-kelompok
           eksperimen harus diseimbangkan, hal ini agar mendapatkan perhatian bagi
           para peneliti eksperimen pembelajaran.
       b) Kesesatan Tipe G
           Pada suatu eksperimen dapat terjadi adanya variabel-variabel luar yang
           mempengaruhi satu atau beberapa kelompok siswa dalam suatu kegiatan
           eksperimen, tetapi tidak menyangkut seluruh kelompok yang digunakan.
           Dalam suatu eksperimen bidang pembelajaran seorang guru yang ditugasi
           untuk mengajar dengan metode CTL (eksperimen), sedemikian baiknya
           sehingga memberikan pengaruh yang sangat sistematis terhadap prestasi



Kumpulan Materi Penelitian
Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd.
Dari : www.ktiguru.org
belajar siswa, dan sebaliknya di kelas lain, diajar oleh guru yang kurang
           mempunyai motivasi mengajar, kurang menguasai bahan ajar, dan bahkan
           kurang disiplin. Demikian pula kalau dalam suatu kelompok eksperimen
           terdapat siswa yang nakal, dan sering mengganggu teman waktu pelajaran
           sedang berlangsung, akan mempengaruhi hasil eksperimen pada kelas
           tersebut. Kalau hal ini terjadi maka kesesatan tipe G telah memengaruhi
           eksperimen, dan hasil eksperimen tersebut akan tercemari.
       c) Kesesatan Tipe R
           Ada pola eksperimen yang dilakukan terhadap beberapa eksperimen yang
           dilakukan secara serentak dengan menggunakan sample dari bermacam-
           macam        sub-populasi.   Pada   eksperimen   tersebut   disebut   Replikasi.
           Berdasarkan pada istilah inilah kesesatan tipe R ini muncul.
       Pada eksperimen-eksperimen yang menggunakan metode mengajar yang
       dilakukan beberapa kali umumnya dikerjakan seorang guru. Akan tetapi, guru lain
       juga dapat mereplika (mengulangi dalam keadaan yang sama) setelah memahami
       apa yang dilakukan oleh guru sebelumnya. Kesesatan tipe R ini terjadi bilamana
       variabel luar memberikan pengaruh secara sistematis terhadap satu replikasi,
       tetapi tidak memberikan pengaruh pada replikasi yang lain. Metode mengajar yang
       pernah diberikan sebelumnya mungkin memberikan landasan yang sangat
       menguntungkan bagi metode yang sedang dicobakan, dan tidak demikian halnya
       yang ada pada kondisi sebaliknya. Metode yang akan dicobakan ternyata sudah
       biasa diberikan, sehingga siswa pada sekolah itu akan mendapatkan prestasi
       belajar yang lebih baik daripada sekiranya mereka diajarkan dengan metode lain.
       Kalau eksperimen ini dilaksanakan pada suatu sekolah, maka perbedaan
       pengaruh variabel yang diobservasi dapat dianggap bebas dari kesesatan R itu.
       Tetapi kalau ditinjau dari segi banyaknya replikasi pada suatu eksperimen yang
       diadakan di beberapa sekolah, mungkin terjadi kesesatan tipe ini dan berpengaruh
       terhadap rerata dari variabel yang dieksperimenkan.




Kumpulan Materi Penelitian
Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd.
Dari : www.ktiguru.org

More Related Content

What's hot

contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematika
imam syafii
 
Peningkatan hasil belajar siswa
Peningkatan hasil belajar siswa Peningkatan hasil belajar siswa
Peningkatan hasil belajar siswa
sinupid
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...guestf6b63af
 
1401409017
14014090171401409017
1401409017
nailul faizah
 
Ptk mami2
Ptk mami2Ptk mami2
Ptk mami2
Diah Ngapain Si
 
Draf proposal tesis ahmad budi
Draf proposal tesis ahmad budiDraf proposal tesis ahmad budi
Draf proposal tesis ahmad budiAbdul Majid
 
Bab iii PTK seni rupa BePee NaiNs UNP
Bab iii PTK seni rupa BePee NaiNs UNPBab iii PTK seni rupa BePee NaiNs UNP
Bab iii PTK seni rupa BePee NaiNs UNP
BePee NaiNs
 
Bab i PTK Seni rupa BePee NaiNs UNP
Bab i PTK Seni rupa BePee NaiNs UNPBab i PTK Seni rupa BePee NaiNs UNP
Bab i PTK Seni rupa BePee NaiNs UNPBePee NaiNs
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
SMK Negeri 6 Malang
 
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xMeningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xfadhyl_bagenda
 
penelitian tindakan kelas (PTK)
penelitian tindakan kelas (PTK)penelitian tindakan kelas (PTK)
penelitian tindakan kelas (PTK)
Prasetyo Widodo
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptktonyvery
 
Ptk
PtkPtk
Analisis Skripsi
Analisis SkripsiAnalisis Skripsi
Analisis Skripsi
Diah Octavianty
 
PTK METODE NTH
PTK METODE NTHPTK METODE NTH
PTK METODE NTH
Terry Brengost
 
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) & contoh karya tulis ilmiah ( kti )
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) &  contoh karya tulis ilmiah ( kti )Penelitian tindakan kelas ( ptk ) &  contoh karya tulis ilmiah ( kti )
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) & contoh karya tulis ilmiah ( kti )
makciak
 
