SlideShare a Scribd company logo
PSIKOLOGI KONSELING
Karakteristik dan Dimensi Hubungan
dalam Konseling
Kelompok 7
Rina Susanti 201301500300
Kristiana 201301500395
Ahmad Faruqi 201301500293
Dalam hubungan konseling ada klien yang
tidak bersedia melakukan hubungan
interpersonal yang efektif. Tugas dari para
konselor adalah menciptakan hubungan yang
baik dengan klien, sehingga antara keduanya
merasa nyaman.
Menurut Pepinsky (1954) hubungan atau
relationship berarti hubungan yang mengacu
kepada pengaruh elemen-elemen emosional
dari suatu interaksi, di mana hubungan ini
didasarkan pada observasi terhadap sikap
atau tingkah laku klien.
Dalam teori yang sebenarnya, hubungan
berarti menyediakan suatu jembatan dasar
untuk mengaktualisasikan kepribadian dari
dua orang untuk menciptakan suatu kontak.
Keseimbangan Objektivitas dan
Subjektivitas
• objektivitas dalam
Konseling
• objektivitas dalam
proses konseling mempert
imbangkan semua aspek
(konselor dan klien) yang
menyangkut aspek afeksi
dan kognitif (ekspresi,
perasaan dan sikap)
meliputi suasana:
– Ramah,sopan dan santun
– Berempati
– Saling menghargai dan
menghormati
– Tersenyum dan lain-lain
• Subyektifitas dalam
konseling
• Subyektifitas menunjukan
semua aspek hubungan
yang di tandai dengan segi
kehangatan psikologis
antara lain:
– Perhatian
– Penuh rasa persahabatan
– Keakraban
– Control emosional
Keseimbangan Kejelasan dan
Kesamaran
 Kejelasan Dalam Proses Konseling
• kejelasan dalam proses konseling Bordin (1955),
menyatakan ambiguitas merupakan karakteristik dari
suatu situasi stimulus di mana orang-orang merespon
secara berbeda dan tidak ada respon yang jelas
ditunjukkan.
• Misalnya, konselor berperilaku lebih seperti seorang
teman dibanding seorang konselor. Jika konselor terlalu
ramah dengan klien dalam arti bahwa mereka
membiarkan diri mereka dikenal terlalu dini serta-di
gambarkan kepribadian,
• konselor akan menemukan bahwa mereka merasa
terdorong untuk “bertindak sendiri” terlalu kuat dalam
situasi wawancara.
Kesamar-samaran dalam proses konseling
• Proses konseling tidak mampu di bedakan
dengan hubungan lain karena di akibatkan
terlalu dekatnya hubungan klien dengan
konselor. contohnya:
1) teman/ sahabat
2) suami/ istri
3) oramg tua/ anak
4) mantan pacar/ istri/ suami dll.
Keseimbangan Tanggung jawab
konselor dan Klien
• Tanggung jawab konselor:
1) Kesediaan membantu klien /
konseling dengan sebaik-
baiknya
2) Mengupayakan pelayanan
konseling yang prima
3) Taat kepada kode etik
pelayanan konseling.
• Tanggung jawab
konseli/klien
1) Klien menyadari bahwa
dirinya bermasalah
2) Klien menyadari bahwa
dirinya memerlukan
bantuan untuk
mengetaskan masalah
yang di alaminya.
3) Klien terlibat secara aktif
dalam proses pemberian
bantuan ( dalam hal ini
konseling perorangan).
Keseimbangan Kognitif dan Afektif
• Aspek kognitif dalam proses
konseling ,semua aktifitas
(koselor/klien) yang
menyangkut proses
intelektual,meliputi suasana:
– Memikirkan
– Menganalisir
– Menafsirkan
• Aspek afeksioanl dalam proses
dalam proses konseling semua
aktif (konselor dan klien) yang
menyangkut aspek afeksi dan
kognitif (ekspresi, perasaan
dan sikap) meliputi suasana
– Ramah,sopan dan santun
– Berempati
– Saling menghargai dan
menghormati
– Tersenyum dan lain-lain
Keseimbangan aspek kognitif dan afeksi dalam proses
konseling membantu klien untuk meyakini bahwa
berpikir dapat ditantang dan diubah.Upaya dalam proses
konseling untuk mengembangkan kemampuan klien
dalam mengentaskan masalahnya harus diimbangi
dengan kemampuan atau kecakapan klien maupun
konselor.
Lanjutan...
• Empatik
Suasana Empatik :
a) Penghargaan
b) Kebersamaan
c) Kasih saying dan
kelembutan
d) Kedekatan dan
kehangatan
e) Komunikasi
 Spontanitas dan Kepekaan
Respon spontanitas konselor dalam konseling:
a) Dibutuhkan
b) Tulus,tidak kaku dan tidak sembarangan
c) Mudah di pahami klien
d) Bukan kritikan dan tidak menyakiti
perasaan klien
e) Bersifat membangun
 Kepekaan dalam koseling
a) Kondisi fisisk dan psikis konselor-
klien/konseli
b) Latar belakang budaya konselor –
klien/konseli
c) Tata ruangan dan suasan konseling
d) Teknik/pendekatan yang di gunakan
e) Alternative bantuan
Penerimaan dan Perlakuan
• Pengalaman penerimaan klien terlihat misalnya :
seperti perasaan memahami, cinta dan kepedulian.
Perilaku ini merupakan penerimaan yang positif
adalah keseimbangan dasar dari cinta altruistik
(Sorokin 1950).
• Juga memperhatikan dalam melakukan perlakuan
sbb:
– Kondisi/keadaan klien/konseli itu sendiri
– Niat klien /konseli untuk datang dan bertemu konselor
– Kesunguhan klien untuk merubah ke kondisi yang lebih
baik
Kehangatan dan Kesepahaman
 Kehangatan
Kehangatan diperlukan
dalam konseling karena :
• Dapat mencairkan
kebekuan suasana.
• Mengundang untuk berbagi
pengalaman emosional.
• Memungkinkan klien
menjadi hangat dengan
dirinya sendiri.
• Konseor yang memiliki
kehangatan, menunjukan
kualitas sebgai berikut :
– Mendapat kehangatan yang
cukup dalam kehidupan
pribadinya.
– Dapat membedakan
kehangatan dan kelembaban.
– Tidak menakutkan dan
membiarkan orang merasa
nyaman dengan
kehadirannya.
• Memiliki sentuhan
manusiawi yang mendalam
terhadap kemanusiaannya.
• Pemahaman dalam
konseling membantu
konseli agar memiliki
pemahaman terhadap
dirinya (potensinya) dan
lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan,
dan norma agama).
Melalui konseling, klien
memahami seluk-beluk
masalah yang dialami
secara mendalam dan
komprehensif, serta
positif dan dinamis
(fungsi pemahaman).
• Pemahaman dan
pengentasan masalah
merupakan fokus yang
sangat khas, kongkrit
dan langsung ditangani
dalam layanan
konseling.
Transparansi dan Fleksibelitas
• Transparansi, sikap
keterbukaan
memungkinkan konselor
dan klien untuk menjalin
hubungan psikologis yang
lebih dekat satu sama
lainnya di dalam proses
konseling.
• Konselor yang menutup
atau menyembunyikan
bagian-bagian dirinya
terhadap klien dapat
menghalangi terjadinya
relasi yang lebih dekat.
• Fleksibilitas artinya
konseling dirancang dan
dikembangkan dengan
memperhatikan perbedaan
individual klien. Atas dasar
prinsip ini, klien dapat
merasakan bahwa konseling
yang diterimanya sesuai
dengan kebutuhan mereka.
Kesimpulan
Inti dari proses terapeutik adalah hubungan yang
dibangun antara konselor dan klien. Dalam hubungan
konseling ada klien yang tidak bersedia melakukan
hubungan interpersonal yang efektif. Hubungan
konseling tersebut dapat di lakukan dengan
keseimbangan, antara objektifitas dan subjektifitas,
kesamaran dan kejelasan, tanggung jawab antara
konselor dan konseli/klien, kognitif dan afektif dan
adanya dimensi hubungan juga yang berpengaruh,
serta empati, spontanitas dan kepekaan, penerimaan
dan perlakuan, kehangatan dan kesepahaman,
transparansi serta fleksibelitas dalam proses konseling.
Psikologi konseling - Karaketristik dan Dimensi Hubungan dalam Konseling