Artikel837 e9d4db2138a1debceccee85e23a7c
Artikel837 e9d4db2138a1debceccee85e23a7cArtikel837 e9d4db2138a1debceccee85e23a7c
Artikel837 e9d4db2138a1debceccee85e23a7c
Purwati Handayani
 
Artikel hubungan pemberian_reward_terhadap_minat_belajar_siswa_kelas_iv_pada_...
Artikel hubungan pemberian_reward_terhadap_minat_belajar_siswa_kelas_iv_pada_...Artikel hubungan pemberian_reward_terhadap_minat_belajar_siswa_kelas_iv_pada_...
Artikel hubungan pemberian_reward_terhadap_minat_belajar_siswa_kelas_iv_pada_...
okyana dewi gendari
 

What's hot (20)

contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematika
 
Peningkatan hasil belajar siswa
Peningkatan hasil belajar siswa Peningkatan hasil belajar siswa
Peningkatan hasil belajar siswa
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
 
1401409017
14014090171401409017
1401409017
 
Ptk mami2
Ptk mami2Ptk mami2
Ptk mami2
 
Draf proposal tesis ahmad budi
Draf proposal tesis ahmad budiDraf proposal tesis ahmad budi
Draf proposal tesis ahmad budi
 
Pp jurnal
Pp jurnalPp jurnal
Pp jurnal
 
Bab iii PTK seni rupa BePee NaiNs UNP
Bab iii PTK seni rupa BePee NaiNs UNPBab iii PTK seni rupa BePee NaiNs UNP
Bab iii PTK seni rupa BePee NaiNs UNP
 
Bab i PTK Seni rupa BePee NaiNs UNP
Bab i PTK Seni rupa BePee NaiNs UNPBab i PTK Seni rupa BePee NaiNs UNP
Bab i PTK Seni rupa BePee NaiNs UNP
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xMeningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
 
penelitian tindakan kelas (PTK)
penelitian tindakan kelas (PTK)penelitian tindakan kelas (PTK)
penelitian tindakan kelas (PTK)
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Analisis Skripsi
Analisis SkripsiAnalisis Skripsi
Analisis Skripsi
 
PTK METODE NTH
PTK METODE NTHPTK METODE NTH
PTK METODE NTH
 
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) & contoh karya tulis ilmiah ( kti )
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) &  contoh karya tulis ilmiah ( kti )Penelitian tindakan kelas ( ptk ) &  contoh karya tulis ilmiah ( kti )
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) & contoh karya tulis ilmiah ( kti )
 
Artikel837 e9d4db2138a1debceccee85e23a7c
Artikel837 e9d4db2138a1debceccee85e23a7cArtikel837 e9d4db2138a1debceccee85e23a7c
Artikel837 e9d4db2138a1debceccee85e23a7c
 
Artikel hubungan pemberian_reward_terhadap_minat_belajar_siswa_kelas_iv_pada_...
Artikel hubungan pemberian_reward_terhadap_minat_belajar_siswa_kelas_iv_pada_...Artikel hubungan pemberian_reward_terhadap_minat_belajar_siswa_kelas_iv_pada_...
Artikel hubungan pemberian_reward_terhadap_minat_belajar_siswa_kelas_iv_pada_...
 

Viewers also liked

Kimia Kelas X "Eksperimen Kepolaran beberapa senyawa"
Kimia Kelas X "Eksperimen Kepolaran beberapa senyawa"Kimia Kelas X "Eksperimen Kepolaran beberapa senyawa"
Kimia Kelas X "Eksperimen Kepolaran beberapa senyawa"
Syifa Sahaliya
 
Powerpoint seminar proposalku
Powerpoint seminar proposalkuPowerpoint seminar proposalku
Powerpoint seminar proposalkuNur Asiah
 
Bab 5. Udara Di Sekeliling Kita
Bab 5. Udara Di Sekeliling KitaBab 5. Udara Di Sekeliling Kita
Bab 5. Udara Di Sekeliling Kita
Safwan Yusuf
 
Experimental Research Overview
Experimental Research OverviewExperimental Research Overview
Experimental Research Overview
Mary Macin
 
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Ahmad Said
 

Viewers also liked (6)

Proposal Penelitian Eksperimen
Proposal Penelitian EksperimenProposal Penelitian Eksperimen
Proposal Penelitian Eksperimen
 
Kimia Kelas X "Eksperimen Kepolaran beberapa senyawa"
Kimia Kelas X "Eksperimen Kepolaran beberapa senyawa"Kimia Kelas X "Eksperimen Kepolaran beberapa senyawa"
Kimia Kelas X "Eksperimen Kepolaran beberapa senyawa"
 
Powerpoint seminar proposalku
Powerpoint seminar proposalkuPowerpoint seminar proposalku
Powerpoint seminar proposalku
 
Bab 5. Udara Di Sekeliling Kita
Bab 5. Udara Di Sekeliling KitaBab 5. Udara Di Sekeliling Kita
Bab 5. Udara Di Sekeliling Kita
 