More Related Content

What's hot

Pendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasPendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitas
IFTITAH INDRIANI
 
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
Nur Arifaizal Basri
 
PENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITAPENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITA
Nur Arifaizal Basri
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaNur Arifaizal Basri
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)
Mustaqim Furohman
 
BK Lintas Budaya
BK Lintas BudayaBK Lintas Budaya
BK Lintas Budaya
Reni H_dika BK
 
Pendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factorPendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factor
Winda Lukitasari
 
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)mncgita
 
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingPengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Deniganteng93
 
Contoh RPL konseling kelompok
Contoh RPL konseling kelompokContoh RPL konseling kelompok
Contoh RPL konseling kelompok
Nur Arifaizal Basri
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)coryditapratiwi
 
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELINGPETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
Nur Arifaizal Basri
 
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BKstandar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BKDina Haya Sufya
 
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga Novianita Novianita
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
Nur Arifaizal Basri
 
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungMakalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
RoyNal Rois Al-Khalim
 
Makalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiMakalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiIrvan Khoerul
 

What's hot (20)

Pendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasPendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitas
 
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
 
PENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITAPENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITA
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)
 
BK Lintas Budaya
BK Lintas BudayaBK Lintas Budaya
BK Lintas Budaya
 
Pendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factorPendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factor
 
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
 
Peta Kognitif Client Centered
Peta Kognitif Client CenteredPeta Kognitif Client Centered
Peta Kognitif Client Centered
 
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingPengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan Konesing
 
Contoh RPL konseling kelompok
Contoh RPL konseling kelompokContoh RPL konseling kelompok
Contoh RPL konseling kelompok
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)
 
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELINGPETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
 
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BKstandar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
 
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
 
Penstrukturan
PenstrukturanPenstrukturan
Penstrukturan
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
 
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungMakalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
 
Makalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiMakalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologi
 

Similar to Psikologi konseling - Karaketristik dan Dimensi Hubungan dalam Konseling

peta kognitif
peta kognitif peta kognitif
peta kognitif
herry17
 
Ikd 2 konseling dalam keperawatan
Ikd 2   konseling dalam keperawatanIkd 2   konseling dalam keperawatan
Ikd 2 konseling dalam keperawatanCahya
 
Konselor kunci (jordan)
Konselor kunci  (jordan)Konselor kunci  (jordan)
Konselor kunci (jordan)Kirenius Wadu
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konseling
JenyHarianto08
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konseling
JenyHarianto08
 
Pert.iv
Pert.ivPert.iv
Pert.iv
Heri Yanti
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
AfifFikri11
 
Etika profesional konseling agama
Etika profesional konseling agamaEtika profesional konseling agama
Etika profesional konseling agama
bkupstegal
 
Bab 2 Kaunseling
Bab 2    KaunselingBab 2    Kaunseling
Bab 2 Kaunseling
Fathmalyn Abdullah
 
Etika profesional konseling dengan pendekatan agama
Etika profesional konseling dengan pendekatan agamaEtika profesional konseling dengan pendekatan agama
Etika profesional konseling dengan pendekatan agama
AULIA RIZKA NOVIYANTI
 
Pengertian dan tujuan layanan konseling traumatik
Pengertian dan tujuan layanan konseling traumatikPengertian dan tujuan layanan konseling traumatik
Pengertian dan tujuan layanan konseling traumatikKepli Mancs
 
Pengertian dan tujuan layanan konseling traumatik
Pengertian dan tujuan layanan konseling traumatikPengertian dan tujuan layanan konseling traumatik
Pengertian dan tujuan layanan konseling traumatikKepli Mancs
 
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunselingPSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunselingAmin Upsi
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) Kristyawan Sutriyanto
 
Teknik, tahap dan ciri konseling - nabila a 186110753.pptx
Teknik, tahap dan ciri konseling - nabila a 186110753.pptxTeknik, tahap dan ciri konseling - nabila a 186110753.pptx
Teknik, tahap dan ciri konseling - nabila a 186110753.pptx
NabilaAlFarouqi2
 
PRINSIP KONSELING.pptx
PRINSIP KONSELING.pptxPRINSIP KONSELING.pptx
PRINSIP KONSELING.pptx
ShofiyahKhoirunnisa
 
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)Herney Aqilah Kay
 
Pertemuan II psikolog konseling
Pertemuan II psikolog konselingPertemuan II psikolog konseling
Pertemuan II psikolog konseling
Heri Yanti
 