Experimental Research Overview
Experimental Research OverviewExperimental Research Overview
Experimental Research Overview
 
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
 

Similar to Penelitian eksperimen

Penelitian tindakan-kelas-ptk-contoh-karya-tulis-ilmiah-kti
Penelitian tindakan-kelas-ptk-contoh-karya-tulis-ilmiah-ktiPenelitian tindakan-kelas-ptk-contoh-karya-tulis-ilmiah-kti
Penelitian tindakan-kelas-ptk-contoh-karya-tulis-ilmiah-kti
Ariska Armaya
 
Penelitian tindakan kelas (ptk)
Penelitian tindakan kelas (ptk)Penelitian tindakan kelas (ptk)
Penelitian tindakan kelas (ptk)
Hida II
 
Ptk hasil unduh
Ptk hasil unduhPtk hasil unduh
Ptk hasil unduhnanitriani
 
1. konsep dasar penelitian tindakan kelas
1. konsep dasar penelitian tindakan kelas1. konsep dasar penelitian tindakan kelas
1. konsep dasar penelitian tindakan kelas
STAISARTugasKuliah
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptkaljauzy
 
makalah_penelitian_tindakan_kelas.docx
makalah_penelitian_tindakan_kelas.docxmakalah_penelitian_tindakan_kelas.docx
makalah_penelitian_tindakan_kelas.docx
ArieVianty
 
Penelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelasPenelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelas
Nia Piliang
 
Implementasi penelitian tindakan kelas
Implementasi penelitian tindakan kelasImplementasi penelitian tindakan kelas
Implementasi penelitian tindakan kelassmkfarmasi
 
Konsep teori dan contoh PTK
Konsep teori dan contoh PTKKonsep teori dan contoh PTK
Konsep teori dan contoh PTK
Aida Dwi Astuti
 
Penelitian tindakan kelas doc
Penelitian tindakan kelas docPenelitian tindakan kelas doc
Penelitian tindakan kelas docAl Barokah
 
Proces Penelitian ACTION Kelas doc
Proces Penelitian ACTION Kelas docProces Penelitian ACTION Kelas doc
Proces Penelitian ACTION Kelas doc
Al Barokah
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiWarnet Raha
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Septian Muna Barakati
 
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)rsd kol abundjani
 
Ulasan Buku
Ulasan BukuUlasan Buku
Ulasan Bukurusbiah
 
MAKALAH PTK KELOMPOK 6 Azis.docx
MAKALAH PTK KELOMPOK 6 Azis.docxMAKALAH PTK KELOMPOK 6 Azis.docx
MAKALAH PTK KELOMPOK 6 Azis.docx
DinaAuliyaRahma
 

Similar to Penelitian eksperimen (20)

Penelitian tindakan-kelas-ptk-contoh-karya-tulis-ilmiah-kti
Penelitian tindakan-kelas-ptk-contoh-karya-tulis-ilmiah-ktiPenelitian tindakan-kelas-ptk-contoh-karya-tulis-ilmiah-kti
Penelitian tindakan-kelas-ptk-contoh-karya-tulis-ilmiah-kti
 
Penelitian tindakan kelas (ptk)
Penelitian tindakan kelas (ptk)Penelitian tindakan kelas (ptk)
Penelitian tindakan kelas (ptk)
 
Ptk hasil unduh
Ptk hasil unduhPtk hasil unduh
Ptk hasil unduh
 
1. konsep dasar penelitian tindakan kelas
1. konsep dasar penelitian tindakan kelas1. konsep dasar penelitian tindakan kelas
1. konsep dasar penelitian tindakan kelas
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptk
 
makalah_penelitian_tindakan_kelas.docx
makalah_penelitian_tindakan_kelas.docxmakalah_penelitian_tindakan_kelas.docx
makalah_penelitian_tindakan_kelas.docx
 
Penelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelasPenelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelas
 
Implementasi penelitian tindakan kelas
Implementasi penelitian tindakan kelasImplementasi penelitian tindakan kelas
Implementasi penelitian tindakan kelas
 
Konsep teori dan contoh PTK
Konsep teori dan contoh PTKKonsep teori dan contoh PTK
Konsep teori dan contoh PTK
 
Penelitian tindakan kelas doc
Penelitian tindakan kelas docPenelitian tindakan kelas doc
Penelitian tindakan kelas doc
 
Proces Penelitian ACTION Kelas doc
Proces Penelitian ACTION Kelas docProces Penelitian ACTION Kelas doc
Proces Penelitian ACTION Kelas doc
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
 
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
 
Ulasan Buku
Ulasan BukuUlasan Buku
Ulasan Buku
 
Powerpoint presentasi ptk-cetak
Powerpoint presentasi ptk-cetakPowerpoint presentasi ptk-cetak
Powerpoint presentasi ptk-cetak
 
MAKALAH PTK KELOMPOK 6 Azis.docx
MAKALAH PTK KELOMPOK 6 Azis.docxMAKALAH PTK KELOMPOK 6 Azis.docx
MAKALAH PTK KELOMPOK 6 Azis.docx
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiMakalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
 