Similar to Psikologi konseling - Karaketristik dan Dimensi Hubungan dalam Konseling (20)

peta kognitif
peta kognitif peta kognitif
peta kognitif
 
Ikd 2 konseling dalam keperawatan
Ikd 2   konseling dalam keperawatanIkd 2   konseling dalam keperawatan
Ikd 2 konseling dalam keperawatan
 
Konselor kunci (jordan)
Konselor kunci  (jordan)Konselor kunci  (jordan)
Konselor kunci (jordan)
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konseling
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konseling
 
Pert.iv
Pert.ivPert.iv
Pert.iv
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Etika profesional konseling agama
Etika profesional konseling agamaEtika profesional konseling agama
Etika profesional konseling agama
 
Bab 2 Kaunseling
Bab 2    KaunselingBab 2    Kaunseling
Bab 2 Kaunseling
 
Etika profesional konseling dengan pendekatan agama
Etika profesional konseling dengan pendekatan agamaEtika profesional konseling dengan pendekatan agama
Etika profesional konseling dengan pendekatan agama
 
Pengertian dan tujuan layanan konseling traumatik
Pengertian dan tujuan layanan konseling traumatikPengertian dan tujuan layanan konseling traumatik
Pengertian dan tujuan layanan konseling traumatik
 
Pengertian dan tujuan layanan konseling traumatik
Pengertian dan tujuan layanan konseling traumatikPengertian dan tujuan layanan konseling traumatik
Pengertian dan tujuan layanan konseling traumatik
 
Wz manual kaunselor
Wz manual kaunselorWz manual kaunselor
Wz manual kaunselor
 
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunselingPSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
 
Teknik, tahap dan ciri konseling - nabila a 186110753.pptx
Teknik, tahap dan ciri konseling - nabila a 186110753.pptxTeknik, tahap dan ciri konseling - nabila a 186110753.pptx
Teknik, tahap dan ciri konseling - nabila a 186110753.pptx
 
Trait and-factor
Trait and-factorTrait and-factor
Trait and-factor
 
PRINSIP KONSELING.pptx
PRINSIP KONSELING.pptxPRINSIP KONSELING.pptx
PRINSIP KONSELING.pptx
 
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
 
Pertemuan II psikolog konseling
Pertemuan II psikolog konselingPertemuan II psikolog konseling
Pertemuan II psikolog konseling
 

More from tianachris

Masalah dan kesulitan belajar pengumpulan data untuk siswa berkesulitan belajar
Masalah dan kesulitan belajar  pengumpulan data untuk siswa berkesulitan belajarMasalah dan kesulitan belajar  pengumpulan data untuk siswa berkesulitan belajar
Masalah dan kesulitan belajar pengumpulan data untuk siswa berkesulitan belajar
tianachris
 
Bimbingan & konseling karir 2
Bimbingan & konseling karir 2Bimbingan & konseling karir 2
Bimbingan & konseling karir 2
tianachris
 
Perkembangan individu 1 & 2
Perkembangan individu 1 & 2Perkembangan individu 1 & 2
Perkembangan individu 1 & 2
tianachris
 
Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Penderitaan
Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan PenderitaanIlmu Budaya Dasar - Manusia dan Penderitaan
Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Penderitaan
tianachris
 
Pertumbuhan dan Perkembangan peserta didik
Pertumbuhan dan Perkembangan peserta didikPertumbuhan dan Perkembangan peserta didik
Pertumbuhan dan Perkembangan peserta didik
tianachris
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
tianachris
 
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistem
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistemMateri Mengelola sistem kearsipan dan filing sistem
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistem
tianachris
 
Ilmu Kealaman Dasar : Ekosistem
Ilmu Kealaman Dasar : EkosistemIlmu Kealaman Dasar : Ekosistem
Ilmu Kealaman Dasar : Ekosistem
tianachris
 

More from tianachris (8)

Masalah dan kesulitan belajar pengumpulan data untuk siswa berkesulitan belajar
Masalah dan kesulitan belajar  pengumpulan data untuk siswa berkesulitan belajarMasalah dan kesulitan belajar  pengumpulan data untuk siswa berkesulitan belajar
Masalah dan kesulitan belajar pengumpulan data untuk siswa berkesulitan belajar
 
Bimbingan & konseling karir 2
Bimbingan & konseling karir 2Bimbingan & konseling karir 2
Bimbingan & konseling karir 2
 
Perkembangan individu 1 & 2
Perkembangan individu 1 & 2Perkembangan individu 1 & 2
Perkembangan individu 1 & 2
 
Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Penderitaan
Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan PenderitaanIlmu Budaya Dasar - Manusia dan Penderitaan
Ilmu Budaya Dasar - Manusia dan Penderitaan
 
Pertumbuhan dan Perkembangan peserta didik
Pertumbuhan dan Perkembangan peserta didikPertumbuhan dan Perkembangan peserta didik
Pertumbuhan dan Perkembangan peserta didik
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistem
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistemMateri Mengelola sistem kearsipan dan filing sistem
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistem
 
Ilmu Kealaman Dasar : Ekosistem
Ilmu Kealaman Dasar : EkosistemIlmu Kealaman Dasar : Ekosistem
Ilmu Kealaman Dasar : Ekosistem
 

Recently uploaded

PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 

Psikologi konseling - Karaketristik dan Dimensi Hubungan dalam Konseling

  • 1. PSIKOLOGI KONSELING Karakteristik dan Dimensi Hubungan dalam Konseling Kelompok 7 Rina Susanti 201301500300 Kristiana 201301500395 Ahmad Faruqi 201301500293
  • 2. Dalam hubungan konseling ada klien yang tidak bersedia melakukan hubungan interpersonal yang efektif. Tugas dari para konselor adalah menciptakan hubungan yang baik dengan klien, sehingga antara keduanya merasa nyaman. Menurut Pepinsky (1954) hubungan atau relationship berarti hubungan yang mengacu kepada pengaruh elemen-elemen emosional dari suatu interaksi, di mana hubungan ini didasarkan pada observasi terhadap sikap atau tingkah laku klien. Dalam teori yang sebenarnya, hubungan berarti menyediakan suatu jembatan dasar untuk mengaktualisasikan kepribadian dari dua orang untuk menciptakan suatu kontak.
  • 3. Keseimbangan Objektivitas dan Subjektivitas • objektivitas dalam Konseling • objektivitas dalam proses konseling mempert imbangkan semua aspek (konselor dan klien) yang menyangkut aspek afeksi dan kognitif (ekspresi, perasaan dan sikap) meliputi suasana: – Ramah,sopan dan santun – Berempati – Saling menghargai dan menghormati – Tersenyum dan lain-lain • Subyektifitas dalam konseling • Subyektifitas menunjukan semua aspek hubungan yang di tandai dengan segi kehangatan psikologis antara lain: – Perhatian – Penuh rasa persahabatan – Keakraban – Control emosional
  • 4. Keseimbangan Kejelasan dan Kesamaran  Kejelasan Dalam Proses Konseling • kejelasan dalam proses konseling Bordin (1955), menyatakan ambiguitas merupakan karakteristik dari suatu situasi stimulus di mana orang-orang merespon secara berbeda dan tidak ada respon yang jelas ditunjukkan. • Misalnya, konselor berperilaku lebih seperti seorang teman dibanding seorang konselor. Jika konselor terlalu ramah dengan klien dalam arti bahwa mereka membiarkan diri mereka dikenal terlalu dini serta-di gambarkan kepribadian, • konselor akan menemukan bahwa mereka merasa terdorong untuk “bertindak sendiri” terlalu kuat dalam situasi wawancara.
  • 5. Kesamar-samaran dalam proses konseling • Proses konseling tidak mampu di bedakan dengan hubungan lain karena di akibatkan terlalu dekatnya hubungan klien dengan konselor. contohnya: 1) teman/ sahabat 2) suami/ istri 3) oramg tua/ anak 4) mantan pacar/ istri/ suami dll.
  • 6. Keseimbangan Tanggung jawab konselor dan Klien • Tanggung jawab konselor: 1) Kesediaan membantu klien / konseling dengan sebaik- baiknya 2) Mengupayakan pelayanan konseling yang prima 3) Taat kepada kode etik pelayanan konseling. • Tanggung jawab konseli/klien 1) Klien menyadari bahwa dirinya bermasalah 2) Klien menyadari bahwa dirinya memerlukan bantuan untuk mengetaskan masalah yang di alaminya. 3) Klien terlibat secara aktif dalam proses pemberian bantuan ( dalam hal ini konseling perorangan).