Penelitian eksperimen

  • 1. PENELITIAN EKSPERIMEN DI BIDANG PENDIDIKAN Oleh : Prof. Supardi BAGIAN I A. PENDAHULUAN Setiap guru yang telah senior merasakan bahwa kenaikan pangkat dari IIIa ke Pembina/IVa sangat mudah, cepat dan lancar tanpa dituntut persyaratan yang dapat memberatkan guru, akibatnya sangat banyak guru yang menduduki pangkat/ jabatan tersebut. Sedangkan untuk menduduki Pembina Tk.I/gol. IVb harus memunyai nilai kredit pengembangan profesi. Mengapa banyak guru Pembina/gol. IVa usulan kenaikan pangkatnya banyak yang belum berhasil? Karena karya ilmiah (KTI) yang diusulkan belum memenuhi syarat, antara lain: (a)banyak KTI yang tidak asli, jiplakan, bukan buatan sendiri, (b) KTInya berisi uraian yang terlalu umum, tidak berkaitan dengan permasalahan atau kegiatan nyata yang dilakukan guru dalam mengembangakan profesinya, (c) sistematika tulisannya tidak mengikuti sistematika karya ilmiah. Apakah untuk naik ke Pembina Tk I/IVb melalui pengembangan profesi sangat berat? Sebenarnya tidak asalkan mau berusaha, belajar, dan menulis sesuai dengan profesinya sebagai guru. Apakah KTI merupakan satu-satunya kegiatan pengembangan profesi? Tidak, KTI bukan merupakan satu-satunya kegiatan pengembangan profesi guru. Namun, karena berbagai alasan yang antara lain belum jelasnya petunjuk operasional pelaksanaan dan penilaian dari kegiatan selain KTI, maka kegiatan pengembangan profesi sebagian terbesar dilakukan melalui KTI. Apa saja jenis KTI itu? KTI itu ada 7 jenis, yaitu penelitian, kajian Kumpulan Materi Penelitian Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd. Dari : www.ktiguru.org
  • 2. ilmiah hasil gagasan sendiri, ilmiah populer, makalah seminar, Buku pelajaran/modul, diktat pelajaran, dan Hasil terjemahan. Dari ketujuh jenis KTI itu, hasil penelitian yang mempunyai nilai kredit tertinggi, maka guru cenderung memilih jenis ini untuk kenaikan pangkatnya walaupun banyak yang belum menguasai cara/metode penelitiannya. Sebagai contoh; ada seorang guru menghadapi masalah proses pembelajaran di klas: siswa sulit memahami pokok bahasan pada pelajaran tertentu, sebagian besar siswa prestasi belajarnya rendah, tidak berani mengeluarkan pendapat, dan motivasi/minat belajar kurang. Timbul pertanyaan pernahkah guru mencari upaya untuk mengatasinya? Apa yang harus dilakukan guru? Apa tidak perlu dicari akar masalahnya? Apa guru tetap mengajar seperti biasanya dan masalah itu diabaikan? Tentunya tidak, dan ternyata umumnya guru sudah berupaya untuk mengatasinya dengan berbagai cara/metode/pendekatan melalui perubahan cara mengajar seperti metode/pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning), Quantum learing, cooperative learning, tutor sebaya, local material learning, dan lain-lain. Hasilnya menunjuk kan ada perubahan ke arah perbaikan Hal ini memberi gambaran bahwa guru tersebut sudah melakukan kegiatan pengembangan profesi, namun belum ditulis secara sistematis sehingga tidak punya bukti untuk diusulkan kenaikan pangkat melalui pengembangan profesi. Ada pula guru yang sepulang mengikuti Diklat, langsung mencoba metode mengajar yang baru saja diperolehnya, dan hasilnya memberikan kepuasan baik prestasi belajar, suasana belajar maupun keberanian bertanya, dan menambah percaya diri guru. Guru tersebut sudah melakukan kegiatan ilmiah, sudah melaksanakan pengembangan profesiya, namun lagi-lagi tidak ada bukti tertulis yang terdokumensi yang harus disampaikan waktu akan mengusulkan kenaikan pangkat. Pada waktu melihat prestasi siswanya rendah guru sudah berpikir bagaimana cara mengatasinya. Untuk itu, berdasarkan hasil diklat yang diikutinya, mereka ingin mencoba menerapkan melalui penelitian. Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan metode belajar yang selama ini dilakukan lebih jelek Kumpulan Materi Penelitian Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd. Dari : www.ktiguru.org
  • 3. dibandingkan dengan metode baru yang diperoleh waktu diklat. Untuk mencoba guru tersebut tidak memahami jenis penelitian apa yang tepat digunakan untuk mengatasi masalah itu? Guru belum semua menguasai berbagai jenis penelitian. Jenis penelitian yang sering digunakan guru dalam mengatasi masalah pembelajaran adalah penelitian tindakan kelas, penelitian deskriptif, penelitian korelasional, dan penelitian eksperimen. Jenis pendekatan penelitian yang paling tepat untuk merealisasi kegiatan guru dalam membandingkan dua metode pembelajaran terhadap hasil belajar adalah melalui penelitian eksperimen. Apakah penelitian eksperimen itu? Apa tujuannya? Bagaimana cara melakukan yang benar? Bagaimana menulis laporan hasil penelitiannya agar memenuhi syarat dan dapat nilai kreditnya?. Marilah kita belajar bersama untuk memahami dan kemudian melaksanakan secara hati-hati dan terarah. Penelitian eksperimen (Experimental Research) kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa ata menguji hipotesis tentang ada- tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dimaksudkan untuk menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan metode pemecahan soal) terhadap prestasi belajar matematika pada siswa SMU atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut bila dibandingkan dengan metode pemahaman konsep. Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau Kumpulan Materi Penelitian Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd. Dari : www.ktiguru.org
  • 4. berarti tidaknya) pengaruh tersebut bila dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda. Apakah perlu kelompok pembanding? Marilah kita renungkan jawaban ini. Proses yang disebabkan oleh satu macam tindakan/perlakuan, kita tidak pernah dapat menyatakan bahwa tindakan dan proses itu menghasilkan sesuatu yang lebih baik, kurang baik, dan kita baru dapat menyatakan kalau sudah dibandingkan dengan yang lain. Dari suatu tindakan kita hanya dapat menyatakan bahwa proses begini dan begitu itu akan menimbulkan gejala yang begini atau begitu. Gejala itu baru dapat dikatakan lebih baik jika gejala lain jadi ukuran sebagai pembanding. Karena itu dalam suatu eksperimen ilmiah dituntut sedikitnya dua grup, yang satu ditugaskan sebagai grup pembanding (control group), sedang grup yang satu lagi sebagai grup yang dibandingkan (experimental group). Bagaimana cara melaksanakan jenis penelitian eksperimen ini ?. Untuk melaksanakan suatu eksperimen yang baik, kita perlu memahami terlebih dahulu segala sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen eksperimen. Baik yang berkaitan dengan pola-pola eksperimen (design experimental), maupun penentuan kelompok eksperimen dan kontrol, bagaimana kondisi kedua kelompok sebelum eksperimen dilaksanakan, cara pelaksanaannya, kesesatan- kesesatan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen, cara pengumpulan data, dan teknik analisis statistik yang tepat digunakan. Hal itu semua, para guru dapat mempelajari, mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan penelitian itu, tanpa meninggalkan tugas sehari-hari di kelas. B. MEMPERSIAPKAN EKSPERIMEN Marilah kita mempersiapkan penelitian eksperimen secara baik. Sebelum peneliti melaksanakan treatment/perlakuan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Sebagai ilustrasi seorang guru akan mengadakan percobaan tentang Kumpulan Materi Penelitian Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd. Dari : www.ktiguru.org
  • 5. keampuhan dua metode mengajar dalam bidang Matematika, Mana di antara dua macam metode yang dapat memberikan prestasi belajar lebih baik (metode pemahaman konsep atau metode pemecahan soal). Karena, ditemukan selama guru menggunakan metode pemahaman konsep prestasi belajar siswanya belum menggembirakan. 1. Langkah awal dijumpai ada problem terhadap prestasi belajar matematika yang selama ini diajarkan melalui metode pemahaman konsep. Seorang guru matematika waktu mengikuti diklat mendapat metode baru yaitu metode pemecahan soal“ muncul pertanyaan: manakah di antara dua metode pembelajaran Matematika yang dapat menumbuhkan prestasi belajar lebih baik?. 2. Tujuannya: Untuk mengetahui apakah metode pemecahan soal lebih baik dalam mengembangkan kecakapan matematika dibandingkan dengan pemahaman konsep (Untuk mengetahui pengaruh metode pemecahan soal terhadap prestasi belajar matematika). Guru juga dapat mengetahui sikap siswa terhadap metode pembelajaran tersebut. 3. Langkah berikutnya, mencari dasar teori yang berkaitan dengan variabel penelitian (metode pembelajaran pemecahan soal dan pemahaman konsep, serta prestasi belajar). Diupayakan adanya kerangka pemikiran yang mengarah pada simpulan bahwa metode pemecahan soal lebih baik dalam menanamkan pemahaman matematika dibandingkan dengan metode pemahaman konsep. 4. Selanjutnya, perlu dikemukakan hipotesisnya: “Metode pemecahan soal lebih baik dibandingkan metode pemahaman konsep dalam meningkatkan prestasi belajar matematika”. Hipotesis ini diperlukan untuk pedoman peneliti dalam merancang lebih lanjut.. 5. Langkah awal bagian metode penelitian adalah melakukan pengukuran kepada dua kelompok yang siswanya mempunyai kesamaan kemampuan /IQ dalam matematika. Dari dua kelompok yang sudah mempunyai kesamaan itu dipilih secara random untuk menentukan mana kelompok kontrol dan mana yang akan ditugaskan sebagai kelompok eksperimen. Kumpulan Materi Penelitian Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd. Dari : www.ktiguru.org