  • 7. Keseimbangan Kognitif dan Afektif • Aspek kognitif dalam proses konseling ,semua aktifitas (koselor/klien) yang menyangkut proses intelektual,meliputi suasana: – Memikirkan – Menganalisir – Menafsirkan • Aspek afeksioanl dalam proses dalam proses konseling semua aktif (konselor dan klien) yang menyangkut aspek afeksi dan kognitif (ekspresi, perasaan dan sikap) meliputi suasana – Ramah,sopan dan santun – Berempati – Saling menghargai dan menghormati – Tersenyum dan lain-lain Keseimbangan aspek kognitif dan afeksi dalam proses konseling membantu klien untuk meyakini bahwa berpikir dapat ditantang dan diubah.Upaya dalam proses konseling untuk mengembangkan kemampuan klien dalam mengentaskan masalahnya harus diimbangi dengan kemampuan atau kecakapan klien maupun konselor.
  • 8. Lanjutan... • Empatik Suasana Empatik : a) Penghargaan b) Kebersamaan c) Kasih saying dan kelembutan d) Kedekatan dan kehangatan e) Komunikasi  Spontanitas dan Kepekaan Respon spontanitas konselor dalam konseling: a) Dibutuhkan b) Tulus,tidak kaku dan tidak sembarangan c) Mudah di pahami klien d) Bukan kritikan dan tidak menyakiti perasaan klien e) Bersifat membangun  Kepekaan dalam koseling a) Kondisi fisisk dan psikis konselor- klien/konseli b) Latar belakang budaya konselor – klien/konseli c) Tata ruangan dan suasan konseling d) Teknik/pendekatan yang di gunakan e) Alternative bantuan
  • 9. Penerimaan dan Perlakuan • Pengalaman penerimaan klien terlihat misalnya : seperti perasaan memahami, cinta dan kepedulian. Perilaku ini merupakan penerimaan yang positif adalah keseimbangan dasar dari cinta altruistik (Sorokin 1950). • Juga memperhatikan dalam melakukan perlakuan sbb: – Kondisi/keadaan klien/konseli itu sendiri – Niat klien /konseli untuk datang dan bertemu konselor – Kesunguhan klien untuk merubah ke kondisi yang lebih baik
  • 10. Kehangatan dan Kesepahaman  Kehangatan Kehangatan diperlukan dalam konseling karena : • Dapat mencairkan kebekuan suasana. • Mengundang untuk berbagi pengalaman emosional. • Memungkinkan klien menjadi hangat dengan dirinya sendiri. • Konseor yang memiliki kehangatan, menunjukan kualitas sebgai berikut : – Mendapat kehangatan yang cukup dalam kehidupan pribadinya. – Dapat membedakan kehangatan dan kelembaban. – Tidak menakutkan dan membiarkan orang merasa nyaman dengan kehadirannya. • Memiliki sentuhan manusiawi yang mendalam terhadap kemanusiaannya.
  • 11. • Pemahaman dalam konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Melalui konseling, klien memahami seluk-beluk masalah yang dialami secara mendalam dan komprehensif, serta positif dan dinamis (fungsi pemahaman). • Pemahaman dan pengentasan masalah merupakan fokus yang sangat khas, kongkrit dan langsung ditangani dalam layanan konseling.
  • 12. Transparansi dan Fleksibelitas • Transparansi, sikap keterbukaan memungkinkan konselor dan klien untuk menjalin hubungan psikologis yang lebih dekat satu sama lainnya di dalam proses konseling. • Konselor yang menutup atau menyembunyikan bagian-bagian dirinya terhadap klien dapat menghalangi terjadinya relasi yang lebih dekat. • Fleksibilitas artinya konseling dirancang dan dikembangkan dengan memperhatikan perbedaan individual klien. Atas dasar prinsip ini, klien dapat merasakan bahwa konseling yang diterimanya sesuai dengan kebutuhan mereka.
  • 13. Kesimpulan Inti dari proses terapeutik adalah hubungan yang dibangun antara konselor dan klien. Dalam hubungan konseling ada klien yang tidak bersedia melakukan hubungan interpersonal yang efektif. Hubungan konseling tersebut dapat di lakukan dengan keseimbangan, antara objektifitas dan subjektifitas, kesamaran dan kejelasan, tanggung jawab antara konselor dan konseli/klien, kognitif dan afektif dan adanya dimensi hubungan juga yang berpengaruh, serta empati, spontanitas dan kepekaan, penerimaan dan perlakuan, kehangatan dan kesepahaman, transparansi serta fleksibelitas dalam proses konseling.