  • 6. 6. Menentukan siapa guru yang akan ditugasi untuk mengajar pada masing- masing kelopok tersebut. Bilamana telah mendapatkan guru yang memiliki kualitas yang sama, dipilih secara random untuk ditugaskan ke kelompok eksperimen/kontrol. Kalau gurunya sama/satu orang, wajib menjaga obyektivitas dalam menerapkan kedua metode tersebut. 7. Persiapkan materi ajar dan rincian tindakan yang akan dilakukan pada metode yang telah ditetapkan untuk kedua kelompok tersebut. Sesudah memahami langkah-langkah tersebut, kita perlu melihat kembali hal hal mendasar yang perlu diperhatikan sebelum eksperimen dilakukan. Kalau semua komponen tersebut sudah dipersiapkan dengan baik dan lengkap barulah mencoba menyusun rancangan/desain eksperimennya. C. FAKTOR YANG PERLU DIKONTROL Sebelum eksperimen dilaksanakan ada berbagai faktor, variable, serta kondisi apa saja yang berkaitan dengan kegiatan eksperimen perlu diperhatikan. Hal ini untuk mengantisipasi adanya perbedaan sesudah eksperimen itu benar-benar disebabkan oleh metode bukan karena faktor lain. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut : a) Latar belakang kebudayaan. Pelajar yang mempunyai kebudayaan yang berbeda besar kemungkinan mempunyai sifat dan kebiasaan yang berbeda pula. Untuk itu perlu diperhatian agar adanya perbedaan bukan karena faktor ini tetapi faktor metode mengajarnya. Ada siswa yang setiap hari selalu belajar bersama dengan kakak-kakaknya, mengikuti pelajaran tambahan setiap sore. b) Dasar matematika; Sebelum eksperimen dimulai siswa masing-masing kelas/kelompok perlu diseimbangkan agar tidak terjadi salah satu kelas terdiri atas siswa yang pandai sedang lainnya terdiri atas siswa yang sedang dan Kumpulan Materi Penelitian Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd. Dari : www.ktiguru.org
  • 7. kurang pandai. Sehingga adanya perbedaan hasil akhir eksperimen bukan disebabkan oleh metode mengajar tetapi oleh kondisi siswa yang berbeda. c) Ruangan kelas. Ruangan kelas kedua calon kelompok eksperimen dan control itu harus dibuat sedemikian sehingga tidak ada perbedaan kebisingan, kepengapan, ventilasi, serta tata ruang lainnya. d) Waktu belajar: Perlu diperhatikan waktu berlangsungnya jam pelajaran, tidak diperkenankan kelompok eksperimen (E) masuk pagi kelompok control (K) masuk sore atau sebaliknya.Jika kelas E masuk pagi, kelas K harus masuk pagi, kalau kelas E masuk jam 8.00 kelas K tidak boleh masuk jam 12.00, sehingga hasil eksperimen dikotori oleh faktor masuk sekolah. Jumlah jam kedua kelas/kelompok harus sama e) Cara mengajar : Metode-metode yang akan dicobakan harus ditetapkan dan dirancang lebih dahulu serta dijalankan secara tertib dan benar. Cara guru mengajar harus sesuai dengan pola yang ditetapkan dalam desain eksperimen yang dipersiapkan. f) Guru/pengajar : Latar belakang pendidikan, serta pengalaman mengajar di upayakan mempunyai derajat yang seimbang. Demikian tingkat kedisiplinan maupun kemampuannya. g) Lain-lain : walaupun peneliti sudah berupaya mengendalikan variable non eksperimen agar tidak memengaruhi hasil eksperimen, namun sering dijumpai adanya kejadian yang sulit dikontrol dan diprediksi, misalnya: tiba- tiba dijumpai adanya anak yang suka mengganggu jalannya pelajaran, sehingga memengaruhi temannya untuk tidak disiplin, atau terganggu konsentrasinya akibat ulah satu atau beberapa temannya. Dapat terjadi pula adanya pemberian bimbingan belajar di luar jam pelajaran, baik oleh anggota keluarga atau yang lain.. Perlu disadari bahwa sebenarnya banyak sekali faktor yang mungkin dapat berpengaruh terhadap eksperimen. Oleh karena itu, peneliti eksperimen perlu hati-hati pada setiap langkah agar selalu memperhatikan adanya kemungkinan timbulnya kesesatan, dan ada upaya untuk mengendalikan. Kumpulan Materi Penelitian Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd. Dari : www.ktiguru.org
  • 8. D. KESESATAN DALAM EKSPERIMEN Segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor, perlakuan, atau tindakan yang diperkirakan dapat memengaruhi hasil eksperimen disebut variable. Dalam eksperimen selalu dibedakan adanya variable-variabel yang berkaitan secara langsung diberlakukan untuk mengetahui suatu keadaan tertentu dan diharapkan mendapatkan dampak/akibat dari eksperimen sering disebut variabel eksperimental atau treatment variable, dan variable yang tidak dengan sengaja dilakukan tetapi dapat memengaruhi hasil eksperimen disebut variabel noneksperimental. Variabel eksperimental adalah kondisi yang hendak diteliti bagaimana pengaruhnya terhadap suatu gejala. Untuk mengetahui pengaruh varibel itu, kedua kelompok , yaitu kelompok eksperimental dan kontrol dikenakan variabel eksperimen yang berbeda ( misalnya metode pemecahan soal untuk kelompok eksperimen dan metode pemahaman konsep untuk kelompok control) atau yang bervariasi. Variabel noneksperimental sebagian dapat dikontrol, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Ini disebut variabel yang dikontrol atau controlled variabel. Akan tetapi sebagian lagi dari variabel non-eksperimen ada di luar kekuasaan eksperimen untuk dikontrol atau dikendalikan. Ini disebut variabel ekstrane atau extraneous variabel. Dalam setiap eksperimen, hasil yang berbeda pada kelompok eksperimen dan kontrol sebagian disebabkan oleh variabel eksperimental dan sebagian lagi karena pengaruh variabel ekstrane. Oleh karena itu, setiap guru yang akan melakukan eksperimen harus memprediksi akan munculnya variabel pengganggu ini. Adanya perbedaan hasil eksperimen yang dilakukan oleh peneliti/guru/ pengawas dari kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, bukan secara mutlak disebabkan tindakan yang diberikan, tetapi sebagian lagi karena adanya variable luar/ekstrane yang ikut memengaruhinya. Besar kecilnya pengaruh Kumpulan Materi Penelitian Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd. Dari : www.ktiguru.org
  • 9. variable ekstrane yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan dengan yang diobservasi dalam hasil eksperimen disebut kesesatan atau errors. Dalam eksperimen dapat dijumpai adanya dua jenis kesesatan yaitu : (1) Kesesatan konstan, dan (2) Kesesatan tidak konstan (kesesatan kompensatoris). Kesesatan konstan merupakan pengaruh akibat variable ekstrane, yang selalu ada dalam setiap eksperimen. Variabel ini tidak dapat diketahui, tidak dapat diukur dan sulit untuk dikendalikan, serta tidak mudah untuk diperhitungkan dan dipisahkan dengan perbedaan hasil yang ditimbulkan oleh variable eksperimen. Sebagai contoh dari kesesatan konstan adalah sebagai berikut: Suatu penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu metode (pemecahan soal) terhadap prestasi belajar matematika. Prosedur eksperimen telah dilaksanakan sesuai dengan metodologis yang benar, maka peneliti berkeyakinan bahwa adanya perbedaan hasil belajar siswa nanti secara mutlak dipengaruhi oleh baiknya metode yang dilakukan. Ia tidak menyadari adanya berbagai variable yang mungkin dapat mengganggu proses dan hasil eksperimen. Variabel pengganggu kesesatan konstan; misalnya pada kelompok kontrol terdapat anak-anak/siswa yang pada sore hari ikut pelajaran tambahan/privat. Di samping itu, banyak orang tua/keluarga yang peduli sekali terhadap waktu dan kedisiplinan belajar anaknya, sehingga anak itu selalu diawasi orang tuanya. Ditinjau dari segi guru yang mengajar di kelompok kontrol mempunyai kecakapan mengajar, penguasaan bahan ajar, kepribadian, dan pendekatan kepada siswa sangat bagus. Alat untuk mengukur kemampuan siswa baru mampu mengukur sebagian dari kecakapan dan materi yang diajarkan. Variabel-variabel tersebut merupakan variable luar/ekstrane yang sulit diperhitungkan, sulit dikendalikan, sehingga disinilah muncul adanya kesesatan konstan. Dengan adanya kesesatan itu, akibatnya setelah data akhir eksperimen diperoleh dan dianalisis terjadi tidak adanya perbedaan antara hasil belajar matematika bagi siswa kelompok eksperimen yang diberi perlakukan metode A (pemecahan soal) dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode B Kumpulan Materi Penelitian Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd. Dari : www.ktiguru.org
  • 10. (pemahaman konsep). Mengapa hal ini terjadi ? Pada hal secara teori jelas bahwa metode pemecahan soal lebih baik dibandingkan dengan metode pemahaman konsep. Apa jawabannya? Hal ini terjadi karena banyaknya variabel luar/ekstrane yang muncul pada suatu kelompok tertentu pada saat waktu pelaksanaan eksperimen. Jadi hasil belajar pada siswa kelompok kontrol telah dicemar oleh varibel ekstrane yang peneliti tidak mampu memperhitungkan. Pada hal kalau eksperimen berjalan dengan mulus tanpa banyak dipengaruhi variable yang menyesatkan, besar kemungkinan metode yang dicobakan pada kelompok eksperimen akan mampu memberikan hasil belajar yang lebih baik. Kemudian, tindakan apa yang sebaiknya dilakukan guru yang akan melakukan eksperimen? Perlu mempersiapkan secara maksimal berbagai komponen yang berkaitan dengan metode yang akan dieksperimenkan pada bidang materi pelajaran tertentu, baik yang berkaitan dengan metode pembelajaran yang akan ditreatmenkan/diperlakukan, materi pelajaran, guru pelakasana tindakan, siswa yang dikenai tindakan, kondisi/situasi kelas, lingkungan belajar, maupun komponen lain yang mungkin dapat memengaruhi hasil eksperimen. Selama proses kegiatan ekperimen berlangsung, peneliti perlu memperhatikan adanya variabel lain yang dimungkinkan akan dapat mengganggu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi munculnya variabel luar yang dapat menyesatkan hasil eksperimen. Kemudian, apa yang dimaksud dengan kesesatan tidak konstan itu? Kesesatan tidak konstan adalah kesesatan yang terjadi pada satu atau beberapa kelompok dalam suatu eksperimen, tetapi tidak terjadi pada satu kelompok lain. Kesesatan pada jenis ini ada kemungkinan untuk dapat diperhatikan atau dikendalikan pada waktu mempersiapkan eksperimen, atau menentukan pola eksperimen. Kesesatan tipe ini dapat dibedakan kedalam tiga jenis, yaitu: 1). Kesesatan tipe S (Subyek). 2). Kesesatan tipe G (Grup), dan 3). Kesesatan tipe R (Replikasi). Kumpulan Materi Penelitian Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd. Dari : www.ktiguru.org
  • 11. Untuk mendapatkn pemahaman tentang beberpa tipe kesesatan tersebut di atas berikut ini disampaikan penjelasan singkatnya. a) Kesesaatan Tipe S Ciri khusus dari kesesatan adalah adanya fluktuasi subjeks sampling pada suatu penugasan subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok pembanding/kontrol pada suatu eksperimen. Kejadian ini kemungkinan muncul karena dalam salah satu atau kedua kelompok itu terhimpun beberapa orang dalam segi perimbangan menguntungkan salah satu dari kelompok. Misalnya, dalam suatu eksperimen yang ingin diketahui pengaruh metode terhadap hasil belajar matematika pada suatu kelas di sekolah dasar, mungkin sekali secara kebetulan pada kelas pembanding terhimpun siswa yang memiliki IQ yang tinggi dan rajin belajar.Setelah proses eksperimen berakhir, diadakan tes kepada kedua kedua kelompok secara bersamaan. Setelah diadakan analisis statistik dengan menggunakan uji t diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh antara metode A dan metode B terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas tertentu pada SD tersebut. Mengapa demikian? Hal ini dapat disebabkan hasil belajar dari kedua kelompok eksperimen (kontrol dan eksperimen) bukan disebabkan oleh pengaruh metode, tetapi karena adanya perbedaan subyek (S) yang ditugasi pada kedua kelompok tersebut. Maka dalam pelaksanaan eksperimen, distribusi subyek yang akan ditugasi pada kelompok-kelompok eksperimen harus diseimbangkan, hal ini agar mendapatkan perhatian bagi para peneliti eksperimen pembelajaran. b) Kesesatan Tipe G Pada suatu eksperimen dapat terjadi adanya variabel-variabel luar yang mempengaruhi satu atau beberapa kelompok siswa dalam suatu kegiatan eksperimen, tetapi tidak menyangkut seluruh kelompok yang digunakan. Dalam suatu eksperimen bidang pembelajaran seorang guru yang ditugasi untuk mengajar dengan metode CTL (eksperimen), sedemikian baiknya sehingga memberikan pengaruh yang sangat sistematis terhadap prestasi Kumpulan Materi Penelitian Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd. Dari : www.ktiguru.org
  • 12. belajar siswa, dan sebaliknya di kelas lain, diajar oleh guru yang kurang mempunyai motivasi mengajar, kurang menguasai bahan ajar, dan bahkan kurang disiplin. Demikian pula kalau dalam suatu kelompok eksperimen terdapat siswa yang nakal, dan sering mengganggu teman waktu pelajaran sedang berlangsung, akan mempengaruhi hasil eksperimen pada kelas tersebut. Kalau hal ini terjadi maka kesesatan tipe G telah memengaruhi eksperimen, dan hasil eksperimen tersebut akan tercemari. c) Kesesatan Tipe R Ada pola eksperimen yang dilakukan terhadap beberapa eksperimen yang dilakukan secara serentak dengan menggunakan sample dari bermacam- macam sub-populasi. Pada eksperimen tersebut disebut Replikasi. Berdasarkan pada istilah inilah kesesatan tipe R ini muncul. Pada eksperimen-eksperimen yang menggunakan metode mengajar yang dilakukan beberapa kali umumnya dikerjakan seorang guru. Akan tetapi, guru lain juga dapat mereplika (mengulangi dalam keadaan yang sama) setelah memahami apa yang dilakukan oleh guru sebelumnya. Kesesatan tipe R ini terjadi bilamana variabel luar memberikan pengaruh secara sistematis terhadap satu replikasi, tetapi tidak memberikan pengaruh pada replikasi yang lain. Metode mengajar yang pernah diberikan sebelumnya mungkin memberikan landasan yang sangat menguntungkan bagi metode yang sedang dicobakan, dan tidak demikian halnya yang ada pada kondisi sebaliknya. Metode yang akan dicobakan ternyata sudah biasa diberikan, sehingga siswa pada sekolah itu akan mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik daripada sekiranya mereka diajarkan dengan metode lain. Kalau eksperimen ini dilaksanakan pada suatu sekolah, maka perbedaan pengaruh variabel yang diobservasi dapat dianggap bebas dari kesesatan R itu. Tetapi kalau ditinjau dari segi banyaknya replikasi pada suatu eksperimen yang diadakan di beberapa sekolah, mungkin terjadi kesesatan tipe ini dan berpengaruh terhadap rerata dari variabel yang dieksperimenkan. Kumpulan Materi Penelitian Dihimpun Oleh : SUMARSO, S.Pd. Dari : www.ktiguru.org